Anda di halaman 1dari 17

1

Pelatihan Pembuatan Proposal dan Penulisan Artikel Ilmiah


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, 10 April 2014

PROPOSAL SKRIPSI
Dr. drg. Purwanto, M. Kes
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Proposal skripsi merupakan rancangan penelitian yang disusun oleh


mahasiswa dengan arahan dua dosen pembimbing (pembimbing utama, DPU dan
pembimbing pendamping, DPP). Setelah disusun, proposal diseminarkan di
hadapan DPU, DPP, dua orang dosen penguji (penguji ketua dan anggota) dan
teman-temannya (minimal 15 orang) agar mendapat kritik dan masukan.
Kemudian proposal yang sudah diperbaiki, dengan memilah-milah kritik dan
saran ketika seminar dan dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing,
dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan penelitian.
Proposal skripsi disusun dengan sistematika yang baku sebagai berikut: (1)
Halaman sampul; (2) Daftar isi; (3). Batang tubuh: Pendahuluan, Tinjauan
pustaka, Metode penelitian; (4) Bagian akhir: Daftar pustaka, dan Lampiran
(Panduan Pelaksaanaan Penyusunan Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember, PPPS-FKG 2014).
1. HALAMAN SAMPUL
1.1 Logo
Logo berukuran 3 x 3cm dan ditempatkan paling atas pada bagian tengah
halaman. Penempatan logo yang demikian itu mempunyai tiga makna filosofis:
pertama, penempatan logo paling atas, ditafsirkan sebagai pengayom atau
mengayomi seluruh civitas akademika dan komponen pendukung lain-nya.
Kedua, untuk menjaga kesinambungan dalam membaca, tidak mungkin ada logo
di antara judul dan jenis karya ilmiah atau antara jenis karya ilmiah dengan
identitas penulis, karena substansi halaman sampul merupakan satu kesatuan yang
harus runtut membacanya. Ketiga, alasan konsistensi, maksudnya jika memang
logo tidak pada posisi paling atas, yang konsisten adalah ditempatkan sebelum
nama institusi (di atasnya atau di sampingnya) (PPKI Unej, 1998). (Contoh
sampul di lampiran 1).
1.2 Judul
Judul proposal (skripsi) hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu
panjang dan tidak terlalu pendek, antara 5-15 kata. Tetapi jika harus menggunakan
judul yang panjang, dapat dibagi menjadi judul dan anak judul dan di antara
keduanya dipisahkan dengan tanda titik dua (:) atau ukuran font dibedakan. Judul
ditulis dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan tanda (.). Judul proposal
memuat variabel-variabel yang diteliti atau kata-kata kunci yang menggambarkan
masalah yang diteliti. Selain itu, judul dianjurkan bukan berupa kalimat, artinya
terdiri dari subyek dan predikat, tetapi frasa atau kelompok kata. (Ali Saukah,
1998; PPKI Unej, 1998).
1

2
Contoh judul
Judul Salah:
MAHASISWA MEMPELAJARI PEMANFAATAN
ASAM AMINO LISINE DALAM PROSES METABOLISME
(Salah, karena ada unsur subyek dan predikat)
MEMANFAATKAN ASAM AMINO LISIN
DALAM PROSES METABOLISME
(Salah karena diawali kata kerja)
STUDI PENDAHULUAN DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM
TERHADAP POLA KONSUMSI MASYARAKAT
DI KABUPATEN JEMBER
(Salah karena menggunakan kata klise)
Judul Benar:
PEMANFAATAN ASAM AMINO LISIN
DALAM PROSES METABOLISME
DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP
POLA KONSUMSI MASYARAKAT
DI KABUPATEN JEMBER
PERAN PERIODONTITIS PADA ATEROGENESIS:
STUDI LABORATORIS PADA TIKUS (Rattus norvegicus)
(Judul dengan anak judul dipisahkan oleh tanda titik dua)
ETIKA PERBANKAN
(USAHA MENERAPKAN PANCASILA
DALAM DUNIA PERBANKAN DI INDONESIA)
(Judul dengan anak judul dipisahkan oleh kurung)
2. DAFTAR ISI
Daftar isi merupakan gambaran menyeluruh mengenai proposal skripsi.
Daftar isi memuat semua judul bab, sub-bab, subsub-bab, beserta nomer
halamannya. Penulisan daftar isi dimaksudkan untuk mempermudah pencarian
atau merunut isi proposal yang bersangkutan. Penulisan halaman judul, judul bab,
daftar pustaka dan lampiran ditulis dengan huruf kapital, dan nomer bab ditulis
dengan angka arab, misalnya, BAB 1, BAB 2, dst. Judul sub-bab dicetak tebal
(bold) dan penomerannya dengan angka arab dua digit, misalnya, 2.1
Streptococcus mutans. Judul subsub-bab ditulis dengan angka arab tiga digit
tanpa cetak tebal, misalnya, 2.1.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Habitat.

3
Contoh daftar isi:
Halaman
HALAMAN JUDUL (judul tidak usah ditulis) ..
DAFTAR ISI ............................................................................

1
2

BAB 1.

PENDAHULUAN ...................................................
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah ..
1.3 Tujuan Penelitian .
1.4 Manfaat Penelitian ..

3
3
5
5
5

BAB 2.

TINJAUAN PUSTAKA .
2.1 Streptococcus mutans
2.1.1 Klasifikasi, Morfologi, dan Habitat .
2.1.2
2.2 Inhibisi Streptococcus mutans ..
2.2.1 Inhibitor Alami .
2.2.2 Inhibitor Kimiawi .
2.3 Kerangka Konsep ..
2.4 Hipotesis ..

6
6
7
8
10
10
12
14
15

BAB 3.

METODE PENELITIAN

16

DAFTAR PUSTAKA .
LAMPIRAN (bila ada)

18
20

3. BATANG TUBUH
3.1 Pendahuluan
Panjang pendahuluan sebaiknya tidak lebih dari 5 halaman A4 dengan
diketik 1,5 spasi, font Time New Roman. Pendahuluan meliputi latar belakang,
permasalahan, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Pada latar belakang,
rujukan harus dijamin otoritas penulisannya, jumlah rujukan harus proporsional
(tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Pustaka dibahas secara ringkas,
padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang dibahas boleh
landasan teorinya, segi historisnya, atau segi lainnya. Penyajian latar belakang
atau rasional penelitian hendaknya sedemikian rupa sehingga menggiring
pembaca ke rumusan masalah penelitian yang dilengkapi dengan rencana
pemecahan masalah dan akhirnya ke rumusan tujuan. Permasalahan dan tujuan
penelitian adalah kristalisasi berbagai hal yang terdapat pada bagian pendahuluan.
Masalah timbul karena tidak ada kesesuaian antara harapan, teori atau kaidah,
dengan kenyataan. Agar pemecahan masalah dapat tuntas dan tidak salah arah,
lingkup masalah harus dibatasi dan dirumuskan dengan jelas. Tujuan berkaitan
erat dengan masalah, dan merupakan arahan jawaban hipothesis (PPKI-Unej,
1988). Harapan yang timbul setelah meneliti adalah mendapatkan manfaat dari
penelitian tersebut, dan ini dinyatakan pula pada bagian pendahuluan.

4
3.2 Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka sebagai bagian dari bagian utama suatu proposal berisi:
(1) tinjauan terhadap hasil-hasil penelitian berkaitan dengan masalah yang
dibahas, (2) kajian teori berkaitan dengan masalah, (3) kerangka konsep
pemikiran yang merupakan sintesis dari kajian teori dikaitkan dengan masalah
yang dihadapi, dan (4) rumusan hipothesis sebagai hasil akhir kajian teori.
Penjelasan dalam tinjauan pustaka, selain dapat bersifat verbal dapat juga
bersifat nonverbal, berupa ilustrasi dalam tabel dan atau gambar. Ilustrasi berupa
tabel merupakan daftar berisi ikhtisar sejumlah data dan informasi yang umumnya
berupa kata-kata dan atau bilangan tersusun secara urut ke bawah dalam kolom
dan baris sehingga bisa disimak dengan mudah. Ilustrasi berupa gambar dapat
berupa foto, grafik, diagram, skema (cara penulisan tabel dan gambar terdapat
pada lampiran 3).
Hipotesis merupakan simpulan atau jawaban sementara terhadap masalah
yang didapat dari pengkajian teori, dan kebenaran-nya masih harus diuji melalui
penelitian. Pada penelitian pernyataan hipothesis bersifat manasuka, artinya boleh
dinyatakan dan boleh tidak.
3.3 Metode Penelitian
Pada dasarnya bagian ini menyajikan uraian bagaimana penelitian
dilakukan. Biasanya metode penelitian meliputi beberapa hal berikut: (1) jenis
penelitian,(2) tempat dan waktu penelitian, (3) penentuan populasi, sampel dan
informan penelitian, (4) definisi operasional, (5) desain penelitian atau
rancangan penelitian, (6) data dan sumber data, (7) tehnik dan alat perolehan
data, serta (8) tehnik penyajian dan analisis data.
Jenis penelitian merupakan penegasan tentang kategori penelitian yang akan
dilakukan. Berdasarkan jenis data, dibedakan menjadi penelitian kualitatif dan
kuantitatif; berdasarkan ada tidaknya perlakuan dibedakan atas penelitian observasional (deskriptif atau analitik) dan eksperimental (praeksperimental, eksperimental semu, atau eksperimental murni), serta jika didasarkan pada tempat atau lokasi
dapat dibedakan menjadi penelitian laboratorium, lapangan, atau perpustakaan.
Tempat dan waktu penelitian mencakup lokasi atau daerah sasaran dan
kapan (kurun waktu) waktu penelitian dilakukan. Untuk penelitian yang dipengaruhi tempat dan waktu, perlu deskripsi lengkap tentang tempat dan waktu yang
menggambarkan konteks peristiwa penelitian.
Penentuan populasi, sampel dan informan penelitian harus dinyatakan
secara jelas. Populasi merupakan keseluruhan semesta pembahasan yang menjadi
generalisasi hasil penelitian. Sampel adalah bagian atau representasi dari populasi
sebagai unit analisis. Dalam bidang ilmu tertentu, sampel dapat terdiri atas
responden dan/atau informan yang dimanfaatkan dengan berbagai pendekatan.
Responden adalah orang yang memberi tanggapan atas pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti. Informan adalah orang yang menguasai dan memahami obyek
penelitian dan mampu menjelaskan secara rinci masalah yang diteliti.
Definisi operasional ialah uraian yang membatasi setiap istilah atau frasa
kunci yang digunakan dalam penelitian dengan makna tunggal dan terukur.
Definisi operasional bukan berarti menjelaskan kata demi kata yang terdapat di
dalam judul secara harfiah, melainkan memberikan gambaran variabel-variabel

5
yang akan diukur dan bagaimana cara mengukurnya serta indikator-indikator
sebagai penjelas variabel.
Desain penelitian atau rancangan penelitian berisi uraian eksplisit tentang
langkah-langkah yang ditempuh, atau sub-subkomponen yang harus ada untuk
meraih hasil yang hendak dicapai. Rancangan penelitian dapat digambarkan
dalam bentuk diagram.
Data dan sumber data Data adalah kumpulan fakta atau informasi yang
dapat berbentuk angka atau deskripsi yang berasal dari sumber data. Sumber data
adalah uraian tentang asal diperolehnya data penelitian. Sumber data berasal dari
organisasi, masyarakat, sistem, hewan, tumbuhan, bahan, alat, dll. Data primer
adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, baik benda
maupun orang.
Tehnik dan alat perolehan data ialah uraian yang menjelaskan cara dan
instrumen yang digunakan untuk memperoleh data. Perolehan data dapat
dilakukan dengan tehnik wawancara, observasi, tes, atau pengukuran. Alat
perolehan data dapat berbeda tergantung pada macam penelitian dan jenis serta
bentuk data yang akan dicari seperti alat perekam, kuesioner, alat ukur, proses, dll.
Semua alat dan proses yang digunakan harus bersifat standar, yaitu telah diuji
keandalan-nya (reliabilitas) dan kesahihan (validitas) terlebih dahulu.
Tehnik penyajian data dan analisis data ialah uraian tentang cara mengkaji
dan mengolah data awal atau data mentah sehingga menjadi data atau informasi
dan uraian tentang analisisnya. Tehnik penyajian data dapat dilakukan dengan
pengkodean (coding), pengeditan (editing), penabulasian (tabulating), dll. Tehnik
analisis data bergantung pada jenis penelitian dan data yang dianalisis.
4. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir proposal dapat terdiri dari: (1) daftar istilah, (2) daftar sumber
rujukan/pustaka, dan (3) lampiran (bila ada).
Daftar istilah istilah dalam proposal skripsi bisa dicantumkan definisi
singkat yang dikumpulkan pada bagian tersendiri yang disebut daftar istilah.
Daftar istilah dibuat urut abjad. Perlu tidaknya suatu istilah dijelaskan sangat
tergantung pada fokus pembahasan atau penelitian. Istilah yang menjadi fokus
pembahasan atau penelitian didefinisikan secara formal di dalam karya ilmiah,
sedang istilah-istilah penting yang bukan merupakan fokus pembahasan atau
penelitian dijelaskan dalam daftar istilah.
Daftar sumber rujukan atau daftar pustaka. Tujuan utama penyajian daftar
pustaka adalah menarik perhatian pembaca tentang keberadaan buku, artikel, dan
atau sumber rujukan lain yang dirujuk dalam proposal ilmiah. Penyusunan daftar
pustaka menggunakan Harvard style. Menurut Rifai (dalam PPKI-Unej. 2010)
Harvard style adalah penulisan sumber rujukan dengan cara mencantumkan nama
akhir penulis (urut abjad) tanpa nomor urut (Vancouver style). Lebih terperinci
aturan penulisan daftar pustaka bisa dibaca di Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Jember edisi ke-3 2010 (PPKI-Unej. 2010)
Lampiran memuat uraian secara rinci tentang dokumentasi pendukung: data,
skrip, atau blanko penelitian. Ketentuan penulisan sebagai berikut:
a. Lampiran ditulis dengan font Time News Roman 12 dengan jarak antar baris
sesuai kebutuhan (kalau banyak satu spasi)
b. Penomoran halaman merupakan kelanjutan bagian utama.

6
DAFTAR PUSTAKA
Ibnu S. 1988. Isi dan Format Artikel. Materi Seminar- Lokakarya Penyuntingan
Jurnal Angkatan IV IKIP Malang.
Susilawati IDA, Meilawati Z, Yustisia Y, dan Suhartini. Panduan Pelaksanaan
Penyusunan Skripsi. Edisi ke-2. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember.
Saukah A. 1988. Teknik Penulisan Artikel Dalam Jurnal. Materi SeminarLokakarya Penyuntingan Jurnal Angkatan IV IKIP Malang.
Tim penyusun. 1988. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI-Unej). Edisi I.
Badan Penerbit Universitas Jember.
Tim penyusun. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (PPKI-Unej). Edisi V.
Badan Penerbit Universitas Jember.

7
Lampiran 1. Contoh Halaman Sampul Proposal Skripsi

Streptococcus mutans:
UJI INHIBISI DENGAN EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS
(Garcinia mangostana L.)

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh
Nama mahasiswa
NIM ..

Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama
Dosen Pembimbing Pendamping

: .. (nama pembimbing)
: .. (nama pembimbing)

Penguji
Dosen Penguji Ketua
Dosen Penguji Anggota

: . (nama penguji)
: . (nama penguji)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS JEMBER
2014

8
Lampiran 2. Paragraf
PARAGRAF
Penyusunan paragraf berpangkal pada tiga hal berikut: (1) bahwa suatu bangunan
ilmu disusun oleh orang banyak, yang masing-masing menulis atau melakukan penelitian
sesuai metode ilmiah: (2) kita diperbolehkan mengutip sebanyak-banyaknya secara gratis
(dengan menyebut sumber kutipan) untuk tulisan kita. Kemudian kutipan-kutipan
tersebut kita susun menjadi tulisan kita. (3) dengan menyusun kutipan-kutipan tadi secara
sistematis, dengan mengikuti metode ilmiah, maka tulisan kita sudah dianggap bagian
dari ilmu, artinya dikatakan ilmiah, yang boleh dikutip dengan menyebut sumbernya.
Oleh karena itu pemahaman tentang paragraf sangat penting bagi seseorang yang
ingin menulis. Melalui paragraf seorang penulis menyampaikan ide-ide dan gagasan-nya
mengikuti aturan tertentu, metode ilmiah, sehingga tulisannya bersifat ilmiah dan
menjadi bagian dari ilmu. Melalui paragraf yang baik seseorang mengkomunikasikan
tulisan-nya dengan baik kepada sesama ilmuwan.
Dalam penulisan skripsi atau makalah tutorial mahasiswa juga diharapkan
memahami paragraf dengan baik, karena penyusunan skripsi dan makalah tutorial adalah
pelaksanaan metode ilmiah. Dengan pemahaman yang baik tentang paragraf, mereka
dapat mengkomunikasikan tulisan-tulisannya kepada pembaca, yakni teman-teman dan
dosen pembimbing atau dosen penguji. Selain itu, dengan membiasakan diri menulis
paragraf dengan baik, nantinya akan sangat bermanfaat ketika mereka sudah bekerja pada
instansi tertentu.
PARAGRAF
Menurut KBBI paragraf atau alinea adalah bagian bab dalam suatu karangan, yang
mengandung ide pokok dan dimulai penulisannya dengan garis baru. Menurut Pedoman
Karya Ilmiah Universitas Jember, PPKI-UJ (1998), adalah bagian karangan atau wacana
yang terdiri atas beberapa kalimat yang saling berhubungan secara utuh dan padu, yang
berisi satu kesatuan gagasan. PPKI-UJ (2010) adalah rangkaian beberapa kalimat yang
saling berhubungan dan terkait dalam satu kesatuan serta hanya mempunyai satu pokok
pikiran atau satu gagasan. Dari berbagai pernyataan di atas bisa disimpulkan bahwa: (1)
Paragraf adalah bagian dari suatu karangan; (2) Mempunyai satu gagasan; (3) Terdiri dari
beberapa kalimat; dan (4) Antar kalimat penyusunnya ada kesatuan (kohesi) dan
kepaduan (koherensi).
Hal yang kurang mendapat perhatian pada penyusunan paragraf biasanya kesatuan
(kohesi) dan koherensi (kepaduan). Menurut PPKI-UJ (2010), kesatuan (kohesi)
berhubungan dengan keeratan hubungan makna antar gagasan dalam satu paragraf.
Terkait kohesi, suatu paragraf mengandung satu gagasan (main idea) diikuti oleh
beberapa gagasan penjelas (supporting idea). Sedangkan kriteria kepaduan (koherensi)
hubungan (bentuk dan struktur) antar kalimat dalam paragraf. Kepaduan dapat diketahui
dari susunan kalimat yang sistematis, logis, dan mudah dipahami. Hal ini dicapai jika
menggunakan sarana pengait kalimat berupa: penggantian (misal dia, mereka, ia, dll),
kata penunjuk (ini, itu, di bawah, tersebut) atau pengulangan, penghubung antar kalimat
(oleh karena itu, meskipun begitu, jadi, namun, selain itu, dll) dan gabungan ketiganya.
Sementara itu, PPKI-UJ (1998) menganjurkan tentang penyusunan paragraf sebagai
berikut: (1) Tidak menggunakan paragraf banci; (2) Menghindari paragraf yang hanya
terdiri dari satu kalimat. Sebaliknya paragraf yang terlalu panjang, yang terdiri dari
banyak kalimat, sering mengaburkan gagasan pokok; (3) menggunakan kata transisi
untuk menghubungkan antar paragraf, misalnya, demikian pula, berbeda dengan, lebih
jauh, sebaliknya, dll; (4) Dalam menyusun paragraf harus diperhatikan kohesi antar
kalimat dan koherensi antar paragraf. Keduanya dapat menggunakan kata penghubung
antar kalimat, dan kata transisi.

9
Ada beberapa jenis paragraf yang sering dipakai dalam tulisan ilmiah. Dikenal
enam jenis paragraf, mungkin lebih, tetapi penguasaan enam paragraf ini cukup memadai
untuk menulis. Enam paragraf tersebut adalah: (1) paragraf dengan ide utama, (2)
paragraf dari umum ke khusus (deduktif), (3) paragraf dari khusus ke umum (induktif),
4) paragraf sebab-akibat, (5) paragraf pembuka, dan (6) paragraf penutup. Kita
diperbolehkan menggunakan keenam jenis paragraf tersebut dan mengkombinasikan
dengan paragraf lain, tentu saja sesuai tujuannya, misalnya kita menggunakan paragraf
pembuka di awal tulisan kita, bukan di bagian akhir. Tentang penggunaan ini akan
diuraikan pada bagian berikut.
1. Paragraf dengan Ide Utama
Beberapa peneliti membuktikan bahwa S. mutans bisa hidup dan menjalankan
aktivitasnya di daerah tertentu pada dinding vasa. Vojdani (2003) menyatakan bahwa di
antara berbagai mikroba oral, S. mutans paling sering ditemukan di dalam darah.
Vojdani (2003) juga melaporkan bahwa, pada individu dengan higiene mulut jelek,
konsentrasi S. mutans di dalam darah bisa mencapai 10 kali lipat atau lebih daripada
kondisi bakteriemia asimtomatik. Stinson, Alder dan Kumar (2003) melalui pemeriksaan
mikroskop elektron membuktikan bahwa S. mutans mampu menembus endotel. Douglas,
et al. (1993) menyatakan bahwa S. mutans terlibat pada endokarditis bakterial subakut,
karena mikroba ini ditemukan pada katub jantung. Ferrieri, 2002; Rovery et al. 2005;
Lo Hahn et al. 2005 juga melaporkan keberadaan S. mutans pada katup jantung
penderita endokarditis. ...
Komentar
Paragraf jenis ini paling sering dipakai dalam tulisan ilmiah, skripsi, makalah tutorial,
diktat ataupun buku teks.
Ide utama didapat dari mana? Ide utama didapat dari pernyataan pribadi, dari
narasumber dengan menyebutkan sumbernya atau pustaka dengan menyebut
pustakanya. Contoh:
Karies terjadi pada hampir setiap orang ...(pernyataan pribadi)
Narulita (1980) dalam ceramah ilmiah di FKG menyatakan ... (narasumber)
Giunta (1999) menyatakan bahwa ...(pustaka).
Kalimat pertama (di bold) merupakan ide utama atau main idea:
Kalimat yang lain, yang dicetak miring, adalah pendukung dari ide utama atau
supporting idea.
Supporting idea didapat dari mana? Harus dari pustaka, tidak boleh pernyataan
pribadi.
Bagian berikut menunjukkan bahwa pernyataan yang isinya sama diambil dari
berbagai sumber: Ferrieri, 2002; Rovery et al. 2005; Lo Hahn et al. 2005 juga
melaporkan keberadaan S. mutans pada katup jantung penderita endokarditis. ...
Paragraf dengan main idea bisa dijadikan dasar untuk menyusun paragraf pada
tulisan non-ilmiah misalnya, paragraf pembuka atau penutup, paragraf dari umum ke
khusus atau sebaliknya, dan paragraf sebab-akibat, tanpa memperhatikan main idea
dan supporting idea dikutip dari mana.
2. Paragraf dari Umum ke Khusus
Bagian utama karya ilmiah terdiri atas beberapa bab. Jumlah bab tidak dibakukan
namun disesuaikan dengan ruang lingkup penelitian. Bagian utama umumnya terdiri
atas: pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, dan daftar pustaka (Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, 1999).

10
Komentar
Ini adalah contoh paragraf dari umum ke khusus (paragraf deduktif), yang sesuai
namanya uraian dimulai dari hal yang besar kemudian semakin mengecil, dari hal
yang umum ke hal yang khusus.
Dengan kata lain, paragraf deduktif adalah paragraf di mana pokok pikiran dan
gagasan terletak di awal paragraf PPKI-UJ, 2010).
Perhatikan pengetikan titik (.), koma (,), titik dua (:) atau titik koma (;) diketik mepet
dengan kata di depannya diikuti spasi dan kata di belakangnya.
Perhatikan pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode penelitian semuanya diawali
huruf kecil, apabila mereka berperan sebagai judul bab atau subjudul diawali dengan
huruf besar.
Pustaka: Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi, 1999, dicantumkan di sini dengan
maksud (1) bahwa bagian ini adalah kutipan dari sumber tersebut dan (2) supaya
mudah mencari lagi, kalau diperlukan mencari sumber kutipan. Penulisan pustaka
biasanya nama penulis diikuti (tahun) atau (Nama, tahun), tetapi pada contoh di atas
tidak ditulis karena dalam buku aslinya nama pengarang tidak ditulis, yang penting
diketahui sumbernya.
3. Paragraf dari Khusus ke Umum,
Respon imun adaptif diawali dalam jaringan khusus yang disebut organ limfoid
periferal, yang dengan efisien mengumpulkan antigen yang masuk, melalui portal (kulit,
traktus gastrointestinal dan traktus respiratorius). Limfosit naif bermigrasi melalui
organ limfoid dan sel aksesoris khusus, yang diperlukan untuk menginduksi respon
limfosit, yang juga beredar di jaringan itu (Abbas, 2003).
Komentar.
Ini adalah paragraf dari khusus ke umum atau paragraf induktif. Pada paragraf ini, hal
yang spesifik atau hal yang kecil terletak pada bagian atas dan uraiannya yang
bersifat lebih besar terletak pada bagian bawah paragraf.
Dengan kata lain, paragraf induktif adalah paragraf di mana pokok pikiran dan
gagasan terletak di akhir paragraf PPKI-UJ (2010).
Pustaka ditulis (Abbas, 1993) atau Abbas (1993) kutipan diambil dari sumbernya,
buku Abul K. Abbas (1993).
4. Paragraf Sebab Akibat
Jangan lupa bahwa pola hidup orang tua juga mempengaruhi anak. Contoh
mudahnya, orang tua yang suka membaca dapat mendorong anak untuk senang
membaca juga. Anda dapat membaasakan hal ini kemudian membahas bersama apa
yang telah dibaca anak. Hal ini pun dapat membantu cara berpikir praktis anak, yang
kemudian terbawa pada pola belajarnya (Kompas, 13 Juni 2010).
Komentar
Di atas tersebut adalah paragraf sebab-akibat, dengan penyebab pola hidup orang tua
sedangkan akibatnya pola hidup anak. Namun demikian paragraf di atas juga
merupakan paragraf dengan ide utama, yakni Jangan lupa bahwa pola hidup orang
tua juga mempengaruhi anak sebagai main idea diikuti dengan uraian tentang
penjelasannya, yakni supporting ide.
Perhatikan penulisan dibaca, di tidak dipisah dengan baca karena tidak berhubungan
dengan tempat, bukan kata depan melainkan awalan.

11
5. Paragraf Pembuka
Juara dunia dua kali, Argentina, akan memulai laga di grup B meladeni salah satu
wakil Afrika selatan, Nigeria, di Stadion Ellis Park, Johannesburg. Ini kesempatan bagi
tim tango Argentina untuk membungkam ocehan para pengritik, gara-gara penampilam
buruk selama kualifikasi. Patut ditunggu bagaimana kiprah pasukan Diego Maradona itu
di putaran piala dunia ke-19 ini. Sepanjang persiapan, Maradona sangat minim
menggelar partai pemanasan dan lebih banyak berlatih ringan. Uji coba terakhir yang
dilakoni Tim Tango ketika melumat Kanada 5-5, 24 Mei lalu, (Surya, 12 Juni 2010).
Komentar
Paragraf pembuka menceritakan hal-hal yang akan diceritakan pada paragraf-paragraf
berikutnya secara singkat dan padat.
Perhatikan penulisan huruf besar pada nama geografis, Argentina, Nigeria dan
Kanada, Nama orang, Diego Maradona, nama bulan, Mei dan Juni, dan nama tim,
Tim Tango. Ada di EYD.
Perhatikan pengetikan ke-19 berbeda dengan XIX tetapi artinya sama, ada penulisan
lain lagi kesembilan belas.
Pada koran aslinya, Surya, kalimat pertama ditulis dengan huruf yang lebih besar
supaya mendapat perhatian.
Perhatikan penulisan Afrika Selatan bukan Afrika selatan.
Perhatikan pengetikan: Juara dunia dua kali pada kalimat pertama ditulis dengan
huruf. Bilangan sepuluh dan lebih kecil ditulis dengan huruf.
6. Paragraf Penutup
Jangan cemas bila anak Anda sekarang mengalami kesulitan belajar, karena
banyak contoh kasus yang mengalami hal tersebut di saat kecil, namun seiring dengan
bertambahnya usia belajar tak lagi menjadi momok. Bukan berarti anak yang malas
belajar saat kecil akan terus malas hingga besar. Semua ini tergantung anda sebagai
orang tua untuk menyikapinya. Kompas, Minggu 13 Juni 2001.
Komentar
Paragraf penutup seringkali tidak ditulis, salah satu pertimbangan karena yang
diutamakan di koran adalah singkat dan padat, tetapi akhirnya didapat contoh
paragraf penutup, seperti di atas.
Perhatikan kata di saat, di dipisah dengan saat, biasanya di dipisahkan dengan kata
berikutnya kalau berhubungan dengan tempat misal: di sini, di sana, di Jakarta, di
sekolah dan lain-lain.
Penulisan pustaka untuk surat khabar, dapat ditulis sebagai berikut: Surya, 12 Juni
2010; Kompas, Minggu 13 Juni 2010 atau Kompas 10 Maret 2008)
SINTESIS PARAGRAF
Sebelum membicarakan tentang sintesis paragraf perlu diingat kembali tentang
tulisan ilmiah yang baik sebagai dasar mensintesis paragraf yang baik. Ada beberapa ciri
khas tulisan ilmiah yang harus diperhatikan, yakni logis, lugas, obyektif, formal dan
konsisten. Logis artinya sesuai dengan logika, benar menurut penalaran atau masuk akal.
Lugas, berarti mengenai hal yang pokok-pokok (perlu-perlu) saja, tidak menyimpang,
apa adanya, polos, tidak menyimpang, tidak berbelit-belit dan tidak bersifat pribadi.
Obyektif atau objektif, memerikan keadaan yang sebenarnya tanpa dipengaruhi pendapat
atau pandangan pribadi, aspek dari obyektivitas adalah mendasarkan gagasan sebagai
pangkal tolak atau penggunaan kalimat pasif dalam tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah harus
formal atau resmi, sesuai dengan peraturan yang sah atau ketentuan yang berlaku, misal
mengikuti EYD. Konsisten artinya harus ajeg dari awal tulisan sampai akhir,
menggunakan istilah atau pemikiran dengan ajeg atau taat asas.

12
Ada beberapa persyaratan dalam mensintesis paragraf dari kutipan berbagai
sumber. Menurut PPKI-UJ (1998) ada dua macam kutipan yaitu kutipan langsung dan
kutipan tidak langsung. Kutipan langsung adalah pengambilan sumber yang dilakukan
apa adanya sesuai dengan aslinya, sedangkan kutipan tidak langsung adalah pengambilan
sumber dengan menyadur atau menjabarkan dalam bentuk parafrase. Dua jenis kutipan
itu akan diuraikan lebih rinci berikut ini. Dalam tulisan ilmiah dianjurkan untuk tidak
mengutip secara langsung, tetapi sebaiknya mengutip secara tidak langsung.
Pada kutipan langsung dipersyaratkan hal-hal berikut: (1) Kutipan langsung yang
kurang dari empat baris diletakkan di antara dua tanda kutip; (2) Kutipan langsung yang
terdiri lebih dari empat baris dituliskan berbeda dengan teks asli, dengan indentasi yang
berbeda lima ketukan dari margin kiri tetapi lurus dengan margin kanan, dan jarak antar
baris satu spasi. Apabila ada bagian dari kutipan langsung yang dilesapkan, bagian yang
dilesapkan diganti dengan tanda titik tiga () dan apabila yang dilesapkan pada akhir
kalimat maka diganti titik empat (.). Kutipan langsung dalam bahasa asing sebaiknya
disertai penjabarannya dalam bahas Indonesia.
Contoh berikut adalah kutipan langsung yang terdiri kurang dari empat baris:
Secara klinis, RAS dikelompokkan menjadi tiga subkelompok: minor, mayor,
dan herpetiform. Ketiga subtipe tersebut memberikan tanda klinis yang sama, yakni
regular, bulat atau oval, ulser yang sakit dengan batas eritematus yang kambuhan.
Komentar:
Diletakkan dalam tanda kutip
Spasi sama dengan skripsi.
Penulisan italik hanya pada buku ini, tidak pada skripsi.
Contoh berikut adalah kutipan langsung lebih dari empat baris:
Penyebab lesi traumatik umumnya terlihat nyata dari peng-galian riwayat kasus
atau pemeriksaan klinis. Ulserasi faktitial biasanya lebih sulit didiagnosa karena
pasien kurang perhatian terhadap riwayat kasus, oleh karena itu diperlukan
tingkat kecurigaan yang tinggi untuk menegakkan diagnosis. Biopsi biasanya
diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan untuk mengesampingkan suatu infeksi
atau neoplasia (Lewis 2009)
Komentar:
Tidak ditempatkan di antara tanda kutip
Indentasi kiri lima ketukan lurus di sepanjang kutipan
Margin kanan lurus dengan teks asli.
Spasi tunggal, berbeda dengan skripsi (1,5).
Sebagian kutipan dilesapkan karena informasinya tidak diperlukan, oleh karena itu.
Bagian ini diganti dengan tanda titik empat (.)
Pada kutipan tidak langsung dipersyaratkan beberapa hal berikut: (1) Pendapat
yang terdiri beberapa alinea atau beberapa halaman dirangkum atau disarikan ke dalam
beberapa kalimat; (2) Sumber berbahasa asing disadur dan disarikan dalam bahasa
Indonesia. (3) Kutipan tidak langsung tidak perlu diletakkan di antara tanda kutip.
Contoh berikut adalah kutipan tidak langsung dari berbagai sumber yang telah
disusun menjadi paragraf:
Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab
kematian utama
baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO
memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 %
kematian di dunia) dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang (Bahorun
dkk., 2006; Lakhanpal dkk. 2008).

13
Komentar:
Kutipan diambil dari beberapa sumber dengan mengambil intisari sumber (tidak copypaste).
Tanda titik empat menunjukkan bahwa kutipan masih ada lanjutan-nya, tetapi tidak
disertakan semua karena dalam buku ini tidak diperlukan.
PENULISAN PARAGRAF
1. Penulisan 1
Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab
kematian utama
baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO
memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 %
kematian di dunia) dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang (Bahorun
dkk., 2006; Lakhanpal dkk. 2008). Tahun 2020 diprediksi ACS akan menjadi penyebab
kematian utama di dunia (Vojdani, 2003). Di Indonesia, menurut Survey Kesehatan
Rumah Tangga, Departemen Kesehatan, sejak tahun 1995 ACS tercatat sebagai
penyebab kematian nomor satu pada komunitas di atas 40 tahun (Tjokroprawiro, 2002)..
2. Penulisan 2
Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab
kematian utama
baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO
memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 %
kematian di dunia) dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang Tahun 2020
diprediksi ACS akan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia,
menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan, sejak tahun 1995
ACS tercatat sebagai penyebab kematian nomer satu pada komunitas diatas 40 tahun
(Tjokroprawiro, 2002; Bahorun dkk., 2006; Lakhanpal dkk. 2008; Vojdani, 2003).
3. Penulisan 3
Sampai saat ini Acute Coronary Syndrome (ACS) masih menjadi penyebab
kematian utama
baik di negara maju maupun negara berkembang. WHO
memperkirakan tiap tahun 17 juta penduduk meninggal karena penyakit ini (+ 40 %
kematian di dunia). dan lebih dari separuh berasal dari negara berkembang Tahun 2020
diprediksi ACS akan menjadi penyebab kematian utama di seluruh dunia. Di Indonesia,
menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan, sejak tahun 1995
ACS tercatat sebagai penyebab kematian nomer satu pada komunitas diatas 40 tahun
1,2,3,4,5

MENGEMBANGKAN PARAGRAF
Apabila suatu saat anda mengalami macet pada waktu menulis, jangan panik,
cara-cara berikut ini mungkin dapat menolong. (1) Metode 4W1H (what, when, why, who,
how) salah satu cara untuk mengembangkan paragraf fiksi atau berita, seringkali
bermanfaat untuk mengembangkan paragraf kita; (2) Selain itu, pada tulisan yang sesuai,
paragraf bisa dikembangkan melalui pengembangan Ipoleksos-budhankam; dan (3).
Pengembangan sesuai materi, misal kita sedang menulis tentang gigi, pengembangan
bisa ke arah anatomi, morfologi, histologi, posisi di dalam rahang, dll. Misal kita sedang
menulis tentang pencabutan gigi pengembangan bisa ke arah: jenis gigi yang akan
dicabut, anestheticum yang digunakan, alat-alat yang digunakan, dan resep yang akan
kita berikan; (4) Pengembangan secara khronologis, yaitu urut-urutan suatu proses.

14

Contoh-contoh pengembangan paragraf


1. Metode 4W1H
Streptococcus mutans adalah bakteri yang mempunyai kemampuan luar biasa.
Ia adalah bakteri oral berbentuk bulat dengan deretan koloni seperti rantai (what).
Ketika rongga mulut banyak makanan (sukrosa) bakteri ini berperan pada proses karies
melalui proses fermentasi sukrosa tersebut, ketika akar gigi sudah terbuka ke dalam
darah bakteri ini masuk ke aliran darah dan berperan pada pathogenesis penyakit
pembuluh darah, misalnya endokarditis (when, why, how)
Komentar
Tulisan yang dicetak tebal adalah main idea sedangkan yang lain adalah supporting
idea. Ketika anda menulis skripsi atau tulisan ilmiah yang lain, main idea tidak usah
dicetak tebal.
4W1H tidak ada yang mengharuskan selalu ada semua, pada contoh paragraf di atas
hanya ada what, when, why, dan how. Jadi yang penting adalah keinginan anda
mengembangkan paragraf terpenuhi.
Perlu diperhatikan penulisan nama bakteri dengan huruf italik, yang pertama (biasanya
dalam suatu bab) ditulis lengkap (Streptococcus mutans), tetapi pada penulisan
berikutnya disingkat (S. mutans).
Pada tulisan pengungkapan berlebihan (luar biasa ) seperti paragraf di atas tidak
diperbolehkan.
2. Ipoleksosbudhankam
Nasib para pengungsi letusan gunung Sinabung sangat memprihatinkan.
Mereka tidak bisa melakukan pekerjaan sehari-hari, yang umumnya bertani (ekonomi).
Sementara itu mereka tidak dapat melakukan MCK dengan baik karena fasilitas di
pengungsian sangat berbeda dengan di rumah (sosial, budaya). Selain itu mereka juga
harus memikirkan harta benda yang ditinggal (hankam)
Komentar
Tulisan yang dicetak tebal adalah main idea sedangkan yang lain adalah supporting
idea. Ketika anda menulis skripsi atau tulisan ilmiah yang lain, main idea tidak usah
dicetak tebal.
Pada tulisan yang sesuai, pengembangan paragraf dengan metode
ipoleksosbudhankam (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan
keamanan) ini sering dilakukan, misalnya pada tulisan-tulisan yang bersifat berita di
koran, majalah, dll.
Pada paragraf ini, pengembangan ideologi tidak ada, itupun tidak apa-apa, yang
penting pengembangan paragraf tercapai, melalui pengembangan aspek ekonomi,
sosial, budaya, dan hankam.
3. Pengembangan sesuai materi
Ketika mencabut gigi molar pertama bawah ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan. Pertama, inervasi gigi dan mukosa yang mendukung gigi tersebut, selain
itu harus diketahui pula jalur perjalanan sarafnya. Kedua anesthetikum yang digunakan,
biasanya terkait dengan tekanan darah pasien. Pasien dengan tekanan darah tinggi tidak
dianjurkan menerima anesthetikum yang mengandung adrenalin. Ketiga, tang atau bein
yang akan digunakan. Tang untuk gigi molar rahang bawah berbeda dengan molar atas

Komentar
Ini adalah pengembangan paragraf sesuai dengan materi, yakni materi Bedah Mulut.

15

4. Pengembangan kronologis
Penyakit aterotrombotik pada jalur tersebut terjadi secara bertahap. Dimulai
dengan karies gigi, yang berproses dan akhirnya sampai ke apikal gigi. Kemudian,
apabila apeks gigi sudah terbuka, S. mutans dapat masuk ke aliran darah. Di sini mereka
bisa memulai proses pathogenesis penyakit atherosklerotik,
Komentar
Paragraf ini berhubungan dengan paragraf sebelumnya, ditunjukkan dengan kata
tersebut.
Paragraf ini dikembangkan secara khronologis. Kata-kata seperti bertahap, dimulai,
dan kemudian menunjukkan hal itu. Selain itu, bisa juga digunakan pertama, kedua,
ketiga, dsb.
Tulisan nonilmiah
Uraian tentang paragraf pada bab ini diarahkan untuk tulisan-tulisan ilmiah, tetapi
juga bisa dimanfaatkan untuk tulisan nonilmiah. Skripsi, makalah tutorial, proposal
penelitian, artikel ilmiah ditulis dengan paragraf-paragraf yang telah diuraikan di atas.
Pada tulisan nonilmiah, seperti cerpen, novel, novelet, paragraf-paragraf di atas
digunakan untuk mengungkapkan narasi dan paragrafnya tidak terlalu panjang, tetapi
mengalir searah dengan ceritanya, sedangkan dialog dituliskan dengan cara yang berbeda,
yakni di antara tanda kutip, dan dengan menggunakan kalimat langsung. Untuk tulisan
nonilmiah, ketentuan yang lebih detail tidak dalam buku ini, oleh karena itu perlu dibaca
di buku yang lain.
Satu hal yang penting sebelum menutup bab ini adalah mengingatkan tentang
koreksi, kalau perlu koreksi dilakukan berkali-kali dan koreksi akhir dilakukan pada
printout. Kita jangan ragu-ragu mengoreksi tulisan kita, kadang tulisan kita perlu dirubah
total ketika kita terinspirasi hal tertentu, atau ada koreksi-koreksi kecil ketika kita
membaca ulang.
Pada tulisan pertama, pasti masih banyak yang salah atau kurang tepat. Faktor
koreksi terkait dengan materi meliputi kelengkapan penulisan, urut-urutan, dan cara
penyampaian. Koreksi ini harus dilakukan agar tulisan lengkap, urut, dengan cara
penyampaian yang baik, artinya singkat, padat, dan definitif (jelas maksudnya). Faktor
koreksi berikutnya terkait dengan tata-tulis.
Pada awal menulis konsentrasi kita tertuju pada materi yang akan kita tulis,
penyajiannya pasti masih belum baik. Oleh karena itu koreksi tahap kedua ini dipusatkan
pada tata tulis: (1) sistematika, eja-an, pencetakan bold, italik, dan garis bawah,
pengetikan huruf kapital; (2) hubungan antar kalimat, dan hubungan antar paragraf ditata
ulang; (3) pemakaian tanda hubung untuk memperbaiki estetis, karena sering tulisan kita
terlihat jarang-jarang ketika dicetak, sehingga kita perlu memutus kata tertentu atau
mengganti kata tertentu sehingga baris-baris ketikan tertata rapi. (4) terakhir, umumnya
kita merubah file word menjadi pdf.
Koreksi pada printout (PO) sangat penting dilakukan. Banyak kesalahan yang tidak
terlihat di layar komputer kita terlihat dengan jelas di PO, misalnya, kesalahan
pengetikan, kesalahan ejaan, bahkan kesalahan materi juga lebih mudah dilihat melalui
printout. Pengulangan-pengulangan terkait materi juga lebih mudah terlihat melalui PO.
Penampilan kata-kata yang jarang, akan terlihat jelas di PO.

16

Lampiran 3. Penulisan Tabel dan Gambar


Secara umum tabel dan gambar disajikan untuk membantu pemahaman pembaca
terhadap sesuatu yang dibahas. Ilustrasi tabel dan gambar dibuat sedemikian rupa
sehingga terlihat proporsional dan simetris serta dapat dibaca dan dipahami dengan jelas.
Komponen tabel terdiri atas judul tabel, kepala tabel, isian sel, garis pemisah horisontal,
sumber dan atau catatan/keterangan. Komponen gambar terdiri dari gambar itu sendiri,
judul gambar, keterangan dan sumber gambar.
Contoh penyajian tabel:
Tabel 2.1 Anggota dari Steptococcus viridans (Russel dalam Gronroos 1999)
anginosus group
mitis group
salivarius group
mutans group
S. anginosus
S. oralis
S. vestibularis
S. mutans
S. constellatus
S. mitis
S. salivarius
S. sobrinus
S. intermedius
S. gordonii
S. sanguis
S. parasanguis
Tabel 2. 2 Diferensiasi Streptococcus viridans dari spesimen klinik (Baron, dkk. 1994)
Species
VP
AD
U
EH
AFI AFM Dext Lev
S. bovis I
+
+
+
+
+
+
S. bovis II
+
+
S. Gordonii
+
+
+
+
S. milleri (anginos)
+
+
+
S. mitis
S.mutans
+
+
+
+
+
S. oralis
-/+
+
S. parasanguis
+
-/+
+
S. salivarius
+/+/+
+/+
S. sanguis
+
+/+
+
S. sobrinus
+
+/+
S. vestibularis
+/+
+/Keterangan:
VP : Voges Proskauer
AD: Arginine dyhidrolase
U : Urea

AFI : Acid from Inulin


AFM : Acid from Manitol
Dextr : Dextran

EH : Esculin Hydrolysis
Lev : Levan

17

Contoh penyajian gambar:

Gambar 2.1

Adesi S. mutans pada monosit (pengecatan Giemsa, pembesaran 1000 x)


(Sumber: Purwanto, 2009)

Gambar 2.2. Reduksi NBT2+ oleh radikal superoksid. Nitroblue tetrazolium (NBT)
adalah garam ditetrazolium yang dapat direduksi secara sempurna
menghasilkan diformasan, melalui adisi empat elektron, dengan
pembentukan senyawa antara berupa radikal bebas (Sumber: Halliwell &
Gutteridge, 1999).

Anda mungkin juga menyukai