Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, kami melakukakan proses sterilisasi alat. Sterilisasi adalah
suatu proses untuk menghilangkan, mematikan atau menghancurkan semua bentuk
mikroorganisme hidup baik yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif (spora)
dari suatu objek atau bahan. Proses sterilisasi sangat penting dilakukan karena merupakan
salah satu elemen penting dalam suatu rangkaian proses pembuatan sediaan steril.
Dalam melakukan proses sterilisasi, kita dapat menggunakan beberapa metode yaitu
metode sterilisasi panas dengan tekanan atau sterilisasi uap atau sterilisasi panas basah
(autoklaf), sterilisasi panas kering (oven), sterilisasi gas atau etilen oksida, sterilisasi radiasi
dan sterilisasi filtrasi. Pada praktikum kali ini, metode yang digunakan adalah metode
sterilisasi panas basah dan sterilisasi panas kering.
Pada prinsipnya metode sterilisasi panas basah ini adalah sterilisasi menggunakan uap
bertekanan tinggi.Cara membunuh mikroorganismenya yaitu dengan mengkoagulasi protein.
Secara teoritis proses sterilisasi dengan autoklaf lebih sedikit membutuhkan waktu karena
uap

air

dari

pemanasan

lebih

cepat

berpenetrasi

sehingga

cepat

membunuh

mikroorganisme.Pada saat melakukan sterilisasi uap, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh
pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi
pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara
ireversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel. Siklus sterilisasi uap meliputi pada
fase pemanasan (conditioning), pemaparan uap (exposure), pembuangan (exhaust) dan
pengeringan.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sterilisasi uap yaitu waktu, suhu dan
kelembaban(Lukas,2006).
Sterilisasi uap atau sterilisasi panas basah merupakan metode yang paling efektif dan
ideal karena:
a. Uap merupakan pembawa (carrier) energi termal paling efektif dan semua lapisan
pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga memungkinkan terjadinya
koagulasi.
b. Bersifat nontoksik, mudah diperoleh dan relative mudah dikontrol (Lukas, 2006).
Selain itu, kelebihan metode sterilisasi panas basah yaitu uap air mempunyai daya bakterisida
yang lebih besar dibandingkan sterilisasi panas kering sehingga sterilisasi dapat dilakukan
pada suhu yang lebih rendah dan waktu yang lebih singkat.
Sedangkan untuk sterilisasi panas kering dapat membunuh mikroorganisme dengan
cara oksidasi dengan suhu tinggi sekitar 160-170 0C. Semakin tinggi suhu yang digunakan
maka semakin sedikit waktu yang dibutuhkan.Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui

mekanisme konduksi panas. Panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan,
lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi
tercapai.Siklus sterilisasi panas kering meliputi fase pemanasan (udara panas disirkulasikan
pada chamber), periode plateau (tercapainya suhu pada chamber), equilibrium atau holding
time (seluruh chamber memiliki suhu yang sama) dan pendinginan chamber (mensirkulasikan
udara dingin ke dalam chamber). Keuntungan menggunakan metode sterilisasi panas kering
adalah alat-alat yang disterilkan akan tetap kering.
Alat-alat yang disterilisasi dalam praktikum ini yaitu beaker glass, pinset, pipet tetes,
gelas ukur, batang pengaduk, kaca arloji diameter 3 cm, kaca arloji diameter 7 cm, spatula
dan erlenmeyer.Sebelum dilakukan sterilisasi, maka alat-alat tersebut harus dicuci
menggunakan air bersih. Untuk alat-alat gelas, dilakukan pencucian menggunakan HCl encer
10 menit, kemudian direndam menggunakan larutan tepol 1% dan Na 2CO30,5% (aa) dan
mendidihkan selama 15 Menit. Mengulangi sampai larutan agar tetap jernih (maksimal 3
kali).Selanjutnya dibilas dengan menggunakan aquadest sebanyak tiga kali.Fungsi dari HCl
encer adalah untuk menghilangkan larutan bersifat basa dan melarutkan endapan atau kotoran
pada dinding gelas seperti kotoran garam yang bukan kotoran lemak, protein dan
karbohidrat.Sedangkan fungsi direndam menggunakan larutan tepol 1% adalah sebagai
surfaktan yang memiliki gugus lipofil dan hidrofil. Gugus lipofil dari tepol akan mengikat
lemak pada alat dan gugus hidrofilnya yang membuat kotoran bisa terbuang bersama air.
Selain itu, juga untuk membebaskan pirogen (depirogenasi) dan disinfektan. Sementara
Na2CO3 0,5% berfungsi untuk menetralkan sisa asam akibat HCl encer.
Untuk pencucian alumunium, langkah yang dilakukan yaitu mendidihkan di dalam
tepol 1% selama 10 menit. Merendam dalam larutan Na 2CO30,5% selama 5 menit lalu dibilas
dengan

aquadest

mengalir.

Kemudian

mendidihkan

dengan

air

15

menit

dan

membilasnya.Langkah selanjutnya adalah mendidihkan dengan aquadest 15 menit dan


membilasnya dengan aquadest 3 kali.Pada pencucian alumunium, tidak digunakan larutan
HCl karena dapat menyebabkan alumunium mengalami kororsif.
Sedangkan untuk pencucian karet, langkah pencuciannya hampir sama dengan
pencucian alat-alat gelas. Namun konsentras HCl yang digunakan pada pencucian karet lebih
besar yaitu HCl 2% karena pada karet lebih banyak basa yang dinetralkan.Kemudian perlu
ditambahkan etanol 70% untuk membilas karena karet memiliki pori-pori yang bisa
menyimpan partikel asing.Sehingga etanol dapat membunuh partikel-partikel asing yang ada
pada pori-pori.

Selanjutnya adalah proses pengeringan alat dengan menggunakan oven 100oC selama
10 menit dengan keadaan terbalik. Pada proses pengeringan ini, kita harus memperhatikan
posisi dari penyusunan alat-alat yang akan dikeringkan. Untuk alat-alat gelas harus disusun
agak renggang, hal ini dilakukan agar aliran udara dapat menembus dan dapat terdispersi
secara merata di seluruh permukaan alat.Setelah kering, alat-alat tersebut dikeluarkan dari
oven dan dibungkus. Alat-alat tersebut dibungkus sesuai dengan metode yang akan digunakan
pada masing-masing alat. Untuk alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan oven, maka
harus dibungkus dengan menggunakan aluminium foil. Alasan penggunaan aluminium
sebagai pembungkusnya adalah karena aluminium foil bersifat menghantarkan panas. Selain
itu, agar panasnya oven tidak langsung mengenai alat yang dapat menyebabkan pecahnya alat
tersebut.Sedangkan alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan autoklaf dibungkus
menggunakan kertas perkamen. Alasan penggunaan kertas perkamen ini adalah karena kertas
perkamen memiliki pori-pori yang lebih besar dibandingkan aluminium foil sehingga uap
panas dapat masuk. Pada masing-masing metode, alat harus dibungkus rangkap dua.Tujuan
dibungkus rangkap dua karena untuk menghindari kontaminasi dari ruangan kelas 3 ke
ruangan kelas 2.
Setelah dibungkus, alat-alat yang ingin disterilisasi dimasukkan ke dalam oven atau
autoklaf. Alat dapat dimasukkan ke dalam oven atau autoklaf tergantung dari masing-masing
jenis alat yang akan disterilisasi. Alat-alat yang akan disterilisasi menggunakan oven harus
bersifat tahan panas dan bukan merupakan alat ukur (tidak memiliki skala). Alat ukur atau
alat yang memiliki skala tidak dapat disterilisasi menggunakan oven karena dapat memuai
dan mengakibatkan tanda (skala) tidak sesuai dengan sebenarnya, sehingga alat tersebut tidak
dapat digunakan lagi untuk mengukur dengan akurat. Sedangkan alat-alat yang akan
disterilisasi menggunakan autoklaf harus bersifat tidak tahan panas, alat-alat yang memiliki
ketebalan tipis dan alat-alat yang terbuat dari karet. Pada praktikum ini, alat-alat yang
disterilisasimenggunakan oven yaitu beaker glass, pinset, batang pengaduk, kaca arloji,
spatula dan erlenmeyer.Untuk pipet tetes dan gelas ukur disterilisasi menggunakan autoklaf.
Pada proses sterilisasi dapat diketahui beberapa jenis waktu, misalnya pada sterilisasi
menggunakan oven terdapat 5 jenis waktu yang dapat ditentukan yaitu waktu pemanasan,
waktu kesetimbangan, waktu pembinasaan, waktu tambahan jaminan sterilitas dan waktu
pendinginan. Berikut merupakan definisi dari 5 jenis waktu tersebut:

Waktu pemanasan: waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang diinginkan.
Waktu pemanasan pada hasil percobaan kami adalah 20 menit artinya oven mencapai
suhu 100oC selama 20 menit sejak dihidupkan.
Waktu kesetimbangan : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang sama
antara di dalam alat dan di luar alat karena alat tidak ditutup meskipun memakai
aluminium foil sehingga diinginkan suhu yang sama antara diluar atau didalam alat.
Waktu kesetimbangan yang diperoleh yaitu 0 menit karena tidak ada ruang jadi suhu
antara di dalam dan diluar dianggap sama, jadi waktu suhu setimbang 0 menit
Waktu pembinasaan: waktu yang dibutuhkan untuk membunuh seluruh mikroba.
Waktu pembinasaan atau waktu sterilisasi yang di butuhkan dalam praktikum kali ini
adalah 30 menit.
Waktu tambahan jaminan sterilitas: waktu yang ditambahkan untuk mengantisipasi
adanya ketidaksesuaian waktu kesetimbangan. Jumlahnya adalah setengah dari waktu
kesetimbangan. Karena waktu kesetimbangan 0 menit maka Waktu tambahan jaminan
sterilitas juga 0 menit
Waktu pendinginan: waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat dan waktu suhu
diturunkan, oven dimatikan, dibuka dan didiamkan. Waktu pendimginan pada
praktikum kali ini adalah 15 menit.
Dari hasil praktikum kali ini, lama waktu pemanasan dengan oven yaitu 20 menit.Waktu
kesetimbangannya bernilai nol, hal ini karena wadah dalam keadaan terbuka ketika di oven,
sehingga tidak ada perbedaan suhu di dalam dan di luar wadah.Sedangkan untuk waktu
pembinasaan selama 30 menit.Waktu pembinasaan selama 30 menit tersebut bertujuan untuk
mensterilkan atau membunuh mikroorganisme asing yang tidak diinginkan.Adapun waktu
tambahan jaminan sterilitas yaitu 50% dari waktu kesetimbangan.Karena waktu
kesetimbangan bernilai nol, maka waktu tambahan jaminan sterilitas juga bernilai nol. Dan
yang terakhir adalah waktu pendinginan selama 15 menit.Jadi, total waktu yang dibutuhkan
dalam proses sterilisasi menggunakan oven yaitu sebesar 65 menit.
Sedangkan pada proses sterilisasi menggunakan autoklaf terdapat 8 jenis waktu yang
dapat ditentukan yaitu waktu pemanasan, waktu pengeluaran udara, waktu menaik, waktu
kesetimbangan, waktu pembinasaan, waktu tambahan jaminan sterilitas, waktu penurunan
dan waktu pendinginan. Berikut merupakan definisi dari beberapajenis waktu tersebut:
waktu pemanasan : waktu yang dibutuhkan autoklaf mencapai suhu yang di inginkan
yaitu 115oC

Waktu pengeluaran udara: waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan udara dalam
autoklaf agar suhunya dapat ditingkatkan.
Waktu menaik : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu sterilisasi.
waktu kesetimbangan : waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu yang sama
antara di dalam alat dan di luar alat karena alat tidak ditutup meskipun memakai
kertas perkamen sehingga diinginkan suhu yang sama antara diluar atau didalam alat.
waktu pembinasaan : waktu yang dibutuhkan untuk membunuh seluruh mikroba.
waktu tambahan jaminan sterilitas : waktu yang ditambahkan untuk mengantisipasi
adanya ketidaksesuaian waktu kesetimbangan.
Waktu penurunan: waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan suhu dan tekanan di
dalam autoklaf agar autoklaf dapat dibuka.
Waktu pendinginan: waktu yang dibutuhkan untuk mendinginkan alat dan waktu suhu
diturunkan, oven dimatikan, dibuka dan didiamkan
Dari hasil praktikum kali ini, lama waktu pemanasan dengan menggunakan autoklaf yaitu 8
menit., waktu pengeluaran udara 7 menit, waktu menaik yaitu 4 menit, waktu kesetimbangan
0 menit, Waktu pembinasaannya 20 menit, waktu tambahan jaminan sterilitas 0 menit karena
waktu kesetimbangan 0 menit, waktu penurunan suhu 15 menit dan waktu pendinginannya
selama 3 menit. Pada percobaan ini waktu yang dibutuhkan pada sterilisasi autoklaf lebih
cepat dibandingkan dengan oven yang ditunjukkan oleh waktu pembinasaan yaitu waktu
sterilisasi dimana pada autoklaf membutuhkan waktu selama 20 menit meskipun waktunya
hanya 20 menit metode panas basah mempunyai daya bakterisida yang lebih besar
dibandingkan sterilisasi panas kering sehingga sterilisasi dapat dilakukan pada suhu yang
lebih rendah dan waktu yang lebih singkat.
sedangkan oven membutuhkan waktu selama 30 menit. Hal ini sudah sesuai dengan
teoritis bahwa sterilisasi panas basah lebih efektif dan ideal.

Anda mungkin juga menyukai