Rough Cut Capacity Planning, perencanaan kapasitas pemotongan kasar yang lebih sedikit
melakukan kalkulasi.
Shop Loading, perencanaan yang lebih akurat daripada Rough Cut Capacity Planning.
5. Pembelian (Purchasing)
Diperluas fungsinya tidak hanya sekedar membeli, tetapi termasuk juga membangun
kepercayaan pemasok.
6. Pengendalian Pengelola Bengkel (Shop-floor Control)
Bertugas untuk mengendalikan aliran bahan dengan memperhatikan lead time yang ada.
Jangan sampai terjadi penumpukan akibat tidak lancarnya aliran bahan.
D. Proses MRP
Sistem MRP memerlukan syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Bila
syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi tersebut telah dipenuhi, maka kita bisa mengolah
MRP dengan empat langkah dasar sebagai berikut :
NETTING (Penghitungan Kebutuhan Bersih). Kebutuhan bersih (NR) dihitung sebagai nilai
dari Kebutuhan Kotor (GR) minus Jadwal Penerimaan (SR) minus Persediaan Ditangan (OH.
Kebutuhan besih dianggap nol bila NR lebih kecil dari atau sama dengan nol.
LOTTING (Penentuan Ukuran Lot). LAngkah ini bertujuan menentukan besarnya pesanan
individu yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Metode yang
umum dipakai dalam prakteknya adalah Lot-for Lot (L-4-L).
Struktur Produk
Semakin rumit struktur produk, akan membuat perhitungan MRP semakin rumit pula.
Struktur produk yang komleks terutama kearah vertical, akan membuat proses penentuan
kebutuhan bersih, penentuan jumlah pesanan optimal, penentuan saat yang tepat melakukan
pasanan, dan penentuan kebutuhan kotor menjadi berulang-ulang.
Ukuran Lot
Jika dilihat dari cara pendekatan masalah, terdapat dua aliran dalam penentuan ukuran lot
yaitu, a) pendekatan period dan 2) level by level
Tenggang Waktu
Perbedaan dalam tenggang waktu akan menambah kerumitan dalam proses MRP. Oleh
karena itu kita dihadapkan pada masalah penentuan saat paling awal dan saat paling lambat
suatu komponen harus selesai atau disebut dengan lintasan kritis.
Perubahan Kebutuhan
MRP dirancang untuk menjadi suatu system yang peka terhadap perubahan baik perubahan
dari luar (permintaa) maupun perubahan dari dalam (kapasitas). Kepekaan ini bukanlah tidak
menimbulkan masalah, perubahan kebutuhan produk akhir tidak hanya mempengaruhi
rencana pemesanan, tetapi juga mempengaruhi jumlah kebutuhan yang diinginkan.