Anda di halaman 1dari 24

PEMANFAATAN LAHAN

DI KAWASAN BOULEVARD
KOTA MANADO
Dosen pengajar : Verry Lahamendu, ST., MT

NAMA KELOMPOK 3
VEMELIA KONDA

120215007

BAYU KRISTANTO MALA

120215008

ALMER P. DAUN

120215010

PRATIWI HUSIN

120215027

MIEKE N. SERIDITY

120215029

AGUS SOFIAN

120215030

RENHARD HARIBULAN

120215038

SEPTIAWAN SULISTIO 120215041


SRI DEVITA NANI

13021105014

KALFEL PINGKANAAN

13021105021

JEANDRO YUDAS

120215061

STEVE RIUNG

120215063

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota


Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Sam Ratulangi
Manado
2014

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena
atas rahmat, karunia dan hidayah-Nyalah Paper ini dapat diselesaikan.
Paper ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teori
Lokasi, Struktur dan Hierarki Ruang. Ucapan terima kasih tak lupa penulis
sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah ini, karena atas arahan
beliau dalam pembuatan Paper ini.
Apabila menemukan kesalahan atau kekurangan dalam karya tulis ini,
baik dari segi bahasanya maupun isinya, penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun kepada semua pembaca demi lebih
baiknya karya-karya tulis yang akan datang.

Manado, 10 Desember 2014

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan dan Sasaran Penulisan
3. Metodologi Penulisan
4. Ruang Lingkup Materi
5. Sistematika Penulisan
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Lahan
2.2 Konsep Pembangunan Berkelanjutan
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umun Kota Manado dan Lokasi
3.2 Kawasan Boulevard Menurut RTRW Kota Manado
3.3 Pemanfaatan Lahan Kawasan Boulevard
3.4 Karakteristik Perubahan Lahan Kawasan Boulevard
3.5 Dampak Penggunaan Lahan Kawasan Boulevard
3.6 Solusi Dampak Negatif dari Penggunaan Lahan Kawasan
Boulevard
3.7 Konsep / Pedoman Pembangunan Kawasan Reklamasi Pantai
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
4.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.

Latar Belakang
Kota Manado sebagai ibu kota Provinsi Sulawesi Utara,
memiliki peran strategis sebagai kota utama dengan fungsi sebagai
pusat jasa, dan perdagangan di Sulawesi Utara dan sekitarnya.
Kondisi ini ditunjang pula oleh posisi geografisnya di Pasific Rim
yang strategis sebagai pintu masuk (entry point) ke kawasan
ekonomi global, khususnya di Asia Pasifik.
Kawasan Boulevard Manado merupakan kawasan B on B
( Boulevard on Bussiness), dan dalam RTRW Kota Manado kawasan
B on B adalah pusat perdagangan dan jasa. Dimana Kawasan
Boulevard ini merupakan hasil dari kawasan reklamasi pantai.
Reklamasi adalah suatu proses membuat daratan baru pada suatu
daerah perairan/pesisir pantai atau daerah rawa. Hal ini umumya
dilatar belakangi oleh semakin tingginya tingkat populasi manusia,
khususnya di kawasan pesisir, yang menyebabkan lahan untuk
pembangunan semakin sempit. Pertumbuhan penduduk dengan
segala aktivitasnya tidak bisa dilepaskan dengan masalah kebutuhan
lahan, hal itulah yang menjadi dasar pembuatan reklamasi pantai di
kota Manado.
Visi Kota Manado sebagai Kota Ekowisata maka perlu
diperhatikan dalam pembangunannya yang cukup pesat dan perlu
dikendalikan untuk mencapai keseimbangan lingkungan.

2.

Tujuan dan Sasaran Penulisan


Tujuan dari penulisan ini
perkembangan

perubahan

adalah

penggunaan

untuk
lahan

mengetahui
di

Kawasan

Boulevard, Manado. Adapun sasarannya adalah sebagai berikut.


a. Mengidentifikasi pemanfaatan lahan wilayah di Kawasan
Boulevard, Manado.
b. Mengidentifikasi karakteristik perubahan penggunaan lahan di
Kawasan Boulevard, Manado.

c. Mengetahui apa saja dampak dari penggunaan lahan di


Kawasan Boulevard, Manado.
d. Mengetahui solusi yang tepat dalam pemanfaatan lahan
Kawasan

Boulevard

yang

dikaitkan

dengan

konsep

pembangunan berkelanjutan
3.

Metodologi Penulisan
Untuk menunjang penulisan ini dibutuhkan data primer dan
data sekunder. Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Pengambilan Data Primer Data primer adalah data yang
diperoleh

melalui

observasi

lapangan,

yaitu

kegiatan

mengamati dan meneliti secara langsung kondisi lapangan,


dengan tahapan sebagai berikut:
1) Mengindentifikasi setiap penggunaan lahan pada kawasan
Boulevard, Manado.
2) Survey dan pengambilan data lapangan (cross check)
sesuai dengan titik yang telah ditentukan, mengamati
keadaan, tipe penggunaan lahan yang ada.
3) Analisis data dengan cara mengolah data lapangan dan
mengadakan perbaikan/koreksi.
b. Data sekunder dalam penulisan ini adalah data yang dapat
menunjang penulisan yang diperoleh dari badan pemerintah
dan instansi yang terkait.
4.

Ruang Lingkup Materi


Ruang lingkup materi penulisan adalah berkaitan dengan
prediksi perkembangan perubahan pemanfaatan lahan. Sedangkan
untuk ruang lingkup substansi penulisan adalah meliputi teori

5.

perubahan pemanfaatan lahan dan teori pengembangan wilayah.


Sistematika Penulisan
Secara sistematis penulisan ilmiah ini disusun dan dijabarkan
sebagai berikut:
a. Bab I. Pendahuluan . Bab ini berisi tujuan penulisan ini
dilakukan dan tahapan proses penulisan yang sudah dilakukan
serta sistematika penulisan.

b. Bab II. Kajian Teori Pemanfaatan Lahan pada Kawasan


Boulevard, Manado. Bab ini mengulas teori yang digunakan
dalam mendukung penulisan.
c. Bab III. Pembahasan. Kondisi Eksisting Kawasan Boulevard,
Manado dan Kebijakan Penataan Ruang.Dalam bab ini
dijelaskan mengenai gambaran kondisi eksisting di daerah
penulisan, dan kebijakan penerintah tentang penataan ruang.
d. Bab IV Analisis Pemanfaatan Lahan pada Kawasan Boulevard,
Manado.Bab ini terdiri dari analisis yang digunakan dalam
upaya

pencapaian

sasaran

penulisan

berupa;

analisis

karakteristik fisik kawasan, analisis kapasitas dan kerentanan


masyarakat, analisis penyebab pemanfaatan lahan pada
kawasan Boulevard, analisis kebijakan pemerintah tentang
penataan

ruang

dan

pemanfaatan

lahan

dan

analisis

pemanfaatan lahan pada kawasan Boulevard, hubungan antar


analisis.
e. Bab V. Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan hasil
analisis yang telah dilakukan dan rekomendasi berupa upaya
penanganan pemanfaatan lahan pada kawasan Boulevard di
daerah penulisan.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1.

Pengertian Lahan
Pengertian lahan menurut Jayadinata (1999:10) merupakan
tanah yang sudah ada peruntukannya dan umumnya dimiliki dan
dimanfaatkan

oleh

perorangan

atau

lembaga

untuk

dapat

diusahakan.
Menurut Chapin dan Kaiser (1979, dalam Priyandono,2001:5)
kebutuhan penggunaan lahan dalam struktur tata ruang kota/wilayah
berkaitan dengan 3 sistem yang ada :
a. Sistem

kegiatan,

manusia

dan

kelembagaannya

untuk

memenuhi kebutuhannya yang berinteraksi dalam waktu dan


ruang.
b. Sistem pengembangan lahan yang berfokus untuk kebutuhan
manusia dalam aktivitas kehidupan.
c. Sistem lingkungan berkaitan dengan kondisi biotik dan abiotik
dengan air, udara dan material.
Menurut Arsyad (1989),Lahan merupakan lingkungan fisik
yang terdiri atas relief, tanah, air, dan vegetasi serta bendayang ada
diatasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap penggunaan lahan.
Termasukdidalamnya juga kegiatan manusia dii masa lalu dan
sekarang seperti hasil reklamasi laut,pembersihan vegetasi, dan juga
hasil yang merugikan seperti tanah yang tersalinitasi. Menurut FAO
(1976) yang dikutip oleh Pusat Penulisan Tanah dan Agroklimat
(1993:3), Lahan

merupakan

bagian

dari

bentang

alam(landscape)yang mencakup pengertian lingkunganfisik termasuk


iklim,

topografi/relief,

hidrologi

bahkan

keadaan

vegetasi

alami(natural vegetation)yang semuanya secara potensial akan


berpengaruh terhadap penggunaan lahan .Lahan dalampengertian
yang lebih luas termasuk yang telah dipengaruhi oleh berbagai
aktivitas

manusia

baikdimasa

lalu

maupun

pada

masa

sekarang. Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa,

lahan merupakan segala sesuatu yangberada di permukaan bumi


meliputi tanah, air, vegetasi, dan lahan juga mencakup segala hal
yangakan mempengaruhi penggunaan lahan seperti topografi, relief
tanah, iklim, dan keadaan vegetasidi atasnya. Pengertian lahan
tersebut

tidak

hanya

mencakup

keadaan

lahan

di

masa

sekarang,namun juga termasuk keadaan dan hasil kegiatan manusia


di masa lalu. Selain dua pengertian di atas, Luthfi Rayes (2007)
mengungkapkan pengertian lahan denganberbagai fungsi, yaitu:
a. Fungsi produksi.Lahan sebagai basis berbagai system
penunjang

kehidupan

melalui

produksi

biomassa

yangmenyediakan makanan, pakan ternak, serat, bahan bakar


kayu, dan bahan-bahan biotic lainnyabagi manusia, baik secara
langsung maupun melalui binatang ternak termasuk budidaya
kolamdan tambak ikan.
b. Fungsi lingkungan biotik.Lahan merupakan basis bagi
keragaman

daratan(terrestrial) yang

menyediakan

habitat

biologidan plasma nutfah bagi tumbuhan, hewan, jasad-mikro di


atas dan di bawah permukaan tanah.
c. Fungsi pengatur iklim. Lahandan penggunaannya merupakan
sumber

(source)

danmenentukan

dan

neraca

rosot
energy

(sink)
global

gas

rumah

berupa

kaca

pantulan,

serapan, dan transformasi dari energy radiasimatahari dan daur


hidrologi global.
b. Fungsi hidrologi. Lahan mengatur simpanan dan aliran
sumber daya air tanah dan air permukaan sertamempengaruhi
kualitasnya.
c. Fungsi penyimpanan. Lahan merupakan gudang (sumber)
berbagai bahan mentah dan mineral untuk

dimanfaatkan

olehmanusia.
d. Fungsi pengendali sampah dan polusiLahan berfungsi
sebagai penerima, penyaring, penyangga, dan pengubah
senyawa-senyawaberbahaya.

e. Fungsi ruang kehidupan. Lahan menyediakan sarana fisik


untuk tempat tinggal manusia, industry, dan aktivitas social
seperti olahraga dan rekreasi.
f. Fungsi peninggalan dan penyimpanan. Lahan merupakan
media

untuk

menyimpan

dan

melindungi

benda-benda

bersejarah dan sebagaisuatu sumber informasi tentang kondisi


iklim dan penggunaan lahan masa lalu.
g. Fungsi penghubung spasial.Lahan menyediakan ruang untuk
transportasi

manusia,

untukpemindahan

masukan,

tumbuhan

dan

dan

produksi

binatang

antar

serta
daerah

terpencil dari suatu ekosistem alami.


Sesuai dengan penjabaran pengertian lahan menurut Luthfi di
atas, lahan merupakan permukaanbumi yang tidak terbatas pada ciri
fisiknya

saja,

namun

yangmempengaruhi

juga

secara

memiliki

langsung

sifat

maupun

dan

fungsi

tidak langsung

terhadap keberjalanan kehidupanmanusia.Fungsi-fungsi tersebut


juga dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam meningkatkankualitas
hidupnya.
Pengertian lahan dinyatakan dalam pasal 1 ayat 1 yang
berbunyi: Seluruh wilayah Indonesiaadalah kesatuan tanah air dari
seluruh

rakyat

Indonesia,

yang

bersatu

sebagai

bangsa

Indonesiadan pasal 1 ayat 2 yang berbunyi: Seluruh bumi, air, dan


ruang angkasa, termasuk kekayaan alamyang terkandung di
dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan
Yang MahaEsa, adalah bumi, air, dan ruang angkasa bangsa
Indonesia

dan

merupakan

kekayaan

nasional.Jadi,

terdapat

perbedaan antara bumi dan tanah sesuai dengan pasal-pasal di


atas. Yangdimaksudkan dengan tanah adalah permukaan bumi,
sedangkan didalam pasal ini disatukanantara bumi, air, dan ruang
angkasa yang ketiga komponen tersebut menurut para ahli
dikenaldengan istilah lahan. Kemudian dijelaskan juga dalam pasal
selanjutnya tentang pengertian bumi, air, dan ruangangkasa
tersebut satu persatu.Dalam pasal 1 ayat 4 tertulis: Dalam

pengertian bumi, selain permukaan bumi, termasuk pulatubuh bumi


di dalamnya serta yang berada di bawah permukaan air.
Dalam pasal 1 ayat 5 diterangkan: Dalam pengertian air
termasuk baik perairan pedalamanmaupun laut wilayah Indonesia.
Dalam pasal 1 ayat 6 dijelaskan bahwa: Yang dimaksud ruang
angkasa ialah ruang di atas bumidan air tersebut pada ayat (4) dan
(5) pasal ini.Jadi, dapat disimpulkan bahwa bumi, air, dan ruang
angkasa atau yang selanjutnya akan kitabahas sebagai lahan
adalah segala sesuatu yang berada di atas permukaan bumi dan
segalasesuatu yang terkadung di bawahnya termasuk juga yang
berada di dalam wilayah perairan danlaut dalam. Lahan sebagai
warisan leluhur Indonesia tidak mengabaikan aturan-aturan adat
dalam masalah lahan ini.
Dalam pasal 2ayat (4) disebutkan: Hukum agrarian yang
berlaku atas bumi, air, dan ruang angkasa ialah hokum adat,
sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan
Negara,

yang

sosialisme

berdasarkanatas

Indonesia

serta

persatuan
dengan

bangsa,

dengan

peraturan-peraturan

yangtercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan


perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsurunsur

yang

bersandar

pada

hukum

agraria.

Artinya,

lahanmerupakan warisan leluhur yang dalam pelaksanaan hakhaknya juga diberikan wewenang olehIndonesia untuk diatur
menurut hukum
2.2.

Konsep Pembangunan Berkelanjutan


Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim,1990) bertujuan untuk
meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat,

untuk

memenuhi

kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan


pada

hekekatnya

ditujukan

untuk

mencari

pemerataan

pembangunan antar generasi pada masa kini maupun masa


mendatang. Menurut KLH (1990) pembangunan (yang pada

dasarnya lebih berorientasi ekonomi) dapat diukur keberlanjutannya


berdasarkan tiga kriteria yaitu : (1) Tidak ada pemborosan
penggunaan sumber daya alam atau depletion of natural resources;
(2) Tidak ada polusi dan dampak lingkungan lainnya; (3) Kegiatannya
harus dapat meningkatkan useable resources ataupun replaceable
resource.
Dari sisi ekonomi Fauzi (2004) setidaknya ada tiga alasan
utama mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan.
1) menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati barang dan
jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan lingkungan
sehingga

secara

moral

perlu

untuk

memperhatikan

ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi


mendatang.

Kewajiban

moral

tersebut

mencakup

tidak

mengekstraksi sumber daya alam yang dapat merusak


lingkungan, yang dapat menghilangkan kesempatan bagi
generasi mendatang untuk menikmati layanan yang sama.
2) menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati misalnya,
memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu
aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang
pada akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi.
3) Faktor ketiga, yang menjadi alas an perlunya memperhatiakan
aspek keberlanjutan adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi
ekonomi memang masih terjadi perdebatan karena tidak
diketahui apakah aktivitas ekonomi selama ini sudah atau
belum memenuhi kriteria keberlanjutan, seperti kita ketahui,
bahwa dimensi ekonomi berkelanjutan sendiri cukup kompleks,
sehingga sering aspek keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya
dibatasi

pada

pengukuran

kesejahteraan

antargenerasi

(intergeneration welfare maximization).


Secara ideal berkelanjutannya pembangunan membutuhkan
pencapaian :

1) berkelanjutan ekologis, yakni akan menjamin berkelanjutan


eksistensi bumi. Hal-hal yang perlu diupayakan antara lain,
a) memelihara
(mempertahankan)
integrasi
tatanan
lingkungan, dan keanekaragaman hayati;
b) memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem
penunjang kehidupan bumi ini tetap terjamin;
c) memelihara keanekaragaman hayati, meliputi aspek
keanekaragaman genetika, keanekaragaman species dan
keanekaragaman tatanan lingkungan.
2) Berkelanjutan ekonomi, dalam perpektif ini pembangunan
memiliki dua hal utama, yakni : berkelanjutan ekonomi makro
dan

ekonomi

sektoral.

Berkelanjutan

ekonomi

makro yakni menjamin ekonomi secara berkelanjutan dan


mendorong efesiensi ekonomi melalui reformasi struktural dan
nasional.

Berkelanjutan

ekonomi

sektoral

untuk

mencapainya sumber daya alam dimana nilai ekonominya


dapat

dihitung

harus

yang tangible dalam

diperlakukan

rangka

akunting

sebagai

kapital

ekonomi; koreksi

terhadap harga barang dan jasa perlu diintroduksikan. Secara


prinsip harga sumber daya alam harus merefleksikan biaya
ekstraksi/pengiriman, ditambah biaya lingkungan dan biaya
3) Berkelanjutan sosial budaya; berkelanjutan sosial budaya,
meliputi:
a) stabilitas penduduk,
b) pemenuhan kebutuhan dasar manusia,
c) Mempertahankan keanekaragaman budaya dan
d) mendorong
partisipasi
masyarakat
lokal

dalam

pengambilan keputusan.
4) Berkelanjutan politik; tujuan yang akan dicapai adalah:
a) respek pada human rights, kebebasan individu dan sosial
untuk berpartisipasi di bidang ekonomi, sosial dan politik,
dan
b) demokrasi, yakni memastikan proses demokrasi secara
transparan dan bertanggung jawab.
5) Berkelanjutan pertahanan dan keamanan.

Keberlanjutan

kemampuan menghadapi dan mengatasi tantangan, ancaman


dan gangguan baik dari dalam maupun dari luar yang langsung

maupun tidak langsung yang dapat membahayakan integrasi,


identitas, kelangsungan bangsa dan negara.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1.

Gambaran Umum Kota Manado dan Lokasi


Kota Manado merupakan ibukota Provinsi Sulawesi
sekaligus

merupakan

kota

terbesar

yang

ada

Utara

di Sulawesi

Utara yang memiliki luas wilayah sekitar 15.726 ha . Namun, dengan


adanya program reklamasi Pantai Teluk Manado , luas daratannya
telah bertambah kurang lebih seluas 67 Ha.
Secara administratif kota manado terbagi kedalam 9 wilayah
kecamatan

dan delapan puluh tujuh kelurahan sebagai hasil

pemekaran yang dilakukan sebagaimana diatur dalam Peraturan


Daerah Nomor 4 Tahun 2000 tentang Perubahan Status Desa
menjadi Kelurahan di Kota Manado dan Peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 2000 tentang pemekaran kecamatan dan kelurahan.
Dalam sector ekonomi Kota Manado berkembang sebagai kota
perdagangan dan jasa. Sektor ekonomi ini memberi kontribusi
hampir 50% dari PDRB Kota Manado. Perkembangan ini, umumnya
akan mendorong pergeseran kegiatan industri ke luar wilayah kota
Kawasan Megamas atau yang lebih sering di sebut Kawasan
Boulevard terletak di Kecamatan Wenang, Manado, Sulawesi
Utara.Luas Kawasan Boulevard kurang lebih sekitar 400 ha.
Kawasan Boulevard terbentuk akibat reklamasi.
3.2.

Kawasan Boulevard Menurut RTRW Kota Manado


Dalam RTRW ( Rencana Tata Ruang Wilayah) kota Manado
dijelaskan bahwa dengan adanya kawasan reklamasi di sepanjang
pesisir pantai yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Wenang
(PWK I) dan Kecamatan Sario (PWK II), maka terjadi pusat
pertumbuhan baru yang didominasi oleh aktivitas perdagangan dan
jasa dan diprediksikan akan menjadi inti/pusat perekonomian Kota
Manado di masa yang akan datang. Kawasan reklamasi (pesisir
pantai) ditetapkan sebagai pusat pelayanan dengan skala pelayanan
regional (PPR) yang merupakan kawasan atau wilayah yang menjadi

pusat pelayanan berskala regional, jadi tidak hanya terbatas kepada


seluruh wilayah kota tetapi juga memberikan pelayanan kepada
kawasan-kawasan kota lainnya yang berada atau berbatasan
langsung dengan wilayah kota.

KAWASAN STRATEGIS KOTA

Kawasan strategis kota


dari sudut kepentingan
Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan B
on B

3.3.

Pemanfaatan Lahan Kawasan Boulevard


Kawasan Boulevard merupakan Pusat perbelanjaan baru di
Kota Manado mulanya Pusat Perbelanjaan terkonsentrasi di seputar

Taman Kesatuan Bangsa (TKB) atau Pasar45. Namun Seiring


dengan pertumbuhan ekonomi kota Manado, dalam kurun waktu
beberapa tahun belakangan ini, industri properti dan retail di Manado
berkembang cukup pesat. Bermula dari proyek reklamasi pantai
yang dilakukan selama 10 tahun lebih, dibangun setelah jalan tepi
pantai atau boulevard diresmikan tahun 1993 dan dinamai Jalan
Piere Tendean atau yang lebih dikenal dengan Manado Boulevard.

Sekilas dilihat terdapat perubahan yang signifikan hanya dalam


kurun waktu 9 tahun (1996 2005) dan hasil pengamatan kami
bahkan hasil dari reklamasi pantai sudah mencapai 300% semenjak
tahun 2005 (hal ini berdasarkan pengamatan kami pada gedung
gedung dan lahan baru yang kami temui, diantaranya : gedung Mc.
Donald, kawasan perluasan B on B, hypermart dan sekitarnya). Di
lain sisi, rusaknya ekosistem pantai manado juga dikarenakan
eutrofikasi (pembahasan hal.29) yang terjadi karena hempasan
gelombang laut yang meningkat bertemu dengan dinding pembatas
di kawasan reklamasi, hal ini turut memicu hilangnya sejumlah besar
oksigen di sekitar lingkup ekosistem pantai dan berakibat ada
musnahnya ekosistem pantai Manado.
3.4.

Karakteristik Perubahan Lahan Kawasan Boulevard

Penggunaan Lahan di Kawasan Boulevard sebagai kawasan B


on B dari tahun ketahun semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat
dari perubahan garis pantai yang terjadi di Kecamatan Wenang
akibat dari kegiatan reklamasi pantai.
Dari hasil reklamasi pantai terjadi perubahan lahan yang
signifikan dengan kondisi bangunan yang semakin bertambah
menjadikan kawasan ini sebagai Central Bussiness District (CBD)
Kota Manado.
3.5.

Dampak Penggunaan Lahan Kawasan Boulevard


Kawasan Boulevard merupakan kawasan Central Bussiness
District (CBD) Kota Manado yang terbentuk dari hasil

reklamasi

pantai. Dimana reklamasi pantai memiliki dampak positif dan


negative yang mempengaruhi dalam proses pembangunannya,
berikut dampak yang ditimbulkan dari Reklamasi Pantai :
Dampak Positif
1. Tambahan daratan buatan berupa reklamasi pantai sehingga
dapat dimanfaatkan untuk bermacam kebutuhan.
2. Daerah yang dilakukan reklamasi menjadi aman terhadap erosi
karena konstruksi pengaman sudah disiapkan sekuat mungkin
untuk dapat menahan gempuran ombak laut.
3. Daerah yang ketinggianya dibawah permukaan air laut bisa
aman terhadap banjir apabila dibuat tembok penahan air laut di
sepanjang pantai.

4. Dengan pengendalian tata lingkungan yang baik


perencanaan

sesuai

dapat berfungsi sebagai area rekreasi yang

sangat memikat pengunjung.


Dampak Negatif
1. Peninggian muka air laut karena area yang sebelumnya
berfungsi sebagai kolam telah berubah menjadi daratan.
2. Akibat peninggian muka air laut maka daerah pantai lainya
rawan tenggelam, atau setidaknya air asin laut naik ke daratan
sehingga tanaman banyak yang mati.
3. Hilangnya habitat hewan dan tumbuhan pantai sehingga
keseimbangan alam menjadi terganggu, apabila gangguan
dilakukan dalam jumlah besar maka dapat mempengaruhi
perubahan cuaca serta kerusakan planet bumi secara total.
4. Pencemaran laut akibat kagiatan di area reklamasi dapat
menyebabkan habitat laut punah sehingga nelayan kehilangan
mata pencaharian.
3.6.

Solusi Dampak Negatif dari Penggunaan Lahan Kawasan


Boulevard
Agar dapat meminimalisir dampak buruk tersebut, diperlukan
kajian mendalam terhadap proyek reklamasi dengan melibatkan
banyak pihak dan interdisiplin ilmu serta didukung teknologi. Kajian
yang cermat dan komprehensif tentu bisa menghasilkan area
reklamasi yang aman dan melestarikan lingkungan. Sementara itu,
karena lahan reklamasi berada di daerah perairan, maka prediksi
dan simulasi perubahan hidrodinamika saat pra, dalam masa
pelaksanaan proyek dan pasca reklamasi serta sistem drainasenya
juga harus diperhitungkan. Perubahan unsur ini biasanya berdampak
negatif secara langsung

terhadap lingkungan dan masyarakat

sekitar.
Selain itu, hal yang perlu diperhatikan adalah sumber material
reklamasi/urugan. Pemilihan material urugan akan mempengaruhi
keputusan lokasi sumber material dan sistem transportasi yang

dibutuhkan untuk membawa material ke lokasi reklamasi. Sumber


urugan pada umumnya dipilih dengan melakukan pemapasan bukit
atau pemapasan pulau tak berpenghuni. Hal ini tentunya akan
mengganggu lingkungan di sekitar tempat galian (quarry). Cara lain
yang relatif lebih aman dapat dilakukan dengan cara mengambil
material dengan melakukan pengerukan (dredging) dasar laut di
tengah laut dalam. Pilihlah kawasan laut dalam yang memiliki
material dasar yang memenuhi syarat gradasi dan kekuatan bahan
sesuai dengan yang diperlukan oleh kawasan reklamasi.
Solusi terbaik bisa dilakukan dengan mencari teknologi terbaru
mengenai pemanfaatan wilayah laut untuk aktifitas hidup manusia
contohnya dengan membuat gedung atau rumah terapung di atas
permukaan laut, namun hal ini tentu perlu penulisan yang dalam
sehingga apa yang diharapkan bisa tercapai.
Pembangunan berkelanjutan diartikan sebagai pembangunan
yang mampu memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini, tanpa
mengabaikan kemampuan generasi manusia pada masa mendatang
untuk

memenuhi

kebutuhan

mereka.

Dalam

melaksanakan

pembangunan berkelanjutan diperlukan biaya yang mahal dan


teknologi yang tinggi. Contoh, bagi negara-negara berkembang yang
masih mengandalkan pertanian untuk meningkatkan keejahteraan
penduduknya, membatasi penggunaan pupuk kimia dan pestisida
dianggap untuk membatasi upaya untuk memperoleh hasil panen
yang setinggi-tingginya.
Pembangunan berkelanjutan didesain untuk pembangunan
yang berwawasan lingkungan dan memerhatikan akan kelestarian
lingkungan.
Ada berbagai pembangunan yang berkelanjutan sebagai
program
adalah

pemerintah misalkan untuk sekarang ini yang dibahas


pembangunan

di

wilayah

pesisir.

Pembangunan

berkelanjutan pesisir misalnya seperti yang telah dilakukan di


kawasan pantai atau yang lebih disebut reklamasi. Reklamasi adalah
suatu pekerjaan/usaha memanfaatkan kawasan atau lahan yang

relatif tidak berguna atau masih kosong dan berair menjadi lahan
berguna dengan cara dikeringkan. Misalnya di kawasan pantai,
daerah rawa-rawa, di lepas pantai/di laut, di tengah sungai yang
lebar, ataupun di danau. Tujuan reklamasi adalah menjadikan
kawasan berair yang rusak atau tak berguna menjadi lebih baik dan
bermanfaat.
Dilihat dari dampak negative yang ditimbulkan dari proses
reklamasi pantai maka solusi yang dapat diambil

bertujuan

meminimalisir dampak negative dari reklamasi pantai dengan konsep


pembangunan berkelanjutan sebagai acuan, yakni:
1. Pengelolaan sumber daya alam perlu direncanakan sesuai
dengan daya dukung lingkungannya. Dengan mengindahkan
kondisi lingkungan (biogeofisik dan sosekbud) maka setiap
daerah

yang

dibangun

harus

sesuai

dengan

zona

peruntukannya, seperti zona perkebunan, pertanian dan lainlain. Hal tersebut memerlukan perencanaan tata ruang wilayah
(RTRW),

sehingga

diharapkan

akan

dapat

dihindari

pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan daya dukung


lingkungannya.
2. Proyek pembangunan yang berdampak negatif terhadap
lingkungan perlu dikendalikan melalui penerapan analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebagai bagian dari
studi kelayakan dalam proses perencanaan proyek. Melalui
studi AMDAL dapat diperkirakan dampak negatif pembangunan
terhadap lingkungan.
3. Mengutamakan penanggulangan pencemaran air, udara dan
tanah.
4. Pengembangan keanekaragaman hayati sebagai persyaratan
bagi stabilitas tatanan lingkungan.
5. Pengembangan
kebijakan
ekonomi

yang

memuat

pertimbangan lingkungan.
6. Pengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan dan
ketenagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup

7. Pengembangan hukum lingkungan yang mendorong peradilan


menyelesaikan sengketa melalui penerapan hukum lingkungan.
3.7.

Konsep/ Pedoman Pembangunan Kawasan Reklamasi Pantai


Adapun konsep/pedoman yang perlu diperhatikan untuk
pembangunan kawasan reklamasi Boulevard Manado sebagai
berikut:
Pengelolaan Lingkungan dalam Penataan Ruang Kawasan
Reklamasi
Penataan ruang dalam kawasan reklamasi harus menerapkan
prinsip- prinsip pembangunan yang berkelanjutan. Hal-hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

Analisa
o Karakteristik lingkungan
o Jenis aktivitas

Identifikasi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Tata


Ruang Kawasan Reklamasi Pantai.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi tata ruang
kawasan pantai adalah:
a. Ruang terbuka hijau
b. Penggunaan Air bersih
c. Penggunaan Energi

Identifikasi potensi masalah


Faktor-faktor tersebut di atas merupakan infrastruktur
yang harus dipenuhi dalam penataan ruang pada kawasan
reklamasi.

Pada

perasional

kawasan

jenis

aktivitas,

penggunaan air dan penggunaan energi akan menimbulkan


dampak berupa cemaran atau polutan yang dilepas menuju
badan lingkungan penerima. Bentuk cemaran tersebut adalah:
a. limbah cair akibat kegiatan domestik (permukiman) dan
non domestik (industri, perdagangan, jasa).
b. limbah padat (sampah) akibat kegiatan

domestik

(permukiman) dan non domestik(industri, perdagangan,


jasa).

c. limbah

gas

(sampah)

akibat

kegiatan

domestik

(permukiman), transportasi, dan non domestik (industri,


perdagangan, jasa).
Identifikasi Variabel-Variabel yang Dipengaruhi dalam Tata
Ruang Kawasan Reklamasi Pantai
a. Ruang terbuka dan tata hijau
b. Sarana pengolah limbah berupa IPAL atau IPLT
Jauh dari permukiman penduduk
Pada daerah non produktif
Pada ketinggian permukaan tanah yang rendah sehingga
dimungkinkan penyaluran secara gravitasi,
Tidak terpengaruh pasang surut
c. Sarana pengelolaan limbah padat
Jauh dari permukiman penduduk;
Memiliki aksesibilitas yang baik;
Tidak terpengaruh pasang surut
d. Sarana penyediaan air bersih (IPAB)
Diletakkan pada wilayah yang berdekatan dengan air

permukaan (sungai)
Diupayakan pada lokasi terjauh dari muara sungai

BAB IV
PENUTUP
4.1.

Kesimpulan
Reklamasi

pantai

lebih

banyak

menimbulkan

dampak

negatif,seperti kelangsungan biota laut yang mulai punah,banjirnya


daerah pinggiran pantai saat hujan,suhu tinggi yang dirasakan
masyarakat kota Manado (Global Warming) akibat dihilangkannya
tanaman bakau dipesisir pantai serta meningkatnya penimbunan
sampah anorganik akibat limbah yang dibuang oleh beberapa pusat
hiburan diseputar boulevard pada jalur limbah yang bermuarah di
pantai. Dimana pada dasarnya hal-hal tersebut merugikan ekosistem
yang terbentuk.Sesuai dengan definisinya, tujuan utama reklamasi
adalah menjadikankawasan berair yang rusak atau tak berguna
menjadi lebih baik dan bermanfaat.
4.2 Saran
Perlu dievaluasi lagi pemanfaatan lahan wilayah di Kawasan
Boulevard, Manado dengan memperhatikan karakteristik perubahan
penggunaan lahan di Kawasan Boulevard, Manado. Dengan melihat
apa saja dampak dampak yang ditimbulkan dari kegiatan reklamasi
pantai di Kawasan Boulevard, Manado.
Pemerintah kota Manado

harus menata kembali peraturan

tentang kebijakan reklamasi pantai,agar reklamasi pantai tidak


membawa dampak buruk bagi kelangsungan mahluk hidup yang ada
di kota Manado,selanjutnya para pengelolah pusat hiburan pun harus
memperhatikan tentang pembuangan limbah yang jauh dari wilayah
pesisr pantai,begitu pun dengan masyarakat yang ada harus mampu
memiliki kesadaran dan tindakan untuk tidak membuang sampah
disekitar

daerah

pesisir

pantai

yang

dijadikan

daerah

reklamasi,sehingga ada hubungan timbal balik yang baik antara


mahluk hidup dengan lingkungannya.

DAFTAR PUSTAKA
http://perencanaankota.blogspot.com/2011/11/pengertian-lahan.html
http://www.scribd.com/doc/123722873/Untitled
http://penataanruang.pu.go.id/bulletin/index.asp?mod=_fullart&idart=267
http://ohohlinchun.wordpress.com/dampak-reklamasi-pantai-boulevardterhadap-lingkungan-yang-ada-di-kota-manadokarya-tulisku/
http://www.penataanruang.net/taru/upload/nspk/modul/mod_reklamasi.pdf
http://indrasfc.blogspot.com/2012/05/pembangunan-berkelanjutan-dalamrangka.html
http://www.ilmusipil.com/analisa-dampak-reklamasi-pada-daerah-pesisirpantai

Anda mungkin juga menyukai