Disusun Oleh
LITA SEPTIANI 125040100111103
KELAS H
atau
mempunyai
fasilitas
pengolahan
dan
Permohonan sertifikasi
Diajukan maksimal 10 hari sebelum tanam dengan melampirkan
Isolasi
Harus jelas terpisah dari varietas lainnya dengan jarak paling
30 hari)
Pemeriksaan lapangan
Penangkar
benih
mengajukan
permohonan
pemeriksaan
Pemeriksaan
sebelum
pendahuluan
tanam),
minggu
pemeriksaan
sampai
dilakukan
dengan
terhadap
(fase
simpang
dan
tanaman
yang
terserang
penyakit
dari
rerumputan
sebelum
pemeriksaan
d)
Apabila
pada
pemeriksaan
pertama
dan
kedua
tidak
f)
sebelum
pemeriksaan
lapangan
ketiga
dilakukan
Hal yang perlu diperhatikan pada saat seleksi (rouging); tipe
pertumbuhan, kehalusan daun, warna helai daun, warna
lidah daun, warna tepi daun, warna pangkal batang, bentuk
dan tipe malai, bentuk gabah, bulu pada ujung gabah,
warna pada ujung gabah, warna gabah dan sudut daun
bendera
gerobak, silo, gudang dan lain-lain) harus bersih dan bebas dari
kemungkinan tercampurnya dengan varietas lain.
dari kelompok benih yang telah selesai diolah dan diberi identitas
kelompok benih dan pengawas benih akan mengambil contoh benih
atas permintaan penangkar benih.
Label
Massa berlaku label diberikan paling lambat 6 bulan sejak
1992
tanaman
2. Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 tentang perbenihan
tanaman
3. SK
Mentan
No.
803/Kpts/OT.210/7/97
tentang
sertifikasi
Dasar merupakan sumber kelas Benih Pokok atau Benih Sebar. Benih
Dasar diberi label sertifikasi berwarna putih
c. Benih Pokok
Adalah keturunan dari Benih Penjenis (BS) dan Benih Dasar (BD)
yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas
maupun tingkat kemurnian varietas memenuhi standar mutu yang
telah ditetapkan serta telah disertifikasi. Benih Pokok diberi label
sertifikasi berwarna ungu.
d. Benih Sebar
Adalah keturunan dari Benih Pokok yang diproduksi oleh instansi
atau penangkar benih yang dipandang mampu sesuai ketetapan
Badan Benih Nasional. Benih Sebar diberi label sertifikasi berwarna
biru.
4. STANDAR MUTU BENIH BERSERTIFIKAT
Standar Lapangan
Varietas lain
&
Wakt
tipe
Kelas Benih
Jarak
u
simpang
(Mete (Hari
(Max %)
r)
)
Benih
0.0
Penjenis
2
30
0.0
Benih Dasar
2
30
0.2
Benih Pokok
2
30
0.2
Benih Sebar
2
30
Tabel 1. Standar mutu benih bersertifikat pada setiap kelas benih
Isolasi
Beni
h
Benih
Biji
Daya
CVL
Tanam
an
Gulm
a
Tumb
uh
Lain
Max
%
Min
%
Max
%
Max
%
Max %
Max
%
Min %
Penje
nis
13.0
99.0
1.0
0.0
0.0
0.0
80.0
Dasar
13.0
99.0
1.0
0.0
0.0
0.0
80.0
Pokok
13.0
99.0
1.0
0.1
0.1
0.0
80.0
Sebar
13.0
98.0
2.0
0.2
0.2
0.0
80.0
Tabel 2. Standar pengujjian laboratorium pada setiap kelas benih
Benih sumber yang akan digunakan untuk pertanaman produksi
benih haruslah satu kelas lebih tinggi dari kelas benih yang akan
diproduksi. Untuk memproduksi benih kelas FS (Foundation Seed/Benih
Dasar/BD) atau label putih, maka benih sumbernya haruslah benih padi
kelas BS (Breeder Seed/Benih Penjenis/BS) atau label kuning, sedangkan
untuk memproduksi benih kelas SS (Stock Seed/Benih Pokok/BP) atau
label ungu, maka benih sumbernya boleh Benih Dasar atau boleh juga
Benih
Penjenis
dan
untuk
memproduksi
benih
kelas
Benih
benih
penjenis
(BS)
ke
Direktorat
perbenihan,
lalu
TINJAUN PUSTAKA
Anonymous.
2012.
http://sahuyun.blogspot.com/2012_05_01_archive.html.
Diakses
tanggal 17 Maret 2015
Margaretha SL, Rahmawati, Saenong S. 2004. Dampak Penggunaan Benih
Unggul terhadap Pendapatan Petani Jagung. Seminar Nasional BPTP
Papua-Jayapura. 5-6 Oktober 2004
Margaretha SL, Rahmawati, Saenong S. 2009. Pembentukan Penangkaran
Benih untuk Percepatan distribusi Benih Varietas Jagung Nasional.
Balai Penelitian Tanaman Serealia.