I.
II.
Respon Maladaptif
- Distorsi pikiran
- Ilusi
- Reaksi emosi >/<
- Perilaku aneh/
tidak biasa
- Menarik diri
- Gangguan pikir/
delusi
- Sulit merespon emosi
- Perilaku
disorganisasi
- Isolasi sosial
b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan
kekerasan.
c. Genetik : diturunkan
1. Kognitif :
a) Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b) Individu sangat percaya pada keyakinannya
c) Sulit berfikir realita
d) Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif :
a) Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b) Afek tumpul
3. Perilaku dan hubungan sosial
a) Hipersensitif
b) Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c) Depresi
d) Ragu-ragu
e) Mengancam secara verbal
f) Aktifitas tidak tepat
g) Streotif
h) Impulsive
i) Curiga
4. Fisik
a) Higiene kurang
b) Muka pucat
c) Sering menguap
d) BB menurun
F. Jenisjenis waham
Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai
kenyataan.
Waham curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang / kelompok yang berusaha merugikan /
kekuatan.
Waham sisip piker
Klien yakin ada ide dan pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikirannya,
G. Mekanisme Koping
Waham adalah anggapan tentang orang yang Hypersensitif, dan mekanisme ego
yang spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyankalan dan aproyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan digunakan untuk menghindari kesalahan akan pernyataan yang
menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal implus yang
tidak dapat diterima dari dirinya sendiri. Hypersensitif dan perasaan infrerioritas telah
dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan
suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil perkembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka (Kaplan
Dan Saddock, 1997).
H. Manifestasi Klinis WAHAM
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi
Afek tumpul : kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d. Fungsi motorik
Imfulsif adalah
gerakan
tiba-tiba
dan
spontan,
manerisme,
A. Pohon masalah
Resiko Perilaku kekerasan
C/P
klien
suka
membentak
dan
menyerang
orang
yang
mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barangbarang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2. Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal
1. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2. Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi pikir : waham (..)
1. Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
d) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan
lainnya
atau
yakin
bahwa
orang
lain
dapat
membaca pikirannya?
2. Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung
d. Gangguan harga diri rendah
1. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri
2. Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
IV.
Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir : waham
V.
Intervensi :
Membina hubungan saling percaya ( Sebelum memulai mengkaji pasien waham
perawat harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat
dukungan
atau
menyangkal
sampai
pasien
berhenti
membicarakannya.
e. Memberikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas
f. Mendiskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
g. Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
h.
i.
j.
k.
pasien
Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
Membantu melakukan kemampuan yang dimiliki
Mendiskusikan tentang obat yang diminum
Melatih minum onat yang benar
DAFTAR PUSTAKA
Keliat,
Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
http://nursing-academy.blogspot.com/2011/09/asuhan-keperawatan-jiwa-
Budi
Anna.
(2006).
Kumpulan
Proses
Keperawatan
Masalah