Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pengertian secara umum, kanker dapat dikatakan sebagai pembelahan
sel yang tak terkendali. Tanpa memperhatikan jenisnya, kanker pada mulanya
berkembang pada sel normal dan sehat dan memiliki karakteristik dasar sel normal
ini, setidaknya dalam tahapan perkembangan awalnya. Namun demikian, sel-sel ini
cenderung kehilangan sebagian kemampuannya. Salah satu kemampuan yang penting
adalah kemampuan untuk bereaksi terhadap pesan-pesan yang dikirimkan oleh
lingkungannya atau oleh organismenya sendiri, yang mengatur replikasi sel. Ketika
ketakteraturan seperti ini terjadi, sel tak lagi dapat mengendalikan replikasinya dan
pertumbuhan jaringan. Proses ini, yang dikenal dengan "pembelahan
berkesinambungan" secara genetis ditransfer kepada sel-sel baru, mengakibatkan
penyebaran tumor, yang pada gilirannya menyerang jaringan tetangganya. Sel yang
rusak ini memakan nutrisi sel lain, menghabiskan suplai asam amino yang sangat
penting. Sel kanker akhirnya menutup saluran dalam tubuh manusia dengan
volumenya yang terus membesar. Mereka berakumulasi dalam berbagai organ seperti
otak, paru-paru, hati dan ginjal, mengelilingi sel sehat dan normal dalam organ ini dan
menghalangi fungsi normalnya, akhirnya menimbulkan ancaman yang serius terhadap
kehidupan manusia.
Sel normal hanya membelah diri kalau mereka menerima perintah dari sel
tetangganya. Ini termasuk cara pengamanan di dalam organisme itu. Akan tetapi, sel
kanker tidak merespon mekanisme ini dan menolak setiap pengendalian pada sistem
replikasinya. Jenis kanker yang dijelaskan sejauh ini tak menyebabkan masalah pada
sistem pertahanan. Tubuh yang kuat dengan sistem pertahanan yang efektif mampu
berjuang melawan sel kanker yang berkembang dan bertambah jumlahnya, dan
bahkan mengalahkan penyakit itu. Masalah utama muncul ketika membran sel kanker
robek sendiri karena bantuan enzim (enzim pac-man), dan bercampur dalam
peredaran darah dengan menembus cairan limpatik, dan akhirnya mencapai sel dan
jaringan yang jauh
B. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk menambah literatur kajian patologi yang terfokus pada kanker payudara.
2. Untuk mengungkap bagaimana kanker payudara ini terjadi.
3. Untuk mengetahui bagaimana cara mencegah resiko terkena kanker payudara.
4. Untuk menambah nilai mata kuliah anatomi fisiologi manusia
C. Batasan Masalah
Pembahasan patologi sangat luas cakupannya karena itu penulis
memfokuskan permasalahan pada kanker payudara.
Untuk mempermudah dalam penulisan tugas ini, maka penulis merumuskan
dan membatasi makalah ini dalam pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana terjadinya kanker payudara?


2. Apa gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker?
3. Bagaimana cegah resiko terkena kanker payudara?
4. Adakah pengobatan bagi yang mengalami kanker payudara.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi dan fisiologi payudara (mammae)
Payudara berfungsi memproduksi ASI, terdiri dari lobulus-lobulus yaitu kelenjar
yang menghasilkan ASI, tubulus atau duktus yang menghantarkan ASI dari kelenjar
sampai pada puting susu (nipple), pembuluh darah sebagai pemberi nutrisi dan
saluran-saluran limfe yang akan berkumpul pada KGB aksila fungsinya membawa
cairan jaringan dan penyaring terhadap penyebaran bakteri dan sel-sel kanker, saluran
limfe tidak dapat secara sempurna menyaring sel-sel kanker sehingga memungkinkan
terjadinya penyebaran pada organ tubuh lainnya, jaringan payudara dilindungi oleh
jeringan lemak dan ligamen-ligamen. Umumnya keganasan pada payudara diberi
nama berdasarkan asal sel kanker yaitu dari duktus atau lobulus.
B. Patofisiologi Payudara

Kanker merupakan buah dari perubahan sel yang mengalami pertumbuhan tidak
normal dan tidak terkontrol. Peningkatan jumlah sel tak normal ini umumnya
membentuk benjolan yang disebut tumor atau kanker. Tidak semua tumor bersifat
kanker. Tumor yang bersifat kanker disebut tumor ganas, sedangkan yang bukan
kanker disebut tumor jinak. Tumor jinak biasanya merupakan gumpalan lemak yang
terbungkus dalam suatu wadah yang menyerupai kantong, sel tumor jinak tidak
menyebar ke bagian lain pada tubuh penderita.
Lewat aliran darah maupun sistem getah bening, sering sel-sel tumor dan racun
yang dihasilkannya keluar dari kumpulannya dan menyebar ke bagian lain tubuh. Selsel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru, yang
akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru. Proses ini
disebut metastasis. Kanker payudara termasuk diantara penyakit kanker yang paling
banyak diperbincangkan karena keganasannya yang seringkali berakhir dengan
kematian.
Kanker

payudara

akan

memperlihatkan

kekhasannya

dalam

menyerang

penderitanya. Keganasan kanker ini ditunjukkannya dengan menyerang sel-sel nomal


disekitarnya, terutama sel-sel yang lemah. Sel kanker ajan tumbuh pesat sekali,
sehingga payudara penderita akan membesar tidak seprti biasanya.
Sambil menyerang sel-sel normal disekitarnya, kanker juga memproduksi racun
dan melepas sel-sel kanker dari induknya yang pecah. Racun dan sel-sel kanker itu
akan menyebar bersama aliran darah. Karenanya kerap kita mendapati kanker yang
tumbuh di tempat lain sebagai hasil metastasisnya. Pada kanker yang parah seringkali
terjadi pendarahan.
Kanker payudara muncul sebagai akibat sel-sel yang abnormal terbentuk pada
payudara dengan kecepatan tidak terkontrol dan tidak beraturan. Sel-sel tersebut
merupakan hasil mutasi gen dengan perubahanperubahan bentuk, ukuran maupun
fungsinya, sebagaimana sel-sel tubuh kita yang asli.
Mutasi gen ini dipicu oleh keberadaan suatu bahan asing yang masuk ke dalam
tubuh kita, diantaranya pengawet makanan, vetsin, radioaktif, oksidan, atau
karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh sendiri secara alamiah. Tetapi yang terakhir
ini sangat jarang terjadi karena secara alamiah tubuh kita mampu menetralkan zat
karsinogenik yang dihasilkan oleh tubuh. Bersama aliran darah dan aliran getah
bening, sel-sel kanker dan racun-racun yang dihasilkannya dapat menyebar ke seluruh
tubuh kita seperti tulang, paruparu, dan liver tanpa disadari oleh penderita. Karenanya
tidak mengherankan jika pada penderita kanker payudara ditemukan benjolan di

ketiak atau benjolan kelenjar getah bening lainnya. Bahkan muncul pula kanker pada
liver dan paru-paru sebagai kanker metastasisnya. Penderita sering batuk yang tak
kunjung sembuh atau sesak napas yang berkepanjangan.
C. Faktor resiko kanker payudara
Riwayat keluarga kanker payudara
Mutasi genetik (BRCA1 , BRCA2 dan lainya)
Riwayat hiperplasia epitelial atau riwayat lobular carcinoma in situ (LCIS)
Riwayat papilomatosis Hamil pertama > 30 tahun
Riwayat memakai estrogen lama
Menstruasi pertama kali dibawah usia 12 tahun
Menopause > 50 tahun Yang paling beresiko terserang penyakit kanker payudara,
yaitu
1. Jika dalam keluarga ada penderita kanker payudara
2. Mendapat haid pertama pada usia sangat muda, atau terlambat mengalami
manepause
3. Tidak pernah menyusi anak
4. Kegemukan
5. Tidak pernah melahirkan anak
6. Pernah mendapat terapi hormon
7. Pernah mendapat radiasi pada payudara
D. Gejala dan deteksi kanker payudara
Gejala-gejala yang menandakan adanya serangan kanker yang umum dapat
dilihat dan dirasakan:
1. Muncul benjolan di payudara yang permanen, terdapat perubahan bentuk dan
ukuran
payudara, benjolan di sekitar ketiak. benjolan pada payudara yang dapat diraba
dengan tangan, makin lama benjolan ini makin mengeras dan bentuknya tidak
beraturan. Timbul benjolan kecil dibawah ketiak
2. Kelainan kulit berupa ruam pada kulit di sekitar payudara, areola atau puting

3.
4.
5.
6.
7.

terlihat
bersisik, memerah, dan bengkak
Kelainan puting, yakni keluar cairan dari puting susu, puting susu menjadi lunak.
Bentuk, ukuran atau berat salah satu payudara berubah.
Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting susu
Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk
Bentuk atau arah puting berubah, misalnya puting susu tertekan ke dalam

Deteksi
Kanker payudara yang diketahui baru pada stadium satu kemungkinan
sembuhnya lebih tinggi dan tidak perlu dilakukan operasi pengangkatan payudara. Itu
sebabnya, deteksi sedini mungkin sangat penting. Cara paling mudah dan murah
untuk mendeteksi kanker ini adalah melakukan pemeriksaan payudara sendiri
(Sadari).

Sadari dilakukan pada 7-10 hari seusai menstruasi karena pada saat itu
payudara terasa lunak. Dalam posisi berbaring atau berdiri, kita bisa meraba dengan
tiga jari (telunjuk, tengah, dan jari manis) secara lembut ke payudara. Jika
menemukan benjolan atau kerutan, bentuk payudara tidak simetris, kulit berubah
seperti kulit jeruk, dan pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, segera periksakan
ke dokter.
Ada sejumlah kecil kanker payudara muncul tanpa adanya benjolan sama
sekali. Jenis kanker payudara yang dikenal dengan Inflammatory Breast Cancer (IBC)
ini cukup jarang dan jenis yang sangat agresif. Jika tidak segera terdiagnosa maka bisa
menyebabkan kematian. Kenali gejala-gejalanya seperti:
1. Pertumbuhan ukuran payudara yang cepat dan tidak normal.
2. Timbul kemerahan, ruam atau bisul pada payudara.
3. Rasa gatal berkepanjangan pada payudara atau putting
4. Adanya penebalan pada jaringan payudara.
5. Timbul rasa sakit yang menusuk-nusuk atau nyeri pada payudara
6. Timbul rasa panas (seperti demam) pada payudara
7. Adanya pembengkakan nodus limfe di ketiak atau di bawah tulang selangka
8. Adanya lesung pada payudara
9. Putting payudara menjadi rata atau melesak ke dalam.
Inflammatory Breast Cancer ini sering disalahartikan sebagai infeksi. Jika Anda
mengalami gejala-gejala di atas, mintalah rujukan untuk melakukan mammogram.
Jika ada perubahan warna pada payudara, minta pula rujukan untuk biopsy. Jika
gejala-gejala tetap ada tanpa adanya diagnosa penyebabnya, minta pendapat kedua
atau ketiga sampai ada dokter yang dapat menentukan penyebab gejala-gejala
tersebut
Pria juga dapat terkena kanker payudara walau persentasenya lebih kecil daripada
perempuan. Kanker payudara pada pria juga berbahaya. Penyebaran kanker
payudara pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria lebih tipis
dari perempuan sehingga pada tahap awal mungkin sudah terjadi pelekatan pada
jaringan sekitarnya. Karena itu, disarankan pria juga melakukan SADARI
sehingga setiap perubahan cepat diketahui.
E. Stadium kanker payudara
Stadium

Tis

year

survival rate

(LCIS/DCIS)

I
IIA
IIB
IIIA

T1
TI
T2
T2
T3
T1/T2
T3
T4
ANY T

N0
N1
N0
N1
N0
N2
N1/N2
ANY N
ANY N

M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M0
M1

93%

72%
72%
41%

IIIB
41%
IV
18%
Keterangan
TX : Lokasi tumor ganas tidak dapat dinilai
Tis : Tumor in situ (pre invasive carcinoma)
T1 : Tumor diameter 2 cm
T2 : Tumor diameter lebih besar dari 2 cm tapi kurang dari 5 cm
T3 : Tumor diameter > 5 cm
T4 : Tumor ukuran apapun invasi ke daerah sekitar (otot, kulit)
Nx : Penyebaran pada KGB tidak dapat dinilai
N0 : KGB tidak terlibat
N1 : Metastasis KGB ipsilateral aksila dapat digerakkan
N2 : Metastasis KGB ipsilateral terfiksasi dengan jaringan sekitar
N3 : Metastasis KGB ipsilatral KGB mammae atau ipsilateral KGB supraklavikuler
Mx : Metastasis tidak dapat dinilai
M0 : Tidak ada metastasis
M1 : Metastasis pada organ - organ lainnya
Perkembangan kanker
Stadium I (stadium dini)
Besarnya tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm, dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening ketiak. Pada stadium I ini, kemungkinan
penyembuhan secara sempurna adalah 70 %. Untuk memeriksa ada atau tidak
metastase ke bagian tubuh yang lain, harus diperiksa di laboratorium.
Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada kelenjar getah
bening di ketiak. Pada stadium ini, kemungkinan untuk sembuh hanya 30 - 40 %
tergantung dari luasnya penyebaran sel kanker. Pada stadium I dan II biasanya
dilakukan operasi untuk mengangkat sel-sel kanker yang ada pada seluruh bagian
penyebaran, dan setelah operasi dilakukan penyinaran untuk memastikan tidak ada
lagi sel-sel kanker yang tertinggal.
Stadium III
Tumor sudah cukup besar, sel kanker telah menyebar ke seluruh tubuh, dan
kemungkinan untuk sembuh tinggal sedikit. Pengobatan payudara sudah tidak ada
artinya lagi. Biasanya pengobatan hanya dilakukan penyinaran dan chemotherapie
(pemberian obat yang dapat membunuh sel kanker). Kadangkadang juga dilakukan
operasi untuk mengangkat bagian payudara yang sudah parah. Usaha ini hanya untuk

menghambat proses perkembangan sel kanker dalam tubuh serta untuk meringankan
penderitaan penderita semaksimal mungkin.
F. Pencegahan
Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di
payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi,
payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara pemeriksaan
adalah sebagai berikut : Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada
kelainan pada payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau
puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah
dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.
Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan sebuah
bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari kanan.
Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga apakah ada
benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila
diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila
ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat
dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau lebih,
segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk
sembuh secara sempurna
Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan. Kanker payudara dapat
dicegah dengan cara:
1. Hindari penggunaan BH yang terlalu ketat dalam waktu lama
2. Hindari banyak merokok dan mengkonsumsi alcohol
3. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri, setiap bulan
4. Hindari terlalu banyak terkena sinar-x atau jenis-jenis radiasi lainnya
5. Jaga kesehatan dengan mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Sebaiknya
sering mengkonsumsi kedelai serta produk olahannya, seperti tahu, tempe, dan susu
kacang kedelai, sebab kedelai mengandung phyto estrogen, yaitu genistein, yang
bermanfaat untuk mengurangi resiko terjadinya kanker payudara
6. Lakukan olahraga secara teratur
7. Hindari terlampau banyak makan makanan berlemak tinggi
8. Atasi stress dengan baik, misalnya lewat relaksasi dan meditasi
9. Makanlah lalap kunir puti (temu mangga) lebih kurang dua ruas jari setiap hari.
G. Pilihan terapi dan pengobatan

Larangan atau Pantangan Penderita Kanker Payudara. Jika kita sudah


terserang kanker payudara, kita harus menghindari atau mengurangi asupan konsumsi
beberapa jenis makanan. Karena ada kalanya makanan atau minuman tertentu akan
memacu pertumbuhan sel abnormal, termasuk kanker payudara. Ada diantaranya yang
mengandung zat tumbuh yang jika diasup akan merangsang pembesaran kanker. Ada
pula yang mengandung karsinogenik akibat proses pengawetan. Dan ada pula yang
jika dikonsumsi akan mengurangi efek kerja obat dalam tubuh.
Beberapa makanan dan minuman yang dianjurkan untuk menghindari atau
dikurangi konsumsinya:
1. Tauge
2. Vetsin
3. Tape
4. Es
5. Cabai
6. Kurangi garam
7. Lengkeng
8. Alkohol
9. Nanas
Anjuran dalam Masa Pengobatan Kanker Payudara. Terdapat beberapa bahan
makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi secara rutin. Konsumsinya boleh hanya
satu jenis bahan saja atau campuran dari beberapa bahan. Jika kita sedang terserang
kanker payudara, dianjurkan untuk meminum jus bahanbahan makanan berikut,
lakukan dua kali satu gelas setiap hari.
1. Wortel
2. Lobak
3. Pisang raja
4. Belimbing manis
5. Brokoli
8. Kubis
9. Apel
10. Bawang putih
Minum juga susu kedelai setengah gelas, lakukan dua kali sehari, atau konsumsi
selalu 100 gram tempe setiap hari. Aneka Sayuran Hijau Pencegah Kanker:
1. Buncis

2. Daun singkong
3. Kacang panjang
4. Daun pepaya
Menurut Dr. Vivi K. Tjahjadi, dari Karyasari, obot untuk kanker payudara adalah
rebusan sambiloto, kunir putih, rumput mutiara dan keladi tikus, diminum pagi siang
dan sore. Ramuan ini jika diminum 12 hari, lambat laun rasa nyeri akan berangsur
hilang dan benjolan juga hilang. Payudara akan kembali seperti semula tanpa rasa
sakit. Dengan minum ramuan ini kanker payudara berpeluang benarbenar sembuh
Pilihan terapi
Operasi
Breast-Conserving Therapy (BCT): Operasi pengangkatan kanker tanpa pengangkatan
jaringan payudara yang sehat yang dilanjutkan tindakan radioterapi.
Lumpektomi : Operasi pengangkatan kanker disertai sedikit jaringan sehat sekitarnya
dan KGB sekitar aksila yang terkena.
Mastektomi segmental : Operasi pengangkatan kanker disertai daerah sehat sekitarnya
lebih luas dari lumpektomi terutama jaringan dibawah tumor dan KGB aksila yang
terkena
Mastektomi: Operasi pengangkatan payudara
Total mastektomi: Operasi pengangkatan seluruh payudara dan sebagian KGB aksila
Radikal mastektomi modifikasi: Operasi pengangkatan seluruh payudara sebagian
besar KGB aksila dan sebagian otot dada
Radikal mastektomi: Operasi pengangkatan seluruh payudara, seluruh KGB aksila
dan seluruh otot dada (sudah tidak lazim dipakai)
Diseksi KGB aksila
Rekonsruksi payudara
Radioterapi
Menggunakan energi sinar untuk dapat mematikan sel kanker, baik secara langsung
(radiasi eksternal) maupun penempatan material radioaktif secara langsung pada
jaringan payudara (implan radiasi). Radioterapi kadang digunakan pasca operasi
khususnya pasca BCT untuk mematikan sisa sisa sel kanker yang tertinggal juga
digunakan preoperasi secara tunggal atau kombinasi bersama kemoterapi untuk
mengurangi massa tumor.
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan kombinasi obat untuk membunuh sel kanker, baik secara
injeksi maupun oral.
Terapi hormonal

Terapi hormon digunakan pada sel kanker yang pertumbuhannya dipengaruhi oleh
adanya hormon tertentu, termasuk operasi pengangkatan ovarium yang memproduksi
hormon pada wanita.
Terapi biologi
Bertujuan meningkatkan pertahanan tubuh alami untuk dapat melawan sel-sel kanker
sebagai contoh (trastuzumab) suatu antibodi monoklonal dengan target sel kanker
payudara dengan menghambat reseptor HER-2 suatu reseptor faktor pertumbuhan
epidermal (Epidermal Growth Factor Receptor).
Pilihan terapi pasien dengan DCIS
1. BCT dan radioterapi dengan atau tanpa tamoxifen
2. Total mastektomi dengan atau tanpa tamoxifen
Pilihan terapi pasien dengan LCIS
1. Observasi pasca diagnosis biopsi
2. Tamoxifen untuk menurunkan insiden kanker payudara
3. Total mastektomi profilaksis bilateral tanpa diseksi KGB
Pilihan terapi kanker payudara stadium I,II dan IIIA
Terapi primer
Pengobatan lokal regional:
- Mastektomi radikal
- Breast-Conserving Therapy (lumpektomi, radiasi, dan operasi pengangkatan KGB
yang terkena)
- Radikal mastektomi modifikasi dengan atau tanpa rekonstruksi payudara.
Radioterapi ajuvan pasca mastektomi pada KGB aksila (+)
Pengobatan lanjut
Bila ditemukan adanya benjolan, biasanya dokter akan menyarankan untuk
dilakukan pemeriksaan mammografie. Mammografie adalah pemeriksaan payudara
dengan alat rontgen dan merupakan suatu cara pemeriksaan yang sederhana, tidak
sakit, dan hanya memakan waktu 5 - 10 menit saja. Saat terbaik untuk menjalani
pemeriksaan mammografie adalah seminggu setelah selesai menstruasi. Caranya
adalah meletakkan payudara secara bergantian antara 2 lembar alas, kemudian dibuat
foto rontgen dari atas ke bawah, kemudian dari kiri ke kanan. Hasil foto ini akan
diperiksa oleh dokter ahli radiologi. Sebuah benjolan sebesar 0,25 cm sudah dapat
terlihat pada mammogram.
Cara lainnya adalah dengan operasi kecil untuk mengambil contoh jaringan
(biopsi) dari benjolan itu, kemudian diperiksa di bawah mikroskop laboratorium
patologi anatomi. Bila diketahui dan dipastikan bahwa benjolan itu adalah kanker,
maka payudara harus diangkat seluruhnya untuk menghindari penyebaran ke bagian
tubuh yang lain.
Siapakah yang harus menjalani pemeriksaan mammografie ?
Wanita yang berumur lebih dari 50 tahun.

Wanita yang memiliki ibu atau saudara perempuan yang pernah menderita kanker
payudara.
Wanita yang pernah menjalani pengangkatan salah satu payudaranya. Wanita dalam
golongan ini harus berada dalam pengawasan yang ketat. Wanita yang belum
pernah melahirkan anak. Ternyata pada golongan ini sering dijumpai serangan
kanker payudara.
Pengobatan Non Medis
mengetahui kita atau keluarga kita menderita kanker, reaksi yang pertama
muncul biasanya adalah sedih, panik, stres, takut harus berhadapan dengan sebuah
penyakit yang sulit diobati, menimbulkan penderitaan besar, dan tidak sedikit yang
berakhir dengan kematian. Maka kemudian kita sibuk mencari pengobatan kesanakemari, dari dokter paling pintar, ahli jamu, kiai paling alim, sampai dukun paling
sakti dan paranormal paling kondang.
Tetapi walaupun segala daya upaya sudah dikerahkan untuk mengobati,
mengapa perbaikannya sangat lambat, kadang seperti tidak ada perbaikan sama sekali,
atau bahkan kondisinya semakin buruk?
Penyakit Degeneratif Walaupun penyebab persisnya belum diketahui secara
pasti, banyak ahli berpendapat bahwa kanker tergolong penyakit degeneratif, artinya
penyakit yang disebabkan oleh menurunnya fungsi organ-organ tubuh. Dalam hal
kanker, penyebabnya antara lain tingginya polusi (udara, air, makanan, zat-zat kimia),
kesalahan gaya hidup (sering stres, gampang marah, larut dalam kesedihan, suka
makan/minum enak, tidak pernah olahraga, dsb), infeksi virus/bakteri, selain ada
juga faktor umur dan keturunan. Sebagai penyakit degeneratif, sebenarnya kanker bisa
dicegah

dan

dikendalikan

dengan

menghindari/menghilangkan

faktor-faktor

penyebabnya. Inilah yang sering kurang disadari oleh penderita dan pejuang kanker.
Padahal menjalani pengobatan kanker (operasi, kemoterapi, radiasi) tanpa
menghilangkan faktor-faktor penyebabnya.
Bisa Dilakukan Sendiri
Supaya upaya pengobatan berhasil, selain berobat secara medis dan mematuhi
nasehat dokter, kita harus melakukan upaya-upaya pengobatan nonmedis. Upayaupaya pengobatan nonmedis inilah yang dimaksudkan dengan menghilangkan faktorfaktor penyebab/pemicu kanker. Banyak di antara upaya ini yang bisa dilakukan
sendiri tanpa perlu keluar rumah, dan kalau dilakukan secara sungguh-sungguh sangat
besar pengaruhnya pada proses penyembuhan. Antara lain:
1. Menerima keberadaan kanker itu dengan hati ikhlas dan pikiran positif, percaya
penuh bahwa sesungguhnya Tuhan sedang menurunkan anugerah di balik kondisi

sakit tersebut. Doa, keikhlasan, dan sikap positif sangat meningkatkan daya tahan
tubuh, sehingga tubuh lebih kuat melawan sel-sel kanker (maupun penyakit lainnya).
2. Menjaga jiwa, sikap, dan perilaku supaya tetap tenang, tidak bingung, tidak sedih
berlarut-larut, tidak marah-marah, tidak stress. Jiwa yang tidak stabil membuat tubuh
menghasilkan zat-zat beracun, membuat sel-sel tubuh bersifat asam, dan kondisi ini
ibarat pupuk, sangat disukai sel-sel kanker untuk tumbuh subur.
3. Tetap melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa.
4. Cukup istirahat dan menjaga pola makan.
5. Menghindari polusi, asap rokok, dan sinar matahari berlebihan. Sinar matahari
dibutuhkan, tetapi cukup 20 menit sehari, khususnya sinar matahari pagi.
6. Olahraga dan tinggal di lingkungan yang kaya oksigen/banyak tanaman. Olahraga
meningkatkan kadar oksigen dalam sel tubuh, sedang kanker benci pada sel yang kaya
oksigen, karena dia akan mati merana di dalamnya!
7. Melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan daya tahan dan kekebalan tubuh, jika
perlu mengkonsumsi jamu, suplemen, atau antioksidan. Tetapi ingat, anda harus tahu
persis apa yang anda konsumsi: apa kandungannya, apa manfaatnya, apa efek
sampingnya, seberapa takarannya, bagaimana cara mengkonsumsinya, dan bagaimana
interaksinya dengan obat-obat lain.
8. Menjaga semangat, jangan sampai kendur, jangan pernah menyerah, walaupun
perjuangan harus dilakukan berbulan-bulan, atau bahkan bertahuntahun. Jika semua
upaya nonmedis tersebut bisa dilakukan bersama-sama dengan upaya pengobatan
medis, pasti hasilnya akan lebih optimal. Kemungkinan sembuh lebih besara,
setidaknya keganasan sel-sel kanker dapat dikendalikan, yang artinya dapat
memperpanjang usia.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Penyakit kronis, termasuk kanker dan penyakit kardiovaskular, adalah
penyebab utama kematian di negara berkembang. Faktor genetik, gaya hidup, dan diet
juga harus dipertimbangkan sebagai faktor risiko penting penyebab penyakit tersebut.
Misalnya saja, sekitar 50% semua jenis kanker disebabkan oleh cara makan yang
salah.
Kerusakan sel oksidatif juga diperkirakan ikut pegang peranan menjadi
penyebab

munculnya

penyakit-penyakit

tersebut.

Bagaimana

mengatasinya?

Mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan diduga para ahli bisa


mengatasi, paling tidak, mengurangi risiko terkena penyakit tersebut. Antioksidan
banyak ditemukan pada buah dan sayuran dan buah berwarna, seperti tomat. Buah
yang satu ini mengandung lycopene, pigmen karoten yang dikenal sebagai
antioksidan yang sangat potensial. Beberapa penelitian telah membuktikan
keampuhan lycopene ini. Misalnya dalam the Canadian Medical Association Journal,
Sanjiv Agarwal dan Akkinappally Venketeshwer Rao, beberapa waktu lalu
menyebutkan bahwa diet yang mengandung tinggi lycopene berpengaruh positif
sebagai pelindung tubuh dari penyakit kronis.
Hal ini jelas sangat menggembirakan. Pasalnya, buah dan sayuran kini sedang
gencar-gencarnya direkomendasikan sebagai pola makan yang sehat, ditambah lagi
ternyata manfaatnya bisa sebagai pelindung dari penyakit yang kini banyak ditakuti.
Tapi kedua ahli tersebut juga menyarankan penelitian lanjutan. "Seperti berapa
takaran lycopene yang pas sebagai pelindung dari penyakit kronis tersebut. Atau
berapa banyak yang baik bila hanya digunakan sebagai makanan sehat. Dan untuk
lebih baik lagi bagi yang sudah mengetahui pencegahan lebih baik dari pada
mengobati harus lebih mengkampanyekan SADARI (periksa payudara sendiri).
SADARI adalah tindakan deteksi dini terhadap adanya gejala-gejala kanker payudara.

DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, ; alih bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, EGC; Jakarta.
www.satumed.com,
satunet
ditelesuri
pada
08
juli
2008,
obrolanku.blogspot.com/2007/07/cegah-resiko-terkena kanker payudara, diperoleh
dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Patologi_anatomi" Kategori: Patologi anatomi |
Spesialisasi medis

Anda mungkin juga menyukai