Anda di halaman 1dari 4

Lantanium

Keterangan Unsur
Nama Unsur
Massa Atom
Bilangan Oksidasi
Konfigurasi Elektron
Titik Didih
Titik Lebur
Massa Jenis
Struktur Kristal
Elektronegativitas

:
:
:
:
:
:
:
:
:

Lantanium
138.9055
3
[Xe]5d1 6s2
3737 K
1191 K
6.15 g/cm3
Heksagonal
1.10

Radius Atom
Volume Atom
Radius Kovalensi
Entalpi Penguapan
Entalpi Pembentukan
Konduktivitas Listrik
Konduktivitas Panas
Potensial Ionisasi
Kapasitas Panas

:
:
:
:
:
:
:
:
:

1.38 Ao
22.5 cm3/mol
1.25 Ao
399.57 kJ/mol
11.3 kJ/mol
1.9 x 106 ohm-1cm-1
13.5 Wm-1K-1
5.58 V
0.19 Jg-1K-1

Lantanum
Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

Langsung ke: navigasi, cari


Lantanum adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang La
dan nomor atom 57. Namanya berasal dari bahasa Yunani lanthanein yang artinya
"tersebunyi". Unsur ini sering dikelompokkan sebagai lantanida dan bersifat sangat
reaktif. Lantanum ditemukan pertama kali pada tahun 1839 oleh ahli kimia Swedia, Carl
Gustav Mosander.

[sunting] Pranala luar


By: IKSAL
Departemen Fisika-ITB
: Jl. Ganesa 10, Bandung
Created: 2006-06-27 , with 1 file(s).

Keywords: Isotop radioaktif; thyroid; Radionuklida; detektor;


Isotop radioaktif merupakan salah satu zat atau unsur radioaktif yang dibuat
manusia dalam upaya membantu proses diagnosa berbagai penyakit yang diderita.
Dari sekian banyak isotop radioaktif yang telah dibuat,maka khusus untuk diagnosa
kelenjar "thyroid", orang banyak menggunakan Ii3i, hal ini disebabkan karena iodium
I sebagian besar diserap oleh kelenjar thyroid dan hanya sebagian kecil saja yang
larut dalam darah yang berupa iodida dengan kadar sangat rendah.
Radionuklida Ii3idibuat dengan proses penembakan neutron pada target telurium 131 (Te131),yang dalam proses disintegrasinya memancarkan partikel beta dan
gamma.
Iodium I masuk kedalam tubuh sebagian besar melalui saluran pencernaan
makanan,saluran pernapasan,dan sedikit melalui kulit atau peresapan pada luka.
Dalam tugas akhir ini akan ditinjau berapa lama dan berapa banyak I- yang berada
dalam kelenjar thyroid,dihitung sejak pertama kalinya I diserap oleh kelenjar
thyroid,dengan bantuan iodium radioaktif Ii3i.
Pengamatan yang dilaksanakan adalah dengan memasukkan I131secara peroral

kedalam tubuh pasien dalam bentuk kapsul NaI131 dengan aktifitas yang berbeda.
Selanjutnya dilakukan pencacanan eksternal dengan menggunakan detektor sinar
gamma.

SINTESIS DAN PENENTUAN SIFAT DARI La0,8Sr0,2Ga0,8Mg0,2O3-d


(LSGM) YANG DISISIPI LOGAM Fe SEBAGAI ELEKTROLIT
PADAT PADA SEL BAHAN BAKAR PADATAN
SYNTHESIS AND STRUCTURAL PROPERTIES OF Fe DOPED
La0,8Sr0,2Ga0,8Mg0,2O3-d (LSGM) AS SOLID ELECTROLYTE FOR SOLID
OXIDE FUEL CELL
Master Theses from JBPTITBPP / 2007-09-26 15:01:36
Oleh : Rusmiati (NIM 205 05 004), S2 - Chemistry
Dibuat : 2007-06-22, dengan 7 file
Keyword : Perovskite, Solid oxide fuell cell, LSGM dope-Fe, Solid state reaction, Xrays diffraction
ABSTRAK:
Sel bahan bakar diharapkan dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan
bakar fosil yang jumlahnya kian menipis. Penggunaan sel bahan bakar sebagai sumber
energi memberikan beberapa keuntungan diantaranya ramah lingkungan karena hanya
menghasilkan air, efisiensi energi tinggi, dan menggunakan bahan dasar hidrogen dan
udara yang jumlahnya tak terbatas. Sel bahan bakar adalah suatu sel elektrokimia, maka
dalam sistem sel bahan bakar terdapat dua buah elektroda tempat dimana reaksi redoks
berlangsung dan elektrolit yang memisahkan kedua elektroda.
Jenis sel bahan bakar pada umumnya ditentukan oleh jenis elektrolit yang dipergunakan.
Salah satu jenis sel bahan bakar adalah sel bahan bakar padatan (Solid Oxide Fuel Cell,
SOFC) yang menggunakan oksida padat sebagai elektrolitnya. Suatu oksida dapat
berfungsi sebagai elektrolit pada sel bahan bakar padatan jika mempunyai konduktivitas
ion yang tinggi untuk dapat dilewati ion-ion yang bergerak dari satu elektroda menuju
elektroda yang lain agar dapat melakukan reaksi reduksi oksidasi yang menghasilkan
energi.
LaGaO3 (lantanum galat), adalah material oksida dengan struktur perovskit yang
mempunyai konduktivitas ion oksigen yang tinggi pada suhu tinggi, dan telah digunakan
sebagai bahan elektrolit pada sel bahan bakar padatan. Penyisipan ion Sr pada posisi La
dan ion Mg pada posisi Ga membentuk La1-xSrxGa1-yMgyO3-d (LSGM) menyebabkan
terjadinya cacat kristal dan terbukti dapat menaikkan konduktivitas ion. Selanjutnya
penyisipan ion logam Fe pada posisi Mg dari LSGM membentuk
La0,8Sr0,2Ga0,8Mg0,2-xFexO3-d (LSGMF) dengan x = 0; 0,05; 0,1; dan 0,15
diharapkan dapat menaikkan konduktivitas ion karena cacat kristal yang disebabkan
ukuran ion Fe yang lebih kecil dibanding ion Mg dan muatan yang berbeda yaitu Fe

bermuatan +3 dan Mg bermuatan +2.


Pada penelitian ini, LSGM dan LSGMF disintesis melalui reaksi kimia fasa padat yang
dilakukan dengan pemanasan pada suhu 1150 oC, 1300 oC, 1350 oC dan 1450 oC.
Struktur kristal senyawa yang terbentuk dikarakterisasi menggunakan difraksi sinar-X
serbuk, dan hasilnya dianalisis dengan program Rietica. Proses refinement dengan
metoda Le Bail menberikan informasi struktur kristal senyawa yang berbentuk kubik
dengan grup ruang Pm3m. Parameter sel untuk La0,8Sr0,2Ga0,8Mg0,2-xFexO3-d
dengan x = 0 (LSGM); x = 0,05 (LSGMF 1); x = 0,1 (LSGMF 2); dan x = 0,15 (LSGMF
3) hasil pemanasan terakhir masing-masing adalah a = 3,9240(1) A untuk LSGM, a =
3,9183(7) A untuk LSGMF 1, a = 3,9126(1) A untuk LSGMF 2, dan a = 3,9061(3) A
untuk LSGMF 3.
Scanning Electron Microscope (SEM) yang dilengkapi dengan Energy Dispersive X-Ray
Spectroscopy (EDX) digunakan untuk mempelajari morfologi permukaan dan
menentukan komposisi unsur-unsur yang terdapat dalam LSGM dan LSGMF. Gambar
SEM memperlihatkan bahwa permukaan senyawa yang dibuat dalam bentuk pelet dengan
tekanan 10N/cm2 tersusun atas butiran-butiran dengan pori diantaranya. Diameter butiran
dari LSGM dan LSGMF rata-rata sekitar 0,5 hingga 2 mm. Sementara itu, berdasarkan
data EDX penyisipan Fe pada posisi Mg dari LSGM menunjukkan penurunan konsentrasi
Mg yang konsisten sesuai dengan perhitungan awal sedangkan penambahan konsentrasi
Fe cenderung lebih sedikit di banding perhitungan awal.
Penentuan konduktivitas ion sebagai fungsi suhu pada masing-masing senyawa dilakukan
dengan teknik pengukuran impedansi menggunakan Electrochemical Impedance
Spectroscopy (EIS). Pada suhu antara 150 oC hingga 350 oC didapat konduktivitas ion
naik pada konsentrasi ion Fe yang tinggi, sedangkan pada konsentrasi rendah
konduktivitas ion cenderung tetap.
Deskripsi Alternatif :
ABSTRACT:
Fuel cell is expected to be an alternative energy source to replace the fossil fuel. There
are several benefits of using fuel cell as an energy source since fuel cell exhibits high
efficiency, produce water and less pollutant substances at the end of process and uses
renewable energy source such as hydrogen. Fuel cell is an electrochemical cell, which
consists of two electrodes where reduction and oxidation process occur and the
electrolyte placed between electrodes that acts as ionic conductor.
Fuel cell are classified according to the type of electrolyte. One of the fuel cell type is the
solid oxide fuel cell (SOFC), which consists of solid oxide material as electrolyte. For the
SOFC application, oxide materials used as electrolyte must have high ionic conductivity
in order to make oxygen ion move efficiently from cathode to anode to complete redox
reaction and then producing electrical energy.

Lanthanum Galate is an oxide material with perovskite structure and high ionic
conductivity at high temperature and it have been used as an electrolyte for SOFC.
Doping of Sr ion at La site and Mg ion at Ga site with La1-xSrxGa1-yMgyO3-d (LSGM)
composition have increased ionic conductivity due to crystal defect introduced by doping.
At present, LSGM are used for electrolyte material since it exhibits high ion oxygen
conductivity. In order to reduce the fuel cell operational temperature, high ionic
conductivity of electrolyte must be obtained at lower temperature. High ionic
conductivity can be achieved by introducing impurity or defect into material. Doping
with Fe for Mg site is expected to increase oxygen ion conductivity in LSGM, since Fe
has higher valence number (+3) compared with Mg (+2).
In this work, the LSGM and LSGMF (La0,8Sr0,2Ga0,8Mg0,2-xFexO3-d with x=0, 0.05,
0.1, 0.15) perovskite structure were synthesized by solid state reaction technique at
various temperature, and it was sintered at highest operable temperature of the
equipment that available in laboratory, that is 1450 oC for 12 hours. Crystal structures
were analyzed using X-rays diffractometer and refined using Rietica Program. The cell
parameters were determined with Le Bail refinement in cubic structure with space group
Pm3m. The lattice parameter for La0,8Sr0,2Ga0,8Mg0,2-xFexO3-d with x = 0 (LSGM);
x = 0.05 (LSGMF 1); x = 0.1 (LSGMF 2); x=0.15 (LSGMF 3) were a = 3.92023(1) A for
LSGM, a = 3.9183(7) A for LSGMF 1, a = 3.9126(1) A for LSGMF 2, and a = 3.9061(3)
A for LSGMF 3.
Scanning Electron Microscope (SEM) and Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (EDX)
is used to study the grain morphology and elements composition of the LSGM and
LSGMF in order to analyze the effect of Fe substitution. The SEM image show that
surface of the compound made into pellet form with pressure of 10N/cm2, consist of
grains with porous. The LSGM and LSGMF grains diameter were about 0,5 up to 2 mm.
Meanwhile, based on EDX data, doping Fe at Mg site shows Mg concentration
decreasing, which is consistent with the initial composition. However, the increasing of
Fe concentration was found to be smaller than the initial composition.
The ionic conductivity as a function of temperature was measured using impedance
analyzer with Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) software. For higher Fe
concentration, ionic conductivity is increasing with temperature between 150 oC-350 oC
while at low Fe concentration ionic conductivity was constant.
Copyrights : Copyright (c) 2007 by ITB Central Library. Verbatim copying and
distribution of this entire article is permitted by author in any medium, provided this
notice is preserved.

Anda mungkin juga menyukai

  • Radon
    Radon
    Dokumen4 halaman
    Radon
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Radon
    Radon
    Dokumen4 halaman
    Radon
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Iterbium
    Iterbium
    Dokumen3 halaman
    Iterbium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • KLOR
    KLOR
    Dokumen5 halaman
    KLOR
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • He Lagi
    He Lagi
    Dokumen2 halaman
    He Lagi
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Molibdenum
    Molibdenum
    Dokumen4 halaman
    Molibdenum
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Proses Primer
    Proses Primer
    Dokumen5 halaman
    Proses Primer
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Osmium
    Osmium
    Dokumen1 halaman
    Osmium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Prometium
    Prometium
    Dokumen4 halaman
    Prometium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Serium
    Serium
    Dokumen2 halaman
    Serium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Stronsium
    Stronsium
    Dokumen4 halaman
    Stronsium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Kripton
    Kripton
    Dokumen7 halaman
    Kripton
    linaariani90
    100% (1)
  • Natrium
    Natrium
    Dokumen12 halaman
    Natrium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Radon
    Radon
    Dokumen4 halaman
    Radon
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Meitnerium
    Meitnerium
    Dokumen2 halaman
    Meitnerium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Platina
    Platina
    Dokumen2 halaman
    Platina
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Prometium
    Prometium
    Dokumen4 halaman
    Prometium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Natrium
    Natrium
    Dokumen12 halaman
    Natrium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Neon
    Neon
    Dokumen5 halaman
    Neon
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Osmium
    Osmium
    Dokumen1 halaman
    Osmium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Lutetium
    Lutetium
    Dokumen3 halaman
    Lutetium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • LANTANIDA
    LANTANIDA
    Dokumen3 halaman
    LANTANIDA
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Molibdenum
    Molibdenum
    Dokumen4 halaman
    Molibdenum
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Perak
    Perak
    Dokumen6 halaman
    Perak
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • KLOR
    KLOR
    Dokumen5 halaman
    KLOR
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Klor (CL)
    Klor (CL)
    Dokumen3 halaman
    Klor (CL)
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Kalsium
    Kalsium
    Dokumen2 halaman
    Kalsium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Kadnium
    Kadnium
    Dokumen6 halaman
    Kadnium
    linaariani90
    Belum ada peringkat
  • Kalium
    Kalium
    Dokumen4 halaman
    Kalium
    linaariani90
    Belum ada peringkat