Anda di halaman 1dari 24

OSILASI SEDERHANA

OSILASI
OSILASI HARMONIK SEDERHANA
Getaran (oscillation) atau osilasi merupakan salah satu bentuk gerak
benda yang cukup banyak dijumpai gejalanya. Contohnya, bandul jam yang
berayun, piringan dalam jam beker yang memuntir, botol yang timbul tenggelam
dalam air, balok yang digantungkan pada sebuah pegas, dan senar gitar yang
dipetik. Osilasi juga dijumpai secara analogis pada rangkaian listrik yang
melibatkan induktor dan kapasitor. Dalam osilasi, sebuah benda melakukan
gerak bolak-balik menurut lintasan tertentu melalui titik setimbangnya. Waktu
yang diperlukan untuk melakukan satu gerakan bolak balik dinamakan periode
(dilambangkan dengan T, satuannya sekon [s]). Simpangan maksimum osilasi
dinamakan amplitudo
1.

Osilasi Harmonis Sederhana


Mengkaji lebih jauh dengan meninjau sebuah benda bermassa M (kg) yang

terletak di atas bidang tanpa gesekan dan dikaitkan kepada salah satu ujung
pegas berkonstanta k (N/m) sebagaimana yang disajikan pada gambar berikut.

Gambar 1
Osilasi pegas

Ketika pegas disimpangkan sejauh x dari kedudukan setimbangnya lalu


kemudian dilepas, maka massa M akan bergerak sedemikian rupa sehingga
selalu menuju ke kedudukan semula. Hal ini terjadi karena adanya gaya pemulih
sehingga timbul gejala yang kita kenal dengan osilasi.
Dalam keadaan tidak terdapat gaya yang bekerja pada massa M tersebut,
maka ia akan tetap dalam keadaan diam di posisi setimbang, x=0. Namun
seandainya diberikan gaya kepada massa tersebut dengan cara menekan dan
melepaskannya, maka massa tersebut akan bergerak periodik menurut frekuensi
tertentu. Gejala serupa terulang bahkan jika M ditarik, dipukul, atau diberi
perlakuan berbeda, massa tersebut selalu bergerak dalam pola yang sama
menuju posisi semula pada keadaan setimbang. Gerakan periodik disekitar titik

setimbang inilah yang disebut dengan osilasi. Adapun gaya yang menyebabkan
massa selalu bergerak ke kedudukan semula disebut dengan gaya pemulih
atau restoring force.
2.

Hukum Gaya untuk Gerak Harmonik Sederhana


Persamaan gerak osilasi dapat diturunkan dari dua buah hukum gerak,

yaitu Hukum II Newton dan Hukum Hooke. Coba pandang sebuah benda yang
dikaitkan dengan sebuah pegas. Jika pegas tidak tertarik atau tertekan maka
simpangan benda adalah nol (benda dalam titik keseimbangan). Jika pegas
tertarik maka terdapat simpangan benda (misal bernilai positif). Pada saat itu
pegas memberikan gaya kepada benda yang besarnya sebanding dengan
simpangannya namun berlawanan arah dengan pergeseran benda. Kenyataan ini
diungkapkan oleh Hooke dalam hukumnya yang berformulasi

(1)
F adalah gaya pegas (gaya pemulih atau restoring force) dan k adalah
tetapan pegas. Rumus ini menyatakan bahwa gaya yang dikerjakan oleh sebuah
pegas pada sebuah benda berbanding lurus dengan pergeseran benda namun
berlawanan arah dengannya. Tanda negatif dalam persamaan (1) mengandung
pengertian bahwa gaya pemulih selalu bekerja untuk mengembalikan
massa M ke kedudukan setimbangnya. Jika gaya pegas adalah satu-satunya gaya
luar yang bekerja pada benda, maka pada benda berlaku Hukum II Newton.
(2)
atau
(3)
Percepatan bergerak lurus (misal ke arah x) dapat dituliskan menjadi:
(4)
Persamaan (3) merupakan persamaan osilasi harmonik
sederhana (simple harmonic motion). Dalam osilasi sederhana, benda
berosilasi di antara dua posisi dalam waktu (periode) tertentu, dengan asumsi

tanpa kehilangan tenaga mekaniknya. Dengan kata lain, simpangan maksimum


(amplitudo) osilasi tetap.
Persamaan (4) disebut persamaan diferensial, karena mengandung suku
yang berupa diferensial. Persamaan (4) merupakan bentuk hubungan
fungsi x(t)dengan derifatif keduanya d2x/dt2. Agar dapat memahami gejala osilasi
ini lebih mendalam, maka kita harus menemukan bentuk suatu fungsi yang
memenuhi persamaan (4) tersebut. Langkah yang kita lakukan adalah dengan
menulis ulang persamaan tersebut ke dalam bentuk :
(5)
Persamaan (5) menunjukkan kepada kita bahwa haruslah sebuah
fungsi yang derivatif keduanya merupakan negatif dari dirinya sendiri. Keadaan
tersebut hanya dipenuhi oleh bentuk sinusuida
(6)
serta jumlahan dari keduanya
(7)
Pada kesempatan ini kita akan mencoba suatu solusi dengan bentuk
(8)
dengan B, w dan q adalah tetapan. Konstanta B disebut amplitudo, w adalah
frekuensi sudut. q adalah sudut fase awal. Besaran wt+q disebut fase osilasi .
Sudut fase awal q adalah faktor dalam persamaan yang dilibatkan untuk
menggambarkan posisi awal benda yang berosilasi. Persamaan (8) sering
dinamakan persamaan simpangan.
Jika kita lakukan substitusi persamaan (8) ke dalam persamaan (5),
maka akan diperoleh hasil bahwa w2 = k/M(coba anda buktikan). Dapatkah
Anda menjelaskan apa yang terjadi jika kita memperbesar nilai t dalam
persamaan (8) dengan faktor 2p/w ? Untuk mengetahuinya, cobalah masukkan
bentuk untuk mengganti t pada persamaan tersebut, maka kita akan kembali
medapatkan bentuk persamaan (5). Ini berarti bahwa fungsi dalam persamaan
(5) berulang setelah waktu 2p/w.
Gambar 2
Simpangan versus waktu sebuah partikel yang berisolasi.
Perhatikan bahwa fungsi x periodik dan berulang pada simpangan yang sama
dengan kenaikkan wt sebesar 2p. Periode osilasi T adalah waktu yang
diperlukan benda untuk menjalani gerakan satu putaran (cycle). Ini berarti nilai x
pada saat t sama dengan nilai x pada saat t + T. Berdasarkan kenyataan ini
bahwa:

(9)
(10)
yang merupakan frekuensi angular atau lebih sering disebut sebagai kecepatan
sudut ayunan tersebut. Gerak ayunan yang telah kita bahas ini disebut dengan
gerak harmonis atau juga disebut dengan getaran harmonis. Hal penting yang
harus kita pahami dari gejala yang kita gambarkan dengan persamaan (8)
adalah bahwa karena fungsi cos memiliki nilai dalam rentang antara -1 dan +1.
Ini berarti bahwa massa M berayun di sekitar titik setimbang dengan simpangan
terbesar adalah nilai maksimum . Nilai maksimum ini disebut dengan amplitudo.
Kuantitas disebut fase, dan disebut konstanta atau tetapan fase.
Kuantitas k/M memiliki dimensi
(11)

sehingga bentuk k /M berdimensi frekuensi, radian/sekon (karena radian tidak


berdimensi), dan nilainya tidak bergantung kepada amplitudo.
Pembuktian bahwa persamaan (8) merupakan solusi dari persamaan (4).
Dalam persoalan osilasi di atas, penyelesaian harus dinyatakan dalam x sebagai
fungsi t, dan harus memenuhi suku kiri sama dengan suku kanan. Dengan kata
lain, penyelesaian harus menyebabkan suku kiri Persamaan (4) sama dengan
nol.
Dengan ambil turunan pertama dan kedua Persamaan (8 dan 4) dan
kemudian mensubstitusikannya ke Persamaan (5)

Subsitusi ke persamaan (5)

Karena w2 = k/M

Terbukti bahwa suku kiri sama dengan suku kanan. Dengan kata lain ,
Persamaan (8), merupakan peyelesaian Persamaan (5). Coba anda buktikan
bahwa pesamaan (12) juga merupakan solusi dari persamaan (5).
(12)
Dengan persamaan (12) kita akan menentukan kecepatan (v) dan percepatan (a)
osilasi
(13)

(14)

Gambar 3
Skema grafik persamaan simpangan x(t), kecepatan V(t), dan percepatan a(t)
osilasi sederhana sederhana. Amplitudo disesuaikan dengan asumsi bahwa w >
1.

Tabel 1
Rangkuman keadaan khusus simpangan, kecepatan, dan percepatan osilasi
sederhana sederhana.
Skema grafik persamaan simpangan, kecepatan, dan percepatan
osilasi sederhana sederhana ditunjukkan Gambar 3. Rangkuman keadaan

khusus simpangan, kecepatan, dan percepatan osilasi sederhana sederhana


dalam Tabel 1 dengan asumsi + menyatakan vektor posisi dengan arah x+. Pada
waktu simpangan osilasi positif, percepatan benda negatif. Sebaliknya ketika
simpangan negatif, percepatan positif. Keduanya menyiratkan keberlakuan
Hukum Hooke. Nilai kecepatan benda minimum (nol) ketika simpangannya
maksimum (senilai amplitudo). Sebaliknya, nilai kecepatan maksimum ketika
simpangannya minimum (nol).
Dari Persamaan (12) dan Persamaan (13) dapat ditunjukkan
hubungan antara simpangan, kecepatan, percepatan dan amplitudo:

(15)
(16)
Dari persamaan (15) dan (16) dapat diketahui :
Vmaks = w.A
Amaks = -w2.A

(17)
Jadi, nilai q dan A dapat ditentukan jika x 0, w dan v0 diketahui.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan tentang sifat sifat penting benda
bergetar sederhana sederhana sebagai berikut:
1. Simpangan, kecepatan, dan percepatannya bervariasi secara sinusoidal
terhadap waktu tetapi tidak dengan fase yang sama.
2. Percepatan benda berosilasi berbanding lurus dengan simpangannya
namun dengan arah berlawanan.
3. Frekuensi dan periode osilasi tidak bergantung pada amplitudo.

3.

Energi pada Gerak Harmonik Sederhana


Pada Gerak Harmonik Sederhana, gaya yang bekerja pada benda dan pegas

tidak tetap alias selalu berubah-ubah. Oleh karenanya, lebih mudah jika kita
menggunakan pendekatan energi. Untuk menekan atau meregangkan pegas,
kita memberikan energi pada pegas tersebut. Energi yang disimpan pada pegas
yang tertekan atau teregang merupakan energi potensial. Ketika pegas yang kita
tekan atau kita regangkan dilepaskan, maka energi potensial pegas berubah
menjadi energi kinetik. Demikian juga pada ayunan sederhana. Ketika benda
yang digantungkan pada seutas tali kita simpangkan sampai jarak tertentu dari
posisi setimbangnya, pada benda tersebut terdapat Energi Potensial. Jika ayunan
dilepaskan sehingga benda bergerak, Energi Potensial akan berubah menjadi
energi kinetik. Jadi benda yang bergerak harmonik memiliki energi potensial dan
energi kinetik. Jumlah total energi potensial dan energi kinetik adalah energi
mekanik. Sekarang mari kita tinjau energi pada pegas dan ayunan sederhana.
a.

Energi Potensial pada Pegas

Untuk menghitung energi potensial pada pegas, terlebih dahulu hitung usaha
yang dibutuhkan untuk meregangkan pegas.
Persamaan Usaha adalah W = F.s, di mana F adalah gaya dan s adalah
perpindahan. Pada pegas, perpindahan adalah simpangan x. Ketika kita menekan
atau meregangkan pegas sejauh x, dibutuhkan gaya Fa yang berbanding lurus
dengan x. Secara matematis ditulis Fa = kx. Ketika ditekan atau diregangkan,
pegas memberikan gaya dengan arah berlawanan (F b) yang besarnya adalah
Fb = -kx.
Untuk menghitung energi potensial dari pegas yang tertekan atau teregang,
terlebih dahulu hitung usaha yang dibutuhkan untuk merentangkannya. Tidak
bisa digunakan persamaan usaha W = Fx, karena gaya F a baik ketika pegas
diregangkan maupun ditekan selalu berubah-ubah sepanjang x. (amati gambar
di atas). Oleh karena itu kita menggunakan gaya rata-rata. Gaya F a berubah dari
0 ketika x = 0 sampai bernilai kx ketika pegas diregangkan atau ditekan sejauh
x.

Gaya rata-rata = F = (0 + kx) = kx. x adalah jarak maksimum pegas yang


diregangkan atau ditekan. Usaha alias kerja yang dilakukan adalah :
W = Fa x = (1/2 kx) (x) = kx2
Dengan demikian, nilai Energi Potensial elastis adalah :
EP elastis = kx2
b.

Energi Kinetik pada Pegas


Perlu diketahui bahwa Energi Potensial tidak mempunyai suatu

persamaan umum yang mewakili semua jenis gerakan. Untuk EP elastis telah
diturunkan pada pembahasan di atas. Berbeda dengan EP, persamaan EK
bersifat umum untuk semua jenis gerakan. Energi Kinetik dimiliki benda ketika
bergerak.
Besar energi kinetik adalah :
EK = mv2
m adalah massa benda dan v adalah kecepatan gerak benda.
Jumlah total Energi Kinetik dan Energi Potensial dari pegas adalah Energi
Mekanik. Energi tersebut bernilai tetap alias kekal. Secara matematis ditulis :
EM = EP + EK
Sekarang, tinjau lebih mendalam hukum kekekalan energi mekanik pada pegas.
Getaran pegas terdiri dari dua jenis, yakni getaran pegas yang diletakan secara
horisontal dan getaran pegas yang digantungkan secara vertikal.

Pegas yang diletakan horisontal


Misalnya, letakan sebuah pegas di atas permukaan meja. Salah satu ujung pegas
telah diikat pada dinding, sehingga pegas tidak bergeser ketika digerakan.
Anggap saja permukaan meja sangat licin dan pegas yang digunakan adalah
pegas ideal sehingga memenuhi hukum Hooke. Sekarang kaitkan sebuah benda
pada salah satu ujung pegas.
Jika benda ditarik ke kanan sehingga pegas teregang sejauh x, maka pada benda
bekerja gaya pemulih pegas, yang arahnya berlawanan dengan arah tarikan.
Ketika benda berada pada simpangan x, EP benda maksimum sedangkan EK
benda nol (benda masih diam).
Ketika benda dilepaskan, gaya pemulih pegas menggerakan benda ke kiri,
kembali ke posisi setimbangnya. EP benda menjadi berkurang dan menjadi nol
ketika benda berada pada posisi setimbangnya. Selama bergerak menuju posisi

setimbang, EP berubah menjadi EK. Ketika benda tepat berada pada posisi
setimbang (x = 0), gaya pemulih pegas bernilai nol tetapi pada titik ini
kecepatan benda maksimum. Karena kecepatannya maksimum, maka ketika
berada pada posisi setimbang, EK bernilai maksimum.
Benda masih terus bergerak ke kiri karena ketika berada pada posisi setimbang
karena benda memiliki kecepatan yang bernilai maksimum. Ketika bergerak ke
kiri, Gaya pemulih pegas menarik benda kembali ke posisi setimbang, sehingga
benda berhenti sesaat pada simpangan sejauh -x dan bergerak kembali menuju
posisi setimbang. Ketika benda berada pada simpangan sejauh -x, EK benda = 0
karena kecepatan benda = 0. pada posisi ini EP bernilai maksimum.
Pada penjelasan di atas, tampak bahwa ketika bergerak dari posisi setimbang
menuju ke kiri sejauh x = -A (A = amplitudo/simpangan terjauh), kecepatan
benda menjadi berkurang dan bernilai nol ketika benda tepat berada pada x =
-A. Karena kecepatan benda berkurang, maka EK benda juga berkurang dan
bernilai nol ketika benda berada pada x = -A. Akibat adanya gaya pemulih pegas
yang menarik benda kembali ke kanan (menuju posisi setimbang), benda
memperoleh kecepatan dan Energi Kinetiknya lagi. EK benda bernilai maksimum
ketika benda tepat berada pada x = 0, karena laju gerak benda pada posisi
tersebut bernilai maksimum. Proses perubahan energi antara EK dan EP
berlangsung terus menerus selama benda bergerak bolak- balik. Total EP dan EK
selama benda bergetar besarnya tetap alias kekal bin konstan.
Pegas yang diletakan vertikal
Pada dasarnya osilasi alias getaran dari pegas yang digantungkan secara vertikal
sama dengan getaran pegas yang diletakan horisontal. Bedanya, pegas yang
digantungkan secara vertikal lebih panjang karena pengaruh gravitasi yang
bekerja pada benda (gravitasi hanya bekerja pada arah vertikal, tidak pada arah
horisontal). Tinjau lebih jauh Kekekalan Energi Mekanik pada pegas yang
digantungkan secara vertical.
Pada pegas yang diletakan horisontal (mendatar), posisi benda disesuaikan
dengan panjang pegas alami. Pegas akan meregang atau mengerut jika
diberikan gaya luar (ditarik atau ditekan). Pada pegas yang digantungkan
vertikal, gravitasi bekerja pada benda bermassa yang dikaitkan pada ujung
pegas. Akibatnya, walaupun tidak ditarik ke bawah, pegas dengan sendirinya
meregang sejauh x0. Pada keadaan ini benda yang digantungkan pada pegas
berada pada posisi setimbang.

Berdasarkan hukum II Newton, benda berada dalam keadaan setimbang jika


gaya total = 0. Gaya yang bekerja pada benda yang digantung adalah gaya
pegas (F0 = -kx0) yang arahnya ke atas dan gaya berat (w = mg) yang arahnya
ke bawah. Total kedua gaya ini sama dengan nol.
Resultan gaya yang bekerja pada titik kesetimbangan = 0. Hal ini berarti benda
diam alias tidak bergerak. Jika diregangkan pegas (menarik pegas ke bawah)
sejauh x, maka pada keadaan ini bekerja gaya pegas yang nilainya lebih besar
dari pada gaya berat, sehingga benda tidak lagi berada pada keadaan
setimbang.
Total kedua gaya tersebut tidak akan sama dengan nol apabila terdapat
pertambahan jarak sejauh x; sehingga gaya pegas bernilai lebih besar dari gaya
berat. Ketika benda didiamkan sesaat (belum dilepaskan), EP benda bernilai
maksimum sedangkan EK = 0. EP maksimum karena benda berada pada
simpangan sejauh x. EK = 0 karena benda masih diam.
Karena terdapat gaya pegas (gaya pemulih) yang berarah ke atas maka benda
akan bergerak ke atas menuju titik setimbang.
Ketika mencapai titik setimbang, besar gaya total = 0, tetapi laju gerak benda
bernilai maksimum (v maks). Pada posisi ini, EK bernilai maksimum, sedangkan
EP = 0. EK maksimum karena v maks, sedangkan EP = 0, karena benda berada
pada titik setimbang (x = 0).
Karena pada posisi setimbang kecepatan gerak benda maksimum, maka benda
bergerak terus ke atas sejauh -x. Laju gerak benda perlahan-lahan menurun
akibat adanya gaya berat yang menarik benda ke bawah, sedangkan besar gaya
pemulih meningkat dan mencapai nilai maksimum pada jarak -x. Ketika benda
berada pada simpangan sejauh -x, EP bernilai maksimum sedangkan EK = 0.
Setelah mencapai jarak -x, gaya pemulih pegas menggerakan benda kembali lagi
ke posisi setimbang (lihat gambar di bawah). Demikian seterusnya. Benda akan
bergerak ke bawah dan ke atas secara periodik. Selama benda bergerak, selalu
terjadi perubahan energi antara EP dan EK. Energi Mekanik bernilai tetap. Ketika
benda berada pada titik kesetimbangan (x = 0), EM = EK. Ketika benda berada
pada simpangan sejauh -x atau +x, EM = EP.
Energi Potensial sebuah pegas dengan konstanta gaya k yang teregang sejauh x
dari kesetimbangannya dinyatakan dengan persamaan :
EP = kx2

Energi Kinetik sebuah benda bermassa m yang bergerak dengan kelajuan v ialah
:
EK = mv2
Energi Total (Energi Mekanik) adalah jumlah Energi Potensial dan Energi Kinetik :
EM = EP + EK = kx2 + mv2
Ketika benda berada pada simpangan maksimum, x = A (A = Amplitudo),
kecepatan benda = 0, sehingga Energi Mekanik benda :
EM = kA2
Persamaan ini memberikan sifat umum penting yang dimiliki Gerak Harmonik
Sederhana (GHS) : Energi total pada Gerak Harmonik Sederhana berbanding
lurus dengan kuadrat amplitudo.
SOAL
1.

Sebuah benda yang berosilasi,lama kelamaan akan berhenti,apa yang

menyebabkan terhentinya osilasi tersebut? Jelaskan dalam bentuk gambar grafik


gelombangnya?
Jawab:
Sama halnya seperti osilasi terendam,penyebab dari berhentinya sebuah benda
yang berosilasi dikarenakan simpangan dari suatu benda yang semakin mengecil
yang menyebabkan benda tersebut berhenti dalam keadaan diam. Gambarnya
dari besar menjadi kecil.
2.

Jelaskan apa yang dimaksud dengan getaran paksa dan resonansi dalam

osilasi? Berikan contoh peristiwa resonansi dalam osilasi yang berbeda/bersifat


menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab:
-Getaran paksa adalah besaran yang terjadi karena rangsangan gaya
luas.
-Resonansi adalah frekuensi getaran alami yang sama dengan suatu
benda dan menyebabkan
benda bergetar, frekuensi regangan gaya luar sama dengan terjadinya
peristiwa osilasi.
-Contoh dalam kehidupan sehari-hari: Merugikan seperti kasus akibat
bekerjanya gaya
gelombang laut yang menyebabkan badan kapal sulit terkendali dalam
proses pelayaran.

3.

Pada peristiwa osilasi akan terjadi gelombang. Jelaskan proses terjadinya

gelombang yang terjadi dan gambarkan bentuknya?


Jawab:
Proses gelombang pada osilasi sama halnya dengan bandul.jika sebuah bandul
diberi gaya simpangan,maka akan timbul gaya pemulih dan akan terjadi osilasi
dimana gelombang osilasi tersebut akan kembali menjadi nol setelah memiliki
gaya pemulih.
Tipe gelombang osilasi adalah getaran harmonis sederhana dengan tipe
gelombang longitudinal.
Pendulum (Bandul)
Gerak periode merupakan suatu gerak yang berulang pada selang waktu yang
tetap. Contohnya gerak ayunan pada bandul. Dari satu massa yang brgantung
pada sutas tali, kebanyakan gerak tidaklah betul-betul periodik karena pengaruh
gaya gesekan yang membuang energi gerak.
Benda berayun lama akan berhenti bergetar. ini merupakan periodik teredam.
Gerak dengan persamaan berupa fungsi sinus merupakan gerak harmonik
sederhana.
Periode getaran yaitu T. Waktu yang diperlukan untuk satu getaran frekwensi
gerak f. jumlah getaran dalam satu satuan waktu T = 1/f posisi saat dimana
resultan gaya pada benda sama dengan nol adalah posisi setimbang, kedua
benda mencapai titik nol (setimbang) selalu pada saat yang sama
Gaya pada partikel sebanding dengan jarak partikel dari posisi setimbang maka
partikel tersebut melakukan gerak harmonik sederhana. Teori Robert hooke
(1635-1703) menyatkan bahwa jika sebuah benda diubah bentuknya maka
benda itu akan melawan perubahan bentuk dengan gaya yang
seimbang/sebanding dengan besar deformasi, asalkan deformasi ini tidak terlalu
besar, F = -kx. Dan dalam batas elastisitas gaya pada pegas adalah sebanding
dengan pertambahan panjang pegas, sedangkan pertambahan panjang pegas
adalah sama dengan simpangan osilasi atau getaran. F = + k x
Gaya gesekan adalah sebanding dengan kecepatan benda dan mempunyai arah
yang berlawanan dengan kecepatan. persamaan gerak dari suatu osilator
harmonik teredam dapat diperoleh dari hukum II Newton yaitu F = m.a dimana
F adalah jumlah dari gaya balik kx dan gaya redam yaitu b dx/dt, b adalah
suatu tetapan positif.

Banyak benda yang berosilasi bergerak bolak-balik tidak tepat sama karena gaya
gesekan melepaskan tenaga geraknya. Periode T suatu gerak harmonik adalah
waktu yang dibutuhkan untuk menempuh suatu lintasan langkah dari geraknya
yaitu satu putaran penuh atau satu putar frekwensi gerak adalah V = 1/T .
Satuan SI untuk frekwensi adalah putaran periodik hert. Posisi pada saat tidak
ada gaya netto yang bekerja pada partikel yang berosilasi adalah posisi
setimbang. Partikel yang mengalami gerak harmonik bergerak bolak-balik
melalui titik yang tenaga potensialnya minimum (setimbang). contoh bandul
berayun.
Chritian Haygens (1629-1690) menciptakan : Dalam bandul jam, tenaga
dinerikan secara otomatis oleh suatu mekanisme pelepasan untuk menutupi
hilangnya tenaga karena gesekan.
Bandul matematis adalah salah satu matematis yang bergerak mengikuti gerak
harmonik sederhana. Bandul matematis merupakan benda ideal yang terdiri dari
sebuah titik massa yang digantungkan pada tali ringan yang tidak bermassa. Jika
bandul disimpangkan dengan sudut dari posisi setimbangnya lalu dilepaskan
maka bandul akan berayun pada bidang vertikal karena pengaruh dari gaya
grafitasinya.
" berdasarkan penurunan hukum-hukum newton disebutkan bahwa

periode ayunan bandul sederhana dapat di hitung sbb :


T = 2 (l/g)
Dimana:

T : Periode ayunan (detik)

g : Konstanta percepatan gravitasi bumi

: Panjang tali (m)

1.

Gerak Melingkar Beraturan (GMB) adalah gerakan dalam lintasan

berbentuk lingkaran dengan percepatan sudut tetap. Beberapa lambang yang


biasa ditemukan dalam GMB antara lain :

Frekuensi (f) dan periode (T) dalam GMB :

sesuai dengan keterangan lambang2 di atas berarti :


Frekuensi = banyaknya putaran/waktu
Periode = waktu/banyaknya putaran

Rumus Kecepatan Sudut ()

Keterangan :
= Kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
T = periode (s)
= 3,14 atau 22/7 atau tetap/tidak diganti angka

Hubungan Kecepatan Sudut dan Kecepatan Linear :

Keterangan :
= Kecepatan sudut (rad/s)
v = Kecepatan linear (m/s)
r = jari-jari lintasan (m)

Percepatan dan Gaya Sentripetal :

Percepatan sentripetal merupakan percepatan benda menuju pusat lingkaran,


adanya percepatan ini menimbulkan gaya sentripetal.

Benda Yang Diputar Horizontal

Mempunyai kecepatan maksimum (vmaks) yang dibatasi oleh tegangan tali


maksimum (Tmaks) agar talinya tidak sampai putus.

AyunanKerucut (Konis)

Rumus-rumus dalam ayunan kerucut :

Kelajuan maksimum agar kendaraan membelok dengan baik

Sudut Kemiringan Jalan pada Belokan :

Penggunaan rumus diatas ketika yang diketahui atai yang ditanyakan adalah
kecepatan liniernya, namun bila yang diketahui adalah kecepatan sudutnya
maka bagian rumus dibawah ini berubah menjadi :

Gerak Melingkar Vertikal pada Seutas Tali

Perhatikan gaya-gaya yang bekerja pada bandul di setiap titiknya, bila menuju
pusat lingkaran bernilai positif sedangkan yang menjauhi pusat bernilai negatif.
Pada setiap titik tegangan tali (T) selalu menuju pusat lingkaran, sehingga
harganya selalu ditulis positif. Kemudian berat bandul di titik A berarah menjauhi
pusat lingkaran sehingga bernilai negatif, berat bandul di titik B tegak lurus
dengan tali sehingga tidak memengaruhi besarnya tegangan tali atau bernilai
nol (0) dan titik C berat bandul menuju pusat lingkaran sehingga bernilai positif,
dengan melihat pengaruh berat benda pada titik sembarang, misalnya titik P
terlihat berat benda yang mempengaruhi tegangan tali sesuai dengan perkalian
berat bandul dengan nilai Cos sudut dengan acuan titik A penggabungan
besarnya tegangan dan pengaruh berat bandul setara dengan gaya sentripetal
benda (Fs).

Maka tegangan tali dapat dicari dengan memindahkan pengaruh berat benda ke
ruas kanan

Gerak Melingkar Vertikal dalam Lingkaran

Berbeda dengan gerak vertikal benda yang diikat dengan seutas tali, pada
gerakan ini benda bergerak di dalam lintasan lingkaran yang vertikal atau dapat
juga tempat berpijak bendalah yang berputar vertikal sementara benda tersebut
berada di sebelah dalamnya, seperti air dalam ember yang diikat tali atau pilot
pesawat yang bermanuver membentuk lingkaran vertikal atau seperti contoh
gambar di atas (bola dalam ember). Dalam kondisi ini berlaku rumus umum :

Kecepatan minimal agar saat di titik tertinggi benda tidak meninggalkan lintasan.

Gerakan Melingkar Vertikal di Luar Lingkaran

Contoh gerakan ini adalah ketika sebuah kendaraan melintasi jalan yang
gundukannya membentuk lingkaran.
Saat di puncak berlaku:

2.

Gerak Harmonik Sederhana Terendam

Untuk osilasi harmonik teredam, ditinjau kembali suatu benda bermassa m


dihubungkan dengan pegas, pada osilator sederhana akan selamanya berosilasi,
tetapi pada kenyataannya pada setiap sistem mempunyai redaman sehingga
sistem akan berhenti berosilasi, Pengaruh gaya gesek pada benda yang bergerak
harmonik adalah amplitudonya akan makin berkurang, akhirnya menjadi nol,
artinya gerakan berhenti. Hal ini disebabkan karena tak ada energi yang diambil
dari luar. Gerakan ini disebut gerak harmonic teredam. . Untuk mempertahankan
osilasi suatu sistem osilator, maka energi berasal dari sumber luar harus
diberikan pada sistem yang besarnya sama dengan energi disipasi yang
ditimbulkan oleh peredamnya, osilasi yang demikian dinamakan sebagai osilasi
paksaan atau disebut gerak harmonik yang dipaksakan yaitu gerak harmonik
yang dipengaruhi oleh gaya luar yang bekerja terus menerus secara periodik.
CONTOH GERAK HARMONIK
Gerak harmonik pada bandul: Sebuah bandul adalah massa (m) yang
digantungkan pada salah satu ujung tali dengan panjang l dan membuat
simpangan dengan sudut kecil. Gaya yang menyebabkan bandul ke posisi
kesetimbangan dinamakan gaya pemulih yaitu dan panjang busur adalah
Kesetimbangan gayanya. Bila amplitudo getaran tidak kecil namun tidak
harmonik sederhana sehingga periode mengalami ketergantungan pada
amplitudo dan dinyatakan dalam amplitudo sudut.
Gerak harmonik pada pegas: Sistem pegas adalah sebuah pegas dengan
konstanta pegas (k) dan diberi massa pada ujungnya dan diberi simpangan
sehingga membentuk gerak harmonik. Gaya yang berpengaruh pada sistem
pegas adalah gaya Hooke.

SOAL

1.

Sebuah benda digantungkan pada sebuah tali yang digantung vertikal.

Benda tersebut ditarik ke samping dan dilepaskan sehingga benda bergerak


bolak balik di antara dua titik terpisah sejauh 20 cm. Setelah 20 detik dilepaskan,
benda melakukan getaran sebanyak 40 kali. Hitunglah frekuensi, periode dan
amplitudo getaran benda tersebut.
Jawaban :
a) Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan benda selama satu detik.
Benda melakukan getaran sebanyak 40 kali selama 20 detik. Dengan demikian,
selama 1 detik benda tersebut melakukan getaran sebanyak 2 kali (40 / 20).
b) Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran (T).
T = 1/f = = 0,5 sekon
Jadi benda melakukan satu getaran selama 0,5 detik.
c) Amplitudo adalah simpangan maksimum diukur dari titik keseimbangan.
Karena benda bergerak bolak balik alias melakukan getaran di antara dua titik
terpisah sejauh 20 cm, maka amplitudo getaran benda adalah setengah dari
lintasan yang dilalui benda tersebut. Dengan demikian, amplitudo = (20 cm) =
10 cm.
2.

Sebuah benda digantungkan pada sebuah pegas dan berada pada titik

kesetimbangan. Benda tersebut ditarik ke bawah sejauh 5 cm dan dilepaskan.


Jika benda melalui titik terendah sebanyak 10 kali selama 5 detik, tentukanlah
frekuensi, periode dan amplitudo getaran benda tersebut.
Jawaban :
a) Frekuensi
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang dilakukan benda selama satu detik.
Pada soal dikatakan bahwa benda tersebut melewati titik terendah sebanyak 10
kali selama 5 detik. Agar benda bisa melewati titik terendah maka benda
tersebut pasti melakukan getaran (gerakan bolak balik dari titik terendah menuju
titik tertinggi dan kembali lagi ke titik terendah). Karena benda melewati titik
terendah sebanyak 10 kali selama 5 detik maka dapat dikatakan bahwa benda
melakukan getaran sebanyak 10 kali selama 5 detik. Dengan demikian, selama 1
detik benda tersebut melakukan getaran sebanyak 2 kali (10 / 5).
b) Periode
Periode adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getaran (T).
T = 1/f = = 0,5 sekon

Jadi benda melakukan satu getaran selama 0,5 detik.


c) Amplitudo
Amplitudo adalah simpangan maksimum diukur dari titik keseimbangan. Pada
soal di atas, amplitudo getaran benda adalah 5 cm

Tugas Fisika Dasar II


Osilasi dan Pendulum

ALBERT GERHARD ERREN SIHOTANG


(DBD 111 0018)

UNIVERSITAS PALANGKARAYA
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK PERTAMBANGAN
2011/2012

Anda mungkin juga menyukai