Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan
penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan
sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf
tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf
pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui
berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang
diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal
menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga
tubuh tetap seimbang. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi
kondisi yang tidak seimbang atau kondisi abnormal.
Mekanismenya adalah stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan
dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat.
Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor dan diteruskan
menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls
diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui
sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem
saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem
saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa
jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi
oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan
yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik adalah
otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom adalah otot polos, otot jantung dan
kelenjar sebasea.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Jelaskan anatomi medulla spinalis !
2. Jelaskan Anatomi dan fisiologi system saraf perifer !
3. Jelaskan mekanisme gerak volunter dan involunter !
4. Jelaskan mekanisme neurotransmitter !
5. Jelaskan mekanisme potensial aksi !

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

SKENARIO
LUMPUH
Seorang pasien laki laki 18 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan
sepeda motor. Saat masuk ke IGD pasien masih kaget karena baru kecelakaan dan
berkeringat dingin dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan didapatkan pemeriksaan
pasien masih dalam kondisi sadar tetapi pasien tidak dapat menggerakkan kedua tungkai
sama sekali dan tidak merasakan sensai mdikulit dikedua tungkai. Pemeriksaan reflek
KPR dan APR menurun dan reflek patologis meningkat.
Teminologi
1. Reflek adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter misalnya denyut jantung,
pernapasan, aktivasi pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya
sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut merupakan kerja refleks.
2. Reflek KPR ( kne pees reflek ) adalah bagian dari reflek berupa reflek kontraksi otot
sekitar patella sehingga kaki akan terlihat menendang.
3. Reflek APR tungkai difleksikan pada sendi lutut
4. Reflek Patologis adalah reflek yang tidak normal akibat gangguan system saraf.
5. Lumpuh adalah kerusakan saraf dimana kondisinya tidak dapat menggerakkan tubuh/
sebagian tubuh.

2.2.

PEMBAHASAN
2.2.1

Anatomi medulla spinalis


Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat, terletak di
dalam canalis vertebralis dan merupakan lanjutan dari medulla oblongata dan
ujung caudalnya membentuk conus medullaris. Panjangnya pada pria sekitar
45 cm dan wanita 42-43 cm. segmen upper cervical & thoracal berbentuk
silindris dan segmen lower cervical & lumbal berbentuk oval. Berawal dari
3

dasar otak (atlas/V.C1), berakhir setinggi L1-L2 (conus medullaris), ke bawah


melanjutkan diri sebagai fillum terminale. Di bawah Conus medullaris
terbentuk anyaman akar saraf (saraf tepi) menyerupai ekor kuda

(cauda

equina). Setiap pasangan saraf keluar melalui Intervertebral foramina. Saraf


Spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meningen
spinal dan CSF. Saraf spinal berjumlah 31 pasang yaitu : 8 pasang saraf
servikal, 12 pasang saraf thorakal, 5 pasang saraf lumbal, 5 pasang saraf sakral,
dan 1 pasang saraf koksigeal.

gambar 1 : medulla spinalis

gambar 2 : segmen medulla spinalis

A. MENINGEN
Meningen terdiri atas tiga lapis yaitu: Duramater, arachnoid dan piamater.
Duramater merupakan lapisan yang kuat berupa jaringan fibrosa, Bersatu dengan
filum terminale. Arachnoid berupa lapisan tipis dan transparan serta piamater
yang melekat pada erat pada otak dan medulla spinalis. Rongga antara duramater
4

dan dinding canalis vertebralis disebut dengan epidural yang merupakan area yang
mengandung banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan
arachnoid disebut dengan subdural yang berisi cairan limfe. Sub dural tidak
mengandung CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan
Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah
dan akar akar saraf.

gambar 3 : meningen

B. POTONGAN MELINTANG MEDULLA SPINALIS


Pada potongan melintang terlihat substansia grisea atau gray matter (abuabu) dan substansi alba atau white matter (putih). Bagian central membentuk huruf
H (Gray Matter) dan dikelilingi oleh White Matter. 2 bagian medulla spinalis
dipisahkan oleh septum medianus (dorsal/posterior) dan fissura medianus
(ventral/anterior). Sulcus dorsolateral (posterior) adalah pintu masuk akar saraf
posterior (sensorik) dan sulcus ventrolateral (anterolateral) adalah pintu keluar
akar saraf ventral (motorik) . 3 area white matter: funikulus posterior, funikulus
lateralis, funikulus anterio .
a.
1)
2)
3)
4)

Substansia grisea (gray matter )


Cornu Anterior (anterior horn cell/ AHC) berisi akar saraf motorik.
Cornu Intermediolateral terbatas pada regio thoracal dan upper lumbal.
Cornu Posterior (posterior horn cell/ PHC) berisi akar saraf sensorik
Canalis Centralis terletak di tengah substansia abu-abu, membagi medulla spinalis
menjadi 2 daerah commisura grisea anterior & Posterior

b. Substansia alba (White matter)

1)
2)
a)
b)
c)
3)

Berisi serabut-serabut sensorik, motorik dan otonom


Terdiri dari tiga area funikulus, yaitu
anterior (berisi fasikulus descending/motorik)
lateral (berisi fasikulus decsending & ascending)
posterior (berisi fasikulus ascending/sensorik)
Tiap funikulus terdiri dari satu atau lebih traktus atau funikulus

gambar 4 : potongan melintang medulla spinalis

gambar 5 : Warna Biru = Tractus Ascending (sensory) dan Warna Merah =


Tractus descending (motorik)

C. CAIRAN SEREBRO SPINAL


6

Cairan Serebro Spinal merupakan Cairan bening hasil ultrafiltrasi dari


pembuluh darah di kapiler otak. Cairan ini selalu dipertahankan dalam keadaan
seimbangan antara produksi dan reabsorpsi oleh pembuluh darah. CSF
mengandung air, protein dalam jumlah kecil, oksigen dan karbondioksida,
Na,K,Ca,Mg,Cl, glukosa, Sel darah putih dalam jumlah kecil, dan material organik
lain
D.

E.

PERAN MEDULA SPINALIS


Jalur penjalaran impuls saraf dari dan ke otak
Jalur utama yang menghubungkan otak dan system saraf tepi
Pusat reflex utama
REFLEKS SPINAL
Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus
internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh.
Refleks yang melibatkan otot rangka disebut dengan refleks somatis dan Refleks
yang melibatkan otot polos, otot jantung atau kelenjar disebut refleks otonom atau
visceral.(1,2,4)

F. VASKULARISASI MEDULLA SPINALIS


Medulla spinalis mendapatkan pendarahan dari tiga arteri kecil yang
berjalan longitudinal, yaitu dua buah arteri spinalis posterior dan sebuah arteria
spinalis anterior. Arteria spinalis posterior, yang dicabangkan langsung atau tidak
langsung dari anteria vertebralis, berjalan turun sepanjang sisi medulla spinalis,
dekat tempat perlekatan radix posterior nervi spinalis. Arteria spinalis anterior,
yang berasal dari arteri vertebralis bergabung membentuk satu arteri, dan berjalan
ke bawah di dalam fissura mediana anterior.
Arteria spinalis anterior dan posterior dibantu oleh arteria radiculares yang
masuk canalis vertebralis melalui foramen intervertebrale. Vena-vena medulla
spinalis bermuara ke dalam plexus venosus vertebralis internus.

2.2.2

Anatomi dan fisiologi system saraf perifer


Saraf perifer meliputi 12 saraf kranial, saraf tulang belakang, dan saraf
otonom yang mengatur otot jantung, otot-otot di dinding pembuluh darah dan
kelenjar. Berikut adalah penjabarannya.
A. Susunan Saraf Somatik
Susunan saraf somatik adalah susunan saraf yang mempunyai

perananspesifik untuk mengatur aktivitas otot sadar dan serat lintang.


1.

Saraf Kranial
Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar

meninggalkan tengkorak melalui lubang-lubang pada tulang yang


disebut foramina ( tunggal , foramen). Terdapat 12 pasang saraf
kranial yang dinyatakan dengan nama atau dengan angka romawi.
Saraf-saraf

tersebut

adalah

Olfaktorius

(I),

Optikus

(II),

Okulomotorious (III), Troklearis (IV), Trigeminus (V), Abdusen


(VI) , Fasialis (VII), Festibulokoklear (VIII), Glosofaringeus (IX),
Fagus (X), Aksesorious (XI), Hipoglosus (XII). Saraf kranial (I )
(II)dan (VIII) merupakan saraf sensorik murni .
Sistem saraf kepala disusun oleh 12 pasang saraf yang
keluar dari otak. Saraf kepala terutama berhubungan dengan
reseptor dan efektor untuk daerah kepala. 12saraf kepala meliputi :
a. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor I, II, dan
VIII.
b. Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor III, IV, VI,
XI, dan XII
c. Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu
saraf nomor V, VII, IXdan X.

Susunan saraf terdapat pada bagian kepala yang ke luar


dariotak dan melewati lubang yang terdapat pada tulang tengkorak,
berhubunganerat dengan otot pancaindra mata, telinga, hidung,

lidah, dan kulit. Di dalamkepala ada dua saraf kranial. Beberapa di antara
serabut campuran gabungansaraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada
yang terdiri dari saraf motorik sajaatau hanya sensorik saja
(misalnya alat-alat indra). Saraf kepala terdiri dari:
a.

Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan

aroma(bau-bauan) dari rongga hidung ke otak. Saraf pembau yang


keluar dariotak di bawah dahi, disebut lobus olfaktorius. Kemudian
saraf ini melalui lubang yang ada di dalam tulang tapis akan menuju
rongga hidungselanjutnya menuju sel-sel pancaindra.

b.

Nervus Optikus
Sifatnya

sensoris,

mensarafi

bola

mata,

membawa

rangsanganpenglihatan ke otak. Serabut mata yang serabut-serabut


sarafnya keluardari bukit IV dan pusat-pusat di dekat serabut-serabut
tersebut, memilikitangkai otak dan membentuk saluran optik dan
bertemu di tangkai hipofisisserta membentang sebagai saraf mata,
serabut tersebut tidak semuanyabersilang. Sebagian serabut saraf
terletak di sebelah sisi serabut yang berasal dari saluran optik. Oleh
sebab itu serabur saraf yang datang darisebelah kanan retina tiap-tiap
mata terdapat di dalam optik kanan begitupula sebaliknya retina kiri
tiap-tiap mata terdapat di sebelah kiri.

c.

Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital

(ototpenggerak bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabutserabut saraf otonom (parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar
dari sebelah tangkaiotak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi
mengangkat kelopak mataatas, selain itu mempersarafi otot miring
atas mata dan otot lurus sisi mata.
d.

Nervus Troklearis
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar

matayang pusatnya terletak di belakang pusat saraf penggerak mata


dan saraf penggerak mata masuk ke dalam lekuk mata menuju
orbital miring atas.
e.

Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai

tigabuah cabang. Fungsinya sebagai saraf kembar, saraf ini


merupakan saraf otak besar yang mempunyai dua buah akar saraf
besar yang mengandungserabut saraf penggerak. Pada ujung tulang
belakang yang terkecilmengandung serabut saraf penggerak. Di
ujung tulang karang bagianperasa membentuk sebuah ganglion yang
dinamakan simpul saraf serta meninggalkan rongga tengkorak.
1.

Nervus Oftalmikus:
Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagiandepan kelopak
mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata.

2.

Nervus Maksilaris:
10

Sifatnya sensoris, mensarafi gigi-gigi atas, bibiratas, palatum,


3.

batang hidung, rongga hidung, dan sinus maksilaris.


Nervus Mandibularis:
Sifatnya majemuk (sensoris motoris). Serabut-serabut
motorisnya

mensarafi

otot-otot

pengunyah.

Serabut-

serabutsensorisnya mensarafi gigi bawah, kulit daerah temporal,


dan dagu.Serabut rongga mulut dan lidah dapat membawa
rangsangan citrarasake otak.

f.

Nervus Abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya

sebagaisaraf penggoyang sisi mata karena saraf ini keluar di sebelah


bawah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika. Sesudah
sampai dilekuk mata lalu menuju ke otot lurus sisi mata.
g.

Nervus Fasialis
Sifatnya

majemuk

(Sensoris

dan

motoris),

serabut-

serabutmotorisnya mensarafi otot-otot lidah dan selaput lendir


rongga mulut. Didalam saraf ini terdapat serabut-serabut saraf
otonom (parasimpatis) untuk wajah dan kulit kepala. Fungsinya
sebagai mimik wajah dan menghantarkan rasa pengecap. Saraf ini
keluar di sebelah belakang danberiiringan dan saraf pendengar.
h.

Nervus Auditorius (Vestibulokoklear)


Sifatnya sensoris, mensarafi alat pendengar, membawa

rangsangandari pendengaran dan dari telinga ke otak. Fungsinya


sebagai saraf pendengar. Saraf ini mempunyai dua buah kumpulan
serabut saraf yaiturumah keong (koklea), disebut akar tengah adalah
saraf utnuk mendengardan pintu halaman (vestibulum), disebut akar
tengah adalah saraf utnuk keseimbangan.
11

i.

Nervus Glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), ia mensarafi faring,

tonsil,lidah. Saraf ini dapat membawa rangsangan citrarasa ke otak.


Di dalamnya mengandung saraf-saraf otonom. Fungsinya sebagai
saraf lidah tekak karena saraf ini melewati lorong di antara tulang
belakang dan karang.Terdapat dua buah simpul saraf yang di atas
sekali dinamakan ganglion jugularis atai gaglion atas dan yang di
bawah dinamakan ganglionpetrosum atau ganglion bawah. Saraf ini
(saraf lidah tekak) berhubungandengan nervus-nervus fasialis dan
saraf simpatis ranting 11 utnuk faringdan tekak.
j.

Nervus Vagus
Sifatnya

majemuk,

mengandung

serabut-serabut

saraf

motorik,sensorik dan parasimpatis faring, laring paru-paru, esofagus,


gasterintestinum

minor,

kelenjar-kelenjar

pencernaan

dalam

abdomen dan lain-lain. Fungsinya sebagai saraf perasa. Saraf ini


keluar dari sumsum penyambung dan terdapat di bawah saraf lidah
tekak.

12

k.

Nervus Asesorius
Sifatnya

motoris

dan

mensarafi

muskulus

sternokleidomastoid dan muskulus trapezius. Fungsinya sebagai


saraf tambahan. Terbagi atas dua bagian, bagian yang berasal dari otak
dan bagain yang berasal dari sumsum tulang belakang.
l.

Nervus Hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya

sebagaisaraf lidah. Saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung,


akhirnyabersatu dan melewati lubang yang terdapat di sisi foramen
oksipital. Saraf ini juga memberikan ranting-ranting pada otot yang
melekat pada tulanglidah dan otot lidah.

13

2.2.3

Mekanisme gerak refleks


Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi
secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali
tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu
reaksi perlindungan. Refleks ekstersor (polisinaps), rangsangan dari reseptor
perifer yang mulai dari fleksi pada anggota badan dan juga berkaitan dengan
ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme
pertahanan pada tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar.
Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu.
Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai
berikut : organ sensorik yang menerima inspuls misalnya kulit. Serabut saraf
sensorik yang menghantarkan inpuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks
posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan meneruskan impuls-impuls
menuju subtansi pada kornu posterior medula spinalis. Sumsum tulang
belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu medula spinalis. Sel
saraf motorik menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui
serabut motorik. Organ motorik melaksanakan gerakan karena dirangsang
oleh impuls saraf motorik.
Kegiatan sistem saraf pusat ditampilkan dalam bentuk kegiatan
refleks. Dengan kegiatan refleks dimungkinkan terjadinya hubungan kerja
yang baik dan tepat antara berbagai organ yang terdapat dalam tubuh
manusia dan hubungan dengan keadaan sekelilingnya. Refleks adalah
respons yang tidak berubah terhadap perangsangan yang terjadi diluar
kehendak. Rangsangan ini merupakan reaksi organisme terhadap perubahan
lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme yang melibatkan sistem
saraf pusat dalam memberikan jembatan (respons) terhadap rangsangan.
Refleks dapat berupa peningkatan maupun penurunan kegiatan, misalnya
kontraksi atau relaksasi otot, kontraksi atau dilatasi pembuluh darah. Dengan
adanya kegiatan refleks, tubuh mampu mengadakan reaksi yang cepat
terhadap berbagai perubahan diluar maupun didalam tubuh disertai adaptasi
terhadap perubahan tersebut. Dengan demikian seberapa besar peran sistem
saraf pusat dapat mengatur kehidupan organisme.
14

Secara singkat refleks terjadi diawali dengan penerimaan impuls di


organ sensori (kulit). Kemudian serabut-serabut saraf sensori menghantarkan
impuls menuju sel dalam ganglion radiks posterior, dan selanjutnya serabut
sel meneruskan impuls menuju substansi kelabu pada kornu posterior
medulla spinalis. Kemudian serabut saraf penghubung menghantarkan
impuls dari kornu posterior menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf
motorik dalam kornu anterior medulla spinalis yang menerima dan
mengalihkan impuls tersebut melalui serabut saraf motorik. Organ motorik
yang melaksanakan gerakan karena telah dirangsang oleh impuls saraf
motorik (gerak refleks).
Impuls ganglion radix posterior cornu posterior medulla spinalis
interneuron cornu anterior sel saraf motorik organ motoric. (2,4)

gambar 6

15

2.2.4

Mekanisme kerja neurotransmitter


Semua neurotransmiter dilepaskan dari ujung-ujung saraf ketika impuls
saraf (potensial aksi) dibangkitkan potensial aksi menimbulkan influks ion
calcium, yang menyebabkan vesikel-vesikel sinaptik bergabung dengan
membrane prasinaptik. Selanjutnya, neurotransmiter dikeluarkan ke celah
sinaptik, neurotransmiter mencapai sasarannya dengan meningkatkan atau
menurunkan potensial istirahat pada membran pascasinaptik untuk waktu yang
singkat.
Protein reseptor pada membrane pascasinaptik mengikat zat-zat
transmitter dan segera melakukan penyesuaian dengan membuka saluran ion,
membangkitkan excitatory postsynaptic potential (IPSP). Eksitasi cepat
terlihat dengan asetilkolin (nikotinik) dan L-glutamat, atau inhibisi
menggunakan GABA. Protein reseptor lain mengikat transmiter dan
mengaktifkan system penerima kedua, biasanya melalui sebuah transduser
molekuler, protein-G. Reseptor-reseptor ini memiliki periode laten yang lama.
Lamanya reaksi dapat berlangsung beberapa menit atau lebih. Asetilkolin
(muskarinik), serotonin, histamine, dan adenosine merupakan contoh
transmiter tipe ini, yang sering disebut sebagai neuromodulator.
Efek eksitasi atau inhibisi pada membrane pascasinaptik neuron
tergantung pada jumlah respons pascasinaptik pada tempat sinaps yang
berbeda. Jika efek keseluruhannya adalah depolarisasi, neuron akan
terstimulasi dan potensial aksi akan dibangkitkan pada segmen inisial akson
dan impuls saraf dihantarkan sepanjang akson. Sebaliknya, jika efek
keseluruhannya adalah hiperpolarisasi, neuron akan diinhibisi dan tidak ada
impuls saraf yang timbul.(1,2)

2.2.5

Mekanisme kerja neuromuscular junction


Neuromuscular junction adalah tempat dalam tubuh tempat akson dari
saraf motorik bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak
yang memerintahkan otot untuk berkontraksi atau berrelaksasi.
Potensial aksi masuk ke serabut otot melalui sinapsis antara serabut
saraf dan otot (neuromuscular junction). Di dalam synaptic knob terdapat
16

synaptic vesicles yang mengandung asetilcolin sebagai neurotransmitter. Pada


saat ada sinyal dari otak untuk berkontraksi, vesicles berisi neurotransmitter
melebur ke membran synaptic melepas asetilcolin. Asetilcolin berdifusi
melewati synaptic cleft dan diterima oleh molekul reseptornya yang berupa
channel ion Na+ dalam membran sel serabut otot. Kombinasi keduanya
membuka channel Na+ dan menyebabkan peningkatan permeabilitas membran
sel terhadap ion Na+ dan menghasilkan influx Na+ dalam inisiasi serabut saraf
pada potensial aksi serabut otot. Asetilcolin yang telah mempolarisasi serabut
otot dan menghasilkan potensial aksi kemudian merambatkan potensial aksi
tersebut hingga ke dalam tubula transversal. Di dalam sel otot, potensial aksi
menginisiasi terlepasnya Ca2+ dari retikulum sarkoplasmik ke dalam
sitoplasma. Ca2+ memulai peluncuran filamen dengan memicu pengikatan
miosisn ke aktin. Ototpun berkontraksi. Asetilcolin kemudian dilepas ke
synaptic cleft dan serabut otot dan dihancurkan dengan bantuan enzim
asetilcolineterase. Enzim ini menghancurkan struktur satu aksi potensi dalam
sel saraf.(3)

17

PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sistem saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan otonom Susunan saraf
somatik teridir dari 12 saraf kranial dan 31 saraf spinal Saraf Kranial terdiri dari : Saraf
Kranial : ( Nervus Olfaktorius, Nervus Optikus, Nervus Okulomotoris, Nervus Troklearis,
Nervus Trigeminus, Nervus Abdusen, Nervus Fasialis, Nervus Auditorius (Vestibulokoklear),
Nervus Glosofaringeus, Nervus Vagus, Nervus Asesorius, dan Nervus Hipoglosus ). Saraf
spinal terdiri dari : ( 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf torakal, 5 pasang saraf lumbal, 5
pasang saraf lumbal dan 1 pasang saraf koksigis ).
Semua neurotransmiter dilepaskan dari ujung-ujung saraf ketika impuls saraf
(potensial aksi) dibangkitkan potensial aksi menimbulkan influks ion calcium, yang
menyebabkan vesikel-vesikel sinaptik bergabung dengan membrane prasinaptik. Selanjutnya,
neurotransmiter dikeluarkan ke celah sinaptik, neurotransmiter mencapai sasarannya dengan
meningkatkan atau menurunkan potensial istirahat pada membran pascasinaptik untuk waktu
yang singkat.
Neuromuscular junction adalah tempat dalam tubuh tempat akson dari saraf motorik
bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak yang memerintahkan otot untuk
berkontraksi atau berrelaksasi.

18

DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Arthur. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi 3,
2.
3.
4.
5.

Jakarta : EGC
Moore, Keith L. 2013. Essential Clinical Anatomy. Jakarta : Hipokrates
Sloane, Ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Laurralee Sherwood. .2001. Fisiologi Manusia. Edisi 2, Jakarta : EGC.
Syaifuddin. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2006

19

Anda mungkin juga menyukai