Anda di halaman 1dari 3

Lingkungan Geokimia

Menurut Rose et al (1979), berdasarkan perbedaan tekanan, temperatur, dan sifat-sifat kimianya, lingkungan
geokimia dapat diklasifikasikan ke dalam dua kelompok, yaitu :
Lingkungan kedalaman (deep seated environment), yaitu lingkungan yang meluas ke arah bawah, mulai dari level
terendah yang dapat dicapai oleh sirkulasi air permukaan sampai ke level terdalam di mana batuan biasanya
terbentuk. Lingkungan ini dicirikan oleh : proses-proses magmatik dan metamorfik yang dominan, temperatur dan
tekanan yang tinggi, sirkulasi fluida terbatas, dan kandungan oksigen bebas yang relatif kecil. Istilah-istilah sejenis
yang sering digunakan adalah : hipogen, primer, dan endogen.
Lingkungan permukaan (surficial environment), adalah lingkungan di mana terjadi proses-proses pelapukan, erosi,
dan sedimentasi, yaitu di permukaan bumi, yang mencakup proses-proses yang terjadi setelah tubuh batuan
terbentuk. Lingkungan ini dicirikan oleh temperatur dan tekanan yang relatif rendah dan konstan, pergerakan solusi
yang bebas, serta oksigen bebas, air, dan CO2 yang melimpah. Istilah-istilah sejenis yang sering digunakan adalah :
supergen, sekunder, dan eksogen.

Dispersi Geokimia
Joyce (1984) mendefinisikan dispersi geokimia sebagai proses total yang mencakup transportasi dan/atau fraksinasi
dari unsur-unsur, sedangkan Rose et al (1979) mendefinisikannya sebagai proses di mana atom-atom dan partikelpartikel bergerak menuju ke lokasi atau lingkungan geokimia yang baru. Berdasarkan prosesnya Joyce (1984) dan
Chaussier (1987) membagi dispersi menjadi dua jenis, yaitu dispersi mekanik (contohnya pergerakan butiran-butiran
pasir dalam sungai) dan dispersi kimia (contohnya dissolusi, difusi, dan presipitasi dalam larutan). Sedangkan
berdasarkan hubungannya dengan lingkungan geokimia, beberapa ahli seperti Levinson, 1974; Rose et al, 1979;
Chaussier, 1987; dan A. Djunuddin, 1998 membagi dispersi ke dalam dua kelompok, yaitu dispersi primer yang
berhubungan dengan lingkungan geokimia primer (bawah permukaan) dan dispersi sekunder yang berhubungan
dengan lingkungan geokimia sekunder (di permukaan).
Proses dispersi tersebut selain dipengaruhi oleh tingkat mobilitas unsur yang terangkut, juga akan dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang berhubungan dengan media dispersinya, antara lain tingkat keasaman, yang selalu berubah
tergantung lingkungan geokimianya. Sebagai contoh air hujan bersifat agak asam, tanah penutup sebagian bumi
tingkat keasamannya sedang, air yang mengalir (termasuk sungai) umumnya netral, dan air laut bersifat alkali
(Joyce, 1984). Tingkat keasaman ini sangat penting untuk dipertimbangkan, karena di samping berhubungan dengan
dispersi, juga berpengaruh terhadap tingkat mobilitas unsur. Untuk daerah-daerah di Indonesia yang beriklim tropis,
berdasarkan hasil survei geokimia regional yang telah dilakukan oleh Departemen Pertambangan dan Energi
berkerjasama dengan UNDP, umumnya sedimen sungai mempunyai tingkat keasaman yang netral, kecuali sungaisungai yang melalui daerah batugamping (Johnson et al, 1986 dalam A. Djunuddin, 1998).

Mobilitas Unsur
Levinson (1974) mendefinisikan mobilitas unsur sebagai suatu kondisi di mana suatu unsur tertentu dapat bergerak
pada lingkungan tertentu pula. Dengan demikian mobilitas suatu unsur sangat bergantung pada kondisi lingkungan
maupun jenis atau sifat kimia dari unsur tersebut. Andrews-Jones, 1968 (dalam Levinson, 1974) telah membuat tabel
mobilitas relatif unsur pada lingkungan sekunder, seperti dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Mobilitas relatif unsur pada lingkungan sekunder (Andrews-Jones, 1968 dalam Levinson, 1974)
Mobilitas relatif Kondisi Lingkungan
Oksidasi Asam Netral-Alkalin Reduksi
Sangat tinggi Cl,I,Br

S,B Cl,I,Br
S,B Cl,I,Br
S,B
Mo,V,U,Se,Re Cl,I,Br
S,B
Tinggi Mo,V,U,Se,Re
Ca,Na,Mg,
F,Sr,Ra
Zn Mo,V,U,Se,Re
Ca,Na,Mg,
F,Sr,Ra
Zn
Cu,Co,Ni,
Hg,Ag,Au
Ca,Na,Mg,
F,Sr,Ra
Ca,Na,Mg,
F,Sr,Ra
Sedang Cu,Co,Ni,
Hg,Ag,Au
As,Cd
As,Cd
As,Cd
Rendah Si,P,K
Pb,Li,Rb,Ba,
Be,Bi,Sb,Ge,
Cs,Tl
Si,P,K
Pb,Li,Rb,Ba,
Be,Bi,Sb,Ge,
Cs,Tl
Fe,Mn Si,P,K
Pb,Li,Rb,Ba,
Be,Bi,Sb,Ge,
Cs,Tl
Fe,Mn Si,P,K

Fe,Mn
Sangat rendah sampai immobil Fe,Mn
Al,Ti,Sn,Te,W,
Nb,Ta,Pt,Cr,Zr,
Th,rare earths
Al,Ti,Sn,Te,W,
Nb,Ta,Pt,Cr,Zr,
Th,rare earths
Al,Ti,Sn,Te,W,
Nb,Ta,Pt,Cr,Zr,
Th,rare earths

Zn
Cu,Co,Ni,
Hg,Ag,Au
Al,Ti,Sn,Te,W,
Nb,Ta,Pt,Cr,Zr,
Th,rare earths
S,B
Mo,V,U,Se,Re
Zn
Cu,Co,Ni,
Hg,Ag,Au
As,Cd
Pb,Li,Rb,Ba,
Be,Bi,Sb,Ge,
Cs,Tl
Dasar penerapan metoda survei sedimen sungai (berdasarkan definisi-definisi tersebut di atas) adalah karena
terjadinya proses pelapukan pada tubuh bijih (orebody), sehingga mengakibatkan partikel atau ion yang terlepas
akan terangkut atau terdispersi oleh air, dalam hal ini air sungai, yang pada akhirnya akan terendapkan di suatu
tempat di mana material tersebut tak dapat lagi tertransportasi. Mobilitas unsur sangat berpengaruh terhadap proses
dispersi, di mana unsur dengan mobilitas yang rendah cenderung dekat dengan tubuh bijih, sedangkan yang tinggi
akan lebih jauh. Dengan demikian di samping dispersi, perbedaan mobilitas unsur juga sangat berpengaruh terhadap
pola anomali geokimia.
Perlu ditekankan bahwa metoda survei sedimen sungai hanya diterapkan pada lingkungan permukaan (lingkungan
sekunder), mengingat pengambilan conto hanya dilakukan di sungai. Dengan demikian output atau hasil yang
didapatkan dari metoda ini hanya data permukaan; adapun interpretasi tentang kondisi bawah permukaannya akan
dibantu dengan data geologi dan data-data permukaan lainnya, yang kemudian akan dibuktikan dengan tahapan
eksplorasi selanjutnya yang mengambil data dari bawah permukaan, seperti geofisika, pemboran, dan lain-lain
(Levinson, 1974; Rose et al, 1979; Joyce, 1984; Evans, 1995).
Salah satu faktor yang juga menentukan pada survei geokimia sedimen sungai adalah orde sungai tempat contoconto diambil, di mana semakin tinggi tahapan suatu survei, semakin rendah orde sungainya atau semakin ke arah
hulu (Levinson, 1974; Joyce, 1984). Untuk tahapan reconnaissance atau regional, umumnya sampel diambil pada
sungai-sungai orde 2,3, dan 4, sedang pada tahap follow-up (tindaklanjut), sampel-sampel sedimen sungai yang
diambil sudah sampai ke orde 1.

Mobilitas Geokimia
Kemampuan dispersi suatu unsur ditentukan oleh mobilitasnya, yaitu kemudahan unsur untuk
terdispersi relatif terhadap matriks dari material lain di sekelilingnya. Sedangkan mobilitas
unsur sendiri dalam beberapa lingkungan bergantung pada viscositas magma dan larutan, atau
ukuran, bentuk, densitas butir klastik dalam aliran sungai. Stabilitas kimia suatu unsur dalam fasa
padat immobile relatif terlibat dengan fasa fluida mobile.

Anda mungkin juga menyukai