PENDAHULUAN
1.1.
LATAR BELAKANG
Sistem persarafan terdiri dari sel-sel saraf yang disebut neuron dan jaringan
penunjang yang disebut neuroglia . Tersusun membentuk sistem saraf pusat (SSP) dan
sistem saraf tepi (SST). SSP terdiri atas otak dan medula spinalis sedangkan sistem saraf
tepi merupakan susunan saraf diluar SSP yang membawa pesan ke dan dari sistem saraf
pusat. Sistem persarafan berfungsi dalam mempertahankan kelangsungan hidup melalui
berbagai mekanisme sehingga tubuh tetap mencapai keseimbangan. Stimulasi yang
diterima oleh tubuh baik yang bersumber dari lingkungan internal maupun eksternal
menyebabkan berbagai perubahan dan menuntut tubuh dapat mengadaptasi sehingga
tubuh tetap seimbang. Bila tubuh tidak mampu mengadaptasinya maka akan terjadi
kondisi yang tidak seimbang atau kondisi abnormal.
Mekanismenya adalah stimulasi diterima oleh reseptor sistem saraf yang selanjutnya akan
dihantarkan oleh sistem saraf tepi dalam bentuk impuls listrik ke sistem saraf pusat.
Bagian sistem saraf tepi yang menerima rangsangan disebut reseptor dan diteruskan
menuju sistem saraf pusat oleh sistem saraf sensoris. Pada sistem saraf pusat impuls
diolah dan diinterpretasi untuk kemudian jawaban atau respon diteruskan kembali melalui
sistem saraf tepi menuju efektor yang berfungsi sebagai pencetus jawaban akhir. Sistem
saraf yang membawa jawaban atau respon adalah sistem saraf motorik. Bagian sistem
saraf tepi yang mencetuskan jawaban disebut efektor. Jawaban yang terjadi dapat berupa
jawaban yang dipengaruhi oleh kemauan (volunter) dan jawaban yang tidak dipengaruhi
oleh kemauan (involunter). Jawaban volunter melibatkan sistem saraf somatis sedangkan
yang involunter melibatkan sistem saraf otonom. Efektor dari sitem saraf somatik adalah
otot rangka sedangkan untuk sistem saraf otonom adalah otot polos, otot jantung dan
kelenjar sebasea.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
SKENARIO
LUMPUH
Seorang pasien laki laki 18 tahun dibawa ke IGD setelah mengalami kecelakaan
sepeda motor. Saat masuk ke IGD pasien masih kaget karena baru kecelakaan dan
berkeringat dingin dan dada berdebar-debar. Pada pemeriksaan didapatkan pemeriksaan
pasien masih dalam kondisi sadar tetapi pasien tidak dapat menggerakkan kedua tungkai
sama sekali dan tidak merasakan sensai mdikulit dikedua tungkai. Pemeriksaan reflek
KPR dan APR menurun dan reflek patologis meningkat.
Teminologi
1. Reflek adalah respons otomatis terhadap stimulus tertentu yang menjalar pada rute
lengkung refleks. Sebagian besar proses tubuh involunter misalnya denyut jantung,
pernapasan, aktivasi pencernaan, dan pengaturan suhu, serta respon otomatis misalnya
sentakan akibat suatu stimuli nyeri atau sentakan pada lutut merupakan kerja refleks.
2. Reflek KPR ( kne pees reflek ) adalah bagian dari reflek berupa reflek kontraksi otot
sekitar patella sehingga kaki akan terlihat menendang.
3. Reflek APR tungkai difleksikan pada sendi lutut
4. Reflek Patologis adalah reflek yang tidak normal akibat gangguan system saraf.
5. Lumpuh adalah kerusakan saraf dimana kondisinya tidak dapat menggerakkan tubuh/
sebagian tubuh.
2.2.
PEMBAHASAN
2.2.1
(cauda
A. MENINGEN
Meningen terdiri atas tiga lapis yaitu: Duramater, arachnoid dan piamater.
Duramater merupakan lapisan yang kuat berupa jaringan fibrosa, Bersatu dengan
filum terminale. Arachnoid berupa lapisan tipis dan transparan serta piamater
yang melekat pada erat pada otak dan medulla spinalis. Rongga antara duramater
4
dan dinding canalis vertebralis disebut dengan epidural yang merupakan area yang
mengandung banyak pembuluh darah dan lemak. Rongga antara duramater dengan
arachnoid disebut dengan subdural yang berisi cairan limfe. Sub dural tidak
mengandung CSF. Rongga antara Arachnoid dan Piamater disebut dengan
Subarachnoid. Pada rongga ini terdapat Cerebro Spinal Fluid, Pembuluh Darah
dan akar akar saraf.
gambar 3 : meningen
1)
2)
a)
b)
c)
3)
E.
2.2.2
Saraf Kranial
Saraf-saraf kranial langsung berasal dari otak dan keluar
tersebut
adalah
Olfaktorius
(I),
Optikus
(II),
lidah, dan kulit. Di dalamkepala ada dua saraf kranial. Beberapa di antara
serabut campuran gabungansaraf motorik dan saraf sensorik tetapi ada
yang terdiri dari saraf motorik sajaatau hanya sensorik saja
(misalnya alat-alat indra). Saraf kepala terdiri dari:
a.
Nervus Olfaktorius
Sifatnya sensorik menyerupai hidung, membawa rangsangan
b.
Nervus Optikus
Sifatnya
sensoris,
mensarafi
bola
mata,
membawa
c.
Nervus Okulomotoris
Saraf ini bersifat motoris, mensarafi otot-otot orbital
(ototpenggerak bola mata). Di dalam saraf ini terkandung serabutserabut saraf otonom (parasimpatis). Saraf penggerak mata keluar
dari sebelah tangkaiotak dan menuju ke lekuk mata yang berfungsi
mengangkat kelopak mataatas, selain itu mempersarafi otot miring
atas mata dan otot lurus sisi mata.
d.
Nervus Troklearis
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Saraf pemutar
Nervus Trigeminus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), saraf ini mempunyai
Nervus Oftalmikus:
Sifatnya sensorik, mensarafi kulit kepala bagiandepan kelopak
mata atas, selaput lendir kelopak mata, dan bola mata.
2.
Nervus Maksilaris:
10
mensarafi
otot-otot
pengunyah.
Serabut-
f.
Nervus Abdusen
Sifatnya motoris, mensarafi otot-otot orbital. Fungsinya
Nervus Fasialis
Sifatnya
majemuk
(Sensoris
dan
motoris),
serabut-
i.
Nervus Glosofaringeus
Sifatnya majemuk (sensoris motoris), ia mensarafi faring,
Nervus Vagus
Sifatnya
majemuk,
mengandung
serabut-serabut
saraf
minor,
kelenjar-kelenjar
pencernaan
dalam
12
k.
Nervus Asesorius
Sifatnya
motoris
dan
mensarafi
muskulus
Nervus Hipoglosus
Sifatnya motoris dan mensarafi otot-otot lidah. Fungsinya
13
2.2.3
gambar 6
15
2.2.4
2.2.5
17
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Sistem saraf perifer terdiri dari susunan saraf somatik dan otonom Susunan saraf
somatik teridir dari 12 saraf kranial dan 31 saraf spinal Saraf Kranial terdiri dari : Saraf
Kranial : ( Nervus Olfaktorius, Nervus Optikus, Nervus Okulomotoris, Nervus Troklearis,
Nervus Trigeminus, Nervus Abdusen, Nervus Fasialis, Nervus Auditorius (Vestibulokoklear),
Nervus Glosofaringeus, Nervus Vagus, Nervus Asesorius, dan Nervus Hipoglosus ). Saraf
spinal terdiri dari : ( 8 pasang saraf servikal, 12 pasang saraf torakal, 5 pasang saraf lumbal, 5
pasang saraf lumbal dan 1 pasang saraf koksigis ).
Semua neurotransmiter dilepaskan dari ujung-ujung saraf ketika impuls saraf
(potensial aksi) dibangkitkan potensial aksi menimbulkan influks ion calcium, yang
menyebabkan vesikel-vesikel sinaptik bergabung dengan membrane prasinaptik. Selanjutnya,
neurotransmiter dikeluarkan ke celah sinaptik, neurotransmiter mencapai sasarannya dengan
meningkatkan atau menurunkan potensial istirahat pada membran pascasinaptik untuk waktu
yang singkat.
Neuromuscular junction adalah tempat dalam tubuh tempat akson dari saraf motorik
bertemu dengan otot dalam upaya transmisi sinyal dari otak yang memerintahkan otot untuk
berkontraksi atau berrelaksasi.
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Guyton, Arthur. 1990. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Edisi 3,
2.
3.
4.
5.
Jakarta : EGC
Moore, Keith L. 2013. Essential Clinical Anatomy. Jakarta : Hipokrates
Sloane, Ethel. (2004). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC
Laurralee Sherwood. .2001. Fisiologi Manusia. Edisi 2, Jakarta : EGC.
Syaifuddin. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 2006
19