Anda di halaman 1dari 4

Pernahkah kalian bertanya-tanya tentang darimana alat bantu hitung yang

bernama sempoa berasal, atau bagaimana cara menggunakannya? Ini adalah


beberapa pertanyaan yang akan dijawab dalam paper saya. Paper saya secara
umum memaparkan tentang bagaimana awal ditemukannya sempoa, mengapa
sempoa masih dibutuhkan, dan bagaimana para ahli menunjukkan hasil
penelitiannya tentang penggunaan Sempoa dan Mental Aritmatika. Tahukah
kalian bahwa dengan berlatih Sempoa, Mental, dan Aritmatika dapat membantu
meningkatkan IQ anak keterbelakangan mental? Menurut website World Abacus
And Mental Arithmetic Association, tes yang melibatkan 22 anak yang
keterbelakangan mental di Shanghai Fudu School dengan belajar menggunakan
Sempoa, Mental, dan Aritmatika ternyata meningkatkan IQ rata- rata seccara
signifikan dari score 25,90 meningkat menjadi 172, 30 setelah pembelajaran 2
tahun.
Sempoa mungkin alat bantu hitung pertama yang pernah dikenal
manusia, setelah sepuluh jari pada tangan kalian. Sempoa diciptakan karena
perhitungan pada jari terbatas sampai sepuluh. Beberapa versi awal dari
Sempoa atau Abakus, kadang-kadang disebut Papan Hitung. Papan hitung
awalnya dikenal sekitar 5000 tahun yang lalu dan masih terbuat dari batu. Papan
hitung ini pertama kali ditemukan dalam sejarah Babilonia kuno dalam bentuk
sebilah papan yang di atasnya ditaburi pasir sehingga orang bisa menulis atau
menghitung dengan menggunakan tongkat atau jari. Lapisan tipis pasir tersebut
akan tersebar merata di permukaan, dan simbol-simbol digambar di pasir. Untuk
memulai sesuatu yang baru, hanya perlu mengguncangkan papan tersebut atau
meratakan pasir tersebut dengan tangan. Itu sebabnya alat tersebut dinamai
abakus yang berasal dari bahasa Yunani ABACOS, yang artinya menghapus debu.
Tidak lama kemudian, penggunaan pasir ditinggalkan dan beralih ke
penggunaan kerikil yang di tempatkan di alur terukir di batu papan
penghitungan. Alat hitung tertua yang berhasil bertahan cukup lama adalah
catatan Salamis, yang digunakan oleh orang Babilonia sekitar tahun 300 SM ini
ditemukan pada tahun 1846 di Pulau Salamis. Kemudian papan hitung terbuat
dari banyak bahan. Selain marmer yang digunakan oleh orang Yunani, perunggu
yang digunakan oleh orang Romawi. Istilah Latin untuk kerikil adalah kalkulus.
Jadi, sementara kalkulus dianggap matematika yang sulit, istilah sebenarnya
mengacu pada papan hitung kuno dan kerikil (secara harfiah). Dalam upaya
untuk perangkat hitung modern, orang Romawi menemukan sempoa tangan.
Sempoa tangan ini terdiri dari plat logam dengan manik-manik logam yang
disisipi sebuah slot di tengahnya. Manik-manik disambung, tetapi cukup longgar
untuk menggerakkan manik-manik di dalamnya.
Susunan manik seperti Soroban modern, dalam hal ini, slot atas berukuran
lebih pendek dan berisi satu manik, dan slot bawah lebih panjang dengan berisi
empat manik-manik. Beberapa orang percaya bahwa sempoa Romawi, yang di
Cina dikenal dengan suan-pan, diperkenalkan ke Cina di awal era Kekristenan
oleh para pedagang. Di pertengahan abad tersebut, alat hitung termasuk umum
di sekitar Eropa. Di Prancis, alat hitung disebut jetons, yang terinspirasi dari
sebuah sajak. Beberapa catatan pertama dari perangkat hitung yang digantung

pada batang paralel telah ditemukan di antara peninggalan peradaban Maya.


Sempoa Aztec, yang dikenal sebagai nepohualtzitzin, pada abad ke-10. Manikmanik hitung terbuat dari jagung yang digantung di sepanjang kabel paralel atau
string dalam kerangka dari kayu. Sebagai tambahan, ada sebuah tiang di bingkai
yang memisahkan alat penghitung menjadi tiga di atas dan empat di bawah.
Sistem ini cukup konsisten dengan sistem (basis 20) vigesimal, diduga digunakan
dalam peradaban Aztec kuno maupun oleh Basque di eropa. Setiap tiga manik di
atas mewakili lima. Dan setiap empat manik bawah mewakili satu. Jadi sembilan
belas dapat diwakili dalam setiap kolom. Selama abad ke-11, sempoa Cina, atau
suan-pan, ditemukan. Suan pan umumnya dianggap sebagai awal manik-manik
sempoa pada batang. Istilah mandarin dari suan pan berarti piring hitung.
Sebuah suan pan memiliki dua manik-manik di atas pembagi tengah yang
disebut balok (atau tiang penghitung) dan lima manik-manik di bawahnya.
Penggunaan suan pan menyebar ke Korea, dan kemudian ke Jepang selama akhir
abad ke-15.
Sempoa dibawa masuk ke Jepang oleh para pedagang dan bhiksu-bhiksu
Buddha dari Cina. Orang Jepang menyebut sempoa dengan soroban. Awalnya
soroban tampak mirip dengan suan pan yang memiliki dua manik-manik di atas
dan lima manik-manik di bawah. Namun sektiar tahun 1850, soroban tersebut
dimodifikasi sehingga hanya memiliki satu manik atas sambil mempertahankan
lima manik-manik di bawah. Selanjutnya, soroban menghapus salah satu manik
bawah pada tahun 1930. Sistem satu manik atas dan empat manik bawah (1/4)
yang akhirnya digunakan di Jepang sampai saat ini. Pada tahun 1928, percobaan
soroban dilakukan di Gedung Dagang dan Industri Jepang. Lebih dari satu juta
orang mengikuti percobaan ini pada tahun 1959. Sistem soroban ini amat praktis
sehingga membuat anak-anak Jepang amat menyukai aritmatika. Hal inilah yang
membuat Jepang begitu cepat bangkit dari puing-puing kekalahannya pada
Perang Dunia II. Dengan generasi muda yang menyukai bidang-bidang eksakta,
masuknya Amerika yang membawa teknologi Barat membuat orang Jepang
dengan mudahnya mampu meniru, memodifikasi, dan bahkan kini telah
melampauinya. Fenomena ini tidak luput dari perhatian negara-negara
tetangganya. Setelah perang Korea yang menyengsarakan pada dekade 50an,
bangsa Korea (Korea Selatan) secara intensif mendidik generasi mudanya
dengan aritmatika model Jepang sehingga pada dekade 60an, mereka sudah
bisa mensejajarkan diri dengan negara-negara maju lainnya. Rusia merancang
sempoa mereka, dan menyebutnya schoty.
Schoty diciptakan sekitar abad ke-17. Schoty memiliki sepuluh manikmanik per batang, dan tidak memiliki batang pemisah. Setiap manik-manik
dianggap sebagai satu. Biasanya manik kelima dan keenam diberi warna yang
berbeda untuk memudahkan dalam penghitungan. Banyak schoty sudah
ditemukan dengan angka-angka dan manik-manik per kolom, termasuk berbagai
nomor manik-manik per kolom pada sempoa yang sama. Sempoa masih
digunakan sampai sekarang. Sempoa tidak ternilai bagi banyak tunanetra,
karena penempatan nilai dan penghitungan dapat dilakukan hanya dengan
perasaan. Pedagang dan bankir di berbagai belahan dunia masih tergantung
pada sempoa untuk bisnis mereka. Dan pada tahun 1979, Asosiasi Sempoa Cina

didirikan. Mereka mengadakan ujian tahun 1984, dan memulai kompetisi di


1989. Dan sebagai alat pengajar aritmatika, itu memiliki nilai yang besar. Bahkan
Forbes.com mencatat sempoa sebagai alat yang paling penting kedua sepanjang
masa. Banyak bagian dunia mengajarkan sempoa mulai dari TK karena dapat
membantu pekembangan berpikir dan berhitung anak.
Mengapa Sempoa, sebagai alat bantu hitung berbasis mental aritmatika
dianggap penting dalam perkembangan berpikir dan berhitung? Pada tahun
1975, seluruh Sekolah Dasar di Amerika memperkenalkan kalkulator pada siswasiswanya, tetapi 10 tahun kemudian mereka mendapati ada kemunduran dalam :
1. Kemampuan dalam berpikir
2. Kemampuan berhitung
Oleh karena itu, pelatihan berhitung yang sangat erat hubungannya
dengan berpikir tetap perlu diberikan pada usia dini. Pelatihan berhitung yang
relevan adalah menggunakan Sempoa. Mengapa? Menurut riset di Shanghai
Fudu School, Sempoa melatih anak untuk menguasai pembayangan manik.
Seperti kita ketahui bahwa otak kanan kita digunakan untuk berpikir acak, naluri,
holistik, mempersatukan, subyektif, dan menyeluruh. Sedangkan otak kiri
digunakan untuk berpikir logis, sebab akibat, rasional, analitis, obyektif, dan
sebagian. Dalam pembayangan tersebut, Sempoa melatih anak untuk
menggunakan untuk menggunakan kemampuan otak kirinya memanipulasi
bayangan manik yang ada di otak sebelah kanannya, sehingga Sempoa
membantu meningkatkan kemampuan anak untuk menyimpan informasi secara
lebih efektif. Jadi dengan berhitung menggunakan Sempoa, otak kanan dan otak
kiri akan bekerja secara bersama-sama, sehingga dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :
1. Kepercayaan diri terutama dalam hitungan
2. Berhitung tanpa alat yang merupakan sumber utama untuk kekuatan
berpikir anak
3. Pengembangan otak kanan yang luar biasa
4. Kapasitas mental yang lebih besar
5. Berpikir intuitif
6. Kemampuan memecakan masalah
7. Meningkatkan kemampuan memori
8. Konsentrasi dan daya tahan mental
9. Memperbesar kreativitas anak
10.Kesadaran akan prestasi sebagai hasil dari peningkatan kemampuan
Selain manfaat di atas, berhitung menggunakan Sempoa ternyata juga
dapat mencegah dan mengobati fobia angka (Dyscalculic). Gareth Griffiths, B.A.
hons, B. Ed. Hons, DFPS (SEN and dyslexia), ATS (British Dyslexia Association),
M.Ed (pending Autistic Spectrum Disorder, and SEN), seorang master pendidikan
untuk anak-anak berkebutuhan khusus terutama kasus-kasus Dyscalculic (Phobia
angka yang sangat parah) menulis dalam essainya:
Tujuh tahun menggunakan Sempoa menunjukkan kepada saya bahwa
Sempoa sangat menolong (anak-anak dengan problem dyscalculia). Pertama

Sempoa melibatkan semua gaya belajar (Visual, Auditory, dan Kinestetik), hal ini
menolong anak-anak yang hilang dalam pelajaran matematika karena dianggap
memiliki gaya belajar alien (aneh). Kedua Sempoa memberi pengalaman yang
penuh konsentrasi terhadap angka yang membawa kepada pengertian yang
lebih mendalam terhadap jumlah dan letak nilai.
Jadi Sempoa begitu luar biasa dengan segala manfaatnya khususnya
dalam mendukung kemampuan berpikir dan berhitung. Belajar dangan metode
mental aritmatika tentu sangat relevan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
    Dokumen4 halaman
    Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • 479400678
    479400678
    Dokumen19 halaman
    479400678
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • K
    K
    Dokumen1 halaman
    K
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • 762376137
    762376137
    Dokumen12 halaman
    762376137
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Lintas Imaji
    Lintas Imaji
    Dokumen12 halaman
    Lintas Imaji
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Sila Pertama
    Sila Pertama
    Dokumen3 halaman
    Sila Pertama
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • 913128833
    913128833
    Dokumen13 halaman
    913128833
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Ethylene Glycol
    Ethylene Glycol
    Dokumen2 halaman
    Ethylene Glycol
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Sulfur Dan Asam Sulfat
    Sulfur Dan Asam Sulfat
    Dokumen13 halaman
    Sulfur Dan Asam Sulfat
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Termo
    Termo
    Dokumen1 halaman
    Termo
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Uji Nilai Kalor
    Uji Nilai Kalor
    Dokumen1 halaman
    Uji Nilai Kalor
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Suatu Molekul Raksasa
    Suatu Molekul Raksasa
    Dokumen2 halaman
    Suatu Molekul Raksasa
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Bittersweet Memories
    Bittersweet Memories
    Dokumen3 halaman
    Bittersweet Memories
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Sumber Air
    Sumber Air
    Dokumen7 halaman
    Sumber Air
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Tugas PKN
    Tugas PKN
    Dokumen1 halaman
    Tugas PKN
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Peta
    Peta
    Dokumen12 halaman
    Peta
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Qdan A
    Qdan A
    Dokumen3 halaman
    Qdan A
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Hari Lalu Anak Pacitan
    Hari Lalu Anak Pacitan
    Dokumen2 halaman
    Hari Lalu Anak Pacitan
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Kesehatan Komunitas
    Kesehatan Komunitas
    Dokumen2 halaman
    Kesehatan Komunitas
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Budaya Hofstede
    Budaya Hofstede
    Dokumen21 halaman
    Budaya Hofstede
    Muhammad Nusa
    Belum ada peringkat
  • Nitrogen
    Nitrogen
    Dokumen8 halaman
    Nitrogen
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Ham
    Ham
    Dokumen1 halaman
    Ham
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Penerapan Metode Penambangan Block Caving
    Penerapan Metode Penambangan Block Caving
    Dokumen3 halaman
    Penerapan Metode Penambangan Block Caving
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Menjalin Kerja Sama
    Menjalin Kerja Sama
    Dokumen3 halaman
    Menjalin Kerja Sama
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Perubahan Iklim
    Perubahan Iklim
    Dokumen1 halaman
    Perubahan Iklim
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Pengelolaan Sirsat
    Pengelolaan Sirsat
    Dokumen2 halaman
    Pengelolaan Sirsat
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Perubahan Iklim
    Perubahan Iklim
    Dokumen1 halaman
    Perubahan Iklim
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • K 3
    K 3
    Dokumen1 halaman
    K 3
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat
  • Pengelolaan Sirsat
    Pengelolaan Sirsat
    Dokumen2 halaman
    Pengelolaan Sirsat
    Windhi Hoshi Yumemizu II
    Belum ada peringkat