Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

I.
II.

Kasus ( Masalah Utama)


Waham
Proses terjadinya masalah
A. Pengertian
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh di
pertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita
yang normal (Stuart dan Sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi di
pertahankan dan tidak dapat berubah secara logis oleh orang lain.keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control (Depkes RI, 2000).
B. Rentang respon waham
Respon Adaptif
- Pikiran logis
- Persepsi akurat
- Emosi konsisten
dengan pengalaman
- Perilaku sesuai
- Berhubungan sosial

Respon Maladaptif
- Distorsi pikiran
- Ilusi
- Reaksi emosi >/<
- Perilaku aneh/
tidak biasa
- Menarik diri

- Gangguan pikir/
delusi
- Sulit merespon emosi
- Perilaku
disorganisasi
- Isolasi sosial

(Stuart dan Laraia, 2005)


C. Penyebab
Faktor predisposisi
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / system sarap pusat yang menimbulkan
hambatan perkembangan otak khususnya lobus frontal, temporal dan limbic
pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal,perinatal,neonatus dan
kanakkanan.

b. Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan
kekerasan.
c. Genetik : diturunkan

d. Sosial budaya kehidupan sosial budaya dapat juga mempengaruhi timbulnya


waham seperti kemiskinan, komfliks social budaya (peperangan, kerusakan,
kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
e. Neurotransmitter
Abnormalitas pada dopamin, serotonin, dan glutamat
f. Virus : paparan virus influensa pada trimester III
g. Psikologi : ibu pencemas, terlalu melindungi, ayah tidak perduli
Faktor presipitasi
Riwayat presipitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik
umum, latar belakang, termasuk penganiayaan fisik / emosional, tekanan, isolasi,
permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya, mekanisme penghantaran
listrik yang abnormal, proses pengolahan informasi yang berlebihan.
D. Proses terjadinya Waham (Delusi)
Factor yang mempengaruhi terjadinya waham yaitu :
1. Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2. Klien disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3. Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain.
4. Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5. Kegagalan yang sering dialami
6. Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7. Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat, misalnya
menyalahkan orang lain.
E. Tanda dan gejala waham
a. Waham dengan perawatan minimal
Berbicara dan berprilaku sesuai dengan realita
Bersosialisasi dengan orang baru
Mau makan dan minum
Ekpresi dengan wajah tenang
b. Waham dengan perawatan persial
Iritamble
Cenderung menghindari orang lain
Mendominasi pembicaraan
Bicara kasar
c. Waham dengan perawatan total melukai diri sendiri dan orang lain menolak,
makam dan minum obat karena takut diracuni, gerakan tidak terkontrol, ekspresi
tegang, irritable,bicara kasar, menghindar dari orang lain, mendemonstrasi
pembicaraan, mengungkapkan keyakinannya yang salah berulang kali.

1. Kognitif :
a) Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b) Individu sangat percaya pada keyakinannya
c) Sulit berfikir realita
d) Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif :
a) Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b) Afek tumpul
3. Perilaku dan hubungan sosial
a) Hipersensitif
b) Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c) Depresi
d) Ragu-ragu
e) Mengancam secara verbal
f) Aktifitas tidak tepat
g) Streotif
h) Impulsive
i) Curiga
4. Fisik
a) Higiene kurang
b) Muka pucat
c) Sering menguap
d) BB menurun
F. Jenisjenis waham
Waham kebesaran
Penderita merasa dirinya orang besar, berpangkat tinggi, orang yang pandai

sekali, orang kaya


Waham agama
Keyakinan klien terhadap agama diucapkan berulang kali dan tidak sesuai dengan

kenyataan.
Waham curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang / kelompok yang berusaha merugikan /

mencinderai, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dengan kenyataan.


Waham berdosa
Timbul perasaan bersalah yang luar biasa dan merasakan suatu dosa yang besar ,

klien mengatakan sudah selayaknya ia dihukum berat.


Waham dikejar
Klien merasa dirinya senantiasa dikejarkejar oleh orang lain atau kelompok

orang yang bermaksud berbuat jahat padanya.


Waham cemburu
Selalu cemburu pada orang lain.
Waham somatic / Hipokondria

Keyakinan tentang berbagai penyakit yang berbeda dalam tubuhnya seperti

wujudnya yang membusuk, otak yang mencair.


Waham keagamaan
Waham yang keyakinan dan pembicaraan selalu tentang agama
Waham nihilistic
Keyakinan bahwa dunia ini sudah hancur atau dirinya sendiri sudah meninggal.
Waham pengaruh
Pikiran, emosi dan perbuatannya diawasi / dipengaruhi oleh orang lain atau

kekuatan.
Waham sisip piker
Klien yakin ada ide dan pikiran orang lain yang disisipkan ke dalam pikirannya,

diucapkan berulang kali dan tidak sesuai dengan kenyataan.


Waham control piker
Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar, diucapkan berulang kali
dan tidak sesuai kenyataan.

G. Mekanisme Koping
Waham adalah anggapan tentang orang yang Hypersensitif, dan mekanisme ego
yang spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyankalan dan aproyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
ditransformasikan menjadi kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan digunakan untuk menghindari kesalahan akan pernyataan yang
menyakitkan. Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal implus yang
tidak dapat diterima dari dirinya sendiri. Hypersensitif dan perasaan infrerioritas telah
dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan
suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil perkembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka (Kaplan
Dan Saddock, 1997).
H. Manifestasi Klinis WAHAM
a. Gangguan fungsi kognitif (perubahan daya ingat)
Cara berpikir magis dan primitif, perhatian, isi pikir, bentuk dan pengorganisasian
bicara (tangensial, neologisme, sirkumtansial)
b. Fungsi persepsi
Depersonalisasi dan halusinasi
c. Fungsi emosi

Afek tumpul : kurang respon emosional, afek datar, afek tidak sesuai, reaksi
berlebihan, ambivalen
d. Fungsi motorik
Imfulsif adalah
gerakan

tiba-tiba

dan

spontan,

manerisme,

stereotopik adalah gerakan yang diulang-ulang, tidak bertujuan, tidak dipengaruhi


stimulus yang jelas, katatonia.
e. Fungsi sosial : kesepian
Isolasi sosial, menarik diri dan harga diri rendah.
Dalam tatanan keperawatan jiwa respon neurobiologis yang sering muncul adalah
gangguan isi pikir : waham dan gangguan persepsi sensori : halusinasi.
I. Penatalaksanaan WAHAM
A. Psikofarmakologi
B. Pasien hiperaktif / agitasi anti psikotik low potensial
C. penarikan diri high potensial
D. ECT tipe katatonik
E. Psikoterapi
III.

A. Pohon masalah
Resiko Perilaku kekerasan

Perubahan proses pikir : waham

C/P

Gangguan harga diri : HDR


B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Data yang Perlu Dikaji
a. Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1. Data subjektif
Klien memberi kata-kata ancaman, mengatakan benci dan kesal pada
seseorang,

klien

suka

membentak

dan

menyerang

orang

yang

mengusiknya jika sedang kesal, atau marah, melukai / merusak barangbarang dan tidak mampu mengendalikan diri.
2. Data objektif
Mata merah, wajah agak merah, nada suara tinggi dank eras, bicara
menguasai, ekspresi marah, pandangan tajam, merusak dan melempar
barang-barang.
b. Kerusakan komunikasi : verbal

1. Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
2. Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang
didengar dan kontak mata kurang
c. Perubahan isi pikir : waham (..)
1. Data subjektif : Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang
agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara
berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
a) Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang
diungkapkan dan menetap?
b) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah
pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
c) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya
aneh dan tidak nyata?
d) Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
e) Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang
lain?
f) Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh
orang lain atau kekuatan dari luar?
g) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau
kekuatan

lainnya

atau

yakin

bahwa

orang

lain

dapat

membaca pikirannya?
2. Data objektif : Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga,
bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik,
sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah
klien tegang, mudah tersinggung
d. Gangguan harga diri rendah
1. Data subjektif
Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri

2. Data objektif
Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencedaerai diri/ ingin mengakhiri hidup
IV.

Diagnosa Keperawatan
Perubahan proses pikir : waham

V.

Rencana tindakan keperawatan


Pasien Mampu :
-

Pasien dapat berorientasi pada realitas secara bertahap


Pasien dapat memenuhi kebutuhan dasar
Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5 benar

Intervensi :
Membina hubungan saling percaya ( Sebelum memulai mengkaji pasien waham
perawat harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar pasien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi dengan perawat. Tindakan yang harus perawat

lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya, yaitu:


a. Mengucapkan salam terapeutik
b. Berjabat tangan
c. Menjelaskan tujuan interaksi
d. Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien
Membantu orientasi realitas
a. Tidak mendukung atau membantah waham pasien
b. Meyakinkan pasien berada dalam keadaan aman
c. Mengobservasi pengaruh waham pada aktivitas sehari-hari
d. Jika pasien terus menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa
memberikan

dukungan

atau

menyangkal

sampai

pasien

berhenti

membicarakannya.
e. Memberikan pujian jika penampilan dan orientasi pasien sesuai dengan realitas
f. Mendiskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi sehingga
menimbulkan kecemasan, rasa takut dan marah.
g. Meningkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional
h.
i.
j.
k.

pasien
Mendiskusikan tentang kemampuan positif yang dimiliki
Membantu melakukan kemampuan yang dimiliki
Mendiskusikan tentang obat yang diminum
Melatih minum onat yang benar

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,

Jiwa. Jakarta : FIK, Universitas Indonesia


Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta :

Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .
http://nursing-academy.blogspot.com/2011/09/asuhan-keperawatan-jiwa-

waham.html tanggal 8-02-2015


https://akperss.files.wordpress.com/2011/01/kep-jiwa_asuhan-keperawatan-

Budi

Anna.

(2006).

waham.pdf tanggal 8-02-2015

Kumpulan

Proses

Keperawatan

Masalah

Anda mungkin juga menyukai