Judul Tugas
Kelas
Dosen
:
:
Daerah
Agribisnis D
Dr. Ir. Tuti Karyani, MS.
Nur Syamsiyah, SP., MP.
Nama
Chairun Nisa Asnawi
Gelda Amalia Hasanah
Luthfiyah
Devina Sela Almadia
Anita Cicilia Harimurti
NPM
150610120127
150610120136
150610120140
150610120144
150610120154
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JATINANGOR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya dan tanpa
hambatan yang berarti. Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Ibu
Dr. Ir. Tuti Karyani, MS. dan Ibu Nur Syamsiyah, SP., MP. yang senantiasa
mengajari dan membimbing kami hingga selesainya makalah kami ini dengan
tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan menyelesaikan tugas mata kuliah
Perencanaan Pembangunan Pertanian dan Perdesaan (Pendekatan Ekonomi
dan Spasial). Makalah ini memberikan pengetahuan mengenai unsur pelaku,
unsur kegiatan dan unsur pendukung dalam perencanaan dan pengembangan
suatu daerah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah selalu memberkati apa yang kita kerjakan. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
2.1 Rencana Pembangunan Padang Bay City...............................................................
2.1.1 Unsur Pelaku Rencana Pembangunan Padang Bay City.................................
2.1.2 Unsur Kegiatan Rencana Pembangunan Padang Bay City.............................
2.1.3 Unsur Pendukung Rencana Pembangunan Padang Bay City.......................
2.2 Critical Review Rencana Pembangunan Padang Bay City...................................
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Rencana pembangunan Padang Bay City (PBC) merupakan tahap awal
penjabaran rencana penataan kawasan pantai Padang yang telah diwacanakan di
dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Padang. Untuk
memperoleh gambaran tentang kelengkapan unsur perencanaan, dicoba untuk
menerapkan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai instrumen,
dengan harapan dapat memberikan masukan untuk proses pengambilan keputusan
dan pembuatan rencana pembangunan Padang Bay City (PBC) yang akan
mencakup reklamasi serta pembuatan marina di muara Sungai Batang Arau dan
restorasi bangunan gudang di kawasan kota lama.
Dalam makalah ini, kelompok kami akan menjabarkan serta membahas
secara lebih detail mengenai rencana pembangunan Padang Bay City berdasarkan
tiga unsur antara lain adalah unsur pelaku, unsur kegiatan dan unsur pendukung.
1.2
Rumusan Masalah
a. Siapa saja pelaku dalam rencana pembangunan Padang Bay City?
b. Bagaimana unsur kegiatan yang ada di dalam dalam rencana pembangunan
Padang Bay City?
c. Apa saja unsur pendukung dalam pembangunan Padang Bay City?
1.3
Tujuan
a. Mengetahui seluruh pelaku dalam rencana pembangunan Padang Bay City.
b. Mengetahui unsur kegiatan yang ada di dalam dalam rencana pembangunan
Padang Bay City.
c. Mengetahui unsur pendukung dalam pembangunan Padang Bay City.
BAB II
1
PEMBAHASAN
2.1 Rencana Pembangunan Padang Bay City
Kota Padang serta Propinsi Sumatera Barat mempunyai peran penting
dalam sejarah Republik Indonesia dari perjuangan untuk kemerdekaan, wawasan
untuk pembangunan negara serta modernisasi perkotaan dengan memperhatikan
lingkungan. Dewasa ini, Kota Padang punya visi pembangunan pesisir, antara lain
reklamasi pantai dengan Padang Bay City (PBC) yang akan mencakup reklamasi
serta pembuatan marina di muara Sungai Batang Arau dan restorasi bangunan
gudang di kawasan kota lama.
Rencana Pembangunan Padang Bay City pada intinya mempunyai maksud
dan tujuan antara lain mempercepat pertumbuhan pembangunan infrastruktur kota
pada kawasan pesisir pantai Padang, menjadikan Padang Bay City sebagai salah
satu Land Mark Kota Padang yang merupakan pintu gerbang dan tujuan wisata
Sumatera Barat. Hal ini diharapkan akan mampu menjadi lokomotif pergerakan
ekonomi riil serta penyediaan lapangan kerja baru, selain itu juga sebagai salah
satu upaya prefentif penanganan resiko bencana gempa dan tsunami bagi
masyarakat di wilayah pesisir Pantai Padang.
Baik di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) maupun Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) telah dinyatakan bahwa kawasan Pantai Padang akan dikembangkan
sebagai kawasan wisata terpadu. Agar tidak membebani anggaran belanja
pembangunan daerah (APBD) maka pengembangan kawasan ini akan
dilaksanakan melalui pendekatan Public Participation Partnership (PPP). Ditinjau
dari aspek cultural landscape (warisan budaya kota ~ bentang budaya) dan
natural landscape (geomorfologi kawasan pantai) maka kawasan pantai ini
tergolong prime land yang memiliki nilai ruang yang sangat baik. Untuk itu perlu
dilakukan pengenalan/ promosi potensi-potensi pengembangan kawasan pantai
ini. Untuk menyusun dan mempersiapkan bahan-bahan promosi dimaksud, perlu
dilakukan kajian-kajian yang memikirkan prinsip pembangunan ekonomi, Sosial
dan Lingkungan Hidup, yang semua terpadu menjadi prinsip pembangunan
berkelanjutan.
2
melalui
kerjasama
Direktorat
Jenderal
Pembangunan
Daerah,
pelayanan. Salah satu pusat pelayanan adalah Gunung Padang. Selain itu
ditetapkan 4 sentra pengembangan kota dan 18 kawasan prioritas
pengembangan. Kawasan Wisata Terpadu Gunung Padang dan kawasan
sepanjang pantai termasuk di antara lokasi sentra pengembangan pusat
kota. Dalam rangka kajian keterkaitan gagasan Pembangunan Padang
Bay City dengan rumusan RPJP dan RPJM, perlu pula diidentifikasi
penjabaran indikasi program tersebut ke rencana kerja masing-masing
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota
Padang. Data dan informasi tersebut sangat diperlukan dalam proses
evaluasi implikasi gagasan pembangunan terhadap lingkungan hidup.
2.1.2.3 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan Rencana Detail Ruang Kota
Saat ini acuan perencanaan fisik kota yang digunakan oleh pemerintah
bersama masyarakat kota Padang adalah Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Padang tahun 2004 2013 yang disusun tahun 2003. RT/RW
tersebut sebagai lanjutan Rencana Induk Kota (RIK) Kota Padang
1983/19842003/2004.
Di
dalam
laporan
perencanaan
tata
ruang
dikemukakan bahwa visi perencanaan ruang Kota Padang 2013 atau tata
ruang kota Padang yang hendak dituju sampai tahun 2013 adalah :
Terwujudnya struktur dan pola pemanfaatan ruang kota pesisir yang modern
dan berbudaya. Visi tersebut merupakan respons penjabaran atas visi
pengembangan kota Padang 2020, yakni : Terwujudnya masyarakat madani
yang sejahtera berbasis perdagangan dan jasa yang berdaya-saing tinggi
dalam kehidupan perkotaan yang tertib dan teratur. Untuk mencapai visi
ruang kota Padang 2013 telah disusun strategi pokok penataan ruang sebagai
berikut:
1. Memanfaatkan ruang daratan, lautan dan udara untuk semua aktifitas
yang memberikan nilai tambah yang positif bagi Pembangunan Kota
Padang.
2. Memanfaatkan morfologi kota (perairan/laut, daratan datar dan
pegunungan) sebagai potensi dalam pengembangan kawasan budidaya
dan kawasan lindung.
3. Mengembangkan pemanfaatan ruang kota untuk mendukung berlangsungnya berbagai kegiatan sesuai dengan fungsi utama Kota Padang
sebagai Pusat Kegiatan Perdagangan dan Jasa, Pusat Kegiatan Industrri,
Pusat Kegiatan Pariwisata dan Pusat Kegiatan Transportasi Regional.
4. Mengarahkan pengembangan kegiatan permukiman (terutama ke arah
Utara dan Timur) untuk mengurangi tekanan perkembangan fisik dan
arus lalu-lintas di dan ke Kawasan Pusat Kota.
5. Mengembangkan kawasan yang tergolong
kawasan
transisi
jasa, industri,
permukiman,
perkantoran,
olahraga,
dapat menjadi ciri khas Kota Padang dimasa depan dan sekaligus
memberikan nilai tambah bagi pembangunan kota.
11. Mengembangkan Kawasan Limau Manis sekitar Kampus UNAND
sebagai kawasan pendidikan, penelitian dan pelatihan yang memiliki
skala pelayanan regional.
Di dalam RTRW tersebut, arahan pengembangan pusat kegiatan
Pelabuhan Muaro dan Gunung Padang dirumuskan sebagai berikut:
Pelabuhan Muaro
Pelabuhan Muaro diarahkan sebagai untuk pelayanan lingkup lokal
dan antar-pulau (interinsuler). Kapal penumpang, kapal barang dan kapal
pesiar dengan kapasitas terbatas akan menggunakan pelabuhan ini
sebagai tempat bersandar dan pemberangkatan. Untuk pelayaran
angkutan penumpang dari/ke Pulau Mentawai, terutama angkutan wisata,
diharapkan semua aktifitasnya dapat dilakukan dari Pelabuhan Muaro
sehingga interaksi antara Kota Padang dengan Kabupaten Kepulauan
Mentawai dapat dilihat sebagai suatu jaringan pelayanan transportasi
yang terintegrasi dengan pelayanan pariwisata. Ke depan juga diharapkan
dikembangkannya jaringan pelayaran wisata ke Carocok, Painan dan
Pariaman,
sehingga
wisatawan
memiliki
alternatif
lain
untuk
10
(Strengths/Keunggulan
Weaknesses/Kelemahan
Meningkatkan
wilayah pesisir.
Meningkatkan kualitas ekosistem pesisir dan laut
Meningkatkan sarana dan prasarana serta teknologi.
Memanfaatkan sumberdaya kelautan dan perikanan secara optimal, efisien
dan berkelanjutan.
Melibatkan seluruh stakeholders dalam perencanaan, pemanfaatan dan
pemanfaatan
sumberdaya
laut.
11
pesisir
dan
laut
secara
12
berlaku.
Melakukan analisis gelombang, berupa tinggi gelombang, panjang
gelombang, kecepatan gelombang, tinggi run up gelombang, analisis
kepecahan gelombang dan aspek lain yang berhubungan dengan penentuan
gempa.
Melakukan perhitungan struktur penahan tanah, untuk menentukan
komponen-komponen struktur penahan tanah agar layak digunakan baik
pada kondisi normal maupun pada kondisi gempa, serta ekonomis pada
tingkat yang wajar sesuai kondisi alam yang dihadapi.
Mewujudkan visi dan misi kota Padang sebagai Pusat Perekonomian dan
kota Padang.
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kota Padang yang ditunjang dari
sektor investasi swasta. Sebagai salah satu upaya prefentif penanganan
resiko bencana gempa dan tsunami (vertical mitigation).
14
Daerah;
Tersedianya lokasi atau kawasan bagi masyarakat di wilayah pesisir pantai
Padang sebagai tempat evakuasi penanggulangan bencana gempa dan
tsunami.
Reklamasi PBC akan menghasilkan tanah hasil reklamasi seluas 33 Ha,
kawasan
yang
tergolong
kawasan
transisi
16
dan
laut),
sehingga
menghasilkan
nilai
tambah
bagi
perkembangan kota.
5. Pengembangan sektor pariwisata sebagai sektor unggulan melalui
pengembangan secara terencana Kawasan Wisata Terpadu Gunung
Padang dan Kawasan Wisata Sungai Pisang serta mendorong
pengembangan Pasar Raya & Eks-Terminal Lintas Andalas menjadi
Kawasan Pusat Niaga (CBD) yang terkait dengan pengembangan wisata
belanja dan wisata budaya.
6. Pelabuhan Muaro diarahkan untuk pelayaran lingkup lokal dan antarpulau (interinsuler). Kapal penumpang, kapal barang dan kapal pesiar
(yacht) dengan kapasitas terbatas akan menggunakan pelabuhan ini
sebagai tempat bersandar dan pemberangkatan. Untuk pelayaran
angkutan penumpang dari/ke Pulau Mentawai, terutama angkutan
wisata, diharapkan semua aktifitasnya dapat dilakukan dari Pelabuhan
Muaro sehingga interaksi antara Kota Padang dengan Kabupaten
Kepulauan Mentawai dapat dilihat sebagai suatu jaringan pelayanan
transportasi yang terintegrasi dengan pelayanan pariwisata. Ke depan
juga diharapkan dikembangkannya jaringan pelayaran wisata ke
Carocok, Painan dan Pariaman, sehingga wisatawan memiliki alternatif
lain untuk mengunjungi obyek-obyek wisata yang terdapat di
Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Padang Pariaman.
7. Pengembangan kawasan wisata terpadu Gunung Padang dilakukan
dalam rangka mendukung salah-satu fungsi utama Kota Padang yaitu
sebagai Pusat Kegiatan Pariwisata. Pengembangan kawasan ini
ditunjang oleh keberadaan Kota Tua, Jembatan Siti Nurbaya, Pantai Air
Manis, Bukit Malin Kundang, Muaro dan Pantai Padang.
8. Pengembangan dan Pelestarian kawasan kota Lama Padang seperti
Kawasan Pasa Gadang, Kawasan Batang Arau, komplek militer
(kawasan ganting), kawasan sekitar jalan Gereja, komplek Militer jalan
Samudera, Kawasan Benteng Gunung Padang, kawasan gedung Balai
17
kota, jalan Sudirman (sekitar SMU I), Komplek stasiun kereta api jalan
stasiun, Kawasan sekitar simpang haru dan kawasan lainnya yang
memiliki bangunan tunggal maupun berkelompok.
9. Perluasan dermaga Pelabuhan Teluk Bayur dan Rencana Pelabuhan
Marina (Batang Arau), melalui peningkatan koordinasi dengan instansi
pemerintah dan masyarakat dalam pembebasan dan penyediaan tanah.
10. Pengembangan jalan arteri primer di sepanjang pantai barat di masa
mendatang, sejalan dengan pengembangan Bandara Ketaping.
11. Menetapkan dan mengembangkan kawasan Bukit Putus dan Gadogado di Kecamatan Padang Selatan, Kelurahan Batang Arau sebagai
kawasan hutan kota.
12. Pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur di Kecamatan Padang Selatan
sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan yang telah ditetapkan.
13. Pemindahan Pelabuhan laut interinsuler Muaro ke Teluk Bayur,
Pelabuhan ferry ke Bungus, dan selanjutnya menata kembali
pelabuhan Muaro menjadi pusat pelayanan wisata bahari.
14. Revitalisasi dan pembersihan sungai Batang Arau untuk menunjang
kegiatan wisata bahari.
2.2 Critical Review Rencana Pembangunan Padang Bay City
Di masa lalu tingginya tingkat pertumbuhan ekonomi sangat di topang
oleh Government Expenditure, tetapi untuk masa sekarang, seiring dengan
semakin terbatasnya anggaran pemerintah, maka tingkat pertumbuhan
ekonomi sangat diharapkan dari investasi. Apalagi setiap kegiatan investasi
selalu membawa Multiplier Effect yang sangat besar terhadap penyediaan
lapangan kerja baru, pencerahan terhadap perkembangan industri rumah
tangga (meningkatnya produksi kerajinan, makanan, produksi spesifik/khas
masyarakat lokal), serta berkembangnya sektor-sektor penunjang pariwisata
dan perdagangan lainya.
Kondisi ini tentunya akan menimbulkan persaingan positif dari setiap
Pemerintah Daerah untuk menggaet investor sebanyak-banyaknya ke daerah
masing-masing. Berkenaan dengan itu Pemerintah Kota Padang mempunyai
kebijakan yang memberikan kemudahan kepada investor untuk berinvestasi,
18
20
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan sesungguhnya di dalam
Rencana Jangka Panjang Pembangunan (RPJP) Kota Padang telah
dirumuskan bahwa optimasi pemanfaatn ruang kawasn pantai akan dilakukan
secara terpadu melaui pendekatan kemitraan antara pemerintah kota dengan
dunia usaha.
Kebijakan tersebut belum dijabarkan ke bentuk rencana tata ruang yang lebih
operasional
dan
rencana-rencana
sector/rencana
unsur
kota
yang
21
22
DAFTAR PUSTAKA
KLHS. 2007. Rencana Pembangunan Padang Bay City di Sumatera Barat
[Online].Tersedia:
http://www.klhsindonesia.org/file_share/ESP23_SEA_Padang.pdf
Maret 2015]
23
[9