Anda di halaman 1dari 8

ISSN 1412 3762

http://jurnal.upi.edu/electrans

ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013 , 21 - 28

RANCANG BANGUN TRAINER MIKROKONTROLER BERBASIS SENSOR


PASSIVE INFRARED RECEIVER
Dinan Muftian Shofwa, Yoyo Somantri, Tjetje Gunawan
Program Studi Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI
Jalan. Dr. Setiabudhi No. 207 Bandung 40154
Telp. (022) 2013163 Ext. 3410
E-mail : zaldin_sho@yahoo.com

Diterima : 25 Februari 2013

Disetujui : 10 Maret 2013

Dipublikasikan : Maret 2013

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk merancang bangun sebuah trainer mikrokontroler terdiri dari delapan modul
eksperimen yaitu minimum sistem mikrokontroler, modul LED, modul LCD, modul seven segment, modul
keypad, modul driver motor, modul LDR, modul sensor pendeteksi gerak (PIR). Hasil pengujian dan pengukuran
ini dikonsentrasikan pada aplikasi sensor, untuk membedakan dengan aplikasi pada trainer mikrokontroler yang
dibuat peneliti sebelumnya. Hasilnya sensor PIR bekerja dengan baik pada pengujian tiga jarak pembacaan
yang berbeda menghasilkan tegangan yang tetap dan Kelebihan dari trainer yang menggunakan aplikasi PIR dan
LDR dibandingkan dengan LED dan Photo Dioda, dapat dilihat dari jarak pembacaan, sensitivitas, dan tegangan
yang dihasilkan oleh sensor, tetapi ada juga kekurangannya yaitu untuk sensor PIR hanya dapat mendeteksi
pergerakan manusia saja.
Kata Kunci : light dependend resistor, passive infrared receiver, trainer mikrokontroler,

ABSTRACT
This research intent to design build one trainer microcontroller consisting of eight experiment module which is
microcontroller system minimum, LED'S module, LCD'S module, seven segment's module, keypad's module,
driver's module motor, LDR'S module, Passive Infrared Receiver (PIR). Examination and measurement result
this on censor application, to differentiate with application on trainer mikrokontroler who made by researcher in
advance. PIR censor works properly on examination three perusal distance that variably result constant and
excess tension from trainer what does utilize PIR application and LDR was compared with BY LED and diode
Photo, can be seen from perusal distance, sensitivity, and resulting tension by censor, but there is also lack it
which is for PIR censor just gets to detect human move only.
Keywords : light dependend resistor, microcontroller trainer, passive infrared receiver.

PENDAHULUAN
Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah untuk merancang bangun trainer mikrokontroler yang
dilengkapi dengan aplikasi sensor Passive Infrared Receiver (PIR) dan dapat digunakan untuk
mambantu proses pembelajaran di SMK. Dalam proses pembuatan tugas akhir ini penulis menemukan
kesamaan dengan peneliti sebelumnya tentang rancang bangun trainer mikrokontroler [1] dengan
perbedaan aplikasi sensor yang digunakan. Peneliti sebelumnya menggunakan aplikasi pasangan
sensor LED dan Photo Dioda. Berikut ini pembahasan mengenai trainer mikrokontroler yang akan
dibuat.

21

DINAN MUFTIAN SHOFWA DKK

RANCANG BANGUN TRAINER


PASSIVE INFRARED RECEIVER

MIKROKONTROLER

BERBASIS

SENSOR

Trainer berasal dari bahasa inggris Training[2], yang artinya latihan, dan trainer, yang artinya pelatih
atau disini adalah alat latih. Trainer adalah bagian dari training yang bertanggung jawab dalam
meningkatkan kualitas pribadi dan kinerja trainee (pengikut latihan) atau disini adalah siswa SMK
secara langsung, sehingga tidak heran peran trainer begitu sentral[3].
Mikrokontroler ialah chip yang berisi berbagai unit penting untuk melakukan pemrosesan data
sehingga dapat berlaku sebagai pengendali dan komputer sederhana[4]. Mikrokontroler adalah sistem
komputer yang dikemas dalam sebuah IC yang mengandung semua komponen pembentuk komputer
seperti CPU, RAM, ROM, Port IO [5]. Mikrokontroler ATmega8535 merupakan produk dari
perusahaan ATMEL yang dibuat dengan arsitektur 8-Bit berdaya rendah (Low-Power), dan fitur-fitur
unggulan lainnya, ATmega8535 sangat efisien dan efektif untuk dijadikan pengendali utama dalam
suatu sistem kendali[4].
LCD (Liquid Cristal Display) adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi sebagai
tampilan suatu data, baik karakter, huruf ataupun grafik. LED adalah singkatan dari Light Emiting
Dioda, merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk
temuan lain setelah dioda. Strukturnya juga sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa
elektron yang menerjang sambungan P-N juga melepaskan energi berupa energi panas dan energi
cahaya[6]. Seven segment merupakan penampil yang setingkat dengan led, hanya saja seven segment
dapat menampilkan data ke bentuk karakter. Driver motor dc merupakan suatu rangkaian elektronika
yang berfungsi membantu mikrokontroler untuk mengendalikan motor dc. Keypad Matriks adalah
tombol-tombol yang disusun secara maktriks (baris x kolom) sehingga dapat mengurangi penggunaan
pin input. LDR ( Light Dependent Resistor), yaitu resistor yang besar resistansi-nya bergantung
terhadap intensitas cahaya yang menyelimuti permukaannya. LDR, dikenal dengan banyak nama :
foto-resistor, foto-konduktor, sel foto-konduktif, atau hanya foto-sel. Tetapi yang sering digunakan
dalam literatur adalah foto-resistor atau foto-sel.
PIR (Passive Infrared Receiver) merupakan sebuah sensor berbasiskan infrared. Akan tetapi, tidak
seperti sensor infrared kebanyakan yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak
memancarkan apapun seperti IR LED. Sesuai dengan namanya Passive, sensor ini hanya merespon
energi dari pancaran sinar inframerah pasif yang dimiliki oleh setiap benda yang terdeteksi olehnya.
Benda yang bisa dideteksi oleh sensor ini biasanya adalah tubuh manusia[7]. Mengapa bisa
menghasilkan arus listrik? Karena pancaran sinar inframerah pasif ini membawa energi panas.
Prosesnya hampir sama seperti arus listrik yang terbentuk ketika sinar matahari mengenai solar
cell[7].

METODE
Rancang bangun trainer mikrokontroler ini diawali dengan penentuan spesifikasi yang akan disediakan
pada trainer, lalu sistem dan alur kerja trainer tersebut.
1. Spesifikasi Trainer
Trainer mikrokontroler ini terdiri dari 8 modul, yang di kemas didalam sebuah koper agar mudah
untuk dibawa kemana saja. Berikut ini lalu dibawah ini spesifikasi modul yang direncanakan :
A. Modul Minimum Sistem Mikrokontroler
Dapat digunakan sebagai sistem minimum mikrokontroler AVR untuk tipe ATMEGA8535(L),
ATMEGA16(L), ATMEGA32(L), ATMEGA163(L), ATMEGA323(L).
Menggunakan XTAL 11.0592MHz.
Dilengkapi rangkaian regulator 5V dengan konektor DC yang mudah dihubungkan dengan
Adaptor-DC.
Dilengkapi rangkaian antarmuka (interface) Max232 sehingga dapat langsung dihubungkan
pada PORT SERIAL / COM PORT komputer.
22

ISSN 1412 3762


http://jurnal.upi.edu/electrans

ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013 , 21 - 28

Koneksi ADC sudah disiapkan (AVCC, AGND, dan AREF) sehingga sistem sudah siap untuk
menerima input ANALOG pada PORTA.
Tersedia Array LED pada PORTC, dan Push-ON pada PORTD.2 dan PORTD.3 sehingga
cocok untuk latihan pemrograman atau pengecekkan program (DEBUG).
B.

Modul Downloader
Cocok untuk mengunduh (download) program ke semua IC AVR yang memiliki fasilitas ISP
(In System Programming) melalui port USB pada Notebook atau PC.
Menggunakan IC USB to Serial TTL sehingga dapat digunakan pula sebagai antarmuka
komunikasi antara perangkat elektronika berlevel TTL dengan komputer melalui port USB
(contoh: mikrokontroler dengan komputer).
Mudah digunakan, dengan menggunakan program downloader yang user friendly. Dan dapat
dikoneksikan langsung dengan Code Vision AVR.

C.

Modul LCD
Jumlah karakter yang dapat ditampilakan adalah 32 karakter dalam 2 baris x 16 kolom.
Koneksi pengendalian yang digunakan adalah 4 BIT DATA INTERFACE.
Telah dilengkapi pengendali CONTRAST dan BRIGHTNESS.
Dapat langsung dihubungkan dengan Modul Sistem Minimum Mikrokontroler dengan
menggunakan kabel IDC 10 (kabel pita 10 jalur).

D. Modul Keypad
Jumlah total input keypad adalah 16 (0-9, A-D, *, #) dalam 4 baris x 4 kolom.
Dapat langsung dihubungkan dengan Modul Sistem Minimum Mikrokontroler dengan
menggunakan kabel IDC 10 (kabel pita 10 jalur).
E.

Modul Seven Segment


Berisi sepasang 7-Segments common cathode, dengan range tampilan: 00-99.
Dilengkapi rangkaian decoder, dengan Input data berupa BCD (Binary Coded Decimal [00001001]) untuk tiap 7-Segments.
Dapat langsung dihubungkan dengan Modul Sistem Minimum Mikrokontroler dengan
menggunakan kabel IDC 10 (kabel pita 10 jalur).

F.

Modul Driver Motor


Tegangan supply operasi sampai dengan 36V.
Total Arus DC yang mampu dilewatkan sampai dengan 600 miliampere per channel.
Dapat langsung dihubungkan dengan Modul Sistem Minimum Mikrokontroler dengan
menggunakan kabel IDC 10 (kabel pita 10 jalur).

G. Modul Sensor Cahaya


Menggunakan sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) atau biasa juga dikenal dengan
photoresistor.
Tegangan operasi: 3.5 5.5 VDC.
Terdapat dua jenis keluaran (output): Analog: 0 VDC s.d 5 VDC dan Digital / Diskrit: Logika
0 dan Logika 1.
H. Modul Sensor Pendeteksi Gerak
Catu daya: 4.5V 5.5V (DC).
Range pembacaan: radian 10mm 10000mm

Signal output berlogika 0 (active low) saat mendeteksi pergerakkan.


23

DINAN MUFTIAN SHOFWA DKK

RANCANG BANGUN TRAINER


PASSIVE INFRARED RECEIVER

MIKROKONTROLER

BERBASIS

SENSOR

I. Catu daya
Input : 220V AC
Output : 12V DC
Arus : 3 A
2. Sistem Trainer Mikrokontroler
Secara umum sistem kerja trainer yang dirancang sebagai berikut :
APLIKASI

PC

TRAINER

ACTUATOR

Gambar 1. Diagram blok sistem trainer mikrokontroler


PC berfungsi sebagai sarana pembuatan program untuk kemudian ditransfer ke trainer, trainer disini
berfungsi sebagai pengolah utama, trainer akan membaca input instruksi dari PC selanjutnya trainer
akan memberikan instruksi berupa output ke Aplikasi. Trainer pada penelitian ini menggunakan
media Mikrokontroler ATmega 8535, dengan menggunakan kabel USB sebagai penghubung antara
PC dengan Trainer dan aplikasi yang digunakan
3. Diagram Blok Alur Kerja Trainer Mikrokontroler
Secara umum perancangan sistem trainer Mikrokontroler sebagai berikut :
PEMROGRAMAN
DENGAN KOMPUTER

DOWNLOADER

MODUL APLIKASI
INPUT

MODUL APLIKASI
OUTPUT

MINIMUM SISTEM
MIKROKONTROLER

POWER
SUPPLY

Gambar 2. Alur kerja trainer mikrokontroler


HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian dilakukan pada aplikasi respon motor terhadap pembacaan sensor, karena aplikasi sensor
yang membedakan dengan peneliti sebelumnya. Dibawah ini adalah grafik respon sensor pasangan
LED dan Photo Dioda terhadap trigger :
3,8

3,5
3
2,2

2,5

Hasil
Pengukuran 2
(Volt)
1,5

Data biner
Vout sensor

1
0,5

Tidak ada benda

Ada benda

Gambar 3. Grafik respon pasangan sensor LED dan photo dioda terhadap trigger
24

ISSN 1412 3762


http://jurnal.upi.edu/electrans

ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013 , 21 - 28

A. Pengujian dan pengukuran modul sensor cahaya dengan LDR


1

4
6

Input
AC

5
7

Gambar 4. Instalasi pengujian dan pengukuran respon motor dc terhadap pembacaan sensor LDR
Keterangan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Downloader
Sensor cahaya LDR
Motor DC
PC
Minimum sistem mikrokontroler
Driver motor
Power supply

14
11,9

11,7

12

11,8

10
Hasil
8
Pengukuran
6
(Volt)

6,2

5,7
4,8 4,7

4,7

4,7

09.00

12.00

Vin Motor
Gelap

Redup

Terang

0,6
0,2

Gelap

Redup

Terang

Gelap

0,2

Terang

0,7
0,2

0,5

Redup

Vout LDR

1,8

15.00

Kondisi Terang : Sensor disinari dengan lampu


Kondisi Gelap : Permukaan sensor ditutup
Kondisi Redup : Sesuai dengan ruangan pada waktu tertentu

Gambar 5. Grafik Pengukuran Respon Motor Terhadap pembacaan Sensor LDR

25

DINAN MUFTIAN SHOFWA DKK

B.

RANCANG BANGUN TRAINER


PASSIVE INFRARED RECEIVER

MIKROKONTROLER

BERBASIS

SENSOR

Pengujian dan pengukuran modul sensor PIR

Gambar 6. Instalasi pengujian dan pengukuran respon motor dc terhadap pembacaan sensor PIR
Keterangan :
1. Downloader
2. Sensor cahaya PIR
3. Motor DC
4. PC
5. Minimum sistem mikrokontroler
6. Driver motor
7. Power supply
14
11,9

11,7

12

11,9

10
Hasil
Pengukuran
(Volt)

8
6

4,8

4,9
Vout PIR

Vin Motor
2

0,2 0,5

0,2

0,6

0,2

0,7

0
Berhenti

Berputar

Berhenti

Berputar

Berhenti

Berputar

Tidak ada Ada manusia Tidak ada Ada manusia Tidak ada Ada manusia
manusia
manusia
manusia
0.5 m

5m

10 m

Jarak pembacaan sensor (meter) dan kondisi pembacaan sensor serta motor dc

Gambar 7. Grafik pengukuran respon motor terhadap pembacaan sensor PIR


26

ISSN 1412 3762


http://jurnal.upi.edu/electrans

ELECTRANS, VOL.12, NO.1, MARET 2013 , 21 - 28

Pada pengujian sensor LDR pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk mengetahui keakuratan
hasil pengukuran dan untuk mendapatkan data pembacaan sensor dari intensitas cahaya pada waktu
tersebut (pada grafik intensitas cahaya masuk pada kriteria redup). Sementara untuk sensor PIR tiga
jarak pengujian diambil dari batas minimum, pertangahan, dan batas maksimal sensor dapat membaca
pergerakan manusia.

KESIMPULAN
Dari hasil pengujian, didapatkan suatu perbandingan antara trainer yang menggunakan aplikasi sensor
LED dan Photo Dioda dengan trainer yang menggunakan sensor PIR dan LDR, diantaranya :
1. Sensor PIR telah bekerja dengan baik dilihat dari hasil pengujian untuk tiga jarak yang berbeda
menghasilkan tegangan yang tetap.
2. Penggunaan sensor PIR lebih unggul dalam segi jarak pembacaan dan tegangan yang dikeluarkan
dibandingkan dengan sensor yang menggunakan pasangan LED dan Photo Dioda, tetapi hanya
terbatas pada pembacaan pergerakan manusia saja.
3. Penggunaan sensor LDR lebih unggul dalam segi sensitivitas terhadap intensitas cahaya dan
tegangan yang dikeluarkan dibandingkan dengan sensor yang menggunakan pasangan LED dan
Photo Dioda.
4. Kendala pada saat pengujian, respon motor pada kondisi tertentu kurang, karena driver yang
digunakan untuk 4 A sementara catu daya menghasilkan 3 A.
5. Untuk keseluruhan kinerja trainer, penggunaan sensor PIR dan sensor LDR sebagai input data
untuk mikrokontroler lebih baik dibandingkan dengan sensor yang menggunakan pasangan LED
dan Photo Dioda.

DAFTAR PUSTAKA
[1]

Indriyani, H. (2008). Trainer


Mikrokontroler AVR ATmega 8535 sebagai alat bantu
pembelajaran praktikum sistem mikrokontroler, http://www.scribd.com/doc/ 46199223/TrainerMikrokontroler-Avr-At-Mega-8535Sebagai-Alat-Bantu-Pembelajaran-Praktikum-SistemMikrokontroler (diakses : 8 September 2012)

[2]

M. Echols, J dan Shadily, H. (2003). Kamus Inggris Indonesia. Jakarta : PT Gramedia.

[3]

Kresnanda, S. (2012). Artikel its all about training, http://sekolahtrainer.com/2012/03/traineradalah/ (diakses : 08 Mei 2012)

[4]

Budiharto, W. (2011). Aneka Proyek Mikrokontroler. Yogyakarta : Graha Ilmu.

28

DINAN MUFTIAN SHOFWA DKK

RANCANG BANGUN TRAINER MIKROKONTROLER BERBASIS SENSOR


PASSIVE INFRARED RECEIVER

[5]

Somantri, Y. dan Jul-Kurnia, E. (2012). Mikrokontroler, http://file.upi.edu/Direktori/


FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/195708051985031- YOYO_SOMANTRI/ Mt_klh_
Mikroprosesor/ Mikrokontrol-er.pdf (diakses : 08 Mei 2012)

[6]

Anggraeni, D. (2010). Aplikasi mikrokontroler ATmega16 sebagai pengontrol sistem emergency


dan lampu jalan yang dilengkapi dengan sensor cahaya (LDR) pada miniature kompleks
perumahan modern, http://eprints.undip.ac.id/20728/1/ MAKALAH_TA_DIAN.pdf (diakses :
15 Mei 2012)

[7]

Fajar. (2011). Cara kerja PIR, http://beritafajar.blogspot.com/ 2011/04/cara-kerja-passiveinfrared-motion.html(diakses:09Mei2012).

28

Anda mungkin juga menyukai