1. Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Trayek didih : 0 sampai 50C
Peruntukan : Gas tabung, BBG, umpan proses petrokomia.
2. Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Trayek didih : 50 sampai 85C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar penerbangan bermesin piston, umpan
proses petrokomia
4. Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Trayek didih : 105 sampai 135C
Peruntukan : Bahan bakar motor, bahan bakar industri
5. Minyak Berat
Rentang rantai karbon dari C31 sampai C40
Trayek didih dari 130 sampai 300C
Peruntukan : Minyak pelumas, lilin, umpan proses petrokimia
6. Residu
Rentang rantai karbon diatas C40
Trayek didih diatas 300C
Peruntukan : Bahan bakar boiler (mesin pembangkit uap panas), aspal, bahan pelapis anti
bocor.
PRINSIP PEMROSESAN GAS ALAM
Penggunaan utama gas alam adalah sebagai bahan bakar (fuel) dan bahan baku industri
petrokimia (feedstock) semisal dalam industri pupuk. Ada tiga prinsip dalam pemrosesan gas
alam :
1. Purifikasi (pemurnian)
2. Separasi (pemisahan)
3. Liquefaction (pencairan)
Komposisi gas alam bervariasi antara lokasi yang satu dengan lokasi yang lain. Karena itu
spesifikasi produk gas alam biasanya dinyatakan dalam komposisi dan kriteria performansi-nya.
Kriteria-kriteria tersebut antara lain : Wobbe Number, Heating Value, inert total, kandungan air,
oksigen, dan sulfur. Wobbe Number dan Heating Value merupakan kriteria dalam pembakaran,
sedangkan kriteria lain terkait dengan perlindungan perpipaan dari korosi dan plugging.
Istilah purifikasi dan separasi sendiri mengacu pada proses yang terjadi. Jika removal H 2S dalam
jumlah kecil, maka proses bisa disebut dengan purifikasi. Akan tetapi jika jika H 2S yang hendak
dihilangkan ada dalam jumlah besar dan akan dikonversi menjadi elemental sulfur yang
mempunyai nilai jual, maka proses yang terjadi dikategorikan sebagai separasi. Overview dari
material yang ada dalam natural gas bisa dilihat pada Gambar berikut :
PROCESS OVERVIEW
Blok diagram pemrosesan gas alam secara umum ditunjukkan pada Gambar berikut :
Parafin dan aspaltin adalah deposit organic yang dapat menyebabkan terjadinya penyumbatan
pada formasi atau pada jaringan pengangkut. Keduanya serupa tapi tak sama. Parafin adalah
senyawa hidrokarbon rantai lurus, N-alkana dengan rantai sangat panjang (C > 100) yang
membentuk struktur kristal. Parafin memiliki titik didih lebih dari 240oF.
Alpalten merupakan struktur benzen bermuatan, memiliki densitas yang tinggi, membentuk
molekul amorf (biasanya padatan britle/getas) . Parafin dapat meleleh sedangkan asphalten
terdekomposisi, Deposit keduanya mengambang di air dan larut di air. Parafin larut dalam
heptane dan crude oil sedangkan aspalten tidak.
Sebagian besar yang ditulisnya adalah benar, tapi ada beberapa hal yang mungkin perlu
diluruskan. Jadi yang namanya minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan
campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang
memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung
200 atom karbon bahkan lebih.
Secara garis besar minyak bumi dikelompokkan berdasarkan komposisi kimianya menjadi empat
jenis, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Parafin
Olefin
Naften
Aromat
Tetapi karena di alam bisa dikatakan tidak pernah ditemukan minnyak bumi dalam bentuk olefin,
maka minyak bumi kemudian dikelompokkan menjadi tiga jenis saja, yaitu Parafin, Naften dan
Aromat.
Kandungan utama dari campuran hidrokarbon ini adalah parafin atau senyawa isomernya. Isomer
sendiri adalah bentuk lain dari suatu senyawa hidrokarbon yang memiliki rumus kimia yang
sama. Misal pada normal-butana pada gambar berikut memiliki isomer 2-metil propana, atau
kadang disebut juga iso-butana. Keduanya memiliki rumus kimia yang sama, yaitu C4H10 tetapi
memiliki rumus bangun yang berbeda seperti tampak pada gambar.
Jika atom karon (C) dinotasikan sebagai bola berwarna hitam dan atom hidrogen (H) dinotasikan
sebagai bola berwarna merah maka gambar dari normal-butan dan iso-butan akan tampak seperti
gambar berikut :
Senyawa hidrokarbon normal sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai lurus,
sedangkan senyawa isomernya atau iso sering juga disebut sebagai senyawa hidrokarbon rantai
cabang. Keduanya merupakan jenis minyak bumi jenis parafin.
Sedangkan sisa kandungan hidrokarbon lainnya dalam minyak bumi adalah senyawa sikloparafin yang disebut juga naften dan/atau senyawa aromat. Berikut adalah contoh dari sikloparafin dan aromat.
Keluarga hidrokarbon terebut diatas disebut homologis, karena sebagian besar kandungan yang
ada dalam minyak bumi tersebut dapat dipisahkan kedalam beberapa jenis kemurnian untuk
keperluan komersial. Secara umum, di dalam kilang minyak bumi, pemisahan perbandingan
kemurnian dilakukan terhadap hidrokarbon yang memiliki kandungan karbon yang lebih kecil
dari C7. Pada umumnya kandungan tersebut dapat dipisahkan dan diidentifikasi, tetapi hanya
untuk keperluan di laboratorium.
Campuran siklo parafin dan aromat dalam rantai hidrokarbon panjang dalam minyak
bumi membuat minyak bumi tersebut digolongkan menjadi minyak bumi jenis aspaltin.
Minyak bumi di alam tidak pernah terdapat dalam bentuk parafin murni maupun aspaltin murni,
tetapi selalu dalam bentuk campuran antara parafin dan aspaltin. Pengelompokan minyak bumi
menjadi minyak bumi jenis parafin dan minyak bumi jenis aspaltin berdasarkan banyak atau
dominasi minyak parafin atau aspaltin dalam minyak bumi. Artinya minyak bumi dikatakan jenis
parafin jika senyawa parafinnya lebih dominan dibandingkan aromat dan/atau siklo parafinnya.
Begitu juga sebaliknya.
Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik
didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan titik didih
ini lebih sering dilakukan dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya.
Minyak bumi tidak seluruhnya terdiri dari hidrokarbon murni. Dalam minyak bumi terdapat juga
zat pengotor (impurities) berupa sulfur (belerang), nitrogen dan logam. Pada umumnya zat
pengotor yang banyak terdapat dalam minyak bumi adalah senyawa sulfur organik yang disebut
merkaptan. Merkaptan ini mirip dengan hidrokarbon pada umumnya, tetapi ada penambahan satu
atau lebih atom sulfur dalam molekulnya, seperti pada gambar berikut :
Senyawa sulfur yang lebih kompleks dalam minyak bumi terdapat dalam bentuk tiofen dan
disulfida. Tiofen dan disulfida ini banyak terdapat dalam rantai hidrokarbon panjang atau pada
produk distilat pertengahan (middle distillate).
Selain itu zat pengotor lainnya yang terdapat dalam minyak bumi adalah berupa senyawa halogen
organik, terutama klorida, dan logam organik, yaitu natrium (Na), Vanadium (V) dan nikel (Ni).
Titik didih minyak bumi parafin dan aspaltin tidak dapat ditentukan secara pasti, karena sangat
bervariasi, tergantung bagaimana komposisi jumlah dari rantai hidrokarbonnya. Jika minyak bumi
tersebut banyak mengandung hidrokarbon rantai pendek dimana memiliki jumlah atom karbon
lebih sedikit maka titik didihnya lebih rendah, sedangkan jika memiliki hidrokarbon rantai
panjang dimana memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.