STATUS UJIAN
ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
Periode 6 Oktober 2014 13 Desember 2014
: 30 Oktober 2014
: 6 November 2014
Masalah kesehatan
: Hipertensi
Wilayah masalah
Jakarta
Timur
Tempat ujian
Nama
: Aditya Pinastikaningrum
NIM
: 0961050008
Tanda tangan
1
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
I.
A.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penderita hipertensi sangat heterogen, hal ini membuktikan bahwa hipertensi bagaikan
mozaik, diderita oleh orang banyak yang datang dari berbagai sub-kelompok berisiko di dalam
masyarakat. Hipertensi dipengaruhi oleh faktor risiko ganda, baik yang bersifat endogen seperti
neurotransmitter, hormon, dan genetik, maupun yang bersifat eksogen, seperti rokok, nutrisi,
stresor dan lain-lain.
Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi yang terus meningkat sejalan
dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik, dan stress
psikososial. Hampir disetiap negara, hipertensi menduduki tingkat pertama sebagai penyakit
yang paling sering dijumpai (WHO, 2000). Sekitar 1 miliyar penduduk dunia menderita
hipertensi, dan mengkontribusikan lebih dari 7,1 juta kematian di dunia tiap tahunnya (WHO,
2002).
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah diukur dengan spygmomamometer yang telah
dikalibrasi dengan tepat (80 % dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien beristirahat
nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang paling sedikit (Yogiantoro, 2006).
Tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam arteri. Secara umum,
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di
dalam arteri menyebabkan meningkatnya risiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung,
serangan jantung dan kerusakan ginjal. (Anies, 2006).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi
di Indonesia (32,2%) lebih tinggi dari temuan penelitian sebelumnya. Hasil Survei Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa 8,3% penduduk menderita hipertensi
dan meningkat menjadi 27,5% pada tahun 2004. Kelompok Kerja Serebrokardiovaskuler FK
UNPAD/RSHS tahun 1999, menemukan prevalensi hipertensi sebesar 17,6%, dan MONICA
Jakarta tahun 2000 melaporkan prevalensi hipertensi di daerah urban adalah 31,7%. Sementara
untuk daerah rural (Sukabumi) FKUI menemukan prevalensi sebesar 38,7%. Hasil SKRT 1995,
2001 dan 2004 menunjukkan penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit nomor satu
penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 2035% dari kematian tersebut disebabkan oleh
hipertensi. Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosis oleh tenaga kesehatan dan
atau riwayat minum obat hanya 7,8% atau hanya 24,2% dari kasus hipertensi di masyarakat.
Berarti 75,8% kasus hipertensi di Indonesia belum terdiagnosis dan terjangkau pelayanan
kesehatan. (Rahajeng,2009)
2
sebesar 41,98%. Menurut Bustan (2000), banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar
15 juta bangsa indonesia tetapi dengan hanya 4% yang dengan hipertensi terkontrol.
Menurut Hendrik L Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi status derajat kesehatan
masyarakat atau perorangan. Faktor-faktor tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :\
1. Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh yang dan peranan terbesar diikuti perilaku, fasilitas kesehatan dan
keturunan. Lingkungan sangat bervariasi, umumnya digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu yang
berhubungan dengan aspek fisik dan sosial. Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik
contohnya sampah, air, udara, tanah, ilkim, perumahan, dan sebagainya. Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya.
2. Perilaku
Perilaku merupakan faktor kedua yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat karena sehat atau
tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat sangat tergantung pada
perilaku manusia itu sendiri. Di samping itu, juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat, kebiasaan,
kepercayaan, pendidikan sosial ekonomi, dan perilaku-perilaku lain yang melekat pada dirinya.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat
karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan,
pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan serta kelompok dan masyarakat yang
memerlukan pelayanan kesehatan. Ketersediaan fasilitas dipengaruhi oleh lokasi, apakah dapat
dijangkau atau tidak. Yang kedua adalah tenaga kesehatan pemberi pelayanan, informasi dan motivasi
masyarakat untuk mendatangi fasilitas dalam memperoleh pelayanan serta program pelayanan
kesehatan itu sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang memerlukan.
4. Keturunan (herediter)
Keturunan (herediter) merupakan faktor yang telah ada dalam diri manusia yang dibawa sejak
lahir, misalnya dari golongan penyakit keturunan seperti diabetes melitus dan asma bronkhial.
4
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
Menurunkan BB (berat badan). Menurunkan berat badan bila status gizi berlebih.
Peningkatan berat badan di usia dewasa sangat berpengaruh terhadap tekanan
darahnya. Oleh karena itu, manajemen berat badan sangat penting dalam prevalensi
dan kontol hipertensi.
5
b)
Pembatasan konsumsi garam dapur. Mengurangi asupan natrium. Apabila diet tidak
membantu dalam 6 bulan, maka perlu pemberian obat anti hipertensi oleh dokter.
c)
Kurangi alkohol. Menurunkan konsumsi kafein dan alkohol. Kafein dapat memacu
jantung bekerja lebih cepat, sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada detiknya.
Sementara konsumsi alkohol lebih dari 2-3 gelas/hari dapat meningkatkan risiko
hipertensi.
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
l)
3. Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan data WHO dari 50% penderita hipertensi yang diketahui hanya 25%
yang mendapat pengobatan, dan hanya 12,5% yang diobati dengan baik (adequately treated
cases). Padahal hipertensi merupakan penyebab utama penyakit jantung, otak, syaraf,
kerusakan hati dan ginjal sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
4. Herediter
Faktor bawaan dari orang tua penting dalam menentukan apakah akan menderita
tekanan darah tinggi atau tidak. Kemungkinan menderita tekanan darah tinggi kurang lebih
1:3 jika salah saru orang tua menderita tekanan darah tinggi atau pernah mendapat stroke
sebelum usia 70 tahun. Resiko ini meningkat menjadi 3:5 jika kedua orang tua menglaminya.
Riwayat keluarga yang menunjukan adanya tekanan darah yang meninggi merupakan faktor
resiko yang paling kuat bagi seseorang untuk mengidap hipertensi di masa yang akan datang.
Tekanan darah kerabat tingkat pertama (orang tua saudara kandung) yang dikoreksi terhadap
6
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
umur dan jenis kelamin tampak pada semua tingkat tekanan darah (Susalit et al. 2003). Peran
faktor genetik terhadap hipertensi primer dibuktikan dengan berbagai faktor yang dijumpai.
Adanya bukti bahwa kejadian hipertensi lebih banyak dijumpai pada pasien kembar
monozigot dari pada heterozigot . jika salah satu diantaranya menderita hipertensi.
Menyokong pendapat bahwa genetik mempunyai pengaruh terhadap timbulnya hipertensi.
Keluarga yang mempunyai riwayat hipertensi, mempunyai kecenderungan yang besar bagi
keturunanya menderita hipertensi. Sebanyak 60% penderita hipertensi didapatkan riwayat
hipertensi di dalam keluarganya (Tjokronegoro, 2001). Pada 70-80% kasus hipertensi primer
didapat riwayat hipertensi pada kedua orang tua dugaan terhadap hipertensi primer makin
kuat (Tjokronegoro, 2001).
Menurut dasar epidemiologi (Triangle Epidemiology) apabila ada perubahan dari salah
satu faktor, maka akan terjadi perubahan keseimbangan diantara mereka, yang berakibat akan
bertambah atau berkurangnya penyakit yang bersangkutan.
1. Host (Penjamu)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
a. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan istirahat.
Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang berolagraga
dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol, atau kopi sehingga
daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko terjadinya penyakit hipertensi.
b. Genetik
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita hipertensi
(genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
c. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari para
peneliti di Indonesia. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan
tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis. Tetapi di atas usia tersebut, justru wanita (setelah
mengalami menapouse) berpeluang lebih besar. Para pakar menduga perubahan
hormonal berperan besar dalam terjadinya hipertensi di kalangan wanita usia lanjut.
Namun sekarang penyakit hipertensi tidak memandang golongan umur.
d. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 2005 menunjukkan prevalensi penyakit
hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi,
7
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
yaitu 83 per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita
hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang
tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh
tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta
membuat orang kurang berolagraga, dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok,
minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang
meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di
luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya
hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam
jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam
jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang
mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut
tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami
tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya
mereka yang jabatan nya lebih longgar tanggung jawabnya. Stres yang terlalu besar
dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak
lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.
g. Ras/Suku
Individu kulit hitam memiliki prevalensi kejadian hipertensi yang lebih tinggi
dibandingkan orang kulit putih. Prevalensi hipertensi telah dilaporkan meningkat sebesar
50% pada orang kulit hitam. Kebanyakan penelitian di Inggris dan Amerika Serikat tidak
hanya melaporkan prevalensi yang lebih tinggi tetapi juga kesadaran yang lebih rendah
mengenai hipertensi pada orang kulit hitam dibandingkan orang kulit putih. Prevalensi dan
kejadian hipertensi pada orang Amerika-Meksiko sama dengan atau lebih rendah
dibandingkan non-Hispanik kulit putih. NHANES (National Health Examination Surveys)
8
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
III melaporkan prevalensi usia terhadap hipertensi pada 20,6% pada Amerika-Meksiko dan
23,3% pada non-Hispanik kulit putih.
2. Agent (Penyebab Penyakit)
Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidakberadaannya dapat
menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk penyakit
hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting
terhadap timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan
konsentrasi
natrium
di
dalam
cairan
ekstraseluler
meningkat.
Untuk
kelompok abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL
rendah (kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan
faktor pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya
tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam,
sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko
untuk terjadi hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada
saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi
pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas.
Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan
berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang
meningkatkan resiko hipertensi.
3. Environment (Lingkungan)
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-pengaruh
luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan ini termasuk
perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya hidupnya penuh
dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya berbagai penyakit
seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol dilepaskan ke aliran darah
sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh siap beraksi. Gaya hidup
yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa
memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih berisiko terjadinya
penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena daerah pantai lebih banyak
terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur sehingga Konsumsi natrium pada
penduduk pantai lebih besar dari pada daerah pegunungan.
10
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang cukup
tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko terjadinya
penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
B.
11
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
NO
1.
2.
3.
4.
5.
KELURAHAN
LUAS ( Ha )
Gedong
Cijantung
Baru
Kalisari
Pekayon
263, 40
238, 57
188, 55
289, 45
317, 73
Ha
Ha
Ha
Ha
Ha
Jumlah
1.297, 70 Ha
Batas Wilayah Kecamatan Pasar Rebo berdasarkan surat Keputusan Gubernur Kepala
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1227 Tahun 1989 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2 Batas Wilayah Kecamatan Pasar Rebo
No.
Bagian
1.
Utara
Batas Wilayah
Jl. Tengah, Jl. Bala Rakyat, Jl. Condet, Jl. H. Nasih, Jl. Mandor Baning,
Jl. H. Taiman Timur, Jl. Trikora II.
Setu Tipar Desa Mekar Sari, Pilar Batas DKI dengan Jawa Barat, PT.
2.
Selatan
Panasonic Desa Tugu atau Palsi Gunung, Setu Arman atau Desa Rumbut,
Kecamatan. Cimanggis Kotamadya Depok.
3.
4.
Timur
Kali Cipinang,Jl.Raya Bogor,Kecamatan Pasar Rebo .
Barat
Kali Ciliwung, Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan.
Sumber : Profil puskesmas kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur Tahun 2013
12
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
KELURAHAN
RT
RW
KK
Gedong
117
12
11.683
Cijantu ng
109
11
13.097
Baru
80
10
8.186
Kalisari
102
10
12.458
Pekayon
116
10
13.467
524
53
54.118
TOTAL
3. JUMLAH PENDUDUK
Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pasar Rebo Kota Administrasi Jakarta Timur
Tahun 2013 berjumlah 204.599 jiwa, terdiri dari laki-laki 103.348 jiwa dan perempuan
101.251 jiwa, sedangkan jumlah kepala keluarga 54.118 KK.
Jumlah penduduk di wilayah Kelurahan Baru selama Tahun 2013 adalah 25.331
jiwa, terdiri dari: 5197 KK; 12880 penduduk laki-laki; 12451 penduduk perempuan,
dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 1.4. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Pasar Rebo
No
Kelurahan
Jumlah
Pekayon
46.497
Kalisari
44.861
Baru
25.331
13
Cijantung
Gedong
46.252
41.658
Jumlah
204.599
Tabel 1.5. Data penduduk menurut Umur dan Jenis Kelamin Kecamatan Pasar Rebo.
JUMLAH PENDUDUK
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
KELOMPOK UMUR
(TAHUN)
04
59
10 - 14
15 - 19
20 - 24
25 - 29
30 - 34
35 - 39
40 - 44
45 - 49
50 - 54
55 - 59
60 - 64
65 - 69
70 - 74
75+
JUMLAH
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
10.399
9.158
7.675
7.117
8.497
10.569
11.187
9.482
8.056
6.817
5.616
3.925
2.284
1.361
720
485
10.046
8.886
7.456
7.384
9.016
10.643
10.655
9.178
7.941
6.603
5.176
3.592
2.054
1.267
712
642
20.445
18.044
15.131
14.501
17.513
21.212
21.842
18.660
15.997
13.420
10.792
7.517
4.338
2.628
1.432
1.127
103.348
101.251
204.599
PEREMPUAN
Diagram 1. Piramida Penduduk Kecamatan Pasar Rebo Berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin
Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur Tahun 2013
4. Tabel Fasilitas Kesehatan dan Pendidikan
Tabel 1.6.1. Data Fasilitas Kesehatan.
Sumber: laporan tahunan puskesmas kecamatan Pasar Rebo tahun 2013
No
1
2
3
4
Sarana
Rumah
Sakit
Rumah
Bersalin
Puskesmas
Pos
Pekayon
Kalisari
Baru
Cijantung
Gedong
Jml
13
17
Kesehatan
BKIA
Apotik
10
Poliklinik
10
3
5
8
5
Dokter
Status
Ilmu Kesehatan
Hipertensi
9 Ujian
Posyandu
23 Masyarakat
21
16
30
23
15
105
28
10
Praktek
Bidan
15
Nama Pendidikan
Gedong
Cijantung
Baru
Kalisari
Pekayon
Taman Kanak-kanak
12
10
SD
14
16
13
18
SLTP
SLTA/SMU
12
SLB
UNIV/ST/Akademi
33
49
16
28
33
Jumlah
KELURAHAN BARU
A.
DATA GEOGRAFI
Kelurahan Baru terletak di Kecamatan Pasar Rebo wilayah Jakarta Timur.
Tabel 1.8
Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kelurahan Baru
No. Usia
Jumlah Penduduk
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
1.
0-4
1554
1353
2907
2.
5-14
2266
2145
4411
3.
15-44
6684
6969
13653
16
4.
45-64
2054
1795
3849
5.
65
260
251
511
12670
12661
25331
Jumlah
Mata Pencaharian
Jumlah
1.
Bidang Industri/Pabrik
257
2.
Bidang Pertanian
936
3.
Bidang Perdagangan
1328
4.
Pegawai Negeri
2184
5.
Pegawai Swasta
1932
6.
TNI/Polri
3379
7.
Buruh Harian
5712
8.
Wiraswasta
2113
9.
Lain-lain
208
Jumlah
18049
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
0
4
1
0
0
1
2
1
Rumah Sakit
Rumah Bersalin
Puskesmas
Pos Kesehatan
Balai Kesehatan
Apotek
Poliklinik
Praktek Dokter
17
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
9.
10.
Posyandu
10
Bidan
1
Sumber: Laporan Tahunan Kelurahan Baru tahun 2013
Tabel 1.11 Data 10 Penyakit Terbanyak Puskesmas Kelurahan Baru Tahun 2013
No
Nama penyakit
Jumlah
4238
40.00%
1835
17.00%
1167
11.00%
4 Hipertensi
987
9.00%
798
8.00%
6 Diare
460
4.00%
7 Tonsilitis
427
4.00%
351
3.00%
9 Penyakit Mata
216
2.00%
185
2.00%
25331
100.00%
18
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
DIAGNOSIS MASALAH
Masalah Kesehatan
: Hipertensi
Wilayah Masalah
Sasaran
: Warga yang berusia lebih dari 40 tahun di RT 02/ RW 08, Kelurahan Baru,
Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Target Sasaran
: 20 orang
Jumlah Sasaran
: 58 orang
Jumlah KK
: 36 KK
Jumlah warga
: 142 orang
Sebelum penyuluhan
warga yang berusia lebih dari 40 tahun RT 02/ RW 08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo,
Jakarta Timur mengenai Hipertensi. Setiap orang diberikan 10 (sepuluh) pertanyaan yang sama, dan
hasilnya akan dievaluasi.
19
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
Tabel 2.1 Data Jumlah Warga yang Menjawab Benar Mengenai Pengetahuan Hipertensi
Sebelum Dilakukan Intervensi
Sebelum Intervensi
N
15
75
2.
10
50
3.
25
risiko
40
15
75
No.
Pengetahuan
1.
Yang
mengetahui
tentang
faktor
hipertensi
5.
13
65
7.
10
50
8.
Yang
35
15
75
17
85
mengetahui
tentang
pencegahan
hipertensi
9.
10.
20
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
III.
PERUMUSAN MASALAH
Dari hasil pre test didapatkan pengetahuan warga yang berusia lebih dari 40 tahun di RT 02 /
RW 08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengenai Hipertensi masih kurang,
terutama mengenai tekanan darah untuk seseorang dikatakan hipertensi.
IV.
1. Masalah
: Hipertensi
2. Rencana Intervensi
3. Tujuan
a.
Tujuan Umum
b.
Tujuan Khusus :
Meningkatkan pengetahuan warga yang berusia lebih dari 40 tahun di RT 02/ RW
08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengenai tekanan darah
untuk seseorang dikatakan hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan warga yang berusia lebih dari 40 tahun di RT 02/ RW
08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengenai pencegahan
dari hipertensi.
Meningkatkan pengetahuan warga yang berusia lebih dari 40 tahun di RT 02/ RW
08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengenai faktor risiko
hipertensi.
22
4.
Sasaran
5. Jumlah Sasaran
58 orang
6. Target Sasaran
: 20 orang
7. Rencana Kegiatan
Hari/Tanggal
Jam
Tempat
Acara
8. Sumber Daya
- Dokter Muda
: 1 orang
- Kader
: 1 orang
- Alat peraga
: Flipchart
9. Biaya operasional
No
1.
2.
3.
4.
10. Evaluasi
Keterangan
Snack
Fotocopy pre-test dan post-test 2 x 30 lembar
@ Rp 100,Cetak Flipchart
Alat tulis
TOTAL
Jumlah
Rp. 200.000,Rp.
6.000,-
23
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
V.
: 20 orang
3. Sumber daya
: Dokter muda
4. Biaya Operasional
: 1 orang
Kader
: 1 orang
Alat peraga
: Flipchart
No
1.
2.
Keterangan
Jumlah
Snack
Rp. 200.000,Fotocopi pre-test dan post-test 2 x 30 lembar Rp.
6.000,-
3.
4.
@ Rp 100,Cetak flipchart
Alat tulis
TOTAL
5. Materi
: a) Pengertian Hipertensi
b)
c)
d)
e)
f)
g)
VI.
Derajat Hipertensi
Penyebab Hipertensi
Faktor Resiko Hipertensi
Gejala Hipertensi
Pencegahan/pengendalian hipertensi
Komplikasi/ akibat lanjutan Hipertensi
EVALUASI
Input
24
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
Penyuluh dan narasumber untuk kegiatan kali ini adalah Aditya Pinastikaningrum, S.Ked,
dana berasal dari uang pribadi dan tidak terdapat kekurangan atau kelebihan.
Tempat penyuluhan di rumah warga yaitu di Balai Warga RT 02/RW 08 Kelurahan Baru,
Proses
-
Dilakukan kegiatan penyuluhan pada hari Kamis, 6 November 2014. Dimulai pukul 18.30
19.00 WIB. Tidak sesuai dengan perencanaan (perencanaan waktu pelaksanaan 18.4519.15 WIB), hal ini terjadi karena sebagian besar peserta penyuluhan terlambat datang
dikarenakan peserta menunaikan sholat Ashar terlebih dahulu.
Jumlah peserta yang hadir 20 orang, sesuai dengan target yang telah direncanakan.
Pelaksanaan
kegiatan
berupa
pre-test,
penyuluhan
mengenai
Hipertensi
dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui
keberhasilan intervensi sesuai dengan perencanaan.
-
Apakah jika saya minum obat teratur, saya akan sembuh dari hipertensi?
Jawab : Hipertensi bukanlah suatu penyakit yang dapat seketika sembuh total bila sudah
meminum obat teratur. Obat hipertensi hanya untuk mengendalikan maupun
menstabilkan tekanan darah seseorang yang tinggi menjadi normal kembali. Hipertensi
itu sendiri dapat timbul kembali bila ada pemicunya kembali. Maka dari itu selain dari
meminum obat seumur hidup yang bersifat mengkontrol/menstabilkan tekanan darah,
kita pun juga seharusnya melawan penyebab hipertensi itu sendiri,seperti menurunkan
kadar kolesterol pada orang gemuk dengan cara-cara pecegahan yang saya sampaikan
tadi, dimulai dari gaya hidup sehat.
dengan obat lain, batuk tersebut akan hilang sendiri. Obat Amlodipine banyak digunakan
untuk mengganti captopril.
Tidak ada masalah berarti selama penyuluhan. Penyuluhan dapat berjalan dengan baik.
Masyarakat cukup antusias mengikuti penyuluhan hanya saja masyarakat masih datang
terlambat sehingga tertunda 15 menit.
Output
Tabel 5.1 Hasil Perbandingan Pre test dan Post test
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Jumlah
Rata-rata
Pretest
80
70
70
60
40
50
40
60
50
90
70
80
30
60
80
40
60
60
90
80
1260
63
Post test
100
80
90
90
90
80
80
80
70
80
80
100
80
80
100
90
80
90
90
100
1720
86
Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai Hipertensi hasil pretest rata - rata dari 20
responden adalah 63. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata dari
20 responden adalah 86. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan responden
warga yang berusia lebih dari 40 tahun di RT 02/ RW 08, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar
Rebo, Jakarta Timur sebesar 36,5 % (23). Hal ini menandakan penyuluhan mengenai
Hipertensi yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden.
26
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
No.
Pertanyaan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hipertensi
Faktor Resiko
Hipertensi
Makanan yang
dihindari
Gejala Hipertensi
Komplikasi Hipertensi
Pencegahan
Hiperetensi
Pemeriksaan untuk
N
15
10
%
75
50
Posttest
N
%
20
100
20
100
Kenaikan
N
%
5
25
10
50
25
19
95
14
70
40
18
90
10
50
15
75
20
100
25
13
10
65
50
19
15
95
75
6
5
30
25
35
16
80
45
9.
mengetahui tekanan
15
75
18
80
10.
darah
Pola Hidup sehat
17
85
18
90
Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur mengenai Hipertensi dari 20 responden masuk dalam
kategori kurang dengan rata-rata 63 .Sedangkan setelah dilakukan intervensi, pengetahuan
meningkat menjadi kategori baik dengan rata-rata 86. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan
pengetahuan responden sebesar 36,5 % . Hal ini menandakan penyuluhan mengenai Hipertensi
yang diberikan telah berhasil menambah pengetahuan responden
27
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
Saran
Kepada Masyarakat
Supaya mempraktikan apa yang telah diberikan selama penyuluhan mengenai Hipertensi
terutama waspada jika memiliki faktor resiko hipertensi.
Supaya responden dapat membagikan pengetahuan yang sudah didapat dari penyuluhan
kepada lingkungan sekitar.
VIII. LAMPIRAN
PRETEST-POSTTEST PENGETAHUAN HIPERTENSI
PENGETAHUAN MASYARAKAT MENGENAI HIPERTENSI DI RT 02/ RW 08,
KELURAHAN BARU, KECAMATAN PASAR REBO TAHUN 2014
No. Kuisioner
Nama responden
Umur Responden
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
setiap :
a. 1 tahun sekali
b. 3 bulan sekali
c. 1 bulan sekali
d. Tidak perlu diperiksa secara rutin
10. Apa yang anda ketahui tentang pola hidup sehat?
a.
Menjaga pola makan sehat, olahraga teratur, menghindari stress, rokok, dan minuman
b.
c.
d.
29
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
FOTO INTERVENSI
30
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi
DAFTAR PUSTAKA
1.
Das SK, Sanyal K, Basu A. Study of urban community in India:growing trend of high
prevalence of hypertension in a developing country. Int J Med Sci. 2005;2(2):70-78.
2.
3.
4.
31
Status Ujian Ilmu Kesehatan Masyarakat Hipertensi