REPRODUKSI
Kelompok 13
Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
PADANG
ANGGOTA :
Afrilia Safira
1210322015
Annisa Fitriani Nst 1210322017
Khairani Latifa
1210322033
Mutia Suandi
1210323026
PENGERTIAN LANSIA
BKKBN 1998
Secara Biologis
b. Uterus
Setelah klimaterium uterus mengalami atrofi, panjangnya
menyusut dan dindingnya menipis, miometrium menjadi
sedikit dan lebih banyak jaringan fibrotik.Serviks menyusut
tidak menonjol, bahkan lama-lama akan merata dengan
dinding jaringan.
c. Ovarium
Setelah menopause, ukuran sel telur mengecil dan
permukaannya menjadikeriput sebagai akibat atrofi dari
medula, bukan akibat dari ovulasi yang berulang
sebelumnya, permukaan ovarium menjadi rata lagi seperti
anak oleh karena tidak terdapat folikel. Secara umum,
perubahan fisik genetalia interna dan eksterna dipengaruhi
oleh fungsi ovarium.Bila ovarium berhenti berfungsi, pada
umumnya terjadi atrofi dan terjadi inaktivitas organ yang
pertumbuhannya oleh hormon estrogen dan progesteron.
g. Menopouse
(Masland, 2006)
MENOPAUSE CONTS
Menopause mungkin terjadi sebagai mekanisme
mencegah kehamilan pada wanita lanjut usia
Periode transisi sebelum menopause disebut
dengan klimakterium
Estrogen yang diproduksi ovarium menurun dari
300 mg perhari menjadi tidak ada. Produksi
estrogen dilanjutkan oleh jaringan adiposa, liver,
dan korteks adrenal yang dapat menghasilkan
estrogen 20 mg perhari
Kehilangan estrogen dari ovarium menyebabkan
perubahan emosi dan fisik
MENOPAUSE CONTS
Perubahan fisik yang terjadi antara lain vagina
mengering yang menyebabkan ketidaknyamanan
saat coitus dan atrofi organ genital secara
bertahap
Namun demikian, wanita post menopause masih
memiliki keinginan seks karena adrenal mereka
tetap mengeluarkan androgen.
Peran estrogen dalam reproduksi sangat luas,
sehingga kehilangan hormone ini setelah
menopause dapat berdampak pada sistem tubuh
terutama sistem skelet dan kardiovaskular
B. Pria
a. Produksi testoteron menurunsecara bertahap.
b. Kelenjar prostatbiasanyamembesar.
Hipertrofi prostatejinak terjadi pada 50% pria diatas usia
40 tahun dan 90% pria diatas usia 80 tahun.Hipertrofi
prostatjinak ini memerlukan terapi lebih lanjut
PERUBAHAN FISIOLOGIK
AKTIVITAS SEKSUAL
Perubahan fisiologik aktivitas seksual akibat proses penuaan bila ditinjau
dari pembagian tahapan seksual menurutKaplan adalah berikut ini :
1. Fase desire
Dipengaruhi oleh penyakit, masalah hubungan dengan pasangan, harapan
kultural, kesemasan akan kemampuan seks. Hasrat pada lansia wanita
mungkin menurun seiring makin lanjutnya usia, tetapi bias bervariasi.
Interval untuk meningkatkan hasrat seksualpada lansia pria meningkat
serta testoteron menurun secara bertahap sejak usia 55 tahun akan
mempengaruhi libido.
2. Fase arousal
Lansia
wanita:pembesaran payudara berkurang; terjadi penurunan
flushing, elastisitas dinding vagina, lubrikasi vagina dan peregangan otototot; iritasi uretra dankandung kemih.
Lansia pria:ereksi membutuhkan waktu lebih lama, dan kurang begitu
kuat; penurunan produksi sperma sejak usia 40 tahun akibat penurunan
testoteron; elevasitestis ke perineum lebih lambat.
CONTS
3. Fase orgasmic
Lansia wanita: tanggapan orgasme kurang intens
disertai lebih sedikit konstraksi kemampuan
mendapatkan orgasme multipel berkurang.
Lansia pria : kemampuan mengontrol ejakulasi
membaik; kekuatan dan jumlah konstraksi otot
berkurang; volume ejakulat menurun.
4. Fase pasca orgasmic
Mungkin terdapat periode refrakter dimana
pembangkitan gairah sampai timbulnya faseorgasme
berikutnya lebih sukar terjadi.
Semoga Bermanfaat........