Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya jenis tanaman yang berbeda-beda, memiliki struktur dan ciri khas
yang berbeda-beda pula. Kadang banyak pula yang terdapat di tempat yang sulit
dijangkau atau pun suatu saat akan punah. Dalam hal ini kita akan mengalami
kesulitan untuk mengenal dan mempelajari tanaman-tanaman yang ada ataupun
pernah ada. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengatasi kesulitan itu salah
satunya adalah dengan cara mengoleksi dan mengawetkan tanaman tersebut, yang
disebut dengan specimen herbarium.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari Kuliah Lapangan dan pembuatan laporan ini diantaranya :
1. Memenuhi tugas Morfologi Tumbuhan
2. Mahasiswa dapat mengenal habitat dari tumbuhan
3. Mahasiswa dapat mengenal ciri ciri tumbuhan secara morfologi habitat dan
sebagainya
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi objek dari ciri morfologi dan ciri lain yang
tampak dari objek
5. Mahasiswa mampu membuat awetan basah (dengan menggunakan alcohol dan
FAA) dan awetan kering ( dengan membuat herbarium)
6. Mahasiswa dapat menambah pengetahuan mengenai morfologi tumbuhan
7. Mahasiswa memperoleh pengalaman lansung, baik di lapangan maupun dalam
pembuatan Laporan

C. Waktu dan Tempat


Kuliah Lapangan ini dilaksanakan pada:
Hari / tanggal : Kamis, 21 Mei 2009
Jam

: 08.00 WIB s/d selesai

Tempat

: Pantai Nirwana, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Padang Selatan,


Padang, Sumbar

BAB II
DASAR TEORI
A. PENDAHULUAN
1. Struktur Dasar Organ Tumbuhan
Ada tiga jenis penggolongan organ yang terdapat pada tumbuhan, yakni:
Organ pokok (organum nutritivum) adalah organ tumbuhan yang terbentuk
pada lembaga atau perkembangan dari zigot adalah akar, batang dan daun.
Organ metamorfosis adalah organ vegetatif yang ukuran, bentuk, proporsi dan
susunan yang mengalami perkembangan diikuti dengan modifikasi yang
sangat beranekaragam. Organ metamorfosis ini dapat berasal dari satu atau
lebih organ pokok. Contohnya adalah bunga, sulur, umbi dan lainnya.
Organ aksesoris adalah organ yang tidak merupakan modifikasi dari organ
pokok, seperti trikoma, sisik bulu dan papillae.
Secara umum tumbuhan tampak seperti mempunyai sumbu utama yakni batang
yang terletak di permukaan tanah yang menyatu dan berkesinambungan dengan akar
yang berada di dalam tanah. Daun berkembang dari primordial daun yang tedapat
pada setiap kuncup di ujung batang (kuncup terminal). Ada sejumlah istilah topografi
yang perlu kita kenal dalam mempelajari morfologi seperti adaksial adalah bagian
yang mendekati sumbu batang, abaksial adalah bagian yang menjauhi sumbu batang,
distal adalah daerah di bagian ujung, proksimal daerah di bagian pangkal, sedangkan
terminal adalah daerah paling ujung dari batang atau akar.

2. Bentuk-bentuk Hidup Tumbuhan


Berdasarkan daur hidup, dihitung dari kapan suatu tumbuhan itu tumbuh,
berbunga kemudian mati. Ada dua jenis tanaman berdasarkan daur hidupnya,
yakni:
Monocarpa, adalah tumbuhan yang hanya berbunga dan berbuah satu kali
dalam siklus hidupnya, kemudian mati. Contohnya jagung, padi, dll.
Polycarpa, adalah tumbuhan yang berbunga dan berbuah satu kali selama
daur hidupnya. Seperti pada kelapa, cabe, dll.
Berdasarkan umur atau lama hidup., yakni berdasarkan panjang pendeknya
umur atau durasi suatu tumbuhan. Ada 3 pembagian tumbuhan berdasarkan
lama hdupnya, yakni:
Annual, adalah tumbuhan yang lama hidupnya kurang dari satu tahun
mulai dari biji sampai menghasilkan biji kembali. Contohnya adalah
jagung.
Binneal adalah tumbuhan yang lama hidupnya antara satu hingga dua
tahun.
Perennial adalah tumbuhan yang lama hidupnya lebih dari dua tahun.
Seperti Mangifera indica.
B. AKAR
Akar merupakan bagian tanaman yang biasanya terdapat dibawah tanah yang
berfungsi untuk memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan zat-at makanan
yang terlarut dalam tanah dan mengangkutnya ke bagian tumbuhan yang memerlukan
dan kadang-kadang untuk menimbun makanan. Ciri-ciri akar antara lain:

tidak memiliki klorofil,

tidak memiliki nodus ataupun internodus,

tidak mendukung daun ataupun sisik,

arah tumbuh menuju pusat bumi atau menuju air dan meninggalkan udara dan
cahaya,

Bentuknya seringkali meruncing untuk memudahkan dalam menembus tanah.

1. Perkembangan Akar
Pada embrio, akar berkembang dari akar lembaga (radikula). Akar itu tumbuh
menjadi akar utama yang disebut akar primer (radix primaria) dan bertambah
panjang akibat pembelahan dan pemanjangan sel dibelakang apeks akar. Apeks akar
dilindungi oleh tudung akar, dibelakang tudung akar terdapat bulu-bulu akar (rambutrambut akar) yang membantu dalam penyerapan air dan garam-garam mineral dari
dalam tanah dan memperluas permukaan akar. Dibelakang rambut-rambut akar pada
jarak tertentu akan terbenrtuk cabang lateral (radix lateralis).
Sistem perakaran dapat dibedakan atas dua, yakni:
Sistem akar tunggang, dimana akar primer (radikula) tumbuh terus menjadi
akar pokok dan tetap menyolok karena ukuran lebih besar dari bagian akar
yang lain, serta bercabang banyak menjadi akar-akar yang lebih kecil.
Terdapat pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae.
System akar serabut, dimana akar primer tidak brtahan lama sebab akan mati
atau tidak tumbuh membesar, kemudian disusul dengan sejumlah akar yang
kurang lebih sama besar dan keluar dari pangkal batang.

2. Sistem Akar Tunggang

Berdasarkan percabangannya dan bentuknya, akar tunggang dibedakan atas:

Akar tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang.


Fungsi akar sering dihubungkan sebagai tempat penimbunan cadangan makanan
serta mempunyai bentuk yang istimewa. Bentuk tersebut adalah sebagai berikut:
Fusiformis (bentuk tombak), akar bentuk ini mempunyai pangkal yang
besar dan meruncing dengan serabut akar sebagai percabangan. Seperti
akar lobak dan wortel.
Napiformis (bentuk gasing), akar bnetuk ini mempunyai pangkal yang
besar dan membulat, akar-kar serabut sebagai cabang hanya tumbuh
dibagian ujung yang meruncing. Seperti pada bengkuang dan bit.
Filiformis (bentuk benang), merupakan bentuk akar yang kecil dan
panjang seperti akar serabut saja dan juga sedikit sekali bercabang. Seperti
pada kacang panjang.

Akar tunggang yang bercabang


Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang
banyak sekali dan cabang itu kemudian bercabang lagi. Bagian-bagian yang
terdapat pada akar tunggang ini adalah:
Collum ( leher akar), yaitu bagian yang bersambung langsung dengan
batang.
Apex radicis ( ujung akar), yakin bagian akar yang paling muda, terdiri
atas jaringan yang masih mengadakan pertumbuhan.
Corpus radicis (batang akar), yakni bagian akar antara leher dan ujung
akar.
Radix lateralis (cabang akar), yaitu bagian akar yang ta langsung
berhubungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok dan
masing-masing dapat bercabang lagi.

Fibrilla radicalis (serabut akar), yaitu cabang akar yang halus mirip
serabut.
Pilus radicalis (rambut akar), yakni penonjolan sel-sel kulit luar akar yang
panjang, bentuknya seperti bulu atau rambut.
Calyptra (tudung akar), yakni bagian akar yang terletak pada bagian ujung
dan berfungsi untuk melindungi akar yang masih muda.
3. Sistem Akar Serabut
System akar serabut dapat dibedakan menjadi:
Akar serabut yang kecil mirip benang, seperti pada akar padi.
Akar serabut yang kaku, keras dan cukup besar seperti tambang, missal pada
akar kelapa.
Akar serabut besar-besar, hampir sebesar lengan dan masing-masing tidak
banyak percabangan, seperti pada akar pandan.
4. Akar Terspesialisasi
Akar terspesialisasi adalah akar yang dapat berubah bentuk karena fungsinya
berbeda dengan fungsi asal, karena cara-cara hidup yang harus disesuaikan dengan
keadaan-keadaan tertentu. Akar ini dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan
fungsinya sebagai berikut:

Akar fotosintesis, merupakan akar udara dan mengandung klorofil, misalnya


ditemuksn pada Philodendron dan Taeniophyllum (anggrek epifit yng tak
berdaun sehingga fungsi fotosintesis di ambil alih oleh akar).

Akar enggrang (akar tunjang) adalah akara yang keluar dari batang dan
membentuk lengkungan ke bawah dan masuk kedalam tanah sebagai
penunjang tubuh tumbuhan. Seperti pada Pandan.

Akar pelekat (radix adligans) adalah akar yang keluar dari buku-buku batang
tumbuhan memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya.
Seperti pada sirih.

Akar yang keluar pada buku-buku yang digunakan untuk memanjat, dengan
memeluk penunjangnya. Seperti pada Vanilla planifolia.

Akar banir (akar penyangga) adalah akar yang berbentuk seperti papan pada
pangkal batang yang letaknya miring untuk memperkokoh berdirinya batang.
Seperti pada sukun

Akar penyimpan cadangan makanan, akar membesar karea dipakai untuk


menimbun pati yang disebut umbi akar. Seperti pada Manihot utillisima.

Akar nafas, akar ini terdapat pada tumbuhan mangrove, terdiri lagi atas:
Akar pasak. Dari akar horizontal dekat dengan permukaan tanah tumbuh
cabang-cabang arah vertical ke atas dan muncul di permukaan tanah
karena kandungan oksigen tanah rawa yang kurang, sehingga akar ini
disebut pneumatofor. Di ujung pneumatofor terdapat jaringan yang
renggang tempat terjadinya pertukaran gas yang disebut pneumatoda.
Contoh pada Avicenia sp., akar pasak berukuran kecil seperti pensil
dengan panjang 30 cm.
Akar lutut. Akar horizontal dekat permukaan tanah akan meeorientasi arah
pertumbuhannya secara periodic yang tumbuh menjauhi akar utama. Akar
tumbuh vertical ke atas muncul di permukaan dan membentuk
lengkungan, kemudian masuk kedalam tanah kembali. Kegiatan ini terjadi
berulang kali, sehingga terlihat seperti deretan lengkungan seperti lutut.
Penebalan sekunder terjadi pada bagian atas puncak lengkungan, sehingga
tampak seperti tombol. Bagian akar yang berada di atas permukaan tanah
disebut pneumatofor.
Akar engrang. Akar yang keluar dari batang dan melengkung ke bawah
dan masuk ke dalam tanah. Akar lengkung yang baru dapat tumbuh dari

lengkungan yang sebelumnya. Akar legkung bisa menebal, dan


lengkungan berlaku seperti engrang yang berfungsi seperti penunjang
tegaknya tumbuhan. Akar ini dapat ditemukan misalnya pada Rhizophora
mangle.

Akar kontraktil (akar pengerut). Akar yang ditemukan pada tumbuhan


berumbi yang berkontraksi sehingga terjadi pengerutan yang dapat
mengakibatkan pemendekan akar sampai 30-40%, sehingga umbi dapat
tertarik ke dalam tanah. Seperti pada Gladiolus.

Akar simbiotik. Bintil akar tempat bakteri penambat nitrogen seperti


Rhizobium berasosiasi dengan akar kacang-kacangan. Asosiasi ini bersifat
simbiotik mutualisme dimana tanaman menerima senyawa bernitrogen dan
bakteri

memperoleh

sumber

energi

biasanya

berupa

gula.

Bakteri

mengakibatkan jaringan inang membelah-belah sehingga terbentuk bintil akar.


Hal ini dapat ditemukan pada tanaman dari suku Casuarinaceae.

Akar reproduksi. Pada akar juga dapat tumbuh tunas yang apat tumbuh
menjadi tumbuhan baru. Seperti pada akar sukun dan akar jiruk nipis.

Akar gantung (radix aereus). Akar keluar dari batang bagian atas,
menggantung di udara dan menuju tanah. Selama menggantung akar ini dapat
membantu dalam pennyerapan air dan udara. Seperti pada anggrek
kalajenking.

Akar pengisap (haustorium), adalaha akar yang terdapat pada tumbuhan


parasit yang berguna untuk menyerap air dan zat makanan dari inangnya yang
dapat menembus batang dari inang tersebut sampai pada kayunya. Contoh
pada benalu dan tali putri.

C. BATANG

Batang merupakan suatu sistem selang-seling yang terdiri dari Nodus dan
Internodus. Nodus tempat melekatnya daun sedangkan Internodus merupakanbagian
yang berada antara nodus. Pada sudut yang terbentuk akan tumbuh sudut aksilar yang
berpotensi membentuk percabangan, pertumbuhan tunas biasanya dipusatkan pada
bagian ujung, dimana disana terdapat tuna terminal yang sedang berkembang.
Adapun tunas yang sedikit itu memppengaruhi perkembangan tunas aksilar,
sehingga mengakibatkanDormansi apikal. Hal itu merupakan adaptasi visioner yang
meningkatkan

lokasi

padat.

Setelah

itu

tunas

aksilar

akan

mengalami

dormansi,kemudian berkembang menjadi caban vegetatif.


1. Sifat-sifat batang
Bentuk bulat, panjang seperti silinder.namun ada yang Aktinomorf.
Punya nodus dan internodus
Autotrof
Selalu bertambah panjang keujungnya
Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali pada tumbuhan rumputdan
tumbuhan muda.
2. Fungsi batang secara umum
Mendukung bagian tumbuhan yang lainyang berada diatas tanah
Membangun percabangan dalam ruang dengan sademikian rupa
Jalan pengangkut air dari bawah ke atas maupun membawa zat
makanan dari atas ke bawahatau seluruh tubuh
Sebagai tempat penyimpanan/penimbut zat makanan.

10

Jika dilihat tumbuhannya maka ada beberapa jenis batang, yaitu:


1. Planta acaulis
Yaitu tumbuhan yang tidak memiliki batang sesungguhnya, atau batang sebenarnya
tidak tampak jelas karna batang berukran sangat pendek. Batang memiliki nodus dan
intetrnodus yang sangat pendek, hingga susunan daun pada nodus sangat rapat.
Batang tersebut disebut juga dengan Roset.
2. Planta caulis
Tumbuhan yang memilki batang yang jelas.
Herbaceus, batang yang amat lunak dan berair/batang berair.
Lignosus,

batang

pada

umumnya,

pada

tumbuhan

pohon-pohonan.

Percabangan jauh diatas tanah dan pada semak percabangan dekat dari
permukaan tanah.

Calmus, disebut juga batang rumput. Batangnya tidak keras, memilki nodus
dan internodus yang jelas da memiliki rongga.

Calamus, disebut juga batang mendong yaitu batang rumput tapi memiliki
ruas-ruas yang lebih panjang.
3. Perkembangan Batang
Pada ujung batang terdapat titik tumbuh karena pada daerah ini sel-selnya
aktif

membelah , meristem apikal bersama dengan daun-daun muda yang berada

didekatnya bentuk pucuk batang. Daun -daun muda yang menyelubungi batng dan
meristem apikal disebut dengan kuncup, jadi kuncup sebenarnya adalah batang muda
yang belum berkembang. Bila kuncup sudah mulai tumbuh dan memanjang maka
saat ini disebut tunas. Dalam perkembangannya selanjutnya ruas diantara daun-daun
muda akan memanjang sehingga keseluruhan batang menjadi lebih panjang, sehingga
daun tampak terpisah antara yang satu dengan yang lainnya. Pemanjangan batang
tidak hanya disebabkan pemanjangan sel yangsudah ada pada ruas namun juga terjadi

11

karena penambahan jumlah sel, pembelahan sel dibagian dasar, tengah atau ujung
distal dari ruas. Pada tumbuhan monokotil pembelahan terjadi terutama didasar ruas.
Pembelahan ini disebut pembelaha interkalar, pada meristem interkalar karena sel-sel
terdapat diantara dua daerah jaringan yang sudah tua. Pada tumbuhan dikotil
pembelahan bisa terpusat diketiga wilayah tersebut atau tersebar diseluruh ruas.
Kuncup aksilar bisa tunbuh menjadi cabang atau tetap dorman
(istirahat)sampai saat yang cocok dan bisa juga mati atau tidak berfungsi lagi.
Dibelakang meristem apikal, prokambium (bakal jaringan pembuluh) dibentuk
sejalan dengan terbentuknya bakal daun, dari prokambium itu berdiferensiasi xilem
dan floem. Pada tumbuhan dikotil, beberapa cm dibelakang meristem apikal akan
terbentuk kambium pembuluh menghasilkan floem dan xilem sekunder yang dibentuk
jauh lebih banyak. Xilem sekunder dalam jumlah yang cukup inilah yang mendukung
tegaknya batang. Jika jumlah xilem sekunder kurang maka sumbu batang tidak
mampu berdiri tegak sehingga batang melengkung. Peristiwa ini turut menentukan
bentuk percabangan.
Kuncup aksilar dapat berkembang menjadi cabang atau dorman sampai saat
yang cocok. Kuncup terminal bisa tumbuh terus namun bisa juga terhenti
pertumbuhannya karena suatu hal. Jadi kuncup memiliki potensial atau kemampuan
untuk merkembang lebih lanjut. Kuncup yang keluar dari akar atau tempat lain yang
tidak berhubungan dengan buku disebut kuncup adventif atau kuncup liar. Selain itu
terdapat kuncup tambahan, jika kuncup itu terdapat diketiak daun jumlahnya lebih
dari satu. Begtu juga jika sebuah kuncup ketiak membentuk kuncup di ketiak daundaun mudanya. Kuncup demian dinamakan kuncup proliferasi. Biasanya salah satu
diantaranya berukuran lebih besar dan itulah yang berkembang.
Posisi kuncup tambahan bisa berderet horizontal di ketiak daun dan disebut
kuncup tambahan kolateral, atau bisa tersusun menjadi deretan vertikal disebut

12

kuncup tambahan serial. Pada tumbuhan monokotil letak kuncup biasanya kolateral
contoh pada bawang putih (Allium sativum). Sedangkan pada tumbuhan dikotil
umumnya ditemukan kuncup serial. Apabila kuncup tambahan serial terbawah yang
besar maka disebut kuncup serial menaik, dan sebaliknya apabila yang besar arah ke
atas disebut kuncup menurun.
Kerangka tumbuhan dibangun oleh sejumlah sumbu, suatu sumbu (cabang
ataupun sumbu utama) bisa dibangun dengan tiga cara sebagai berikut.
1. Monopodium
Meristim apikal tubuh terus membentuk sumbu utama dan bersifat
monopodial dan cabang bisa terbentuk dari meristem aksilar yang terletak
lebih rendah. Contoh pohon pinus (Pinus merkusii L )
2. Simpodium
Meristem apikal berkembang menjadi bunga atau organ lain atau tidak
berfungsi lagi atau berdiferensiasi meNjadi parenckim. Dari kuncup aksilar
diketiak daun dekat di bawah meristem apikal yang tak berfungsi itu akan
tumbuh cabang yang arahnya sejajar dengan sumbu sebelumnya dan tumbuh
seperti sumbu yang digantikannya. Sifat seperti itu disebut simpodium. Ini
bisa terjadi berulang kali dan sumbu yang terbentuk bisa berkesinambungan
seakan-akan seperti sumbu pada monopodium, ini yang disebut dengan
monopodium semu. Seperti pada Jatropha multifida.
3. Dikotomi (percabangan menggarpu)
Meristem apikal berhenti, titik tumbuh terbagi duabagian yang
ekivalen yang

masing-masing

tumbuh

menghasilkan

sumbu

baru.

Percabangan seperti itu disebut percabangan dikotom. Contoh pada


selaginella. Kadang-kadang pada percabangan dikotom ujung sumbu utama
yang terhenti masih dapat dilihat, percabangan seperti ini disebut dengan
dikotom semu. Contoh pada paku seram (Gleichenia linearis ).

13

4. Permukaan Batang
1.
2.
3.
4.

Licin (leavis),pada jagung (Zea mays)


Berambut (pilosus), pada tembakau (Nicotiana tobacum)
Berusuk (Costatus),pada piladang (Coleus hibridus)
Beralur (Sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang
jelas, misalnya pada batang bayam duri (Amaranthus spinosus)yang

sudah tua.
5. Bersayap (Alatus), biasanya pada batang bersegi dan pada sudutnya
terdapat

pelebaran

tipis,

contoh

pada

markisah

(Passiflora

quadrangularis)
Berduri (Spinosus), misalnya pada bunga ros (Rosa hybrida)
Ada bekas-bekas daun penumpu, pada nangka (Artocarpus integra)
Ada bekas-bekas daun, daun pepaya (Carica papaya)
Lepasnya kerak (bagian kulit yang mati), pada jambu biji (Psidium

6.
7.
8.
9.

guajava)
5. Arah tumbuh batang
A. Tegak lurus (Erectus), pada Carica papaya.
B. Menggantung (Dependens,pendulus), biasanya tumbuhan yang hidup
di lereng-lereng atau jurang, contoh pada Zebrina pendula
C. Berbaring (Humifisus), jika batang terletak di permukaan tanah hanya
ujungnya saja yang berdiri ke atas, contoh semangka (Citrulus vulgaris)
D. Menjalar atau merayap (Repens), jika batang berbaring diatas tanah dan
pada buku (nodus) yang bersentuhan dengan tanah tanah akan
mengeluarkan akar, contoh pada ubi jalar (Ipomoea batatas).
E. Serong keatas atau condong (ascenes), pangkal batang seperti hendak
berbaring, tetapi bagian yang lainnya membelok ke atas, contohnya
kacang tanah (Arachis hypogea)
F. Mengangguk (nutans), batang

tegak

lurus,

tetapi

ujungnya

membengkok ke bawah, contoh pada bunga matahari (Helianthus


annuus L.)
G. Memanjat (scendes), dengan berbagai macam alat pemanjat seperti

14

Akar pelekat, contoh sirih (Piper betle L.)


Akar pembelit, mislnya pada vanili (Vanilla planifolia L.)
Cabang pembelit atau sulur, misalnya anggur (Vitis vinifera L.),labu

siam (Sechium edule)


Daun pembelit/sulur daun kembang sunsang (Gloriosa superba L.)
Tangkai pembelit, contoh kacang kapri (Pisum sativum L.)
Duri, misalnya pada bunga ros (Rosa hybrida), kembnag kertas

(Bougemvillea spectabilis Willld.)


Duri daun, misalnya rotan (Calamus caesius Bl.)
Kait, misalnya gambir (Uncaria gambir Roxb)
H. Membelit (Volubilis), batang memanjat tidak menggunakan alat seperti
pada batang memanjattetapi batang itu sendiri yang dibelitkan ke tempat

penyangganya.Menurut arah membelitnya dibedakan atas :


Membelit kekiri (Sinistrosum volubilis), misalnya pada kembang telang

(Clitoria ternatea L.)


Membelit ke kanan (dextrosum volubilis), misalnya pada gadung
(Dioscorea hispida)

6. Batang termodifikasi
Adapun jenis-jenis dari batang termodifikasi adalah:
Umbi (umbi lapis/bulp, umbi sisik/corm,
umbi batang/tuber, umbi akar)
Rhizoma (akar batang)
Runner (stolon/akar rimpang/sulu)
Umbi
Umbi adalah akar atau batang bawah tanah yg membesar dan berdaging

Umbi lapis (bulb)


Modifikasi pucuk yg terdiri dr bt pipih dan pendek berbentuk cawang yg

dikelilingi sisik brp struktur spt daun berdaging. Misal : bawang merah

15

Umbi sisik (corm)


Batang di bawah tanah yg pendek, berdaging, dan memiliki bbrp buku. Misal:

Gladiol

Umbi batang (tuber)


cabang yg tumbuh di dlm tanah dan menggelembung besarberfungsi sbg

tempat cadangan makanan. Misal : Kentang

Umbi akar (fleshy root)

Modifikasi akar yg membengkak, bulat spt kerucut atau btk tdk beraturan, berfs
sbg gudang cad mkn yg dibtk pd musim tumbuhpertama dan akan digunakan utk
musim tumbuh berikutnya, biasanya terdapat pada tanaman herba tahunan.
Rhizome
Batang tanaman yg letaknyahorizontal di dlm tanah yg dpt berdaging atau
menjadilangsing dg ruas yg panjang ygdr bukunya tumbuh akar,merupakan
modifikasi batang
Misal : - Jahe
- Ganyong
- Canna
Stolon
Struktur tanaman di dlm tanah ygberbentuk batang memanjang horizontaldan
beruas panjang yg pada beberapabukunya dpt tumbuh akar dan tunas ygpd
perkembangan selanjutnya dptmembentuk tanaman baru
Misal : Strawbery, Tapak liman

16

D. DAUN
Daun merupakan organ pokok dari tumbuhan, biasanya terdapat pada batang
dan berwarna hijau. Bentuk daun biasanya tipis melebar sesuai dengan fungsinya
sebagai alat untuk:
Pengambilan zat-zat makanan (resorbsi)
Pengolahan zat-zat makanan (asimilasi)
Penguapan air (transpirasi)
Pernafasan (respirasi)
1. Kelengkapan Daun
Berdasarkan kelengkapan bagian-bagiannya, daun dapat dibedakan atas daun
lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lenkap terdiri dari helaian daun (lamina),
tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Daun tidak lengkap terdiri dari:
Daun bertangkai,hanya terdiri dari lamina dan tangkai saja
Daun berupih, terdiri dari lamina dan pelepah
Daun duduk, terdiri dari lamina saja

Daun palsu atau helaian daun semu, terdiri dari petiolus saja yang mengalami
modifikasi menjadi pipih

2. Perkembangan Daun
Awal perkembangan daun adalah denagn adanya pembelahan periklinal dekat
meristem apeks dibawah daerah promeristem. Seiring dengan pembelahan tersebut,
terdapat lapisan dipermukaan yang mengalami pembelahan antiklinal. Kegiatan sel
itu menghasilkan tonjolan di sisi meristem apeks yang disebut penyangga daun.

17

3. Bangun Daun
Untuk menentukan bentuk umum daun kita harus menghubungkan ujungujung tepi daun dengan suatu garis. Berdasarkan letak bagian daun terlebar, bentuk
umum daun dapat dibedakan atas 4 golongan,yaitu:
A. Bagian terlebar berada ci tengah-tengah helaian daun.
a) Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang : lebar = 1:1
b) Bangun perisai (peltatus), tangkai daun tertanam pada bagian tengah
daun
c) Jorong (ovalis atau ellipticus), panjang : lebar = 1,5-2 : 1
d) Oblongatus, memanjang, jika panjang : lebar = 2,5-3 : 1
e) Lanceolatus (lanset, jika panjang : lebar = 3-5 : 1
B. Bagian terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun
a) Pangkal daun tidak bertoreh :
1.

ovatus, bulat telur

2.

triangularis, segi tiga sama kaki

3.

deltoids, segi tiga sama sisi

4.

rhomboides, belah ketupat, bangun segi empat tetapi sisinya


tidak sama panjang

b) Pangkal daun bertoreh atau berlekuk


1. Cordatus, jantung
2. ginjal
3. Sagitatus
4. Hastatus, tombak
5. Auriculatus, bertelinga
C

Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah

helaian daun
a)

Obovatus, bulat telur sunsang

18

b)

Obcordatus, jantung sunsang

c)

Cuneatus, segi tiga terbalik

d)

Spatulatus, sudip

D Tidak ada bagian yang terlebar dari pangkal sampai keujung hamper sama
lebar
a) Linearis, garis
b) Ligulatus, pita
c) Ensiformis, pedang
d) Subukatus, paku atau dabus
e) Acerosus, jarum

5. Ujung Daun
Untuk menentukan bentuk ujung daun kta tentukan tempat pertemuan kedua
pinggir daun arah ke distal
Runcing (acutus), pertemuan tepi daun pada puncak dengan sudut lancip.
Meruncing (acuminatus), pertemuan tepi daun dibawah puncak.
Tumpul (obtusus), pertemuan tepi daun diatas puncak dan sudutnya tumpul.
Membulat (rotundatus), tidak berbentuk sudut.
Rompang (truncatus), ujung daun rata.
Terbelah (retutus), ujung daun berlekuk.
Berduri (mucronatus), ujung daunberduri.
5. Pangkal Daun

A.Pangkal daun yang tidak menyatu.

19

1. Runcing (acutus) biasanya terdapat pada bangun daun memanjang,


lanset,

belah ketupat dan lain-lain.

2. Meruncing (acuminatus), biasanya ditemukan pada daun bangun bulat


telur sunsang atau bangun sudip.
3. Tumpul (obtusus), ditemukan pada daun bangun bulat telur dan jorong.
4. Membulat (rotundatus), ditemukan pada daun bangun bulat, jorong dan
bulat telur.
5. Rompang atau rata (truncatus), ditemukan pada daun bangun segi tiga,
delta, tombak dan lain-lain.
6. Berlekuk (emarginatus), ditemukan pada bangun daun jantung, ginjal,
anak panah dan lain-lain.
7. Hastatus ditemukan pada bangun daun seperti anak panah.
B. Kedua tepi daunnya menyatu (connatus) misalnya pada daun bangun
perisai maka pangkal daunnya disebut peltatus
C. Ditembus batang, jika pangkal daun duduk tumbuh menyatu dengan daun
yang dihadapannya disebut (conatus-perfoliatus) dan apabila kedua tepi daun
menyatu dan menelilingi batang disebut perfoliolatus.
6. Tulang Daun
Ibu tulang daun (costa).
Tulang daun lateral (nervus lateral).
Urat daun (vena).
Sistem tulang daun (nervatio, venatio).
1. Jika tulang daun terpencar kea rah tepi daun
Bertulang menjari (palminervis)
Bertulang menyirip ( paenninervis)

20

2. Jika di bagian atas dan bawah helaian daun, tulang-tulangnya menyatu


Bertulang lurus (rectinervis)
Bertulang melengkung (curvinervis)

7. Tepi Helaian Daun


Torehan-torehan pada pinggir daun terjadi apabila meristem marginal yang
berfungsi memperlebar daun ini berhenti pada tempat-tempat tertentu.
1. rata (integer)
2. bertoreh (divisus)
A. Torehan merdeka
Bergerigi (serratus)
Bergerigi ganda (biserratus)
Bergigi (dentatus)
Beringgit (crenatus)
Berombak (repantus)
B. Torehan mempengaruhi bentuk.
Berlekuk (lobatus), dalam torehan kurang dari setengah panjang tulang
daun yang terdapat di kanan kiri.
Bercangap (fissus), dalam torehan sampai dengan setengah panjang
tulang daun kiri.
Berbagi (partitus), dalam torehan melebihi setengah panjang tulang
daun di kanan kiri.

21

Dengan demikian tepi daun yang torehannya mempengaruhi bentuk dapat


dibedakan atas :
Berlekuk menyirip ( pinnati lobus)
Berlekuk menjari (palmatilobus)
Bercangap menyirip (pinnatifidus)
Bercangap menjari (palmatifidus)
Berbagi menyirip (pinnati partitus)
Berbagi menjari (palmatipartitus)
8. Permukaan Daun
Permukaan daun dapat dibedakan menjadi beberapa macam:
Licin ( laevis)
Gundul ( Glaber)
Kasap (Scaber)
Berrkerut (rugosus)
Berbingkul-bingkul (bullatus)
Berambut (pilus)
Bersisik
8. Pelipatan Daun
1. Conduplicate yaitu daun melipat disepanjang ibu tulang daun
2. Plicate yaitu daun melipat berulang ulang disepanjang ibu tulang daun
secara longitudinal dalam bentuk zig-zag
3. Circinate daun menggulung dari ujung daun menuju dasar daun

22

4. Convolute/supervolute yaitu daun menggulung dari salah satu pinggir


daun sehingga menutupi bagian lain
5. Involute yaitu kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah
daun pada bagian atas
6. Revolute yaitu kedua pinggir daun menggulung sampai bagian tengah
pada permukaan bawah
Daun memiliki alat alat tambahan, diantaranya:
1) Pulvinus ( sendi daun)
Yaitu bagian tangkai daun atau tangkai anak daun yang membengkak,
baik

pada monokotil dan dikotil, berfungsi sebagai engsel yang

memungkinkan gerakan reversible antara bagian daun tersebut


2) Pulvinoid
Tempat daun mengubah orientasinya sekali saja atau dapat membentuk
pengait
3) Sendi absisi
Yaitu suatu tempat pada tangkai daun, tangkai bunga atau tangkai anak
daun yang membengkak
4) Daun penumpu(stipula)
Berfungsi untuk melindungi kuncup yang masih muda. Macammacam stipula :

Stipula liberae
Daun penumpu bebas terdapat pada kiri kanan pangkal daun

Stipula adnate
Daun penumpu ini melekat di kiri kanan pangkal tangkai daun

Stipula axilaris
Daun penumpu berlekatan menjadi satu di dalam ketiak daun

23

Stipula petiole opposite


Dua stipula berlekatan menjadi satudan berhadapan dengan
tangkai daun , biasanya agak lebar sehingga melingkari batang

Stipuls interpetiolaris
Dua stipula yang berlekatan terletak diantara tangkai daun,
biasanya terdapat pada daun yang duduk berhadapan pada satu
buku

5) Selaput bumbung(Ochrea)
Merupakan selaput tipis berbentuk tabung yang menyelubungi atau
mengelilingi pangkal suatu ruas batang
6) Lidah-lidah ( ligula)
Merupakan suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas
antaraupih daun dengan helaian daun pada rumput-rumputan .
fungsinya adalah untuk mencegah masuknya air ke dalam ketiak daun,
sehingga terhindar dari pembusukan.
9. Daun Majemuk
Berdasarkan jumlah daun yang terdapat dalam satu tangkai, daun dapat
dibedakan menjadi daun :
1.

Daun tunggal
Yaitu jika dalam satu tangkai terdapat satu helai daun saja

Daun majemuk
Yaitu jika dalan satu tangkai daun tedapat banyak helaian daun

Ciri-ciri daun majemuk:


a.

Pada satu daun majemuk semus anak daun terjadi bersama-sama


dan bisanya gugur bersama pula

24

b.

Seperti daun tunggal, daun majemuk mempunyai pertumbuhan yang


terbatas

c.

Tidak terdapat kuncup dalam ketiak anak daun

Daun majemuk memiliki bagian bagian :

Ibu tangkai daun

Rakis yang merupakan perpanjangan ibu


tulang daun

Tangkai anak daun

Helaian anak daun

Tangkai anak daun tingkat 1,2,3 dan


seterusnya
Stupela, daun penumpu pada kaki setiap

anak daunpada daun majemuk


Stipula, daun penumpu pada kaki ibu

tangkai daun
Daun majemuk dibedakan menjadi:
1.

Daun majemuk menyirip


a.Dapat dibedakan berdasarkan jumlah anak daun yaitu
o

Daun majemuk menyirip genap


Daun majemuk menyirip gasal

o
b.

Berdasarkan letak anak daun pada ibu tangkai


o

Daun majemuk menyirip dengan anak berpasang


pasangan

o
o

Daun majemuk menyirip berseling


Daun majemuk menyirip berselang seling

c.Berdasarkan letak anak daun pada cabang ibu tangkai

25

Majemuk menyirip ganda rangkap dua

o
o

Majemuk menyirip ganda rangkap tiga

Majemuk menyirup ganda rangkap empat

Daun majemuk juga dapat dibedakan menjadi menyirip ganda


sempurna dan ganda tidak sempurna
2.

Daun majemuk menjari


a. Daun majemuk menjari beranak daun satu
b. Daun majemuk menjari beranak daun dua
c. Daun majemuk menjari beranak daun tiga
d. Daun majemuk menjari beranak daun lima
e. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh

10. Filotaksis Daun


Jika dibandingkan duduk daun pada batang dari berbagai jenis tumbuhan,
ternyata ada perbedaan, terutama mengenai aturan tata letak daun satu sama lain pada
batang. Tata letak daun dapat dibedakan menjadi
1) Pada buku terdapat satu helai daun
Disebut juga dengan folia sparsa
a.

Monostik, jika dilihat dari atas, seluruh daun


terdapat pada satu sisi dari batang, pada tumbuhan ini hanya memiliki
1 garis ortostik

b.

Distik, jika dilihat dari atas daun tersususn dalam


dua baris, mempunyai 2 garis ortostik

c.

Tristik, jika dilihat dari atas daun tersusun dalam


tiga baris, mempunyai 3 garis ortostik

26

d.

Spiral, jika dilihat dari atas daun tersusun lebih dari


3 baris, mempunyai garis ortostik lebih dari 3

2) Pada buku terdapat dua helain daun yang berhadapan


Tata letak daun ini dinamakan juga berhadapan-berselingan, contohnya
pada Morinda citrifolia
3) Pada buku terdapat lebih dari dua daun
Tata letak ini dinamakan berkarang, contohnya pada Nerium oleander.
Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang
kelihatan daun yang duduknya rapat berjejal, yaitu jika ruas-ruas batang pendek
sehingga duduk daun pada batang tamapak hamper sama tinggi dan sangat sukar
untuk menentukan urutan daun tua mudanya, daun-dau yang mempunyai susunan
demikian disebut roset.

Roset dapat dibedakan menjadi:


Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejaljejal di atas tanah, jadi roset itu amat dekat dengan akar, conthnya pada
Raphanus sativus atau lobak
Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung
batang contohnya pada Cocos nucifera atau kelapa
11. Daun Terspesialisasi

Daun terspesialisasi adalah daun yang mempunyai bentuk khusus sehubungan


dengan fungsinya. Antara lain:

Daun pelindung, contohnya duri pada kaktus (Opuntia)

27

Daun peka, contohnya pada daun Mimosa pudica yang peka terhadap
sentuhan

Daun penyokong atau pendukung, contohnya pada daun Pisum sativum


yang ujung daunnya berubah menjadi sulur

Daun dengan daya tarik, contoh pada Euphorbia pulcherrima dan braktea
pada Bougenvielea

Daun untuk perbanyakan, cocntoh pada daun Bryophyllum

Daun untuk penyimpanan air, contoh pada daun Aloe vera

Daun pemakan serangga,contohnya pada Nepenthes

E. BUNGA
1. Bakal Buah (Ovarium)
Bakal buah dalah bagian putik yang membesar dan biasanya terdapat di
tengah-tengah dasar bunga. Dalam bakal buah terdapat calon biji atau bakal biji,yang
bakal biji itu teratur pada tempat-tempat tertentu dalam bakal buah tadi.bagian yang
merupakan pendukung bakal biji,disebut tembuni(placenta).
Menurut letaknya pada dasar buga kita dapat membedakan :
1. bakal buah menumpang(superus),yaitu jika dasar buah duduk diatas dasar
bunga sedemikian rupa,sehingga bakal buah tadi lebih tinggi,sama tinggi atau
bahkan mungkin lebih rendah daripada tepi dasar bunga, tetapi bagian
samping dasar buah tidak pernah berlekatan dengan dasar bunga.
2. bakal buah setengah tenggelam(hemi inferus),yaitu jika bakal buah duduk
pada dasar bunga yang cekung,jadi tempat duduknya bakal buah selalu lebih
rendah dari tepi dasar bunga.
3. bakal buah tenggelam(inferus),saperti pada b,tetapi seluruh bagian samping
bakal buah berlekatan dengan dasar bunga yan berbentuk mangkuk.

28

Sekat sekat yang membagi bakal uah menjadi beberapa ruang dapat dibedakan
dalam:
a .sekat yang sempurna(septum completus),yaitu jika sekat ini benar benar
membagi bakal buah menjadi lebih dari pada satu ruang dan ruang ruang
yang terjadi tidak lagi mempunyai hubungan satu sama lain. Berdasar asal
sekat itu,sekat yang sempurna daatlagi dibedakan dalam dua macam:
1. sekat asli(septum),yaitujika sekat ini berasal dari sebagin daun
buah yan melipat kedalam yang lalu berubah menjadi
sekat,misal pada daun Durian (Durio zibethinus)
2. sekat semu(septum spurius),jika sekat tadi bukan merupakan
sebagian daun buah,tetapi misalnya u terdii atas suatu jaringan
yang terbentuk oleh dinding bakal buah
b.sekat tidak sempurna(septum incompletus),yaitu sekat sekat yang membagi
bekal buah menjadi beberapa ruang,tetapi ruang itu masih ada hubungannya
satu sama lain.
2. Tembuni (placenta)
Didalam bakal buah terdapat calon-calon biji yang dinamakan bakal biji yang
berjumlah satu atau lebih.Bagian bakal buah yang menjadi pendukung bakal biji atau
menjadi tempat duduknya bakal bakal biji dinamakan Tembuni(plasenta).
Menurut letaknya tembuni dibedakan dalam yang :
a.marginal(marginalis),bila letaknya pada tepi daun guah
b.laminal(laminalis),bila letaknya pada helaian daun buahnya
3. Tangkai kepala putik (Stylus)
Tangkai kepala putik itu berbantuk benang atau buluh yang didalamnya
berongga, mempunyai saluran tangkai kepala putik atau tidak. Tangkai kepala putik
ada yang bercabang ada yang tidak dan jika bercabang ,tiap ujung cabang tangkai

29

putik itu mendukung satu kepala putik,jadi pada tangkai kepala putik yang bercabang
terdapat lebih banyak kepala putiknya.
4. Kepala Putik
kepala putik adalah bagian putik yang paling atas yang terdapat pada ujung tangkai
kepala putik atau ujung cabang tangkai kepala putik.
Bentuk-bentuk kepala putik amat beraneka ragam ,biasanya disesuaikan dengan cara
penyerbukan pada bunga ang bersangkutan
a.seperti benang,mis pada bunga jagung (Zea mays)
b.seperti bulu ayam,mis pada bunga padi (Oryza sativa)
c.bulat,mis pada bunga jeruk (Citrus sp)
d.bermacam-macam bentuk lain lagi, mis seperti bibir,cawan daun mahkota.
5. Kelenjar madu (Nectarium)
Madu yang terdapat dalambunga biasanya dihasilkan oleh kelenjer madu yang
berdasar asalnya dapat dibedakan atas
a.kelenjer madu yang merupakan suatu bagian khusus pada bunga
b.kelenjer madu yang terjadi dari salah satu bagian bunga yang telah
mengalami metamorfosis dan telah berubah pula tugasnya
6. Penyerbukan atau Persarian (Pollinatio) dan Pembuahan (Fertilisatio)
Pada sebagian besar bunga, peristiwa ini berarti jatuh pada bagian kepala
putik. Penyerbukan merupakan bagian penting dari proses reproduksi tumbuhan
berbiji.
Penyerbukan yang sukses akan diikuti segera dengan tumbuhnya buluh serbuk yang
memasuki saluran putik menuju bakal biji. Penyerbukan atau polinasi adalah transfer
serbuk sari/polen ke kepala putik (stigma). Kejadian ini merupakan tahap awal dari
proses reproduksi (Ashari,1998). Menurut Elisa (2004) penyerbukan merupakan :

30

- pengangkutan serbuk sari (pollen) dari kepala sari (anthera) ke putik (pistillum)
- peristiwa jatuhnya serbuk sari (pollen) di atas kepala putik (stigma).
Bunga merupakan alat reproduksi yang kelak menghasilkan buah dan biji. Di
dalam biji ini terdapat calon tumbuhannya (lembaga). Terjadi buah dan biji serta
calon tumbuhan baru tersebut karena adanya penyerbukan dan pembuahan.
Penyerbukan merupakan jatuhnya serbuk sari pada kepala putik (untuk golongan
tumbuhan berbiji tertutup) atau jatuhnya serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk
tumbuhan berbiji telanjang) (Sutarno dkk,1997).
Menurut Ashari (1998) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar proses
polinasi berjalan lancar dengan hasil optimal, antara lain :
1.Sistem penyilangan (breeding system) dan variasi jenis kelamin yang menentukan
perlunya penyerbukan silang.
2.Saat penyebaran serbuk sari, reseptimatis stigma induk bunga, seluruh tanaman/
pohon yang dikaitkan dengan aktivitas harian serta musiman vektor penyebuk.
3.Vektor yang berperan dalam penyerbukan.
4.Pengaruh cuaca terhadap sinkronisasi pembungaan, penyebaran serbuk sari, serta
aktivitas vektor.
Menurut Elisa (2004) penyerbukan dapat dibedakan menjadi :
1. Penyerbukan tertutup (kleistogami)
Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama. Dapat
disebabkan oleh :

Putik dan serbuk sari masak sebelum terjadinya anthesis (bunga mekar)

Konstruksi bunga menghalangi terjadinya penyerbukan silang (dari luar),


misalnya pada bunga dengan kelopak besar dan menutup. Contoh : familia
Papilionaceae

2. Penyerbukan terbuka (kasmogami)

31

Terjadi jika putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda. Hal ini
dapat terjadi jika putik dan serbuk sari masak setelah terjadinya anthesis (bunga
mekar)
Beberapa tipe penyerbukan terbuka yang mungkin terjadi :
a. Autogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang sama
b. Geitonogamie: putik diserbuki oleh serbuk sari dari bunga yang berbeda,
dalam pohon yg sama
b. Allogamie (Silang): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg
sejenis
c. Xenogamie (asing): putik diserbuki oleh serbuk sari dari tanaman lain yg
tidak sejenis
Beberapa tipe bunga yang memungkinkan terjadinya penyerbukan terbuka :
a. Dikogami
Putik dan benang sari masak dalam waktu yang tidak bersamaan.
Protandri

benang

Protogini

putik

sari
lebih

lebih
dahulu

dahulu
masak

masak
daripada

daripada

putik

benang

sari

b. Herkogami
Bunga yang berbentuk sedemikian rupa hingga penyerbukan sendiri tidak dapat
terjadi. Misal Panili yang memiliki kepala putik yang tertutup selaput (rostellum).
c. Heterostili
Bunga memiliki tangkai putik (stylus) dan tangkai sari (filamentum) yg tidak sama
panjangnya
tangkai

putik

pendek

(microstylus)

dan

tangkai

sari

panjang

tangkai putik panjang (macrostylus) dan tangkai sari pendek


Tanaman yang mempunyai nilai strategis yang sangat penting, pada
umumnya, tidak mempunyai masalah dalam penyerbukan, misalnya tanaman pangan

32

(Padi,Jagung,Palawija dan kedelai). Pada umumnya tanaman tersebut bersifat self


fertile, artinya menghasilkan tepung sari yang subur demikian juga putiknya. Jenis
bunga tanaman pangan seperti padi, kedelai da kacang hijau adalah sempurna, yaitu
dalam sekuntum bunga terdapat bunga jantan (stamen) dan bunga betina (pistil). Hal
tersebut memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri (self pollination). Di sisi lain,
sekelompok tanaman yang pada umumnya tanaman buah-buahan tahunan bersifat self
infertile. Ketidaksuburan tepung sari maupun ketidaknormalan putik menyebabkan
permasalahan dalam proses penyerbukan maupun pembuahannya (Ashari,2004).
Pada proses penyerbukan, apabila bunga dalam suatu tanaman memiliki tepung sari
yang tidak subur maka bunga tersebut memerlukan tepung sari lain yang subur. Ada
juga tanaman yang mempunyai bunga sempurna,namun susunan morfologi bunga
tidak memungkinkan terjadinya self pollination, misalnya terpisahnya bunga jantan
dan bunga betina (salak dan kurma) atau halangan fisik lainnya Dengan demikian,
jenis tanaman tersebut memerlukan polinator baik yang alami seperti angin, serangga,
atau hewan mamalia maupun manusia untuk memindahkan tepung sari dari kepala
sari ke kepala putiknya
7. Penyerbukan Dan Pembuahan
Penyerbukan dapat terjadi dengan berbagai perantara :
a.

Perantara angin disebut anemogami, dapat terjadi bila butir serbuknya amat
ingan, kecil dan kering.

Contoh : pada pinus, damar, rumput-rumputan.


b. Perantara air disebut hidrogami.
c.

Contoh : pada tanaman air.


Perantara hewan disebut zoogami. Bila serangga entomogami burung ornitogami
siput malakogami

kelelawar kiroptorogami
d. Perantara manusia disebut antropogami.
Contoh : penyerbukan vanilli di Indonesia.

33

Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi :


a.

Autogami(penyerbukansendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga

belum mekar disebut kleistogami.


b. Geitonogami(penyerbukantetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu
c.

individu).
Alogami(penyerbukansilang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.

Kadang-kadang terjadi kegagalan penyerbukan dan pada beberapa jenis tumbuhan


tidak mungkin terjadi autogami. Penyebabnya adalah sebagai berikut :
a. Dikogami

: Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal ini
disebabkan karena:
1. Serbuk sari masak lebih dahulu daripada putiknya ....(protandri).
....Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung

b.Didesious

2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari ....(protogini).


: Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya terpisah

c.Heterostili

Contoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)


: Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak
sama dan berbeda jauh.

d.Herkogami

Contoh : kopi, kina dan kaca piring.


: Bila bentuk bunga tidak memungkinkan serbuk sari jatuh ke kepala
putik. Contoh : vanili

8. Rumus dan Diagram Bunga


Rumus bunga ialah cara untuk melambangkan struktur bunga melalui huruf,
angka dan simbol yang khusus. Biasanya, rumus am digunakan untuk mewakili

34

struktur bunga untuk suatu famili tumbuhan, dan bukan untuk suatu spesies yang
khusus. Perlambangan yang berikut telah digunakan:
Ca = kaliks (sepusar sepal; umpamanya Ca5 = 5 sepal)
Co = korola (sepusar kelopak; umpamanya Co3(x) = bilangan kelopak dalam
angka kandungan tiga)
Z = ditambahkan untuk bunga zigomorfi (umpamanya CoZ6 = zigomorfi dengan 6
kelopak)
A = androesium (sepusar stamen; umpamanya A = banyak stamen)
G = ginesium (karpel, umpamanya G1 = bermonokarpel)
x untuk mewakili nomor boleh ubah
untuk mewakili banyak
Rumus bunga akan kelihatan seperti berikut:
Ca5Co5A10 G1
F. BIJI
Setelah terjadinya pembuahan, bakal buah berkembang menjadi buah dan
bakal biji akan berkembang menjadi biji. Bagi tumbuhan spermatophyte, biji
merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon
tumbuhan baru (lembaga).
Biji duduk pada tangkai biji (tali pusar) atau funiculus yang keluar dari
tembuni (placenta). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar disebut pusar biji (hillus).
Biji dapat dibedakan bagian-bagiannya:
a. kulit biji (spermodermis)
b. tali pusar (funiculus)
c. inti atau isi biji (nucleus seminis)

35

1. Kulit Biji
Kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integument). Kulit biji Angiospermae
terdiri dari dua lapis:
-

Testa (lapisan kulit luar) ada yang tipis, kaku seperti kulit, ada yang keras
seperti kayu atau batu.

Tegmen (lapisan kulit dalam) biasanya tipis seperti selaput, seringkali


dinamakan juga kulit ari.

Sedangkan kulit biji Gymnospermae terdiri dari tiga lapis:


-

Sacrotesta (kulit luar), biasanya tebal berdaging.

Sclerotesta (kulit tengah), lapisan yang keras dan kuat.

Endotesta (kulit dalam), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat
pada inti biji.

Pada kulit luar biji masih dapat ditemukan bagian-bagian seperti:


1. Alae (sayap) diluar kulit biji berguna supaya biji mudah dipencarkan angin.
Seperti pada mahoni.
2. Coma (bulu), penonjolan kulit biji berupa rambut-rambut halus yang
berfungsi sama dengan sayap. Seperti pada tanaman kapas.
3. Arillus (salut), berasal dari pertumbuhan tali pusar. Ada dua jenis:
o berdaging atau berair, seringkali dapat dimakan dan menutupi semua
biji. Seperti pada durian atau rambutan.
o Menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji. Seperti pada biji
pala.
4. Arillodium (salut biji semu), seperti arillus tapi berasal dari bagian sekitar
mikropyle (liang biji).
5. Hillus (pusar biji), bekas pelekatan kulit luar biji dengan tali pusar.

36

6. Micropyle (liang biji), sering tumbuh menjadi bagian yang berwarna putih,
lunak disebut carancula. Seperti pada biji jarak.
7. Chalaza (berkas pembuluh angkut) tempat pertemuan integument dengan
nuselus, seperti pada biji anggur.
8. Raphe (tulang biji) terusan tali pusar dengan biji, hanya kelihatan pada biji
anathropus (mengangguk).
2. Tali Pusar
Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi
merupakan tangkai biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya dan
tampak pada biji bekasnya yang disebut hillus.
3. Inti Biji
Terdiri atas dua bagian, yakni:
a. Lembaga (embryo), calon individu baru. Pada lembaga terdapat:
-

akar lembaga (radicula)

daun lembaga (cotyledon)

batang lembaga (cauliculus)

ruas batang di atas daun lembaga disebut epicotyl


(internodium epicotyl)

ruas batang dibawah daun lembaga disebut hypocotyl


(internodium hypocotyl)

Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu cirri penting dalam
penggolongan Spermatophyta (tumbuhan berbiji).

37

Monocotyledoneae (tumbuhan biji tunggal), tumbuhan yang bijinya hanya


punya satu daun lembaga.

Dicotyledoneae (tumbuhan biji belah), tumbuhan yang bijinya mempunyai


dua daun lembaga.

Gymnospermae (tumbuhan biji telanjang), tumbuhan yang bijinya mempunyai


lebih dari dua daun lembaga bahkan dapat mencapai 15.

Pada sebagian tumbuhan bagian-bagian di atas ada yang belum kelihatan dan akan
tampak kemudian setelah perkecambahan, misalnya pada biji anggrek (Orcidiceae).
b. Putih lembaga (albumen), jaringan yang berisi cadangan makanan untuk
perkecambahan.
-

Putih lembaga dalam (endospermium) berasal dari inti kandung lembaga


sekunder dan hanya ditemukan pada tumbuhan Angiospermae.

Putih lembaga luar (perispermium) berasal dari bagian luar kandung lembaga
seperti dari nuselus atau selaput bakal biji.

Sedangkan pada tumbuhan, kita kenal ada dua jenis perkecambahan, yakni:
Epigeal (perkecambahan di atas tanah) bila daun lembaga terangkat ke atas
tanah. Ditemukan pada tumbuhan dikotil.
Hypogeal (perkecambahan di bawah tanah), bila daun lembaga tetap tinggal
dalam kulit biji dan tetap tinggal dalam tanah. Ditemukan pada tumbuhan
monokotil.
Biji dapat berkecambah bila syarat-syarat yang diperlukannya terpenuhi seperti
air, udara, cahaya dan panas. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi maka biji tidak
akan berkecambah melainkan mengalami dormansi (dormancy), yakni lembaga tetap

38

hidup tetapi dalam keadaan tidur (latent). Keadaan ini dapat berlangsung bertahuntahun.
G. BUAH
Bunga yang telah berhasil diserbuki akan mengalami pembuahan. Pembuahan
berlangsung dalam bakal biji yang telah mempersiapkan sel telur dalam kantung
embrio. Setelah pembuahan, bakal buah berkembang menjadi buah dan bakal biji
akan berkembang menjadi biji. Setelah pembuahan, kelopak, tajuk, benang sari,
tangkai dan kepala putik akan layu dan gugur. Kadang-kadang ada bagian bunga
tersebut yang tidak gugur, seperti daun pelindung pada jagung, daun kelopak pada
terung dan lain-lain.
Buah yang benar-benar terbentuk dari bakal buah disebut buah telanjang
(fructus nudus), buah ini dinamakan buah sejati. Jika selain bakal buah ada bagian
bunga lain yang ikut berkembang serta menentukan bentuk buah tersebut maka ini
disebut buah semu (fructus spurious), sehingga buah yang sesungguhnya tidak
kelihatan (tertutup), karena itu buah ini juga disebut buah tertutup.
Pada umumnya buah hanya terbentuk setelah terjadi penyerbukan dan
pembuahan pada bunga.Tapi ada buah yang terjadi tanpa pembuahan, peristiwa ini
disebut partenokarpi (parthenocarpy), contohnya pada pisang.
Struktur buah turut menentukan penyebaran bijinya serta cirri yang amat
bermanfaat dalam klasifikasi tumbuhan. Untuk memahami struktur buah, perlu
diketahui 5 hal berikut:
-

Apakah buah kering atau berdaging (sukulen);

Ketika masak, apakah memecah atau menutup (indehiscent);

Dalam sebutir buah, apakah terdapat 1 biji atau lebih;

39

Apakah buah tersusun dari 1 karpel atau lebih;

Apakah buah dibentuk dari bakal buah yang menumpang (superus) atau
tenggelam (inferus).

Pada perkembangan dinding buah sering menebal, bahkan berdaging dan dapat
dibedakan atas beberapa lapisan, yakni:
Eksokarp (exocarpium, epicarpium)
Mesokarp (mesocarpium)
Endocarp (endocarpium)
Jika lapisan-lapisan itu menyatu atau tidak dapat dibedakan, maka dinding buah
disebut perikarpium (pericarpium).
1. Penggolongan buah
-

Buah semu atau tertutup, jika bauh terbentuk dari bakal buah beserta bagianbagian lain bunga yang tumbuh lebih besar dan menarik, sehingga buah yang
sesungguhnya tersembunyi.

Buah sejati atau telanjang, jika buah terbentuk hanya dari bakal buah, jika ada
bagian bunga yang ikut berkembang tapi tidak merupakan bagian yang berarti.

Menurut perkembangan bakal buah, dikenal:


-

Buah tunggal, berasal dari satu bakal buah dari satu bunga.

Buah ganda, berasal dari bakal buah satu bunga (ginesium yang apokarp)
dimana tiap bunga mempertahankan identitasnya.

Buah majemuk, berasal dari bunga majemuk.

2. Buah semu (fructus spurius)

40

Buah semu tunggal, misalnya pada jambu monyet dan ciplukan.

Buah semu ganda, berasal dari ginesium apokarp, misalnya pada arbei.

Buah semu majemuk, berasal dari bunga majemuk, misalnya pada buah
nangka.

3. Buah sejati (fructus nudus)

Buah sejati tunggal, berasal dari satu bunga, satu ovarium dan satu atau lebih
daun buah, sau atau lebih ruang. Seperti pada mangga dan papaya.

Buah sejati ganda, berasal dari satu bunga dengan ginesium apokarp, masingmasing bakal buah menjadi buah. Seperti pada cempaka.

Buah sejati majemuk, berasal dari bunga majemuk, masing-masing bunga


mendukung satu ovarium, setelah jadi buah tetap bersatu sehingga tampak
seperti satu buah. Contohnya pada pandan dan mengkudu.

Buah sejati tunggal


Buah sejati tunggal yang kering, hanya mengandung satu biji dan tidak
pecah (indehiscent).

Caryopsis (buah padi), misalnya pada jagung, dan lain-lain.

Achenium (buah kurung), misalnya pada bunga matahari dan kembang


pukul empat.

Nut (buah keras), seperti pada buah kurung tapi berasal dari bakal
buah yang beruang banyak yang kemudian melebur menjadi satu.
Misalnya pada sarangan.

Samara (buah keras bersayap), seperti buah keras tapi pada kulit
terdapat sayap (alae). Dapat ditemukan pada tumbuhan suku
Dipterocarpaceae (meranti-merantian).

41

Buah sejati tunggal kering mengandung banyak biji dan bila masak akan
pecah menjadi beberapa mericarpia (bagian buah) atau pecah dengan biji
terlempar keluar.

Schiocarpium (buah berbelah) buah ini punya dua ruang atau lebih,
tiap ruang berisi satu biji. Jika masak, buah akan pecah menjadi
beberapa bagian dan tiap bagian mempunyai sifat seperti buah kurung
atau buah keras, jadi biji tidak dapat keluar. Buah berbelah dapat
dibedakan lagi berdasarkan jumlah ruangannya:

Buah berbelah dua (diachenium) seperti pada pegagan.

Buah berbelah tiga (trichenium) seperti pada Trapaeolum.

Buah berbelah empat (tetrachenium) seperti pada Labiateae.

Buah berbelah lima (pentachenium) seperti pada Sida sp.

Buah berbelah banyak (polychenium) seperti pada Malva.

Rhegma (buah kendaga). Buah ini punya sifat sama dengan buah belah
tapi tiap bagian dapat dipecah lagi sehingga biji dapat terlontar keluar.
Berdasarkan jumlah kendaganya dapat dibedakan atas:

Buah berkendaga dua (dicoccus) pada Merculialis.

Buah berkendaga tiga (tricoccus) pada Ricinus communis.

Buah berkendaga lima (pentacoccus) pada Geranium.

Buah berkendaga banyak (polycoccus).

Buah kotak, merupakan buah sejati tunggal yang mengandung banyak


biji terdiri atas satu atau beberapa daun buah, jika masak bias pecah
api kulit buah yang pecah itu tetap melekat pada tangkai buah. Buah
kotak dapat dibedakan atas:

Buah bumbung (folliculus) pada tapak dara.

42

Buah polong (legumen) pada Legumenoceae.

Buah polong semu / lobak (siliqua) pada Brassicaceae.

Buah kotak sejati (capsula), dengan cara membuka buah yang


bermacam-macam, diantaranya adalah:
Dengan katup atau kelap (valva)
o

Membelah ruang (locullicidus)

Membelah sekat-sekat (septicidus)

Retak-retak atau celah (rima)


Dengan gigi-gigi (dens)
Dengan liang (porus)
Dengan tutup (operculum)
Buah sejati tunggal berdaging, buah tidak pecah ketika masak, kecuali
pada pala (Myristica fragrans). Buah ini dapat dibedakan atas:
Bacca (buah buni), dindingnya terdiri atas dua lapis, yakni:

Lapisan luar tipis agak menyangat atau kaku seperti kulit,


lapisan dalam yang tebal, lunak dan berair, seringkali dapat
dimakan, seperti pada buah papaya.

Kulit buahnya tidak begitu tebal, seringkali punya sifat yang


agak kaku seperti kulit, tidak lunak dan tidak berdaging, biji
terdapat bebas didalamnya seperti pada buah duku.

Pepo (buah mentimun), susunannya hamper sama dengan buah buni,


kulit buah bagian luar tebal dan lebih kaku, ruangan buah selain berisi
biji dalam jumlah besar masih terdapat bagian yang kosong. Buah ini
punya tiga karpel yang tepinya melipat kedalam membentuk sekat
sejati, kemudian melipat lagi kearah dinding buah, sehingga ruangan
yang sudah terjadi terbagi dua lagi oleh sekat yang tidak sempurna.

43

Jika buah masak, sekat-sekat lenyap, hingga buah hanya punya satu
ruangan saja dengan rongga kosong di tengah. Buah ini dapat
ditemukan pada tanaman dari family Cucurbitaceae.

Hesperidium (buah jeruk), kulit buahnya tiga lapis, yakni:

Laapisan luar kaku dan mengandung minyak atsiri (flavedo)

Lapisan tengah seperti sepon (albedo)

Lapisan dalam yang bersekat-sekat hingga terdapat beberapa


ruangan.
Drupa (buah batu), kulit buah terdiri atas tiga lapis, yakni:

Kulit luar (exocarpium) tipis menjangat.

Kulut tengah (mesocarpium) tebal berdaging atau berserabut.

Kulit dalam (endocarpium) tebal, keras dan berkayu.


Buah delima, kulit luar kaku seerti kulit atau

hamper mengayu, lapisan dalam tipis dan licin, buah beberapa ruang
dengan biji yang berarillus.
Pomum (buah apel), seperti buah batu dan

mempunyai beberapa ruang, tiap ruang mengandung beberapa biji.


Buah sejai ganda
Adalah buah yang berasal dari satu bunga dengan bakal buah yang banyak dan
masing-masing bebas, kemudia berkumpul menjadi satu kesatuan buah dengan satu
tangkai. Tipe-tipe buah sejati ganda adalah:
Buah kurung ganda, didalam dasar bunga yang hypantium terdapat banyak
buah-buah kurung, misalnya pada bunga ros.
Buah batu ganda, satu bunga punya banyak bakal buah, masing-masing
tumbuh menjadi buah batu, misalnya pada Rubus fraxinifolius.

44

Buah bumbung ganda, satu bunga dengan banyak ovarium, masing-masing


tumbuh menjadi buah bumbung, seperti pada cempaka.
Buah buni ganda, dari satu bunga dengan ovarium yang banyak, masingmasing berkembang menjadi buah buni dan bersatu seperti satu buah.
Contohnya pada sirsak.
Buah sejati majemuk
Buah buni majemuk, bersala dari bunga majemuk, tiap bakal buah
berkembang menjadi buah buni dan bersatu menjadi satu buah, seperti pada
nenas.
Buah batu majemuk, dari bunga majemuk, masing-masing bakal buah
brkembang menjadi buah batu, dan bersatu menjadi satu buah, seperti pada
pandan,
Buah kurung majemuk, berasal dari bunga majemuk yang masing-masing
ovarium berkembang menjadi buah kurung yang bersatu menjadi satu buah
majemuk, seperti pada bunga matahari (Helianthus annus)

45

Anda mungkin juga menyukai