Anda di halaman 1dari 5

IDENTITAS PASIEN

Nama

: An. I

Jenis kelamin

: laki-laki

Usia

: 15 tahun

Alamat

: Pondok Kopi

Tanggal

: 27-02-2015

Keluhan utama : Mata kiri bengkak 1 hari yang lalu


Riwayat Penyakit Sekarang : os datang dengan keluhan mata kiri bengkak sejak 1 hari
yang lalu, diserta mata merah, dan sakit
Riwayat Penyakit Dahulu : belum pernah sakit yang sama seperti ini
Riwayat Penyakit Keluarga : di keluarga tidak ada sakit yang sama
Pemeriksaan oftalmologi :
OD

OS

6/6

Visus

6/8.5

TAK

Palpebra

Udem (+),
Hiperemis (+)

Resume

Os14 tahun, visus ,bengkak, merah, sakit 1 hari yl

Visus OD : 6/6
OS : 6/8.5

Palpebra : udem (+), hiperemis (+)


Diagnosa kerja : Blefaritis OS

Penatalaksanaan

Matoflam

C. Tobrom

Edukasi

Mata jangan di kucek

Hindari penularan

BLEFARITIS

A. Definisi
Blefaritis adalah peradangan yang terjadi pada kelopak mata.
B. Etiologi
Blefaritis ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat
kelopak mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan
normal ditemukan di kulit.
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan bahan
kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau beta,
pneumococcus, dan pseudomonas.
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu : 1. Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata
bagian luar depan (tempat melekatnya bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri
stafilokokus dan seborrheik. Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan
Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis atau
stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya bersamaan
dengan adanya Pityrosporum ovale. 2. Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata
bagian dalam (bagian kelopak mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata).
Penyebabnya adalah kelainan pada kelenjar minyak.
C. Klasifikasi
Blefaritis skuamosa
Blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta pada pangkal bulu mata
yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka kulit. Penyebabnya adalah
kelainan metabolik ataupun oleh jamur.
Gejala kllinis pasien adengan blefaritis skuamosa akan merasa panas dan gatal.
Biasanya terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai
dengan madarosis
Pengobatan blefaritis skuamosa dengan membersihkan tepi kelopak dengan
shampo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan memperbaiki
metabolisme pasien
Blefaritis ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan ulkus akibat infeksi
staphylococcus.
Gejala klinis terdapat keropeng berwarna kekuning-kuningan yang bila diangkat
akan terlihat ulkus yang kecil dan mengeluarkan darah di sekitar bulu mata, skuama

yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan disertai
perdarahan.
Pengobatan blefaritis ulseratif dengan antibiotik dan higiene yang baik.
Blefaritis angularis
Merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di sudut kelopak atau
kantus. Kelainannya bersifat rekuren.
Pengobatan blefaritis dengan sulfa, tetrasiklin, dan sengsulfat.
D. Gejala Klinis
- Kelopak mata merah
- Bengkak
- Sakit
- Eksudat lengket dan
- Epiforia
E. Patofisiologi
Blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini mengakibatkan invasi
mikrobakteri secara langsung pada jaringan,kerusakan sistem imun atau kerusakan yang
disebabkan oleh produksi toksin bakteri, sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi
kelopak mata dapat ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi
kelenjar meibom.
F. Penatalaksanaan
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat, dan
kemudian diberikan antibiotik yang sesuai.
G. Penyulit
Penyulit blefaritis yang dapat timbul adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin,
dan madarosis.
H. Prognosis
Pada blefaritis prognosis baik dan dapat hilang dengan terapi

DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata, Edisi ketiga FKUI, Jakarta, 2004
2. Dougherty, J.M., McCulley, J.P., Silvany, R.E. and Meyer, D.R (1991) The role of
tetracycline in chronic blepharitis. Inhibition of lipase production in staphylococci.
Investigative Ophthalmology & Visual Science 32(11), 2970-2975. Dikutip dari
http://www.goodhope.org.uk/departments/eyedept/blepharitis.html article last update :
3. Manners, T. (1997) Managing eye conditions in general practice. British Medical
Journal

315(7111),

816-817,

Dikutip

dari

http://www.cks.library.nhs.uk/blepharitis/view_whole_topic# article last update: 16


januari 2004
4. Papier, A., Tuttle, D.J. and Mahar, T.J. (2007) Differential diagnosis of the swollen red
eyelid, dikutip dari: http://www.mayoclinic.com/health/blepharitis/DS00633 article
last update 2007, diambil tanggal 8 agustus 2008

Anda mungkin juga menyukai

  • PPK CKD
    PPK CKD
    Dokumen16 halaman
    PPK CKD
    Annurianisa Luhur Pekerti
    Belum ada peringkat
  • Laporan Jaga Apendisitis
    Laporan Jaga Apendisitis
    Dokumen13 halaman
    Laporan Jaga Apendisitis
    Annurianisa Luhur Pekerti
    Belum ada peringkat
  • Tutorial CKD
    Tutorial CKD
    Dokumen12 halaman
    Tutorial CKD
    Annurianisa Luhur Pekerti
    Belum ada peringkat
  • Referat CKD
    Referat CKD
    Dokumen20 halaman
    Referat CKD
    Annurianisa Luhur Pekerti
    Belum ada peringkat
  • Trauma Okuli
    Trauma Okuli
    Dokumen27 halaman
    Trauma Okuli
    Annurianisa Luhur Pekerti
    Belum ada peringkat