Anda di halaman 1dari 420

Katalog BPS: 1403.

36

Banten in Figures

Kerjasama
In cooperation
Badan Perencanaan Daerah Propinsi Banten
Regional Planning Board of Banten Province
dan/and
Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
BPS Statistics of Banten Province

BANTEN DALAM ANGKA 2003


BANTEN IN FIGURES 2003

Katalog BPS/BPS Catalogue : 1403.36


Ukuran buku/Book size

: 6,5 x 8,5

Jumlah halaman/Number of pages: 361 + lxxxiii


Naskah/Manuscript

: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


BPS Statistics of Banten Province

Gambar kulit/Book cover

: Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik


Integration of Processing and Statistical Dissemination Division

Diterbitkan oleh/Published by: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


BPS Statistics of Banten Province

Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya.


May be cited with reference to the source.

LEGENDA

PETA ADMINISTRASI PROPINSI BANTEN


ADMINSTRATION MAP OF BANTEN PROVINCE

PENGANTAR

Banten Dalam Angka adalah publikasi tahunan Badan Pusat


Statistik (BPS) Propinsi Banten yang komprehensif. Publikasi ini
menyajikan beraneka jenis data dari berbagai bidang. Buku ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran umum tentang keadaan
geografis dan iklim di Propinsi Banten, ciri dan keadaan sosial ekonomi
penduduk, serta kondisi siosial dan perekonomian Propinsi Banten.
Publikasi Banten Dalam Angka 2003 merupakan yang ketiga
sejak BPS Propinsi Banten terbentuk. Publikasi ini disempurnakan
secara bertahap baik kualitas maupun kuantitas. Namun demikian
kualitas data sangat berkaitan dengan ketersediaan data di masingmasing Dinas dan Instansi sebagai nara sumber.
Kami sadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna,
sehingga saran dan kritik dari berbagai pihak sangat kami harapkan.
Atas perhatian Pemerintah Propinsi Banten serta respon Dinas
dan Instansi sehingga publikasi ini dapat diterbitkan, kami
menyampaikan terima kasih. Kami berharap publikasi ini dapat
dimanfaatkan terutama bagi kesejahteraan masyarakat Banten.

Serang, Agustus 2003


Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Kepala,

Ir. Nanan Sunandi, MSc


NIP. 340004369

Banten Dalam Angka 2003

vii

PREFACE

Banten In Figure is a comprehensive publication, published by


BPS Statistics of Banten Province. This publication presents
collection of data from various fields. This book is aimed at providing
general picture of geographic and climate, socio-economic
characteristics of the population, as well as social and economic
conditions of Banten Province.
Publication of Banten In Figure 2003 is the second since BPS
Statistics of Banten Province establized. This publication gradually
improved both in quality and quantity of data. Neverless quality of data
depend on scarcity data in each Agencies and Institution. Comments
and suggestions to improve the contents of this book are always
welcome.
Taking of this opportunity, I would like to express my deepest
gratitude to Government of Banten Province for special attention and
all Agencies/Institution in Banten have already given responsiveness so
this publication can be published. I hope this publication will
beneficial primarily for welfare of Banten society in the future.

Serang, August 2004


BPS Statistics of Banten Province
Chief,

Ir. Nanan Sunandi, MSc


NIP. 340004369

Banten Dalam Angka 2003

viii

H.D. Munandar
Gubernur Banten

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,


Propinsi Banten yang baru terbentuk pada Oktober 2000 merupakan
propinsi termuda di Indonesia. Sebagai propinsi termuda banyak sekali
tantangan yang harus dihadapi untuk menyejahterakan masyarakat Banten.
Untuk itu penerbitan publikasi Banten Dalam Angka (BDA) 2003 menjadi
sangat penting dan bermanfaat dalam melihat potensi yang dimiliki serta
kemajuan yang telah dicapai. Oleh karena itu penerbitan buku ini harus
mendapat dukungan semua pihak.
Publikasi ini bukan saja bermanfaat bagi perencanaan pembangunan,
namun juga bagi para peneliti, investor dan pengguna lainnya. Mengingat
kesinambungan penyajian buku ini dari tahun ke tahun perlu dijaga, maka saya
menghimbau kepada semua pihak untuk menggunakan data pada BDA 2003 ini
sebagai acuan pengambilan kebijakan. Buku ini agar digunakan sebagai
rujukan, karena data bersumber dari berbagai instansi dan lembaga di Banten.
Akhirnya, saya mengharapkan agar kegiatan pengumpulan data di
setiap aspek pembangunan lebih ditingkatkan lagi. Pemerintah senantiasa
berkepentingan memiliki data yang benar untuk diinformasikan kepada
masyarakat dan instansi yang memerlukannya. Terima kasih saya ucapkan
kepada BPS Propinsi Banten dan BAPEDA Banten yang telah bekerja sama
mewujudkan terbitan ini.
Sekian dan terima kasih.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Serang, Agustus 2004


Gubernur Banten,

Banten Dalam Angka 2003

xi

GOVERNOR OF BANTEN
FOREWORD

The province of Banten is the youngest province that has been formed
at October 2000. We have many challenges to be faced for making of Banten
peoples welfare becoming much better. Therefore, the publication of Banten in
Figures 2003 is very important and useful to find out the potential that Banten
has, and evaluating the progress that has been achieved. Because of that,
everybody has to support this publication.
This book is not only useful for the planner in the government
institutions, but also useful for anyone who needs, it such as researchers,
investors and other users. We need to keep this book published sustainable for
the year as a serial publication. I strongly recommended to any institutions to
use this publication as one of the matter for decision-making. The data in this
book has been collected from any institutions and parties that can be used as a
reference.
I do hope that data collection activity in all aspects should be done
continuously, so the government always has the reliable data that can be
informed and shared to people and institutions. Finally, I would like to thanks
to BPS-Statistics of Banten Province and Board of Planning of Banten Province
who have done as teamwork in the making of this book.

Serang, Agustus 2004


Governour of Banten

Banten Dalam Angka 2003

xii

Hj. Atut Chosiyah


Wakil Gubernur Banten

H. Dharmono K. Lawi
Ketua DPRD Propinsi Banten

KATA SAMBUTAN
KEPALA BADAN PERENCANAAN DAERAH
PROVINSI BANTEN

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,


Buku Banten Dalam Angka 2003 merupakan kumpulan data statistik
yang setiap tahun diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik Propinsi Banten,
bekerja sama dengan BAPEDA Propinsi Banten.
Data dan informasi yang disajikan ini bersumber dari Instansi, Dinas,
Lembaga Pemerintah dan Swasta dalam wilayah Provinsi Banten. Masih
disadari bahwa dalam penyusunan Buku Banten Dalam Angka ini masih belum
lengkap, dan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu data/informasi
diharapkan adanya partisipasi dari Instansi, Dinas Lembaga Pemerintah dan
Swasta dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Banten, agar kesempurnaan serta
kelancaran penerbitan Buku Banten Dalam Angka pada tahun-tahun mendatang
dapat senantiasa terjamin dan terselenggara dengan baik.
Dengan terbitnya buku ini diharapkan dapat memberi manfaat,
terutama untuk melihat sejauh mana perkembangan dari berbagai kegiatan
pembangunan yang telah kita capai selama ini dan yang akan kita laksanakan di
masa mendatang. Selain itu, data dan informasi tersebut dapat juga disajikan
sebagai bahan pembanding dan perumusan dalam membuat analisis penyusunan
perencanaan serta menentukan kebijakan.
Semoga buku ini bermanfaat bagi kita sekalian, terima kasih.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Serang, Agustus 2004


KEPALA BAPEDA PROPINSI BANTEN,

Ir. H. Syahrul Ibrahim, M.Eng, M.Si


NIP. 010110193
Banten Dalam Angka 2003

xvii

FOREWORD
REGIONAL PLANNING BOARD OF BANTEN PROVINCE

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabaraokatuh,

Banten in figure 2003 is a statistics data that always published by BPS


Statistics of Banten Province every year, cooperative with Regional Planning
Board of Banten Province.
Data and information that presented are source of Official, Agency,
Department of Government, and Privacy in Banten Province. We realized in this
book is not perfect completely, and to improve the quality of data and
information we hope participate of Institution, Agency, and Privacy with BPS
Statistics of Banten Province to make completely , continuously and sustainable
for publish Banten in figure in next year.
By publishes this book, we hope made advantage, especially for notice
the growth of development activity that already done and make god planning for
next time. Unless that data and information attain also as wrapping,
comparable, and formulated for analysis in disposition planning and assign
subtlety.
I hope this book had beneficial toward our, and thank you.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarikatuh.

Serang, Agustus 2004


CHIEF OF
REGIONAL PLANNING BOARD OF BANTEN PROVINCE

Ir. H. Syahrul Ibrahim, M.Eng., M.Si.


NIP : 010110193
Banten Dalam Angka 2003

xviii

LAMBANG PROPINSI BANTEN


LOGO OF BANTEN PROVINCE

Arti Lambang

BENTUK, UKURAN DAN ARTI LAMBANG


PROPINSI BANTEN

Lambang daerah berbentuk perisai dengan warna dasar hijau, didalamnya


terdapat gambar unsur-unsur lambang dan tulisan BANTEN, serta
didesain pita berwarna kuning dengan tulisan IMAN TAQWA .

Lambang daerah terdiri dari 2 (dua) bagian perincian sebagai berikut :

a. Bentuk Gambar terdiri dari :


1.

Kubah Mesjid, melambangkan kultur masyarakat Banten yang agamis.

2.

Bintang Ilahi, Pengejawantahan Pancaran Semangat Keyakinan yang


menyinari seluruh jiwa masyarakat Banten

3.

Menara Mesjid Agung Banten bertingkat dua berwarna putih dengan


Memolo berwarna merah, menjulang tinggi ke angkasa, melambangkan
masyarakat

Banten

mempunyai

semangat

yang

tinggi

untuk

mewujudkan masyarakat madani, serta adanya tujuan mulia yang


senantiasa berpedoman pada petunjuk Allah Swt, Menara Mesjid
Agung juga melambangkan Budaya dan Historis Banten yang kokoh
pada pendirian zaman kesultanan.
4.

Gapura kaibon berwarna putih, melambangkan Daerah Propinsi Banten


sebagai

pintu

gerbang

peradaban

dunia

dan

pintu

gerbang

perekonomian dan lalu lintas internasional menuju era globalisasi.


5.

Padi berwarna kuning berjumlah 17 (tujuh belas) dan kapas berwarna


putih berjumlah 8 (delapan) tangkai, 4 (empat) kelopak berwarna
coklat, 5 (lima) kuntum bunga melambangkan Propinsi Banten
merupakan daerah agraris yang cukup sandang, pangan, jumlah padi
dan kapas menunjukkan hasil Proklamasi Republik Indonesia 17
Agustus 1945.

Banten Dalam Angka 2003

xxi

Arti Lambang

6.

Gunung berwarna hitam, melambangkan kekayaan sumber daya alam


dan tekstur tanah yang agak bergelombang tidak merata terdiri dari
dataran rendah dan pegunungan.

7.

Badak Bercula Satu berwarna hitam, adalah satwa langka satu-satunya


yang dilindungi dunia, melambangkan masyarakat yang pantang
menyerah dalam menegakan kebenaran dan dilindungi oleh hukum.

8.

Laut berwarna biru dengan gelombangnya yang berwarna putih


berjumlah 17 (tujuh belas) melambangkan daerah maritim yang kaya
dengan potensi lautnya, mencerminkan historis dan peluang ke depan
Banten sebagai Bandar Samudera Perdagangan Internasional serta
mengandung

makna

kedalaman

jiwa,

keluasan

wawasan

dan

pandangan, muara tempat berlindungnya masyarakat Banten.


9.

Roda gerigi berwarna abu-abu berjumlah 10 (sepuluh), melambangkan


orientasi semangat kerja pembangunan serta menunjukkan sektor
industri.

10. Dua garis Marka, Landasan Pacu Bandara Soekarno Hatta berwarna
putih dan 3 (tiga) Lampu Pemandu (Beacon Light) berbentuk bulatan
berwarna kuning melambangkan pemacu semangat untuk mencapai
cita-cita. Makna yang terkandung dalam angka 8 (delapan), 9
(sembilan) dan 10 (sepuluh) mempunyai arti lahirnya Propinsi Banten
yang ditetapkan dan diundangkannya Undang-undang Nomor 23 tahun
2000, tentang pembentukan Propinsi Banten, pada tanggal 17 Oktober
2000.
11. Pita berwarna kuning sebagai pengikat, melambangkan betapa indah
dan kuatnya ikatan persatuan dan kesatuan dalam integritas dan
heteroginitas masyarakat Banten.
12. Semboyan Lambang daerah IMAN TAQWA sebagai landasan
pembangunan

menuju

Banten

Mandiri,

maju

dan

sejahtera

(Darussalam).
Banten Dalam Angka 2003

xxii

Arti Lambang

b. Makna Warna Lambang :


1.

Warna merah, melambangkan keberanian yang didasari kebenaran.

2.

Warna putih, melambangkan kesucian, kebijaksanaan dan kearifan.

3.

Warna Kuning, melambangkan Kemuliaan, warna jiwa, lambang


cahaya dan kebahagiaan, lambang kejayaan dan keluhuran budi.

4.

Warna hitam, melambangkan keteguhan, kekuatan dan ketabahan hati.

5.

warna abu-abu, melambangkan ketabahan.

6.

Warna biru, melambangkan kejernihan, warna laut melambangkan


kedamaian, ketenangan.

7.

Warna hijau, melambangkan kesuburan.

8.

Warna coklat, melambangkan kemakmuran.

Banten Dalam Angka 2003

xxiii

Arti Lambang

SHAPE, SIZE, AND THE MEANING OF BANTEN PROVINCE SYMBOLS

Regional symbols has shape a shield with intrinsic green, inside the
symbols has picture of element and autograph BANTEN and at the yellow
tape has autograph IMAN TAQWA.
Regional Symbols have 2 (two) part:
a.

Shape of picture:
1.

Dome of Mosque; typify of Banten people that religious.

2.

Star of God, express the spirit that shining the soul of Banten
people.

3.

Great tower of Mosque of Banten with two terrace, express


Banten people have highest spirit to realize madani people,
and objective which always constantly with percept Allah Swt.
The tower of mosque also typify culture and history of Banten
that staple at opinion of kingdom era (kesultanan)

4.

White Kaibon Stone, typify of Banten Province area is the first


port of world culture and economic, and international traffic
to global era.

5.

17 yellow paddys and 8 white cottons, typify Banten Province


is an agriculture area that adequate, cloths, food, amount of
paddys and cottons evince outcome declaration of Republic
of Indonesia, August 17, 1945.

6.

Black grey mountain, typify the natural resources and texture


of land that quite surge legible prevail.

7.

One-horned rhinoceros is the one of wild animal whose


protected in the world, typifies the people never surrender in
justice the trough and protected by the law.

Banten Dalam Angka 2003

xxiv

Arti Lambang

8.

Blue ocean with 17 white long wave, typify marine area that
affluent of ocean resources reflects the history and advantage
in the future of Banten as a port of international trade.

9.

10 grey of gear, typify orientation of working spirit and evince


industries sectors.

10. 2 line mark, runways of Soekarno Hatta airport with colored


white, and 3 Beacon light with colored yellow, typify basic
spirit for gain aspire. The number of 8, 9, and 10 have
meaning of institution of Banten Province has ever born at
October 17, 2000 that legitimated with Act Number 23 year
2000.
11. Yellow tape as a union, typify as mansion as beauty and
tightly of unity of integrate and heterogeneous of Banten
people.
12. Word of symbols IMAN TAQWA as anvil foundation to gain
Banten, onward and welfare (Darussalam).
b.

The meaning of symbol colors.


1.

Red, typify courage base on by the truth.

2.

White, typify the purification, wise and tactful.

3.

Yellow, typify distinction, symbol of shine and happiness,


glory and intelligent.

4.

Black, typify strengthen, strongly and resoluteness.

5.

Grey, typify firmness

6.

Blue, typify clarity, ocean color are symbol of reconcilement


and calm.

7.

Green, typify fertile.

8.

Brown, typify prosperity

Banten Dalam Angka 2003

xxv

Sejarah Singkat Banten

SEJARAH SINGKAT BANTEN

Banten sebagai nama suatu wilayah sudah dikenal dan diperkenalkan


sejak abad ke 14. Mula-mula Banten merupakan pelabuhan yang sangat ramai
disinggahi kapal dan dikunjungi pedagang dari berbagai wilayah hingga orang
Eropa yang kemudian menjajah bangsa ini.

Pada tahun 1330 orang sudah

mengenal sebuah negara yang saat itu disebut Panten, yang kemudian wilayah
ini dikuasai oleh Majapahit di bawah Mahapatih Gajah Mada dan Raja Hayam
Wuruk.

Pada masa-masa itu Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Demak

merupakan dua kekuatan terbesar di Nusantara.

Tahun 1524 1525 para

pedagang Islam berdatangan ke Banten dan saat itulah dimulai penyebaran


agama Isalm di Banten. Sekitar dua abad kemudian berdiri Kadipaten Banten di
Surasowan pada 8 Oktober 1526. Pada tahun 1552 1570 Maulana Hasanudin
Panembahan Surosowan menjadi Sultan Banten pertama. Sejak itu dimulailah
pemerintahan kesultanan di Banten yang diakhiri oleh Sultan Muhammad
Rafiuddin (1813 1820) merupakan sultan ke dua puluh setelah sultan dan
rakyat masa sebelumnya berperang melawan penjajah.

Namun demikian

perjuangan rakyat Banten terus berlanjut hingga detik terakhir kaki penjajah
berada di bumi Banten.
Setelah memasuki masa kemerdekaan muncul keinginan rakyat Banten
untuk membentuk sebuah provinsi. Niatan tersebut pertama kali mencuat di
tahun 1953 yang kemudian pada 1963 terbentuk Panitia Provinsi Banten di
Pendopo Kabupaten Serang. Dalam pertemuan antara Panitia Provinsi Banten
dengan DPR-GR sepakat untuk memperjuangkan terbentuknya Provinsi Banten.
Pada tanggal 25 Oktober 1970 Sidang Pleno Musyawarah Besar Banten
mengesahkan Presidium Panitia Pusat Provinsi Banten.

Banten Dalam Angka 2003

Namun ternyata

xxvii

Sejarah Singkat Banten

perjuangan untuk membentuk Provinsi Banten dan terpisah dari Jawa Barat
tidaklah mudah dan cepat. Selama masa Orde Baru kenginan tersebut belum
bisa direalisir.
Pada Orde Reformasi perjuangan masyarakat Banten semakin gigih
karena mulai terasa semilirnya angin demokrasi dan isu tentang otonomi daerah.
Pada 18 Juli 1999 diadakan Deklarasi Rakyat Banten di Alun-alun Serang yang
kemudian Badan Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten menyusun Pedoman
Dasar serta Rencana Kerja dan Rekomendasi Komite Pembentukan Provinsi
Banten (PPB). Sejak itu mulai terbentuk Sub-sub Komite PPB di berbagai
wilayah di Banten untuk memperkokoh dukungan terbentuknya Provinsi
Banten. Setelah melalui perjuangan panjang dan melelahkan akhirnya pada 4
Oktober 2000 Rapat Paripurna DPR-RI mengesahkan RUU Provinsi Banten
menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi
Banten.

Kemudian pada tanggal 17 Oktober 2000 Presiden Abdurrahman

Wahid mengesahkan UU No. 23 Tahun 2000 tentang PPB. Sebulan setelah itu
pada 18 Nopember 2000 dilakukan peresmian Provinsi Banten dan pelantikan
Pejabat Gubernur H. Hakamudin Djamal untuk menjalankan pemerintah
provinsi sementara waktu sebelum terpilihnya Gubernur Banten definitif. Pada
tahun 2002 DPRD Banten memilih Dr. Ir. H. Djoko Munandar, MEng dan Hj.
Atut Chosiyah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Banten pertama.

Sumber: Buku Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan Kronologis Terbentuknya


Propinsi Banten 1953 2000 oleh Drs. E. Iwa Tuskana Supandri.

Banten Dalam Angka 2003

xxviii

Sejarah Singkat Banten

Brief History of Banten Province

Banten is the name of the area has been know since 14 century. In the
beginning Banten is a port which the ships and trader are coming from any
country, and finally Euro people control this area. In 1330 people have known a
country which as Panten, and then this area controlled by Kingdom of
Majapahit with Gajah Mada and Hayam Wuruk as a leader. At that time,
Kingdom of Majapahit and Kingdom of Demak are two of Kingdom has power
in Nusantara (Indonesia). In 1524 1525 Moslem traders came to Bnaten and
that time; begin of Islam religious growth in Banten. In about two century later,
regency (Kadipaten) of Banten has been build at Surasowan in October 8, 1526.
In 1552 -1570 Maulana Hasanudin Princes (Panembahan) of Surasowan
become the first leader (Sultan) of Baneten. At that time the government of
Sultan has begun which finally Sultan Muhammad Rafiuddin (1813 1820) is
the 20th Sultan with all the people of Banten attack for the illegal government.
But war of Banten forever until the illegal government goes out from Banten.
Since the freedom of Indonesia, people of Banten want to build a
Banten province. That hoping had existed since 1953 and in 1963 made
committee of Banten Province at Serang regency. In the meeting between
Committee of Banten Province with legislative (DPR-GR) agree to make a
frame of Banten province. In October 25, 1970 the great meeting of Banten has
declared the Presidium of Committee of Banten Province. But not convenient to
build the province which unravel of West Java. In era Orde Baru struggle of
Banten Province can not release yet.
In reformation order (Orde Reformasi), struggle of Banten people is
very obstinate because free democracy and regency autonomy (self-government)
has issue by central government. In July 18, 1999 there was declaration of

Banten Dalam Angka 2003

xxix

Sejarah Singkat Banten

Banten people in Serang, later official of Committee of Banten Province (Badan


Pekerja Komite Panitia Provinsi Banten) arrange the basic guide and job
planning recommended Committee of Institution of Banten Province (Komite
Pembentukan Provinsi Banten /PBB). Since that, conformed subs of commission
PBB in some regency in Banten to fasted conformation of Banten Province.
After through martial aborious ultimately at October 4, 2000 tight at great
meeting of legislative (Rapat Paripurna DPR-RI) affirm draft of law (RUU) of
Banten Province become act the law No. 23 Year 2000 about Institution of
Banten Province. Posterior at October 17, 2000 President Abdurrahman Wahid
affirms the law No. 23 Year 2000 about PBB. One month after that at November
18, 2000 there was agreement of Banten Province, and functionary governor H.
Hakamudin Djamal to implement officer transitory province before definitive
governor electing. In 2002 Local legislative (DPRD) of Banten elected Dr. Ir. H.
Djoko Munandar, M.Eng as Governor, and Hj. Atut Chosiyah as Vice Governor.

Source:
Drs. E. Iwa Tuskana Supandri, Sekapur Sirih Perjalanan Panjang dan
Kronologis Terbetuknya Propinsi Banten 1953 - 2000.
.

Banten Dalam Angka 2003

xxx

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 16 TAHUN 1997
TENTANG STATISTIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai
kegiatan di segenap aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dalam pembangunan nasional
sebagai pengamalan Pancasila, untuk memajukan
kesejahteraan rakyat dalam rangka mencapai cita-cita
bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945;

Mengingat :

Banten Dalam Angka 2003

b.

bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan


statistik tersebut, diperlukan langkah-langkah untuk
mengatur penyelenggaraan statistik nasional terpadu
dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang
andal, efektif, dan efisien;

c.

bahwa Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang


Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang
Statistik pada saat ini tidak sesuai lagi dengan
perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat, dan
kebutuhan pembangunan nasional;

d.

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dalam huruf a, b, c di atas, dipandang perlu membentuk
Undang-undang tentang Statistik yang baru;

Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar


1945;

xxxi

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Dengan persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG STATISTIK.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1.

Statistik adalah data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan,


penyajian, dan analisis serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar
unsur dalam penyelenggaraan statistik.

2.

Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri


khusus) suatu populasi.

3.

Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur
yang secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam
penyelenggaraan statistik.

4.

Kegiatan statistik adalah tindakan yang meliputi upaya penyediaan dan


penyebarluasan data, upaya pengembangan ilmu statistik, dan upaya yang
mengarah pada berkembangnya Sistem Statistik Nasional.

5.

Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


keperluan yamng bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat,
yang memiliki ciri-ciri lintas sektoral, berskala nasional, makro, dan
penyelenggaraannya menjadi tanggung jawab Badan.

6.

Statistik sektoral adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan instansi tertentu dalam rangka penyelenggaraan
tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan yang merupakan tugas pokok
instansi yang bersangkutan.

7.

Statistik khusus adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk


memenuhi kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan
kepentingan lain dalam kehidupan masyarakat, yang penyelenggaraannya

Banten Dalam Angka 2003

xxxii

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat


lainnya.
8.

Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan


semua unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk
memperoleh karakteristik suatu populasi pada saat tertentu.

9.

Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan


sampel untuk memperkirakan karakteristik suatu populasi pada saat
tertentu.

10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan,


penyajian, dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang
ada pada pemerintah dan atau masyarakat.
11. Badan adalah Badan Pusat Statistik.
12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik
yang berupa instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, benda maupun
objek lainnya.
13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatu populasi.
14. Sinopsis adalah suatu ikhtisar penyelenggaraan statistik.
15. Penyelenggara kegiatan statistik adalah instansi pemerintah, lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya.
16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelenggara
kegiatan statistik untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui
wawancara, pengukuran, maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik.
17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang, dan atau
unsur masyarakat lainnya yang ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.
BAB II
ASAS, ARAH, DAN TUJUAN
Pasal 2
Selain berlandaskan asas-asas pembangunan nasional, undang-undang ini juga
berasaskan :
Banten Dalam Angka 2003

xxxiii

UU No. 16 Tahun 1997

a.

keterpaduan;

b.

keakuratan; dan

c.

kemutakhiran.

Statistik

Pasal 3
Kegiatan statistik diarahkan untuk :
a.

mendukung pembangunan nasional;

b.

mengembangkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan efisien;

c.

meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan

d.

Mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Pasal 4

Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik yang lengkap,


akurat dan mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang
andal, efektif, dan efisien guna mendukung pembangunan nasional.

BAB III
JENIS STATISTIK DAN CARA
PENGUMPULAN DATA
Bagian Pertama
Jenis Statistik
Pasal 5
Berdasarkan tujuan pemafaatannya, jenis statistik terdiri atas:
a.

statistik dasar;

b.

statistik sektoral; dan

c.

statistik khusus.

Banten Dalam Angka 2003

xxxiv

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Pasal 6
(1)

Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatanya untuk umum,


kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(2)

Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan


memanfaatkan statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak
seseorang atau lembaga yang dilindungi Undang-undang.
Bagian Kedua
Cara Pengumpulan Data
Pasal 7

Statistik diselenggarakan melalui pengumpulan data yang dilakukan dengan


cara:
a.

sensus;

b.

survei;

c.

kompilasi produk administrasi; dan

d.

cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.


Pasal 8

(1)

(2)

Sensus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a diselenggarakan


sekurang-kurangnya sekali dalam 10 (sepuluh) tahun oleh Badan, yang
meliputi:
a.

sensus penduduk;

b.

sensus pertanian; dan

c.

sensus ekonomi.

Penetapan tahun penyelenggaraan dan perubahan jenis sensus


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 9

Banten Dalam Angka 2003

xxxv

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

(1)

Survei sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b diselenggarakan


secara berkala dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci.

(2)

Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis


untuk menjembatani 2 (dua) sensus tersebut.
Pasal 10

(1)

Kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7


huruf c dilaksanakan dengan memanfaatkan berbagai dokumen produk
administrasi.

(2)

Hasil kompilasi produk administrasi milik instansi pemerintah terbuka


pemanfaatannya untuk umum, kecuali ditentukan lain oleh peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(3)

Setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengetahui dan


memanfaatkan hasil kompilasi produk administrasi milik lembaga,
organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dengan tetap
memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang dilindungi undangundang.

BAB IV
PENYELENGGARAAN STATISTIK
Bagian Pertama
Statistik Dasar
Pasal 11
(1)

Statistik dasar diselenggarakan oleh Badan.

(2)

Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), Badan memperoleh data dengan cara:
a. sensus;
b. survei;
c. kompilasi produk administrasi; dan
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Banten Dalam Angka 2003

xxxvi

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Bagian Kedua
Statistik Sektoral
Pasal 12
(1)

Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup


tugas dan fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan.

(2)

Dalam menyelenggarakan statistik


memperoleh data dengan cara:

sektoral,

instansi

pemerintah

a. survei;
b.

kompilasi produk administrasi; dan

c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan


teknologi.
(3)

Statistik sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila


statistik tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan
jangkauan populasi berskala nasional.

(4)

Hasil statistik sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi


pemerintah wajib diserahkan kepada Badan.
Bagian Ketiga
Statistik Khusus
Pasal 13

(1)

Statistik khusus diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga,


organisasi, perorangan maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri
atau bersama dengan Badan.

(2)

Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksusd dalam


ayat (1), masyarakat memperoleh data dengan cara:
a. survei;
b. kompilasi produk administrasi; dan
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.

Banten Dalam Angka 2003

xxxvii

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Pasal 14
(1)

Dalam rangka pengembangan Sistem Statistik Nasional, masyarakat


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) wajib memberitahukan
sinopsis kegiatan statistik yang telah selesai diselenggarakannya kepada
Badan.

(2)

Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat:


a. judul;
b.

wilayah kegiatan statistik;

c. objek populasi;
d.

jumlah responden;

e. waktu pelaksanaan;
f.

metode statistik;

g.

nama dan alamat penyelenggara; dan

h.

abstrak.

(3)

Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos,


jaringan komunikasi data, atau cara penyampaian lainnya yang dianggap
mudah bagi penyelenggara kegiatan statistik.

(4)

Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1), tidak berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan intern.

BAB V
PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN
Pasal 15
(1)
(2)

Badan
berwenang
mengumumkan
hasil
statistik
diselenggarakannya.
Pengumuman hasil statistik dimuat dalam Berita Resmi Statistik.

Banten Dalam Angka 2003

yang

xxxviii

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Pasal 16
Badan menyebarluaskan hasil statistik yang diselenggarakannya.

BAB VI
KOORDINASI DAN KERJA SAMA
Pasal 17
(1)

Koordinasi dan kerja sama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh


Badan dengan instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan
daerah.

(2)

Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik


Nasional, Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan
masyarakat untuk membangun pembakuan konsep, definisi, klasifikasi,
dan ukuran-ukuran.

(3)

Koordinasi dan kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


dilaksanakan atas dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta
menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

(4)

Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerja sama
penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan
masyarakat diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 18

(1)

Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga dilakukan oleh Badan,


instansi pemerintah, dan atau masyarakat dengan lembaga internasional,
negara asing, atau lembaga swasta asing sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

(2)

Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat


(1) didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan,
instansi pemerintah, atau masyarakat Indonesia.
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Penyelenggara Kegiatan Statistik

Banten Dalam Angka 2003

xxxix

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Pasal 19
Penyelenggara kegiatan statistik berhak memperoleh keterangan dari responden
mengenai karakterisrik setiap unit populasi yang menjadi objek.
Pasal 20
Penyelenggara kegiatan statistik wajib memberikan kesempatan yang sama
kepada masyarakat untuk mengetahui dan memperoleh manfaat dari statistik
yang tersedia, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 21
Penyelenggara kegiatan statistik wajib menjamin kerahasiaan keterangan yang
diperoleh dari responden.
Bagian Kedua
Petugas Statistik
Pasal 22
Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah
ditentukan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Pasal 23
Setiap petugas statistik wajib menyampaikan hasil pelaksanaan statistik
sebagaimana adanya.
Pasal 24
Ketentuan mengenai jaminan kerahasiaan keterangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 berlaku juga bagi petugas statistik.
Pasal 25
Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda
pengenal, serta wajib memperhatikan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat,
tata krama, dan ketertiban umum.

Banten Dalam Angka 2003

xl

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Bagian Ketiga
Responden
Pasal 26
(1)

Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam


penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan.

(2)

Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat


memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25.
Pasal 27

Setiap responden wajib memberikan keterangan yang diperlukan dalam


penyelengaraan statistik dasar oleh Badan.

BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 28
(1)

Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung


jawab langsung kepada Presiden.

(2)

Badan mempunyai perwakilan wilayah di Daerah yang merupakan


instansi vertikal.

(3)

Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja


Badan, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih
lanjut dengan Keputusan Presiden.
Pasal 29

(1)

Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas


memberikan saran dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan.

(2)

Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan


independen, yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar,
praktisi, dan tokoh masyarakat.
Pasal 30

Banten Dalam Angka 2003

xli

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

(1)

Instansi pemerintah dapat membentuk satuan organisasi di lingkungannya


untuk melaksanakan statistik sektoral.

(2)

Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja


satuan organisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur oleh
instansi yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

(3)

Dalam menyelenggarakan statistik sektoral, satuan organisasi


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mengadakan koordinasi
dengan Badan untuk menerapkan penggunaan konsep, definisi,
klasifikasi, dan ukuran-ukuran yang telah dibakukan dalam rangka
pengembangan Sistem Statistik Nasional.

BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 31
Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat
melakukan pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan
masyarakat, agar lebih meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat
terhadap statistik, mengembangkan Sistem Statistik Nasional, dan mendukung
pembangunan Nasional.
Pasal 32
Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31, Badan
melakukan upaya-upaya sebagai berikut:
a.

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelenggaraan


statistik;

b.

mengembangkan statistik sebagai ilmu;

c.

meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat


mendukung penyelenggaraan statistik;

d.

mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan


pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam
kerangka semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik
lainnya;

Banten Dalam Angka 2003

xlii

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

e.

mengembangkan sistem informasi statistik;

f.
g.

meningkatkan penyebarluasan informasi statistik;


meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik
untuk mendukung pembangunan nasional; dan

h.

meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.


Pasal 33

Pelaksanaan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 diatur lebih


lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana dengan pidana penjara paling lama 2
(dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah).
Pasal 35
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu)
tahun atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Pasal 36
(1)

Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan


yang sah tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal
20, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).

(2)

Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar


ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak
Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah).

Banten Dalam Angka 2003

xliii

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Pasal 37
Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
tahun 6 (enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas
juta rupiah).
Pasal 38
Responden yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6
(enam) bulan dan denda paling banyak Rp. 25.000.000,00 (dua puluh lima juta
rupiah).
Pasal 39
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah mencegah,
menghalang-halangi, atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik
yang dilakukan oleh penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik
sektoral, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda
paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 40
(1)
(2)

Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34, Pasal 36 ayat (2),
Pasal 37, Pasal 38, dan Pasal 39 adalah kejahatan.
Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 dan Pasal 36 ayat
(1) adalah pelanggaran.

BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Semua peraturan pelaksanaan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang
Sensus dan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru
berdasarkan Undang-undang ini.

Banten Dalam Angka 2003

xliv

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat mulai berlakunya Undang-undang ini, maka Undang-undang Nomor 6
tahun 1960 tentang Sensus dan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang
Statistik dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 43
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

Disahkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
(Ttd)
SOEHARTO

Banten Dalam Angka 2003

xlv

UU No. 16 Tahun 1997

Statistik

Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 19 Mei 1997
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
(Ttd)
MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 1997 NOMOR 39
Salinan sesuai dengan aslinya

Salinan sesuai dengan


salinan aslinya

SEKRETARIAT KABINET
REPUBLIK INDONESIA
Kepala Biro Hukum
dan Perundang-undangan

BIRO PUSAT STATISTIK


Kepala Biro Kepegawaian
dan Organisasi

(Ttd)

(Ttd)

Lambock V. Nahattands

Pietojo, MSA

Banten Dalam Angka 2003

xlvi

Law of Number 16 of 1997

Statistics
LAW OF REPUBLIC OF INDONESIA
NUMBER 16 OF 1997
ON
STATISTICS

WITH THE MERCY AND COMPASSION OF THE ONE ONLY GOD


THE PRESIDENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA

Considering :

In View of :

a.

That a statistics are important of planning, Implementation,


Monitoring and evaluation of
various activities is every
aspect of the community, nation, state in the context of national
development , as the implementation of Panacea, which aims to
promote public Welfare in an effort to achieve the national goals as
stated in the preambule to the constitution of 1945;

b.

That in the above mentioned importance of statistics mean, that steps


must be taken to regulate integrated national statistics in the effort to
create a reliable, effective, and efficient National statistics System;

c.

That in the law number 6 of 1960 on Censuses and Law Number 7 of


1960 on Statistics are no longer appropriate in light of subsequent
developments, community demands, and the requirement of national
development;

d.

That in light of letter a, b, and c above, a new Law on Statistics is


demand necessary;

Article 5 Section (1) and Article 20 section (1) of the Constitution of 1945.

With the Approval of:


THE PEOPLE REPRESENTATIVE COUNCIL
OF THE INDONESIA DECREES:
To Stipulate : THE LAW ON STATISTICS
CHAPTER I
GENERAL PROVISIONS
Article 1
In this law :
1.

Statistics are the obtained by collection

Banten Dalam Angka 2003

xlvii

Law of Number 16 of 1997

Statistics

2.

preparation, presentation and analysis, and is system which regulates the connection between
elements of statistics collection.

3.

Data are information in the form of numbers which concern the special characteristics of
population.

4.

The National Statistics System is an institution consisting of parts which are interlinked in an
order manner to form a totality in statistical collections.

5.

Statistic activities are measures directed towards providing and disseminating data,
advancing the science of statistics, and eventually developing a national statistics system.

6.

Basic statistics are statistics utilized for a broad range of (Both government and community)
Purpose, which have cross-sectoral characteristics, are on a nation and macro scale, and will
be the responsibility of the agency.

7.

Sectoral statistics are statistics utilized to satisfy the need of particular institution in on effort
to perform the duties of the administration and to further development, the primary duty of the
institution in question.

8.

Special statistics are statistics utilized to fulfill The specific need of business, education,
socioculture, and community interest, undertaken by non government institution,
organizations, individuals, and/or other parts of the community.

9.

A census is a data collected by enumerating a census of all population units in the entire
territory of the republic of the Indonesia to determine the characteristic of population at a
given time.

10. A survey is data collection method whereby a simple census is taken in other estimate the
characteristics of a population at a given time.
11. The compilation of administrative products is collecting, preparing, presenting and analyzing
data from administrative records available from the government and/or community.
12. The agency is the BPS Statistics Indonesia.
13. Population is the unit or object of statistical activities, and includes government institutions,
non government institutions, organization, individuals, items, and so on.
14. A sample is a unit of the population used to estimate the characteristics of population.
15. A synopsis is an outline of a statistical collection.
16. A conductor of statistical activities may be a government institutions, a non government
institution, an organization, an individual, or another part of the community.
17. An enumerator is an individual assigned by the conductor of statistical activities to collect data
by interviewing, measuring (or using some other method on) the object of statistical activity.

18. A respondents a government institution, a non government institution, an organization, an


individual, or another part of the community which has been selected as the object of statistical
activity.

Banten Dalam Angka 2003

xlviii

Law of Number 16 of 1997

Statistics
CHAPTER II.
PRINCIPLES, DIRECTION, AND AIMS
Article 2

In addition to the basic principles of national development, this law based on :


a.

Integrity;

b.

Accuracy; and

c.

Currency.
Article 3

Statistical activities should :


a.

support national development;

b.

develop a reliable, effective, and efficient national statistics system;

c.

increase public awareness of the significance and function of statistics; and

d.

support development of science and technology.


Article 4

Statistical activities aim to provide complete, accurate, and current statistical data in order to create
a reliable, effective, and efficient national statistic system to support national development.

CHAPTER III.
TYPE OF STTISTICS AND METHOD OF DATA COLLECTION
Part one
Types of statistics
Article 5
Based on the purpose for which they are used, statistics are classified the following types:
a.

basic statistics;

b.

sectoral statistics; and

c.

special statistics.
Article 6

(1)

Basic statistics and sectoral statistics are available for public utilization unless it is specified
otherwise in prevailing legislation.

Banten Dalam Angka 2003

xlix

Law of Number 16 of 1997


(2)

Statistics

Every individual has equal opportunity to access and make use of special statistics but must
maintain regard for the legally protected right of a person or an institution.

Part two
Data Collection Methods
Article 7
Statistics are collected by :
a.

census;

b.

survey;

c.

the compilation of administrative products; and

d.

other methods in keeping with developments in science and technology.


Article 8

(1)

(2)

Censuses as referred to in article 7 letter a, will be conducted at least once every ten years by
the agency, and will consist of :
a.

a population census;

b.

an agricultural census; and

c.

an economic census.

Changes to the Census and when it is to be conducted as referred to in section


further regulated in a government regulation.

(1)will be

Article 9
(1)

Surveys is referred to in article 7 letter b, will be conducted periodically or at any time in


order to obtain detailed data.

(2)

Intercencal surveys will be carried out between censuses in order to bridge them.
Article 10

(1)

Compilation of administrative product referred to in article 7 letter c, will be collected by


utilizing various documents from administrative records.

(2)

Compilation of administrative products will be owned by government institution but will be


available for public utilization unless prevailing legislation specifies otherwise.

(3)

Every individual will have an equal Opportunity to access the compilation of administrative
product owned by a non government institution, an organization, an individual, or another
part of the community but must maintain regard for the legally protected right of an individual
or an institution.

Banten Dalam Angka 2003

Law of Number 16 of 1997

Statistics
CHAPTER IV.
STSTISTICS COLLLECTION
Part one
Article 11

(1)

The Agency is responsible for basic statistics collection.

(2)

When collecting basic statistics referred to in section (1), the agency will obtained date by :
a.

census;

b.

survey;

c.

compilation of administrative product; and

d.

other methods in keeping with developments in science and technology.

Part two
Sectoral Statistics
Article 12
(1)

A government institution will collect sectoral statistics in accordance with the scope of its
duties and function, either independently or in cooperation with the agency.

(2)

When collecting sectoral statistics, the government institution will obtained data by:
a.

survey;

b.

compilation of administrative products; and

c.

other methods in keeping with developments in science and technology.

(3)

Sectoral statistics must be collected in cooperation with the agency when the statistics can only
be obtained by census and need to be collected on a national scale.

(4)

The results of sectoral statistics activity when carried out by a government institution on its
own must be submitted to the agency.

Part Three
Specials Statistics
Article 13
(1)

Specials statistics will be collected by the community whether by a non government institution,
an organization, an individual, or another part of the community either independently or in a
cooperation with the agency.

Banten Dalam Angka 2003

li

Law of Number 16 of 1997


(2)

Statistics

The community may collect special statistics as referred to in section (1) by:
a.

Survey;

b.

The compilation of administration products; and

c.

other methods in keeping with developments in science and technology


Article 14

(1)

In order to develop a National Statistics System, the community as referred, to in article 13


section (1) must provide the Agency with a synopsis of the statistical activity that it as
undertaken when completed.

(2)

The synopsis referred to in section (1) should contain:


a.

a title;

b.

the are where statistical activities where conducted;

c.

the population;

d.

the number of respondents;

e.

the time taken;

f.

the statistical method;

g.

the name address of the conductor of statistics activities; and

h.

an abstract.

(3)

The synopsis can be delivered by post, a data communication network, or other mean deemed
convenient for the conductor of the statistical activity.

(4)

The obligation to provide a synopsis as referred to in section (1) does not apply to statistics
which are used to fulfill internal requirement.

CHAPTER V.
PUBLICATION AND DISEMINATION
Article 15
(1)

The agency may publish the statistics it has collected.

(2)

The statistics are to be published in the official Statistics News


Article 16

The agency is to disseminates the statistics it has collected.

Banten Dalam Angka 2003

lii

Law of Number 16 of 1997

Statistics
CHAPTER VI.
COORDINATION AND COOPERATION
Article 17

(1)

The coordination and cooperation the collection of statistics will be the responsibility of the
Agency in consultation with government institutions and the community, at both central and
regional levels.

(2)

In the frame work of achieving and developing a National Statistics System, the Agency will
cooperate with government institutions and the community to standardize concepts, definition
classifications, and measurements.

(3)

The coordination and cooperation referred to in section (1) are to be conduct on the basis of
partnership, and developments in science and technology will be anticipated and applied.

(4)

The method and scope of the coordination and cooperation in the collection of statistics
between the Agency, government institution, and the community will be further regulated by a
presidential Decree.
Article 18

(1)

There may also be cooperation in collecting statistics between the Agency, government
institutions, and/or the community and international institution, foreign countries institutions
in accordance with prevailing legislation.

(2)

The cooperation in he collection of statistics referred to in section (1) is based on the principle
that the principal conductor of the statistical activities will be the Agency, the government
institution, or the Indonesian community.

CHAPTER VII.
RIGHT AND OBLIGATIONS
Part one
Conductor of Statistic Activities
Article 19
The conductor of statistical activities may obtain information from respondents on the
characteristics of every population which is the object of the research.
Article 20
In accordance with prevailing legislation, the conductor of statistical activities must provide equal
opportunity to access available statistics.
Article 21
The conductor of statistical activities must ensure the confidentiality of the information obtained
from respondents.

Banten Dalam Angka 2003

liii

Law of Number 16 of 1997

Statistics
Part two
Enumerator
Article 22

Every enumerator from the Agency may enter an appointed working area in order to obtain
necessary information.
Article 23
Every enumerator must deliver the results of the statistical activity without altering team.
Article 24
Stipulation ensuring the confidentiality of the information collected referred to in article 21 also
apply to enumerators.
Article 25
Every enumerator must display his or her letter of assignment and/or identification, and must
observe religious beliefs, local customs, etiquette and public order.

Part three
Respondents
Article 26
(1)

Every individual has the right of to refuse to be respondent, except when the Agency is
collecting basic statistics.

(2)

Every respondent may turn away any enumerator who fails to satisfy the requirements of
article 25.
Article 27

Every respondent must provide the required information when the Agency is collecting basic
statistics.

CHAPTER VIII.
INSTITUTIONAL ISSUES
Article 28
(1)

The government will establish a Agency which will be under and directly responsible to the
president.

(2)

The Agency has regional representatives vertically.

(3)

Stipulations regarding the Agencys duties, function, organizational structure, and working
procedures, as referred to in section (1), will be further regulated by a presidential Decree.

Banten Dalam Angka 2003

liv

Law of Number 16 of 1997

Statistics
Article 29

(1)

The government will establish a statistics community forum which will provide advice on
statistics to the Agency.

(2)

The forum referred to in section (1) will not have a formal structure but will be independent, its
member will consist of government representatives, experts, practitioners, and public figure.
Article 30

(1)

A government institution may establish an organizational unit within its field of operation to
collect sectoral statistics.

(2)

The duties, functions, organizational structural, and working procedures of the organizational
unit referred to in section (1) will be regulated by the relevant institution base on prevailing
legislation.

(3)

When collecting sectoral statistics, the organizational unit referred to in section (1) must
coordinate with the Agency to apply standardized concepts, definitions, classifications, and
measurements to further develop the National Statistics System, and to support nations
development.

CHAPTER IX.
GUIDANCE
Article 31
The Agency will cooperate with government institution and the community to guide the statistics
collecting body and the community, in order to further increase the communitys contributions to,
and appreciation of statistic, to develop a National Statistic System, and to support national
development.
Article 32
The Agency should provide guidance as referred to in article 31, by:
a.

increasing the capabilities of the human resources used in statistics collections;

b.

developing statistics as a science;

c.

increasing mastery of science and technology which can support statistics collections;

d.

creating conditions that support the necessary standardization and development of


concepts, definitions, classifications, and measurements in cooperation with other
statistics collectors;

e.

developing an information statistic system;

f.

improving the dissemination of statistical information;

g.

increasing the ability to use and utilize statistics to support national development; and

Banten Dalam Angka 2003

lv

Law of Number 16 of 1997


h.

Statistics

promoting public awareness of the significance and function of statistics.


Article 33

The guidance directive referred to in article 31 will be further regulated in a government regulation.

CHAPTER X.
CRIMINAL PENALTIES/PROVISIONS
Article 34
Any individual who unlawfully conducts a census in breach of article 11 section (2) letter a, will be
subject to imprisonment for a period not exceeding two years and a fine not exceeding Rp.
50.000.000
Article 35
Any individual who deliberately violates article 14 section (1), will be subject to imprisonment for a
period not exceeding one year or a fine of up to Rp 25.000.000.
Article 36
(1)

any conductor of statistical activities who deliberate, and without legal justification, fail to
fulfill his or her obligation as set out in article 20, will be subject to imprisonment for one year
or a fine not exceeding Rp 25.000.000.

(2)

any conductor of statistical activities who deliberate violate article 21 will be subject to
imprisonment for a period not exceeding five years and a fine not exceeding Rp. 100.000.000.
Article 37

Enumerators who deliberately violate article 24 will be subject to imprisonment for a period not
exceeding one years and six month and a fine not exceeding 25.000.000.
Article 38
Respondent who deliberately violate article 27 will be subject to imprisonment for a period not
exceeding one year and six month and a fine not exceeding Rp. 25.000.000.
Article 39
Any individual who deliberately and without legal justification prevents, interrupts, or causes the
conductor of statistical activities to fail to collect basic or sectoral statistics will be subject to
imprisonment for a period not exceeding Rp. 100.000.000.
Article 40
(1)

The criminal acts referred to in article 34, article 36 section (2), article 37, article 38, and
article 39, are crimes.

(2)

The criminal acts referred to in article 35 and article 36 section (1) are violation.

Banten Dalam Angka 2003

lvi

Law of Number 16 of 1997

Statistics
CHAPTER XI.
TRANSITIONAL PROVISION
Article 41

All regulations which implement Law Number 6 of 1960 on censuses and Law Number 7 on
Statistics remain effective period they do not conflict with, or have not been repealed by, this Law or
any subsequent legislation.

CHAPTER XII.
CLOSING PROVISIONS
Article 42
When this Law takes effect, Law Number 6 of 1960 on census as Law Number 7 of 1960 on statistics
will be invalid.
Article 43
This Law will taken effect on hen date in is enacted. In order for every individual to know of this law,
this legislation must be published in this state gazette of the Republic of Indonesia.

Ratified in Jakarta
on May 19, 1997
The President of Republic of Indonesia
Signed

SOEHARTO
Promulgated in Jakarta
On may 19, 1997
THE MINISTER /ATATE SECRETARY
OF THE REPUBLIC OF INDONESIA
Signed

MOERDIONO

Banten Dalam Angka 2003

lvii

Law of Number 16 of 1997

Statistics

STATE GAZATTE OF THE REPUBLIC OF INDONESIA OF 1997 NUMBER 39


Copy of original text

SECRETARY OF THE CABINET OF


THE REPUBLIC OF INDONESIA
Head of the bureau of

Copy of original text

BPS - STATISTIC INDONESIA


head of the bureau of
Personnel and organization,

law and regulations,


signed

Lambock V. Nahattands

Banten Dalam Angka 2003

signed

Pietojo, MSA

lviii

Daftar Isi

DAFTAR ISI
CONTENTS
Halaman
Page
Peta Administrasi Propinsi Banten
Administration Map of Banten Province

Kata Pengantar
Preface .

vii

Sambutan Gubernur Banten


Foreword of The Governor of Banten.

xi

Sambutan Kepala Bapeda Propinsi Banten ..


Foreword of The Bapeda of Banten Province

xvii

Lambang Banten
Logo of Banten

xix

Sejarah Singkat Banten ...


History of Banten

xxvii

Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 Tentang Statistik


Law of Number 16 of 1997 on Statistics

xxxi

Daftar Isi
Contents

lix

Daftar Gambar
List of Figures .

lxxiv

Daftar Tabel
List of Tables .

lxiv

Penjelasan Umum
Explanatory Notes

lxxxiii

Bab I. Kondisi Geografis dan Iklim


Geography Situation

Bab II. Pemerintahan


Government

15

Bab III. Penduduk dan Tenaga Kerja


Population and Manpower
3.1. Penduduk
Population
3.2. Tenaga Kerja
Manpower
Bab IV. Sosial
Social
4.1. Pendidikan
Banten Dalam Angka 2003

25
30
36

71
72

lix

Daftar Isi
Education
4.2. Kesehatan dan Keluarga Berencana
Health and Family Planning
4.3. Sosial Lainnya
Other Social Matters .
4.4 Perumahan dan Lingkungan
Housing and Environment .
Bab V. Pertanian
Agriculture
5.1. Pertanian Tanaman Pangan
Food Crops
5.2. Tanaman Perkebunan
Estate Crops
5.3. Peternakan
Animal Husbandry
5.4. Perikanan
Fishery
Bab VI. Industri, Penggalian, Listrik Dan Air Minum
Manufacturing, Quarrying, Electricity and Drinking Water ..
6.1. Industri Pengolahan
Manufacturing
6.2. Penggalian
Quarrying
6.3. Listrik dan Air Minum
Electricity and Drinking Water ..
Bab VII. Perdagangan, Hotel dan Pariwisata
Trade, Hotel and Tourism .
7.1. Perdagangan
Trade ..
7.2. Hotel dan Pariwisata
Hotel and Tourism ..
Bab VIII. Perhubungan
Transportation ..
8.1. Perhubungan Darat
Land Transportation ..
8.2. Perhubungan Udara

76
81

83

134
134
136
137
138

190
190
193
193

214
214
215

242
242

Air Transportation ...


8.3. Perhubungan Laut

246

Sea Transportation ..

247

Bab IX. Keuangan dan Harga-harga


Finance and Prices .
9.1. Investasi
Investment .
9.2. Indeks Harga Konsumen
Consummer Index Price .
9.3. Harga-harga dan Indeks Harga
Prices
Banten Dalam Angka 2003

276
276
278
279

lx

Daftar Isi

Bab X. Pendapatan Regional


Regional Income

332

Bab XI. Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk


Food Availability and Population Expenditure .
11.1. Ketersediaan Pangan

352

Food Availability ...


11.2. Pengeluaran Penduduk

352

Population Expenditure
11.3. Lainnya
Others .

352

Banten Dalam Angka 2003

353

lxi

Daftar Gambar

DAFTAR GAMBAR
LIST OF FIGURES
Halaman
Page

Grafik 3.1.

Perkembangan Jumlah Penduduk Banten Tahun 1961-2003

44

Grafik 3.2.

Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Banten, Tahun 1961-2003

44

Grafik 3.3.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK Kabupaten/Kota Di Banten .

45

Grafik 3.4.

Persentase Penduduk Banten Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha


Utama

45

Penduduk Usia 7-24 Tahun Yang Masih Sekolah Menurut Jenis


Kelamin Tahun 2003 ...

86

Grafik 4.2.

Rasio Murid-Guru Menurut Jenjang Pendidikan, Tahun 2003 .

86

Grafik 4.3.

Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut


Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan, Tahun 2003 .

87

Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi menurut Jenis Kejahatan


Yang Dilaporkan Ke Polwil Banten, Tahun 2002 dan 2003

87

Luas Panen Padi Palawija Menurut Kabupaten di Banten Tahun 2003


(Ha) ...

139

Produktivitas Padi Palawija Menurut Kabupaten di Banten Tahun 2003


(Kuintal/Ha) ..

139

Grafik 6.1

Jumlah Perusahaan Industri Besar/Sedang di Banten Tahun 2001 2002

196

Grafik 6.2.

Jumlah Perusahaan Industri Menurut Golongan Industri Besar/Sedang


di Banten Tahun 2002 ...

196

Volume Ekspor dan Impor di Pelabuhan Cigading dan Merak Tahun


2002-2003 ...

217

Nilai Ekspor dan Impor di Pelabuhan Cigading dan Merak Tahun 2002
-2003.

217

Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah Korban di Banten


Tahun 2003 ...

249

Grafik 8.2.

Banyaknya Penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta Tahun 2003 ..

249

Grafik 8.3.

Banyaknya Barang dan Pos Paket yang Dimuat dan Dibongkar di


Bandara Soekarno Hatta 2003..

250

Grafik 9.1.

Nilai Rencana Investasi PMA Menurut Asal Negara Tahun 2003 ...

276

Grafik 9.2.

Penerimaan PBB Menurut Kabupaten/Kota di Banten Tahun 2003

276

Grafik 4.1.

Grafik 4.4.

Grafik 5.1.

Grafik 5.2.

Grafik 7.1.

Grafik 7.2.

Grafik 8.1.

Banten Dalam Angka 2003

lxii

Daftar Gambar
Grafik 9.3.

Grafik 10.3.

Grafik 10.4.

Inflasi Kota Serang Cilegon Menurut Kelompok Pengeluaran Tahun


2003 ...

277

Peranan Sektor Dalam PDRB Banten Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2003 ...

337

Peranan Sektor Dalam PDRB Banten Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2003 ...

337

Banten Dalam Angka 2003

lxiii

Daftar Tabel

DAFTAR TABEL
LIST OF TABLES
Halaman
Page
BAB I

KONDISI GEOGRAFIS DAN IKLIM


GEOGRAPHICAL SITUATION AND CLIMATE

1.1.

Jarak Antar Kota di Banten dan Sekitarnya.


Distance Among Selected Cities in Banten and Nearby
Keadaan Iklim di Banten..
Condition of Climate in Banten
Suhu Udara Rata-Rata Maksimum dan Minimum di
Stasiun OBS.
Average Maximum and Minimum Temperature at
Observation Station 2003
Rata-Rata Curah Hujan, Kelembaban Udara, dan
Kecepatan Angin di Stasiun OBS
Average of Rainfalls, Relative, Humidity, Wind
Velocity at Observation Station 2003
Keadaan Musim Kemarau di Banten
Situation of Dry Season in Banten
Keadaan Musim Penghujan di Banten.
Situation of Rainy Season in Banten
Luas Tanah dan Penggunaanya Menurut
Kabupaten/Kota
Land Area and its Usage by Regency/Municipality
2002

1.2.
1.3.

1.4

1.5.
1.5.
1.6.

BAB II

PEMERINTAHAN
GOVERNMENT

2.1.

Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Banten


2003 ...
Number of Districts, Special Villages and Villages
in Banten
Jumlah Personil Hansip Menurut Klasifikasi di Banten
2003...
Number of Civilian Reserve Personnel by
Classification in Banten
Jumlah Anggota DPRD Kab/Kota Menurut Jenis Partai
di Banten 2003
Number of Parliament Decrees of Banten
Jumlah Keputusan DPRD Propinsi Banten 2003.....
Number of Parliament Decrees of Banten
Jumlah Desa Menurut Klasifikasi di Banten 2003
Number of Villages by Classification in Banten
Jumlah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa
(LKMD) Menurut Kategori di Banten 2003 .
Number of LKMD by Category in Banten

2.2.

2.3.

2.4.
2.5.
2.6.

Banten Dalam Angka 2003

6
7

10
11

12

16

17

18
20
21
22

lxiv

Daftar Tabel
BAB III

PENDUDUK DAN TENAGA KERJA


POPULATION AND MANPOWER

3.1.

PENDUDUK
POPULATION

3.1.1.

Perkembangan Penduduk di Banten 1961 - 2003.....


Number of Population in Banten
Laju Pertumbuhan Penduduk di Banten 1961-2003.
Population Growth Rate in Banten
Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis
Kelamin di Banten 2003...
Number of Household and Population by Sex in Banten
Penduduk Warga Negara Asing Cina dan Warga
Negara Asing Lainnya di Banten 2000...
Number of Chinese and Other Aliens in Banten
Luas Wilayah, Rata-rata Penduduk Per Km2 dan Per
Rumah Tangga di Banten 2003...
Region Area, Population Average Per Square Km and
Per Household in Banten
Proyeksi Penduduk Laki-laki Menurut Kelompok
Umur di Banten 2004-2006...
Projection of Male Population by Age Group in Banten
Proyeksi Penduduk Perempuan Menurut Kelompok
Umur di Banten 2004-2006
Projection of Female Population by Age Group in
Banten
Proyeksi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut
Kelompok Umur di Banten 2004-2006..
Projection of Male and Female Population by Age
Group in Banten
Proyeksi Penduduk Laki-laki Menurut Kab/Kota di
Banten 2004-2006...
Projection of Male Population by regegency /
Municipality in Banten
Proyeksi Penduduk Perempuan Menurut Kab/Kota di
Banten.
Projection of Female Population by regency/
Municipality in Banten 2004 2006
Proyeksi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut
Kab/Kota di Banten 2004-2006.
Projection of Male and Female Population by
Regency/Municipality in Banten
Distribusi Persentase dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kabupaten/Kota di Banten 1990, 2000, 2001,
2002
Percentage Distribution and Population Density by
Regency/Municipality in Banten

3.1.2.
3.1.3.

3.1.4.

3.1.5.

3.1.6.

3.1.7.

3.1.8.

3.1.9.

3.1.10.

3.1.11.

3.1.12.

3.1.13.

Banten Dalam Angka 2003

Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut Kabupaten/


Kota di Banten 1990, 2000, 2001, 2002,2003
Sex Ratio of Population by Regency/Municipality
in Banten

46
47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

lxv

Daftar Tabel
3.1.14

3.2.

Rumah Tangga dan Rata-rata Besarnya Anggota


Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota di Banten
2003
Number of Households and Average Size of Household
by Regency/Municipality in Banten

TENAGA KERJA
MANPOWER

3.2.1.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk


Berumur 10 Tahun ke Atas Menurut Kabupaten /Kota
di Banten 2003.
Labor Force Participation Rate of Population Aged 10
Years and Over by Regency/Municipality in Banten
Penduduk 10 Tahun ke Atas yang Bekerja, Mencari
Pekerjaan dan Bukan angkatan Kerja per
Kabupaten/Kota di Banten 2003
Number of Population Aged 10 Years and Over Who
Worked, Looked for Job and Not Economically Active
in Banten
Penduduk 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut
Jenis Pekerjaan Utama per Kabupaten/Kota di
Banten 2003...
Population 10 Years of Age and Over Who Worked by
Type of Primary Job in Banten
Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Kab/Kota dan Lapangan Usaha di Banten
2003...
Population 10 Years of Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Main Industry
Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Menurut Kab/Kota dan Status Pekerjaan Utama di
Banten 2003......
Population 10 Years Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Main Employment Status in
Banten
Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja
Seminggu Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya di Banten 2003...
Population 10 Years of Age and Over Who Worked
During The Previous Week by Regency/Municipality
and Total Working Hours in Banten
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Perndidikan
2003 ..
Number of Local Government Employees by Education

3.2.2.

3.2.3.

3.2.4.

3.2.5.

3.2.6.

3.2.7

BAB IV

SOSIAL
SOCIAL

4.1.

PENDIDIKAN
EDUCATION
Penduduk Usia 7 - 24 Tahun yang Masih Sekolah
Menurut Jenis Kelamin di Banten 2003..
Population Aged 7 24 Years Attending School by Sex
in Banten

4.1.1.

Banten Dalam Angka 2003

59

60

61

62

64

66

67

68

88

lxvi

Daftar Tabel
4.1.2.

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Taman Kanak-kanak


di Banten 2003
Number of Kindergarten Schools, Students and
Teacher in Banten

4.1.3.

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar


di Banten 2003..
Number of Elementary Schools, Students and Teacher
in Banten
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama di Banten 2003
Number of Junior High Schools, Students and Teacher
in Banten
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas di Banten ..
Number of Senior High Schools, Students and Teacher
in Banten
Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas Kejuruan di Banten 2003.
Number of Senior Vocational High Schools, Students
and Teacher in Banten
Jumlah Perrguruan Tinggi di Banten 2003.
Number of University in Banten
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan
yang Ditamatkan dan Kabupaten/ Kota di Banten
2003
Population Aged 10 Years and Over by Educational
Attainment and Regency/Municipality in Banten
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut
Kepandaian Membaca dan Menulis dan abupaten/Kota
di Banten 2003
Population Aged 10 Years and Over by Reading and
Writing Ability and Regency/Municipality in Banten

4.1.4.

4.1.5.

4.1.6.

4.1.7.
4.1.8.

4.1.9.

4.2.

4.2.1.

4.2.2.

4.2.3.

4.2.4.

Banten Dalam Angka 2003

89

91

92

92

93

94
95

97

KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA


HEALTH AND FAMILY PLANNING
Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur di Banten
2003...
Number of Hospitals and Beds in Banten
Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas
di Banten 22003..
Number of Medical Doctors at Public Hospital and
Health Center in Banten
Jumlah Penduduk Yang Diimunisasi Menurut Jenis
Imunisasi di Banten 2003
Number of Immunized People by Kind of Immunization
in Banten
Jumlah Persalinan Menurut Penolong Persalinan
di Banten 2003
Number of Birth by Kind of Personel in Charge in
Banten

98

99

100

101

lxvii

Daftar Tabel
4.2.5.

4.2.6.
4.2.7.

4.2.8.

4.2.9.

4.3.

SOSIAL LAINNYA
OTHER SOCIAL MATTERS

4.3.1.

Rekapitulasi Produksi Sertifikat Oleh Badan


Pertanahan Nasional di Banten Hingga
2003...
Production of Sertificate by National Land Affair
Board in BantenUntil

4.3.2.

4.3.3.

4.4.

Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas


dan Rumah Sakit Umum di Banten 2003...
Number of Health Personnels OTher Than Dokter at
Public Health Center and Government Hospital in
Banten
Jumlah Penyalur Obat di Banten 2003...
Number of Medicine Distributors in Banten
Jumlah Akseptor Keluarga Berencana (Usia 15-49
tahun Berstatus Kawin) Menurut Alat/Cara
Kontrasepsi yang Digunakan di Banten 2003.
Number of Family Planning Acceptors by Method of
Contraception Based on The Result of Family
Registration in Banten
Jumlah Keluarga Pasangan Usia Subur Menurut Umur
Isteri di Banten 2003..
Number of Potential Couple by Age of Wife in
Banten
Jumlah Keluarga Sejahtera Menurut Tahapan Keluarga
Sejahtera di Banten 2002-2003
Number of Prosperous Family by Level of Prosperous
Family in Banten

Jumlah PPAT dan Penerbitan Akta di Banten


2003....
Number of Land Certificate Legal Maker and
Certificate Publishing in Banten
Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut
Jenis Kejahatan di Wilayah Banten 2003
Number of Crimes Commited by Type of Crime in
Banten

PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN


HOUSING AND ENVIRONMENT

4.4.1.

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan


Luas Lantai Rumah di Banten 2003
Number of Household by Regency/Municipality and
Area of House Floor in Banten
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Atap Terluas di Banten 2003
Number of Household by Regency/Municipality and
The Widest of Ceiling Type in Banten
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan
Jenis Lantai Terluas di Banten 2003.
Number of Household by Regency/Municipality and
The Widest of Floor Type in Banten

4.4.2.

4.4.3.

Banten Dalam Angka 2003

102

104

105

107

108

110

113

115

116

117

119

lxviii

Daftar Tabel
4.4.4

4.4.5.

4.4.6.

4.4.7

4.5.

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Jenis Dinding Terluas di Banten 2003
Number of Household by Regency/Municipality and
The Widest of Wall Type in Banten
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Sumber Penerangan di Banten 2003 ..
Number of Household by Regency/Municipality and
Source of Lights in Banten
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan
Fasilitas Air Minum di Banten 2003 .
Number of Household by Regency/Municipality and
Drinking Water Facility in Banten
Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota
dan Sumber Air Minum di Banten 2003
Number of Household by Regency/Municipality and
Source of Drinking Water in Banten

SOSIAL LAINNYA

4.5.1.

Jumlah Masjid, Mushola, Gereja, Pura/Kuil dan Vihara


Menurut Kabupaten/Kota
Number of Mosque, Private Mosque,Churchand
Temple by Municipality
Jumlah Calon / Jamaah Haji dan Besarnya Biaya
Musim Haji 2003.
Number of Aplicants / Pilgrims and cost to Mecca
Jumlah Jamaah Haji Menurut Jenis Kelamin dan
Kabupaten/Kota 2003
Number of Aplicantsfor Pilgrims by sex and
Municipality
Tingkat Usia Calon Jamaah 2003..
Number of Pilgrims by Age Group
Jumlah Korban Bencana Alam Menurut
Kabupaten/Kota 2003
Number of Natural Disaster Outcomes by Reg/Mun
Jumlah Lembaga Sosial/Panti Sosial
Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003
Number of Social Placed byReg/Mun in Banten

4.5.2.

4.5.3.

4.5.4.
4.6.1

4.6.2

BAB V

PERTANIAN
AGRICULTURE

5.1.

PERTANIAN TANAMAN PANGAN


FOOD CROPS

5.1.1.

Luas Panen Produktivitas dan Produksi Padi Palawija


di Banten 2003..
Harvested Area, Productivity and Production of Paddy
in Banten

5.1.2.

Banten Dalam Angka 2003

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Palawija


Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003
Harvested Area, Productivity and Production of Paddy
by Regency in Banten

120

121

122

123

110

126

127

128
129

130

140

142

lxix

Daftar Tabel
5.1.3.

5.1.4.

5.1.5.

5.1.6.

5.1.7.

5.1.8.

5.1.9.

5.1.10.

5.1.11.

5.1.12.

5.2.

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung


Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003..
Harvested Area, Productivity and Production of Maize
by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu
Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003 .
Harvested Area, Productivity and Production of
Cassava by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah
Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003 ..
Harvested Area, Productivity and Production of
Peanuts by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang
Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Banten
2003...
Harvested Area, Productivity and Production of
Soybeans by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar
Menurut Kabupaten/Kota di Banten
2003..
Harvested Area, Productivity and Production of Sweet
Potatoes by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau
Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003..
Harvested Area, Productivity and Production of
Mungbeans by Regency in Banten
Luas Panen, Produksi dan Hasil per Ha Sayuran
Banten 2003......
Area of Vegetables Harvested All at Once, Production
and Yield per Ha in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Buah-buahan
di Banten 2003......
Harvested Area, Productivity and Production of Fruit
by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman
Obat-obatan di Banten 2003..
Harvested Area, Productivity and Production of
Medicine by Regency in Banten
Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Hias
di Banten 2003..
Harvested Area, Productivity and Production of
Decorated by Regency in Banten

TANAMAN PERKEBUNAN
ESTATE CROPS

5.2.1.

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara


Menurut Jenis Tanaman di Banten 2003
Area and Production of National Large Estate
by Types of Crops in Banten

5.2.2.

Banten Dalam Angka 2003

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta


Menurut Jenis Tanaman di Banten 2003.....
Area and Production of Private Large Estate by Types
of Crops in Banten

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

lxx

Daftar Tabel
5.2.3.

5.2.4.

5.2.5.

5.2.6.

5.2.7.

5.2.8.

5.3.

:
5.3.1.
5.3.2.

5.3.3.

5.4.

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut


Jenis Tanaman di Banten 2003 .
Area and Production of Small Holders Private
Plantation by Types of Crops in Banten
Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Menurut
Kepemilikan di Banten 2003 .
Area and Production of Rubber by Ownership in
Banten
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Menurut
Kepemilikan di Banten 2003
Area and Production of Coconut by Ownership in
Banten
Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut
Kepemilikan di Banten 2003...
Area and Production of Coffee by Ownership in Banten
Luas Areal dan Produksi Tanaman Teh Menurut
Kepemilikan di Banten 2003....
Area and Production of Tea by Ownership in Banten
Luas Areal dan Produksi Tanaman Cengkeh Menurut
Kepemilikan di Banten 2003....
Area and Production of Clove Crops by Ownership in
Banten
KEHUTANAN
FOREST
Luas Hutan Negara Menurut Jenisnya di Banten 2003
National Forest Area by Kind
Luas Kawasan Negara Menurut Status dan BKPH di
Banten 2003
National Forest Area by State
Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba di
Banten 2000-2003
Production and Value of Jati an Rimba Woods

157

158

159

160

161

162

163
164

165

PETERNAKAN
ANIMAL HUSBANDRY

5.4.1.

Jumlah Ternak Menurut Jenis di Banten 2002.


Number of Livestocks by Kind in Banten

166

5.4.2.

Jumlah Ternak Yang Masuk ke Banten 2001..


Number of Livestock Inflow to Banten
Jumlah Unggas dan Telur Yang Masuk ke Banten 2002
Number of Poultries and Eggs Inflow to Banten

167

5.4.3.

5.4.4.

5.4.5.

5.4.6.
Banten Dalam Angka 2003

Populasi Ternak Unggas Menurut Kabupaten/Kota di


Banten 2003....
Population of Poultries in Banten
Produksi Ternak Unggas Menurut Kabupaten/Kota di
Banten 2003
Production of Poultries in Banten
Jumlah Ternak Yang Keluar dari Banten 2002..
Number of Livestock Outflow from Banten

168

169

170
171

lxxi

Daftar Tabel
5.4.7.

5.4.8.

5.4.9.

5.4.10.

5.4.11.

5.4.12.

5.4.

Jumlah Unggas dan Telur Yang Keluar dari Banten


2003..
Number of Poultries and Eggs Outflow from Banten
Jumlah Ternak Sapi Yang Dipotong Menurut Status
Tempat Pemotongan di Banten 2003...
Number of Slaughtered Cows by Status of Place in
Banten
Jumlah Ternak Kerbau Yang Dipotong Menurut Status
Tempat Pemotongan di Banten 2003.
Number of Slaughtered Buffaloes by Status of Place
in Banten
Jumlah Ternak Kambing Yang Dipotong Menurut
Status Tempat Pemotongan di Banten 2002.
Number of Slaughtered Goats by Status of Place in
Banten
Jumlah Domba Yang Dipotong Menurut Status Tempat
Pemotongan di Banten 2002...
Number of Slaughtered Sheep by Status of Place in
Banten
Jumlah Ternak Babi Yang Dipotong Menurut Status
Tempat Pemotongan di Banten ..
Number of Slaughtered Pigs by Status of Place in
Banten 2002

PERIKANAN
FISHERY

5.5.1.

Produksi Ikan Menurut Tempat Penangkapan/


Pemeliharaan di Banten 2003...
Fish Production by Type of Catching and Breeding
Facilities in Banten
Nilai Produksi Ikan Menurut Tempat Penangkapan/
Pemeliharaan di Banten 2003...
Value of Fish Production by Type of Catching and
BreedingFacilities in Banten

5.5.2.

5.5.3.

5.5.4.

5.5.5.

5.5.6.

Banten Dalam Angka 2003

Jumlah Unit Penangkapan Ikan Menurut Jenis di


Banten 2003..
Number of Marine Fisheries Catching by Kind in
Banten
Jumlah Perahu/Kapal Penangkapan Ikan Menurut Jenis
di Banten 2003 .
Number of Fisheries Boat by Kind in Banten
Luas Areal dan Jumlah Tempat Pemeliharaan Ikan di
Banten 2003..
Area and Number of Fish Breeding Facilities in Banten

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Menurut Jenis


Perikanan di Banten .
Number of Fishery Household by Type of Fishery in
Banten

172

173

174

175

176

177

178

180

182

184

185

186

lxxii

Daftar Tabel
BAB VI.

INDUSTRI, PENGGALIAN , LISTRIK DAN AIR


MINUM
MANUFACTURING, QUARRYING,
ELECTRICITY AND DRINKING WATER

6.1.

INDUSTRI PENGOLAHAN
MANUFACTURING

6.1.1.

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Menurut


Kabupaten/ Kota di Banten 2002.....
Number of Manufacturing and Man Power of
Establishment by Regency/Municipality in Banten

6.1.2.

6.1.3.

6.1.4.

6.2.

PENGGALIAN
QUARRYING

6.2.1.

Produksi Bahan Galian Golongan-C Pada Perusahaan


Pemegang SIPD Gubernur di Banten 2003..
Production of Quarrying Items on Companies Holding
Governors SIPD in Banten
Produksi Bahan Galian Golongan-C Menurut
Kabupaten/Kota di Banten 2003.
Production of Classification C Quarrying Items by
Regency/Municipality in Banten
Jumlah SIPD Gubernur per Jenis Bahan Galian di
Banten 2003..
Number of Governors SIPD by Kind of Quarrying
Items in Banten 2002
Jumlah SIPD Gubernur dan Luas Wilayah Menurut
Kabupaten/Kota di Banten 2003..
Number of Governors SIPD by Regency/ Municipality
in Banten

6.2.2.

6.2.3.

6.2.4.

6.3.

Nilai Input, Output dan Nilai Tambah Industri Menurut


Kabupaten/Kota di Banten 2002.
Value Input, Output and Added of Manufacturngi by
Regency /Municipality in Banten
Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri Menurut
Golongan Industri di Banten 2002
Number of Manufacturing and Man Power
Establishment by Industrial Group in Banten
Nilai Input, Output dan Nilai Tambah Industri Menurut
golongan Industri di Banten 2002..
Value Input, Output and Added of Manufacturing by
Industrial Group in Banten

LISTRIK DAN AIR MINUM


ELECTRICITY AND DRINKING WATER

6.3.1.

Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung dan Energi


Listrik Terjual Menurut Jenis Tarif di Banten 2003
Number of Customers, Connected Power and Sold
Electrical Energy by Classification of Tariff in Banten
2001 - 2002

Banten Dalam Angka 2003

197

198

199

200

201

202

203

204

205

lxxiii

Daftar Tabel
6.3.2.

6.3.3.

6.3.4.

6.3.5.

6.3.6.

6.3.7.

Jumlah Transformator Distribusi Terpasang di Banten


2000-2003 .
Number of Distribution Transformator in Banten
Penyediaan, Penjualan dan Susut Energi Listrik di
Banten 2000-2003..
Stocked, Sold and Lost of Energy in Banten
Banyaknya Desa Berlistrik, Jumlah Langanan, dan
Daya Tersambung di Banten 2000-2003
Number of Villages, Customer, and Conection Power
Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi
dan Produksi Air Minum Menurut Sumber Air Yang
Dipakai di Banten 2003....
Number of Water supply Enterprises Production
Capacity Water Production by Water Resources in
Banten
Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi Perusahaan
Air Minum Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan di
Banten 2001-2003..
Number of Technical and Administration Worker
Water Supply Enterprise by Educational Attainment in
Banten
Jumlah Pelanggan Air Minum yang Didistribusikan
Menurut Jenis Konsumen di Banten 2003
Number of Water Customer by type of Customer Group
in Banten

BAB VII.

PERDAGANGAN, HOTEL DAN PARIWISATA


TRADE, HOTEL AND TOURISM

7.1.

PERDAGANGAN
TRADE

7.1.1.

Volume dan Nilai Ekspor Menurut Pelabuhan Utama


di Banten 2003
Volumeand Value of Export by Principal Ports
Volume dan Nilai Impor Menurut Pelabuhan Utama di
Banten. 2003 ..
Volume and Value of Import by Principal Ports
Ekspor dan Impor Melaui Pelabuhan di Propinsi
Banten Menurut Bulan 2003 ..
Export dan Import of Banten Province by Month
Ekspor Melalui pelabuhan di Propinsi Banten Menurut
Negara Tujuan 2003 ....................................
Export from Banten by Destination
Impor Melalui Pelabuhan di Propinsi Banten Menurut
Negara Asal 2003 ..
Import from Banten by Source

7.1.2.

7.1.3.

7.1.6.

7.1.7.

7.2.

HOTEL DAN PARIWISATA


HOTEL AND TOURISM

7.2.1.

Banyaknya Hotel Berbintang dan Tidak Berbintang


Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003
Number of Classified and Non Classified Hotel by
Regency/Municipality in Banten

Banten Dalam Angka 2003

206

207
208

209

210

211

218

219

220
221

222

224

lxxiv

Daftar Tabel
7.2.2.

7.2.3.

7.2.4.

7.2.5.

7.2.6.

7.2.7.

7.3.1.

7.3.2

7.3.3.

7.3.4.

7.4.1

7.4.2.

Banten Dalam Angka 2003

Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Menurut


Kabupaten/Kota di Banten 2003..
Number of Hotels Rooms, and Beds of Hotel by
Regency/Municipality in Banten
Banyaknya Tenaga Kerja Kejuruan dan Non Kejuruan
Hotel/ Pariwisata Menurut Kabupaten/Kota di Banten
2003.
Number of Hotel/Tourism Educational Workers and
Non of Hotel by Regency/Municipality in Banten
Banyaknya Tamu Nusantara dan Tamu Mancanegara
Pada Hotel Menurut Kabupaten/Kota di Banten
2003..
Number of Domestic Guest and Foreign Guest of
Hotel by Regency/Municipality in Banten
Rata-rata Lamanya Menginap Tamu Nusantara dan
Tamu Mancanegara Pada Hotel di Banten 2003
Average Length of Stay of Domestic Guest and Foreign
Guest of Hotel by Regency/Municipality in Banten
Persentase Tingkat Penghunian Kamar Pada Hotel di
Banten 2003 ....
Percentage of Room Occupation Rate of Hotel by
Regency/Municipality in Banten
Persentase Pemakaian Tempat Tidur pada Hotel di
Banten 2003 ...
Percentage of Beds Sold of Hotel by
Regency/Municipality in Banten
Jumlah Obyek Wisata Menurut Lokasi di Banten
2003
Number of Tourism Object by Location in Banten
Jumlah Museum, Situs Purbakala dan Bangunan
Bersejarah di Banten
Number of Museum, Old Site and History Building
Jumlah Pengunjung dan Nilai Penjualan Karcis Tempat
Rekreasi/Taman Hiburan di Banten 2003...
Number of Visitors and Receipts of Recreation Resorts
in Banten
Jumlah Unit Wisata,Pengunjung, dan Penjualan Karcis
Menurut Kabupaten/Kota dan Obyek Wisata di Banten
2003 .
Number of Tourism Unit, Visitors and Receipts by
Regency/Municipality and Tourism Object in Banten

Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Banten


2003
Number of Restaurant in Banten
Jumlah Desa yang Mempunyai Pasar di Banten 2002
Number of Villages Which Have Market

225

226

227

228

229

230

231

232

233

234

237
238

lxxv

Daftar Tabel
BAB VIII.

PERHUBUNGAN
TRANSPORTATION

8.1.

PERHUBUNGAN DARAT
LAND TRANSPORTATION

8.1.1.

Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah Yang


Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan Kelas
Jalan di Banten 2003 ..
Length of Type of Surface, Condition and Category of
Road by Level of Government in Banten
Data Ruas Jalan Nasional dan Propinsi di Banten 2003
Data of National and Province Authority Road in
Banten
Daftar Penetapan Kelas Jalan di Wilayah Banten 2003
List of Road Classification in Banten
Jumlah Kendaraan Bermotor di Banten 2003 ....
Number of Vehicles in Banten
Banyaknya Surat Ijin Mengemudi Yang Dikeluarkan
oleh Kepolisian Wilayah Banten 2003....
Number of Driving Certificate Was Produced by Police
of Banten Region
Banyaknya Penerbitan STNK oleh Polwil Banten
2003 ..
Number of STNK Issued by Polwil Banten
Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah
Korban di Wilayah Kepolisian Banten 2003 ...
Number of Accidents and Victims in Police of Banten
Region
Perkiraan Kerugian Materi Pada Kecelakaan Lalu
Lintas di Wilayah Kepolisian Banten 2003.
Material Lost Estimation of Accident in Banten Police
Region
Jumlah Penumpang PT. KAI Daop I Jakarta di
Wilayah Banten 2003...
Number of Train Passangers of PT. KAI Daop I
Jakarta in Banten
Lalu Lintas Angkutan Barang PT. KAI Daop I Jakarta
di Banten 2003 .
Traffic of Train Cargoes at PT. KAI Daop I Jakarta
in Banten
Lalu Lintas Penumpang Kereta Api di Wilayah Usaha
Barat 2002.
Traffics of Train Passengers at West Exploitation
Lalu Lintas Angkutan Barang Kereta Api di Wilayah
Usaha Barat Non DKI 2001 .
Traffics of Train Cargoes at West Exploitation Non
DKI

8.1.2.

8.1.3.
8.1.4.
8.1.5.

8.1.6.

8.1.7.

8.1.8

8.1.9.

8.1.10.

8.1.11.

8.1.12.

8.2.

PERHUBUNGAN UDARA
AIR TRANSPORTATION

8.2.1.

Banyaknya Penerbangan, Penumpang Domestik dan


Barang di Banten 2003
Number of Domestic Flights and Passangers at

Banten Dalam Angka 2003

251

252
256
257

258

259

260

261

262

264

265

266

267

lxxvi

Daftar Tabel
8.2.2.

8.2.3.

8.2.4.

8.3.

Soekarno-Hatta Airport
Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional
di Bandara Soekarno Hatta 2003.
Number of International Flights and Passangers at
Soekarno-Hatta Airport
Banyaknya Barang dan Pos Paket Domestik Yang
Dimuat dan Dibongkar di Bandara Soekarno-Hatta
2003 .. ...
Number of Loaded and Unloaded Domestic Cargoes
and Parcels at Soekarno-Hatta Airport
Banyaknya Barang dan Pos Paket Internasional Yang
Dimuat dan Dibongkar di Bandara Soekarno-Hatta
2003 .. ...
Number of Loaded and Unloaded International
Cargoes and Parcels at Soekarno-Hatta Airport 2002

PERHUBUNGAN LAUT
SEA TRANSPORTATION

8.3.1.

Data Angkutan Penyebrangan di Banten 2003..


Data of Merak Bakaheuni Sea Crossing in Banten
Data Operasional Pelabuhan di Banten 2003
Operational Data of Port in Banten

8.3.2.

BAB IX.

KEUANGAN DAN HARGA-HARGA


FINANCE AND PRICES

9.1.

INVESTASI
INVESTMENT

9.1.1.

Rekapitulasi Persetujuan dan Realisasi Investasi PMA


Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003 .
Recapitulation of Approval and Realization of Foreign
Investment by Regency/Municipality in Banten
Rekapitulasi Persetujuan dan Realisasi Investasi
PMDN Menurut Kabupaten/Kota di Banten 2003
Recapitulation of Approval and Realization of
Domestic Investment by Regency/Municipality
in Banten
Peringkat Nilai Rencana Investasi PMA Menurut Asal
Negara di Banten 2003.
Rank of Foreign Investment Planning Value by Origin
Country in Banten
Nilai Investasi PMA Menurut Sektor Usaha di Banten
2003.
Foreign Investment Value by Sector in Banten
Nilai Investasi PMDN Menurut Sektor Usaha di
Banten 2003 .
Domestic Investment Planning Approval by Sector in
Banten
Rekapitulasi dan Realisasi anggaran Pendapatan dan
Belanja Pemerintah Propinsi Banten 2003 ..
Recapitularion and Realization of Budgeted
Government Revenues and Expenditures (Juta/Million
Rp)

9.1.2.

9.1.3.

9.1.4.

9.1.5.

9.1.6.

Banten Dalam Angka 2003

268

269

270

271
273

283

284

285

286

287

288

lxxvii

Daftar Tabel
9.1.7.

9.1.8.

9.2.

PENERIMAAN PAJAK DAN PENDAPATAN


ASLI DAERAH
TAX AND ACTUAL REVENUE

9.2.1.

Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan


Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota 2003...
Actual Revenue of Land and Housing Tax by Sector
and Regency/Municipality

9.2.2.

9.2.3.

9.2.4.

9.3.

Reaalisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Menurut


Kantor Pelayanan Pajak 2003
Actual Revenue of Income Tax by Office of Tax Service
Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Tingkat
I Banten Menurut Komponen Penerimaan 2003
Actual Revenues of Banten First Level Local
Government by Kind of Revenue
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Penggalian
(Bahan Galian Golongan-C dan Retribusi Lainnya)
2003
Actual Revenue of Quarrying Sector (Class-C and
Other Retributions)

HARGA-HARGA
PRICES

9.3.1.

Laju Inflasi 44 Kota di Indonesia 1999-2003.


Inflation Rate at 44 Cities in Indonesia 1999 - 2002
Indeks Harga Konsumen Kota Serang/Cilegon 19992003..
Consumer Price Index (1996 =100) of Serang/Cilegon

9.3.2.

9.3.3.
9.3.4.

9.4.

Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Banten


2003 ..
Budgeted and Actual Government Routine
Expenditures (Juta/Million Rp)
Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Pemerintah
Daerah 2003
Budgeted and Actual Government Cost (Juta/Million
Rp)

Inflasi Kota Serang/Cilegon 1999-2003...


Inflation Rate of Serang/Cilegon
Perkembangan Harga Gabah dan Beras Menurut
Bulan di Banten 2002
Trend of unhulled Paddy and Rice Price by Month in
Banten

ASURANSI DAN BANK


INSURANCE AND BANK

9.4.1.

Jumlah Peserta, Nilai PremiYang di Terima dan Nilai


Klaim Yang dibayar oleh PT. TASPEN di Banten
Menurut Bulan 2002.
Number Client, Value of Received Premium and Value
of Paid Claim by PT. Taspen by Month in Banten

Banten Dalam Angka 2003

289

290

291

292

293

294

295

297

299
301

302

lxxviii

Daftar Tabel
9.4.2.

9.4.3.

9.4.4.

9.4.5.

9.4.6.

BAB X.

Possisi Dana Simpanan Rupiah Dana Valuta Asing


Bank umum Menurut Daerah Tingkat II, Jeenis Valuta
dan Jenis Simapanan 2003..
Commercial Banks Outstanding Funds in Rupiah and
Foreign Exchange by Regions,Type of Currency and
Type of Deposits Based on BanksOffice Funds
Location in Banten
Posisi Kredit Rupiah Dan Valuta Asing Bank Umum
Menurut Daerah Tingkat II, Jenis Valuta, Jenis
Penggunaan dan Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi
Proyek Di Banten 2003.
Commercial Banks Outstanding Funds in Rupiah and
Foreign Exchange by Regions,Type of Currency and
Type of Deposits Based on BanksOffice Funds
Location in Banten
Kinerja Koperasi Menurut Indikator Produksi 2003.
Performance of cooperation Activity by Indicator of
Production
Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha
dan Kabupaten/Kota 2002-2003
Number of Trade Business Permits Issued by Scale of
Establisment and Municipality
Jumlah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat dan
Koperasi Menurut Kabupaten/Kota 2002
Number of Bank and Cooperation by Municipality
2002

PENDAPATAN REGIONAL
REGIONAL INCOME

10.1.

PDRB Propinsi Banten ADHB Menurut Lapangan


Usaha 2001-2003...
Gross Regional Domestic Product of Banten at
Current Market Price by Industrial Origin
PDRB Propinsi Banten ADHKL 1993 Menurut
lapangan Usaha 2001-2003
Gross Regional Domestic Product of Banten
Constant Price1993 by Industrial Origin
Laju Pertumbuhan PDRB Propinsi Banten ADHK
1993 Menurut Lapangan Usaha 2001-2003 ..
Growth Rate of Gross Regional Domestic
Product of Banten at Constant Price by Industrial
Origin
Distribusi Persentase PDRB Propinsi Banten ADHB
Menurut Lapangan Usaha 2001-2003...
Percentage distribution of Gross Regional Domestic
Product of Banten at Current Price 1993 by Industrial
Origin
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto
Banten Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut
Lapangan Usaha 2001-2003.
Percentage Distribution of Gross Domestic Regional
Product of Banten at Constant Price 1993 by

10.2.

10.3.

10.4.

10.5.

Banten Dalam Angka 2003

303

315

327

328

329

338

340

342

344

346

lxxix

Daftar Tabel
10.6.

Industrial Origin
Angka Agregatif PDRB, Penduduk Pertengahan Tahun
dan PDRB Perkapita Banten 2001-2003
Agregate Figures of GRDP, Population at Mid Year
and GRDP Per Capita in Banten

BAB XI.

KETERSEDIAAN PANGAN DAN


PENGELUARAN PENDUDUK
FOOD AVAILABILITY AND POPULATION
EXPENDITURE

11.1.

KETERSEDIAAN PANGAN
FOOD AVAILABILITY

11.1.1.

Perkembangan Persediaan Pangan di Banten 2003 .....


Rice Stock in Banten
Laporan Realisasi Pengadaan Gabah Beras Dolog
Wilayah I Banten 2003..
Stock Realization Report of Rice by Dolog Banten

11.1.2.

11.2.

PENGELUARAN PENDUDUK
POPULATION EXPENDITURE

11.2.1.

Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Golongan


Pengeluaran Perkapita Sebulan 2003 .
Population by Regency/Municipality and Monthly Per
Capita Expenditure Class in Banten
Rata-rata Pengeluaran Perkapita Menurut Jenis
Pengeluaran Sebulan dan Golongan Pengeluaran
Perkapita Sebulan 2003.
Average of Per Capita Monthly Expenditure by Kind of
Expenditure and Monthly Per Capita Expenditure
Class in Banten

11.2.2.

11.3.

LAINNYA
OTHERS

11.3.1.

Gini Ratio Kabupaten/Kota 2000-2003..


Gini Ratio by Regency/Municipality in Banten

Banten Dalam Angka 2003

348

354

355

357

358

361

lxxx

Penjelasan Umum

Explanatory Notes

PENJELASAN UMUM
EXPLANATORY NOTES

Tanda-tanda yang digunakan dalam publikasi ini adalah sebagai berikut:


Symbols which are used in this publication, are as follows:

Data belum tersedia


Data not yet available

Data tidak tersedia


Data not available

Data dapat diabaikan


Data negligible

Tanda desimal
Decimal point

Angka sementara
Final

*)

Angka sangat sementara


Preliminary

**)

Angka diperbaiki
Revised figures

r)

Angka perkiraan
Estimated figures

e)

Banten Dalam Angka 2003

lxxxiii

Geographical and
ClimateCondition

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Kondisi Geografis dan Iklim

Geography and Climate

Melalui Undang-undang no.


23 tahun 2000, status Karesidenan
Banten Propinsi Jawa Barat berubah menjadi Propinsi Banten.
Wilayah Propinsi Banten mempunyai luas 8.800,83 km2, terdiri
empat kabupaten yaitu Kabupaten
Pandeglang,
Lebak,
Serang,
Tangerang dan dua Kota yaitu Kota
Tangerang dan Kota Cilegon.

Base on the act No. 23


year 2000, state of Banten
residency of West Java change
became Banten Province. Banten
Province has area about 8.800,83
km2, that content four regencies
namely
Pandeglang,
Lebak,
Tangerang, and Serang, and two
cities namely Tangerang and
Cilegon.

Wilayah Propinsi Banten


berada pada batas astronomis
1050111 1060712 BT dan
50750 7011 LS, mempunyai
posisi
strategis
pada
lintas
perdagangan internasional dan
nasional.

Banten Province occur at


term astronomy about 10501 11
10607 12 East Longitude and
50750 7011 South Latitude,
wield position is a strategy at
internasional and national traffic.

Propinsi Banten mempunyai


batas wilayah:
a. Sebelah utara dengan Laut
Jawa
b. Sebelah timur dengan Propinsi
DKI Jakarta dan Jawa Barat.
c. Sebelah
selatan
dengan
Samudra Hindia
d. Sebelah barat dengan Selat
Sunda

Banten Province has


boundaries:
a. In the north are boundaries by
Java Sea.
b. In the east are boundaries by
DKI Jakarta and West Java
Province.
c. In the south are boundaries by
Hindia Ocean.
d. In the West are boundaries by
Sunda Strait.

Sedangkan ekosistem wilayah Banten pada dasarnya terdiri


dari:
a. Lingkungan Pantai Utara yang
merupakan ekosistem sawah
irigasi teknis dan setengah
teknis, kawasan pemukiman
dan industri.
b. Kawasan
Banten
Bagian
Tengah berupa irigasi terbatas
dan kebun campur, sebagian
berupa pemukiman pedesaan.

While ecosystem of Banten


Province is basicly content:
a. Northern Beach environment
that ecosystem of irigated rice
field, region of population, and
industries.
b. Region of central Banten is
rice field with limitation of
irigation, and estate crops,
little villages. Available of
water is enough and stable.

Banten Dalam Angka 2003

Bab I

c.

d.

e.

f.

Kondisi Geografis dan Iklim

Ketersediaan air cukup dengan


kuantitas yang stabil.
Kawasan
Banten
sekitar
Gunung
Halimun-Kendeng
hingga Malingping, Leuwi
damar, Bayah berupa pegu
nungan yang relatif sulit untuk
di akses, namun menyimpan
potensi sumber daya alam.
Banten Bagian Barat (Saketi,
DAS Cidano dan lereng
kompleks Gunung Karang
Aseupan dan Pulosari sampai
Pantai
DAS
Ciliman
Pandeglang dan Serang bagian
Barat) yang kaya akan potensi
air,
merupakan
kawasan
pertanian yang masih perlu
ditingkatkan (intensifikasikan)
Ujung kulon sebagai Taman
Nasional Konservasi Badak
Jawa (Rhini Sondaicus).
DAS Cibaliung Malingping,
merupakan cekungan yang
kaya air tetapi belum diman
faatkan secara efektif dan
produktif. Sekelilingnya beru
pa bukit-bukit bergelombang
dengan rona lingkungan kebun
campur dan talun, hutan rakyat
yang tidak terlalu produkrif.

Iklim wilayah Banten sangat


dipengaruhi oleh Angin Monson
(Monson Trade) dan Gelombang
La Nina atau El Nino. Saat musim
penghujan (Nopember - Maret )
cuaca didominasi oleh angin barat
(dari Sumatera , Samudra Hindia
sebelah selatan India) yang
bergabung dengan angin dari Asia
yang melewati Laut Cina Selatan.
Pada musim kemarau (Juni
Banten Dalam Angka 2003

Agustus), cuaca didominasi oleh


angin timur
Available of water is enough
and stable.
c. Region of Halim-Kendeng
throught
Malingping,
Leuwidamanr, Bayah are hills
that relative hard to access,
neverthless that have a natural
resources.
d. Region of West Banten (Saketi,
DAS Cidano and about
Karang mountain inclination
Aseupan,
and
Pulosari
throught DAS Ciliman
Pandeglang and West Serang)
that affluent concerning with
water,
are
region
that
agriculture area.
e.

Ujung
Kulon
as
Java
rhinoceros (Rhini Sondaicus)
National Park.

f.

Das Cibaliung Malingping is


area that water affluent, but
does not use effectively and
productively. The round are
surge hills with estate crops
and talun environment.

Climate of Banten is very


influented by Monson trade and El
Nino Billow. In raining season
(November March), West wind is
dominating at Banten climate (from
Sumatera, Hindia ocean beside
South India) that conspire by wind
from Asia that overreach South
China Sea. At dry season (June
August) East wind is dominating at
Banten.
4

Bab I

yang menyebabkan wilayah Banten


mengalami kekeringan yang keras
terutama di wilayah bagian pantai
utara, terlabih lagi bila berlangsung
El Nino.
Temperatur di daerah pantai
dan perbukitan berkisar antara 220
C dan 320 C, sedangkan suhu di
pegunungan dengan ketinggian
antara 400 1.350 m dpl mencapai
antara 180 C 290 C.

Banten Dalam Angka 2003

Kondisi Geografis dan Iklim

That the reason of Banten


region is undergoes aridity
especialy at Northern Beach, and
its very hard if El Nino occurs.
Temperature at beach region
and hills are about 220 C and 320
C, while temperature at mountain
by altitude between 400 1.350 m
gains between 180 C 290 C.

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

1.1

Tabel
Table

Jarak Antar Kota di Banten dan Sekitarnya


Distance Among Selected Cities in Banten and Nearby
(km)

Tangerang

Serang

(5)

(6)

111

131

25

90

Pandeglang

111

20

86

21

Rangkasbitung

131

20

106

41

Tangerang

25

86

106

65

Serang

90

21

41

65

Cilegon

110

41

61

Bekasi

29

140

Bandung

187

298

Banten Dalam Angka 2003

Bandung

Rangkasbitung
(4)

Jakarta

Bekasi

Pandeglang
(3)

(1)

Cilegon

Jakarta
(2)

Kota
City

(7)

(8)

(9)

29

187

140

298

160

227

85

54

212

20

119

277

85

20

139

297

160

54

119

139

154

227

212

277

297

154

41

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Tabel
Table

1.2

Keadaan Iklim di Banten


Condition of Climate in Banten

Tipe Iklim
Type of
Climate
(5)

No.

Nama Daerah / No.DPM


Name of Region

Bulan Basah
Wet Month

Bulan Kering
Dry Month

(1)

(2)

(3)

(4)

a. Serang Selatan (DPM.2)

6 bulan

0 bulan

C1

b. Serang Utara (DPM.4)

4 bulan

5 bulan

D3

a. Sebagian besar Pandeglang


(DPM.1)

8 bulan

0 bulan

B1

b. Sebagian Pandeglang bagian


Utara

6 bulan

0 bulan

C1

a. Sebagian besar Lebak


(DPM.3)

8 bulan

0 bulan

B1

b.Sebagian Lebak bagian utara


(DPM.3)

6 bulan

0 bulan

C1

c.Sebagian Lebak bagian barat


(DPM.3)

8 bulan

0 bulan

B1

4.

Kota Cilegon (DPM.4)

4 bulan

5 bulan

D3

5.

Kab. Tangerang (DPM.4)

4 bulan

5 bulan

D3

2.

3.

Kab. Serang

Kab. Pandeglang

Kab. Lebak

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Banten


Source: Meteorological ang Geophysical Agency of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Tabel
Table

Suhu Udara Rata-Rata Maksimum dan Minimum di


Stasiun OBS
Average Maximum and Minimum Temperature at
Observation Station
2003

1.3

Bulan
Month
(1)

Suhu
Temperature (0 Celcius)
Maksimum
Minimum
Maximum
Minimum
(2)
(3)

Januari / January

29,8

23,3

Pebruari/ February

30,1

22,9

Maret / March

31,2

23,3

April / April

31,1

23,4

Mei / May

31,4

23,7

Juni / June

31,4

23,3

Juli / July

31,2

22,0

Agustus / August

31,1

22,6

September / September

31,3

22,1

Oktober / October

32,4

22,5

Nopember / November

32,3

22,9

Desember / December

31,0

23,3

Rata-rata / Average

31,2

22,9

2002

32,1

23,2

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Banten


Source: Meteorological and Geophysical Agency of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Tabel
Table

Rata-rata Curah Hujan, Kelembaban Udara, dan


Kecepatan Angin di Stasiun OBS

1.4

Average of Rainfalls, Relative Humidity, Wind Velocity at


Observation Station

2003

Bulan
Month

Rata-rata Curah
Hujan
Average of
Rainfalls

(1)

mm
(2)

Rata-rata
Kelembaban
Udara/ Average
of Relative
Humidity
%
(3)

Januari / January

354

83

2,5

Pebruari/ February

231

84

2,5

Maret / March

52

83

3,0

April / April

246

85

2,5

Mei / May

173

83

2,5

Juni / June

103

83

2,5

Juli / July

33

80

2,5

Agustus / August

150

82

2,5

September / September

71

81

2,5

Oktober / October

44

78

2,5

Nopember / November

224

82

2,5

Desember / December

87

82

2,5

147,3

82,2

2,5

Rata-rata / Average

Rata-rata
Kecepatan
Angin/ Average
of Wind
Velocity
m/detik
(4)

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Banten


Source: Meteorological and Geophysical Agency of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Tabel
Table

1.5

Keadaan Musim Kemarau di Banten


Situation of Dry Season in Banten

(3)

Panjang
Musim
(Dasarian)
Length of
Season
(4)

Normal
Curah Hujan
(mm)
Normal
Rainfall
(5)

a. Serang Selatan
(DPM.2)

MEI.III SEP.III

13

493-667

b. Serang Utara
(DPM.4)

APR.II NOP.III

23

587 794

JUN.III SEP.II

376 -508

MEI.III SEP.III

13

493 -667

JUN.III SEP.I

343 465

MEI.III SEP.III

13

493 508

JUN.III SEP.II

No,

Nama Daerah /
No,DPM
Name of Region

Rata-rata Periode
Musim Kemarau
Average Period of
Dry Season

(1)

(2)

1.

2.

Kab. Serang

Kab. Pandeglang
a. Sebagian besar
Pandeglang
(DPM.1)
b. Sebagian Pandeglang
bagian Utara

3.

Kab. Lebak
a. Sebagian besar Lebak
(DPM.3)
b.Sebagian Lebak
bagian utara
(DPM.3)
c.Sebagian Lebak
bagian barat
(DPM.3)

4.

Kodya Cilegon
(DPM.4)

APR.II NOP.III

23

587 794

5.

Kab. Tangerang
(DPM.4)

APR.II NOP.III

23

587 - 794

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Banten


Source: Meteorological and Geophysical Agency of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

10

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Tabel
Table

1.6

Keadaan Musim Penghujan di Banten


Situation of Rainy Season in Banten

(3)

Panjang
Musim
(Dasarian)
Length of
Season
(4)

Normal
Curah Hujan
(mm)
Normal
Rainfall
(5)

a. Serang Selatan
(DPM.2)

OKT.I MEI.II

23

1562 2114

b. Serang Utara (DPM.4)

DES.I APR.I

13

2891 3911

a. Sebagian besar
Pandeglang (DPM.1)

SEP.III JUN.II

27

2891 3911

b. Sebagian Pandeglang
bagian Utara

OKT.I MEI.II

23

1562 2114

a. Sebagian besar Lebak


(DPM.3)

SEP.II JUN.I

27

2068 2798

b.Sebagian Lebak bagian


utara (DPM.3)

OKT.I MEI.II

23

1562 2114

c.Sebagian Lebak bagian


barat (DPM.3)

SEP.III JUN.II

27

2891 3911

4.

Kodya Cilegon (DPM.4)

DES.I APR. I

13

977 1321

5.

Kab. Tangerang (DPM.4)

DES.I APR. I

13

977 - 1321

No,

Nama Daerah / No,DPM


Name of Region

Rata-rata Periode
Musim Hujan
Average Period of
Rainy Season

(1)

(2)

1.

2.

3.

Kab. Serang

Kab. Pandeglang

Kab. Lebak

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika Propinsi Banten


Source: Meteorological and Geophysical Agency of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

11

Bab I

Kondisi Geografis dan Iklim

Tabel
Table

1.7

Luas Tanah dan Penggunaannya Menurut Kabupaten/Kota


Land Area and its Usage by Regency/Municipality (Ha)
2002

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Perumahan
Housing

Industri
Industry

(2)

(3)

(4)

Ladang/
Huma/
Tegal
Garden
(5)

Hutan
Rakyat
Public
Forest
(6)

Perkebunan
Etates
Crops
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

14.274,7

307,8

85.861,0

9.511,6

32.497,4

2. Lebak

18.720,2

267,6

128.832,7

17.250,2

37.320,4

3. Tangerang

40.185,4

4.025,2

16.849,8

837,2

355,9

4. Serang

23.547,9

3.695,3

51.202,0

4.052,5

13.083,5

11.479,3

1.796,7

753,1

205,2

83,5

3.414,4

555,7

4.861,5

66,0

26,5

111.621,9

10.648,3

288.360,1

31.922,7

83.367,2

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

Sumber : Potensi Desa 2003, BPS


Source : Village Potential 2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

12

Government

Bab II

Pemerintahan

Penjelasan Teknis

Technical Notes

1.

Pemerintahan adalah suatu


sistem yang mengatur segala
kegiatan masyarakat dalam
suatu daerah/wilayah/negara
yang meliputi segala aspek
kehidupan berdasarkan normanorma tertentu.

1.

Governance is a system that


regulates
all
inhabitants
activities in an area / in a state
in all living aspects based on
certain norms.

2.

Propinsi Banten sebagai salah


satu propinsi dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia,
mempunyai
sistem
peme
rintahan yang sama dengan
propinsi lainnya. Unit peme
rintahan di bawah propinsi
adalah kabupaten/kota.
Ma
sing-masing
kabupaten/kota
terdiri dari beberapa keca
matan. Sedangkan kecamatan
terbagi habis dalam beberapa
desa/kelurahan.

2.

Banten Province, as one of


province in Republic of
Indonesia, has the same
governmental system with
other provinces. Governmental
unit below Province is
regencies or cities. Each
regency or city consists of
many districts. Meanwhile,
district consists of many
villages.

Propinsi Banten terbagi


dalam 4 kabupaten (Pandeglang,
Lebak, Tangerang dan Serang) dan
2 kota (Tangerang dan Cilegon).
Jumlah kecamatan di seluruh
Banten sebanyak 124. Sedangkan
total desa/kelurahan adalah 1.481
(Tabel 2.1).

Banten Province is divided


into 4 regency (Pandeglang, Lebak,
Tangerang and Serang) and 2
cities ( Tangerang and Cilegon ).
The number of districts in this
province is 124. Meanwhile the
number of villages in this province
is 1481. (Table 2.1)

Sebagai lembaga legislatif


yang salah satu tugasnya adalah
membuat peraturan perundangundangan DPRD Propinsi Banten
telah menghasilkan 25 Surat
Keputusan Pimpinan Dewan dan 14
Surat Keputusan Dewan (Tabel
2.4).

As a legislative institution,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
( DPRD ) or Regional People
Representatives Board has duties,
among others, make laws and
regulations.
DPRD
Banten
Province
has
legislated
25
Chairman Board Decrees and 17
Board Decrees. (Table 2.4)

Banten Dalam Angka 2003

15

Bab II

Pemerintahan

Tabel
Table

2.1

Jumlah Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Banten


Number of Districts, Special Villages and Villages
in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Kecamatan
District

(1)

Desa/Kelurahan
Village/Special Village
Desa
Village

Kelurahan
Special Village

Jumlah
Total

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

26

322

13

335

2. Lebak

19

295

300

3. Tangerang

26

328

328

4. Serang

32

351

20

371

5. Tangerang

13

104

104

6. Cilegon

41

43

Banten

124

1.337

144

1.481

2002

122

1.337

144

1.481

2001

116

1.330

146

1.476

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

16

Bab II

Pemerintahan

Tabel
Table

Jumlah Personil Perlindungan Masyarakat


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Civilian Reserve Personnel by
Regency/Municipality
2003

2.2

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Personil
Personnel

Persentase
Percentage

(1)

(2)

(3)

Kab/Reg
1. Pandeglang

179.816

38,51

2. Lebak

152.266

32,61

3. Tangerang

32.738

7,01

4. Serang

63.230

13,54

5. Tangerang

18.507

3,96

6. Cilegon

20.408

4,37

Banten

466.965

100,00

2002

414.735

100,00

Kota/Mun

Sumber : Badan Kesbang dan Linmas Propinsi Banten


Source : Kesbang & Linmas Board of Banten Provinvce

Banten Dalam Angka 2003

17

Bab II

Pemerintahan

Tabel
Table

2.3

Jumlah Anggota DPRD Kabupaten/Kota


Menurut Jenis Partai di Banten
Number of Parliament Members at Regency/Municipality
Local Government by Kind of Party in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

PPP

PSII

PDI-P

PAN

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

Kota/Mun

5. Tangerang

Kab/Reg

6. Cilegon

BANTEN

12

24

Lanjutan
Continued
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

PBB

PK

PNU

PDI

(1)

(6)

(7)

(8)

(9)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

BANTEN

Banten Dalam Angka 2003

18

Bab II

Pemerintahan

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Partai
GOLKAR

PKB

TNI/POL

PP

(1)

(10)

(11)

(12)

(13)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

5. Tangerang

6. Cilegon

BANTEN

12

Kota/Mun

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

PDR

PADI

PPII
Masy.

PKP

(1)

(14)

(15)

(16)

(17)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

Kota/Mun
5. Tangerang

6. Cilegon

BANTEN

Sumber : Sekretariat DPRD TK. I Prop. Banten


Source : Legislative Secretary of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

19

Bab II

Pemerintahan

Tabel
Table

Jumlah Keputusan DPRD Propinsi Banten


Number of Parliament Decrees of Banten
2003

2.4

Jenis Keputusan
Kind of Decree

Jumlah Keputusan
Number of Decrees

(1)

(2)

1.

Surat Keputusan Pimpinan DPRD


Parliament Chairmans Decrees Paper

25

2.

Surat Keputusan Dewan (DPRD)


Parliament Decree

17

3.

Peraturan Daerah
Local Regulation

11

Sumber : Sekretariat DPRD TK. I Prop. Banten


Source : Legislative Secretary of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

20

Bab II

Pemerintahan

Tabel
Table

2.5

Jumlah Desa Menurut Klasifikasi di Banten


Number of Villages by Classification in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Swadaya
Self-Help

Swakarsa
Self-Work

Swasembada
SelfSupporting

Jumlah
Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

335

335

299

300

328

328

271

371

104

104

43

43

Banten

1.480

1.481

2002

1.480

1.481

2001

1.480

1.481

Kab/Reg
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi Banten


Source : Soviety Power Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

21

Bab II

Pemerintahan

Tabel
Table

2.6

Jumlah Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)


Menurut Kategori di Banten
Number of LKMD by Category in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Swadaya
Self-Help

Swakarsa
Self-Work

Swasembada
Self-Supporting

Jumlah
Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

181

154

335

2. Lebak

243

56

300

3. Tangerang

328

328

4. Serang

371

371

5. Tangerang

25

79

104

6. Cilegon

43

43

Banten

449

1.031

1.481

2002

424

1.056

1.481

2001

78.146

2.2057

8.854

109.057

Kota/Mun

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi Banten


Source : Soviety Power Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

22

Population and Manpower

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

Penjelasan Teknis

Technical Notes

1.

1. The main source of population


data is Population Census that is
conducted every 10 years.
Population Census was conducted
5 times in 1961, 1971, 1980, 1990
and 2000. Besides Population
Census,
to
maintain
the
availability of population data
between 2 censuses period, BPSStatistics Indonesia conducted
Survey Penduduk Antar Sensus
(SUPAS) or Population Survey
Between Censuses. SUPAS has
been conducted 3 times in 1976,
1985 and 1995.
In a Population Census,
every citizen who domiciles in
Indonesian geographical area is
counted, including expatriates
except the member of diplomatic
corps and their family. Different
from
previous
censuses,
Population Census 2000 only
conducted complete counting
method with more variables
considered. Population
Census
2000 was started 1 June 2000 and
ended 30 June 2000. Data was
collected by the way of interview
with respondent. Counting method
used in population census is a
combination between de jure and
de facto method. Respondent who
domiciles in a permanent resident
is counted in de jure method or
the place in which he/she
habitually domiciles, Meanwhile,
respondent who

Sumber utama data kepen


dudukan adalah Sensus Pen
duduk, yang dilaksanakan setiap
sepuluh tahun sekali. Sensus
Penduduk telah dilaksanakan
sebanyak lima kali sejak Indo
nesia merdeka yaitu tahun 1961,
1971, 1980, 1990 dan 2000.
Selain Sensus Penduduk, untuk
menjembatani ketersediaan data
kependudukan diantara dua
periode sensus, BPS melakukan
Survei Penduduk Antar Sensus
(SUPAS), SUPAS telah dila
kukan sebanyak tiga kali, tahun
1976,1985 dan terakhir 1995.
Di dalam sensus penduduk,
pencacahan dilakukan terhadap
seluruh penduduk yang berdo
misili di wilayah geografis Indo
nesia termasuk warga negara
asing kecuali anggota Korps
Diplomatik berserta keluarga
nya. Berbeda dengan pelaksa
naan sensus penduduk sebelum
nya, Sensus Penduduk 2000
hanya melaksanakan metode
pencacahan lengkap dengan
jumlah variabel yang lebih
banyak. Sensus Penduduk 2000
dilaku kan serentak di seluruh
tanah air mulai tanggal 1-30
Juni
2000.
Metode
pengumpulan data dilakukan
dengan
wawancara
antara
petugas sensus dengan res
ponden. Cara pencacahan yang
dipakai dalam sensus penduduk
adalah kombinasi antara de jure
dan de facto. Bagi penduduk
yang bertempat tinggal tetap
dipakai cara de jure, dicacah di
mana mereka biasa tinggal,
sedangkan untuk penduduk

Banten Dalam Angka 2003

25

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

yang tidak bertempat tinggal


tetap dicacah dengan cara de
facto, yaitu dicacah di tempat di
mana mereka ditemukan petu
gas sensus biasanya pada
malam (hari terakhir) sensus.
Termasuk penduduk yang tidak
bertempat tinggal tetap tuna
wisma, awak kapal berbendera
Indonesia,penghuni
perahu/
rumah
apung,
masyarakat
terpencil
/terasing
dan
pengungsi. Bagi mereka yang
mempunyai tem pat tinggal
tetap, tetapi sedang bepergian
ke luar wilayah lebih dari enam
bulan, tidak dicacah di tempat
tinggalnya.
Sebalik
nya,
seseorang
atau
keluarga
menempati suatu bangunan be
lum mencapai enam bulan tetapi
bermaksud menetap disana dica
cah di tempat tersebut.
2.

Penduduk adalah semua orang


yang berdomisili di wilayah
geografis Republik Indonesia
selama 6 bulan atau lebih dan
atau mereka yang berdomisili
kurang dari 6 bulan tetapi
bertujuan menetap.

3.

Rata-rata Pertumbuhan Pen


duduk adalah angka yang
menunjukkan tingkat pertam
bahan penduduk per tahun
dalam jangka waktu tertentu.
Angka ini dinyatakan sebagai
persentase dari penduduk dasar.

4.

Kepadatan Penduduk adalah


banyaknya penduduk per km
persegi.

5.

Rasio Jenis Kelamin adalah


perbandingan antara banyaknya
penduduk laki-laki dengan

Banten Dalam Angka 2003

doe
s
n
td
omi
c
i
l
e
si
nape
r
ma
ne
nt
resident is counted in de facto
method or the place in which
census
officer
finds
the
r
e
s
ponde
nt
. Ci
t
i
z
e
ns t
hat don
t
have a permanent resident are,
among others, the homeless,
Indonesian flagged marine vessel
labour, refugees, boatmen and
remote tribe. Those who have
permanent
residences
but
undergoing a trip for more than 6
moths are not counted in their
residence. Meanwhile, those who
occupy a house less than 6 months
but intend to domicile are counted
in that place.

2. Population are people who


domicile
in
Indonesian
geographical area for 6 months or
more and or those who live less
than 6 months but intend to
permanently domicile.

3. Average Growth of Population is


a number showing a population
increases rate per year within
specific period. This number is
stated as a percentage of a
population base.

4. Population Density is the number


of population per kilometre square

5. Sex Ratio is a ratio between the


number of male compared with

26

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

banyaknya penduduk perem


puan pada suatu daerah dan
waktu tertentu. Biasanya dinya
takan
dengan
banyaknya
penduduk laki-laki untuk 100
penduduk perempuan.

the number of female in a specific


region and a specific time. It is
customarily stated in the number
of male for every 100 female.

6.

Rumah Tangga adalah se


seorang atau sekelompok orang
yang mendiami sebagian atau
seluruh bangunan fisik/sensus,
dan biasanya tinggal bersama
serta makan dari satu dapur.
Yang dimaksud makan dari satu
dapur adalah jika pengurusan
kebutuhan sehari-harinya dikelo
la bersama-sama menjadi satu.

6. Household is one person or a


group of person who occupy a
part or a whole house and
customarily stay and eat together
from one kitchen. Eat together
from one kitchen means that daily
need is managed together.

7.

Anggota
Rumah
Tangga
adalah semua orang yang bia
sanya bertempat tinggal di suatu
rumah tangga, baik yang berada
di rumah pada waktu penca
cahan maupun yang sementara
tidak ada.

8.

Rata-rata Anggota Rumah


Tangga adalah angka yang
menunjukkan rata-rata jumlah
anggota rumah tangga per
rumah tangga.

9. Pengumpulan data angkatan


kerja dilaksanakan BPS melalui
sensus dan survei. Survei
Angkatan Kerja Nasional (Saker
nas) merupakan survei yang
khusus mengumpulkan informa
si/data ketenagakerjaan. Pada
beberapa survei sebelumnya,
pengumpulan data angkatan
kerja dipadukan dalam kegiatan
lainnya, seperti Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas),
Sensus Penduduk (SP), dan
Survei Penduduk Antar Sensus
(Supas).

Banten Dalam Angka 2003

7. Member of Household is every


person who customarily stay in
one household, including those
whodon
ts
t
ayathomewhe
nt
he
y
are counted.
8. Average Member of Household is
the average number of member
per household.

9. Manpower data collection is


conducted by BPS through census
and survey. Survey Angkatan
Kerja Nasional (Sakernas) or
National Manpower Survey is a
survey that especially gather
data/information concerning with
manpower. In previous survey,
manpower data collecting is
combined in other survey and
census such as Survey Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) or
National Economic and Social
Survey, Population Census and
Population
Survey
Between
Censuses.

27

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

10. Penduduk Usia Kerja


Penduduk yang berumur 15
tahun ke atas
11.

Bekerja adalah melakukan


pekerjaan
dengan
maksud
memperoleh atau membantu
memperoleh pendapatan atau
keuntungan dan lamanya beker
ja paling sedikit 1 jam secara
terus menerus dalam seminggu
yang lalu (termasuk pekerja
keluarga tanpa upah yang
membantu dalam suatu usaha
/kegiatan ekonomi).

12. Angkatan Kerja adalah pen


duduk usia kerja (15 tahun ke
atas) yang bekerja, atau punya
pekerjaan namun sementara
tidak bekerja, dan yang mencari
pekerjaan.
13. Jumlah jam kerja seluruhnya
adalah jumlah jam kerja yang
digunakan untuk bekerja (tidak
termasuk jam kerja istirahat
resmi dan jam kerja yang
digunakan untuk hal-hal diluar
pekerjaan).

10. Working Age Population are


those aged beyond 15 year.
11. Working is doing a job that
intends to earn or help to earn
revenue or profit and lasting
continuously at least one hour
in the previous week ( including
family worker who works or
helps economic activities of the
family without any salary)

12. Labor Force are those aged


beyond 15 who work, or have
any job but at present is not
working and those who try to
find a job.
13. Total Working Hour is the
number of working hour used to
work (not include official relax
hour and working hour that
used to do things instead a job)

14. Lapangan
Usaha
adalah
bidang kegiatan dari pekerjaan
/tempat bekerja dimana sese
orang
bekerja.
Klasifikasi
lapangan
usaha
mengikuti
Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI) dalam
1 digit.

14. Working Field is the kinds or


the place of works in which
someone do his job. The
classification of working area
follows
Klasifikasi
Baku
Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) or Indonesia Working
Field Standard Classification in
one digit.

15. Status Pekerjaan adalah kedu


dukan seseorang dalam unit
usaha/kegiatan dalam melaku
kan pekerjaan.

15. Employment Status is the level


in which someone does his job
in a working unit.

Banten Dalam Angka 2003

28

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

16. Pekerja Tak Dibayar adalah


seseorang yang bekerja mem
bantu usaha untuk memperoleh
keuntangan/penghasilan yang
dilakukan oleh salah seorang
anggota rumah tangga atau
bukan anggota rumah tangga
tanpa mendapat upah/gaji.
17. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) adalah salah
satu indikator dasar ketenaga
kerjaan yang memberikan gam
baran tentang seberapa besar
keterlibatan penduduk dalam
kegiatan ekonomi produktif.
Rumus TPAK adalah:
(Jumlah Penduduk
Yang Tergolong dalam
Angkatan Kerja)
x 100
(Jumlah Penduduk
Berumur 10 Tahun
Ke Atas)

Banten Dalam Angka 2003

16. Unpaid Workers are those who


works to help economic
activities of the family without
any salary, including those who
are not the member of the
family.
17. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK) or Labor Force
Participation Level is the basic
manpower indicator showing
inhabitants participation in the
productive economic activities.
TPAK is formulated as follows:
( Number of
inhabitants
in Work Force)
Number of
inhabitants
aged beyond
10 year

X 100

29

Bab III

3.1. Penduduk
Dalam kaitannya dengan
pembangunan berkelanjutan, hampir
tidak satu programpun yang tidak
memperhatikan penduduk. Semua
jenis program pembangunan ten
tunya diintegrasikan dan akan di
bawa ke dalam suatu tujuan
pembangunan, yaitu untuk mening
katkan kesejahteraan dan kualitas
hidup penduduk. Oleh karena itu
informasi kependudukan, dengan
berbagai karakteristik, kecende
rungan dan diferensiasinya menjadi
semakin
penting.
Sehubungan
dengan itu, data penduduk seba
gaimana data lainnya, sangat
diperlukan dalam berbagai peren
canaan dan evaluasi pembangunan,
terutama setelah adanya pergeseran
paradigma pembangunan yang tidak
hanya bertumpu pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi semata tetapi
upaya meningkatkan kualitas SDM
telah menjadi tumpuan dan tujuan
pembangunan itu sendiri.

Penduduk dan Tenaga Kerja

3.1 Population
In relation with continuing
development, almost all programs
are dealt with inhabitants. All
development
programs
are
integrated and directed toward the
goal, namely increasing welfare and
living quality of inhabitants.
Because of that reason, a population
information that is completed with
various characteristics, tendency
and
differentiation
is
very
substantial. By the same reason,
population data and any other
related data are very important for
the development planning and
evaluation especially after paradigm
change that not only based on
economic growth but also based on
improving human resources quality,
that has become the goal of
development itself. (people - centred
development).

a. Jumlah dan Pertumbuhan


Penduduk

a.

Jumlah penduduk di suatu


daerah sebenarnya merupakan asset
dan potensi pembangunan yang
besar, manakala penduduk tersebut
berkualitas. Sebaliknya dengan
jumlah dan pertumbuhan penduduk
yang pesat tetapi dengan kualitas
yang rendah akan menjadi beban
besar bagi proses pembangunan
yang akan dilaksanakan.
Penduduk Banten berdasar
kan data hasil Sensus Penduduk
yang disajikan pada tabel 3.1.1,
menunjukkan bahwa jumlah pen
duduk terus bertambah. Pada tahun
1961 tercatat sebanyak 2.438.574

Population in an area is
actually a great development asset
and potential if the population is
qualified. In contrast, a great deal
number of population and its growth
with minor quality will be a big
burden for the development process
itself.
Banten population based on
the result of Population Census
noted at Table 3.1.1 shows that the
number of population is increasing.
In 1961 population number is
2,438,574

Banten Dalam Angka 2003

Population
Growth

and

Population

30

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

jiwa dan tahun 1971 sebanyak


3.045.154 jiwa, meningkat menjadi
4.015.837 jiwa pada tahun 1980 dan
5.967.907 jiwa pada tahun 1990.
Pada tahun 2000, jumlah penduduk
tersebut berdasarkan hasil Sensus
Penduduk
2000 (SP2000) telah
bertambah
menjadi
sebanyak
8.096.809 jiwa dan tahun 2003
meningkat
kembali
menjadi
8.956.229 jiwa.

while in 1971 is 3,045,154 and


increasing toward 4.015.837 in 1980
and 5,967,907 in 1990. In year 2000
population number based on 2000
Population Census has become
8,096,809 and in 2003 is increasing
to be 8,956,229 inhabitants.

Kecenderungan penduduk
yang terus bertambah dari periode
sensus yang satu ke sensus atau
survei berikutnya tentunya bukan
hanya disebabkan pertambahan
penduduk secara alamiah, tetapi
tidak terlepas dari kecenderungan
migran baru yang masuk disebabkan
daya tarik provinsi Banten itu
sendiri, baik dilihat dari potensi
daerah seperti banyaknya peru
sahaan industri besar/sedang di
daerah Cilegon, Tangerang dan
Serang serta potensi pariwisata di
Pandeglang, Serang dan daerah
lainnya,
sehingga
ketersediaan
lapangan kerja dan makin kon
dusifnya kesempatan berusaha akan
menarik pendatang dari luar Banten.

Increasing
trend
in
population growth from one census
to the next census or from one
survey to the next survey is not only
caused by natural population
growth, but also caused by
migration. Migrants come to Banten
because of many reason and job
opportunities in many sectors,
among others, industrial companies
situated Cilegon, Tangerang and
Serang, tourism companies in
Pandeglang, Cilegon and Serang
and any other job opportunities and
also the more conducive atmosphere
for people to enhance any economic
activities.

Laju Pertumbuhan pen


duduk Banten seperti yang disajikan
pada tabel 3.1.2, selama kurun
waktu 1990-2000 rata-rata tumbuh
sebesar 3,21 persen. Angka ini
menunjukkan penurunan dibanding
kan pertumbuhan antara tahun 19801990 yang rata-rata sebesar 4,04
persen tetapi masih relatif lebih
besar bila dibandingkan antara kurun
waktu 1961-1971 dan 1971-1980
yang masing-masing besarnya 2,25
persen dan 3,12 persen. Apabila
dilihat menurut kabupaten/kota pada
kurun waktu 1990-2000, terdapat
rata-rata laju pertumbuhan penduduk

Population growth rate in


Banten, as noted in Table 3.1.2 for
periods of 1990
2000 grows in
average of 3.21 percent. This rate
shows a decrease compared with
population growth rate in periods of
1980 1990 showing 4,04 percent,
but still relatively higher than the
population growth rate in 19611970 and 1971-1980 showing 2.25
percent and 3.12 respectively. If
viewed from the regency and
municipals side,

Banten Dalam Angka 2003

31

Bab III

yang relatif tinggi, yaitu di


Kabupaten Tangerang dan Kota
Tangerang dengan rata-rata laju
pertumbuhan penduduknya masingmasing sebesar 4,35 persen dan 3,83
persen. Tingginya pertumbuhan
penduduk di ke-dua daerah tersebut
tidak terlepas dari potensi daerah
bersangkutan yang telah tumbuh
menjadi pusat kawasan pertumbuhan
perekonomian sehingga menjadi
daerah tujuan para pendatang
(migran), serta karena letaknya yang
berbatasan langsung dengan Ibu
kota
Negara (Jakarta) wilayah
Jabotabek yang mau tidak mau
harus menampung pula penduduk
yang aktivitas ekonomi keseha
riannya di wilayah DKI Jakarta.
Selanjutnya, bila dibandingkan
dengan pertumbuhan penduduk pada
periode sebelumnya (1980-1990)
semua
kabupaten/kota
kecuali
Kabupaten Serang, menunjukkan
penurunan
laju
pertumbuhan
penduduk. Penurunan laju pertum
buhan yang cukup ekstrim terjadi di
Kota Tangerang dari rata-rata
sebesar 8,77 persen pada kurun
waktu 1980-1990 menjadi 3,83
persen pada tahun 1990-2000. Hal
ini terjadi karena pada kurun waktu
1980-1990 di kota Tangerang
(sebelumnya Kotif) terjadi penam
bahan kecamatan, dari 3 kecamatan
menjadi 5 kecamatan yang keduanya berasal dari wilayah
di Kabupaten Tangerang.
Seperti dijelaskan dimuka,
jumlah penduduk dari tahun ke
tahun selalu mengalami pening
katan. Jumlah penduduk Banten
pada tahun 2003 berdasarkan hasil
Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas)
keadaan
Februari,
bertambah menjadi 8.956.229 jiwa
yang terdiri dari laki-

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

high population growth incurred in


Kabupaten Tangerang and Kota
Tangerang with the average of
population growth is 4.35 percent
and 3.83 percent respectively.
The highness of population growth
in those 2 regencies is closely
related with their economic potential
that has grown to be the centre of
economic area and has become
destination for migrants. It is also
caused by their sites that are
straight-bordered with Indonesian
Capitol (Jakarta) Jabotabek area.
A great number of inhabitants whose
daily economic activities in Jakarta
stay in that two area. Compared
with population growth rate in the
previous period (1980-1990), all
regencies and municipals, except
Serang, shows a decreasing growth
rate. Extreme decreasing growth
rate incurred in Kota Tangerang
from 8.77 percent in 1980-1990 to
3.83 percent in 1990-2000. This
happened because in the periods of
1980-1990 in Kota Tangerang there
is an addition in the number of
district from 3 districts become 5
districts. The 2 districts are
previously of Kabupaten Tangerang

As
explained
above,
population number always increases
from year to year. Population
number in Banten in 2003 based on
the result of National Social
Economic Survey (Susenas) in
February, increase to be 8,956,229
inhabitants,

32

Bab III

laki 4.563.563 jiwa lebih banyak


dibanding perempuan yang jumlah
nya 4.392.666 jiwa. Bila dihitung
rata-rata laju pertumbuhan penduduk
selama periode waktu 2000-2003
besarnya sekitar 3,48 persen, relatif
meningkat dibanding pertumbuhan
selama kurun waktu 1990-2000 yang
besarnya 3,21 persen. Sementara itu,
jumlah
rumahtangga
tercatat
sebanyak 1.987.422.
Sebagai
daerah
yang
terbuka bagi setiap warga, di Banten
tercatat pula sekitar 16.871 warga
negara asing (WNA) seperti yang
disajikan pada tabel 3.1.4. Dari
keseluruhan WNA tersebut, seba
gian besar warga
negara asing
China yang
teridentifikasi keba
nyakan berasal dari keturunan RRC
dan Taiwan dengan jumlah sekitar
12.141 jiwa (71,96 persen), sedang
sisanya sebanyak 4.730 jiwa (28,04
persen) adalah warga asing lainnya
seperti Arab, Pakistan, Inggris dan
lainnya.
Data
tentang
jumlah
penduduk lainnya yang perlu untuk
dikaji adalah penduduk yang
diperoleh dari hasil proyeksi. Data
proyeksi penduduk diantaranya
diperlukan untuk mengkuantifikasi
kan target-target pembangunan di
masa mendatang. Proyeksi pen
duduk (demografi) terutama dibutuh
kan oleh tiga kelompok pemakai
utama, yaitu perencana, pembuat
kebijaksanaan dan analis.
Data penduduk Banten
hasil proyeksi menurut kelompok
umur dan jenis kelamin serta jumlah
penduduk menurut kabupaten/kota
dapat dilihat pada tabel 3.1.6 s.d
3.1.11.
Diperkirakan
jumlah
penduduk Banten pada tahun 2005
sekitar 9.618,2 ribu

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

4,563,563 of them are men and


greater than the woman that only
amounting 4,392,666 inhabitants.
The average of population growth
rate
for
period
2000-2003
amounting 3.48 percent is relatively
increassed if compared with the
population growth rate for period
1990-2000 amounting 3,21 percent.
Meanwhile,
the
number
of
household in Banten in 2003 is
1,987,422.
As a region that is open
for everyone, in Banten there are
16,871 expatriates as noted in table
3.14. Of all expatriates, most of
them come from The Mainland
China and Taiwan amounted 12,141
expatriates (71.96 percent), while
the rest amounting 4,730 expatriates
(28.04 percent) are from Arab,
Pakistan, British and many others.
The other data about
population that is necessary to know
is the number of population based
on projection. Projected population
data is needed to, among others,
quantify development targets in the
future. The projection of population
(demography) is basically needed by
the three important users, those are
planner, decision maker and analyst.
Banten population data
as the result of projection based on
age group and sex and the number
of population based on regency can
be seen in table 3.1.6 up to 3.1.11. It
is estimated that the number of
population in Banten in 2005 is
around
9,618.2
thousand
inhabitants.

33

Bab III

b. Persebaran dan Kepadatan


Penduduk
Persebaran atau distribusi
penduduk pada dasarnya merupakan
komposisi penduduk berdasarkan
geografis. Dari data persebaran pen
duduk dapat dilihat apakah kompo
sisi penduduk di sutau wilayah
administrasi tersebut merata atau
tidak. Melalui persebaran penduduk
dapat dilihat pula di wilayah mana
terjadi
pemusatan
penduduk.
Indikator persebaran ini dinyatakan
dalam persentase, sehingga dapat
dilihat polanya.
Pada selang waktu 2000
sampai 2003, persebaran penduduk
di Kabupaten Pandeglang, Lebak,
Serang dan Cilegon
terhadap
Propinsi
Banten
cenderung
mengalami penurunan sementara
dua daerah lainnya yaitu Kabupaten
Tangerang dan Kota Tangerang
relatif mengalami kenaikan (tabel
3.1.12). Terjadinya peningkatan di-2
daerah tersebut adalah hal yang
wajar, mengingat daerah tersebut
merupakan daerah berkembang
terutama dari perkembangan sektor
industri besar/sedang yang dibarengi
pertumbuhan pada sektor perda
gangan dan jasa-jasa sehingga
banyak tenaga kerja yang datang
dari daerah lain termasuk mereka
yang membuka usaha baru baik
skala besar/mengengah maupun
kecil
disamping
menampung
penduduk limpahan dari Jakarta.
Dari persebaran penduduk
ini akan lebih bermakna apabila
dikaitkan dengan ukuran kepadatan
penduduk di suatu daerah. Hal ini
penting sebab suatu daerah dengan
jumlah penduduk yang besar belum
tentu dirasakan padat apabila me
miliki wilayah yang luas.

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

b.

Distribution and Population


Density

Spread or distribution of
population is basically a population
composition based on geographical
area. From the population spread
data it can be seen whether the
population composition in a region
is flat or not. Trough population
spread, it also can be seen which
region with dense population.
Population spread indicator is noted
in percentage. By that way its
pattern can be inferred.
In the time range between
2000 and 2003, population spread in
Pandeglang and Lebak municipal
tends to decline while in the other 4
municipals
namely
Serang,
Tangerang, Tangerang and Cilegon,
population spread relatively inclines
(table 3.1.12). The inclination in
those 2 municipals is quite fair
remembering that the regions is
developing,
especially
from
industrial sector accompanied by
trade and service sector, making
many manpower come from outside
area including those who open a
new venture whether in small,
middle of big scale like Jakarta.
The spread of population
will have more meaning when it is
related with the density of
population in an area. This is
important because a region with a
huge population will not be
considered as dense if it is wide.

34

Bab III

Pada tabel 3.1.12 menunjukkan


pula bahwa angka kepadatan
penduduk Banten dari tahun ke
tahun memperlihatkan peningkatan.
Hal ini ditunjukkan berdasarkan data
dua sensus ter akhir, yaitu tahun
1990 sebesar 678 orang per km2,
tahun 2000 sebesar 920 orang per
km2 dan pada tahun 2002 meningkat
menjadi 969 orang per km2 . Untuk
tahun 2003 meningkat lagi menjadi
1.018 orang per km2 Demikian pula
yang terjadi di seluruh kabupaten/
kota,
tidak
ada
satu-pun
kabupaten/kota yang mengalami
penurunan tingkat kepadatan. Bila
dibandingkan antar kabupaten/kota,
sampai tahun 2003 terdapat tiga
daerah yang tingkat kepadatannya
tinggi, yaitu Kota Tangerang 7.950
orang
per
km2,
Kabupaten
Tangerang 2.869 orang per km2 dan
Kota Cilegon sebesar 1.859 orang
per km2. Sedangkan daerah yang
paling rendah tingkat kepadatannya
adalah Kabupaten Lebak sebesar
392 orang per km2.
c. Rasio Jenis Kelamin, Rumah
Tangga dan Rata-rata Aggota
Rumah Tangga
Berdasarkan
data
yang
disajikan pada tabel 3.1.13, rasio
jenis kelamin penduduk Banten
diatas 100 walaupun angkanya ber
fluktuasi. Kondisi ini sudah ber
langsung sejak tahun 1990 Hal ini
menggambarkan bahwa jumlah
penduduk laki-laki di Banten lebih
banyak dari pada jumlah penduduk
perempuan. Pada tahun 2003 rasio
jenis kelamin penduduk Banten
sekitar 103,89 meningkat dibanding
tahun 1990 dan 2000 yang masingmasing besarnya 102,71 dan 101,48.
Dengan melihat data tahun 2003,
seluruh kabupaten/kota yang ada di

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

Table 3.1.12 shows the


number of population density that is
increases from year to year. This is
shown by the data from the last two
censuses. In 1990 there are 678
inhabitants per km square while in
2000 there are 920 inhabitants per
km square and in 2002 increases to
be 969 inhabitants per km square. In
2003 it increases again to be 1,018
inhabitants per km square. Just like
in any other regency, there is not a
decline in population density. If the
population
density
in
every
municipal is compared, until 2003
there are 3 municipals with high
population density, those are Kota
Tangerang with 7,950 inhabitants
per
km
square,
Kabupaten
Tangerang with 2,869 inhabitants
per km square and Cilegon with
1,859 inhabitants per km square.
The lowest population density
occurs in Kabupaten Lebak with 392
inhabitants per km square.
c.

Sex Ratio, Household and The


Average Number of Family
Houshold

Based on data in Table


3.1.13, sex ratio in Banten is over
100 although it fluctuates. This
condition has lasted from1990. It
shows that the number of men is
greater than the number of woman
in Banten. In 2003 sex ratio is
around 103,89 higher than sex
ration in 1990 and 2000 that shows
102,71 and 101,48 respectively. By
looking at the data in 2003, all

35

Bab III

Banten
kecuali
Kabupaten
Tangerang rasio jenis kelamin di
atas 100. Rendahnya rasio jenis
kelamin di Kabupaten Tangerang
sebesar 99,19 diduga karena
banyaknya pendatang tenaga kerja
(buruh) wanita baik yang bekerja di
pabrik (industri) maupun pada sektor
lainnya.
3.2. Tenaga Kerja
a. Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
Sektor
ketenagakerjaan
meru-pakan salah sektor penting
pembangun-an ekonomi khususnya
dalam upaya pemerintah untuk
menanggulangi kemiskinan. Hal ini
karena tenaga kerja adalah modal
bagi geraknya roda pembangunan.
Jumlah dan komposisi tenaga kerja
akan terus mengalami perubahan
seiring dengan berlangsungnya
proses demografi. Pada umumnya
yang menjadi fokus perhatian
dibidang ketenagakerjaan adalah
penduduk usia kerja yang masuk
angkatan kerja, karena kelompok ini
memiliki sensitivitas yang cukup
tinggi terhadap pasar tenaga kerja.
Oleh karena itu, perubahan yang
terjadi pada kelompok ini akan
mem pengaruhi sisi permintaan dan
penawaran akan tenaga kerja.
Berbeda halnya dengan lainnya yang
memang secara eko nomi tidak aktif,
sehingga dikategorikan sebagai
bukan angkatan kerja.
Pada tahun 2003, di Banten
terdapat 7.007.198 penduduk usia
kerja, dan sekitar 36,04 persen
(2.525.386 jiwa) dari mereka
terdapat di Kabupaten Tangerang.
Bagian dari penduduk usia kerja

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

municipals in Banten except


Tangerang regency have sex ration
over 100. The low sex ratio in
Tangerang regency is 99,19 percent
due to the huge female migrant
worker working in any factory as
well as any other sector.
3.2 Manpower
a. Labor Force Participation Level
(TPAK)
Manpower sector is one of
the important economic development
sectors especially related with the
government effort to overcome
poverty It is because manpower is
the factor to move the development.
The number and the composition of
manpower will always changes
along with the process of
demography. Manpower sector is
generally focused on the population
becoming labour force, because this
group has a high sensitivity to
manpower market. That is why the
changes occur in this group will
affect the demand and supply side of
manpower. It is different from any
other sectors that are economically
inactive so that they are categorised
as non labour force (non
economically active population).
In 2003, in Banten there
are 7.007.198 inhabitants in
working age and around 36,04
percent (2.525.386 inhabitants) of
them live in Tangerang regency. The
part of inhabitants in working age

36

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

yang aktif dalam kegiatan ekonomi


disebut angkatan kerja. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK),
merupakan
ukuran
yang
menggambarkan jumlah angkatan
kerja untuk setiap 100 penduduk
usia kerja. TPAK Banten sedikit
mengalami peningkatan dari 49,52
persen pada tahun 2000 menjadi
55,07 persen pada tahun 2003.
Peningkatan TPAK ini salah satunya
dikarenakan terjadinya peningkatan
jumlah penduduk yang memasuki
pasar kerja, disamping adanya
kecenderungan membaiknya mutu
sumber daya manusia yaitu ada
kecenderungan peningkatan jumlah
penduduk yang sekolah.

that are active in any economic


activity is called Labour Force.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
(TPAK)
or
Labour
Force
Participation
Level
is
a
measurement showing the number of
labour force for every 100
inhabitants in working age. TPAK in
Banten slightly increases from 49,52
percent in 2000 to 55,07 percent in
2003. The increase in TPAK is,
among others, due to the increase of
population becoming labour force
and better human resources quality
proved by the increase in number of
schools.

Terdapat variasi TPAK antar


kabupaten/kota, pada tahun 2003
TPAK Kota Cilegon paling rendah
yaitu
51,79
persen
disusul
Kabupaten Tangerang 53,21 persen.
Sedangkan TPAK paling tinggi
terdapat di Kabupaten Pandeglang
sebesar 60,52 persen dan Lebak
sebesar 58,19 persen.

There are some TPAK


variations among municipals. In
2003 TPAK, Cilegon is the lowest,
only 51,79 percent followed by
Tangerang 53,21 percent. The
highest
TPAK
occurs
in
Pandeglang regency showing 60,52
percent and Lebak showing 58,19
percent.

b. Komposisi Penduduk yang


Bekerja

b. Composition of Working People

Perkembangan jumlah tenaga


kerja yang tidak diimbangi dengan
pertumbuhan lapangan kerja akan
menyebabkan tingkat kesempatan
atau penyerapan tenaga kerja cen
derung menurun. Namun demikian,
jumlah penduduk yang bekerja tidak
dapat sepenuhnya dipandang sebagai
jumlah kesempatan kerja yang ada,
hal ini dikarenakan sering terjadinya
missmatch dalam pasar kerja. Pada
tahun 2003 dari total angkatan kerja
(3.858.831), sebesar
3.185.642
orang atau 82,55 persen dari mereka
telah bekerja. Disisi lain, dapat pula
dianalisa bagian dari angkatan kerja

The increase in the number of


manpower that is not balanced by
the increase of job opportunity
causes a decline in working
opportunity.
Nevertheless,
the
number of population that work
cannot be considered as the number
of job opportunity because of
mismatch that often happened in
manpower market. In 2003, of all
total labour force (3.858.831
inhabitants) 3.185.642 inhabitants
of them or 82,55 percent has
worked. It also can be analysed the

Banten Dalam Angka 2003

37

Bab III

yang masih mencari pekerjaan atau


biasa disebut pengangguran terbuka.
Dari 100 angkatan kerja, sekitar 17
(17,45 persen) diantaranya masih
mencari
pekerjaan.
Secara
keseluruhan jumlah penganggur di
Banten sebanyak 673.189 orang, dan
bagian terbesar penganggur terdapat
di Kabupaten Tangerang sekitar
228.697 orang.
Proporsi penduduk yang be
kerja menurut lapangan usaha biasa
dipakai sebagai salah satu ukuran
untuk melihat potensi sektor pereko
nomian dalam menyerap tenaga
kerja. Indikator tersebut juga bisa
digunakan sebagai salah satu ukuran
untuk
menunjukkan
struktur
perekonomian suatu wilayah.
Di Banten, lapangan usaha pertanian
merupakan sektor yang paling
dominan dalam menyerap tenaga
kerja. Tingginya lapangan usaha di
sektor ini adalah kenyataan historis,
karena sektor ini umumnya tidak
banyak membutuhkan tenaga kerja
terdidik dan terampil. Kenyataan
lainnya
adalah
tingkat
upah/pendapatan yang diterima pun
biasanya rendah dan dikerjakan oleh
ma
s
y
a
r
a
k
a
t
t
r
a
di
s
i
on
a
l
a
t
a
u

ma
r
j
i
n
a
l

.Se
k
i
t
a
r29,
40pe
r
s
e
nda
r
i
total penduduk yang bekerja terserap
di sektor ini. Sektor berikutnya
yang cukup besar peranannya adalah
industri pengolahan (22,92 persen),
perdagangan (19,11 persen), dan
jasa-jasa (13,50 persen). Sedangkan
sektor yang menyerap sedikit tenaga
kerja adalah listrik, gas dan air
minum
(0,37
persen),
dan
pertambangan/
penggalian (0,50
persen).
Sesuai dengan karakteristik
kabupaten/kota yang ada di propinsi
ini, dominasi penduduk yang bekerja
di sektor pertanian paling
tinggi

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

part of labour force that still looking


for job or usually called as open
unemployment. Of 100 labour force,
around 17 (17,45 percent) of them
still look for job. Totally the number
of the unemployed in Banten are
673.189 people, and most of them
live in Tangerang regency around
228.697 people.
The
proportion
of
population that work according to
working field is usually used to
measure the potential of economic
sector in absorbing labour force.
That indicator can also be used as a
measurement that shows economic
structure of a region. In Banten,
agricultural sector is the most
dominant sector that absorbs labour
force. The huge job opportunity in
this sector is a historical reality,
be
c
aus
et
hi
ss
e
c
t
orge
ne
r
al
l
ydoe
s
n
t
require skilled labour. Another fact
is the salary that is generally low
and it is done by traditional or
marginal community. Around 29.40
percent of all population that work
are absorbed by this sector. The next
sector is manufacturing industry
sector (22,92 percent), trade (19,11
percent) and services (13,50
percent). Sectors with low level of
labour
force
absorbent
are
electrical, gas and drinking water
(0,37 percent) and mining sector
(0,50 percent).
According
to
the
characteristic of each municipals in
Banten, the highest population
working in agricultural sector

38

Bab III

di Pandeglang (62,83 persen)


Pandeglang (66,46 persen) dan
Lebak (61,88 persen), dan Serang
(43,53 persen). Sementara untuk
Kabupaten
Tangerang,
Kota
Tangerang dan Cilegon, industri
pengolahan, perdagangan dan jasajasa lebih dominan (Tabel 3.2.4 dan
3.2.5).
Tenaga kerja
di Banten
apabila diamati dari status pekerjaan
utamanya,
ternyata
jumlah
buruh/karyawan lebih dominan di
bandingkan dengan pengusaha atau
pekerja tidak dibayar (termasuk
didalamnya
pekerja
keluarga).
Terdapat sekitar 1.435.514 pekerja
(45,06 persen) masuk dalam
kategori buruh/karyawan.
Jika
dirinci
menurut
Kab/Kota, akan terlihat bahwa
sebagian besar pekerja pada 3 (tiga)
daerah yang banyak terdapat industri
pengolahan yaitu Kota Tangerang,
Kabupaten Tangerang dan di Kota
Cilegon berstatus buruh/karyawan.
Kenyataan tersebut adalah hal yang
wajar mengingat daerah tersebut
pusat pertumbuhan ekonomi setelah
masuknya perusahaan-perusahaan
industri besar/ sedang yang diikuti
tumbuhnya sektor perda gangan dan
jasa-jasa yang banyak menyerap
tenaga kerja. Sebaliknya mereka
yang bekerja di sektor informal di
daerah tersebut porsinya relatif
rendah.
Sedangkan mereka yang
termasuk kelompok pengusaha pada
tahun 2003 di Banten terdapat
sekitar 1.316.522 orang, yang
merupakan gabungan dari mereka
yang berusaha sendiri 23,57 persen,
berusaha dibantu buruh tidak tetap
atau pekerja keluarga 13,76 persen

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

occurs in Pandeglang (66,46


percent),
Pandeglang
(61,88
percent) and
Serang (43,53
percent). Meanwhile, in Tangerang,
Tangerang and Cilegon, industrial
manufacturing, trade and services
sectors are more dominant (Table
3.2.4 and 3.2.5).
Manpower job status in
Banten
is
dominated
by
labour/worker compared with the
number of entrepreneurs or unpaid
workers (including family workers).
There are around 1.435.514
workers (45,06 percent) categorised
as labour/worker.
From
the
regency
/municipality side, it is shown that
most of workers in 3 industrial
regencies namely
Tangerang
municipality, Tangerang regency
and Cilegon have the status as
labour. This fact is quiet fair
considering that those 3 regencies
are industrial centres due to big
industrial companies surrounded by
trade and service companies that
absorb many labours. In contrast,
those who works in informal sector
in those 3 regencies take relatively
small portion.
Meanwhile, those included
as entrepreneur in Banten in year
2003
totalled
1.316.522
entrepreneurs.23,57 percent of them
are those who works by himself,
13,76 percent of them have labour
or helped by family worker and 3,99
percent of them have permanent
labour.

39

Bab III

dan yang berusaha dibantu buruh


tetap 3,99 persen.
Relatif tingginya pengusaha
yang dibantu buruh tidak tetap atau
pekerja keluarga terlihat dari
banyaknya pekerja keluarga atau
tidak dibayar yang jumlahnya
sebesar 308.364 (9,68 persen).
Penggunaan jam kerja secara
tidak langsung dapat dijadikan salah
satu indikator produktivitas pekerja.
Makin lama jam kerja yang
digunakan diasumsikan produktivi
tas pekerja juga meningkat. Terdapat
sekitar 2.430.176 (76,29 persen)
penduduk yang bekerja diatas jam
kerja normal (lebih dari atau sama
dengan 35 jam per minggu), sisanya
sebasar
23,71
persen
dapat
dikategorikan sebagai penduduk
setengah
pengangguran
karena
mereka bekerja kurang 35 jam per
minggu termasuk yang sementara
tidak bekerja yang besarnya 2,82
persen.

Banten Dalam Angka 2003

Penduduk dan Tenaga Kerja

The highness percentage of


entrepreneur who have labour or
helped by family worker can be seen
from the huge number of family
worker and unpaid worker 308.364
(9,68 percent)
The usage of working hours
indirectly can be used as one of
indicators of labour productivity.
The longer working hours used, the
higher labour productivity assumed.
There is 2.430.176 (76,29 percen)t
population that works beyond
normal working hour (35 hours or
more per week). The rest 23,71
percent can be categorised as semiunemployed population because they
work less than 35 hour per week,
i
nc
l
udi
ngt
hos
ewhoatpr
e
s
e
ntdon
t
work totalling 2,82 percent.

40

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

Grafik 3.1. Perkembangan Jumlah Penduduk Banten


Tahun 1961-2003
9.000

8.956,2
8.096,8

8.000
7.000

R
i
b
u
a
n

5.967,9
6.000
5.000
4.015,8
4.000
3.000

3.045,2
2.438,6

2.000
1.000
0
1961

1971

1980

1990

2000

2003

Tahun

Grafik 3.2. Perkembangan Laju Pertumbuhan Penduduk Banten,


Tahun 1961-2003
5
4,04
4

3,21

3,12
P
e 3
r
s
e 2
n

3,48

2,25

0
1961-1971

1971-1980

1980-1990

1990-2000

2000-2003

Tahun

Banten Dalam Angka 2003

44

Bab III

Penduduk dan Tenaga Kerja

Grafik 3.3. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)


Kabupaten/Kota di Banten Tahun 2000 - 2003

70
60
50
40
30
20
10
0

Kota
Pandegl
Tangera
Lebak
Serang Tangera Cilegon Banten
ang
ng
ng

2000

51,55

49,92

48,47

48,79

50,81

50,86

49,52

2001

56,13

50,90

51,30

50,63

57,07

48,75

52,57

2002

56,33

55,43

51,51

47,82

51,62

44,28

51,56

2003

60,52

58,19

53,21

55,41

53,37

51,76

55,07

Grafik 3.4. Persentase Penduduk Banten Yang Bekerja


Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2003

Keuangan
2,22%

Jasa-jasa
13,57%

Pertanian
29,40%

Angkutan &
Komunikasi
8,69%
Pertambangan/
Penggalian
0,50%

Perdagangan
19,11%
Bangunan
3,22%

Banten Dalam Angka 2003

Listrik, Gas &


Air Minum
0,28%

Industri Pengolahan
22,92%

45

Bab III

Penduduk

Perkembangan Penduduk di Banten


Number of Population in Banten
1961-2003

3.1.1

Tabel
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

1961

1971

1980

1990

2000

2003

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1. Pandeglang

440.213

572.628

694.759

858.435

1.011.788

1.082.012

2. Lebak

427.802

546.364

682.868

873.646

1.030.040

1.122.228

3. Tangerang

643.647

789.870

1.131.199

1.843.755

2.781.428

3.185.944

4. Serang

648.115

766.410

968.358

1.244.755

1.652.763

1.776.995

206.743

276.825

397.825

921.848

1.325.854

1.462.726

72.054

93.057

140.828

226.083

294.936

326.324

2.438.574

3.045.154

4.015.837

5.967.907

8.096.809

8.956.229

Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber : Sensus Penduduk 1961. 1971. 1980. 1990. 2000 dan Susenas 2003
Source : Population Census 1961,1971,1980,1990,2000 and Economy Social Surve y2003

Banten Dalam Angka 2003

46

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.1.2

Laju Pertumbuhan Penduduk di Banten


Population Growth Rate in Banten
1961 2003
(Persen/Percent)

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

1961-1971

1971-1980

1980-1990

1990-2000

2000-2003

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Pandeglang

2,66

2,17

2,14

1,71

2,30

2. Lebak

2,48

2,51

2,49

1,72

2,.95

3. Tangerang

4,07

4,07

5,00

4,35

4,71

4. Serang

2,69

2,63

2,54

2,98

2,49

5. Tangerang

2,96

4,11

8,77

3,83

3,38

6. Cilegon

2,59

4,71

4,85

2,79

3,48

BANTEN

2,25

3,12

4,04

3,21

3,48

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Sensus Penduduk 1961. 1971. 1980. 1990. 2000, Susenas 2003
Source : Population Census 1961,1971,1980,1990,2000, Economy Social Survey 2003

Banten Dalam Angka 2003

47

Bab III

Penduduk

3.1.3

Tabel
Table

Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut


Jenis Kelamin di Banten
Number of Household and Population by Sex
in Banten
2003

Penduduk/Population
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Rumah Tangga
Household

(1)

(2)

Laki-laki
Male

Perempuan
Female

Jumlah
Total

(3)

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

235.873

553.814

528.198

1.082.012

2. Lebak

250.539

594.869

527.359

1.122.228

3. Tangerang

715.014

1.586.523

1.599.421

3.185.944

4. Serang

359.556

905.471

871.524

1.776.995

355.062

756.084

706.642

1.462.726

71.378

166.802

159.522

326.324

Banten

1.987.422

4.563.563

4.392.666

8.956.229

2002

2.169.798

4.342.714|

4.187.085

8.529.799

2001

2.062.472

4.231.079

4.026.976

8.258.055

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

48

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.1.4

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Penduduk Warga Negara Asing Cina dan Warga


Negara Asing Lainnya di Banten
Number of Chinese and Other Aliens in Banten
2000

Warga Negara Asing Cina Warga Negara Asing Lainnya


Chinese Aliens
Other Aliens
Perempuan
Female
(3)

Laki -Laki
Male
(4)

Perempuan
Female
(5)

Jumlah
Total

(1)

Laki-laki
Male
(2)

1. Pandeglang

14

41

72

134

68

55

19

18

160

2.248

2.153

1.194

801

6.396

10

30

3.565

3.900

1.241

1.215

9.921

66

47

91

26

230

5.964

6.177

2.592

2.138

16.871

(6)

Kab /Reg

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota / Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Sensus Penduduk 2000, BPS


Source : Population Census 2000,BPS

Banten Dalam Angka 2003

49

Bab III

Penduduk
2

3.1.5

Tabel
Table

Luas Wilayah. Rata-rata Penduduk Per Km dan per


Rumah Tangga di Banten
Region Area. Population Average Per Square Km and
Per Household in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Luas Wilayah
Region Area
(Km2)

(1)

(2)

Rata-rata Penduduk
Population Average
Per Km2
Per Sq Km

Per Rumah Tangga


Per Household

(3)

(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2.746,90

394

4,59

2. Lebak

2.859,96

392

4,48

3. Tangerang

1.110,38

2.869

4,46

4. Serang

1.724,09

1.031

4,94

5. Tangerang

184,00

7.950

4,12

6. Cilegon

175,50

1.859

4,57

Banten

8.800,83

1.018

4,51

2002

8.800,83

969

3,93

2001

8.800.83

938

4.00

Kota/Mun

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

50

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.1.6

Kelompok
Umur
Age Group
(1)

Proyeksi Penduduk Laki-laki Menurut Kelompok Umur


di Banten
Projection of Male Population by Age Group
in Banten
2004 2006
(Ribu/Thousands)

2004

2005

2006

(3)

(4)

(2)

0-4

494,8

502,9

511,6

59

423,0

434,4

444,0

10 14

443.2

458.2

467,5

15 19

449.7

453.1

461,5

20 24

464.5

474.9

484,6

25 29

417.0

435.6

445,8

30 34

383.6

401.1

413,1

35 39

343.0

356.8

369,1

40 44

313.0

319.8

331,5

45 49

266.7

276.4

287,2

50 54

217,7

233,3

242,6

55 59

163,8

169,4

178,0

60 64

126,4

132,3

140,1

65 69

90,2

94,2

100,5

70 74

59,7

61,9

65,6

75 +

53,9

56,5

59,7

4.860,7

5.002,4

Jumlah
4.710,1
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

51

Bab III

Tabel
Table

Penduduk

3.1.7

Proyeksi Penduduk Perempuan Menurut Kelompok


Umur di Banten
Projection of Female Population by Age Group in Banten
2004 2006
(Ribu/Thousands)

Kelompok
Umur
Age Group
(1)

2004

2005

2006

(3)

(4)

(2)

0-4

450,7

459,6

468,3

59

416,5

427,8

437,1

10 14

408,0

415,3

420,1

15 19

450,5

456,8

461,7

20 24

552,4

562,9

572,3

25 29

425,1

440,5

450,7

30 34

375,4

389,5

401,5

35 39

331,4

342,4

354,9

40 44

294,5

301,4

312,9

45 49

249,3

264,3

275,1

50 54

189,3

203,1

212,4

55 59

140,7

148,2

155,7

60 64

113,8

115,5

118,6

65 69

98,6

97,3

100,4

70 74

66,7

75,0

83,4

75 +

57,8

58,0

60,9

4.757,5

4.885,9

Jumlah
4.620,5
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

52

Bab III

Tabel
Table

Penduduk

3.1.8

Proyeksi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut


Kelompok Umur di Banten
Projection of Male and Female Population by Age Group
in Banten
2004 2006
(Ribu/Thousands)

Kelompok
Umur
Age Group
(1)

2004

2005

2006

(3)

(4)

(2)

04

945,5

962,5

979,9

59

839,5

862,2

881,1

10 14

851,1

873,5

887,6

15 19

900,2

909,9

923,2

20 24

1.016,9

1.037,7

1.056,9

25 29

842,1

876,1

896,5

30 34

759,0

790,5

814,5

35 39

674,4

699,2

724,0

40 44

607,4

621,2

644,4

45 49

516,0

540,6

562,2

50 54

407,0

436,5

455,1

55 59

304,5

317,6

333,7

60 64

240,2

247,8

258,8

65 69

188,8

191,5

200,8

70 74

126,4

136,9

148,9

75 +

111,7

114,5

120,6

9.618,2

9.888,3

Jumlah
9.330,6
Total
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

53

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.1.9

Proyeksi Penduduk Laki-laki Menurut Kabupaten/Kota


di Banten
Projection of Male Population by Regency/Municipality
in Banten
2004 2006
(Ribu/Thousands)

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

2004

2005

2006

(1)

(3)

(4)

(2)

1. Pandeglang

542,0

545,3

545,5

2. Lebak

547,0

552,3

554,6

1.702,1

1.786,9

1866,7

931,8

944,9

962,6

5. Tangerang

820,5

861,1

900,2

6. Cilegon

166,7

170,2

172,8

4.710,1

4.860,7

5.002,4

Kab/Reg

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

54

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.1.10

Proyeksi Penduduk Perempuan Menurut


Kabupaten/Kota di Banten
Projection of Female Population by Regency/Municipality
in Banten
2004 2006
(Ribu/Thousands)

Kabupaten/Kota
Regency/ Municipality

2004

2005

2006

(1)

(3)

(4)

(2)

Kab/Reg
1. Pandeglang

514,7

516,9

519,3

2. Lebak

518,5

522,7

524,9

1.708,5

1.787,0

1.862,8

904,4

914,7

921,8

5. Tangerang

814,2

852,3

890,2

6. Cilegon

160,2

163,9

166,9

4.620,5

4.757,5

4.885,9

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

55

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.1.11

Proyeksi Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut


Kabupaten/Kota di Banten
Projection of Male and Female Population by
Regency/Municipality in Banten
2004 2006
(Ribu/Thousands)

Kabupaten/Kota
Regency/ Municipality

2004

2005

2006

(1)

(3)

(4)

(2)

1. Pandeglang

1.056,7

1.062,2

1.064,8

2. Lebak

1.065,5

1.075,0

1.079,5

3. Tangerang

3.410,6

3.573,9

3.729,5

4. Serang

1.836,2

1.859,6

1.884,4

1.634,7

1.713,4

1.790,4

326,9

334,1

339,7

9330,6

9.618,2

9.888,3

Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

56

Bab III

Penduduk

Tabel 3.1.12
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Distribusi Persentase dan Kepadatan Penduduk Menurut


Kabupaten/Kota di Banten
Percentage Distribution and Population Density by
Regency/Municipality in Banten
1990-2003

Distribusi Persentase
Percentage Distribution

Kepadatan Penduduk per km2


Population Density per km2
(orang/person)

1990

2000

2003

1990

2000

2003

(2)

(3)

(4)

(6)

(7)

(8)

1. Pandeglang

14.38

12.50

12,08

313

368

394

2. Lebak

14.64

12.72

12,53

305

360

392

3. Tangerang

30.88

34.35

35,57

1.660

2.505

2.869

4. Serang

20.86

20.41

19,84

722

959

1.031

5. Tangerang

15.45

16.38

16,33

5.010

7.206

7.950

6. Cilegon

3.79

3.64

3,64

1.288

1.681

1.859

100.00

100.00

100,00

678

920

1.018

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun

Banten

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

57

Bab III

Penduduk

Rasio Jenis Kelamin Penduduk menurut


Kabupaten/Kota di Banten
Sex Ratio of Population by Regency/Municipality
in Banten
1990-2003

Tabel 3.1.13
Table

Rasio Jenis Kelamin/Sex Ratio

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
1990

2000

2001

2002

2003

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1..Pandeglang

102.23

105.26

107.75

105.16

104,85

2..Lebak

103.07

106.33

113.10

105.14

112,80

3..Tangerang

102.76

99.77

98.96

103.60

99,19

4. Serang

102.70

100.50

108.97

107.76

103,90

5. Tangerang

99.35

105.67

97.31

107,00

6. Cilegon

104.46

105.62

103.28

104,56

102.71

101.48

105.07

103.72

103,89

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun

Banten

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

58

Bab III

Penduduk

Tabel 3.1.14
Table

Rumah Tangga dan Rata-rata Besarnya Anggota Rumah


Tangga Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Households and Average Size of Household by
Regency/Municipality in Banten
2001 - 2003

Rata-rata Besarnya Anggota Rumah


Tangga
Average Size of Household

Rumah Tangga
Household

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
2001

2002

2003

2001

2002

2003

(30

(4)

(4)

(6)

(7)

(7)

1..Pandeglang

237.344

263.906

235.873

4,32

3,94

4,59

2..Lebak

254.880

266.141

250.539

4,06

3,92

4,48

3..Tangerang

730.656

767.588

715.014

3,93

3,89

4,46

4..Serang

398.544

413.026

359.556

4,19

4,30

4,94

366.080

382.402

355.062

3,70

3,71

4,12

74.968

76.735

71.378

4,02

4,03

4,57

2.062.472

2.169.798

1.987.422

4,00

3,93

4,51

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

59

Bab III

Penduduk

Tabel 3.2.1
Table

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penduduk


Berumur 10 Tahun ke Atas
Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Labor Force Participation Rate of Population Aged 10
Years and Over by Regency/Municipality in Banten
2000 2003

Kabupaten /Kota
Regency/Municipality

2000

2001

2002

2003

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

51,55

56,13

56,33

60,52

2. Lebak

49,92

50,90

55,43

58,19

3. Tangerang

48,47

51,30

51,51

53,21

4. Serang

48,79

50,63

47,82

55,41

5. Tangerang

50,81

57,07

51,62

53,37

6. Cilegon

50,86

48,75

44,28

51,79

49,52

52,57

51,56

55,07

Kab /Reg

Kota / Mun

Banten

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statitistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

60

Bab III

Penduduk

3.2.2

Tabel
Table

Penduduk 10 Tahun Ke Atas yang Bekerja. Mencari


Pekerjaan dan Bukan Angkatan Kerja per
Kabupaten/Kota di Banten
Number of Population Aged 10 Years and Over Who
Worked. Looked for Job and Not Economically Active
in Banten
2003

Angkatan Kerja
Economically Active

Kabupaten /Kota
Regency/Municapitaly

(1)

Bekerja
Working

Mencari Kerja
Finding Work

Jumlah
Total

(2)

(3)

(4)

Bukan Angkatan
Kerja
Not Economically
Active

Penduduk
10 Tahun
Population
10 Years

(5)

(6)

Kab /Reg

1. Pandeglang

400.917

87.806

488.723

318.764

807.487

2. Lebak

423.907

84.939

508.846

365.626

874.472

1.114.997

228.697

1.343.694

1.181.692

2.525.386

605.432

141.011

746.443

600.764

1.347.207

5. Tangerang

532.716

103.285

636.001

555.720

1.191.721

6. Cilegon

107.673

27.451

135.124

125.801

260.925

Banten

3.185.642

673.189

3.858.831

3.148.367

7.007.198

2002

3.111.286

358.028

3.469.314

3.258.940

6.728.254

2001

3.075.051

255.173

3.330.224

3.004.788

6.335.012

3. Tangerang
4. Serang
Kota / Mun

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

61

Bab III

Penduduk

3.2.3

Tabel
Table

Penduduk 10 Tahun ke Atas Yang Bekerja Menurut Jenis


Pekerjaan Utama per Kabupaten/Kota di Banten
Population 10 Years of Age and Over Who Worked by Type
of Primary Job in Banten
2003

Jenis Pekerjaan Utama


Type of Primary Job
Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

(1)

Tenaga
Kepemimpinan
Managerial

Tenaga Ahli
dan T. Produksi
Production

Pekerja
Produksi &
.Tk. Menengah

Tata Usaha &


Jasa Tk.
Lanjutan
/Menengah

(2)

(3)

(4)

(5)

Kab /Reg

1. Pandeglang

13.861

4.561

64.067

263.358

2. Lebak

13.326

9.623

66.359

258.587

3. Tangerang

73.070

106.143

340.229

119.967

4. Serang

12.968

20.090

133.637

258.509

38.415

62.684

173.487

7.499

6.344

9.819

39.553

10.636

Banten

157.984

212.920

817.332

918.556

2002

124.906

946.933

334.221

1.064.838

2001

70.056

775.956

259.358

449.448

Kota / Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Banten Dalam Angka 2003

62

Bab III

Penduduk

Lanjutan
Continued

Jenis Pekerjaan Utama


Type of Primary Job
Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Tata Usaha.
Penjualan &
Jasa Tk.Rendah/
Administration

Pegawai dan
Pekerja Lain dan
Anggota TNI/
Employee

Jumlah
Total

(1)

(6)

(7)

(8)

Kab /Reg
1. Pandeglang

52.703

2.367

400.917

2. Lebak

74.899

1.113

423.907

3. Tangerang

461.516

14.072

1.114.997

4. Serang

172.527

7.701

605.432

236.069

14.562

532.716

40.356

965

107.673

1.038.070

40.780

3.185.642

2002

189.651

450.737

3.111.286

2001

558.051

771.020

3.075.051

Kota / Mun
5. Tangerang

6. Cilegon
Banten

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

63

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.2.4

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

(1)

Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut


Kabupaten/Kota Dan Lapangan Usaha Utama
Population 10 Years of Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Main Industry
2003

Pertanian
Agriculture

Pertambangan
dan
Penggalian
Mining and
Quarrying

Industri
Industry

(2)

(3)

(4)

Listrik. Gas
& Air
Minum
Electricity.
Gas and
Water
Drinking
(5)

Konstruksi/
Bangunan
Construction

(6)

Kab /Reg
1. Pandeglang

266.446

652

20.576

308

5.423

2. Lebak

262.297

4.816

16.315

371

13.343

3. Tangerang

122.190

6.293

384.017

2.965

36.860

4. Serang

263.549

2.253

82.897

1.120

19.804

5. Tangerang

11.029

882

202.070

5.300

21.627

6. Cilegon

11.089

1.175

24.324

1.791

5.562

Banten

936.600

16.071

730.199

11.855

102.619

2002

841.464

18.341

632.905

8.945

119.938

2001

780,217

13,546

704,183

8,753

141,607

Kota / Mun

Banten Dalam Angka 2003

64

Bab III

Penduduk

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

(1)

Perdagangan
Trading
(7)

Transportasi
dan Komunikasi
Transportation
and
Communication
(8)

Keuangan
Finance

Jasa-jasa
Services

Jumlah
Total

(9)

(10)

(11)

Kab /Reg
1. Pandeglang

55.425

22.421

651

28.671

400.917

2. Lebak

54.870

38.199

741

32.955

423.907

3. Tangerang

237.808

96.406

41.681

186.036

1.114.997

4. Serang

107.011

67.442

378

60.419

605.432

121.407

38.835

23.845

107.280

532.716

32.197

13.474

3.355

14.585

107.673

Banten

608.718

276.777

70.651

429.946

3.185.642

2002

687.577

289.212

104.226

408.678

3.111.286

2001

679,030

248,332

96,330

403,053

3,075,051

Kota / Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

65

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

Penduduk Usia 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Menurut


Kabupaten/Kota dan Status Pekerjaan Utama di Banten
Population 10 Years Age and Over Who Worked by
Regency/Municipality and Main Employment Status in Banten
2003

3.2.5

Status Pekerjaan Utama


Main Employment Status

Ber-usaha
Sendiri/
Self
Employed

Dibantu
buruh
tidak
tetap/ Self
Employed

Dibantu
buruh
tetap/
Employer

Buruh/
Karyawan/
Emplo
yer

Peker ja
Bebas
Pertanian/
Freelance

Peker ja
bebas
non
pertanian/
Free
lance
Non
Agricult
ure

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

1. Pandeglang

86.772

88.680

43.072

58.029

7.823

5.969

110.572

400.917

2. Lebak

73.806

131.687

13.353

88.946

17.437

11.870

86.808

423.907

3. Tangerang

249.543

68.969

31.948

691.576

12.683

22.873

37.405

1.114.997

4. Serang

179.744

127.568

21.873

174.860

23.691

16.984

60.712

605.432

5. Tangerang

121.833

13.236

12.803

373.810

442

4.414

6.178

532.716

6. Cilegon

39.298

8.173

4.164

48.293

935

121

6.689

107.673

Banten

750.996

438.313

127.213

1.435.514

63.011

62.231

308.364

3.185.642

2002

709.304

435.011

81.961

1.435.345

87.498

38.724

323.443

2001

602.249

464.916

65.705

1.425.569

89.539

95.446

331.627

Kabupaten/
Kota
Regency/
Municipality

(1)

Pekerja
tidak
dibayar/
Unpaid
Employer

Jumlah
Total

Kab/Reg

Kota/Mun

3.111.286
3.075.051

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

66

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

3.2.6

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja


Seminggu Yang Lalu Menurut Kabupaten/Kota dan
Jumlah Jam Kerja Seluruhnya di Banten
Population 10 Years of Age and Over Who Worked During
The Previous Week by Regency/Municipality and Total
Working Hours in Banten
2003

Jumlah Jam Kerja Seluruhnya


Total Working Hours
0*)

1-9

10 - 24

25 34

35 - 44

45 - 59

60+

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Jumlah
Total
(9)

1. Pandeglang

4.121

1.645

23.979

45.345

78.597

91.418

17.451

262.556

2. Lebak

3.339

1.113

32.273

40.426

125.345

83.447

17.805

303.748

3. Tangerang

20.926

5.463

24.439

53.885

187.897

375.750

138.535

806.895

4. Serang

11.755

1.119

35.859

65.056

125.745

165.235

35.054

439.823

5. Tangerang

883

1.766

8.826

12.358

152.260

173.916

37.513

387.522

6. Cilegon

817

481

2.113

3.918

25.939

38.933

11.343

83.544

Banten

41.841

11.587

127.489

220.988

695.783

928.699

257.701

2.284.088

2002

135.186

24.843

290.545

363.423

878.381

1.082.605

336.303

3.111.286

2001

59.428

59.844

369.156

360.838

900.886

988.137

336.762

3.075.051

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS
*)

Sementara tidak bekerja

Banten Dalam Angka 2003

67

Bab III

Penduduk

Tabel
Table

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Pendidikan


Number of Local Government Employees by Education
2003

3.2.7

CPNS/

Jumlah/

Jenis Pendidikan
Education Level

PNS/
Employee

Employee

(1)

(2)

(3)

(4)

SD / Primary School

32

32

SMP / Junior High School

13

13

SLTA / Senior High School

890

892

Diploma I

55

55

Diploma II

14

14

Doploma III / Sarjana Muda


/ Bachelor Graduate

413

413

Strata I

1050

1051

Strata II

170

170

Strata III

JumlahTotal

2.661

2.664

2002

2.264

498

2.762

Before

Total

Sumber: Biro Kepegawaian Pemda Propinsi Banten


Source : Employee Bureau of Regional Government

Banten Dalam Angka 2003

68

Social

Bab IV

Sosial

Penjelasan Teknis

Technical Notes

1.

Masih Bersekolah adalah


sedang mengikuti pendidikan
(formal) di pendidikan dasar,
menengah, atau tinggi

1.

Attending school are those


who following education at
primary school, Junior High
School, Senior High School
and undergraduate.

2.

Tamat Sekolah adalah menye


lesaikan pelajaran pada kelas
atau tingkat terakhir suatu
jenjang sekolah di sekolah
negeri maupun swasta dengan
mendapatkan tanda tamat
ijazah. Orang yang belum
mengikuti pelajaran pada kelas
tertinggi tetapi telah mengikuti
ujian dan lulus dianggap tamat
sekolah.

2.

Graduate is a classification for


those who passed the highest
level of a particular school
with certificate or diploma
regardless of whether the
schools is government or
privately
managed.
In
addition, a person who had
taken find examination at the
highest level and passed, is
regardless
as
graduated
eventhough the person had not
gone through the highest level.

3.

Able to Read and Writte is a


person has ability to read and
write a letter or a simple
sentence eventhough latin and
other.

4.

Floor Area is the total area


which is occupied and utilizied
daily.

5.

Pipe Water is prossed water


became steril and flowed to
consumen write instalation.
Supported by establishment or
PDAM.

3.

Dapat Membaca dan Me


nulis adalah seseorang yang
dapat membaca dan menulis
surat/kalimat sederhana de
ngan suatu huruf, baik latin
dan atau lainnya.

4.

Luas lantai adalah luas lantai


yang ditempati dan digunakan
untuk keperluan sehari-hari.

5.

Air Leding adalah sumber air


yang berasal dari air yang telah
diproses menjadi jernih sebe
lum dialirkan kepada konsu
men melalui instalasi berupa
saluran air. Sumber air ini
biasanya diusahakan oleh
PAM/PDAM/BPAM.

Banten Dalam Angka 2003

71

Bab IV

4.1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah
satu aspkek penting dalam kehi
dupan masyarakat serta diakui
sebagai kebutuhan pokok manusia
secara keseluruhan. Semakin tinggi
tingkat pendidikan suatu masya
rakat, semakin baik kualitas sumber
dayanya. Diakui atau tidak, dunia
pendidikan di negeri ini terus
menimbun berbagai permasalahan.
Meski telah berganti aparat birokrat
dan orde pemerintahan serta kam
panye pentingnya pendidikan,
dunia pendidikan tak kunjung lepas
dari sejumlah permasalahan klasik
baik menyangkut kualitas, daya
jangkau masyarakat terhadap pendi
dikan, budi pekerti para siswa,
minimnya anggaran pendidikan
yang
disediakan
pemerintah,
hingga minat belajar para siswa.
Pembangunan pendidikan di
Indonesia lebih difokuskan kepada
penduduk usia 724 tahun terutama
lagi bagi anak usia 715 tahun
seiring dengan dicanangkannya
program wajib belajar pendidikan
dasar (Wajardikdas) 9 tahun.
Namun
realitasnya
situasi
pendidikan dini jangankan untuk
seluruh manusia, dengan titik sen
tral usia di atas saja segudang
persoalan
kerap menyertainya.
Saat ini, pendidikanpun tidak hanya
di peruntukan bagi anak usia 7
tahun ke atas, akan tetapi pendi
dikan usia ini (pra-sekolah) seperti
Taman Kanak-kanak (TK) sebagai
tahap awal pendidikan anak untuk
memasuki jenjang pendidikan
berikutnya menjadi penting.
Banten Dalam Angka 2003

Sosial

4.1. Education
One of aspect is important
in life also need for basic people as
at all. High level education of
society is good quality in resources.
In country of Indonesia is so many
problems education. Eventhough
ministry and orde changed, but
education

have

still

classical

problems like quality, distribution


of education in society, good
behaviour of student, budgeting is
always lack from government, and
interesting of student is very little.

Development of education
in Indonesia should be focussed for
aged 7 24 year, firstly for aged is
715

year

with

compulsary

program of education 9 years. But


the

reality

of

education

has

problem in application of society.


Recently, education did not give by
aged 7 to up, but for aged pra
school as like Garden School that
go though to next level of education

72

Bab IV

Jumlah penduduk Banten


usia 7-24 tahun yang masih/sedang
sekolah pada tahun 2003 terdapat
sekitar 2.108.169 orang yang terdiri
dari 1.118.907 laki-laki dan
989.262 perempuan.
Secara persentase, sebagian
besar (61,12 persen) adalah anak
usia 712 tahun, berikutnya anak
usia 1315 tahun sebesar 22,32
persen. Hal ini dirasa masih sangat
memprihatinkan karena jika di
konversikan
kedalam
tingkat
pendidikan, ternyata penduduk
yang bersekolah kebanyakan masih
di tingkat SD, atau dapat dikatakan
semakin tinggi jenjang pendidikan
semakin sedikit penduduk yang
berada
pada
jenjang
yang
bersangkutan.
Pemerataan kesempatan pen
didikan sangat dipengaruhi oleh
tersedianya sarana dan prasarana
pendidikan seperti gedung sekolah,
perpustakaan dan buku-buku penun
jang pelajaran serta tenaga pendidik
(guru) yang memadai. Untuk
tingkat sekolah dasar (SD) ada
sebanyak 5.143 buah dengan
1.364.245 siswa dan 39.845 guru
atau rasio guru-murid sebesar 34,24
yang artinya setiap 1 (satu) orang
guru akan membimbing antara 3435 orang siswa.
Pada tingkat Menengah/
Lanjutan Pertama terdapat seba
nyak 1.133 sekolah dengan
kapasitas murid yang mengikuti
pendidikan sebanyak 467.577 siswa
dan tenaga pengajar (guru)
sebanyak 16.501 orang atau
rasionya sekitar 28,34. Selanjutnya
jumlah Sekolah Lanjutan Atas
Banten Dalam Angka 2003

Sosial

Banten population aged 7


24 years is about 2,108,169
persons who are attending school
in 2003, each man is 1,118,907 and
woman is 989,262.

Part of whole is aged 7 12


years (61,12 percent), following
with aged 13
15 years (22,32
percent). In fact that is population
of schuling is low as primary
school or if is saying that high level
of education will be decresed of
aged 712 years and 13 15 years.

Opportunity equity of
education depend of school
building, library, books, and
teachers that is enough. Primary
school are 5.143 with pupils are
1,364,245 and teachers are 39,845
or ratio teacher of pupil is 34.24
that mean 1 (one) of teacher to
teach is about 34-35 pupils.

Building of Yunior School


are 1,133 with capasity are
467,577 pupils and teachers are
16,501 or ratio is around 28.34
percent. Next a number of Senior
High School

73

Bab IV

Sosial

terdapat 601 sekolah yang terdiri


442 SMU dan 159 SMK (sekolah
kejuruan) dengan jumlah siswa
keseluruhan sebanyak 301.046
orang yang meliputi mereka yang
sekolah di SMU sebanyak 172.102
(57,17 persen) yang lainnya
sebanyak 128.944 (42,83 persen)
bersekolah di SMK. Tenaga
pendidik di kedua jenis pendidikan
tersebut terdapat 15.610 orang
terdiri guru SMU sebanyak 9.111
orang (58,37 persen) dan 6.499
orang (41,63 persen) sebagai guru
SMK. Secara keseluruhan rasio
guru-murid sebesa 19,29 atau
setiap 1 (satu) orang guru
membawahi sekitar 19-20 orang
siswa.
Sektor pendidikan merupakan sektor yang dominan dalam
pembangunan sumber daya manu
sia (SDM). Hal ini terlihat dari
beberapa indikator yang terkait
dengan pembangunan SDM atau
kualitas hidup penduduk selalu
memasukan komponen pendidikan
dalam penentuan/penghitungannya.
Salah satu indiktaor yang biasa
digunakan diantaranya tingkat
pendidikan yang ditamatkan dan
angka melek huruf atau angka buta
huruf penduduk.

are 601 building with each 442


Senior High School (SMU) and 159
Senior High Vocational School
with amount of student are 301,046
that are 172,102 (57.17 percent)
pupils in Senior High school and
128,644 (42.83 percent) pupils in
Senior Vocational School. Teachers
are 15,610 respectively are 9.111
(58.37 percent) for Senior High
school and 6,499 (41.63 percent)
for Vocational School. As whole
ratio teacher to student is 19.29 or
each 1 (one) teacher to develop
around 19-20 pupils.

Sampai dengan tahun 2003,


tingkat pendidikan yang ditamatkan
penduduk Banten usia 10 tahun
keatas sebagian besar hanya tamat
sekolah dasar dan belum/tidak
tamat SD/Sederajat yang besarnya
sekitar 61,45 persen, meliputi
mereka yang tamat SD/Sederajat
sebanyak 33,23 persen dan yang
tidak/belum tamat SD/Sederajat

Until year of 2003, level

Banten Dalam Angka 2003

Education

sector

is

dominan in Human Development


(SDM). In fact in several indicators
in human developent is very need
for it or quality of life is always
following

with

education

component in calculation. One of


indicator used as level of education
and literate and illiterate.

education finished by aged 10 to up


years of Banten population are for
both

primary

and

not

finish

primary school is around 61,45


percent, respectively 33.23 percent
for primary
74

Bab IV

dengan porsi berikutnya yaitu


28,22 persen. Pada tingkat sekolah
menengah/ lanjutan, yang telah
menamatkan pendidikan setingkat
SLTP sebesar 16,36 persen dan
yang tamat SLTA sebesar 18,26
persen. Untuk jenjang pendidikan
tinggi porsinya lebih rendah lagi
dimana hanya sekitar 3,93 persen
yang
berhasil
menamatkan
pendidikan setingkat diploma I
sampai Sarjana. Kondisi ini cukup
memprihatinkan dan kritis bila
dikaitkan dengan kecenderungan
bergesernya tuntutan pasar kerja
(sektor
formal)
yang
lebih
mengutamakan pendidikan seren
dah-rendahnya SLTA sebagai
prasyarat bagi angkatan kerja
dalam mengikuti kompetisi dibursa
pasar kerja. Krisis di dunia
pendidikan dikaitkan dengan pang
sa pasar tenaga kerja dapat diamati
dari relatif rendahnya tingkat
pendidikan yang ditamatkan pada
jenjang SLTA ke atas dengan
asumsi seandainya sebagian dari
mereka termasuk angkatan kerja yang besarnya baru sekitar 22,19
persen.
Diharapkan
tingkat
pendidikan penduduk di masa
mendatang dapat lebih ditingkatkan
dalam rangka mempersiapkan
tenaga kerja melalui pendidikan
setingkat SLTA ke atas sebagai
standar minimal.
Pada sisi lain, dengan sema
kin meningkatnya pendidikan pen
duduk, efek multiplier-nya diharap
kan dapat meningkatkan angka
melek huruf atau sebaliknya
menurunkan banyaknya penduduk
yang buta huruf. Karena hal ini
Banten Dalam Angka 2003

Sosial

and next 28.22 percent for not


finish primary school. Level of
education of Yunior School finished
16.36 percent and Senior School
finished 18.26 percent. Level of
undergraduated is less that is only
3.93 percent as finished Diploma I
till

up

undergraduated.

In

circumtance is deeply sad because


of those entry to manpower should
be tirished Senior High School.
Crisis of education depend on man
power supply, it that connect with
entry to man power less than
graduated Senior High School to
up, which is around 22.19 percent.
Level of population education in
the

future

will

hope

up

for

prefering to entry man power as


pracondition go to man power
supply with level of education is
Senior High School to up as
minimaze condition.

The other side, high of


education level increased literate
or less illiterate. Because of it one

75

Bab IV

merupakan salah satu indikator


semakin cerdasnya penduduk sebab
dengan kemampuan membaca dan
menulis (melek huruf) akan
memperluas kesempatan menyerap
pengetahuan dan informasi lebih
banyak. Sampai saat ini (tahun
2003), di Banten terdapat sekitar
378.636 (3,15 persen) penduduk
yang tidak bisa membaca dan
menulis (buta huruf). Angka ini
sebenarnya dapat lebih besar
seandainya melek huruf dibatasi
hanya untuk mereka yang dapat
membaca dan menulis huruf latin
saja (tidak termasuk mereka yang
hanya dapat membaca dan menulis
huruf lainnya seperti Arab, China
dan sebagainya). Dari sini jumlah
penduduk yang buta huruf menjadi
sebanyak 472.828 orang (4,12
persen), sehubungan penduduk
yang hanya bisa membaca dan
menulis huruf lainnya tercatat
sekitar 94.192 orang (0,97 persen)
j
u
g
adi
a
ng
g
a
ps
e
ba
g
a
i
but
ah
u
r
uf
l
a
t
i
n

.Se
l
e
ngk
a
pny
a peta situasi
pendidikan di Banten dan disparitas
antar kabupaten/kota dapat dilihat
pada tabel 4.1.9.

Sosial

of indicator make population smart


because of those read and wrote
which has opportunity to receipt
more knowledge and information.
Now

day

in

2003

Banten

population illiterate is 363,881


(4.54 percent). This figure grow up
if in calculation is not with literate
as Arab, Chinese and so on. So that
population of illiteration is 475,314
(6.58 percent) and around 111,433
(2.04 percent) is latin illiterate.
Complete situation of education
between munipacility or regency
can see table 4.1.9.

4.2. Kesehatan dan Keluarga


Berencana

4.2. Health and Family Planning.

Sejak awal negara sangat


memperhatikan dan berupaya me
ningkatkan kesehatan warganya
dengan alasan kemanusiaan dan
karena keuntungan yang besar
(positip) dari kesehatan baik bagi
individu masyarakat maupun tujuan
lain yang diinginkan masyarakat.
Memang sudah sewajarnya
pengurusan dalam bidang

Firstly Indonesia country


concerned to increase health of
people with the reason of humanity
and because it is big advantage if
the society or individual has good
health that will hope society
Government should be
manage good helath for society

Banten Dalam Angka 2003

76

Bab IV

Sosial

kesehatan adalah tanggung jawab


negara terhadap rakyatnya dan
sudah sepantasnya apabila warga
negara mendapatkan pelayanan
kesehatan tanpa harus mengeluar
kan biaya atau menekan biaya
serendah-rendahnya.

and to serve that people can get

Pada faktanya, pembangunan kesehatan masih banyak me


nyimpan setumpuk persoalan baik
bagi pemerintah maupun masya
rakat. Oleh karena itu kesehatan
perlu mendapatkan perhatian serius
dari berbagai pihak. Tentu saja
dalam hal ini peran pemerintah
sangat menentukan. Peran peme
rintah dalam pembangunan ke
sehatan menyangkut segala aspek
seperti menyediakan sarana dan
prasarana kesehatan yang memadai
dan
dapat
dijangkau
oleh
masyarakat secara keseluruhan baik
dari
segi
finansial
maupun
aksesbilitasnya
(keberadaanya
lokasinya).
Sarana
kesehatan
seperti rumah sakit, puskesmas,
pukesmas pembantu,
tenaga
kesehatan
dan
pusat-pusat
pelayanan lainnya adalah faktor
yang akan menentukan berhasil
tidaknya pembangunan di bidang
kesehatan.

In fact, health develop-

Pada tahun 2003 di Banten


terdapat tidak kurang 24 buah
rumah sakit yang dengan kapasitas
tempat tidur sekitar 1.096. Sarana
kesehatan lain yang relatif mudah
dijangkau
masyarakat
adalah
Puskesmas terdapat sebanyak 172
buah yang tersebar di seluruh
kabupaten/kota.
Petugas kesehatan yang
keberadaannya sangat vital sebagai
pelayan kesehatan masyarakat
seperti dokter, pada tahun 2003
secara keseluruhan terdapat tidak
Banten Dalam Angka 2003

supporting fund without should be


pay or less pay.

ment is still many problems even


government or society. because of
that health need seriously attention
for all of us. Of course the
government rule is very important.
Health development involved all of
aspect as infra and supra structure
of health and can be reached by all
of

society

even

finance

or

acceptability. Health infrastructure


as Hospital, health center, health
center assistant and others of
health

services

factor

to

is

determinant

success

in

health

development health.

In 2003 year of Banten


Province is not less 24 hospital that
is capasity of bed is around 1.096.
Infra structure other of healt can
reach society around 172 health
center which is spreading in.
Medical is very important to
serve society health, as whole in
2003 is not less around

77

Bab IV

kurang dari 662 orang yang terdiri


dari sekitar 368 dokter umum, 125
dokter ahli (spesialis) dan 169
orang dokter gigi. Tentu saja tenaga
kesehatan yang dibutuhkan tidak
terbatas hanya tenaga dokter tetapi
tenaga selainnya seperti perawat,
tenaga ahli farmasi bahkan
keberadaan dukun mela hirkan
(paraji) baik terlatih maupun tidak
terlatih yang kerap dimanfaatkan
masyarakat harus diperhitungkan
dan dijadikan pusat perhatian di
bidang kesehatan. Adalah suatu
kenyataan di setiap wilayah, proses
kelahiran anak masih banyak yang
dibantu oleh dukun baik terlatih
maupun tidak terlatih disamping
adapula yang lebih mengutamakan
tenaga medis.
Sebagai upaya meningkatkan tingkat kesehatan penduduk
sejak dini, maka kegiatan imunisasi
bayi atau balita sangat penting
dilakukan. Bayi dan balita yang
mendapat imunisasi terlebih bagi
anak yang menerima imunisasi
lengkap secara medis diakui akan
lebih kebal (tahan) dari serangan
penyakit yang umum menyerang
bayi. Oleh karena pemberian
imunisasi pada anak sejak bayi
seperti BCG, DPT-I sampai DPTIII, Campak dan Polio sangat
penting
sehubungan
dengan
keuntungan positip yang akan
diperoleh anak dan masyarakat
pada
masa-masa
berikutnya.
Dengan pemberian imunisasi, anak
diharapkan dapat menurunkan
tingkat kematian bayi yang sampai
saat ini di Banten angkanya
disinyalir masih relatif tinggi, atau
dalam arti yang lebih luas lagi
dapat
meningkatkan
derajat
kesehatan anak dan penduduk
secara keseluruhan. Pada tahun
2003 sebanyak 216.234 bayi telah
menerima imunisasi BCG, 192.763
mendapat imunisasi DPT-III,
Banten Dalam Angka 2003

Sosial

662 persons which respectively is


around

368

public

doctor,

specialist is abou 125 persons and


dentist is around 169 persons.
Medical health is nedd, is not only
doctor but assistant of medis like
paranormal even trained or not
trained which help birth become
attention of health sector. Region in
fact, birth proccess is much still
assistant

by

paranormal

even

tarined or not trained and other


side those are use by paramedis.
The effort of increasing
health level of population from
since birth or child is very
important with immunization. the
baby or children under 5 years got
complete imunization who those
will have strong depend on dease.
Because of it is need to give
immunization since baby as BCG,
DPT-I till DPT-III, campak and
Polio which is positive advantage
of children and society at the
future. Imunization of children is
hoped for decreasing infant of
mortlity level in Banten which
prediction is still high that is mean
will increase level of health and
population as whole in 2003 the
amount
of
baby
received
imunization BCG 216,234 and
DPT-III 192,763;
78

Bab IV

Sosial

198.599 memperoleh imunisasi


campak dan Polio-IV diberikan
kepada sekitar 195.293 anak (bayi).
Data selengkapnya dapat dilihat
pada tabel 4.2.3.

Campak 198,599 and Polio IV

Disamping ketersediaan sara


na kesehatan, ketersediaan prasa
rana kesehatan seperti pedagang
besar farmasi juga perlu mendapat
perhatian. Pedagang besar farmasi
yang berfungsi sebagai distributor
maupun penyalur obat-obatan
termasuk apotik sangat dibutuhkan.
Jumlah pedagang besar farmasi
pada tahun 2003 terdapat sebanyak
30 buah terbatas hanya di
Kabupaten Tangerang (16 buah),
Serang (7 buah) dan Kota
Tangerang (7 buah). Sedangkan
apotik terdapat sebanyak 297 buah
tersebar di setiap kabupaten /kota
dengan jumlah terbesar terdapat di
Kabupaten Tangerang (121 buah)
dan Kota Tangerang (96 buah),
adapun jumlah terkecil terdapat di
Kabupaten Pandeglang yaitu 4
buah. Keberadaan dan ketersediaan
obat-obatan sangat dipengaruhi
oleh keberadaan Indus tri farmasi
baik dalam sekala besar maupun
kecil. Industri farmasi di Banten
pada tahun 2003 terdapat sebanyak
25 buah (meningkat dibanding
tahun 2002 yang jumlahnya 21
buah).

Beside the availablelity of


health facilities, the avaiblelity of
health redujices such as medicine
trader also need a big concern. a
big medicine trader has a function
as a distributor of edicines (e.g.
drugstore). The number of big
medicine traders, in 2003 were 30 ,
16 in Tangerang regency, 7 in
Serang, 7 in Tangerang city. There
were 297 drugstores that spread in
municipacility or regency. The
largest number was in Tangerang
regency (121) and Tangerang city
(96) and the smallest number was
in Pandeglang regency (4). The
availablelity of medicine is
extremely infivenced by the
development of health industry
whether it is in a big or small scale.
There were 25 health industries in
Banten, in 2003 (there was
incerase compared to 2002, 21).

Seperti yang dinyatakan


dalam Peraturan Pemerinah No. 27
Tahun 1994 tentang Pengelolaan
Perkembangan Kependudukan bah
wa pengelolaan kependudukan
salah satunya diwujudkan melalui
pengendalian kuantitas penduduk.
Pengendalian kuantitas penduduk
diarahkan pada terwujudnya kese
rasian, keselarasan dan keseim
bangan antara kuantitas, penduduk
dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan dan kondisi
perkembangan sosial ekonomi dan

Based
on
Peraturan
Pemerintah No. 27 tahun 1994
about
the
management
of
de
mogr
af
y

s de
v
e
l
opme
nt t
hat
regulation stateel that te realitation
of it is to control the quantity of
people. There must be erested a
balance between the quantity of
people and enviromental support,
social economic condition and
social

Banten Dalam Angka 2003

195,293 complete data see table


4.2.3.

79

Bab IV

Sosial

sosial budaya. Penurunan angka


kelahiran salah satunya ditujukan
untuk mewujudkan pertumbuhan
penduduk yang seimbang menuju
dan serendah-rendahnya seperti
yang
ditargetkan
pemerintah.
Untuk mewujudkan hal tersebut
dilakukan upaya pembudayaan nor
ma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera, yang meliputi upaya
peningkatan kesadaran dan mendo
rong
masyarakat
diantaranya
melalui pemakaian alat kontrasepsi
(KB) dan pendewasaan usia per
kawinan. Perlu diakui bahwa pro
gram Keluarga Berencana yang
dicanangkan pemerintah telah
membawa dampak positif dalam
menurunkan angka kelahiran dan
menekan laju pertumbuhan pendu
duk serta sedikit banyak telah
memberi andil dalam peningkatan
tingkat kesejahteraan rakyat.

cultural condition. The reduction of


natality has an aim to make a
balance of population growth and
to minimize it based on our
gov
e
r
nme
nt

si
de
alt
ar
ge
t
.Tomak
e
it real, our government make a
pr
ogr
am c
al
l
e
d Upay
a
Pembudayaan Norma Keluarga
Ke
c
i
lBahagi
a & Se
j
aht
e
r
a.I
t
contains many programs of
i
nr
e
as
i
ng s
oc
i
e
t
y

s awar
e
ne
s
si
n
wing contracepsy media or
postponing the early marriage.
Family planning that made by our
government has brought many
positive impacts in reducing
natality minimize the population
gr
owt
h,andi
mpr
ov
eours
oc
i
e
t
y

s
welfare.

Seberapa banyak partisipasi


masyarakat Banten dalam program
KB dapat dilihat pada tabel 4.2.7.
Pada tahun 2003 terdapat sekitar
1.168.101 akseptor KB yang se
bagian besar menggunakan suntik
sekitar 508.755 (43,55 persen)
berikutnya
sebanyak
255.599
memakai pil. Kedua jenis KB
diatas termasuk yang meng
gunakan kondom dan ovag disebut
KB metoda jangka pendek (Non
Metode
Jangka
Panjang).
Sementara
akseptor
yang
menggunakan Metoda Jangka
Panjang (MJP) sebanyak 400.569
atau sekitar 34,29 persen dari total
akseptor KB.

Look at table 4.2.7 to


know further about Banten
Pe
opl
e

s
par
t
i
c
i
pat
i
on
i
n
implementating family planning.
There were 1,168,101 family
pl
anni
n
g
sac
c
e
pt
or
s
,mos
toft
he
m
used injection (508,755; 43.55
percent), the others used pill
(255,599). Those kinds also
provided some others ways,
including using condom and ovag
(short-term metod). Meanwhile, the
acceptors who used long-term
method were 400,569 (34.29
percent).

Banten Dalam Angka 2003

80

Bab IV

Sosial

4.3. Sosial Lainnya

4.3. Other Social Aspects

Saat ini sertifikasi tanah yang


menyangkut status hak kepemilikan
seperti hak milik, hak guna usaha,
hak guna bangunan, hak pakai,
tidak terkecuali tanah wakaf
semakin penting. Tanah sebagai
sumber kepemilikan seperti contoh
status di atas, tidak jarang
mewarnai pemberitaan di media
massa manakala muncul kasuskasus
persengkataan
bahkan
menjadi sumber konflik baik antar
warga, kelompok atau komunitas
masyarakat
sampai
termasuk
dengan negara sendiri. Karenanya
jaminan keamanan kepemilikan
tanah atau status penguasaannya
yang legalisasinya lebih terjamin
melalui kepemilikan sertifikat
tanah atau dalam bentuk akta tanah
sangat dibutuhkan. Konflik seputar
tanah biasanya dalam proses
penyelesaiannya akan menyertakan
sertifikat atau akta tanah. Ketika
terjadi sengketa antar warga atau
yang melibatkan institusi/lembaga
bahkan negara pihak yang memiliki
sertifikat/akta biasanya akan meme
nangkannya sebaliknya yang tidak
memiliki akan menjadi yang
dikalahkan.

Nowadays, land certificate


that recated with an authority of
ownership such as an authority of
belongid an authority of the
v
e
nt
ur
e and b
ui
l
di
ng

s us
e
, an
authority of use, not to mention a
wakaf of land are extremely
important. Land as a source of
ownership based on the example
above, often makes a several news
when there are some conflicts of
dispute case. Among people a
group of people or a community of
people, not to mention a conflict
between people and government.
Because of that, the ownership of
land is badly needed expecially the
ownership which has a formal
legalitation
such
as
land
certificate. the conflict of land
usually requires a land certificate
i
ni
t
st
r
oubl
es
hoot
i
ng
spr
o
c
c
e
s
s
.
When the conflict happens among
people or government institution,
the government who has certificate
usually wins and vice versa.

Pada tahun 2003 produksi


sertifikat oleh Badan Pertanahan
Nasional
Propinsi
Banten
diperuntukan sebanyak 1.047.297
bidang tanah dengan luas tanah
sekitar 214.521,14 hektar. Produksi
sertifikat dilihat dari sisi jumlah
bidang dan luas sebagian besar
diperuntukan untuk tanah berstatus
hak milik yaitu sebanyak 629.112
(60,07 persen) dan 107.395,26
hektar; 50,06 persen (tabel 4.3.1).

In 2003, production of
c
e
r
t
i
f
i
c
at
ei
n Badan Pe
r
t
anaha
n
Nas
i
onal
ofBant
e
npr
ov
i
nc
ewas
made for 1,047,297 land with
214,521.14 hectares of extent.
Production
of
certificate
considered from its quantity was
made for an authority of proverty
right status 629,112 (60.07
percent) and 107,395.26 hectare;
50.06 percent ( table 4.3).

Banten Dalam Angka 2003

81

Bab IV

Sosial

Rasa aman merupakan salah


satu kebutuhan hidup masyarakat
yang dapat dijadikan indikator
kesejahteraan masyarakat. Salah
satu cara untuk mengukur rasa
aman masyarakat adalah penelitian
korban kejahatan baik melalui
survei maupun laporan instansi
terkait. Semakin banyak anggota
masyarakat yang menjadi korban
kejahatan berarti makin rendah
derajat keamanan yang mereka
rasakan dan berlaku sebaliknya.
Kesulitan ekonomi yang berke
panjangan
pada
masyarakat,
kesulitan memperoleh bahan pa
ngan, kesulitan mencari pekerjaan
yang berdampak membengkaknya
angka pengangguran dan berbagai
kesulitan lainnya diduga dapat
meningkatkan tindak kejahatan
(kriminalitas) ditengah-tengah ma
syarakat yang berarti pula menye
babkan turunnya derajat keamanan.

A sense of security as our


pe
opl
e dai
l
yl
i
f
e

s ne
e
dc
a
n be
made as an indicator of our social
welfare. One of methode to
me
as
ur
epe
opl
e

ss
e
ns
eofsecurity
i
sar
e
s
e
ar
c
hofc
r
i
me

sv
i
c
t
i
m by
doing a survey or a report from the
instance itselft. If there are many
pe
opl
ebe
i
n
gac
r
i
me

sv
i
c
t
i
m,i
t
me
ans t
he
r
ei
s
n
ta s
e
ns
e of
security and vice versa. Long
Ec
onomi
c

sc
r
i
s
i
s
,f
oodc
r
i
s
i
sand
job lack of job opportunity in our
society has made a massive impact
in increasing the number of
unemployment people. Other crisis
also can improve the quantity of
crime in our society, it means there
i
sar
e
duc
t
i
onofs
e
c
ur
i
t
y

sl
e
v
e
l
.

Dengan hanya bersumber dari


laporan Polisi Wilayah (Polwil)
Banten,
pada
tahun
2003
ditemukan sebanyak 920 tindak
kejahatan dengan berbagai motif.
Angka
tersebut
mengalami
penurunan dibanding tahun 2002
yang tercatat sebanyak 1.001
kejadian
atau
mengalami
penurunan sekitar 8,80 persen.

Wi
t
hat
hepol
wi
lBant
e
n
s
report as a main source, in 2003,
there was found 920 kinds of crime
with different motive. That statistic
decreased, if we compare it to 2002
statistic that found 1,001 cases or
its decreased 8.80 percent.

Jumlah Tindak Pidana (JTP)


yang menduduki peringkat pertama
adalah dengan motif Pencurian
dengan pemberatan (Curat) sebesar
293 kasus, disusul Pencurian
Kendaraan bermotor (Curanmor)
sebesar 171 kasus. Hal ini
diperkirakan akan lebih banyak lagi
seandainya setiap bentuk kejahatan
sekecil apapun yang dialami
masyarakat dilaporkan kepada
pihak berwajib.

Banten Dalam Angka 2003

The numbe
r of c
r
i
mi
nal

s
case that got a first rank was an
heavy theft (293 cases), second was
av
e
hi
c
l
e

st
he
f
t(
17
1 cases). These
cases

are

speculated

to

be

increased, if every motive of crime


is reported by people to the police

82

Bab IV

Sosial

Sementara dari seluruh


kejadian di atas, jumlah penyelesaian tindak pidananya pada
tahun 2003 hanya mencapai 552
untuk seluruh kasus atau sekitar
60,00 persen.

From all criminal cases


that mentioned, the number of
t
r
oubl
e
s
hoot
i
ng
spr
oc
c
e
s
s
i
n2003,
just reached 552 cases or 60.00
percent.

4.4. Perumahan dan Lingkungan

4.4. Housing and Environment

Bagaimanapun terbelakangnya
atau tradisionalnya tingkat kebu
dayaan suatu masyarakat, hampir
dipastikan
membutuhkan
dan
mempunyai tempat tinggal, baik itu
yang bersifat permanen maupun
sementara. Contoh jelas saat ini,
sekalipun menyandang sebutan
tuna wisma maupun gelandangan,
pada dasarnya banyak diantara
mereka memiliki tempat tinggal,
meskipun dalam kapasitas tidak
layak huni atau tidak pantas disebut
rumah. Karena itulah pemenuhan
kebutuhan akan rumah (tempat
tinggal) yang muncul dalam
konteks teori atau ilmu ekonomi
termasuk kebutuhan dasar (Basic
need) disamping pangan dan
sandang. Dalam kehidupan seharihari rumah merupakan tempat
berlindung dari berbagai macam
gangguan, baik yang datangnya
dari alam seperti hujan, panas dan
rasa dingin maupun gangguan
binatang buas serta gangguan
lainnya. Idealnya rata-rata luas
lantai per kapita minimal 10 m2.
Sehingga bila dalam satu rumah
tinggal terdapat 4-5 anggota rumah
tangga. Idealnya rumah tangga
menempati luas lantai minimal
50m2.
Berdasarkan hasil Susenas
2003, terlihat bahwa sebagian besar
rumahtangga tinggal di rumah
dengan luas lantai 50 99 m2 dan
lebih yaitu dihuni oleh sekitar
934.217 rumah tangga atau 47,01
persen dari total rumah tangga yang
jumlahnya 1.987.422.
Banten Dalam Angka 2003

Although our society have a


traditional life or culture, they still
need a good housing, a permanent
or not. For a clear example,
although a person is given a status
asal
oi
be
r
e
r
,i
tdoe
s
n
tme
ant
hat
t
he
ydon
th
av
eaho
us
e
,t
he
yhav
e
i
tal
t
hough we c
an
tcalled it a
good dwelling. Because of that,
fulfilling the need of housing in
economic theory is a vital part of
basic need, not to mention food and
clothing. In our daily life, house is
our shelter that protected us from
manyk
i
ndsofnat
ur
al

spr
oc
c
e
s
s
such as rain, hot or cold weather,
or wild animal. The ideal house
must has an area floor per capita
at least 10 m2. So, if there are 4 5
people, the ideal house will provide
an area floor, at least 50 m2.
According to Susenas
2003. It appeared that many
households lived in a house with an
area floor, 50-99 m2. The number
of these households were 934,217
(47.01 percent) from the total of
households,
1,987,422.
Other
households lived in a house with an
areas floor, under 50 m2.
83

Bab IV

Sosial

Kondisi perumahan secara


umum dapat diamati dari jenis atap,
lantai dan dinding rumah. Gam
baran kondisi perumahan seperti
indikator yang disebutkan di atas
dapat digunakan sebagai indikator
kualitas rumah tempat tinggal.
Dengan menggunakan data hasil
Susenas 2003, kualitas rumah
sebagian besar menggunakan atap
genteng yang jumlahnya sekitar
1.715.318 rumah (86,31 persen),
jenis lantai terluas adalah bukan
tanah seperti tegel, keramik atau
plester sebesar 90,11 persen
sementara yang lainnya sebesar
9,89 persen masih berlantaikan
tanah. Sedangkan jenis dinding
terluas tembok terdapat pada
sekitar 1.518.606 (76,41 persen).
Bangunan tempat tinggal rumah
tangga dan diantaranya pula masih
terdapat yang menggunakan din
ding dengan kualitas di bawahnya
berupa pemakaian anyaman bambu
oleh sekitar 19,00 persen bangunan
tempat tinggal.

As usual, we can observe


the condition of housing from its
roof, floor and wall. Those
indicators can be used as the
i
ndi
c
at
or of hous
i
ng
sq
ual
i
t
y
.
Ac
c
or
di
ngt
oSus
e
nas2003
,t
he
house that used tiled roof were
1,715,318 houses (86.31 percent)
used a floor except ground floor
such as tegel, ceramic or plester
were 90,11 percent. Other 9.89
percent still used ground or natural
floor. The housing that used a good
quality of wall were 1,518,606
(76.41 percent). The others used
the wall below the standard, such
as used bamboo wall 19.00
percent).

Selain dilihat dari gambaran


kualitas rumah, keberadaan fasilitas
rumah seperti sumber penerangan,
fasilitas air minum dan sumber air
minum adalah bagian yang tak
terpisahkan dengan kebutuhan ru
mah tangga sehingga menjadi
penting
adanya.
Sebanyak
1.817.717 (91,46 persen) rumah
tangga telah menikmati penerangan
listrik PLN. Relatif tingginya
pemanfaatan listrik PLN tidak lain
berkat keberhasilan program listrik
masuk desa.

Beside the quality of


house, we have the consider the
availablelity of housing facilities
s
uc
h asni
ght

ss
our
c
e orwat
e
r
facility as a crucial part of or rain.
hous
e
hol
d

s
.The
r
ear
e1,817,717
(91.46 percent) households that
have enjoyed the PLN
se
l
e
c
t
r
i
c
i
t
y
.
Thi
s hi
gh l
e
v
e
l of e
l
e
c
t
r
i
c
i
t
y

s
consumption was caused by the
success of Listrik Masuk Desa
program.

Banten Dalam Angka 2003

84

Bab IV

Fasilitas rumah lainnya yang


sangat vital berupa konsumsi air
bersih yang terkait erat dengan
kesehatan masyarakat. Sekitar
59,04 persen rumah tangga
memiliki fasilitas air minum sendiri
dan yang lainnya memanfatkan
fasilitas bersama (20,50 persen),
dan fasilitas umum oleh sekitar
10,13 persen, akan tetapi masih
terdapat sebanyak 10,33 persen
rumah tangga yang tidak memiliki
fasilitas air minum. Rumah tangga
yang tidak mempunyai fasilitas air
minum ini ada kalanya masih
memanfaatkan air sungai, danau
atau dari sumber mata air bahkan
air hujan.
Dilihat dari kualitas air minum
yang relatif memenuhi persyaratan
sebagai air minum bersih dan sehat,
yang meliputi air kemasan, ledeng,
dan pompa dan sumur dikonsumsi
oleh sekitar 1.732.479 (87,17
persen) rumah tangga, yang lainnya
sebanyak 254.943 (12,83 persen)
masih mengkonsumsi air minum
yang diperkirakan tidak memenuhi
standar air bersih (sehat) seperti air
yang berasal dari mata air, air
sungai, air hujan dan air lainnya.

Banten Dalam Angka 2003

Sosial

Other facilities such as good


water, has a strong relationships
wi
t
hs
oc
i
e
t
y

she
al
t
h.5
9.04 percent
of households used this facility
individually, while other 20.50
percent used it together and 10.13
use

general

facilities.

Unfortunately, 10.33 percent of


t
he
mc
oul
dn

te
nj
oy t
hi
sf
ac
i
l
i
t
y
.
So, they take water from its natural
sources such as river, lake or rain.
Based on the criteria of good
water (for example packaged,
ledeng, pump water and well
(sumur), there are 1,732,479 (87.17
percent) households that consumed
these kinds of water. A rest of them
(254,943; 12.83 percent) still
consumed the water below the
standard. They consumed the water
from unprotected water source,
river, rain and many more.

85

Bab IV

Sosial

Grafik 4.1. Penduduk Usia 7-24 Tahun Yang Masih Sekolah


Menurut Jenis Kelamin, 2003
700000
600000
500000
400000
300000
200000
100000
0

7-12

13-15

16-18

19-24

Laki-laki

682.733

242.129

136.319

57.726

Perempuan

605.694

228.448

112.117

43.262

Grafik 4.2. Rasio Murid-Guru Menurut Jenjang Pendidikan, 2003

35

34,24

30

28,34

25

19,29

20
15
10
5
0
SD

Banten Dalam Angka 2003

SLTP

SLTA

86

Bab IV

Sosial

Grafik 4.3. Persentase Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas


menurut Pendidikan yang Ditamatkan, 2003

SLTA
18,26%

SLTP
16,36%

D III-Sarjana
3,18%

D I/II
0,75%

Tidak Tamat SD
28,22%

Tamat SD
33,23%

Grafik 4.4. Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi menurut Jenis


Kejahatan Yang Dilaporkan Ke Polwil Banten, 2001 2003
350
300
250
200
150
100
50
0
Curas

Curat

2001

Banten Dalam Angka 2003

Curanmor

Penganiayaan

2002

Penipuan

Penggelapan

Narkotika

2003

87

Bab IV

Sosial

Tabel 4.1.1
Table

Penduduk Usia 7 - 24 Tahun yang Masih Sekolah


Menurut Jenis Kelamin di Banten
Population Aged 7 24 Years Attending School by Sex
in Banten
2003

Jenis Kelamin/
Kelompok Umur
Sex/Group of Age
(1)

Jumlah
Total
(2)

Persentase
Percentage
(%)
(3)

Lak-laki/Male
7 - 12

682.733

61,02

13 - 15

242.129

21,64

16 - 18

136.319

12,18

19 - 24

57.726

5,16

1.118.907

100,00

7 - 12

605.694

61,23

13 - 15

228.448

23,09

16 - 18

112.117

11,33

19 - 24

43.003

4,35

989.262

100,00

1.288.427

61,12

13 - 15

470.577

22,32

16 - 18

248.436

11,78

19 - 24

100.729

4,78

2.108.169

100,00

Jumlah/Total
Perempuan/Female

Jumlah/Total
Lak-laki+Perempuan/Male+Female
7 - 12

Jumlah/Total
Sumber : Susenas 2003, BPS
Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

88

Bab IV

Sosial

Tabel 4.1.2
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru


Taman Kanak-kanak di Banten
Number of Kindergarten Schools, Students and Teacher
in Banten
2003

Sekolah
School
Negeri
Swasta
Public
Private
(2)
(3)

Murid
Student
Negeri
Swasta
Public
Private
(4)
(5)

Guru
Teacher
Negeri
Swasta
Public
Private
(6)
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

140

200

4.552

257

2. Lebak

43

23

1.170

60

3. Tangerang

359

48

9.646

1.251

4. Serang

89

26

27401

2585

5. Tangerang

288

8.572

562

6. Cilegon

35

3.461

181

Banten

954

297

54.802

16

4.896

2002/2003

2001/2002

663

122

28.031

296

2.551

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

89

Bab IV

Sosial

Tabel 4.1.3
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Dasar


di Banten
Number of Elementary Schools, Students and Teacher
in Banten
2003

Sekolah
School

Murid
Student

Negeri
Public
(2)

Swasta
Private
(3)

1. Pandeglang

888

2. Lebak

Guru
Teacher

Negeri
Public
(4)

Swasta
Private
(5)

Negeri
Public
(6)

201

166.193

11.515

4.334

112

780

160

161.582

18.188

3.772

231

3. Tangerang

985

361

356.564

83.686

7.915

3.897

4. Serang

933

101

254.255

142.269

5.767

7.196

5. Tangerang

394

171

103.311

23.526

3.437

1.883

6. Cilegon

149

20

37.784

5.372

1.084

217

Banten

4.129

1.014

1.079.689

284.556

26.309

13.536

2002/2003

4.167

955

1.091.250

184.578

24.712

5.304

2001/2002

4.179

254

1.114.218

68.136

25.286

4.478

(1)

Swasta
Private
(7)

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

90

Bab IV

Sosial

Tabel 4.1.4
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Lanjutan


Tingkat Pertama di Banten
Number of Junior High Schools, Students and Teacher
in Banten
2003

Sekolah
School

Murid
Student

Guru
Teacher

Negeri
Public

Swasta
Private

Negeri
Public

Swasta
Private

Negeri
Public

Swasta
Private

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

59

100

28.443

13.370

728

1.043

2. Lebak

60

77

31..292

9.943

587

1.289

3. Tangerang

48

320

50.675

81.207

1.214

4.042

4. Serang

66

171

43.241

155.139

1.830

1.067

5. Tangerang

22

154

26.956

38.894

1.618

1.965

6. Cilegon

11

45

7.984

11.725

356

762

Banten

266

867

157.299

310.278

6.333

10.168

2002/2003

262

757

180.282

168.183

5.614

5.685

2001/2002

235

474

175.869

119.751

6.678

5.952

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

91

Bab IV

Sosial

Tabel 4.1.5
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Lanjutan


Tingkat Atas di Banten
Number of Senior High Schools, Students and Teacher
in Banten
2003

Sekolah
School

Murid
Student

Guru
Teacher

Negeri
Public

Swasta
Private

Negeri
Public

Swasta
Private

Negeri
Public

Swasta
Private

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

14

45

7.865

4.512

216

113

2. Lebak

16

33

8.354

3.348

238

576

3. Tangerang

21

112

13.978

24.721

562

271

4. Serang

24

71

13.066

59.294

761

4.127

5. Tangerang

65

8.974

21.702

630

934

6. Cilegon

27

1.277

5.011

168

515

Banten

89

353

53.514

118.588

2.575

6.536

2002/2003

79

338

53.903

70.036

3.349

5.274

2001/2002

60

211

31.311

37.081

1.556

4.103

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

92

Bab IV

Sosial

4.1.6

Tabel
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Sekolah, Murid dan Guru Sekolah Lanjutan


Tingkat Atas Kejuruan di Banten
Number of Senior Vocational High Schools,
Students and Teacher in Banten
2003

Sekolah
School

Murid
Student

Guru
Teacher

Negeri
Public

Swasta
Private

Negeri
Public

Swasta
Private

Negeri
Public

Swasta
Private

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.633

2.018

57

19

2. Lebak

11

1.196

2.941

43

220

3. Tangerang

58

294

27.387

22

1.393

4. Serang

21

2.326

59.592

164

3.141

5. Tangerang

39

3.515

22.319

495

732

6. Cilegon

796

4.927

53

160

Banten

13

146

9.760

119.184

834

5.665

2002/2003

12

138

9.895

63.758

699

3.694

2001/2002

11

228

9.840

60.286

776

2.876

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

93

Bab IV

Sosial

4.1.7

Tabel
Table

Jumlah Perguruan Tinggi di Banten


Number of University in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Politeknik/

Akademi/
Academy

Institut/
Institute

Universitas/
University

Sekolah
Tinggi/

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

5. Tangerang

6. Cilegon

15

28

Kab/Reg

Kota/Mun

Banten

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

94

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.1.8

Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan


yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota
di Banten
Population Aged 10 Years and Over by Educational
Attainment and Regency/Municipality in Banten
2003

Pendidikan Yang Ditamatkan


Educational Attainment

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

< SD

SD/Sederajat

SLTP

(2)

(3)

(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

308.758

354.421

77.240

2. Lebak

270.413

432.078

107.902

3. Tangerang

664.208

702.360

449.581

4. Serang

470.124

545.320

188.718

217.583

231.284

254.668

46.607

62.912

68.258

Banten

1.977.693

2.328.375

1.146.367

2002

1.958.461

2.110.440

1.092.626

2001

2.130.671

1.905.305

920.856

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Banten Dalam Angka 2003

95

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Pendidikan Yang Ditamatkan


Educational Attainment

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Jumlah
Total
(8)

SLTA

Dipl. I/II

Dipl. III-Univ.

(5)

(6)

(7)

1. Pandeglang

57.738

4.771

4559

807.487

2. Lebak

53.722

4.440

5917

874.472

3. Tangerang

534.650

25.377

149210

2.525.386

4. Serang

127.248

5.066

10731

1.347.207

433.445

10.152

44589

1.191.721

72.851

2.639

7658

260.925

Banten

1.279.654

52.445

222.664

7.007.198

2002

1.212.880

46.152

307.695

6.728.254

2001

1.119.914

37.774

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

220.492

6.335.012

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

96

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.1.9

Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Kepandaian


Membaca dan Menulis dan Kabupaten/Kota
di Banten
Population Aged 10 Years and Over by Reading and
Writing Ability and Regency/Municipality in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Kemampuan Membaca dan Menulis


Reading and Writing Ability
Huruf Latin

Huruf Lainnya

Tidak Dapat

(2)

(3)

(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

749.827

22.578

35.082

807.487

2. Lebak

815.112

18.550

40.810

874.472

3. Tangerang

2.350.693

14.164

160.529

2.525.386

4. Serang

1.216.115

28.367

102.725

1.347.207

1.145.381

9.267

37.073

1.191.721

257.242

1.266

2.417

260.925

Banten

6.534.370

94.192

378.636

7.007.198

2002

6.252.940

111.433

363.881

6.728.254

2001

5.761.970

95.445

477.597

6.335.012

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

97

Bab IV

Sosial

Tabel 4.2.1
Table

Jumlah Rumah Sakit ,Tempat Tidur


dan Puskesmas di Banten
Number of Hospitals and Beds,
and Public Health Center in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Rumah Sakit
Hospitals

Tempat Tidur
Beds

Puskesmas
Public Health Center

(1)

(2)

(3)

(4)

1. Pandeglang

121

29

2. Lebak

120

33

3. Tangerang

380

41

4. Serang

292

36

5. Tangerang

25

6. Cilegon

183

Banten

24

1.096

172

2002

15

2.781

163

2001

15

2.781

163

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

98

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.2.2

Jumlah Dokter Rumah Sakit Umum dan Puskesmas


di Banten
Number of Medical Doctors at Public Hospital and
Health Center in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Dokter Umum
General
Practitioner

Dokter Ahli
Medical
Specialist

Dokter Gigi
Dentist

Jumlah
Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

68

11

17

96

2. Lebak

57

13

79

3. Tangerang

63

54

57

174

4. Serang

83

35

24

142

5. Tangerang

58

43

101

6. Cilegon

39

16

15

70

Banten

368

125

169

662

2002

277

58

147

482

2001

303

366

138

807

Kota/Mun

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

99

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.2.3

Kabupaten/
Kota Regency
/Municipality
(1)

Jumlah Penduduk Yang Diimunisasi Menurut Jenis


Imunisasi di Banten
Number of Immunized People by Kind of Immunization
in Banten
2003

Imunisasi
BCG

DPT-I

DPT-II

DPT-III

Campak
Measles
(6)

Polio-I

Polio -IV

(7)

(8)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

25.928

24.098

22.288

20.573

23.157

27.202

21.919

2. Lebak

28.702

22.351

20.922

20.625

23.578

22.181

20.011

3. Tangerang

76.531

77.239

74.813

73.612

71.373

77.677

72.973

4. Serang

42.263

39.653

37.547

37.246

39.333

43.157

39.960

35.168

34.676

34.255

33.696

33.931

35.455

32.992

7.642

7.847

7.279

7.011

7.227

7.927

7.438

Banten

216.234

205.864

197.104

192.763

198.599

213.599

195.293

2002

207.810

202.506

159.889

158.137

200.920

168.484

188.145

2001

209.595

209.661

195.856

195.046

199.868

213.079

196.463

Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

100

Bab IV

Sosial

4.2.4

Tabel
Table

Jumlah Persalinan Menurut Penolong Persalinan


di Banten
Number of Birth by Kind of Personel in Charge in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Tenaga Medis
Medical Personel
(2)

Dukun Terlatih
Trained Midwife
(3)

Kab/Reg
1. Pandeglang

10.889

4.237

7.721

3. Tangerang

56.961

4. Serang

24.128

1.088

21.862

5.449

5.041

Banten

123.526

13.850

2002

50.375

40.016

2001

50.375

40.016

2000

124.968

36.169

2. Lebak

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province
Catatan /Notes: =Data tidak tersedia/Not Available

Banten Dalam Angka 2003

101

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.2.5

Jumlah Tenaga Kesehatan Selain Dokter di Puskesmas


dan Rumah Sakit Umum di Banten
Number of Health Personnels OTher Than Dokter at
Public Health Center and Government Hospital in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Sarjana
Farmasi/
Pharmacy

SKM

Akper

Perawat/
Nurse

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

11

49

281

2. Lebak

12

48

237

3. Tangerang

11

10

56

363

4. Serang

120

544

5. Tangerang

993

6. Cilegon

57

54

Banten

42

37

330

2.472

2002

38

44

596

2001

20

30

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province

Catatan /Notes: =Data tidak tersedia/Not Available

Banten Dalam Angka 2003

102

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Bidan/
Midwife

SPRG

Paramedis
Non
Keperawatan
/ Not Nurse

(13)

(6)

(7)

(8)

Non Medis/
Not
Medical
(9)

Kab/Reg
1. Pandeglang

211

11

14

2. Lebak

137

14

52

3. Tangerang

290

20

12

4. Serang

297

26

24

100

13

57

16

1.092

91

126

2002

915

93

2001

1411

13

576

611

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

103

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

Jumlah Penyalur Obat di Banten


Number of Medicine Distributors in Banten
2003

4.2.6

Kabupaten/
Kota
Regency/
Municipality

Industri Farmasi
Pharmaceutical
Industry

Pedagang Besar
Farmasi
Pharmaceutical
Whole Sale

(1)

(2)

(3)

Apotik
Dispensaries

Industri
Kecil Obat
Lainnya
OTher Drug
Industry

Jumlah
Total

(4)

(5)

(6)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

11

16

121

157

35

46

11

96

16

130

33

33

Banten

25

30

297

26

378

2002

21

38

284

2001

29

31

344

25

429

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kesehatan Propinsi Banten


Source : Health Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

104

Bab IV

Sosial

Tabel 4.2.7
Table

Jumlah Akseptor Keluarga Berencana (Usia 15-49


tahun Berstatus Kawin) Menurut Alat/Cara
Kontrasepsi Yang Digunakan
di Banten
Number of Family Planning Acceptors by Method of
Contraception Based on The Result of Family
Registration in Banten
2003

Metode Jangka Panjang (MJP) / Long Term Method


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

IUD
IUD

MOP
Vasectomy

MOW
Tubectomy

(2)

(3)

(4)

Susuk
Implant
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

7.981

1.416

2.320

31.790

2. Lebak

5.876

2.528

1.530

30.091

3. Tangerang

64.413

9.005

6.535

100.664

4. Serang

11.742

2.967

3.651

35.909

28.130

1.820

4.231

38.160

2.975

133

1.000

5.702

Banten

121.117

17.869

19.267

242.316

2002

118.191

17.897

19.506

89.278

2001

112.247

17.592

19.038

96.795

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : BKKBN (Pendataan Keluarga Th 2003)


Source : National Family Planning Coordinating Board of Banten (Family Regristration 2003)

Banten Dalam Angka 2003

105

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Non Metode Jangka Panjang (Non MJP) /


Non Long Term Method
Tradisional
Suntik
Pil
Kondom & Lainnya
Injection
Pil
Condom Traditional
& Others
(6)
(7)
(8)
(9)

Jumlah MJP
dan Non MJP
Total of MJP
and Non MJP
(10)

Kab/Reg
1. Pandeglang

67.385

22.712

66

133.670

2. Lebak

65.932

39.547

366

145.872

166.577

103.995

1.320

452.509

98.794

50.871

345

204.279

5. Tangerang

85.895

31.250

898

16

190.400

6. Cilegon

24.172

7.224

165

41.371

Banten

508.755

255.599

3.160

18

1.168.101

2002

483.097

247.192

2.826

62

978.049

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten (Susenas 2003)


Source : BPS Statistic of Banten Province (Economy Social Survey 2003)

Banten Dalam Angka 2003

106

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.2.8

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Keluarga Pasangan Usia Subur


Menurut Umur Isteri di Banten
Number of Potential Couple by Age of Wife in Banten
2003

Umur Isteri / Age of Wife


< 20 Tahun

20 29 Tahun

>29 Tahun

(2)

(3)

(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

12.539

77.345

99.647

189.531

2. Lebak

17.290

82.910

98.125

198.325

3. Tangerang

27.224

242.354

316.729

586.307

4. Serang

17.071

119.766

160.930

297.767

5. Tangerang

3.966

73.743

138.332

216.041

6. Cilegon

1.491

19.655

34.552

55.698

Banten

79.581

19.655

848.315

1.543.669

2002

76.988

593.429

813.781

1.484.198

Kota/Mun

Sumber : BKKBN (Pendataan Keluarga Th 2003)


Source : National Family Planning Coordinating Board of Banten (FamilyRegristration 2003)

Banten Dalam Angka 2003

107

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.2.9

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Jumlah Keluarga Sejahtera Menurut Tahapan


Keluarga Sejahtera di Banten
Number of Prosperous Family by Level of Prosperous
Family in Banten
2003
Keluarga Sejahtera
Tahap Pra Sejahtera/
Prosperous Family
Step Prosperous Before
Bukan
Alasan
Alasan
Jumlah/
Ekonomi/
Ekonomi/
Total
Not
Economy
Economy
Reason
Reason

(2)

(3)

(4)

Keluarga Sejahtera
Tahap I/
Prosperous Family
Step I
Bukan
Alasan
Alasan
Jumlah/
Ekonomi/ Ekonomi/
Total
Not
Economy
Economy
Reason
Reason

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

55.346

17.821

73.167

44.832

44.236

89.068

2. Lebak

45.874

16.912

62.786

57.690

40.837

98.527

3. Tangerang

69.324

36.975

106.299

76.621

86.939

163.560

4. Serang

38.641

21.673

60.314

68.999

81.116

150.115

12.249

6.295

18.544

18.957

42.638

61.595

170

750

920

5.281

9.508

14.789

Banten

221.604

100.426

322.030

272.380

305.274

577.654

2002

221.857

95.733

317.590

264.797

306.168

570.965

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Banten Dalam Angka 2003

108

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Keluarga
Sejahtera
Tahap II/
Prosperous
Family
Step II

Keluarga
Sejahtera
Tahap III/
Prosperous
Family
Step III

Keluarga
Sejahtera
Tahap III
Plus/
Prosperous
Family
Step III Plus

Jumlah
Total

(1)

(8)

(9)

(10)

(11)

Kab/Reg
1. Pandeglang

46.847

35.755

9.375

254.284

2. Lebak

61.995

31.241

5.485

260.034

3. Tangerang

226.233

134.477

60.914

691.483

4. Serang

105.325

63.856

12.216

391.826

5. Tangerang

70.294

77.671

26.913

255.017

6. Cilegon

21.227

23.881

6.150

66.967

Banten

531.921

366.881

121.053

1.919.611

2002

489.461

358.330

111.890

1.848.236

Kota/Mun

Sumber: Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Propinsi Banten


Source : National Family Planning Coordinating Board of Banten (FamilyRegristration 2003)

Banten Dalam Angka 2003

109

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.3.1

Rekapitulasi Produksi Sertifikat oleh Badan


Pertanahan Nasional di Banten
Production of Sertificate by National Land Affair Board
in Banten
Hingga/Until 2003

Kabupaten/
Kota
Regency/
Municipality

Bidang

Luas (ha)

Bidang

Luas (ha)

Bidang

Luas (ha)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Hak Milik
Proprietary Rights

Hak Guna Usaha


Concession Used Right

Hak Guna Bangunan/


Building Used Right

Kab/Reg
1. Pandeglang

60.498

27.280,45

25

3.888,98

3.669

770,90

2. Lebak

52.800

24.539,13

16

3.278,87

6.187

1.672,92

296.230

26.438,58

28,99

254.749

3.558,04

80.222

22.517,14

573,92

44.422

6.474,29

119.773

4.464,91

89.635

4.381,06

19.591

2.155,06

11.981

3.585,10

Banten

629.112

107.395,26

45

7.770,76

410.663

20.422,30

2002

602.133

10.384,63

44

6.516,73

375.060

20.382,84

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Propinsi Banten


Source : National Land Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

110

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Hak Pakai/ Used Right

Hak Pengelolaan

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Bidang

Luas (ha)

Bidang

Luas (ha)

(8)

(9)

(10)

(11)

Kab/Reg
1. Pandeglang

380

2.406,25

5,00

2. Lebak

554

4.519,18

4,73

3. Tangerang

573

1.783,03

15

289,15

4. Serang

981

1.323,34

124

310,32

5. Tangerang

437

594,04

30

2.029,93

6. Cilegon

215

220,38

22

322,06

Banten

3.140

10.846,23

196

2.961,19

2002

3.000

10.845,90

194

2.961.19

Kota/Mun

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Propinsi Banten


Source : National Land Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

111

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Hak Sarusun

Tanah Wakaf

Bidang

Luas (Ha)

Bidang

Luas (Ha)

(12)

(13)

(14)

(15)

Kab/Reg
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang

543

98,94

101

26,54

862

422,60

129

785,00

2.583
640

56,45

3.967

63.377,97

1.203

17,00

532

302,60

124

38,32

Banten

2.389

172,38

1.752

64.953,02

2002

1.525

172,38

1.752

64.953,02

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Propinsi Banten


Source : National Land Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

112

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.3.2

Jumlah Pejabat Pembuat Akte Tanah (PPAT) dan


Penerbitan Akta di Banten
Number of Land Certificate Legal Maker and Certificate
Publishing in Banten
2001

Jumlah PPAT
Wilayah Kerja
Kabupaten/Kota
(1)

Jenis Akta/Produksi (Jumlah Akta)

PPAT
Sementara

PPAT
Notaris

Jual
Beli

Hibah

(2)

(3)

(4)

(5)

Pembagian
Hak
Bersama
(6)

Tukar
Menukar

Pelepasan
Hak

(7)

(8)

Kab/Reg
1. Pandeglang

24

61

3.185

292

164

2. Lebak

19

66

2.283

210

79

3. Tangerang

25

240

11.290

371

196

12

4. Serang

32

143

9.531

538

114

13

102

9.925

323

230

206

32

2.631

194

64

Banten

121

644

38.845

1.928

847

36

213

2002

118

346

12.230

437

634

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Propinsi Banten


Source : National Land Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

113

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued

Wilayah Kerja Kabupaten/Kota/


Region
(1)

Jenis Akta/Produksi (Jumlah Akta)


APHT

SK.MHT

Jumlah

(9)

(10)

(11)

Kab/Reg
1. Pandeglang

311

435

4.392

2. Lebak

294

447

3.328

3. Tangerang

553

435

12.857

4. Serang

723

3.122

14.037

1.574

556

12.815

463

743

4.096

Banten

3.918

5.738

51.525

2002

1.265

195

14.764

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pertanahan Nasional Propinsi Banten


Source : National Land Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

114

Bab IV

Tabel
Table

Sosial

4.3.3

Banyaknya Tindak Kejahatan Yang Terjadi Menurut


Jenis Kejahatan di Wilayah Banten
Number of Crimes Commited by Type of Crime in Banten
2003

Jenis Kejahatan
Type of Crime
(1)
1. Pencurian dengan kekerasan (Curas)

Tindak Kejahatan/ Crime


Tindak Pidana
(2)

Penyelesaian Tindak
Pidana
(3)

85

77

2 . Pencurian dengan pemberatan (Curat)

293

180

3. Pencurian kendaraan bermotor (Curanmor)

171

30

4. Penganiayaan

131

94

5. Penipuan

153

78

6. Penggelapan

41

20

7. Narkotika

46

73

Jumlah/Total

920

552

2002

1001

568

2001

1.113

658

2000

1.029

607

Sumber : Polwil Propinsi Banten


Source : Police Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

115

Bab IV

Sosial

Tabel 4.4.1
Table

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan


Luas Lantai Rumah di Banten
Number of Household by Regency/Municipality and Area
of House Floor in Banten
2003

Luas Lantai / Area of Floor

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

< 20

20 - 49

50 -99

100 - 149

150+

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Pandeglang

2.855

89.702

125.250

13.607

4.459

235.873

2. Lebak

2.587

124.697

117.010

4.630

1.615

250.539

3. Tangerang

59.659

210.082

341.589

56.944

46.740

715.014

4. Serang

2.731

157.187

155.300

26.905

17.433

359.556

50.811

67.010

148.896

61.881

26.464

355.062

511

6.918

46.172

13.242

4.535

71.378

Banten

119.154

655.596

934.217

177.209

101.246

1.987.422

2002

98.557

767.609

948.130

235.395

120.107

2.169.798

Jumlah
(7)

Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

116

Bab IV

Sosial

Tabel 4.4.2
Table

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Jenis Atap Terluas di Banten
Number of Household by Regency/Municipality
and The Widest of Ceiling Type in Banten
2003
Jenis Atap Terluas / The Widest of Ceiling Type

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Beton

Genteng

Sirap

Seng

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

4.061

187.601

10.176

2. Lebak

1.940

214.977

970

1.616

25.935

648.038

730

1.437

5.687

338.461

1.179

17.067

258.609

4.697

426

2.542

67.632

358

102

Banten

57.232

1.715.318

16.931

4.760

2002

71.325

1.859.309

7.807

7.593

Kab/Reg

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Banten Dalam Angka 2003

117

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jenis Atap Terluas / The Widest of Ceiling Type


Asbes

Ijuk/Rumbia

Lainnya/Other

Jumlah/
Total

(6)

(7)

(8)

(9)

Kab/Reg

1. Pandeglang

635

31.363

2.037

235.873

2. Lebak

323

29.421

1.292

250.539

33.078

3.606

2.190

715.014

2.942

11.287

359.556

72.982

1.281

355.062

642

102

71.378

Banten

110.602

77.060

5.519

1.987.422

2002

92.157

115.309

16.298

2.169.798

3. Tangerang

4. Serang

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

118

Bab IV

Sosial

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota dan


Jenis Lantai Terluas di Banten
Number of Household by Regency/Municipality and The
Widest of Floor Type in Banten
2003

Tabel 4.4.3
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Jenis Lantai Terluas


The Widest of Floor Type
Bukan Tanah
Non Ground

Tanah
Ground

(2)

(3)

(1)

Jumlah
Total
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

200.086

35.787

235.873

2. Lebak

234.027

16.512

250.539

3. Tangerang

650.422

64.592

715.014

4. Serang

296.216

63.340

359.556

341.833

13.229

355.062

68.238

3.140

71.378

Banten

1.790.822

196.600

1.987.422

2002

1.953.047

216.751

2.169.798

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

119

Bab IV

Sosial

Tabel 4.4.4
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Jenis Dinding Terluas di Banten
Number of Household by Regency/Municipality
and The Widest of Wall Type in Banten
2003

Jenis Dinding Terluas / The Widest of Wall Type


Tembok
/Wall
(2)

Kayu/
Wood
(3)

Bambu/
Bambo
(4)

Lainnya/
Others
(5)

Jumlah/
Total
(6)

Kab/Reg
1. Pandeglang

98.372

10.038

126.829

634

235.873

2. Lebak

97.503

23.062

129.974

250.539

3. Tangerang

616.597

30.399

65.861

2.157

715.014

4. Serang

306.720

4.736

47.748

352

359.556

330.733

17.924

6.405

355.062

68.681

1.873

824

71.378

Banten

1.518.606

88.032

377.641

3.143

1.987.422

2002

1.612.870

94.006

445.221

17.701

2.169.798

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

120

Bab IV

Sosial

Tabel 4.4.5
Table

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Sumber Penerangan di Banten
Number of Household by Regency/Municipality
and Source of Lights in Banten
2003

Kabupaten/
Kota
Regency/
Municipality

Listrik
PLN

(1)

(2)

Sumber Penerangan / Source of Lights


Listrik
Non
PLN
(3)

Petromak/
Aladin
(4)

Pelita/
Sentir/
Obor
(5)

Lainnya
(6)

Jumlah/
Total
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

186.699

1.146

318

40.163

7.547

235.873

2. Lebak

181.181

3.733

1.294

64.008

323

250.539

3. Tangerang

695.539

9.345

3.627

5.784

719

715.014

4. Serang

335.107

2.714

1.304

17.577

2.854

359.556

349.095

5.114

853

355.062

70.096

846

204

232

71.378

Banten

1.817.717

22.898

7.396

127.736

11.675

1.987.422

2002

1.956.927

4.740

12.136

194.029

1.966

2.169.798

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

121

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.4.6

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Fasilitas Air Minum di Banten
Number of Household by Regency/Municipality
and Drinking Water Facility in Banten
2003

Fasilitas Air Minum / Drinking Water Facility


Sendiri/
Self

Bersama/
Togetter

Umum/
Public

Tidak Ada/
Not there

(2)

(3)

(4)

(5)

Jumlah/
Total
(6)

Kab/Reg
1. Pandeglang

122.629

38.513

62.087

12.644

235.873

2. Lebak

126.931

40.735

52.793

30.080

250.539

3. Tangerang

460.739

174.812

23.097

56.366

715.014

4. Serang

193.472

72.686

36.565

56.833

359.556

217.620

71.290

24.745

41.407

355.062

52.022

9.450

1.950

7.956

71.378

Banten

1.173.413

407.486

201.237

205.286

1.987.422

2002

1.260.735

425.216

213.004

270.843

2.169.798

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

122

Bab IV

Sosial

Tabel
Table

4.4.7

Jumlah Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota


dan Sumber Air Minum di Banten
Number of Household by Regency/Municipality
and Source of Drinking Water in Banten
2003
Sumber Air Minum / Source of Drinking Water

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Lainnya

(1)

(2)

Air dalam
Kemasan
(3)

Leding

Pompa

Sumur

(4)

(5)

(6)

Kab/Reg

1. Pandeglang

2.613

12.471

5.909

148.900

2. Lebak

3.590

12.101

25.859

138.038

2.188

25.168

119.550

300.169

257.044

352

3.185

12.950

65.717

188.267

9.393

33.296

103.286

186.475

20.904

7.108

12.103

15.430

32.346

Banten

11.933

74.960

272.461

599.559

785.499

2002

6.804

89.947

213.994

835.662

802.428

3. Tangerang

4. Serang

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten Dalam Angka 2003

123

Bab IV

Sosial

Lanjutan
Continued
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Sumber Air Minum / Source of Drinking Water


Mata Air

Air Sungai

Air Hujan

(7)

(8)

(9)

Jumlah/ Total
(10)

Kab/Reg
1. Pandeglang

65.151

317

512

235.873

2. Lebak

62.553

8.398

250.539

2.157

4.358

4.380

715.014

60.599

11.861

16.625

359.556

5. Tangerang

1.708

355.062

6. Cilegon

4.391

71.378

Banten

196.559

24.934

21.517

1.987.422

2002

149263

32.097

2.169.798

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Economy Social Survey2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

124

Bab IV

Sosial

Tabel 4.5.1
Table

Jumlah Masjid, Mushola, Gereja, Pura/Kuil dan


Vihara Menurut Kabupaten/Kota
Number of Mosque, Private Mosque,Churchand Temple
by Municipality
2002

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Masjid
Mosque

(1)

(2)

Mushola
Private
Mosque
(3)

1. Pandeglang

1492

2808

2. Lebak

1525

2818

3. Tangerang

1555

4. Serang

Gereja
Churches
P
K
(4)
(5)

Pura/Kuil
Temples

Vihara

(6)

(7)

31

5792

116

15

24

1921

4305

5. Tangerang

492

1207

59

11

25

6. Cilegon

331

429

7316

17359

214

28

52

Kab/Reg

Kota/Mun

Banten

Sumer : Potensi Desa 2003, BPS Propinsi Banten


Source : Village Potential 2003, BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

125

Bab IV

Sosial

Tabel 4.5.2
Table

Jumlah Calon / Jamaah Haji dan Besarnya Biaya


Musim Haji
Number of Aplicants / Pilgrims and cost to Mecca
2000-2003

(2)

Jemaah Haji
Berangkat
Leaving
(3)

Jemaah yang
Batal
Cancelling
(4)

Besarnya ONH
(000 Rp)
cost
(5)

2000

17.758.000

2001

63.000.000

2002

4.866

4.866

800.000+US
$2.677

2003

5.150

5.110

40

967.500+US
$2.675

Musim Haji
Periode

Calon Jemaah Haji


Applicant

(1)

Sumber : Kanwil Departemen Agama Prop. Banten


Source : Department of Religious, Regional Office of Banten

Banten Dalam Angka 2003

126

Bab IV

Sosial

Tabel 4.5.3
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Jamaah Haji Menurut Jenis Kelamin dan


Kabupaten/Kota
Number of Aplicantsfor Pilgrims by sex and Municipality
2003
Jenis Kelamin
Sex
Laki-laki
Perempuan
Male
Female
(3)
(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

285

316

601

2. Lebak

219

226

445

3. Tangerang

629

637

1266

4. Serang

518

540

1.058

5. Tangerang

616

620

1236

6. Cilegon

242

262

504

Banten

2.509

2.601

5.110

2002

2.263

2.603

4.865

Kota/Mun

Sumber : Kanwil Departemen Agama Prop. Banten


Source : Department of Religious, Regional Office of Banten

Banten Dalam Angka 2003

127

Bab IV

Sosial

Tingkat Usia Calon Jamaah


Number of Pilgrims by Age Group
2003

Tabel 4.5.4
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

0-30

Kelompok Umur
Age Group
31-40
41-50

51+

Jumlah
Total

(1)
Kab/Reg
1. Pandeglang

59

140

173

254

626

2. Lebak

34

126

135

186

481

3. Tangerang

119

352

506

464

1.441

4. Serang

108

296

350

421

1.175

5. Tangerang

80

277

506

494

1.357

6. Cilegon

37

126

169

191

523

Banten

437

1.317

1.839

1.980

5.603

2002

589

1178

1548

1549

4864

Kota/Mun

Sumber : Kanwil Departemen Agama Prop. Banten


Source : Department of Religious, Regional Office of Banten

Banten Dalam Angka 2003

128

Bab IV

Sosial

Jumlah Korban Bencana Alam


Menurut Kabupaten/Kota
Number of Natural Disaster Outcomes by Reg/Mun
2003

Tabel 4.6.1
Table

Kabupaten/Kota

Regency/Municipality
(1)

Jumlah Kepala Keluarga


(KK)
Family
(2)

Jumlah Jiwa
Person
(3)

Kab/Reg
1. Pandeglang

7.959

39.795

2. Lebak

3.708

18.540

147

735

1.104

5.520

1.099

5.495

190

950

14.207

71.035

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten
Sumber : Dinas Soial Propinsi Banten
Source : Social Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

129

Bab IV

Sosial

Tabel 4.6.2
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Lembaga Sosial/Panti Sosial


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Social Placed byReg/Mun in Banten
2003

Panti Werda

Panti Asuhan

Lainnya

(2)

(3)

(4)

1. Pandeglang

15

2. Lebak

21

3. Tangerang

14

4. Serang

31

5. Tangerang

18

6. Cilegon

11

108

Kab/Reg

Kota/Mun

Banten

Sumber : Dinas Soial Propinsi Banten


Source Social Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

130

Agriculture

Bab V

Pertanian

5.1 Pertanian Tanaman Pangan

5. 1 Food Crops Agriculture

a. Padi, Palawija

a. Paddy, Palawija

Sejak propinsi Banten


terbentuk (2000) produksi padi
Banten terus meningkat, bahkan
pada tahun 2003, produksinya naik
secara signifikan yaitu 15,19 %
dibanding
tahun
sebelumnya.
Produksi padi Banten pada tahun
2003, tercatat sebanyak 1.691.923
ton (GKG) naik sebesar 223.158
ton dibanding produksi tahun 2002.
Kenaikan ini dipengaruhi oleh
naiknya
luas
panen
dan
produktivitas
masing-masing
sebesar 2,77 % dan 12,09 %.
Dari
6 (enam) jenis
komoditas kelompok palawija;
hanya kedelai, kacang tanah dan
ubi jalar sedikit mengalami
penurunan,
yang
lainnya
meningkat. Yang menggembirakan,
jagung
sebagai
salah
satu
komoditas
agrobisnis
yang
diunggulkan Banten pada tahun ini
baik
produktivitas
maupun
produksinya meningkat tajam. Pada
tahun 2002 produktivitas jagung
masih sebesar 23,00 ku/ha, tahun
2003 naik menjadi 29,86 ku/ha atau
meningkat sebesar 29,81 %.
Sedangkan dari sisi produksi
meningkat dari 19.216 ton menjadi
24.875 ton (naik 29,45 %).
Lebih
jauh
melihat
kontribusi daerah Kabupaten/kota,
seperti ditampilkan mulai tabel
5.1.2 hingga 5.1.8 nampak bahwa
komoditas
padi
terbesar
produksinya
berasal
dari
Pandeglang disusul Serang dan
Lebak.

Since Banten Province has


been formed in 2003, the
production of paddy always
increase, more over in 2003 the
production significant increase 15,
19 % compared to 2002
production.
In 2003, the
productivity of paddy provide
1,691,923 tons (dry unhusked
paddy/DUP) or increase 223,158
tons compared to 2002 production.
This increasing is influenced by
increasing of harvest area (2,77
%) and productivity (12.09 %).

Banten Dalam Angka 2003

Among 6 commodities of
secondary crops, only soybeans,
peanuts and sweet potatoes
increase, even the other decrease.
Maize as a one of superior
commodity in Banten significant
increases both the productivity and
the production. The productivity of
maize is 23,00 quintal (2002) and
29,86 quintal (2003), or increase
29,81 %.
Meanwhile, the
production of maize increase 29,45
% from 19.216 tons to 24.875 tons.
Based from Table 5.1.2 to
5.1.8, Regency of Pandeglang,
Serang and Lebak has the biggest
contribution of paddy productivity.
It more than 80 % of production in
Banten
comes
from
those
regencies.

134

Bab V

Lebih dari 80 % produksi padi


Banten berasal dari daerah ini.
b. Hortikultura
Tanaman
hortikultura
yang terdiri dari tanaman sayuran,
buah-buahan, obat-obatan dan
tanaman hias, untuk memenuhi
kebutuhan konsumen, tahun ini
datanya diupayakan lebih lengkap
dibanding tahun lalu.
Untuk
jenis
tanaman
sayuran semusim, pada tahun 2003
di Banten terdapat 3 (tiga) jenis
dengan produksi paling banyak
yaitu ketimun, kangkung dan
kacang panjang masing-masing
tercatat 50.673 ton, 25.816 ton dan
18.680 ton. Sedangkan untuk buahbuahan semusim yang terbanyak
adalah semangka dengan total
produksi 1.873 ton.
Potensi Jenis tanaman
sayuran dan buah-buahan tahunan
di Banten juga cukup besar. Durian
misalnya yang merupakan jenis
makanan yang banyak disukai
masyarakat
dan
harganya
tergolong mahal pada tahun 2003
produksinya tercatat sebesar 17.581
ton. Populasi tanaman ini banyak
terdapat di Kabupaten Serang,
Lebak dan Pandeglang (lihat tabel
5.2.2 dan 5.2.5).
Emping melinjo yang
merupakan makanan khas Banten,
populasinya memang cukup banyak
terutama di Kabupaten Pandeglang,
Lebak dan Serang.
Komoditas yang mampu
menyerap banyak tenaga kerja di
pedesaan melalui usaha pengrajin
emping melinjo ini pada tahun
Banten Dalam Angka 2003

Pertanian

b. Horticultures
We have effort to improve
the data of horticultures such as
vegetables, fruits, medicine crops
and decoration plants. The data is
more complete than before.
The biggest productions of
seasonal vegetable crops in 2003
are cucumber (50,673 tons), swamp
cabbage (25,816 tons) and yard
long
beans
(18,680
tons).
Meanwhile, water melon (1.873
tons) is the biggest production of
seasonal fruit crops.
The potential of annual
vegetables and fruit crops in
Banten are big enough. In 2003,
durian as a popular fruit and
expensive enough has stated
production 17,581 tons. This crop
can be found in Regency of Serang,
Lebak and Pandeglang.
Emping melinjo, another
popular commodity, has been
produced 34,371 tons in 2003.
This commodity can absorb so
many labor forces in rural area.

135

Bab V

2003 produksinya tercatat sebesar


34.371 ton.
5.2 Perkebunan
Perusahaan
Perkebunan
Besar Negara yang berada di
bawah naungan PTPN VIII, selama
ini di Banten mengusahakan
komoditas tanaman Karet, kelapa
dan kelapa sawit. Pada tahun 2003
ketiga jenis tanaman perkebunan
ini
masing-masing
mencatat
produksi sebesar 1.303 ton (sheet),
14.164 ton (kopra ) dan 52.558 ton
(CPO).
Tabel 5.2.1-tabel 5.2.7.
menunjukkan data perkembangan
luas areal dan produksi beberapa
komoditas per kebunan di Propinsi
Banten. Dari kelompok perkebunan
besar ter catat 5 (lima) jenis
tanaman yang dikelola antara lain :
Karet, Kelapa, Kelapa Sawit,
Kakao (Coklat) dan
Kelapa
Hibrida. Perusahaan Per kebunan
Negara dibawah manajemen PTP
Nusantara VIII mengelola tanaman
karet dengan luas areal 1.479,33
hektar. Dari luas tersebut yang
produktif seluas 1.092,18 hektar
dengan
produksi 1.303,24 ton
(sheet). Sedangkan kelapa sawit
dari
luas
areal
produktif
menghasilkan produksi sebesar
52.557,88 ton berbentuk CPO.
Tanaman perkebunan rakyat kelapa sawit juga merupakan
produk perkebunan yang cukup
besar. Dari luas areal produktif
seluas 6.026 hektar menghasilkan
50.720,76 ton CPO. Sementara itu
melinjo sebagai bahan baku
Banten Dalam Angka 2003

Pertanian

5. 2 Estate Crops
National Large Estates
Company has managed several
commodities such as rubber,
coconut and oil palm in Banten. In
2003, the production of rubber is
1,303 tons (in sheet), coconut is
14,164 tons (in copra) and oil palm
is 52,558 tons (in CPO).
The estate crops area
managed by National Large Estates
Company is 1,479.33 hectares. In
that area 1,092.18 hectares are
cultivated area with production is
1,303.24 tons.
Meanwhile, the
production of oil palm in cultivated
area is 52,557.88 tons (in CPO).
The smallholders estates of oil
palm have a big production too.
The smallholders estates
has produced 50,720.76 tons CPO
in 6,026 hectares cultivated area.
In 2003, the smallholders estate
crops has produced 5408,92 tons of
melinjo. That production comes
from 5,683.04 cultivated areas.

makanan khas Banten (emping


melinjo) pada tahun 2003 mencatat
136

Bab V

produksi sebesar 5.408,92 ton


(Biji). Produksi ini berasal dari
tanaman produktif seluas 5.683,64
hektar.
5.3. Kehutanan
Hutan yang masih produktif kayu
jati dan kayu rimba masing-masing
mempunyai nilai produksi Rp. 9,8
milyar dan Rp. 2,2 milyar pada
tahun 2003
5.4 Peternakan
Ternak merupakan salah
satu sumber bahan makanan protein
hewani, data perkembangannya
ditampilkan mulai Tabel 5.3.1.
hingga Tabel 5.3.12.. Dari tabeltabel tersebut dapat disimak antara
lain populasi dan produksi serta
ternak
keluar/masuk
Propinsi
Banten dari masing-masing jenis
ternak/unggas.
Dari
sejumlah
ternak besar, kerbau merupakan
jenis ternak yang terbanyak
populasinya di Propinsi Banten.
Pada tahun 2002 tidak kurang dari
163.564
ekor
dibudidayakan
masyarakat. Sedangkan sapi potong
yang dipelihara hanya berjumlah
9.936 ekor, 6.385 ekor (64,26 %)
diantaranya berada di Kabupaten
Tangerang.
Mengenai sapi potong ini
sebetulnya untuk memenuhi kebu
tuhan konsumsi masyarakat Banten
pada tahun 2002 tidak kurang dari
49.208 ekor sapi potong didatang
kan/masuk ke Banten utamanya ke
Kota Tangerang (Tabel.5.4.2).
Banten Dalam Angka 2003

Pertanian

5.3. Forest
Product value of Jati and
rimba woods are 9.8 milyar
rupiahs and 2.2 milyard rupiahs at
year 2003

5. 4. Livestocks
Livestock was first repast
wrapping paternity of animal
protein, growth data was shown
afloat table 5.3.1 to tablel 5. 3.
12. At those tables were shown as
population, production and moving
cattle of Banten province of cattle
hybrid or fowl. From big cattle,
buffalo is hybrid cattle that more
population in Banten Province. At
year 2002 about 163,564 tail
cultivated by society. While cut
beef take care only 9,936 tail,
6,385 tail (64.26%) occur in
Tangerang Regency.
About cut beef actually for
gratify consumption need of Banten
society at year 2002 not more than
49.208 tail
cut beef come to
Banten, prime to Tangerang
Regency (tabel. 5.4.2), with
amount cut beef about 40.966 tail
(table 5.4.9)
For hybrid fowl more was
buras cock with population
8,615,047 tail followed meat cock
and egg cock about 5,311,391 tail
and 8,395,005 tail in 2003

137

Bab V

dengan jumlah sapi yang dipotong


mencapai 40.966 ekor (tabel 5.4.9).
Untuk
jenis
unggas
terbanyak adalah ayam buras
dengan populasi 8.615.047 ekor,
disusul ayam pedaging dan ayam
petelur masing-masing sebanyak
5.311.391 dan 8.395.005 ekor.

5.5 Perikanan.
Tabel
5.5.1.
sampai
dengan Tabel 5.5.6. menunjukkan
perkembangan data perikanan baik
darat maupun laut di Propinsi
Banten. Produksi perikanan pada
tahun 2003 tercatat sebesar 75,93
ribu ton dimana 54,23 ribu ton (
71,42 %) diantaranya berasal dari
produksi perikanan laut.
Adapun jumlah armada
penangkapan ikan laut berjumlah
5.205 buah yang terdiri dari 3.137
kapal tempel, 1.235 kapal motor
dan perahu layar berbagai jenis
sebanyak 615 buah. Sementara
armada penangkapan ikan sangat
sederhana dan tradisional, jukung
masih cukup banyak dipergunakan
nelayan Banten yaitu sebanyak 482
buah.
Produksi perikanan darat
berasal dari budi daya tambak
seluas 8.377,9 ton dan Kolam
seluas 4.494,8 ton.

Banten Dalam Angka 2003

Pertanian

5. 5 Fishery
At table 5.5.1 to table
5.5.6 show growth of fishing data
at land or sea in Banten Province.
Fishery production at year 2003
record about 75.93 thousand ton
where about 54.23 thousand ton
(71.42%) from
sea
fishery
production.
Amount sea fishery ship ocean
about 5,205 unit, that as 3,137
patch ship, 1,235 motor ship and
sail boat with various hybrid about
615 unit. Transitory, fishing ship
exceedings
unpretending
and
conventional still enough more
applied fisherman Banten namely
about 482 unit.
Productivity of land fishing from
cultivation about 8,377.9 tons and
pool wide about 4,494.8 tons.

138

Bab V

Pertanian

Grafik 5.1. Luas Panen Padi Palawija Menurut Kabupaten


di Banten Tahun 2003
(Ha)
120000
L 100000
u
a
80000
s

60000

P
a
n
e
n

40000
20000
0
Pandeglang

Lebak

Tangerang

Serang

Kabupaten

Grafik 5.2. Produktivitas Padi Palawija Menurut Kabupaten


di Banten Tahun 2003
(Kuintal/Ha)
50
P
r
o
d
u
k
t
i
v
i
t
a
s

40
Pandeglang

Lebak

Tangerang

Serang

Kabupaten

Banten Dalam Angka 2003

139

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.1
Table

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Palawija di Banten


Harvested Area, Productivity and Production of Paddy
in Banten
2003

Januari April/
January - April
Jenis Tanaman/
Crops

(1)

Luas
Panen/
Harvested
Area

Mei Agustus/
May - August

Hasil per
Ha
Yield per
Ha

Produksi/
Production

Luas
Panen
Harveste
d Area

Hasil per
Ha/
Yield per
Ha

Produksi/
Production

(Ha)

(Ku/Ha)

(Ton)

(Ha)

(Ku/Ha)

(Ton)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Padi Sawah
Wetland Paddy

122.188

48,85

596.888

117.184

49.91

584.865

Padi Ladang
Dryland Paddy

28.499

28,94

82.476

2296

28.15

6.463

150.687

45,08

679.364

119.480

49,49

591.328

3.547

28,86

10.237

1.855

29,71

5.511

296

12,87

381

1.248

13,27

1.656

Kacang Tanah
Peanuts

4399

12,37

5.442

4.096

12,98

5.317

Kacang Hijau
Mungbeans

320

8,97

287

2.201

9,89

2.177

3631

132

47.929

4.514

139

62.745

10.064

1.274

112,00

14.269

Padi (sawah+Ladang)
(Wetland+Dryland) Paddy
Jagung
Maize
Kedelai
Soybeans

Ubi Kayu
Cassava

Ubi Jalar
891
112,95
Sweet Potatoes
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

140

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continued

Jenis Tanaman/
Crops

(1)
Padi Sawah/
Wetland Paddy

September Desember/
September-December
Luas
Hasil per
Produksi/
Panen/
Ha/
ProducHarveste
Yield per
tion
d Area
Ha

Jumlah/Total
Luas
Panen/
Harveste
d Area

Hasil per
Ha/
Yield per
Ha

Produksi/
Production

(Ha)

(Ku/Ha)

(Ton)

(Ha)

(Ku/Ha)

(Ton)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

76.883

54,43

418.438

316.255

50,60

1.600.191

983

28,41

2793

31.778

28,87

91.732

77.866

54,10

421.231

348.033

48,61

1.691.923

2.929

31,16

9.127

8.331

29,86

24.875

908

13,30

1.208

2.452

13,23

3.245

Kacang Tanah/
Peanuts

1.173

12,76

1.497

9.668

12,68

12.256

Kacang Hijau/
Mungbeans

292

10,38

303

2.813

9.84

2.767

3.176

142,01

45.102

11.321

137,60

155.776

15.336

3.443

115.,22

39.669

Padi Ladang/
Dryland Paddy
Padi (Sawah+Ladang)/
(Wetland+Dryland) Paddy
Jagung/
Maize
Kedelai/
Soybeans

Ubi Kayu/
Cassava

Ubi Jalar/
1.278
120,00
Sweet Potatoes
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

141

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.2
Table

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Palawija


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of Paddy by
Regency in Banten
2003
Padi/Paddy(Wetland + Dryland)

Kabupaten
Regency

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

115.322

46,98

541.744

2. Lebak

79.445

49,93

396.690

3. Tangerang

62.624

49,33

308.924

4. Serang

86.096

48,88

420.821

5. Tangerang

2.314

51,61

11.942

6. Cilegon

2.232

52,87

11.801

Banten

348.033

48,61

1.691.923

2002

338.666

43,37

1.468.765

(1)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

Kota/Mun

Banten Dalam Angka 2003

142

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continued
Padi Sawah/Wetland Paddy
Kabupaten
Regency

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(5)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(6)

100.729

49,51

498.709

2. Lebak

65.227

54,72

356.922

3. Tangerang

62.206

49,47

307.733

4. Serang

83.595

49,43

413.218

5. Tangerang

2.311

51,64

11.934

6. Cilegon

2.187

53,38

11.674

Banten

316.255

50,60

1.600.191

2002

311.171

45,38

1.411.977

(1)

Produksi
Production
(Ton)
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

Kota/Mun

Banten Dalam Angka 2003

143

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continue

Padi Ladang/Dryland Paddy


Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(8)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(9)

Produksi
Production
(Ton)
(10)

Kab/Reg
1. Pandeglang

14.593

29,49

43.035

2. Lebak

14.218

27,97

39.768

418

28,50

1.191

2.501

30,40

7.603

27,08

45

28,20

127

Banten

31.778

28,87

91.732

2002

27.495

20,65

56.788

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

144

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.3
Table

Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Jagung


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of Maize by
Regency in Banten
2003

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

3403

28.47

9687

3178

29.42

9349

274

27.01

740

1257

34.57

4346

24

37.92

91

195

33.95

662

Banten

8.331

29.86

24875

2002

8.354

23,00

19.216

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

145

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.4
Table

Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Kayu


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of Cassava
by Regency in Banten
2003

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

4.197

137,53

57.721

2. Lebak

3335

137,42

45.830

876

137,69

12.062

2.617

137,98

36.109

79

138,32

1.093

217

136,45

2.961

Banten

11.321

137,60

155.776

2002

10.544

130,86

137.975

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

146

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.5
Table

Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Tanah


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of Peanuts
by Regency in Banten
2003

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.198

12,82

1.536

2. Lebak

1.282

13,54

1.736

558

11,85

661

3.962

12,89

5.107

13,43

2.663

12,05

3.209

Banten

9.668

12,68

12.256

2002

13.939

10,14

14.136

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

147

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.6
Table

Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang


Kedelai Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of Soybeans
by Regency in Banten
2003

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2.303

13,20

3.040

108

13,69

148

25

13,98

35

13,34

12

5. Tangerang

14,40

10

6. Cilegon

0,00

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

2.452

13,23

3245

2002

3.954

11,55

4.568

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

148

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.7
Table

Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Ubi Jalar


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of Sweet
Potatoes by Regency in Banten
2003
Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.256

114,91

14.433

2. Lebak

1101

115,87

12.757

3. Tangerang

144

117,97

1.699

4. Serang

838

114,34

9.582

5. Tangerang

23

116,74

269

6. Cilegon

81

114,86

930

Banten

3.443

115,22

39.669

2002

3.895

108,81

42.381

Kota/Mun

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

149

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.8
Table

Kabupaten
Regency
(1)

Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Kacang Hijau


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Harvested Area, Productivity and Production of
Mungbeans by Regency in Banten
2003

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)
(2)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)
(3)

Produksi
Production
(Ton)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.824

9,68

1.766

543

10,33

561

9,83

301

10,03

302

0,00

141

9,56

135

Banten

2.813

9,84

2.767

2002

3.001

8,89

2.669

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

150

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.9
Table

Luas Panen, Produksi dan Hasil per Ha Sayuran


di Banten
Area of Vegetables Harvested All at Once, Production and
Yield per Ha in Banten
2003

Jenis Sayuran/
Vegetables
(1)

Luas Panen/
Harvested Area
(Ha)
(2)

Bawang Merah/Onions

Hasil per Ha/


Yield per Ha
(Ton/Ha)
(3)

Produksi/
Production
(Ton)
(4)

39

5,41

211

175

6,71

1.175

Kentang/Potatoes

Kubis/Cabbage

Petsai/sawi/
Mustard Green

1.870

8,34

15.602

Wortel/Carrots

15

16,67

250

Kacang Panjang/ Long Beans

3.943

4,74

18.680

Cabe Besar/Large Chili

1.240

4,34

5.381

Cabe Rawit/Chili

7,50

30

Tomat/Tomatoes

453

12,36

5.601

1.138

8,68

9.877

Buncis/String Beans

152

10,89

1.655

Ketimun/Cucumber

4.406

11,50

50.673

Kangkung/
Swamp Cabbage

1.776

14,54

25.816

Bayam/Spinach

1.706

1,39

2.369

Kacang Merah/
Red Beans

Lobak/Radish

20

22,60

452

Melinjo/Melinjo

482.006

0,71

34.371

Petai/Petai

273.212

1,37

37.302

Bawang Putih/Garlic
Bawang Daun/
Spring Onions

Terung/Eggplants

Labu Siam

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province
Banten Dalam Angka 2003

151

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.10
Table

Luas Panen, Produktivitas dan


Produksi Buah-buahan Menurut Jenis di Banten
Harvested Area, Production and
Productivity of Fruits by Kind
2003

Jenis Buah-buahan
Kind of Fuits

Luas Panen
Harvested Area
(Ha)

Produktivitas
Productivity
(Ku/Ha)

Produksi
Production
(Ton)

(1)

(2)

(3)

(4)

Alpukat/Avocado

13.988

0,16

224

Jeruk Siam/Siam Orange

27.648

0,62

1.710

1.183

1,55

183

Durian/Durian

172.441

1,02

17.581

Duku/Lanzon

56.353

0,71

4.013

Jambu Biji/Guava

345.478

0,67

23.228

Mangga/Mango

133.566

1,32

17.662

Nenas/Pineapple

133.031

0,073

970

Pepaya/Papaya

216.085

0,58

12.621

Pisang/Banana

7.078.725

0,25

179.696

Rambutan/Rambutan

275.213

1,52

41.939

Salak/Salacla

357.041

0,09

3.073

Sawo/Sapodilla

34.299

0,79

2.725

Sirsak/Sirsak

75.552

0,25

1.873

105.099

0,51

5.411

51.845

0,81

4.189

140.075

1,93

26.967

Sukun/Sukun

16.070

0,91

1.465

Jambu air/Common Guava

71.198

1,09

7.758

140

0,43

69

27,15

1.873

28,29

198

Jeruk Besar/ Large Orange

Belimbing/Star
Manggis/Manggis
Nangka/Nangka

Markisa/ Markisa
Melon
Semangka
Blewah

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province
Banten Dalam Angka 2003

152

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.11
Table

Luas Panen, Produksi dan Hasil per Meter persegi


Tanaman Obat-obatan di Banten
Harvested Area, Production and
Productivity of Medicine Plants by Kind
2003

Jenis Tanaman/
Kind of Plants

Luas Panen
Harvested Area
(M2)

Produktivitas
Productivity
(Kg/M2)

Produksi
Production
(Kg)

(1)

(2)

(3)

(4)

Jahe

456.969

1,11

507.673

Laos/Lengkuas

449.567

3,13

1.408.242

Kencur

278.268

1,72

479.349

Kunyit

544.514

1,34

732.000

Lempuyang

101.069

2.04

206.086

Temulawak

103.420

1,83

189.519

Temuireng

83.330

0,98

81.292

Kejibeling

51.677

0,23

11.879

4.500

0,20

900

Kapolaga

17.553

2,26

39.583

Temukunci

24.000

0,57

13.750

Mengkudu/Pace

23.570

15,95

375.975

1.903

1,28

2.444

Dlingo/Dringo

Sambiloto

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

153

Bab V

Pertanian

Tabel 5.1.12
Table

Luas Panen, Hasil per Meter persegi dan Produksi


Tanaman Hias di Banten
Harvested Area, Production and
Productivity of Decorated Plants by Kind
2003

Jenis Tanaman/
Kind of Plants

Luas Panen
Harvested Area
(M2)

Produktivitas
Productivity
(Kg/M2)

Produksi
Production
(Kg)

(1)

(2)

(3)

(4)

Anggrek

456.969

1,11

507.673

Anthurium (kuping Gajah)

449.567

3,13

1.408.242

Anyelir

278.268

1,72

479.349

Garbera (Hebras)

544.514

1,34

732.000

Gladiol

101.069

2.04

206.086

Heliconia (Pisang2an)

103.420

1,83

189.519

Krisan

83.330

0,98

81.292

Mawar

51.677

0,23

11.879

4.500

0,20

900

Dracaena

17.553

2,26

39.583

Melati (Kg)

24.000

0,57

13.750

Palem (Pohon)

23.570

15,95

375.975

Sedap Malam

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

154

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.1
Table

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Negara


Menurut Jenis Tanaman di Banten
Area and Production of National Large Estate
by Types of Crops in Banten
2003

Luas Areal (Ha) / Area (Ha)

Produksi / Production

Jenis Tanaman
Crops

Tanaman
Muda
Young
Crops

Menghasilkan
Produced
Crops

Tanaman
Rusak
Damage
Crops

Jumlah
Total

Jumlah
Quantity
(Ton/Tons)

Wujud
Produksi
Type of
Products

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

247,40

1.092,18

139,75

1.479,33

1.303,24

Sheet

54,90

54,90

14.164,00

Kopra

1.008,04

4.995,18

6.003,22

52.557,88

CPO

4. Teh/Tea

5. Kina/Cinchona

6. Kakao/Cacoa

7. Cengkeh/Clove

8. Tebu/Sugar Cane

1.255,44

6.142,26

139,75

7.537,45

68.025,12

1. Karet/Rubber
2.Kelapa/Coconut
3. Kelapa Sawit
/Palm Oil

Banten

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

155

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.2
Table

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Besar Swasta


Menurut Jenis Tanaman di Banten
Area and Production of Private Large Estate by Types of
Crops in Banten
2003
Luas Areal (Ha) / Area (Ha)

Jenis Tanaman
Crops

Tanaman
Muda
Young
Crops
(2)

Menghasil
kan
Produced
Crops
(3)

Tanaman
Rusak
Damage
Crops
(4)

1. Akar Wangi

2. Cengkeh

3. Kakao

Produksi / Production
Jumlah
Quantity
(Ton/Ton
s)
(6)

Wujud
Produksi
Type of
Products
(7)

1.048,18

733,60

1.781,78

898,74

BCK

633,30

3.328,34

1.258,72

5.220,36

3.892,17

Sheet

5. Kelapa Dalam

1,64

73,36

14,00

89,00

37,32

Gula,
Kora

6. Kelapa Hibrida

30,00

4,00

34,00

0,48

Kopra

7. Kelapa Sawit

8. Kemiri

9. Kenanga

10. Kina

11. Kopi

12. Serehwangi

13. Teh

20,00

12,50

32,50

2,48

The Hijau

14. Murbai

664,94

4.473,88

2.018,82

7.157,64

4.831,19

(1)

4. Karet

Banten

Jumlah
Total
(5)

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

156

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.3
Table

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat Menurut


Jenis Tanaman di Banten
Area and Production of Small Holders Private Plantation
by Types of Crops in Banten
2003

Luas Areal (Ha) / Area (Ha)


Tanaman
Tanaman
Menghasilkan
Muda
Rusak
Produced
Young
Damage
Crops
Crops
Crops
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Aren
282,80
1.204,70
104,50
2. Cengkeh
674,53
9.136,47
2.749,50
3. Jahe
162,00
142,00
0,03
4. Jambu Mete
82,00
22,00
6,50
5. Kakao
1.077,25
1.219,19
1.105,54
6. Kapuk
38,00
581,00
134,50
7. Kapulaga
59,59
8. Karet
1.738,40
13.564,00
544,00
9. Kayumanis
10. Kelapa Dalam
11.460,00
82.097,10
6.413,00
11. Kelapa Hibrida
1.714,35
840,99
12. Kelapa Sawit
6.026,00
306,00
13. Kemiri
59,00
30,50
14. Kenanga
15. Kencur
0,76
46,79
0,03
16. Kina
17. Kopi
1.746,00
6.180,00
963,50
18. Kumis Kucing
19. Kunyit
*
20. Lada
318,50
269,50
33,00
21. Laos
6,44
99,42
0,03
22. Mendong
23. Pala
33,00
6,00
24. Pandan
115,70
243,80
21,50
25. Panili
12,80
92,70
10,50
26. Pinang
27. Serehwangi
28. Tebu
29. Teh
20,00
12,50
30. Tembakao
31. Akar Wangi
32. Melinjo
1.230,40
5.683,64
576,78
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten
Source : Forest and Estate of Banten Province
Jenis Tanaman
Crops

Banten Dalam Angka 2003

Jumlah
Total
(5)
1.592,00
12.560,50
304,03
110,50
3.401,98
753,50
59,59
15.846,40
0,00
99.970,10
2.555,34
6.332,00
89,50
0,00
47,58
0,00
8.889,50
0,00
0,00
621,00
105,89
0,00
39,00
381,00
116,00
0,00
0,00
0,00
32,50
0,00
0,00
7.490,82

Produksi / Production
Wujud
Jumlah
Produksi
Quantity
Type of
(Ton/Tons)
Products
(6)
(7)
1.245,00
Gula Aren
1.934,33
Biji Kering
239,75
493,77
BCK
Serat Kering
154,38
2,55
6.874,02
Sheet
59.677,09
Kopra
477,68
Kopra
50.720,76
CPO
5,45
276,12
2.192,69
132,19
Lada Putih
273,01
3,66
101,96
Serat
7,98
Plong Putih
3,71
5.408,92
Biji

157

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.4
Table

Kabupaten/Kota
Regency/
Municipality
(1)

Luas Areal dan Produksi Tanaman Karet Menurut Kepemilikan


di Banten
Area and Production of Rubber by Ownership in Banten
2003

Perkebunan Rakyat
Smallholder
Luas Areal
Area
(Ha)
(2)

Produksi
Production
(Ton)
(3)

Perkebunan Besar Swasta


Private Estate

Perkebunan Besar Negara


National Estate

Luas Areal
Area
(Ha)
(4)

Produksi
Production
(Ton)
(5)

Luas Areal
Areal
(Ha)
(6)

Produksi
Production
(Ton)
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang

2.837,90

1.069,61

668,49

530,23

248,20

335,81

12.955,50

5.794,61

4.214,72

1.999,43

1.240,73

967,20

53,00

9,80

337,15

362,51

Kota/Mun
5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

15.846,40

6.874,02

5.220,36

2.892,17

1.488,93

1.303,01

2002

15.835,50

6.949,21

5.285,04

2.688,95

3.087,82

2.698,75

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

158

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.5
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kelapa Menurut Kepemilikan


di Banten
Area and Production of Coconut by Ownership in Banten
2003

Perkebunan Rakyat
Smallholder

Perkebunan Besar Swasta


Private Estate

Perkebunan Besar Negara


National Estate

Luas Areal
Area
(Ha)
(2)

Produksi
Production
(Ton)
(3)

Luas Areal
Area
(Ha)
(4)

Produksi
Production
(Ton)
(5)

Luas Areal
Area
(Ha)
(6)

Produksi
Production
(Ton)
(7)

1. Pandeglang

38.062,10

23.751,45

129.32

37,32

2. Lebak

19.392,00

10.279,97

54,90

14.164,00

3. Tangerang

11.017,00

5.941,10

4. Serang

27.359,00

18.078,68

4.141,00

1.625,91

Banten

99.971,10

59.677,11

129,32

37,32

54,90

14.164,00

2002

99.521,36

40.869,18

54,49

91.216,00

2001

99.521,36

40.869,18

54,49

91.216,00

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

159

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.6
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Luas Areal dan Produksi Tanaman Kopi Menurut Kepemilikan


di Banten
Area and Production of Coffee by Ownership in Banten
2003

Perkebunan Rakyat
Smallholder
Luas Areal
Produksi
Area
Production
(Ha)
(Ton)
(2)
(3)

Perkebunan Besar Swasta


Private Estate
Luas Areal
Produksi
Area
Production
(Ha)
(Ton)
(4)
(5)

Perkebunan Besar Negara


National Estate
Luas Areal
Produksi
Area
Production
(Ha)
(Ton)
(6)
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2.985,00

1.096,86

2. Lebak

1.705,50

555,12

124,00

4.075,00

540,71

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

8.889,50

2.192,69

2002

8.790,50

2.102,97

2001

8.790,50

2.102,97

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

160

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.7
Table

Luas Areal dan Produksi Tanaman Teh Menurut Kepemilikan


di Banten
Area and Production of Tea by Ownership in Banten
2003

Perkebunan Rakyat
Smallholder
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Luas
Areal
Area
(Ha)
(2)

Produksi
Production
(Ton)
(3)

Perkebunan Besar
Negara
National Estate
Luas
Produksi
Areal
Production
Area
(Ton)
(Ha)
(6)
(7)

Perkebunan Besar Swasta


Private Estate
Luas
Areal
Area
(Ha)
(4)

Produksi
Production
(Ton)
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

9,00

0,26

23,50

3,45

3. Tangerang

4. Serang

2. Lebak

Kota/Mun
5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

32,50

3,71

2002

22,50

4,48

2001

22,50

4,48

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

161

Bab V

Pertanian

Tabel 5.2.8
Table

Luas Areal dan Produksi Tanaman Cengkeh Menurut Kepemilikan


di Banten
Area and Production of Clove Crops by Ownership in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Perkebunan Rakyat
Smallholder
Luas Areal
Produksi
Area
Production
(Ha)
(Ton)
(2)
(3)

Perkebunan Besar Swasta


Private Estate
Luas Areal
Produksi
Area
Production
(Ha)
(Ton)
(4)
(5)

Perkebunan Besar Negara


National Estate
Luas Areal
Produksi
Area
Production
(Ha)
(Ton)
(6)
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

3.414,00

243,95

2. Lebak

5.291,50

1.018,64

160,00

7,20

3.395,00

664,55

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

12.260,50

1.934,34

2002

12.573,50

1.410,21

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Propinsi Banten


Source : Forest and Estate of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

162

Bab V

Pertanian

Tabel 5.3.1
Table

Luas Hutan Negara Menurut Jenisnya di Banten


National Forest Area by Kind
2003

Jenis Hutan / Forest Kind


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Produksi/
Production
(Ha)

Konversi/PHPA/
Convertion
(Ha)

Lindung/
Proctected
(Ha)

Nasional/
National
(Ha)

(2)

(3)

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

21.668,49

15.404,89

2. Lebak

30.154,91

5.211,75

1.710,20

4.499,37

5. Tangerang

6. Cilegon

53.533,60

25.116,01

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

Sumber : Perum Perhutani KPH Banten


Source : Forest Manifacture of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

163

Bab V

Pertanian

Tabel 5.3.2
Table

Luas Kawasan Hutan Negara Menurut


Status Kenyataan dan BKPH di Banten
National Forest Area by State and Reality
2003

Kabupaten/Kota /
BKPH
Regency/Municipality
(1)

Status/ State
(Ha)

Kenyataan/ Reality
(Ha)

(2)

(3)

Kab/Reg
1. Pandeglang

37.073,38

37.073,38

2. Lebak

35.366,73

35.366,73

6.209,57

6.209,59

5. Tangerang

6. Cilegon

78.649,68

78.649,68

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

Sumber : Perum Perhutani KPH Banten


Source : Forest Manifacture of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

164

Bab V

Pertanian

Tabel 5.3.3
Table

Produksi dan Nilai Produksi Kayu Jati dan Rimba


di Banten
Production and Value of Jati and Rimba Woods
2000 - 2003

Kayu Jati/ Jati Woods

Kayu Rimba/ Rimba Woods

Tahun

(1)

Produksi
(m3)

Nilai Produksi
(Rp)

Produksi
(m3)

Nilai Produksi
(Rp)

(2)

(3)

(4)

(5)

2000

2.863

2.066.806.363

10.431

1.385.023.245

2001

5.297

3.574.603.000

13.784

2.294.385.000

2002

6.485

5.673.793.000

8.248

2.243.483.000

2003

4.114

9.800.201.249

6.219

2.236.644.082

Sumber : Perum Perhutani KPH Banten


Source : Forest Manifacture of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

165

Bab V

Pertanian

Jumlah Ternak Menurut Jenis di Banten


Number of Livestocks by Kind in Banten
2002
(Ekor / Head)

Tabel 5.4.1
Table

Ternak / Livestock
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Sapi
Potong
Cattle
Cow
(2)

Sapi
Perah
Dairy
Cow
(3)

Kerbau
Buffalo

Kuda
Horse

Kambing
Goat

Domba
Sheep

Babi
Pig

(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

Kab/Reg
1. Pandeglang

264

42.022

83

173.610

147.331

2. Lebak

708

51.307

210.234

178.604

3. Tangerang

6.385

33

40.039

54

65.452

4. Serang

2.287

28.890

70

123.248

78.426

8.062

71

251

5.730

1.668

2.076

221

1.055

9.504

5.281

9.936

37

163.564

153

522.380

476.762

10.138

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

166

Bab V

Pertanian

Jumlah Ternak Yang Masuk ke Banten


Number of Livestock Inflow to Banten
(Ekor / Head)
2001

Tabel 5.4.2
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipali
ty
(1)

Sapi Potong
Cow

Sapi Perah

Kerbau
Buffalo

Kambing
Goat

Domba
Sheep

Babi
Pig

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

326

516

10.892

8.275

2. Lebak

482

3. Tangerang

11.000

443

6.860

4.893

3.060

4. Serang

10.119

736

6.545

27.281

385

18.909

17.423

13.454

49.208

2080

43.206

30.591

16.514

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

167

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.3
Table

Jumlah Unggas dan Telur yang Masuk ke Banten


Number of Poultries and Eggs Inflow to Banten
2002

Ayam Ras
Improved Hen

Ayam Buras
Local Hen

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Jumlah
Number
of
(000 ekor/
Head)

Telur
Egg
(000 Butir
/ 000 Egg)

Banyaknya
Number of
(000 ekor /
000 Head)

(1)

(2)

(3)

(4)

Itik
Ducks

Telur
Egg
(000 Butir /
000 Egg)
(5)

Jumlah
Number
(Ekor
/Head)

Telur
Egg
(000 Butir
/000 Egg)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

433.000

12.766

7.500

852.465

32.988

243.036

51.161

5. Tangerang

6. Cilegon

1.336.626

45.754

250.536

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

168

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.4
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Populasi Ternak Unggas Menurut Kabupaten/Kota


di Banten
Population of Poultries in Banten
2003
(Ekor)

Ayam Buras
Local Hen
(2)

Ayam Ras
Petelur
Improved egg
Hen
(3)

Ayam Ras
Pedaging
Improved

Itik/ Manila
Duck

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2.151.581

414.400

500

119.077

2. Lebak

1.867.265

400.000

4.000

79.642

3. Tangerang

1.721.493

3.595.654

2.967.559

579.209

4. Serang

2.151.581

3.766.451

2.251.300

359.584

5. Tangerang

156.637

84.532

21.535

6. Cilegon

121.033

218.500

3.500

13.151

Banten

8.615.047

8.395.005

5.311.391

1.172.198

2002

7.763.643

5.572.905

6.459.534

1.014.365

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

169

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.5
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Produksi Ternak Unggas Menurut Kabupaten/Kota


di Banten
Production of Poultries in Banten
2003
(Ton)

Ayam Buras
Local Hen
(2)

Ayam Ras
Petelur
Improved egg
Hen
(3)

Ayam Ras
Pedaging

Itik/ Manila
Duck

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.891.050

1.804.240

31.790

2. Lebak

1.228.391

2.460.375

11.372

3. Tangerang

1.103.000

10.725.000

81.000

1.422.370

12.048.000

91.830

24.080

4.200

149.655

17.766

Banten

4.246.521

1.426.570

27.187.270

233.758

2002

4.353.219

1.477.615

27.402.429

226.563

4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

170

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.6
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Ternak Yang Keluar dari Banten


Number of Livestock Outflow from Banten
2002
(Ekor / Head)

Sapi
Potong
Cow
(2)

Sapi Perah
Cow

Kerbau
Buffalo

Kambing
Goat

Domba
Sheep

Babi
Pig

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

953

8.934

4.774

2. Lebak

5.221

7.431

4.119

87

71

7.103

3.727

3.698

3.273

5.873

9.273

13.097

882

34

16.919

13.283

4.242

12.152

49.660

39.000

3.698

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

171

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.7
Table

Jumlah Unggas dan Telur yang Keluar dari Banten


Number of Poultries and Eggs Outflow from Banten
2003

Ayam Ras
Improved Hen
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Ayam Buras
Local Hen

Jumlah
Number
(000 ekor/
Head)
(2)

Telur
Egg
(000 Butir
/ 000 Egg)
(3)

1. Pandeglang

45.616

16.284

2. Lebak

2.127.800

61.138

301.247

250.000

1.500

1.150

5. Tangerang

6. Cilegon

2.377.800

108.254

318.681

(1)

Banyaknya
Number
(000 ekor /
000 Head)
(4)

Itik
Ducks

Telur
Egg
(000 Butir /
000 Egg)
(5)

Jumlah
Number
(Ekor
/Head)
(6)

Telur
Egg
(000 Butir
/000 Egg)
(7)

Kab/Reg

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

172

Bab V

Pertanian

Jumlah Ternak Sapi Yang Dipotong Menurut Status


Tempat Pemotongan di Banten
Tabel 5.4.8
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Number of Slaughtered Cows by Status of Place in


Banten
2003
(Ekor / Head)

Status Tempat Pemotongan


Status of place
Pemerintah
Government

Swasta
Private

(2)

(3)

Di Luar
Rumah
Potong
Outside Teh
Place
(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

259

29

288

2. Lebak

706

71

777

1.195

13.409

14.604

2.779

2.779

20.304

2.214

22.518

24.048

3.509

13.409

40.966

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

173

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.9
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Ternak Kerbau yang Dipotong Menurut


Status Tempat Pemotongan di Banten
Number of Slaughtered Buffaloes by Status of Place
in Banten
2002
(Ekor / Head)

Status Tempat Pemotongan


Status of place
Pemerintah
Government

Swasta
Private

(2)

(3)

Di Luar
Rumah
Potong
Outside Teh
Place
(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.201

385

2.322

3.908

2. Lebak

3.395

833

4.228

222

2.034

2.256

1.053

125

1.178

300

32

332

5.949

1.472

4.481

11.902

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

174

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.10
Table

Jumlah Ternak Kambing yang Dipotong Menurut


Status Tempat Pemotongan di Banten
Number of Slaughtered Goats by Status of Place in
Banten
2002
(Ekor / Head)

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Di Luar
rumah
Potong
Outside Teh
Place
(4)

Status Tempat Pemotongan


Status of place
Pemerintah
Government

Swasta
Private

(2)

(3)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

646

46.622

8.671

54.939

2. Lebak

15.152

15.156

3. Tangerang

54.532

12

54.544

4. Serang

6.162

6.162

383

78.284

78.667

14.845

209.468

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

1.033

193.590

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

175

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.11
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Jumlah Domba Yang Dipotong Menurut Status Tempat


Pemotongan di Banten
Number of Slaughtered Sheep by Status of Place in
Banten
2002
(Ekor / Head)

Status Tempat Pemotongan


Status of place
Pemerintah
Swasta
Government
Private
(2)
(3)

Di Luar
rumah Potong
Outside Teh
Place
(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.738

55.761

8.485

65.984

2. Lebak

8.251

41.255

49.506

3. Tangerang

63.414

11.626

75.040

4. Serang

1.104

6.023

7.127

11.093

166.453

20.111

197.657

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
2002

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

176

Bab V

Pertanian

Tabel 5.4.12
Table

Jumlah Ternak Babi Yang Dipotong Menurut Status


Tempat Pemotongan di Banten
Number of Slaughtered Pigs by Status of Place in
Banten
2002
(Ekor / Head)

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Status Tempat Pemotongan


Status of place
Pemerintah
Swasta
Government
Private
(2)
(3)

Di Luar rumah
Potong
Outside Teh
Place
(4)

Jumlah
Total
(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

62

683

745

4. Serang

5. Tangerang

6. Cilegon

62

683

745

Kota/Mun

Banten

Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

177

Bab V

Pertanian

Tabel 5.5.1
Table

Produksi Ikan Menurut Tempat Penangkapan /


Pemeliharaan di Banten
Fish Production by Type of Catching and Breeding
Facilities in Banten
2003
(Ton / Tons)

Perikanan Darat / In Lang Fishery


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Perikanan Laut
Marine Fishery

(1)

(2)

Tambak
Brackish
Waterpond
(3)

Kolam
Fish Pond

Sawah
Paddy Field

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang

24.147,30

541,80

1.457,10

3.381,40

6.609,40

51,00

531,40

1.556,60

17.091,20

6.555,20

2.221.90

7,40

6.008,50

1.229,90

284,40

81,20

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

371,10

Banten

54.227,50

8.377,90

4.494,80

5.026,60

2002

64.966,50

9.595,00

4.581,54

4.784,46

Sumber:Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Agriculture and Livestock Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

178

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continued

Perikanan Darat / In Land Fishery


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Karamba
Cage

Kolam Air Deras


Water Running

(6)

(7)

Perairan Umum &


Jaring Terapung /
Public Water and
Floating Seine
(8)

Kab/Reg
-

21,20

20,70

3. Tangerang

3.473,60

4. Serang

286,80

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

21,20

3.781,10

2002

17,50

3.887,30

1. Pandeglang
2. Lebak

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

179

Bab V

Pertanian

Tabel 5.5.2
Table

Nilai Produksi Ikan Menurut Tempat


Penangkapan/Pemeliharaan di Banten
Value of Fish Production by Type of Catching and
BreedingFacilities in Banten
2003
(Juta / Millions Rupiah)

Perikanan Darat / In Lang Fishery


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Perikanan Laut
Marine Fishery

(1)

(2)

Tambak
Brackish
Waterpond

Kolam
Fish Pond

Sawah
Paddy Field

(3)

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

88.398,96

14.019,40

8.004,00

21.112,95

2. Lebak

15.696,88

9*19,22

3.187,80

8.445,35

156.977,35

64.240,96

14.664,54

59.200

25,097,53

12.090,99

1.884,84

651.155

2.149,50

Banten

288.320,21

91.270,58

27.741,18

60.268,66

2002 r)

341.380,74

168.367,42

33.393,58

27.130,55

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

180

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continued

Perikanan Darat / In Land Fishery


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Karamba
Cage

Kolam Air Deras


Water Running

(6)

(7)

Perairan Umum &


Jaring Terapung /
Public Water and
Floating Seine
(8)

Jumlah
(Total)

(9)

Kab/Reg
1. Pandeglang

131.535,31

159,00

105,70

28.513,95

3. Tangerang

14.658,85

250.600,90

4. Serang

1.840,07

41.564,59

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

2.149,50

Banten

159,00

16.604,62

454.364,24

2002 r)

113,75

17.716,75

588.099.78

2. Lebak

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

181

Bab V

Pertanian

Jumlah Unit Penangkapan Ikan


Menurut Jenis di Banten
Number of Marine Fisheries Catching
by Kind in Banten
2003

Tabel 5.5.3
Table

Jaring / Seine
Pukat
Pantai
Coast
Trap
(4)

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Payung
Large Net

Dogol
Danish
seine

(1)

(2)

(3)

59

262

65

84

218

116

616

80

200

462

495

334

13

173

148

5. Tangerang

6. Cilegon

13

Banten

481

462

656

597

1.016

150

2002

566

727

500

526

181

Jaring
Hanyut
Drift Gill
Net

Klitik
Tickle

Insang
Gill
Net

Jaring
Lingkar
Circle Seine

(5)

(6)

(7)

(8)

Kab/Reg
1. Pandeglang
2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

182

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Jr. Rampus
Bagan
Tramel Net

(1)

(9)

Bagan
Perahu
Baot
Trap
(10)

Bagan
Tancap
Fixed Trap

Pancing
Hook &
Line

Lainnya
Otehrs

(11)

(12)

(13)

Jumlah
(Total)
(14)

Kab/Reg
1. Pandeglang

146

113

260

332

1.551

121

48

243

351

1.512

-28

399

207

1.873

74

423

108

1.273

5. Tangerang

6. Cilegon

21

121

177

195

215

149

1.446

998

6.386

1.172

457

863

21

341

5.834

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten
2002

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

183

Bab V

Pertanian

Tabel 5.5.4
Table

Jumlah Perahu / Kapal Penangkapan Ikan Menurut


Jenis di Banten
Number of Fisheries Boat by Kind in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Jukung
Unmot
orized
Boat

(1)

(2)

Perahu
Layar
Kecil
Small
Sailing
Boat
(3)

1. Pandeglang

264

125

29

29

220

648

1.315

2. Lebak

200

268

267

735

3. Tangerang

99

1.716

90

1.905

4. Serang

882

209

1.091

18

69

69

51

21

159

Banten

482

293

293

29

3.137

1.235

5.205

2002

264

201

387

29

2.091

1.120

4.092

Perahu
Layar
Sedang
Medium
Sailing
Boat
(4)

Perahu
Layar
Besar
Large
Sailing
Boat
(5)

Kapal
Tempel
Out
Board
Motor

Kapal
Motor
In Board
Motor

(6)

(7)

Jumlah
Total

(8)

Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

184

Bab V

Pertanian

Luas Areal dan Jumlah Tempat Pemeliharaan Ikan di


Banten
Area and Number of Fish Breeding Facilities in Banten
2003

Tabel 5.5.5
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Tambak 1)
Brackish Water Pond
(Ha)
(2)

Kolam 1)
Fresh WaterPond
(Ha)
(3)

Kab/Reg
1. Pandeglang

586,00

646,00

33,00

448,00

3. Tangerang

4.600,80

342,40

4. Serang

3.277,00

64,66

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

8.496,80

1.501,06

2002

13.607,12

1.255,70

2. Lebak

Kota/Mun

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Catatan / Notes :

1. Luas Kotor / Gross Area

Banten Dalam Angka 2003

185

Bab V

Pertanian

Tabel 5.5.6
Table

Jumlah Rumah Tangga Perikanan Menurut Jenis


Perikanan di Banten
Number of Fishery Household by Type of Fishery in
Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Laut
Marine

Perairan Umum
Public Waters

Tambak
Brackish
Water Pond

(1)

(2)

(3)

(4)

Kolam
Fresh
Water
Pond
(5)

Sawah
Paddy Field
(6)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.249

100

4.065

7.510

625

210

48

4.429

9.185

2.008

283

823

2.325

50

783

1.145

391

239

..

159

...

..

Banten

4.824

493

2.116

11.210

16.984

2002

4.670

1.875

2.365

8.160

16.682

2. Lebak
3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

186

Bab V

Pertanian

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Karamba
Cage

Kolam Air Deras


Water Running

Jaring Terapung
Floating Seine

Jumlah
(Total)

(1)

(7)

(8)

(9)

(10)

Kab/Reg
1. Pandeglang

200

13.127

2. Lebak

138

14.635

3. Tangerang

5.498

4. Serang

2.558

5. Tangerang

..

6. Cilegon

159

Banten

338

12

35.977

2002

338

12

34.103

Kota/Mun

Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Banten


Source : Sea and Fishing Official of Banten Province
Catatan / Notes :

Banten Dalam Angka 2003

= Data tidak tersedia/ Not Avalilable

187

Bab V

Banten Dalam Angka 2003

Pertanian

188

Manufacturing, Quarrying,
Electricity and Water Supply

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

6.1. Industri Pengolahan

6. 1. Manufacturing Industry

Sektor Industri Pengo


lahan dapat dibedakan menjadi
empat yaitu Industri Besar, Industri
Sedang, Industri Kecil dan Industri
Rumah tangga. Perbedaan ini dida
sarkan dari banyaknya tenaga kerja
yang diserap.

Manufacturing
industry
sector can differenced become four
namely
as large industry,
moderate industry, small industry
and dwell industry. Variance basic
from job employee spare.

Industri Besar adalah


industri yang menyerap tenaga
kerja 100 orang atau lebih, Industri
Sedang adalah yang menyerap
tenaga kerja 20 sampai 99 orang,
Industri Kecil adalah tenaga kerja
antara 5 sampai 19 orang dan
Industri Rumah tangga kurang dari
5 orang tenaga kerjanya.
Data mengenai Industri
besar dan sedang tersedia setiap
tahun yang dikumpulkan dengan
cara sensus lengkap. Berdasarkan
hasil survei dari tahun 2001 dan
2002, berturut-turut tercatat 1.664
dan 1638 perusahaan dengan
menyerap tenaga kerja sebanyak
503.841 orang dan 508.034 orang
dan memberikan hasil dengan nilai
tambah sebesar Rp 29,23 trilyun
pada tahun 2001 naik menjadi
30,30 trilyun pada tahun 2002.
Data ini menun jukkan bahwa pada
tahun 2002 walaupun jumlahnya
menurun dibandingkan dengan
tahun 2001 namun memberikan
hasil dan menyerap tenaga kerja
yang lebih banyak. Ini berarti
perusahaan yang tutup atau tidak
aktif adalah perusahaan yang
mempunyai tena ga kerja yang
sedikit, sedangkan perusahaan yang
Banten Dalam Angka 2003

Large
industry
was
industry that spare employee about
100 person or more, moderate
industry that spare employee about
20 to 99 person, and small industry
that spare between 5 to 19 person
and dwell industry less than 5
person employee.
Data
about
large
industry and moderate available at
every year which
collected
complete census. To basic survey
result in year 2001 and 2002,
record consecutive 1,664 and 1,638
unit company with spare employee
about 503.841 and 508.034 and
endow outcome by value add about
29.23 billion rupiah and 30.30
billion rupiah Data show at year
2002 with amount decressing in
year 2001 but nevertheless endow
outcome
and
more
spare
employee.
This mean amount
company that lid or legible live be
company have low spare employee,
while company that spring or build
was company that large spare
employee (with low amount by
legible live)

190

Bab VI

baru
tumbuh
atau
berdiri
merupakan
perusahaan
yang
menyerap tenaga kerja yang banyak
(walaupun jumlahnya lebih sedikit
dari yang tutup).
Apabila dilihat per Go
longan Industri, dari tahun 2001
dan tahun 2002 perusahaan yang
ada di Propinsi Banten ternyata
didominasi oleh Industri karet,
barang dari karet dan barang dari
plastik, Industri kimia dan barangbarang dari bahan kimia,
dan
Industri makanan dan minuman
masing-masing
sebesar
203
perusahaan, 171 perusahaan dan
158 perusahaan.
Sedangkan dalam menye
rap tenaga kerja, Industri karet,
barang dari karet dan barang dari
plastik sangat dominan mencapai
55.404 orang atau 10,90 persen dari
total tenaga kerja yang bekerja di
perusahaan.
Industri karet, barang dari
karet dan barang dari plastik
merupakan industri yang membe
rikan Nilai tambah yang terbesar
yaitu sebesar 6,63 trilyun rupiah.
Dilihat dari analisis di atas
Industri karet, barang dari karet dan
barang dari plastik, Industri kimia
dan barang-barang dari bahan
kimia, dan Industri makanan dan
minuman merupakan golongan
industri
yang
dominan
konstribusinya di Propinsi Banten,
baik di jumlah, tenaga kerja yang

Banten Dalam Angka 2003

Industri, Penggalian dan Energi

If shown in group of
industry, from year 2001 to year
2002, company in Banten province
really dominatted by rubber, stuff
of rubber and stuff of bucket
industry about 203 unit company,
Chemical, and stuff of chemical
wrapping industry about 171 unit
company, and machine and Food
and drinking industry about 158
unit company.
While at spare employee,
by rubber, stuff of rubber and stuff
of bucket industry exceedings
dominanted gain almost about
55,404 person or 10.90.% of total
of labor force.
Rubber, stuff of rubber
and stuff of bucket industry are
industry that give value add about
33.1% and 31.4.%
At shown above analysis,
rubber, stuff of rubber and stuff of
bucket industry about 203 unit
company, Chemical, and stuff of
chemical wrapping industry about
171 unit company, and machine
and Food and drinking industry are
group industry that contribution
dominant in Banten province, for
amount, spare employee and value
add industry.

191

Bab VI

diserap maupun dalam memberikan


nilai tambah industri.
Dari tahun 2001 sampai
tahun 2002, dilihat per Kabu
paten/Kota ternyata perusahaan
yang berada di Kota dan Kabupaten
Tangerang sangat mendominasi
konstribusinya baik dalam jumlah,
tenaga kerja yang diserap maupun
dalam memberikan nilai tambah
industri.
Jumlah perusahaan yang
ada di Kota Tangerang dan
Kabupaten Tangerang masing-ma
sing hampir mencapai separuh
jumlah keseluruhan industri di
Propinsi Banten yaitu sebesar 726
perusahaan dan 608 perusahaan.
Sedangkan dalam penye
rapan tenaga kerja, perusahaan
yang ada di kedua kabupaten/kota
tersebut mencapai 220.774 orang dan
191.573 orang. Perusahaan yang
memberikan nilai tambah yang
besar disamping dua kabupaten/
kota Tangerang ynag mencapai
masing-masing 11,49 trilyun rupiah
dan 11,90 trilyun rupiah, juga
perusahaan yang ada di Kabupaten
Serang yaitu sebesar 3,21 trilyun
rupiah.
Ini
berarti
bahwa
perusahaan industri yang ada di
Kabupaten Serang merupakan
Industri yang menghasil output
yang besar yang membe rikan nilai
tambah yang besar walaupun
jumlahnya relatif lebih sedikit
dibandingkan dengan kabupaten/
kota Tangerang.
Banten Dalam Angka 2003

Industri, Penggalian dan Energi

At year 1997 to year 1999,


show
regency/municipality
evidently company that occur in
Tangerang
regency
and
municipality exceedings dominant
to constribute in amount, spare
employee and value add industry.
Amount company that in
Tangerang regency and Tangerang
municipality almost gain half
amount aggregate of industry in
Banten province about 44, 6% and
41. 3.%
While
at
spare
employee, company that in those
two regency and municipality gain
42% and 41.5.% Company that
give large value add that be sides
those two regency/municipality
also company in Serang regency,
about 36.8% for company in
Tangerang regency, 31.7% Serang
regency and 28.6% Tangerang
municipality. This means industry
company in Serang regency are
industry that large output and
value add although relative small
amount
than
Tangerang
regency/municipality

192

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

6.2 Penggalian

6. 2 Mining

Jenis bahan tambang atau


galian yang banyak terdapat di
Banten adalah Andesit dan Pasir
Laut yang masing-masing volume
penggalian untuk tahun 2003
sebesar ton 253.159 dan 338.500
ton. Jenis tambang lainya juga
terdapat batu, pasir kuarsa dan
emas.

Hybrid of wrapping field


or quarry in Banten is andesit and
sand with volume for year 2003
about 253,159 ton and 338,500
ton. Other Hybrid field also there
feldspar, kuarsa sand and gold.
Amount acquire SIPD
Gubernur year 2003 about 67
acquire (61 exploitation and 6
exploration)

Jumlah pemilik SIPD Gu


bernur tahun 2003 sebanyak 67
pemilik (61 eksploitasi dan 6
eksplorasi).
6.3 Listrik dan Air Bersih
Dilihat dari jumlah pe
langgan yang mengkonsumsi ener
gi listrik dari PLN tahun 2003,
yang menempati urutan pertama
dari segi jumlah pelanggan adalah
kelompok rumah tangga dengan
persentase sebesar 95,51 persen.
Kemudian diikuti oleh kelompok
sosial, Bisnis dan Pemerintah, yang
terakhir adalah kelompok sektor
industri.
Tetapi walaupun kecil
dalam jumlah pelanggan, kelompok
industri ini mempunyai peranan
sebagai konsumer terbesar dari
seluruh penggunaan energi listrik
dengan kontribusi pemakaian sebe
sar 84,16 persen, berikutnya baru
rumah tangga dengan kontribusi
sebesar 12,70 persen.

6. 3 Electricity and Water Supply


At shown from amount of customer
that consumme electricity of PLN
in 2003, that succession first from
aspect amount costumer be group
of dwell about 95.51 percent.
Posterior followed by group of
social, bussness and officer, that
latter be group of industry sector.
But although low at
amount customer, those group of
industry have acted as large
consumer from application of
electric
energy
by
using
contribution about 84.16 percent,
subsequently dwell by kontribution
about 12.70 percent.
Data about drinking water
company
gived from Drinking
Water Company Survey that
applied by BPS Statistics of Banten
province .

Data tentang perusahaan


air minum didapat dari Survei
Banten Dalam Angka 2003

193

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Perusahaan Air Minum yang dilaku


kan oleh Badan Pusat Statistik
Propinsi Banten. Pada tahun 2003
semua perusahaan daerah air
minum (6 perusahaan) memberikan
respon terhadap survei ini.

At year 2003 there 6 regency


company to respon to BPS
Statistics of Lebak, Serang Regency
and Cilegon Municipality

Dari data yang masuk total


produksi air minum sebesar 50,51
juta m3.
Sedangkan jumlah
pelanggan air minum paling besar
adalah golongan rumah tangga
(131.648 pelanggan) dengan total
pelanggan semua golongan 139.093
pelanggan. Sedangkan jika dilihat
dari volume air minum yang
dialirkan, sebagian besar diserap
oleh pelanggan dari instansi
pemerintah, rumah tangga serta
niaga/ perdagangan dan industri,
yang masing-masing mencapai
56,85 persen, 20,50 persen dan
18,05 persen dari total volume air
yang dialirkan.

From
that
data,
productivity of drinking water
about 50.51 million m3. While
amount of dringking water
customer are large as group of
dwell (131,648 customer) with total
of customer to all group 139,093
customer. While if shown volume
drinking water supply, part of large
spared
by customer from
government, Household, industry,
about 56.85 percent, 20.50 percent,
and 18.05 percent of volume of
water

Banten Dalam Angka 2003

194

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Klasifikasi Baku Lapangan


Usaha Indonesia (KBLI) 2000

Standart Classification of
Indonesia Business Sector 2000

Sektor Industri Pengolahan

Manufacturing Industry Sector

Kode Uraian
15 Industri makanan dan minuman
16 Industri pengolahan tembakau
17 Industri tekstil
18 Industri pakaian jadi
Industri kulit, barang dari kulit dan
19 alas kaki
Industri kayu, barang dari kayu (tidak
termasuk furniture) dan barang
anyaman dari rotan,bambu dan
20 sejenisnya
Industri ketas, barang dari kertas, dan
21 sejenisnya
Industri penerbitan, percetakan, dan
22 reproduksi media rekaman
Industri batu bara, pengilangan
minyak bumi, pengolahan minyak gas
bumi, barang dari hasil pengilanagan
23 minyak bumi dan bahan bakar nuklir
Industri kimia dan barang-barang dari
24 bahan kimia
Industri karet, barang dari karet dan
25 barang dari plastik
26 Industri barang galian bukan logam
27 Industri logam dasar
Industri barang dari logam, kecuali
28 mesin dan peralatannya
29 Industri mesin dan perlengkapannya
Industri mesin dan peralatan kantor,
30 akuntansi, dan pengolahan data
Industri mesin listrik lainnya, dan
31 perlengkapannya
Industri radio, televisi, dan peralatan
32 komunikasi, serta perlengkapannya
Industri peralatan kedokteran, alatalat cukur, peralatan navigasi,
33 peralatan optik, jam dan lonceng
34 Industri kendaraan bermotor
Industri alat angkutan selin kendaraan
35 bermotor roda empat atau lebih
Industri furnitur dan industri
36 pengolahan lainnya
37 Daur ulang
Banten Dalam Angka 2003

Code
15
16
17
18
19

20
21
22

23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37

Descreption
Food and drinking
Tobbaco manufacture
Textile
Garment
Leather, stuff of leather and bed foot
wood, stuff of wood (legible pertinent
furniture) and tress stuff of rattan,
wicker and other kind
paper, stuff of paper, and other kind
publication, printing, and
reproduction, recording
cinder grindstone, explore of world
ayonnaise, manufacture of world
mayonnaise, stuff of outcome explore
of world mayonnaise and grill
wrapping of nuchlear
Chemical, and stuff of chemical
wrapping
rubber, stuff of rubber and stuff of
bucket
stuff quarry not nugget
intrinsic nugget
stuff of nugget, except machine and
tool
machine and tools
machine and agency tools,
accounting and data processing
other electric machine, and tools
radio, television, and communication
outfit, and tools
doctoral outfit, shave tools, navigasi
outfit, optical outfit, clock and bell
motor vehicle
transport tools except motor vehicle
four wheel or dull
furniture and other manufacture
repeat cycle

195

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Grafik 6.1 Jumlah Perusahaan Industri Besar/Sedang di Banten


Tahun 2001 dan 2002

800
700
600
500
400
300
200
2002

100
2001

0
Kab. Pandeglang

Kab. Lebak

Kab.Tangerang

Kab. Serang

Kota Tangerang

Kota Cilegon

Grafik 6.2. Nilai Input dan Output Perusahaan Industri Menurut


Kab/Kota di Banten Tahun 2002
60.000

50.000

Pandeglang

40.000

Lebak
Tangerang

30.000

Serang
Kota Tangerang

20.000

Kota Cilegon

10.000

0
Input

Banten Dalam Angka 2003

Output

196

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Manufacturing and ManPower of
Establishment by Regency/Municipality in Banten
2002

6.1.1

Tabel
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Perusahaan
Company

Tenaga Kerja
Man Power

(1)

(2)

(3)

Kab/Reg

1. Pandeglang

11

756

2. Lebak

21

3.968

3. Tangerang

726

220.774

4. Serang

205

69.058

608

191.573

67

21.905

Banten

1.638

508.034

2001

1.664

503.841

Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

197

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel
Table

6.1.2

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

Nilai Input, Output dan Nilai Tambah Industri


Menurut Kabupaten/Kota
di Banten
Input, Output and Value Added of Manufacturing by
Regency/Municipality in Banten
2002

Input
Input

Output
Output

Nilai Tambah
Value Added
(000 Rp/ Thousand
Rp)

Kab/Reg

1. Pandeglang

47.361.159

92.113.314

44.752.155

261.780.225

387.862.203

126.081.978

3. Tangerang

40.935.978.493

52.428.839.016

11.492.860.523

4. Serang

10.937.208.783

14.147.858.216

3.210.649.433

5. Tangerang

28.599.559.344

40.504.177.875

11.904.618.531

6. Cilegon

22.186.952.947

25.710.042.407

3.523.089.460

Banten

102.968.840.951

133.270.893.031

30.302.052.080

2001

72.623.029.039

2. Lebak

Kota/Mun

101.943.591.899

29.230.562.860

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

198

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel
Table

6.1.3

Kode
Code
(1)
15

Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri


Menurut Golongan Industri di Banten
Number of Manufacturing andMan Power Establishment
by Industrial Group in Banten
2002

Perusahaan
Company
(2)
158

Tenaga Kerja
Man Power
(3)
22.600

17

138

49.286

18

76

48.232

19

93

123.181

20

93

21.054

21

68

18.714

22

15

1.286

23

1.294

24

171

28.313

25

203

55.404

26

77

24.630

27

39

15.174

28

164

26.748

29

72

12.101

30

80

31

50

14.825

32

12

9.842

33

693

34

33

4.045

35

31

7.495

36

127

22.947

37

90

1.638

508.034

1664
2001
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

503.841

Banten

Banten Dalam Angka 2003

199

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel
Table

6.1.4

Kode
Code
(1)
15

Nilai Input, Output dan Nilai Tambah Industri


Menurut Golongan Industri di Banten
Input, Output and Value Added of Manufacturing by
Industrial Group in Banten
2002
Input
Input
(2)

Output
Output
(3)

3.668.065.943

Nilai Tambah
Value Added (000 Rp)
(4)

5.330.440.611

1.662.374.668

17

6.323.601.771

8.610.471.394

2.286.869.623

18

1.968.383.034

3.358.402.419

1.390.019.385

19

7.894.667.507

11.340.718.332

3.446.050.825

20

1.126.878.834

1.972.866.758

845.987.924

21

4.449.524.555

5.757.572.607

1.308.048.052

22

37.753.191

72.280.805

34.527.614

23

81.432.956

136.246.038

54.813.082

24

17.945.557.665

24.584.279.214

6.638.721.549

25

5.371.556.040

7.306.595.269

1.935.039.229

26

1.206.609.271

2.556.612.441

1.350.003.170

27

12.979.182.202

15.726.692.184

2.747.509.982

28

31.151.943.441

32.679.723.544

1.527.780.103

29

1.694.417.570

2.327.101.352

632.683.782

30

646.361

2.131.543

1.485.182

31

1.840.312.876

2.923.190.951

1.082.878.075

32

2.720.540.890

4.084.411.880

1.363.870.990

33

24.420.647

37.371.378

12.950.731

34

857.976.983

1.595.030.543

737.053.560

35

746.284.328

1.511.943.098

765.658.770

36

878.594.851

1.355.800.435

477.205.584

37

490.035
102.968.840.951

1.010.235
133.270.893.031

520.200
30.302.052.080

2001
72.623.029.039
101.943.591.899
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

29.320.562.860

Banten

Banten Dalam Angka 2003

200

Bab VI

Tabel
Table

Industri, Penggalian dan Energi

6.2.1

Jenis Bahan Galian


Quarrying Items
(1)
1. Andesit
2. Batu Kapur

Produksi Bahan Galian Gol C Pada Perusahaan


Pemegang SIPD Gubernur di Banten
Production of Quarrying Items on Companies Holding
Governors SIPD in Banten
2000-2003
2000
(Ton)
(2)

2001
(Ton)
(3)

2002
(Ton)
(4)

162.879

2000

486.219

7.200

3. Batu

2.250
-

2520

3.620

235.959

38500

38.500

9. Fospat

10. Gipsum

11. Kaolin

5.400

9440

1.070.433

48.017

8. Feldspar

12.Makadam
13. Marmer
14. Pasir
15. Pasir Kuarsa

6.667

16. Pasir Laut

3.100
600

1000

8.640

19. Tanah Liat

2.938

12.960

20. Tanah Urug

21. Trass

22. Zeolit

560

7.200

7.096

23. Yarosit

24..Perak (kg)
25. Emas (kg)
Jumlah/Total *)

1.927
338.500

17. Pasir Sungai


18. Situ

1.792

5. Batu Belah

7. Diatome/Kieselguhr

253.159

35.560

4. Batu Split

6. Bentonit

2003
(M3)
(5)

43.061

322
-

318.012

408.336

60.600

1.682.685

1.299
338.847.516

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Banten


Source : Minning and Energy Official of Banten Province
*) Catatan/Notes : Tidak termasuk /Not include perak, emas
Banten Dalam Angka 2003

201

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel
Table

Produksi Bahan Galian Golongan C Menurut


Kabupaten/Kotamadya di Banten
Production of Classification C Quarrying Items by
Regency/Municipality in Banten
(M3/M3)
2003

6.2.2

Produksi/
Production
(M3/M3)
(2)

Persentase/
Percentage
(%)
(3)

1. Pandeglang

7.350

0,01

2. Lebak (kg)

1.621

0,00

3. Tangerang

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)
Kab/Reg

4. Serang

338.837.557

99,99

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

2.609

0,00

338.847.516

100,00

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Banten


Source : Minning and Energy Official of Banten Province
*) Catatan/Notes : Tidak termasuk /Not include perak, emas

Banten Dalam Angka 2003

202

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel
Table

6.2.3

Jumlah SIPD Gubernur per Jenis Bahan Galian


di Banten
Number of Governors SIPD by Kind of Quarrying Items
in Banten
2003

SIPD (Ha)
Jenis Bahan Galian
Quarrying Items
(1)

Eksplorasi
Exploration

Jumlah
Total

(3)
73,744

(4)
73,744

1.391,643

1.391,643

3. Batubara

321,540

321,540

4. Feldspar

0,750

0,750

1. Andesit
2. Makadam

(2)
-

Eksploitasi
Exploitation

5. Pasir

0,200

0,200

6. Batu

3,267

3,267

7. Batu Sela

2,000

2,000

8. Batu Belah

2,000

2,000

9. Pasir Kuarsa

207,000

207,000

10. Pasir Laut

3.781,400

3.781,400

11. Pasir Putih

1,400

1,400

12. Pasir Sungai

1,346

1,346

13. Tanah Liat

197,500

197,500

14. Tanah Urug

25,100

25,100

15. Zeolit

120

25,000

794,700

16. Emas

794,700

794,700

17. Batu Gamping

584,000

584,000

18 Toseki

25,000

25,000

Jumlah/Total

120

7.437,590

7.557,590

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Banten


Source : Minning and Energy Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

203

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel
Table

6.2.4

Jumlah SIPD Gubernur Banten dan Luas Wilayah


Menurut Kabupaten/Kotamadya
di Banten
Number of Governors SIPD by Regency/Municipality
in Banten
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

SIPD

Luas Wilayah/Region Area


(Ha)
Eksploitasi
Eksplorasi
Exploitation
Exploration

Eksploitasi
Exploitation
(2)

Eksplorasi
Exploration
(3)

1. Pandeglang

11

2. Lebak

25

14

11

Banten

61

2002

70

204,53

3,00

(1)
Kab/Reg

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Banten


Source : Minning and Energy Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

204

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel 6.3.1
Table

Jumlah Pelanggan, Daya Tersambung Dan Energi


Listrik Terjual Menurut Jenis Tarif di Banten
Number of Customers, Connected Power and Sold
Electrical Energy by Classification of Tariff in Banten
2003

Klasifikasi
Classification
(1)

Sosial/Public
Rumah Tangga/Household
Bisnis/Bussines
Industri/Industry
Pemerintahan/Government
Jumlah/Total

Jumlah
Daya Tersambung
Pelanggan
Connected Power
Number of Customer
(Kva)
(2)

(3)

Energi Terjual
Sold Electrical
Energy
(Kwh)
(4)

Pendapatan Penjualan
(Juta Rp)
Income
(Juta Rp)
(5)

13.689

12.279

21.050.095

509.837

323.066

587.398.926

8.197

61.033

96.722.268

435

890.863

3.890.887.427

1.624

9.722

27.371.251

1.296.962

4.623.429.966

2.255.115,99
1848456,33

533.782

2002

504717

1271185,34

4614959,4

2001

476.432

1.215.953

4.314.292.831

2000

444.924

1.169.058

4.271.219.435

Sumber : Perusahaan Listrik Negara Cabang Banten


Source : National Electricity Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

205

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Jumlah Transformator Distribusi Terpasang di Banten


Number of Distribution Transformator in Banten
2000 - 2003

Tabel 6.3.2
Table

1-50 KVA
Tahun
Year

51-100 KVA

101-200 KVA

Unit
Unit

Daya
Power

Unit
Unit

Daya
Power

Unit
Unit

Daya
Power

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

2000

1.756

70.600

413

42.850

300

52.500

2001

1.809

444

44.400

305

2002

1942

73325

370

37000

238

41160

2003

1.861

73.150

426

42.400

309

53.430

(1)

Sumber : Perusahaan Listrik Negara Cabang Banten


Source : National Electricity Official of Banten

Lanjutan
Continued
201-500 KVA
Tahun
Year
(1)

501-1000 KVA

Jumlah
Total

Unit
Unit

Daya
Power

Unit
Unit

Daya
Power

Unit
Unit

Daya
Power

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

2000

172

50.345

5.670

2.650

221.965

2001

172

50.345

5.670

2.739

100.415

2002

147

48845

98

60760

2793

271360

2003

175

51.145

5.670

2.780

225.795

Sumber : Perusahaan Listrik Negara Cabang Banten


Source : National Electricity Official of Banten
Banten Dalam Angka 2003

206

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel 6.3.3
Table

Penyediaan, Penjualan Dan Susut Energi Listrik


di Banten
Stocked, Sold and Lost of Energy in Banten
2000 - 2003
(Kwh)

Tahun
Year

Energi Siap Jual


Energy Ready to Sell

Penjualan
Sold

Susut
Lost

(1)

(2)

(3)

(4)

2000

4.440.325.434

4.271.219.435

169.105.999

2001

4.556.744.769

4.314.292.831

242.451.938

2002

4.904.286.199

4.615.968.996

288.317.203

2003

5.217.390.930

4.623.429.966

593.960.964

Sumber : Perusahaan Listrik Negara Cabang Banten


Source : National Electricity Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

207

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel 6.3.4
Table

Banyaknya Desa Berlistrik, Jumlah Langganan, dan


Daya Tersambung di Banten
Number of Villages, Customer and Connected Power
2000 - 2003
(Kwh)

Tahun
Year

Desa Berlistrik
Electred Village

(1)

(2)

Jumlah Langganan Daya Tersambung


Number of Customer Connected Power
(3)

(4)

444.924

1.169.058.225

2000

988

2001

1.015

2002

1.032

504.717

1.271.185.343

2003

1.054

533.782

1.296.962.103

476.432

1.215.953.285

Sumber : Perusahaan Listrik Negara Cabang Banten


Source : National Electricity Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

208

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel 6.3.5
Table

Jumlah Perusahaan Air Minum, Kapasitas Produksi


dan Produksi Air Minum Menurut Sumber Air yang
Dipakai di Banten
Number of Water supply Enterprises Production
Capacity Water Production by Water Resources in
Banten
2001 - 2003

Uraian
Description
(1)
Jumlah Perusahaan
Number of water supply Enterprises
Jumlah Kapasitas Produksi Potensial
(liter/detik)
Number of Potential Production Capacity
Jumlah Kapasitas Produksi Efektif
(litar/detik)
Number of Potential Effective Production
Capacity
Produksi Air (m3)
Water Production

2001

2002

2003

(2)

(3)

(4)

20.477.000

33.123.197

50.517.214

Sungai / River

10.134.000

33.115.225

40.953.849

Danau / Lake

2.502.000

3.012

Mata Air / Springs

7.174.000

4.401

6.116.724

Artesis / Artesian

667.000

559

666.205

Lainnya / Others

2.780.436

Sumber Air / Water Resources (m3)

Sumber : Survei PAM, BPS


Source : PAM Survey, BPS

Banten Dalam Angka 2003

209

Bab VI

Industri, Penggalian dan Energi

Tabel 6.3.6
Table

Jumlah Pekerja Teknis dan Administrasi PAM


Menurut Pendidikan yang Ditamatkan di Banten
Number of Technical and Administration Worker Water
Supply Enterprise by Educational Attainment in Banten
2001 - 2003

Uraian
Description

2001

2002

2003

(2)

(3)

(4)

206

216

502

SD
Primary School

36

34

84

SLTP
Junior High School

30

31

41

SLTA
Senior High School

115

124

298

11

23

16

16

58

286

250

663

SD
Primary School

23

69

SLTP
Junior High School

22

13

91

SLTA
Senior High School

197

201

387

31

36

29

85

(1)
Jumlah Pekerja Teknik
Number of Technical Worker

Akademi
Bachelor Degree
Universitas
University Graduate
Jumlah Pekerja Administrasi
Number of Administration Worker

Akademi
Bachelor Degree
Universitas
University Graduate
Sumber : Survei PAM, BPS
Source : PAM Survey, BPS

Banten Dalam Angka 2003

210

Bab VI

Tabel
Table

Industri, Penggalian dan Energi

Jumlah Pelanggan, Volume dan Nilai


Air Minum yang Didistribusikan
Menurut Jenis Konsumen di Banten
Number of Water Customer, Volume, and Value
by type of Customer Group in Banten
2003

6.3.7

Uraian
Description

Palanggan
Water Customer

Volume
Volume

Nilai
Value

(1)

(2)

(3)

(4)

Rumah Tangga
Household

131.648

31.226.086

39.715.573

Niaga / Perdagangan dan Industri


Trading and Industry

4.752

27.493.275

70.196.304

Badan Sosial
Social Institution

1.303

4.056.061

1.710.977

Instansi Pemerintah
Government Institution

544

86.572.702

84.259.101

Lainnya
Others

846

5.110.187

9.087.405

Jumlah / Total

139.093

152.288.952

204.969.359

2002

43.320

13.197

14.213.063

2001

38.637

39.686

65.732.932

Sumber : Survei PAM, BPS


Source : PAM Survey, BPS

Banten Dalam Angka 2003

211

Trade, Hotel and Tourism

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

7.1 Perdagangan

7.1 Trade

Volume ekspor menurut pela


buhan penting di Banten yaitu di
pelabuhan Merak dan Cigading pa
da tahun 2003 mencapai total
1.274.643,801 ton atau meningkat
sebesar 16,42 persen dibandingkan
tahun 2002 dengan nilai ekspor
sebesar US $ 538.013.148 atau
meningkat 33,24 persen .
Sedangkan volume impor pada
tahun
2003
mencapai
total
6.444.234,866 ton, turun sebesar
4,26 persen dari tahun sebelumnya
dengan nilai impornya sebesar US
$ 1.816.624.624 (naik 13,69).
Pada tahun 2003 Propinsi
Banten mengalami defisit devisa
sebesar US $ 1.278.611.476 atau
terjadi peningkatan defisit sebesar
7,08 persen dibanding tahun
sebelumnya yang defisit sebesar
US $ 1.194.052.028. Defisit ini
diperkirakan
disebabkan
oleh
adanya ekspor Propinsi Banten
melalui Pelabuhan Tanjung Priok
yang tidak tercatat di Pelabuhan
Banten.
Selama tahun 2003 nilai
ekspor
Propinsi
Banten
berdasarkan bulan, nilai tertinggi
terjadi pada Bulan Desember
sebesar US $ 93.157.803 dan nilai
terendah terjadi di Bulan Januari
2003 dengan nilai US $
15.457.983.
Untuk nilai impor Propinsi
Banten tahun 2003, nilai tertinggi
terjadi pada Bulan Nopember
sebesar US $ 275.099.928 dan nilai
impor terendah terjadi pada Bulan
Agustus senilai US $ 46.222.642.

According to Merak and


c
i
gadi
ng p
ar
t

s data in 2003
e
x
por
t

s
v
al
ume
r
e
ac
he
d
1,274,643.801 ton or increased
16,42 percent compared to 2002
wi
t
hi
ne
x
por
t

sv
ol
umer
e
ac
he
dUs
$ 538,013,148 (Increased 33.24
%).

Banten Dalam Angka 2003

I
n2
003,i
mpor
t

sv
ol
ume
reached 6,444,234.866 ton. It
decreased 4,26 % compare to the
year of 2002, with an US $
1,816,624,62
4 i
mpor
t

s v
ol
ume
(increased 13.69 %)
In 2003, our province had
a deficit of income (US $
1,278,611,476 or increased 7.08%
compare
to
2002,
US
$1,194,052,028). This Deficit cased
export Banten Province by Tanjung
Priok Port not include in Banten
Port.
I
n2
003 e
x
por
t

sv
al
ue of
Banten Province by mounth, high
value in December with an US $
93,157,803 and low value in
January 2003 with an US $
15,457,983.
Fori
mpor
t

sv
al
ueofBa
nt
e
n
Province in 2003, high value in
November with an US $
275,099.928 and low value in
August with an US $ 46,222,642.

214

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

7.2 Hotel Dan Pariwisata

7.2. Hotel and Tourism

Hotel

Hotel

Jumlah hotel di Banten


menurut kab./kota pada keadaan
terakhir tahun 2003 tercatat seba
nyak 149 hotel. Jumlah hotel secara
keseluruhan pada tahun 2003
mengalami peningkatan sebesar
5,67 persen dibandingkan dengan
keadaan tahun 2002. Sedangkan
jumlah kamar pada tahun 2003
sebanyak 5.036 buah kamar,
jumlah ini mengalami peningkatan
sebanyak 225 buah kamar atau 4,68
persen
dibandingkan
tahun
sebelumnya.
Sedangkan jumlah tempat tidur
mengalami kenaikan sebesar 4,75
persen atau bertambah sebanyak
387 tempat tidur.
Jumlah tenaga kerja yang
berpendidikan sekolah kejuruan
hotel/pariwisata yang tertampung
di perusahaan perhotelan di Banten
pada tahun 2003 sebanyak 547
orang, jumlah ini mengalami
kenaikan sebanyak 5 orang atau
0,92 persen dibanding tahun 2002.
Seperti
tenaga
kerja
yang
berpendidikan kejuruan hotel/pa
riwisata, tenaga kerja yang ber
pendidikan non hotel/pariwisata
mengalami kenaikan sebesar 1,79
persen atau sebanyak 48 orang
dibandingkan tahun 2002.
Banyaknya tamu nusan
tara yang datang menginap di hotel
tahun 2003 mengalami peningkatan
sebesar
87,86
persen
atau
bertambah sebanyak 435.400 orang

According
the
last
condition of our regency/city in
2003 the number of hotel in Banten
were 149 hotels. There was an
improvement (5.67%) compare to
2002.In 2003, the number of room
hotels increase 225 rooms (4.68%)
There were an improvement in the
number of bed (4.75% or increase
387 beds).

Banten Dalam Angka 2003

The number of labour that


majored in tourism vocational
s
c
hool a
nd wor
k
e
di
n Ba
nt
e
n
s
hotel were 547 people increased 5
people or 0.92% compare to
2002.The others that had a
different education increased 48
people or 1.79 % compare to 2002.
In 2003, number of local
guest increased 87.86 % (435,400
people)

215

Bab VII

dan tamu mancanegara yang datang


menginap mengalami peningkatan
13,64 persen atau sebanyak 6.218
orang
disbandingkan
dengan
keadaan tahun 2002.
Pada tahun 2003 secara
keseluruhan rata-rata lama mengi
nap tamu nusantara relatif stabil
yaitu 1,41 hari dan tamu
mancanegara meningkat dari 4,96
hari menjadi 4,99 hari.
Tingkat penghunian kamar
hotel pada tahun 2003 secara
keseluruhan mencapai 53,73 per
sen. Hal ini berarti rata-rata 53,73
persen dari seluruh kamar hotel
yang tersedia dipakai selama tahun
2003. Jika dibandingkan tahun
2002 terjadi peningkatan sebesar
15,34 persen.
Sedangkan tingkat pema
kaian tempat tidur secara keselu
ruhan pada tahun 2003 sebesar
56,39 persen. Berarti terjadi pening
katan sebesar 11,33 persen
dibanding dengan tahun 2002.
Pariwisata

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

and foreign tourist decresed 13.64


% (6,218 people) compare to 2002.
In 2003, local guest used
to stay for 1.41 days (in 2002;1,41
days) and foreign guest used to stay
for 4.99 days (in 2002 ; 4.96 days)
In 2003, there were 53.73
% of room that used. Comparing to
2002, it increased 15.34 %.
In 2003, there were 56.39
% of bed that used, comparing to
2002 it increased 11.33 %

Tourism
There are 90 objects of
tourism in Banten (ex. Marina
be
ac
h, wi
s
at
aTi
r
t
a, Wi
s
at
a
Se
j
ar
ah /Si
j
ar
as
and Nat
ur
al
asylum). There were 57,869
vicitors in 2003 we got Rp.
13,676,0
00 f
r
om t
he t
i
c
k
e
t

s
payment.

Jumlah objek wisata di


propinsi Banten ada sebanyak 90
objek diantaranya wisata Pantai
Marina, Wisata Tirta, Wisata
Sijaras (sejarah) dan suaka alam.
Jumlah
pengunjung
tempat
rekreasi/ taman hiburan tahun 2003
sebanyak 57.869 orang dengan
nilai penjualan karcis sebesar
Rp. 13.676.000.

Banten Dalam Angka 2003

216

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Grafik 7.1. Volume Ekspor dan Impor di Pelabuhan Cigading dan


Merak Tahun 2002 -2003
(Juta Ton)
4500

Ekspor

4000

Impor

3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0

Cigading 2002

Merak 2002

Cigading 2003

Merak 2003

Grafik 7.2. Nilai Ekspor dan Impor di Pelabuhan Cigading dan


Merak Tahun 2002- 2003
(Juta USD)
1400
1200
Ekspor

1000

Impor

800
600
400
200
0
Cigading 2002

Banten Dalam Angka 2003

Merak 2002

Cigading 2003

Merak 2003

217

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.1.1
Table

Pelabuhan Utama
Principal Port
(1)
Cigading

Merak

Volume dan Nilai Ekspor Menurut Pelabuhanpelabuhan Utama di Propinsi Banten


Volume of Export by Principal Ports
2003

Nilai
Value
(Nilai FOB /
FOB Value : US $)
(3)

Volume
Volume
(Berat Bersih/
Net Weight :kg)
(2)
495.077.044

166.884.591

779.566.757

371.128.557

Sunda Strait (Penj)

Jumlah / Total

1.274.643.801

538.013.148

2002

1.094.823.340

403.794.871

2001

791.504.976

292.343.135

2000

1.274.508.601

478.484.506

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

203

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.1.2
Table

Pelabuhan Utama
Principal Port
(1)

Volume dan Nilai Impor Menurut Pelabuhanpelabuhan Utama di Propinsi Banten


Volumeand Value of Import by Principal Ports
2003

Nilai
Value
(Nilai FOB /
FOB Value : US $)
(3)

Volume
Volume
(Berat Bersih/
Net Weight : kg)
(2)

Cigading

2.736.848.115

479.575.161

Merak

3.707.386.751

1.337.049.463

Jumlah / Total

6.444.234.866

1.816.624.624

2002

6.731.350.136

1.597.846.899

2001

5.304.444.706

1.295.245.060

2000

8.072.921.756

1.898.631.812

Sunda Strait (Penj)

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

204

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.1.3
Table

Ekspor dan Impor Melalui Pelabuhan di


Propinsi Banten Menurut Bulan
Export dan Import of Banten Province by Month
2003

Ekspor/Export
Bulan
Month

(1)
Januari / January

Impor/Import

Berat Bersih/
Net Weight (Kg)

Nilai/
Value FOB
(US $)

(2)

(3)

Nilai/
Berat Bersih/
Value FOB (US
Net Weight (Kg)
$)
(4)

(5)

43.161.864

15.457.983

1.088.598.122

176.787.858

Pebruari/ February

125.061.680

54.916.218

1.103.741.470

222.290.868

Maret / March

177.126.721

63.744.474

503.573.415

152.425.712

April / April

60.142.481

30.216.190

416.421.818

179.590.585

Mei / May

48.454.579

21.450.387

422.680.179

116.020.988

Juni / June

80.291.468

42.559.753

531.579.088

172.766.049

Juli / July

99.163.503

40.052.534

270.538.461

88.013.607

Agustus / August

97.789.743

42.349.073

174.158.541

46.222.642

123.028.620

51.575.630

566.711.466

124.494.163

57.216.403

28.088.178

409.413.398

104.045.930

Nopember / November

146.755.359

54.444.925

575.902.742

275.099.928

Desember / December

216.451.380

93.157.803

380.916.166

158.866.294

6.444.234.866

1.816.624.624

September / September
Oktober / October

Jumlah
1.274.643.801
538.013.148
Total
Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

205

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Ekspor Melalui Pelabuhan di Propinsi Banten


Menurut Negara Tujuan
Export from Banten Port by Destination
2003

Tabel 7.1.4
Table

Negara Tujuan
Destination
(1)
Japan
Hong Kong
Korea, Republic Of
Taiwan, Province Of China
China
Thailand
Singapore
Philippines
Malaysia
Viet Nam
India
Pakistan
Bangladesh
Sri Lanka
Iraq
Iran,Islamic Rep. Of
Oman
Qatar
Cote D'ivoire
South Africa
Australia
New Caledonia
United States
Canada
United Kingdom
Netherlands
France
Germany,Fed. Rep. Of
Belgium
Italy
Spain
Russian Federation
Jumlah /Total

Berat Bersih/
Net Weight (Kg)
(2)
50.407.812
34.993.668
13.385.365
52.564.864
661.242.551
95.684.722
37.657.381
817.076
167.955.657
28.196.731
36.878.369
107.695
1.934.421
3.343.972
2.118.984
493.228
11.507
140.627
261.430
484.672
16.016.350
2.000.000
5.758.494
5.790.741
1.007.061
1.501.052
800.000
95.000
20.985.330
28.868.660
2.988.597
151.784
1.274.643.801

Nilai/
Value FOB (US $)
(3)
22.926.947
18.493.752
4.755.026
17.110.284
277.701.821
46.798.632
13.448.164
635.539
59.093.860
16.006.848
14.183.569
50.413
193.442
8.744.982
2.831.689
104.495
12.431
408.020
153.135
401.531
8.176.271
1.420.100
4.720.071
1.700.814
754.125
927.306
479.024
761.996
6.159.849
7.840.347
835.523
183.142
538.013.148

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

206

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Impor Melalui Pelabuhan di Propinsi Banten


Menurut Negara Asal
Import from Banten by Source
2003

Tabel 7.1.5
Table

Negara Asal
Source
(1)
Japan
Hong Kong
Korea, Republic Of
Taiwan, Province Of China
China
Thailand
Singapore
Philippines
Malaysia
Myanmar (Form Burma)
Brunei Darussalam
Viet Nam
India
Pakistan
Afghanistan
Tidak Ada
Iran,Islamic Rep. Of
Saudi Arabia
Kuwait
Turkey
United Arab Emirates
Bahrain
Egypt
Lybian A. Jamahiriya
Kenya
Mozambique
Sierra Leone
U.S. Virgin Islands
Saint Helena
Swaziland
South Africa
British Vg Islands
Australia
New Zealand

Banten Dalam Angka 2003

Berat Bersih/
Net Weight (Kg)
(2)
299.936.757
44.110.712
196.239.714
17.120.093
520.205.434
404.964.015
698.942.360
11.143.570
267.182.442
21.000.000
2.500.000
49.805.940
170.665.359
16.193
227
8.864.005
59.667.565
122.213.563
51.936.459
137.338
127.193.874
405.388.237
23.849.320
3.600.034
3.085.970
15.000.000
27
13.500.000
2.926.272
1.609
81.682.285
400.000
769.353.607
16

Nilai/
Value FOB (US $)
(3)
147.751.270
12.753.992
90.198.228
11.535.300
99.314.336
158.528.055
337.593.736
3.200.435
126.734.165
3.319.500
231.837
9.889.984
78.851.219
13.080
226
5.398.177
29.281.531
68.696.246
33.833.083
194.046
47.366.968
21.199.479
8.495.144
1.921.273
2.397.521
2.775.000
43
2.679.750
1.935.323
2.757
24.764.723
20.000
37.961.690
25

207

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Lanjutan
Continued
Negara Asal
Source
(1)
Cocos (Killing) Ilnd
United States
Canada
Mexico
Chile
Argentina
Brazil
Dominica
Grenada
Netherlands Antilles
United Kingdom
Netherlands
France
Germany,Fed. Rep. Of
Austria
Belgium
Switzerland
Monaco
Denmark
Norway
Sweden
Finland
Italy
Spain
Poland
Romania
Bulgaria
Georgia
Croatia
Malta
Slovakia
Slovenia
Czech Republic
Russian Federation
Jumlah /Total

Berat Bersih/
Net Weight (Kg)

Nilai/
Value FOB (US $)

(2)

(3)

21
896.851.399
33.290.597
40.538.379
141.827.000
75.133.795
699.071.533
10
237
2.733.503
24.269.450
43.780.993
5.207.330
5.468.052
37.237.650
17.652.761
16.719
79.880
3.890
901
2.042.048
26.774
16.538.866
40.982
21.759

24
266.095.705
12.120.234
10.660.489
6.233.706
18.316.112
83.392.757
13
211
1.696.732
7.034.563
15.152.692
2.068.182
3.839.801
6.271.767
4.380.055
26.355
70.326
14.781
919
1.004.251
10.591
8.066.125
65.355
49.037

42.059
532.328
73
301.511
25
166
109
20.639
8.870.430

20.626
188.976
95
99.498
35
149
93
18.089
888.138

6.444.234.866

1.816.624.624

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province
Banten Dalam Angka 2003

208

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.2.1
Table

Banyaknya Hotel Berbintang dan Tidak Berbintang


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Classified and Non Classified Hotel by
Regency/Municipality in Banten
2003

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Hotel Berbintang
Classified
(2)

Hotel Tidak Berbintang


Non Classified
(3)

1. Pandeglang

39

2. Lebak

19

3. Tangerang

4. Serang

10

28

5. Tangerang

18

6. Cilegon

16

Banten

27

122

2002

27

114

2001

27

108

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

209

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.2.2
Table

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Hotel, Rooms and Beds of Hotel by
Regency/Municipality in Banten
2003
Hotel
Hotel
(2)

Kamar
Rooms
(3)

Tempat Tidur
Beds
(4)

1. Pandeglang

46

1.432

2.374

2. Lebak

19

292

587

3. Tangerang

268

393

4. Serang

38

1.493

2.569

5. Tangerang

22

763

1.227

6. Cilegon

21

797

1.378

BANTEN

149

5.036

8.527

2002

141

4.811

8.140

2001

135

4.816

8.127

2000

132

4.771

8.011

1999

127

4.528

7.581

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

210

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.2.3
Table

Banyaknya Tenaga Kerja Kejuruan dan Non


Kejuruan Hotel/Pariwisata pada Hotel
Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Hotel/Tourism Educational Workers and
Non of Hotel by Regency/Municipality in Banten
2003
(Orang/Person)

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Tenaga Kerja Kejuruan


Educational Workers

Tenaga Kerja Non Kejuruan


Non Educational Workers

(1)

(2)

(3)

1. Pandeglang

58

588

2. Lebak

117

3. Tangerang

46

180

4. Serang

197

805

5. Tangerang

144

641

6. Cilegon

96

394

BANTEN

547

2.725

2002

542

2.677

2001

537

2.569

2000

523

2.558

1999

543

2.478

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

211

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.2.4
Table

Banyaknya Tamu Nusantara dan Tamu Mancanegara


Pada Hotel Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Number of Domestic Guest and Foreign Guest at Hotel
by Regency/Municipality in Banten
2003
(Orang/Person)

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Tamu Nusantara
Domestic Guest

Tamu Mancanegara
Foreign Guest

(1)

(2)

(3)

1. Pandeglang

146.749

10.829

2. Lebak

60.124

3. Tangerang

7.096

6.985

216.320

11.309

5. Tangerang

270.774

17.830

6. Cilegon

229.880

4.850

BANTEN

930.943

51.803

2002

495.543

45.585

2001

425.321

58.765

2000

415.734

54.455

1999

314.207

47.645

Kab/Reg

4. Serang
Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

212

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.2.5
Table

Rata-rata Lama Menginap Tamu Nusantara


dan Tamu Mancanegara Pada Hotel
Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Average Length of Stay of Domestic Guest Guest
and Foreign Guest at Hotel
by Regency/Municipality in Banten
2003
(Hari/Days)

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Tamu Nusantara
Domestic Guest

Tamu Mancanegara
Foreign Guest

(1)

(2)

(3)

1. Pandeglang

1,44

4,11

2. Lebak

1,02

3. Tangerang

1,15

4,49

4. Serang

1,87

3,75

5. Tangerang

1,04

7,81

6. Cilegon

1,46

7,17

BANTEN

1,41

4,99

2002

1,41

4,96

2001

1,47

4,04

2000

1,31

2,76

1999

1,42

4,10

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

213

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.2.6
Table

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Persentase Tingkat Penghunian Kamar Pada Hotel


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Percentage of Room Occupation Rate of Hotel by
Regency/Municipality in Banten
1999 -2003

1999

2000

2001

2002

2003

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1. Pandeglang

36,63

18,74

22,71

32,71

39,93

2. Lebak

23,80

23,18

30,05

29,09

51,53

3. Tangerang

26,18

31,25

28,30

28,36

27,92

4. Serang

39,08

38,91

36,66

39,24

60,94

60,99

58,20

55,91

54,70

67,40

32,88

38,22

61,23

39,05

33,89

34,30

38,39

53,73

Kab/Reg

Kota/Mun
5. Tangerang
6. Cilegon
Banten

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

214

Bab VII

Tabel 7.2.7
Table

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Persentase Pemakaian Tempat Tidur Pada Hotel


Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Percentage of Beds Sold of Hotel by Regency/Municipality
in Banten
1999 2003

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

1999

2000

2001

2002

2003

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Kab/Reg
1. Pandeglang

40,92

21,60

28,93

35,50

43,33

2. Lebak

22,61

22,76

22,28

21,26

37,66

3. Tangerang

27,05

30,31

28,71

28,59

28,13

4. Serang

36,29

41,32

40,35

43,16

67,03

63,48

68,76

71,18

76,56

80,08

6. Cilegon

42,11

48,93

54,02

BANTEN

38,68

39,66

40,39

45,06

56,39

Kota/Mun
5. Tangerang

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

215

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.3.1
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality
(1)

Jumlah Objek Wisata Menurut Lokasi di Banten


Number of Tourism Object by Location in Banten
2003

Wisata
Marina
Pantai
Beach
(2)

(3)

Wisata
Sejarah
Historical
Tour
(4)

Suaka
alam
Wild Life
Pie Serve
(5)

Wisata Tirta
Swimming
Pool

Jumlah
Total
(6)

Kab/Reg
1. Pandeglang

22

30

2. Lebak

14

3. Tangerang

14

23

4. Serang

5. Tangerang

10

10

6. Cilegon

Banten

40

30

16

90

2002

42

28

15

21

106

2001

26

34

11

21

92

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan budaya Propinsi Banten


Souce : Tourism, Art and Culture Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

216

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.3.2
Table

Jumlah Museum, Situs Purbakala dan


Bangunan Bersejarah di Banten
Number of Museum, Old Site and History Building in
2003

Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality

Museum
Museum

Situs
Purbakala
Old Site

Bangunan
Bersejarah
History
Building

Makam
Sejarah
History

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Kab/Reg
1. Pandeglang

13

21

22

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

11

5. Tangerang

6. Cilegon

25

28

53

Kota/Mun

Banten

Sumber: Dinas Pendidikan Propinsi Banten


Source : National Education Services of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

217

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.3.3
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality
(1)

Jumlah Pengunjung dan Nilai Penjualan Karcis


Tempat Rekreasi/Taman Hiburan di Banten
Number of Visitors and Receipts of Recreation Resorts
in Banten
2003

Tempat Rekreasi
Recreation
Ground
(2)

Pengunjung / Penonton
Visitors
(Orang / Person)
(3)

Penjualan Karcis
Receipts
(Rp)
(4)

Kab/Reg
1. Pandeglang

14

23.262

13.676.000

3. Tangerang

4. Serang

34.607

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

16

57.869

13.676.000

2002

474.147

164.361.000

2001

92

145.457

2.244.579.750

2. Lebak

Kota/Mun

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan budaya Propinsi Banten


Souce : Tourism, Art and Culture Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

218

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Tabel 7.3.4
Table

Jumlah Unit Wisata, Pengunjung Dan Penjualan


Karcis Menurut Kabupaten Dan Objek Wisata Di
Banten
Number of Tourism Unit, Visitors and Receipts by
Regency/Municipality and Tourism Object in Banten
2003

Objek Wisata / Tourism Object


Wisata Pantai Marina
Beach

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

(1)

Unit
Unit

Pengunjung
Visitors
(Orang/
Person)

(2)

(3)

Wisata Tirta
Swimming Pool

Penjualan
Karcis
Receipts
(Ribuan/
Thousand Rp)
(4)

Unit
Unit

Pengunjung
Visitors
(Orang/
Person)

(5)

(6)

Penjualan
Karcis
Receipts
(Ribuan/
Thousand Rp)
(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

20.772

10.386.000

800

1.600.000

3. Tangerang

4. Serang

1.281.022

1.102

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

1.301.794

10.386.000

1.902

1.600.000

2002

18

477.339

164.834

5.732

8.598

2001

26

62.055

114.602

34

24.733

38.627

2000

26

62.055

93.432

34

24.713

9.845

Kota/Mun

Banten Dalam Angka 2003

219

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Lanjutan
Continued

Objek Wisata / Tourism Object


Wisata Sejarah
Historical Tourism

Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality

(1)

Unit
Unit

Pengunjung
Visitors
(Orang/
Person)

(8)

(9)

Suaka Alam
Wild Life Pie Serve

Penjualan
Karcis
Receipts
(Ribuan/
Thousand Rp)
(10)

Unit
Unit

Pengunjung
Visitors
(Orang/
Person)

(11)

(12)

Penjualan
Karcis
Receipts
(Ribuan/
Thousand Rp)
(13)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

1.690

1.690.000

9.318.858

10.910

5. Tangerang

6. Cilegon

Banten

9.320.548

1.690.000

10910

2002

10

6.178.711

6.178.711

17

61.103

61.103

2001

11

31.490

54.198

21

5.715

5.934

2000

11

52.975

4.198

21

5.715

5.934

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten Dalam Angka 2003

220

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Lanjutan
Continued

Jumlah / Total
Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality

Pengunjung
Visitors
(Orang/
Person)
(15)

Unit
Unit
(1)

(14)

Penjualan Karcis
Receipts
(Ribuan/
Thousand Rp)
(16)

Kab/Reg
1. Pandeglang

14

23.262

13.676.000

3. Tangerang

4. Serang

10.611.892

5. Tangerang

6. Cilegon

2. Lebak

Kota/Mun

Banten

23

10.635.154

13.676.000

2002

50

6.721.365

6.413.246

2001

92

145.457

145.444,25

2000

91

145.457

2.244.579,75

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Propinsi Banten


Souce : Tourism, Art and Culture Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

221

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Jumlah Restoran dan Rumah Makan di Banten


Number of Restaurant in Banten
2003

Tabel 7.4.1
Table

Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality

Restoran/ Restaurant

Rumah Makan
/Cafe

(1)

(2)

(3)

Kab/Reg
1. Pandeglang *)

12

53

15

3. Tangerang *)

31

61

4. Serang

23

73

5. Tangerang *)

59

134

6. Cilegon *)

17

22

146

358

2002

138

322

2001

119

296

2. Lebak

Kota/Mun

Banten

Sumber: Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Propinsi Banten


Souce : Tourism, Art and Culture Official of Banten Province
*) Catatan/Notes : Menggunakan data tahun 2002 / Used data in year 2002

Banten Dalam Angka 2003

222

Bab VII

Perdagangan, Hotel dan Pariwisata

Jumlah Desa Yang Mempunyai Pasar di Banten


Number of Vilages Which Have Market in Banten
2002

Tabel 7.4.2
Table

Pasar
Bangunan
Permanen /
With
Permanent
Building
(2)

Pasar Tanpa
Bangunan
Permanen/
Not With
Permanent
Building
(3)

1. Pandeglang

25

24

2. Lebak

30

30

3. Tangerang

60

36

4. Serang

45

30

5. Tangerang

30

26

6. Cilegon

197

150

22

Kabupaten/Kota
Regency/Munivipality

(1)

Pasar
Hewan/
Animal
Market

Kab/Reg

Kota/Mun

Banten
Sumber: Podes ST-03, BPS
Souce : Villages Potential 03, BPS

Banten Dalam Angka 2003

223

Transportation

Bab VIII

Perhubungan dan Komunikasi

8.1.Perhubungan Darat
8.1. Land Transportation.
Panjang jalan propinsi dan
jalan negara di Propinsi Banten
pada akhir tahun 2003 adalah
856,670
km.
Berdasarkan
pengelolaannya, 13,47 persen jalan
negara dan 86,53 persen jalan
propinsi. Jalan negara seluruhnya
sudah diaspal, demikian pula
dengan jalan propinsi seluruhnya
sudah diaspal.
Dari seluruh jalan yang
dikelola baik jalan propinsi maupun
negara, hanya 407,750 km (47,60
persen) dalam kondisi baik, sepan
jang 395,720 km (46,19 persen)
dalam kondisi sedang dan sisanya
53,20 km jalan propinsi atau 6,21
persen dalam kondisi rusak.
Jalan negara seluruhnya
kelas II, sedangkan jalan propinsi
kelas IIIA sebesar 18,22 persen,
kelas IIIB sebesar 59 persen dan
sisanya 22,78 persen kelas yang
tidak dirinci.
Jumlah kendaraan bermotor
yang terdaftar di Dinas Perhu
bungan Propinsi Banten pada akhir
tahun 2003 sebanyak 159.308 unit.
Terdiri dari kendaraan sedan
sebanyak 27.664, jeep sebanyak
9.035, minibus sebanyak 76.819,
mikro bus sebanyak 3.601, truk
sebanyak 39.465, kendaraan alat
berat sebanyak 64 dan kendaraan
roda dua sebanyak 145.072. Jenisjenis kendaraan terbagi dalam
kategori umum (sebanyak 24.934
unit), non umum (sebanyak
Banten Dalam Angka 2003

The total length of the


province and national roads at
Banten Province in 2003 reached
856.670 km. Of the total road
length, 13.47 percent was under
state responsibility and 86.53
percent was under provincial
responsibility. All of the roads who
are under state responsibility were
asphalted, while the roads that are
under provincial responsibility are
100 percent was asphalted
.
All of the roads at Banten
province, only 407,750 km (47.60
percent) are well condition, around
395.720 km (46.19 percent) are
sufficient or moderate, 53.20 km
(6.21 percent) are damage.
The roads whose under
state responsibility are second
class, while the roads whose under
provincial responsibility are III A
class (18.22 percent), III B class
(59 percent), and 22.78 percent not
yet description.
Number of motor vehicle
whose had been recorded in
transportation agency are 159 308
uni
t
s
. That

s 27,664 units are


passenger cars, 9,035 units are
jeeps, 76,819 units are mini buses,
3,601 units are micro buses, 39 465
units are trucks, 64 unit are weight
vehicle and 145,072 units are
motorcycles. Motor vehicles are
divided into two categories. There
was 24,934 units are public
category,
242

Bab VIII

Perhubungan dan Komunikasi

122.615 unit), objek (sebanyak


154.107 unit yang terdiri dari jeep
dan roda dua).

and 122,615 units are non public


(private) category, 154,107 unit are
object.

Berdasarkan sumber yang


dihimpun dari Polwil Prop. Banten,
SIM yang dikeluarkan di Propinsi
Banten
selama
tahun
2003
sebanyak 47.568. Pada tahun 2003,
jumlah SIM yang dikeluarkan
mengalami
peningkatan,
diantaranya perpanjangan SIM
menurun sebesar 152,70 persen,
dan
pembuatan
SIM
baru
meningkat sebesar 137,95 persen.

Regional Police of Banten


province was published 47 568
driver license. There was increase
i
fi
t

scompare with the last year.


Driver license was renew are
increase around 152,70 percent,
and the new driver license are
increase 137.95 percent.

Selama tahun 2003 banyak


penerbitan STNK bagi kendaraan
baru sebanyak 39.702 unit,
kendaraan yang balik nama
sebanyak 2.949 unit, pindah daerah
sebanyak 1.323 unit, Hilang/
Salinan sebanyak 376 unit dan
pengesahan sebanyak 41.468 unit.
Selama kurun waktu 2002
2003, jumlah kecelakaan lalulintas
mencapai 256 kasus. Jumlah
kecelakaan lalulintas selama kurun
waktu tersebut cendrung naik,
yakni
sebesar
8,13
persen.
Kenaikan
jumlah
kecelakaan
lalulintas selama tahun 2003 telah
mengakibatkan korban meninggal
sebesar 53,82 persen, korban luka
berat sebesar 10,91 persen dan
korban luka ringan sebesar 35,27
persen.

Banten Dalam Angka 2003

During 2003 there was 39


702 units of vehicle serial number
are published. 2 949 units of
vehicle serial number are change
of personal responsibilities, 1 323
units of vehicle serial number are
change of regional responsibilities,
376 units of serial number was
duplicated because lost, and 41 468
units of vehicle serial number are
legitimated.
From 2002 until 2003,
number of traffic accident was 256
cases. That accident showed the
increasing trend: 2002 2003
increase 8.13 percent. Number of
victims cause that accident are 148
(53.82 percent) was died, 30 (10.91
percent) are heavy wound, and 97
(35.27 percent) are small wound.

243

Bab VIII

Jumlah kerugian materi pada


kecelakaan lalulintas selama tahun
2003 diperkirakan men capai Rp
336.950.000.
Dari
6
kabupaten/kota, jumlah kerugian
tertinggi dialami kab. Serang
sebesar 37,94, Lebak sebesar 32,93
persen, Cilegon 21,56 persen dan
Pandeglang sebesar 7,57 persen.
Jumlah penumpang kereta
api di 22 stasiun yang ada di
wilayah Banten selama tahun 2003
mencapai 4.430.616 orang (naik
13,36 persen), dengan jumlah
penumpang terbanyak berada di
stasium
Rangkasbitung
yang
mencapai 1.154.079 orang atau
26,05 persen dan stasiun Parung
Panjang 1.150.386 orang atau
25,96 persen. Sedangkan jumlah
penumpang tertinggi selama tahun
2003 terjadi pada bulan Juli
sebanyak 459.882 orang.
Selama tahun 2003 jumlah
angkutan barang kereta api dari
jenis komoditi yaitu Batubara ,
mencapai total 439.740 ton.
Berdasarkan sumber yang
diperoleh dari PT.Kereta Api
(Persero) Unit Stasiun Serang,
pendataan yang dilakukan mulai
dari Statsiun KA Tenjo sampai
dengan Cigading-Merak, berdasar
kan total penumpang selama tahun
2002 sebanyak 3.908.330 orang
diperoleh pendapatan sebesar Rp.
7.133.821.000,-. Selama tahun terse
but, jumlah penumpang tertinggi
terjadi pada bulan April yang
mencapai 13,72 persen dan
Banten Dalam Angka 2003

Perhubungan dan Komunikasi

Amount
of
material
impunity cause the traffic accident
is Rp. 336,950,000,-. Serang
regency is the larger of material
impunity compare to another
regency/municipality. There was
37.94 percent Serang regency,
32.93 percent are Lebak regency,
21.56 percent Cilegon municipality
and 7.57 percent Pandeglang
regency.
Number
of
railways
passengers at 22 station in Banten
province are 4,430 616 passengers
(increase
13.36
percent).
Rangkasbitung station is the
crowded station (1 154,079
passengers or 26.05 percent)
compare to the other station, while
Parung Panjang station has 1,150
386 passengers (25.96 percent).
The crowded passengers had been
occurs in Juli 2003 (459,882
passengers).
In 2002 railways freight
transportation of steel and coals is
546,826 ton. Most of railways
freight transportation in Banten is
coals (99.78 percent) and the rest
is steel (0.22 percent). The heavy
loaded of the railways freight
transportation had been occurs in
March, 2002 (62,520 ton).
Branch
of
Railways
Company of Indonesia (P.T. Kereta
Api Indonesia) at Serang station
infor
mt
hat

sf
r
om Te
nj
os
t
at
i
on
thru
Cigading-merak
had
embarked passengers

244

Bab VIII

pendapatan terbesar pada bulan Juli


sebesar 11,04 persen. Dari tabel
data yang disajikan selama periode
1998 2002, total jumlah
penumpang adalah 17.563.198
orang, jumlah penumpang tertinggi
terjadi pada tahun 2002 yang
mencapai 22,25 persen. Sedangkan
total pendapatan sebesar Rp.
25.136.592.000, total pendapatan
tertinggi terjadi pada tahun 2002
yang mencapai 28,38 persen.
Pendataan yang dilakukan di
Statsiun
Serang,
menunjukan
jumlah barang selama tahun 2001
sebanyak 71.105 ton diperoleh
pendapatan
sebesar
Rp.
271.911.000. Selama tahun ter
sebut, jumlah barang terbanyak
terjadi pada bulan Desember yang
mencapai 12,1 persen dan total
pendapatan sebesar 12,88 persen.
Dari tabel data yang disajikan
selama periode 1998 2001, total
jumlah barang adalah 244.082 ton,
jumlah barang terbanyak terjadi
pada tahun 2000 yang mencapai
39,92 persen. Sedangkan total
pendapatan
sebesar
Rp.
604.701.000, total pendapatan
tertinggi terjadi pada tahun 2001
yang mencapai 44,98 persen.

Banten Dalam Angka 2003

Perhubungan dan Komunikasi

around 3,908,330 persons, and get


amount Rp 7,133,821,000,-. During
2002, the crowded passengers had
been occurs in April, 2002 (13.72
percent). While the highest income
had been occurs in June, 2002
(11.04 percent). The data table
showed us that during periods 1998
2002 number of passenger is 17
563 198 passengers, the crowded
passengers had been occurs in
2002, while total amount get Rp. 25
136 592 000,-. The highest income
had been occurs in 2002 is 28,38
percent.

In 2001 the number of


railways freight transportation is
71,105 ton, and get amount Rp. 271
911,000,-. During that year the
highest loaded had been occurs in
December, 2001 (12.1 percent),
and get amount 12.88 percent of
the total amount 2001. The data
table showed us that during periods
1998 2001 number of railways
freight transportation is 244 082
ton, the heavy loaded had been
occurs in 2000, while total amount
get Rp. 604,701,000,-. The highest
income had been occurs in 2001 is
44.98 percent.

245

Bab VIII

Perhubungan dan Komunikasi

8.2 Perhubungan Udara

8.2. Air Transportation.

Pada tahun 2003, jumlah


pesawat yang datang dan berangkat
serta jumlah penumpang domestik
yang datang dan berangkat
mengalamai peningkatan dari tahun
2002, yakni pesawat yang datang
kenaikannya sebesar 14,33 persen,
pesawat yang berangkat sebesar
13,65 persen, penumpang yang
datang sebesar 53,68 persen, dan
penumpang yang berangkat sebesar
48,69 persen.
Tidak
seperti
pada
penerbangan domestik, banyaknya
penerbangan internasional pada
tahun 2003 mengalami penurunan
dari tahun 2002, yakni pesawat
yang datang turun sebesar 29,39
persen, pesawat yang berangkat
turun 27,49 persen, sedangkan
jumlah penumpang internasional
yang datang turun sebesar 5,19
persen dan penumpang yang
berangkat turun sebesar 4,47
persen.
Selama tahun 2003 banyak
nya barang dan pos paket domestik
yang
dimuat
dan
dikirim
mengalami peningkatan dari tahun
2002 sebesar 17,22 persen kecuali
untuk pos paket yang dimuat
mengalami penurunan sebesar
17,97 persen, peningkatan jumlah
barang yang dimuat sebesar 6,92
persen dan peningkatan paket pos
dan barang yang dibongkar masingmasing sebesar 2,97 persen dan
23,69 persen.
Rata-rata barang yang di
muat selama tahun 2003 untuk se
tiap bulannya adalah 3.642.136,58

In 2003 number of
domestic aircraft did landing and
take off have been increased
compare to the previous year. The
percentage of increasing of
domestic aircraft landing is 14.33
percent, and percentage of
increasing of domestic aircraft take
off is 13.65 percent. Number of
domestic passengers arrived and
domestic passengers embarked also
increased. There are domestic
passenger arrived increase 53.68
percent, and domestic passengers
embarked increase 48.69 percent.
Not same as domestic
aircraft, international aircraft also
decreased. Number of international
aircraft landing decreased 29,39
percent if it compare to previous
year, and international aircraft
take off decreased 27.49 percent.
Number
of
international
passengers arrived decrease 5.19
percent,
and
international
passengers embarked decreased
4.47 percent.
In 2003 number of goods
and domestic package post were
increase 17.22 percent. Number of
package post had been loaded was
decreased 17.97 percent, number of
goods had been loaded was
increased 6.92 percent. package
post had been unloaded was
increased 2.97 percent and 23.69
percent for goods.
Average of goods had
been loading is 3 642 136,58 kg
monthly, goods had been unloading
is 7,565,947.25 kg monthly.
Package post had been loading

Banten Dalam Angka 2003

246

Bab VIII

kg, barang yang dibongkar sebesar


7.565.947,25 kg , pos yang dimuat
sebesar 115.559,42 kg dan pos
yang dibongkar sebesar 322.192,42
kg.
Secara total barang dan pos
paket internasional yang dimuat
selama tahun 2003 mengalami
penurunan dibandingkan dengan
keadaan tahun 2002 sebesar 8,60
persen. Untuk pos paket yang
dimuat
mengalami penurunan
sebesar 17,15 persen dan yang
dibongkar mengalami penurunan
sebesar 21,62 persen. Penurunan
jumlah barang yang dimuat adalah
sebesar 2,95 persen dan jumlah
barang yang dibongkar mengalami
penurunan sebesar 13,40 persen.
8.3 Perhubungan Laut
Data angkutan penyeberang
an di pelabuhan Banten merupakan
salah satu dari kegiatan usaha jasa
kepelabuhan yang diberikan oleh
pelabuhan umum di Indonesia. Pe
labuhan umum menurut statusnya
dibedakan antara pelabuhan umum
yang diusahakan dan pelabuhan
umum yang tidak diusahakan.
Secara umum jumlah trip
angkutan
penyeberangan
di
pelabuhan Banten pada tahun 2003
mengalami peningkatan dibanding
kan dengan tahun 2002. untuk
jumlah trip, tahun 2003 terjadi
sebanyak 7.705 trip untuk kapal
cepat Bakauheni dan 20.493 trip
untuk kapal
Ro-ro.
Jumlah
penumpang kapal Ro-ro untuk
tahun 2003 mengalami peningkatan
Banten Dalam Angka 2003

Perhubungan dan Komunikasi

is 115,559.42 monthly,
unloading is 322,192.42 kg.

and

Goods and international


package post had been loading
decreased 8.60 percent if it
compare to previous. International
package post had been loading
decreased 17.15 percent, and
unloading decreased 21.62 percent.
Decreasing of goods had been
lading is 2.95 percent, and goods
had been unloading decreased
13.40 percent.

8.3. Sea Transportation.


Ferry transportation is the
one of many activities of the port
services. That service is giving by
company of general port of
Indonesia. General port by status
divided into two categories. There
are exploitation general port and
unexploited general port.

In 2003 number of trips of


ferry transportation at Banten
increase if it compare to previous
year. Number of trips of speed boat
is 7,705 trips, and 20,493 by
regular
ferry.
Number
of
passengers of regular ferry had
been

247

Bab VIII

Perhubungan dan Komunikasi

sebesar 15,86 persen dari tahun


sebelumnya, sedangkan untuk
kapal cepat terjadi penurunan dari
548.607 orang penumpang pada
tahun 2002 menjadi hanya 461.340
penumpang di tahun 2003 (turun
15,90 persen).

increased 15.86 percent, while


number of passengers of speed
boats was decrease 15.90 percent
(from 548,607 passenger became
461,340 passengers).

Jumlah kapal yang bersandar


di pelabuhan Banten pada tahun
2003 sebanyak 2.138 kapal Asing
dan 1.957 kapal domestik dengan
jumlah barang yang dibongkar
sebanyak 8.766.201 ton dan barang
yang dimuat sebesar 1.066.972 ton.

In 2003 number of ships


was lean at ports in Banten is 2,138
foreign ships, and 1,957 domestic
ships. The goods was unloaded at
ports in Banten is 8,766,201 ton,
and the goods was loaded at ports
in Banten is 1,066, 972 ton.

Banten Dalam Angka 2003

248

Bab VIII

Perhubungan dan Komunikasi

Grafik 8.1. Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah


Korban di Banten Tahun 2003
70
60
50
40
30
20
10
0
Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Kecelakaan
Luka Berat

Okt

Nop

Des

Meninggal
Luka Ringan

Grafik 8.2. Banyaknya Penerbangan Yang Datang di Bandara


Soekarno-Hatta Tahun 2003
9000
8000

Penerbangan

7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Ja

nu

i
ar
Fe

br

r
ua

i
M

ar

et

Ap

r il

ei

Domestik

Banten Dalam Angka 2003

Ju

ni

Ju

li
Ag

us

tus
Se

mb
p te

er
Ok

er
to b

No

mb
pe

er
De

be
sem

Internasional

249

Bab VIII

Perhubungan dan Komunikasi

Grafik 8.3

Banyaknya Barang dan Pos Paket Internasional Yang


Dimuat dan Dibongkar di Bandara Soekarno-Hatta
2003

120,00
100,00
80,00
Bongkar

60,00

Muat

40,00
20,00
0,00
2001

Banten Dalam Angka 2003

2002

2003

250

Bab VIII

Tabel 8.1.1
Table

Perhubungan

Panjang Jalan Menurut Tingkat Pemerintah yang


Berwenang, Jenis Permukaan, Kondisi Jalan dan Kelas
Jalan di Banten
Length of Type of Surface, Condition and Category of Road
by Level of Government in Banten
2003
(Km/Kms)

Status Jalan/Road Level


Uraian
Description
(1)
I. Jenis Permukaan
Surface Condition
a. Diaspal
b. Kerikil
c. Tanah
d. Tidak Dirinci/ Unclassificated
Jumlah / Total I
II. Kondisi Jalan
Road Condition
A. Baik / Good
B. Sedang / Moderate
C. Rusak / Damage
D. Rusak Berat / Seriously Damage
Jumlah / Total
III. Kelas Jalan
Road Class
A. Kelas I / Class I
B. Kelas II / Class II
C. Kelas III / Class III
D. Kelas IIIA / Class IIIA
E. Kelas IIIB / Class IIIB
F. Kelas IIIC / Class IIIC
G. Kelas Tidak Dirinci /Unclassificated

Propinsi
Province

(2)

(3)

115,367
115,367

741,303
741,303

64,800
50,567
115,367

342,950
345,153
53,200
741,303

115,367
-

135,100
437,353
168,850

Jumlah / Total

115,367

741,303

2002

115,367

745,913

115.007

734.823

2001
Sumber : Sub Dinas Bina Marga PropinsiBanten
Source : Bina Marga Sub Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

Negara
State

251

Bab VIII

Perhubungan

Data Ruas Jalan Nasional dan Propinsi di Banten


Data of National and Province Authority Road in Banten
2003

Tabel 8.1.2
Table

Nomor
Ruas

Ruas Jalan

Status

Fungsi

Kelas

Panjang
(Km)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Lebar
Perkerasan
(m)
(7)

7,00

(1)

I. Serang dan Cilegon


Nasional
001

Cilegon Merak

II

12,000

002

Serang Cilegon

II

18,100

7,60

002.K

Kota Cilegon

II

3,060

7,00

003

Cikande - Serang

II

28,700

7,10

Total di wilayah Serang dan Cilegon

61,860

Propinsi
026

Cilegon Pasuruan

IIIB

42,181

7,00

029

Serang Cadasari

IIIA

13,450

6,00

029.K5

Jl. Yusuf Martadilaga

IIIA

1,100

10,00

029.K4

Jl. Raya Pandeglang

IIIA

1,200

7,00

029.K6

Jl. Tb.A Khatib

0,650

5,00

082

IIIA

17,400

5,00

34,850

6,00

123

Cikande Citeras
Serdang Bj. Negara Merak
Pakupatan Palima

10,500

6,00

124

Palima Pasang Teneng

40,900

4,50

122

Total di wilayah Serang dan Cilegon

162,231

II. Pandeglang
Propinsi
026

Labuan Pasuruan

IIIB

026

Simpang Labuan Labuan

027

Saketi Simpang Labuan

Banten Dalam Angka 2003

16,152

6,00

IIIB

3,650

6,00

19,000

6,00

252

Bab VIII

Perhubungan

Lanjutan
Continued

Nomor
Ruas
(1)

Ruas Jalan

Status

Fungsi

Kelas

Panjang
(Km)

(3)

(4)

(5)

(6)

IIIA

3,600

Lebar
Perkerasan
(m)
(7)

029.K1

(2)
Cadasari Pandeglang
Jl. Tb. Asnawi

IIIA

0,200

7,30

029.K2

Jl. A. Yani

IIIA

0,700

21,00

029

6,00

029.K3

Jl. Raya Serang

IIIA

2,750

7,70

028

Pandeglang Saketi

IIIB

15,480

6,45

028.K2

Jl. Raya Labuan

IIIB

3.020

8,70

IIIB

0,200

14,00

IIIA

1,550

6,00

IIIA

0,300

7,90

IIIA

1,750

7,00

IIIB

17,050

5,40

IIIB

48,820

5,50

IIIB

20,620

4,50

IIIB

37,700

4,30

028.K1

Jl. Abdul Hakim


Pandeglang Pasir
030
Tangkil
030.K1
Jl. Mayor Widagdo
Jl Raya Rangkas
030.K2
Bitung
032
Saketi Picung
Simpang Labuan 093
Cibalung
099
Cibaliung - Sumur
Cibaliung
115
Cikeusal Mr. Bng
Total di wilayah Pandeglang
Pasir Tangkil
030
Rangkasbitung
Jl. Raya
030.K3
pandeglang/A. Yani
Rangkasbitung
031
Cigelung
031.K1
Jl. Sunan kalijaga

Banten Dalam Angka 2003

192,542
P

IIIA

13,000

6,00

IIIA

2,200

6,00

IIIA

37,250

5,50

IIIA

1,850

14,40

253

Bab VIII

Perhubungan

Lanjutan
Continued

Nomor
Ruas
(1)

Ruas Jalan

033

(2)
Picung Simpang
(Malingping)
Simpang - Muarabinuangeun

034

Simpang Bayah

032

Kelas

Panjang
(Km)

Lebar
Perkerasan
(m)
(7)

Status

Fungsi

(3)

(4)

(5)

(6)

IIIB

44,850

5,40

IIIB

16,900

4,50

IIIB

33,400

4,74

035

Bayah Cikotok

IIIB

13,750

4,50

036.1

Bayah Cibareno (Bts Jabar)

IIIB

35,100

4,50

036.2

Gn. Madur Pulau Manuk

IIIB

4,420

4,00

182

Citeras Rangkasbitung

IIIA

9,100

5,00

182.K1

By Pass rangkasbitung

3,950

7,00

182.K2

Jl. Raya Cikande/Otista


Cikotok Sp. Krg hawu (Bts
Jabar)
Cipanas Warung Banten

IIIA

0,900

9,55

IIIB

25,000

4,50

59,610

4,50

087

Total di Wilayah Lebak

302,480

IV. TANGERANG
NASIONAL
004

Batas DKI Tangerang

II

7,310

14,00

003

Tangerang Cikande

II

36,990

7,10

071

Pondok Pinang Batas Bogor

II

9,207

7,00

Total di Wilayah Tangerang

Banten Dalam Angka 2003

53,507

254

Bab VIII

Perhubungan

Lanjutan
Continued

Lebar
Perkerasan
(m)
(7)

Ruas Jalan

Status

Fungsi

Kelas

Panjang
(Km)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Ciputat Ciledug
Jl. Jombang Raya
(Ciledug)
Jl. Jombang Raya (Ciputat)

IIIB

4,470

6,40

IIIB

4,040

7,00

IIIB

2,080

7,00

Nomor
Ruas
(1)
Popinsi
100
100.K1
100.K2
100.K3

Jl. Arya Putra (Ciputat)

IIIB

4,500

6,50

100.K4

IIIB

0,460

6,50

IIIA

16,290

6.00

101.K1

Jl. H. Usman (Ciputat)


Tangerang Serpong
Parung
Jl. Raya Serpong

IIIA

4,240

14,00

101.K2

Jl. Raya By Pass

IIIA

4,070

14,20

102

Simpang Bitung Curug


Kreo Ciledug
Tangerang
Ciputat Serpong

IIIB

16,820

7,00

IIIB

15,850

7,16

IIIB

4,805

6,50

IIIB

3,100

6,60

IIIB

2,935

6,60

101

103
104
104.K1

Jl. Pajajaran (Ciputat)


Jl. Puspitek Raya
104.K2
(Serpong)
Total Di Wilayah Tangerang

83,660

Total Jalan Nasional

115,367

Total Jalan Propinsi

741,303

Total

856,670

Sumber : Sub Dinas Bina Marga PropinsiBanten


Source : Provincial Public Work Service of Banten
Keterangan :
Fungsi
A = Arteri
K = Kolektor

Banten Dalam Angka 2003

Status
N = Nasional
P = Propinsi
L = Lokal

255

Bab VIII

Perhubungan

Daftar Penetapan Kelas Jalan di Banten


List of Road Classification in Banten
2003

Tabel 8.1.3
Table

Ruas Jalan
(1)

Panjang
(Km)
(2)

Jl. Ciputat Raya Ke Ciputat


4,400
Ciputat Bogor
36,340
Jl. Ir. Juanda (Ciputat)
3,586
Jl. Dewi Sartika (Ciputat)
1,037
Jl. R.E. Martadinata (Ciputat)
4,447
Cilegon Merak
12,045
Serang Cilegon
18,100
Tangerang Serang
65,800
Jl. Raya Serang (Tangerang)
7,390
Batas DKI Tangerang
7,200
Jl. Daan Mogot (Tangerang)
7,450
Serang Pandeglang
23,786
Pandeglang Rangkasbitung
18,750
Rangkasbitung Cigelung
41,350
Cikande Rangkasbitung
27,500
Tangerang Serpong Parung
34,840
Jl. Raya By Pass (Tangerang)
4,070
Jl. Raya Serpong (Tangerang)
4,242
Cilegon Pasauran
42,700
Labuan Pasauran
16,150
Labuan Simpang Labuan
3,620
Pandeglang Saketi
18,829
Saketi Simpang
61,900
Simpang Muara Binuangeun
16,942
Simpang Bayah
33,736
Bayah Cikotok
13,750
Sp. Labuan Cibaliung
16,109
Sp. Karang Hawu Cikotok
5,976
Kreo Ciledug Tangerang
7,320
Jl. Ciledug Raya (Ciledug)
9,570
Jl. Ciledug Raya (Tangerang)
37,132
Jl. Cipondih Raya (Tangerang)
34,990
Cibaliung Sumur
20,312
Ciputat - Ciledug
15,030
Jl. Jombang Raya (Ciledug)
4,040
Jl. H. Usman (Ciputat)
0,456
Jl. Aria Putra (Ciputat)
4,500
Sp. Bitung Curug
5,018
Jl. Beringin Raya (Tangerang)
1,700
Ciputat Serpong
9,910
Jl. Pajajaran (Ciputat)
3,086
Jl. Puspitek Raya (Ciputat)
2,935
Cibareno Gn. Mandur P. Manuk
4,400
Sp. Karang Hawu - Cisolok
4,850
Sumber : Sub Dinas Bina Marga PropinsiBanten
Source : Provincial Public Work Service of Banten
Banten Dalam Angka 2003

Fungsi
(3)
Arteri
Kolektor 1
Kolektor 1
Kolektor 1
Kolektor 1
Arteri
Arteri
Arteri
Arteri
Arteri
Arteri
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2
Kolektor 2

Status
(4)
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Nasional
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi
Propinsi

Kelas
(5)
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
II
III A
III A
III A
III A
III A
III A
III A
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B
III B

256

Bab VIII

Perhubungan

Jumlah Kendaraan Bermotor di Banten


Number of Vehicles in Banten
2003

Tabel 8.1.4
Table

Jenis
Kendaraan

Potensi
Awal

Kendaraan
Baru

Mutasi
Masuk

Penambah
an Potensi

Mutasi
Keluar

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Sedan Umum

Potensi
Akhir
2003
(7)

3.220

1.605

1.446

159

4.666

21.956

1.578

5.921

1.042

6.457

22.998

8.720

756

2.359

315

2.800

9.035

14.942

2.794

255

2.658

391

17.600

55.959

7.440

8.869

3.260

13.049

59.219

1.691

259

162

232

189

1.923

1.309

131

414

369

176

1.678

652

55

63

93

25

745

33.899

4.924

3.662

4.821

3.765

38.720

64

64

151.795

16.620

145.072

23.343

145.072

Jumlah /Total

142.409

171.340

38.325

159.308

50.354

159.308

2002

452.148

124.298

61.292

72.237

13.866

623.872

2001

387.463

73.932

11.278

472.676

15.253

457.423

Sedan Bukan
Umum
Sedan non
Obyek
Jeep Non
Obyek
Jeep Obyek
Mini Bus
Umum
Mini Bus Bkn
Umum
Mini Bus Non
Obyek
Micro Bus
Umum
Micro Bus Non
Umum
Micro Bus Non
Obyek
Truk umum
Truk Non
Umum
Truk Non
Obyek
Alat Berat
Roda Dua
Obyek
Roda Dua Non
Obyek

Sumber: Dinas Pendapatan Propinsi Banten


Source : Income Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

257

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.5
Table

Jenis SIM
Kind of Certificate
(1)

Banyaknya Surat Ijin Mengemudi Yang Dikeluarkan


oleh Kepolisian Wilayah Banten
Number of Driving Certificate Was Produced by Police of
Banten Region
2003

Surat Ijin/ Driving Certificate


Perpanjangan
Add
(2)

Baru
New
(3)

Jumlah
Total
(4)

1. SIM C

8.579

17.160

25.739

2. SIM A

5.874

11.748

17.622

3. SIM B - I

823

2.168

2.991

4. SIM B - II

154

1.062

1.216

15.430

32.138

47.568

2002

6.106

13.506

19.672

2001

10.795

29.656

40.451

Jumlah

Sumber : Polwil Propinsi Banten


Source : Police Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

258

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.6
Table

Banyaknya Penerbitan STNK oleh Polwil Banten


Number of STNK Issued by Polwil Banten
2003

Bulan
Month

Kendaraan
Baru
New Car

Balik Nama
Transfer
Duties

(1)

(2)

(3)

Pindah
Daerah
Mived to
Another
Place
(4)

Hilang /
Salinan
Lost / Copy

Pengesahan
New
Printing /
Legalization

(5)

(6)

Januari/January

2.266

264

116

28

3.569

Pebruari/February

1.632

172

107

30

2.588

Maret/March

2.036

195

123

32

2.818

April/April

3.242

167

88

32

3.202

Mei/May

3.349

201

78

34

3.213

Juni/June

2.912

258

94

31

3.505

Juli/July

4.520

246

95

37

3.696

Agustus/August

4.510

302

113

38

3.871

September/September

3.956

329

99

31

3.801

Oktober/October

4.301

263

232

21

3.963

Nopember/November

3.277

225

84

18

3.276

Desember/December

3.701

327

94

44

3.966

Jumlah/Total

39.702

2949

1323

376

41.468

2002

20.231

4.338

1.450

640

29.664

Sumber : Polwil Propinsi Banten


Source : Police Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

259

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.7
Table

Banyaknya Kecelakaan Lalu Lintas dan Jumlah


Korban di Wilayah Kepolisian Banten
Number of Accidents and Victims in Police of
Banten Region
2003
Korban (Orang)

Bulan

Jumlah
Kecelakaan

Meninggal

Luka Berat

Luka Ringan

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Januari/January

15

Pebruari/February

12

12

Mei/May

15

18

28

Juni/June

10

10

Juli/July

13

14

Agustus/August

11

15

September/September

11

Oktober/October

11

Nopember/November

19

17

10

12

Desember/December

10

Jumlah/Total

133

148

30

97

2002

123

108

47

92

2001

121

135

61

112

2000

111

111

49

117

1999

110

118

57

59

Maret/March
April/April

Sumber : Polwil Propinsi Banten


Source : Police Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

260

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.8
Table

Perkiraan Kerugian Materi Pada Kecelakaan Lalu Lintas


di Wilayah Kepolisian Banten
Material Lost Estimation of Accident in Banten Police
Region
2000 2003
(Ribu/Thousand Rp)

Kabupaten/Kota

2000

2001

2002

2003

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

6.800.000

3.250.000

21.000.000

25.500.000

91.250.000

52.850.000

79.300.000

110.950.000

115.300.000

836.100.000

105.700.000

127.850.000

Kab/Reg.
Pandeglang
Lebak
Tangerang
Serang
Kota/Mun.
Tangerang
Cilegon
Banten

47.400.000

25.200.000

39.900.000

72.650.000

260.750.000

918.200.000

245.900.000

336.950.000

Sumber : Polwil Propinsi Banten


Source : Police Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

261

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.9
Table

Jumlah Penumpang PT.KAI Daop I Jakarta


di Banten
Number of Train Passangers of PT. KAI Daop I Jakarta
in Banten
2003
(Orang/Person)
Bulan

Stasiun
(1)
Pondokranji

Jan
(2)

Feb
(3)

4.177

Sudimara

5.565

Serpong

11.266

Cisauk

Mar
(4)

4.323

Apr
(5)

Mei
(6)

Jun
(7)

4.199

3.668

4.662

6.794

5.740

7.687

12.605

14.255

26.132

10.489

11.284

13.745

9.869

16.280

13.834

9.547

12.205

10.718

9.878

12.887

101.892

90.591

67.628

94.541

94.970

108.286

Cilejit

19.546

17.255

15.996

17.759

17.111

24.351

Tenjo

24.094

23.170

24.838

24.478

25.618

31.191

Tigaraksa

37.817

29.678

32.190

32.072

33.358

43.833

Maja

10.903

11.293

13.187

13.023

13.350

16.953

4.926

4.526

6.061

9.141

6.693

8.774

86.849

86.166

91.527

85.498

93.488

107.912

Pr.Panjang

Citeras
Rangkasbitung
Jambubaru

1.737

2.191

2.280

2.328

2.470

2.656

Catang

3.900

4.643

4.537

4.389

4.510

5.548

Cikeusal

3.560

4.498

4.758

4.399

4.255

4.913

569

594

824

702

804

814

Serang

6.080

7.234

10.389

10.832

10.370

10.715

Karangantu

1.699

1.729

1.932

2.448

4.503

2.766

44

35

59

73

99

76

Walantaka

Tonjongbaru
Cilegon

2.995

2.619

3.007

2.955

3.276

3.395

Krenceng

1.273

1.215

1.350

1.424

1.811

1.995

Cigading

Merak

3.973

3.156

3.452

3.315

4.068

3.865

346.699
438.762

320.692
373.393

319.390
412.482

350.113
536.419

359.418
491.256

440.136
429.718

2001
597.468
481.931
549.855
450.297
Sumber : Dinas Perhubungan Propinsi Banten
Source : Transportation Traffic Service of BantenProvince

465.299

529.372

Jumlah/ Total
2002

Banten Dalam Angka 2003

262

Bab VIII

Perhubungan

Lanjutan
Continued

Bulan

Stasiun

Jumlah

Jul

Ags

Sept

Okt

Nop

Des

(1)
Pondokranji

(8)
8.066

(9)
5.680

(10)
5.154

(11)
5.503

(12)
6.168

(13)
5.155

(14)
63.549

Sudimara

21.397

19.932

16.371

18.445

14.256

5.487

167.872

Serpong

12.862

11.963

12.474

13.771

14.562

11.594

150.159

Cisauk

13.989

9.973

9.191

8.947

8.277

8.247

127.693

Pr.Panjang

117.113

100.942

94.031

97.756

95.323

87.313

1.150.386

Cilejit

27.916

20.916

20.811

19.100

16.740

17.319

234.820

Tenjo

36.214

28.884

27.188

28.282

23.339

26.262

323.558

Tigaraksa

42.539

33.958

37.047

34.628

25.448

34.133

416.701

Maja

17.519

13.967

12.816

12.041

9.583

10.593

155.228

Citeras
Rangkasbitung

8.394

5.475

5.102

8.231

6.795

5.625

79.743

113.464

99.010

89.276

93.667

98.942

108.280

1.154.079

Jambubaru

2.706

2.281

2.257

2.583

2.691

2.864

29.044

Catang

5.361

4.802

4.470

4.644

4.301

5.481

56.586

Cikeusal

5.206

4.157

3.879

4.523

4.673

4.921

53.742

Walantaka
Serang
Karangantu

896

670

642

676

1.015

832

9.038

11.548

9.323

12.015

10.695

11.494

9.948

120.643

3.638

2.208

2.544

2.822

1.923

2.643

30.855

59

52

52

58

60

47

714

Tonjongbaru
Cilegon

3.999

3.111

3.002

3.504

4.425

2.853

39.141

Krenceng

2.066

1.569

1.394

1.663

2.068

1.668

19.496

Cigading

Merak

4.930

3.951

3.515

3.120

5.017

5.207

47.569

Jumlah/ Total

459.882

382.824

363.231

374.659

357.100

356.472

4.430.616

2002

382.521

356.689

313.847

324.940

301.101

332.039

3.908.330

2001
555.594
513.279
408.267
519.699
Sumber : Dinas Perhubungan Propinsi Banten
Source : Transportation Traffic Service of BantenProvince

480.971

533.478

6.085.511

Banten Dalam Angka 2003

263

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.10
Table

Lalu Lintas Angkutan Barang PT. KAI Daop I Jakarta


di Banten
Traffic of Train Cargoes at PT. KAI Daop I Jakarta
in Banten
2003
(Ton)

Bulan
Month
(1)

Jenis Komoditi
Besi Baja
(Sta. Cilegon)
(2)

Batubara
(Sta. Cigading)
(3)

Petikemas
(St. Tj. Baru)
(4)

1. Januari/January

39.060

2. Pebruari/February

35.280

3. Maret/March

39.060

4. April/April

37.800

5. Mei/May

39.060

6. Juni/June

37.800

7. Juli/July

39.060

8. Agustus/August

39.060

9. September/September

37.800

10. Oktober/October

39.060

11. Nopember/November

22.680

12. Desember/December

34.020

Jumlah / Total

439.740

2002

1.218

545.608

2001

33.448

726.596

5.094

Sumber : Dinas Perhubungan Propinsi Banten


Source : Transportation Traffic Service of BantenProvince
Banten Dalam Angka 2003

264

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.11
Table

Bulan
Month
(1)

Lalu Lintas Penumpang Kereta Api di Wilayah


Usaha Barat
Traffics of Train Passengers at West Exploitation
2002

Penumpang Yang Berangkat


Departing Passengers
(Orang/Person)
(2)

Pendapatan
Receipt
(Ribu/Thousand)
(3)

1. Januari/January

438.762

547.182

2. Pebruari/February

373.393

494.538

3. Maret/March

412.482

586.859

4. April/April

536.419

677.661

5. Mei/May

491.256

690.064

6. Juni/June

429.718

664.144

7. Juli/July

382.512

787.646

8. Agustus/August

356.689

654.075

9. September/September

313.847

607.574

10. Oktober/October

324.942

621.611

11. Nopember/November

301.101

604.848

12. Desember/December

335.580

732.842

Jumlah / Total

3.908.330

7.133.821

2001

3.377.084

5.891.134

2000

3.520.081

4.985.113

1999

3.394.140

3.754.338

1998

3.363.563

3.372.186

Sumber : PT. Kereta api (Persero) Unit Stasiun Serang


Catatan : Data mulai dari stasiun KA Tenjo sampai dengan Cigading Merak
Source : State Railways Enterprise of Serang Unit Station

Banten Dalam Angka 2003

265

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.1.12
Table

Bulan
Month
(1)

Lalu Lintas Angkutan Barang Kereta Api di Wilayah


Usaha Barat Non DKI
Traffics of Train Cargoes at West Exploitation Non DKI
2001

Barang Yang Berangkat


Departing Goods
(Ton/ Ton)

Pendapatan
Receipt
(Ribu/Thousand)

(2)

(3)

Januari / January

6.109

21.988

Pebruari/ February

5.824

24.754

Maret / March

6.349

22.775

April / April

4.769

16.510

Mei / May

4.805

17.490

Juni / June

5.395

19.454

Juli / July

6.841

26.303

Agustus / August

5.462

20.663

September / September

5.589

20.790

Oktober / October

6.077

23.702

Nopember / November

5.282

22.540

Desember / December

8.603

35.022

Jumlah / Total

71.105

271.991

2000

97.426

210.159

1999

39.504

62.692

1998

36.047

59.859

Sumber : PT. Kereta api (Persero) Unit Stasiun Serang


Source : State Railways Enterprise of Serang Unit Station
Catatan : Stasiun Serang saja/ Serang Port only (2001)

Banten Dalam Angka 2003

266

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.2.1
Table

Banyaknya Penerbangan, Penumpang Domestik dan


Barang di Bandara Soekarno-Hatta
Number of Domestic Flights and Passangers at SoekarnoHatta Airport
2003

Bulan
Month
(1)

Pesawat (Flights)
Datang
Arrival
(2)

Berangkat
Departure
(3)

Penumpang/Passangers
(Orang/Persons)
Datang
Berangkat
Arrival
Departure
(5)
(6)

Januari / January

6.103

6.089

546.963

461.510

Pebruari/ February

5.377

5.356

462.839

402.219

Maret / March

5.896

5.881

521.949

487.770

April / April

5.709

5.684

522.640

450.275

Mei / May

5.897

5.890

589.841

528.602

Juni / June

5.980

5.963

631.876

554.016

Juli / July

6.742

6.759

702.051

651.976

Agustus / August

6.559

6.568

643.386

548.500

September / September

6.476

6.466

649.873

558.079

Oktober / October

6.960

6.951

699.418

611.191

Nopember / November

6.955

6.947

569.636

544.674

Desember / December

7.809

7.786

804.153

686.227

Jumlah
Total

76.463

76.340

7.344.625

6.485.039

2002

66.880

67.170

4.779.124

4.361.534

2001

54.182

54.435

3.185.103

3.499.472

2000

46.290

45.744

2.541.477

2.845.832

Sumber: PT. Angkasa Pura II


Source :Angkasa Puta II, Ltd

Banten Dalam Angka 2003

267

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.2.2
Table

Banyaknya Penerbangan dan Penumpang Internasional


di Bandara Soekarno-Hatta
Number of International Flights and Passangers at
Soekarno-Hatta Airport
2003

Bulan
Month
(1)

Pesawat/Flights
Datang
Arrival
(2)

Berangkat
Departure
(3)

Penumpang/Passangers
(Orang/Persons)
Datang
Berangkat
Arrival
Departure
(5)
(6)

Januari / January

1.555

1.586

21.056

252.807

Pebruari/ February

1.390

1.405

198.791

192.456

Maret / March

1.465

1.480

211.990

164.701

April / April

1.109

1.132

118.799

108.651

Mei / May

1.042

1.058

133.500

130.260

Juni / June

1.145

1.161

181.439

188.042

Juli / July

1.409

1.395

250.524

225.555

Agustus / August

1.422

1.413

207.635

220.578

September / September

1.415

1.426

198.829

215.769

Oktober / October

1.506

1.520

210.165

230.949

Nopember / November

1.605

1.614

212.935

227.306

Desember / December

1.708

1.716

237.127

246.284

Jumlah
Total

16.771

16.906

2.379.790

2.403.358

2002

23.750

23.317

2.510.011

2.515.915

2001

17.024

17.076

2.225.946

2.244.184

2000

20.460

19.981

2.256.161

2.312.356

Sumber: PT. Angkasa Pura II


Source :Angkasa Puta II, Ltd

Banten Dalam Angka 2003

268

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.2.3
Table

Bulan
Month

Banyaknya Barang dan Pos Paket Domestik Yang


Dimuat dan Dibongkar di Bandara Soekarno-Hatta
Number of Loaded and Unloaded Domestic Cargoes and
Parcels at Soekarno-Hatta Airport
2003

Barang/Cargoes

Pos Paket/Parcels

Muat
Loaded
(2)

Bongkar
Unloaded
(3)

Muat
Loaded
(4)

Bongkar
Unloaded
(5)

Januari / January

3.532.557

6.600.863

115.061

299.861

Pebruari/ February

2.758.272

5.918.376

97.892

245.949

Maret / March

3.553.282

7.183.872

102.719

283.532

April / April

3.685.477

7.302.155

101.901

290.515

Mei / May

3.737.132

7.517.236

116.315

263.425

Juni / June

3.591.542

7.618.069

106.009

281.651

Juli / July

3.644.536

8.048.422

117.748

322.256

Agustus / August

3.818.443

7.632.800

119.278

372.970

September / September

4.161.430

7.950.047

116.477

335.811

Oktober / October

3.789.175

9.168.698

135.374

362.494

Nopember / November

3.500.431

7.281.814

137.995

434.002

Desember / December

(1)

3.933.416

8.569.015

119.944

373.843

Jumlah
Total

43.705.639

90.791.367

1.386.713

3.866.309

2002

40.877.211

73.401.129

1.690.547

3.754.673

2001

64.413.543

34.172.241

3.402.072

1.862.996

2000

65.890.687

31.791.817

5.735.165

3.543.378

Sumber: PT. Angkasa Pura II


Source :Angkasa Puta II, Ltd

Banten Dalam Angka 2003

269

Bab VIII

Perhubungan

Tabel 8.2.4
Table

Bulan
Month
(1)

Banyaknya Barang dan Pos Paket Internasional Yang


Dimuat dan Dibongkar di Bandara Soekarno-Hatta
Number of Loaded and Unloaded International Cargoes
and Parcels at Soekarno-Hatta Airport
2003

Barang/Cargoes
Muat
Loaded
(2)

Bongkar
Unloaded
(3)

Pos Paket/Parcels
Muat
Loaded
(4)

Bongkar
Unloaded
(5)

Januari / January

6.399.072

7.688.703

88.364

27.388

Pebruari/ February

6.092.418

8.345.703

74.878

28.330

Maret / March

8.564.961

8.928.433

81.577

38.899

April / April

7.110.233

6.540.398

78.046

23.295

Mei / May

8.116.646

6.563.593

88.314

24.394

Juni / June

7.433.667

6.276.176

87.236

29.606

Juli / July

7.225.128

6.489.107

86.701

26.367

Agustus / August

6.620.474

7.506.421

82.620

40.489

September / September

7.493.748

7.493.808

85.463

29.945

Oktober / October

8.930.606

8.764.486

85.453

25.641

Nopember / November

6.247.504

7.252.371

84.964

20.921

Desember / December

6.918.972

6.624.204

110.349

38.477

Jumlah
Total
2002

87.153.429

88.473.406

1.033.965

353.752

89.806.311

102.167.175

1.247.968

451.346

2001

98.549.413

79.614.230

536.758

1.777.988

2000
112.498.591
Sumber: PT. Angkasa Pura II
Source :Angkasa Puta II, Ltd

82.078.551

640.998

1.333.850

Banten Dalam Angka 2003

270

Bab VIII

Perhubungan

Data Angkutan Penyeberangan Merak Bakaheuni


di Banten
Data of Merak Bakaheuni Sea Crossing in Banten
2000 2003

Tabel 8.3.1
Table

No

Uraian

(1)

(2)

1.

2.

Tahun
2000
(3)

2001
(4)

2002
(5)

2003
(6)

a. Kapal Cepat Sukaraja

b. Kapal Cepat Bakahuni

5.502

7.038

8.385

7.705

c. Kapal Ro-Ro

17.644

17.181

17.446

20.493

(a). Eksekutif Dewasa

(b). Eksekutif Anak

555.575

668.326

545.450

455.203

6.281

7.010

3.157

6.137

561.856

675.336

548.607

461.340

587

Jumlah Trip

Penumpang
a. Kapal Cepat

(c).Bisnis Dewasa
(d). Bisnis Anak
Sub Jumlah
b. Kapal Ro-Ro
1) Bisnis Dewasa
2) Bisnis anak

497.309

196.786

134.898

241.513

856

4.594.664

3.553.992

3.203.265

3.358.924

247.915

197.823

174.041

181.864

Sub Jumlah

5.341.337

3.948.601

3.512.208

4.243.641

Jumlah (a + b)

5.903.193

4.623.937

4.060.815

4.704.981

3) Ekonomi A Dewasa
4) Ekonomi A anak
5) Ekonomi B Dewasa
6) Ekonomi B Anak

Banten Dalam Angka 2003

271

Bab VIII

Perhubungan

Lanjutan
Continued

No

Jenis Karcis

(1)

(2)

3.

2000

2001

2002

2003

(3)

(4)

(5)

(6)

Kendaraan
a. Golongan II a

26177

24.207

28.989

44.642

469274

446.968

414.672

435.222

c. Golongan III isi

11563

20.479

27.698

14.147

d. Golongan IV kosong

21674

21.383

21.545

22.563

207.020

212.694

225.218

256.917

b. Golongan III kosong

e. Golongan IV isi
f. Golongan V kosong

94.585

88.897

80.685

72.271

g. Golongan V isi

260.107

243.385

252.587

250.752

h. Golongan VI.a

45.671

54.164

60.481

62.869

i. Golongan VI.b

1.136.071

1.112.177

1.111.875

1.159.383

3.141.590

2.726.535

3.056.898

3.234.144

153.970

206.241

305.845

528.110

2). Golongan III

85

41

51

49

3). Golongan IV

Jumlah

4.

Tahun

Barang / Lain-Lain
a. Umum (Ton)
b. Kend. Sbg. Muatan (Unit)
1). Golongan II a

5). Golongan VI.a

4). Golongan V

274

262

240

332

6). Golongan VI.b

945

786

977

1.155

67.845

62.365

8.405

8.884

c. Gayor (Meter)

Sumber: Perum Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan Merak


Source : River and Brigde Transport Public Company of Merak

Banten Dalam Angka 2003

272

Bab VIII

Perhubungan

Data Operasional Pelabuhan di Banten


Operational Data of Port in Banten
2003

Tabel 8.3.2
Table

Jumlah. Kapal (Unit)


Bulan

(1)
Januari
January
Pebruari
February
Maret
March
April
April
Mei
May
Juni
June
Juli
July
Agustus
August
September
September
Oktober
October
Nopember
November
Desember
December

Asing

Domestik

(2)

(3)

Jumlah Barang (Ton)


Luar Negeri

Dalam Negeri

Export

Import

Muat

Bongkar

(4)

(5)

(6)

(7)

178

137

18.556

557.481

99.836

108.945

163

128

11.097

84.078

61.827

12.422

194

159

2.501

1.128.383

172.512

54.314

190

200

3.527

608.961

93.340

30.579

97

243

1.642

621.070

92.808

40.610

213

126

7.789

111.656

49.487

48.249

187

176

8.184

734.336

49.348

46.850

215

160

1.453

739.628

38.270

113.126

207

147

9.695

962.983

6.405

139.515

220

155

800

809.417

53.858

38.900

133

185

11.103

775.109

212.323

27.602

141

141

4.020

942.084

56.591

29.903

Jumlah
Total

2.138

1.957

80.367

8.075.186

986.605

691.015

2002

1.792

2.593

260.216

881.340

956.054

7.137.996

Sumber: Dinas Perhubungan Propinsi Banten Propinsi


Source : Transportation Traffic Service of BantenProvince

Banten Dalam Angka 2003

273

Finance and Prices

Bab IX

9.1 Investasi
Penggerak perekonomian
biasanya adalah konsumsi dan
investasi. Konsumsi akan memecu
sektor produksi untuk menciptakan
output. Peningkatan konsumsi yang
tinggi akan menyebabkan pening
katan output yang tinggi pula.
Selanjutnya, investasi juga menjadi
faktor yang pemicu yang tak kalah
penting. Bahkan investasi memi
likin pengganda ekonomi lebih
besar dibanding konsumsi, karena
daya guna investasi lebih lama.
Dengan fungsi seperti itu,
investasi sangat dibutuhkan bagi
pembangunan ekonomi. Setiap
daerah/negara berlomba untuk me
narik investor, baik asing maupun
domestik,agar mau berinvestasi di
wilayahnya. Berba gai sarana dan
kemudahan diberikan dalam rangka
menarik investor tersebut.
Banyaknya proyek PMA
dan PMDN yang disetujui oleh
pemerintah di Banten pada tahun
2003
mengalami
penurunan
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya. Jumlah proyek PMA
80 proyek menjadi 63 proyek,
sedangkan PMDN naik dari 10
proyek menjadi 11 proyek.
Nilai
proyek
yang
disetujui mengalami kenaikan.
Bahkan penurunannya sangat besar.
Pada proyek PMA, pada tahun
2002 nilai yang disetujui sebesar
US $ 52,24 juta, sedangkan tahun
2003 meningkat menjadi US $
127,72 juta. Selanjutnya pada

Banten Dalam Angka 2003

Keuangan dan Harga-harga

9.1 Investment
Generally, economic was
stimulated by consumption and
investment. Consumption will put
on production sector to create
output. Increasing consumption
will increase output more higher.
In the other side, invesmtent has
economic multiplier bigger than
consumption.

The number of foreign


(PMA) and domestic (PMDN)
investment project that was be
approved by government in 2003
decreased. The number of PMA
project in 2002 was 80 projects
and 63 projects in 2003. Mean
while, the number of PMDN project
was 10 projects in 2002, incressing
in 2003 become 11 projects.
The value of PMA
approves incressing project. In
2002, the value of approved was
US $ 52,24 million whereas in
2003 about US $ 127,72 million.
The value of PMDN
approved project was Rp 118,14
milyard in 2002 become Rp 1,23
billion in 2003.

276

Bab IX

proyek PMDN meningkat dari Rp


118,14 milyar pada tahun 2002
menjadi Rp 1,23 trilyun pada tahun
2003.
Isu teroris, kondisi politik
dan keamanan serta sejumlah aksi
bom di tanah air tidak menjadi
penghambat mengalirnya investasi
yang ada. Milyaran rupiah yang
dikeluarkan
oleh
pemerintah
Banten untuk promosi investasi
begitu berarti walaupun selama ini
kondisi Indonesia secara umum
belum cukup kondusif bagi
investasi.
Berdasarkan data BKPMD
Propinsi Banten, pada tahun 2003
rencana investasi PMA terbesar
berasal dari negara Inggris (US $
60,61 juta), kemudian diikuti oleh
Korea Selatan (US $ 28,29 juta),
Cina (US $ 12,60 juta) dan Jepang
(US $ 6,22 juta).
Sebagian besar rencana
investai PMA ini diperuntukkan
bagi sektor industri karet, barang
dari karet/plastik (US $13,08 juta),
industri logam dasar, barang dari
logam, mesin dan elektronika (US
$11,82 juta), dan industri kimia
dasar, barang kimia dan farmasi
(US $ 11,72 juta).
Sepertinya sektor pertanian belum dilirik oleh investor asing
terbukti dengan tidak adanya
rencana investasi PMA yang
ditanamkan pada sektor tersebut.
padahal pemerintah Banten dalam
rangka mengurangi kesenjangan
antara Banten Utara dan Selatan
berusaha untuk mengembangkan
sektor pertanian ini. Sektor-sektor
yang diminati oleh investor
Banten Dalam Angka 2003

Keuangan dan Harga-harga

Issues
of
terrorist,
political and security condition not
affected investment fascinating.
Invesment promotion by Banten
government sould be ineffective
when the global situation of
Indonesia is not condusive.
By BKPMD data in 2003,
the highest value of investment
planning is England (US $ 60.61
million), then South Korean (US $
28.29 million), Chine (US $ 12.60
million) and Japan (US $ 6,22
million).
More than half, investment
planning was planted in rubber,
stuff of rubber and stuff of bucket
(US $ 13.08 million), basic metal
industry, metal goods, machine and
electronic sector (US $ 11.82
million), and basic chemical,
hemistry goods and pharmacentical
industry (US $ 11.72 million)
Based on PMA investment
planning, investor not interest yet
in
agricultural
sector.
By
agricultural development then ap of
North and South Banten could be
narrowed.
The whole of PMDN
investment planning was definated
for industry sector, such as: Basic
chemical, food,metal until printing.
Once again, investor not interest
yet in agricultural sector.
Banten government needs
a special effort to pull of investor in
agricultural investment capital.

277

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

domestik melalui PMDN juga tidak


jauh beda dengan investor asing.
Seluruh rencana investasi
PMDN diperuntukkan bagi sektor
industri, mulai dari industri kimia
dasar, makanan, logam, sampai
pada industri percetakan. Lagi-lagi
sektor pertanian belum dilirik.
Perlu kiranya pemerintah
Banten mencari kiat khusus agar
para investor asing dan domestik
mau melirik sektor pertanian di
Banten.
9.2 Indeks Harga Konsumen
Indeks Harga Konsumen
(IHK) merupakan indikator inflasi
di Indonesia yang dihitung di 43
kota, mencakup 249
353 komoditi
yang dihitung berdasarkan pola
konsumsi dari hasil Survei Biaya
Hidup (SBH) tahun 1996.

9.2 Consumer Price Index


Consumer Price Index
(IHK) is inflation indicator in
Indonesia based on result of Life
Cost Survey (SBH) year 1996 at 43
cities and cover 249 353
comodities.
IHK covered 7 expenditures group,
that is Foods; Prepared
Foods,Beverages &Tobacco;
Housing; Clotihing; Health;
Education,Recreation and Sport.
Monthly percentage of
IHK differentiation
(inflation/deflation rate) was
calculated by :
In In-1
x 100
In-1

IHK mencakup 7 kelompok pengeluaran yaitu : bahan


makanan; makanan jadi, minuman,
rokok dan tembakau; perumahan;
sandang; kesehatan; pendidikan,
rekreasi dan olah raga serta
transpor dan komunikasi.
Persentase (%) perubahan
IHK (laju inflasi/deflasi) bulanan
diperoleh dari :

Where
In : mounth n index
In-1 : mounth n-1 index
Yearly percentage of IHK
differentation was calculated by
point to point method.

In In-1
x 100
In-1

Banten Dalam Angka 2003

278

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Dimana :

9.3 Price and Price Index


In = Indeks bulan n
In-1 = Indeks bulan n-1

Persentase perubahan IHK dalam


satu tahun dihitung dengan
menggunakan metode point to
point.
9.3 Harga-harga dan Indeks Harga
Perkembangan
harga
barang-barang dan jasa kebutuhan
pokok
masyarakat
Kota
Serang/Cilegon tahun 2003 secara
umum mengalami kenaikan. Hal ini
ditunjukkan oleh besarnya angka
Indeks harga konsumen (IHK) kota
Serang/ Cilegon pada tahun 2003
yang tercatat 261,68 lebih tinggi
dari
angka
indeks
tahun
sebelumnya yakni 248,71 sehingga
selama tahun 2003 di Kota
Serang/Cilegon terjadi inflasi 5,21
persen namun masih lebih rendah
dibanding angka inflasi tahun 2002
yang tercatat 9,68 persen.
Kenaikan IHK tahun 2003
tersebut tidak hanya disebabkan
oleh faktor-faktor ekonomi seperti
demand dan supply semata tetapi
juga ada beberapa faktor lain
misalnya kebijakan pemerintah
menaikkan harga gas elpiji dan tarif
telpon. Hal ini memberikan
pengaruh yang sangat signifikan
terhadap naiknya harga barangbarang dan jasa kebutuhan pokok
masyarakat. Disamping itu kondisi
sosial

Banten Dalam Angka 2003

In 2003, price of basic


neeeds goods and services at
Serang /Cilegon city
tends to
incline. That condition was
provided by IHK in 2003 (261.68)
is higher than IHK in 2002
(248.71). So, inflation rate in 2003
abou 5.21 percent is lower than
inflation rate in 2002, about 9.68
percent.
Increasing of IHK in 2003
is not just caused by economic
factor like demand and supply, but
any other factor like government
prodence increased fuel price,
tariff of telephone call, electrical
tariff and traqnsportation tariff.
And the other side, social polotics
and security condition affected
production and distribution of
goods and services.
Inflation rate in 2003 was
caused by increasing of index of
housing group 10.81 percent than
Education, , Recreation and Sport
increase 8.95 percent, Prepared
Foods, Beverages & Tobacco 8.47
percent, Wearing increase 7.71
percent, Health increase until 6,47
percent,
Transportation
and
Communication increase 0.35
percent, and Foods decrease 2.57
percent that resisted inflation
growth in year.

279

Bab IX

politik, dan keamanan yang belum


sepenuhnya membaik pada tahun
2003 juga ikut mempengaruhi
produksi dan distribusi barang dan
jasa.
Besarnya angka inflasi
tersebut disebabkan oleh naiknya
indeks kelompok perumahan 10,81
persen,
kemudian
kelompok
pendidikan, rekreasi dan olahraga
8,95 persen, kelompok makanan
jadi,
minuman,
rokok
dan
tembakau 8,47 persen, sandang
7,71 persen, kelompok kesehatan
naik 4,45 serta kelompok transpor
dan komunikasi naik 0,35 persen.
Sedangkan
kelompok
bahan
makanan turun 2,57 persen
sehingga dapat sedikit menghambat
laju inflasi umum tahun ini.
Sementara itu jika melihat
perkembangan inflasi selama tahun
2003 di Kota Serang/Cilegon ratarata terjadi inflasi diatas 0,5 persen.
Inflasi tertinggi terjadi pada bulan
Nopember yang mencapai 2,01
persen, kemudian bulan Februari
inflasi 1,19 persen, Oktober 1,04
persen, Nopember 1,41 persen,
serta bulan Mei 1,03 persen.
Sedangkan inflasi bulan Juli,
Agustus dan September tercatat
dibawah 1 persen. Sementara itu
penurunan angka indeks terjadi
pada bulan Maret 0,70 persen,
April 0,59 persen, Januari 0,37
persen, Juni 0,11 persen serta
bulan Desember 0,07 persen.

Banten Dalam Angka 2003

Keuangan dan Harga-harga

Meanwhile,
monthly
average in 2003 is more than 0.5
percent. The highest inflation was
on November 2.01 percent and than
inflation on February 1.19 percent,
October 1.04 percent etc. Deflation
rate was on March (-0.70 percent)

280

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Grafik 9.1. Nilai Rencana Investasi PMA Menurut Asal Negara


Tahun 2003
(USD)
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
Inggris

Korsel

China

Jepang

Singapura Australia

Malaysia

Taiwan

Belanda

Lainnya

Grafik 9.2 Inflasi Kota Serang Cilegon Menurut Kelompok

be

be
em

em
D
es

N
op

er

be
te
m

kt
ob
O

Se
p

A
gu

li
Ju

ni
Ju

ei
M

A
pr
il

ri
et
ar
M

br
ua

ar
i

Fe

nu
Ja

st
us

Pengeluaran Tahun 2003

10
8
6
4
2
0
-2
-4
-6

Banten Dalam Angka 2003

Umum
Mkn Jadi, Mnm, Rk & Tb
Sandang
Pend, Rek & OR

Bahan Makanan
Perumahan
Kesehatan
Trans & Kom

281

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Grafik 9.3. Indeks Harga Konsumen (IHK) Kota

be
r

be
r
es
e
D

be

er

op
em
N

O
kt
ob

Se
pt
em

gu
st
us
A

Ju
li

Ju
ni

ei
M

pr
il
A

ar
et
M

ru
a
Fe
b

Ja
nu

ar
i

ri

Serang/Cilegon

400
350
300
250
200
150
100

Banten Dalam Angka 2003

Umum
Mkn Jadi, Mnm, Rk & Tb
Sandang
Pend, Rek & OR

Bahan Makanan
Perumahan
Kesehatan
Trans & Kom

282

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Rekapitulasi Persetujuan dan Realisasi Investasi


PMA Menurut Kabupaten/Kota di Banten
Recapitulation of Approval and Realization of Foreign
Investment by Regency/Municipality
in Banten
2003

Tabel 9.1.1
Table

Persetujuan / Approval
Kabupaten / Kota
Regency/
Municipality

Jumlah
Proyek
Projeec
t

Investasi
Investment
Value
(US$)

Nilai
Ekspor
/Export
(US$)

(1)

(2)

(3)

(4)

Penyerapan
Tenaga Kerja (orang) /
Spare of Manpower
Asing/
Indonesia/
Foreign
Indonesia
(5)
(6)

Realisasi
Realization

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

2. Lebak

42

39.105.000

60.708.779

155

3.642

17

77.249.120

7.680.000

23

565

14

7.549.400

9.400.000

39

332

3.817.000

2.900.000

12

55

Banten

63

127.720.520

80.688.779

229

4.594

20

2002

80

52.241.639

44.170.000

311

5.896

15

2001

100

868.095.786

253.787.095

609

20.617

28

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

5. Tangerang

6. Cilegon

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Banten


Source : Investment Coordination Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

283

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.1.2
Table

Rekapitulasi Persetujuan dan Realisasi Investasi PMDN


Menurut Kabupaten / Kota di Banten
Recapitulation of Approval and Realization of Domestic
Investment by Regency/Municipality
in Banten
2003

Persetujuan / Approval
Kabupaten /
Kota
Regency/
Municipality

Jumlah
Proyek
Projeect

Nilai Investasi /
Investment Value
(000 Rupiah)

(2)

(3)

1. Pandeglang

2. Lebak

3. Tangerang

4. Serang

Nilai Ekspor/
Export
(US $)

Rencana Penyerapan
Tenaga Kerja orang)/
Spare of Manpower

Realisasi
Realization

(4)

Asing/
Foreign
(5)

Indonesia/
Indonesia
(6)

(7)

219.845.000

23.747.600

19

710

963.000.000

70.000.000

444

5. Tangerang

23.000.000

48

6. Cilegon

24.000.000

70

Banten

11

1.229.845.000

9.747.600

31

1.272

2002

10

118.138.500

450.000

1.299

2001

24

1.847.880.620

194.643.182

62

10.760

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Banten


Source : Investment Coordination Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

284

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.1.3
Table

Negara Asal/
Origin Country
(1)

Peringkat Nilai Rencana Investasi PMA Menurut Asal


Negara di Banten
Rank of Foreign Investment Planning Value by Origin
Country in Banten
2003

Jumlah
Proyek
Project
(2)

Rencana Investasi/
Investment Plan
(US $ )
(3)

Inggris

60.610.000

Korea Selatan

22

28.294.120

China

12.600.000

Jepang

6.224.400

Singapura

3.617.000

Australia

900.000

Malaysia

700.000

Taiwan

685.000

Belanda

600.000

Italia

100.000

Denmark

100.000

Jerman

100.000

Jumlah/ Total

51

114.530.520

2002

80

52.241.639

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Banten


Source : Investment Coordination Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

285

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Nilai Investasi PMA Menurut Sektor Usaha di Banten


Foreign Investment Value by Sector
in Banten
2003

Tabel 9.1.4
Table

Sektor/ Sector

Jumlah Proyek/
Project

Nilai Investasi/
Investment Value
(US $)

(1)

(2)

(3)

Industri Makanan

585.000

14

11.815.000

Industri Kimia Dasar, Barang Kimia, dan


Farmasi

11.716.120

Industri Mineral Non Logam

Industri Tekstil

2.450.000

Industri Kayu

650.000

Industri Karet, Barang dari karet dan Plastik

13.075.000

Industri Kulit Barang dari Kulit dan Sepatu

2.430.000

Industri Kertas, barang dari kertas dan


percetakan

Industri lainnya

6.739.400

19

7.450.000

Perumahan, Kawasan Industri, dan


Perkantoran

610.000

Jasa Lainnya

1.200.000

63

58.720.520

Industri Logam Dasar, Barang dari Logam,


Mesin dan Elektronika

Perdagangan dan Reparasi

Jumlah/ Total

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Banten


Source : Investment Coordination Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

286

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Rekapitulasi Persetujuan Rencana Investasi PMDN


Menurut Sektor Usaha di Banten
Recapitulation of Domestic Investment Planning Approval
by Sector in Banten
2003

Tabel 9.1.5
Table

Sektor / Sector
(1)

Jumlah Proyek
Number of
Project
(2)

Nilai Investasi
Invesment Value
(Rupiah)
(3)

Industri Kimia Dasar, Barang Kimia, dan


Farmasi/ Chemical Industrial

Industri Mineral Non Logam /Non Metal


Mineral Industrial

178.024.000.000

Industri Makanan/ Food Industrial

705.000.000.000

Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik/


Rubber, stuff of rubber and plastics

Industri Kertas, Barang dari Kertas dan


Percetakan/ Paper, stuff of paper dan printing

Industri Logam Dasar, Barang Logam, Mesin


dan Elekronika/ Basic metal, machine, electronic
industrial

2.100.000.000

Jumlah / Total

885.124.000.000

2002

10

118.138.500.000

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah Propinsi Banten


Source : Investment Coordination Board of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

287

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Rekapitulasi dan Realisasi Anggaran Pendapatan dan


Belanja Pemerintah Propinsi Banten
Recapitulation and Realization of Budgeted Government
Revenues and Expenditures
(Juta/Million Rp)
2001- 2003

Tabel 9.1.6
Table

Uraian
Description

2001

2002

2003

(1)

(2)

(3)

(4)

Pendapatan / Revenue
Rencana / Budgeted

490.356

1.001.051

1.119.887

Realisasi / Actual

457.607

1.036.720

1.118.227

93,32

103,56

99,85

Rencana / Budgeted

490.356

1.001.051

1.201.606

Realisasi / Actual

349.192

955.002

1.121.715

71,21

95,40

93,35

Persentase/ Percentage (%)

Belanja / Expenditure

Persentase/ Percentage (%)


Sumber: Biro Keuangan Pemda Propinsi Banten
Source : Financial Beurau of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

288

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Anggaran dan Realisasi Belanja


Pemerintah Propinsi Banten
Budgeted and Actual Government Expenditures
(Rupiah/Rupiahs)
2003

Tabel 9.1.7
Table

Uraian
Detail
(1)

Anggaran
Budgeted
(2)

Realisasi
Actual
(3)

I. APARATUR DAERAH

319.220.715.429,00

284.403.346.410,80

A. Belanja Administrasi Umum

135.748.464.075,00

107.702.086.972,80

1. Belanja Pegawai/Personalia

88.340.714.842,00

62.141.788.795,00

2. Belanja Barang dan Jasa

29.016.805.766,00

27.866.707.759,80

3. Belanja Perjalanan Dinas

9.120.900.000,00

8.765.498.206,00

4. Belanja Pemeliharaan

9.270.043.467,00

8.928.092.212,00

B. Belanja Operasi dan Pemeliharaan

104.430.178.867,00

99.435.419.282,00

1. Belanja Pegawai/Personalia

43.569.441.904,00

41.143.645.279,00

2. Belanja Barang dan Jasa

56.186.516.400,00

54.532.311.867,00

3. Belanja Perjalanan Dinas

3.492.751.000,00

2.980.403.500,00

4. Belanja Pemeliharaan

1.154.469.563,00

779.058.636,00

C. Belanja Modal

79.042.072.487,00

77.265.840.156

882.384.884.668,56

837.312.083.251,20

A. Belanja Administrasi Umum

54.274.840.800,00

50.763.765.641,00

1. Belanja Pegawai/Personalia

II. PELAYANAN PUBLIK

41.559.422.800,00

38.3873148.677,00

2. Belanja Barang dan Jasa

6.190.418.000,00

6.100.118.514,00

3. Belanja Perjalanan Dinas

6.405.000.000,00

6.157.078.450,00

120.000.000,00

119.420.000,00

175.522.999.009,00

168.041.612.048,00

4. Belanja Pemeliharaan
B. Belanja Operasi dan Pemeliharaan
1. Belanja Pegawai/Personalia
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Perjalanan Dinas

9.698.911.100,00

9.202.381.267,00

136.805.608.784,00

130.507.841.170,00

5.321.081.500,00

4.758.267.930,00

23.697.397.625,00

23.573.121.680,00

C. Belanja Modal

109.611.961.537,00

109.108.089.266,00

III. Belanja Bagi Hasil Dan Bantuan Keuangan

534.475.083.322,56

509.239.049.697,20

8.500.000.000,00

159.566.600,00

4. Belanja Pemeliharaan

IV. Belanja Tak Disangka


JUMLAH BELANJA

1.201.605.600.097,56

1.121.715.429.662,00

Sumber: Biro Keuangan Pemda Propinsi Banten


Source : Financial Beurau of Banten Province
Banten Dalam Angka 2003

289

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Pemerintah


Propinsi Banten
Budgeted and Actual Government Cost
(Rupiah/Rupiahs)
2003

Tabel 9.1.8
Table

Sumber Penerimaan
Source of Revenues
(1)

Anggaran
Budgeted

Realisasi
Actual

(2)

(3)

A. Penerimaan Daerah

81.718.192.261,56

81.730.182.963,56

1. Sisa lebih Perhitungan Tahun Lalu

81.718.192.261,56

81.718.192.261,56

2. Tranfer Dari Dana Cadangan

3. Penerimaan Pinjaman dn Obligasi

4. Hasil Penjualan Aset Daerah

5. Penerimaan Hutang Pihak Ketiga

11.990.702,00

B. Pengeluran Daerah

78.241.702.788,26

1. Tranfer ke Dana Cadangan

2. Penyertaan Moda

3. Pembayaran Utang pokok yang jtuh tempo

78.241.702.788,26

4. Sisa Lebih Perhitungan Anggraran Tahun Berjalan

81.718.192.261,56

3.488.480.175,30

Jumlah Pembiayaan
Sumber: Biro Keuangan Pemda Propinsi Banten
Source : Financial Beurau of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

290

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.2.1
Table

Kabupaten/
Kota
Regency/Munici
pality
(1)

Realisasi Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan


Menurut Sektor dan Kabupaten/Kota
Actual Revenue of Land and Housing Tax by Sector and
Regency/Municipality
2003
(Ribuan/Thousand Rp.)

Pedesaan
Rural

Perkotaan
Urban

Perkebunan
Estates

Kehutanan
Forestry

Pertambangan
Mining

Jumlah
Total

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

1.736.298

608.432

371.939

433.693

10.440.848

13.591.210

2. Lebak

1.418.647

497.094

1.775.057

705.009

10.323.538

14.719.345

3. Tangerang

4.648.859

83.163.253

34.654

21.188.576

109.035.342

4. Serang

2.191.086

14.500.901

56.178

105.893

14.933.691

31.787.749

5. Tangerang

71.161.494

10.864.095

82.025.589

6. Cilegon

21.724.871

10.812.405

32.537.276

Banten

9.994.890

191.656.045

2.203.174

1.279.249

78.563.153

283.696.511

2002

9.378.053

170.971.412

2.001.910

1.828.536

50.432.352

234.612.263

2001

7.850.828

143.735.737

1.641.525

689.194

38.446.186

192.363.470

2000

6.954.865

79.875.528

1.525.263

1.259.285

27.836.901

117.451.842

Kota/Mun

Sumber: Kanwil VIII DJP Jawa Bagian Barat I

Banten Dalam Angka 2003

291

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Menurut


Kantor Pelayanan Pajak
Actual Revenue of Income Tax by Office of Tax Service
2003
(Ribuan/Thousand Rp.)

Tabel 9.2.2
Table

KPP
Office of Tax
Service

PPH Pasal 25/29


OP

PPH Pasal 25/29


Badan

PPH Pasal 21

Jumlah
Total

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

KPP Serpong

8.200.265

53.992.894

465.771.803

527.964.962

KPP
Tangerang

10.116.050

128.095.010

364.827.680

503.038.740

KPP Serang

6.745.750

37.295.379

243.084.770

287.125.899

Banten

25.062.065

219.383.283

1.073.684.253

1.318.129.601

2002

21.361.470

58.709.700

852.579.410

832.650.580

2001

6.843.576

75.408.056

643.152.464

725.404.096

2000

4.512.037

136.332.009

365.531.249

505.970.529

Sumber: Kanwil VIII DJP Jawa Bagian Barat I


Source : Tax Official of West Java I

Banten Dalam Angka 2003

292

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.2.3
Table

Realisasi Penerimaan Pendapatan Asli Daerah


Propinsi Banten Menurut Komponen Penerimaan
Actual Revenues of Government by Kind of Revenue
2003
(Rupiah/ Rupiahs)

Jenis Penerimaan
Kind of Revenues

Target
Target

Realisasi
Actual

Persentase
Percentage

(1)

(2)

(3)

(4)

1. Bagian Sisa Lebih Perhitungan


Anggaran Tahun Lalu

592.537.575.860,00

614.423.379.322,29

103,69

581.000.000.000,00

602.293.225.874,88

103,66

1.492.575.860,00

1.929.164.851,00

129,25

2.4. Lain-lain Pendapatan


Other Receipt

10.045.000.000,00

10.200.988.596,41

101,55

3. Bagian Dana Perimbangan

496.549.751.976,00

496.520.217.654,00

99,99

320.301.904.800,00

320.318.101.554,00

100,01

3.2. Bagi Hasil Bukan Pajak


Non Taxes share

1.571.953.176,00

1.526.222.100,00

97,09

3.3. Dana Alokasi Umum


General alocation Fund

171.860.000.000,00

171.860.00.000,00

100,00

2.815.894.000,00

2.815.894.000,00

100,00

30.800.080.000,00

7.284.450.650,41

23,65

Jumlah / Total

1.119.887.407.836,00

1.118.228.047.626,70

99,85

2002

1.001.051.762.383,00

1.036.723.123.110,00

103,56

2001

243.098.003.205,00

313.060.531.139,81

129,78

2. Bagian Pendapatan Asli Daerah


2.1. Pajak Daerah
Local Tax Receipt
2.2. Retribusi Daerah
Retributions Receipt
2.3. Laba BUMD

3.1 Bagi Hasil Pajak


Tax share

3.3. Dana Alokasi Khusus


PrivateAlocation Fund
4. Bagian Lain-lain / Other

Sumber : Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Banten


Source : Region Income Officialof Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

293

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.2.4
Table

Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dari Sektor Penggalian


(Bahan Galian Golongan-C dan Retribusi Lainnya)
Actual Revenue of Quarrying Sector (Class-C and Other
Retributions)
2003
(Rupiah/Rupiahs)

Bulan

Kab.
Pandeglang

Kab.
Lebak

Kab/Kota
Tangerang

Kab.
Serang

Kota
Cilegon

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Januari/January

875.000

Pebruari/February

Maret/March

100.000

April/April

7.450.000

Mei/May

200.000

Juni/June

100.000

Juli/July

8.050.000

Agustus/August

10.723.500

September/September

13.100.000

Oktober/October

8.125.000

Nopember/November

100.000

Desember/December

9.000.000

12.500.000

9.000.000

61.323.500

Jumlah/ Total

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi Propinsi Banten


Source : Minning and Energy Official of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

294

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.3.1
Table

Laju Inflasi 44 Kota di Indonesia


Inflation Rate at 44 Cities in Indonesia
1999 - 2003
(Persen/Percent)

2001 2)

2002

2003

(3)
8,73
10,57
3,95
6,95
4,67
5,90
10,99
10,34
9,00
8,40
8,49
8,21

(4)
11,67
16,60
9,84
8,66
13,55
15,50
9,86
14,65
12,64
10,11
15,15
10,58

(5)
10,99
10,14
10,14
11,58
9,41
9,49
10,22
11,66
9,14
12,62
12,25
10,11

(6)
4,53
3,50
4,07
3,94
2,51
4,46
5,55
6,65
4,27
3,79
5,03
4,14

3,34

10,18

12,94

10,32

5,44

Jakarta

1,77

10,29

11,52

9,08

5,78

Tasikmalaya

1,58

4,57

16,71

10,29

3,88

Kota/City
(1)
Lhokseumawe
Banda Aceh
Padang Sidempuan
Sibolga
Pematang Siantar
Medan
Padang
Pekanbaru
Batam
Jambi
Palembang
Bengkulu
Bandar Lampung

Serang/Cilegon

1999

2000 1)

(2)
6,61
5,57
-0,14
1,65
-0,54
1,68
4,23
4,35
-028
0,49
-1,01
0,47

-0,04

7,03

12,75

9,68

5,21

Bandung

4,29

8,52

11,91

11,97

5,69

Cirebon

4,75

6,52

12,93

10,53

3,35

Purwokerto

0,99

10,02

11,76

8,77

2,89

Surakarta

0,46

7,89

15,58

8,64

1,73

Semarang

1,51

8,73

13,98

13,56

6,07

Tegal

1,11

7,85

11,26

11,27

1,86

Yogyakarta

2,51

7,32

12,56

12,01

5,73

Jember

3,16

10,35

13,92

9,75

5,20

Kediri

-0,64

7,05

15,91

8,87

1,13

Malang

1,49

10,62

12,45

9,74

3,23

Surabaya

0,24

10,46

14,13

9,15

4,79

Denpasar

4,39

9,81

11,52

12,49

4,56

Banten Dalam Angka 2003

295

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kota/City

1999

2000 1)

2001 2)

2003

2003

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Mataram

0,59

5,19

14,76

7,96

1,82

Kupang

10,65

10,62

12,34

9,77

5,45

Dili

5,86 3)

4,49

8,34

10,60

8,61

5,48

Sampit

-4,98

11,87

14,69

7,59

3,06

Palangka Raya

-0,13

8,57

13,35

9,18

5,68

Pontianak

Banjarmasin

1,47

7,57

8,36

9,18

6,77

Balikpapan

3,01

10,67

10,82

11,38

5,92

Samarinda

3,69

11,91

10,21

10,26

7,99

Manado

7,41

11,41

13,30

15,22

0,69

Palu

3,58

8,11

18,73

13,36

5,84

Ujung Pandang

1,64

9,73

11,77

8,25

3,01

Kendari

1,29

11,25

12,56

10,35

2,41

Ternate

0,38

14,51

13,71

6,40

6,27

Ambon

8,26

8,52

14,12

9,47

2,51

Jayapura

3,49

10,23

14,00

13,91

8,39

2,01

4)

4)

10,03

5,06

Nasional

9,35

12,55

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source: BPS Statistics of Banten Province
Catatan:
1) Perubahan IHK bulan Desember Tahun 2000 terhadap Bulan Desember tahun 1999 (1996 = 100)
2) Perubahan IHK bulan Desember Tahun 2001 terhadap Bulan Desember tahun 2000 (1996 = 100)
3) Laju inflasi sampai dengan bulan Agustus 1999
4) Laju inflasi di 43 kota, tidak termasuk Dili

Banten Dalam Angka 2003

296

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.3.2
Table

Indeks Harga Konsumen (1996 = 100) Kota


Serang/Cilegon
Consumer Price Index (1996 =100) of Serang/Cilegon
2003

Bulan/
Month

Bahan
Makanan/
Food

Makanan Jadi, Minuman,


Rokok dan Tembakau/
Prepared Food, Beverages
and Tobacco Products

Perumahan/
Housing

Sandang/
Clothing

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Januari/January

264,67

290,95

223,87

248,38

Pebruari/February

268,83

296,00

226,82

250,53

Maret/March

257,39

297,33

229,20

252,53

April/April

247,28

302,90

228,57

254,49

Mei/May

253,15

304,46

230,83

255,29

Juni/June

249,56

305,37

231,75

256,94

Juli/July

247,25

306,48

233,32

256,61

Agustus/August

250,41

306,12

235,59

258,43

September/September

250,06

305,99

238,84

261,11

Oktober/October

255,80

307,94

242,53

259,08

Nopember/November

264,62

314,28

243,93

270,81

Desember/December

266,61

314,99

243,23

265,60

2003 *)

266,61

314,99

243,23

265,60

2002 *)

273,63

290,39

219,50

246,58

2001*)

248,33

260,79

196,14

240,27

2000 *)

216,67

222,87

176,23

223,96

1999 *)

210,36

201,81

164,68

207,83

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source: BPS Statistics of Banten Province
Keterangan /Notes: *) IHK Bulan Desember /Inflation in December
Banten Dalam Angka 2003

297

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan/
Continued

Bulan/
Month

Kesehatan/
Health

Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga/
Education,
Recreation and Sport

(1)

(6)

(7)

Transportasi
dan
Komunikasi/
Transportation
and
Communication
(8)

Umum/
General

(9)

Januari/January

243,01

215,01

201,22

247,79

Pebruari/February

244,00

213,07

201,26

250,75

Maret/March

245,49

213,20

201,41

249,00

April/April

246,00

213,03

201,41

247,52

Mei/May

246,26

212,80

202,03

250,06

Juni/June

246,02

213,12

202,35

249,78

Juli/July

251,42

235,60

202,69

251,42

Agustus/August

251,85

233,17

202,64

252,83

September/September

252,38

235,46

202,79

254,06

Oktober/October

252,32

235,68

202,87

256,70

Nopember/November

251,74

235,18

204,39

261,86

Desember/December

253,12

235,19

202,90

261,68

2003*)

253,12

235,19

202,90

261,68

2002*)

242,33

215,85

202,19

248,71

2001*)

227,61

203,45

182,71

226,77

2000 *)

209,04

187,49

162,84

201,12

1999 *)

195,07

175,47

143,92

187,91

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source: BPS Statistics of Banten Province
Keterangan /Notes: *) IHK Bulan Desember /Inflation in December
Banten Dalam Angka 2003

298

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Inflasi Kota Serang/Cilegon


Inflation Rate of Serang/Cilegon
2003
(Persen/Percent)

Tabel 9.3.3
Table

Bulan/
Month

Bahan
Makanan/
Food

(1)

(2)

Januari/January

Makanan Jadi, Minuman,


Rokok dan Tembakau/
Prepared Food, Beverages
and Tobacco Products
(3)

Perumahan/
Housing

Sandang/
Clothing

(4)

(5)

-3,27

0,19

1,99

0,73

1,57

1,74

1,32

0,87

Maret/March

-4,26

0,45

1,05

0,80

April/April

-3,93

1,87

-0,27

0,78

Mei/May

2,37

0,52

0,99

0,31

Juni/June

-1,42

0,30

0,40

0,65

Juli/July

-0,93

0,36

0,68

-0,13

1,28

-0,12

0,97

0,71

-0,14

-0,04

1,38

1,04

Oktober/October

2,30

0,64

1,54

-0,78

Nopember/November

3,45

2,06

0,58

4,53

Desember/December

0,75

0,23

-0,29

-1,92

2003

-2,57

8,47

10,81

7,71

2002

10,19

11,35

11,91

2,63

2001

14,61

17,01

11,30

7,28

2000

3,00

10,44

7,01

7,76

1999

-10,47

8,17

2,10

4,07

Pebruari/February

Agustus/August
September/September

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source: BPS Statistics of Banten Province
Banten Dalam Angka 2003

299

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Bulan/
Month

Kesehatan/
Health

Pendidikan, Rekreasi
dan Olahraga/
Education,
Recreation and Sport

(1)

(6)

(7)

Transportasi dan
Komunikasi/
Transportation
and
Communication
(8)

Umum/
General
(9)

Januari/January

0,28

-0,39

-0,48

-0,37

Pebruari/February

0,41

-0,90

0,02

1,19

Maret/March

0,61

0,06

0,07

-0,70

April/April

0,21

-0,08

0,00

-0,59

Mei/May

0,11

-0,11

0,31

1,03

Juni/June

-0,10

0,15

0,16

-0,11

Juli/July

2,19

10,55

0,17

0,66

Agustus/August

0,17

-1,03

-0,02

0,56

September/September

0,21

0,98

0,07

0,49

Oktober/October

-0,02

0,09

0,04

1,04

Nopember/November

-0,23

-0,21

0,75

2,01

Desember/December

0,55

0,00

-0,73

-0,07

2003

4,45

8,95

0,35

5,21

2002

6,47

6,10

10,66

9,68

2001

8,88

8,51

12,20

12,75

2000

7,16

6,85

13,15

7,03

1999

5,11

4,06

7,35

-0,04

Sumber: Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source: BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

300

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.3.4
Table

Perkembangan Harga Gabah dan Beras


Menurut Bulan di Banten
Trend of unhulled Paddy and Rice Price by Month
in Banten
2002

Bulan
Month

Gabah/
Uunhulled Paddy

Beras/
HulledRrice

(1)

(2)

(3)

Januari/January

1.450

2.700

Pebruari/February

1.400

2.700

Maret/March

1.225

2.400

April/April

1.275

2.550

Mei/May

1.275

2.550

Juni/June

1.300

2.600

Agustus/August

1.200

2.500

September/September

1.200

2.400

Oktober/October

1.200

2.400

Nopember/November

1.200

2.400

Desember/December

1.200

2.400

1.268.75

2.500

Juli/July

Rata rata/ Average


Sumber: Sub Dolog Banten
Source : Logistic Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

301

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.4.1
Table

Jumlah Peserta, Nilai Premi Yang Diterima dan Nilai


Klaim Yang Dibayar Oleh PT. Taspen Menurut Bulan
di Banten
Number Client, Value of Received Premium and Value of
Paid Claim by PT. Taspen by Month in Banten
2002
Peserta/Client
(Orang/Persons)

Bulan
Month

(1)

Pegawai
Negeri
Sipil
Civil
Servant
(2)

BUMN
State
Corporate

Premi Yang
Diterima
BUMN
Value of
Premium
form State
Corporate

Jumlah
Pensiunan
Number of
Pension
(Orang/
Persons)

Nilai Klaim
Yang
Dibayarkan
Value of Paid
Claim
(Ribu Rp)

(3)

(4)

(5)

(6)

Januari/January

62.684

2.270

5.549.804

39.310

24.353.295.600

Pebruari/February

62.423

2.056

5.669.694

39.388

24.409.513.800

Maret/March

62.585

2.063

5.643.322

39.477

24.488.723.700

April/April

63.341

2.046

8.572.985

39.529

24.500.047.900

Mei/May

64.031

2.045

2.504.978

39.590

24.541.919.900

Juni/June

64.010

2.029

5.540.418

39.694

24.661.019.600

Juli/July

64.141

2.029

5.578.944

39.852

24.744.012.800

Agustus/August

64.135

2.028

5.568.125

40.007

24.856.993.800

September/September

64.100

2.022

5.542.983

40.084

25.882.688.600

Oktober/October

64.159

0.022

5.482.969

40.314

25.225.667.100

Nopember/November

64.130

2.029

5.478.901

40.583

25.419.329.600

Desember/December

64.134

2.027

5.495.801

40.673

25.455.950.200

Jumlah/Total

763.873

24.666

66.628.904

478.501

298.519.162.600

2001

745.548

26.972

337.585.907

466.791

289.571.777

Sumber: PT. Taspen (Persero)

Banten Dalam Angka 2003

302

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Posisi Dana Simpanan Rupiah dan Valuta Asing Bank


Umum Menurut Daerah Tingkat II, Jenis Valuta dan
Jenis Simpanan Berdasarkan Lokasi Kantor
Penghimpun Dana di Banten
Commercial Banks Outstanding Funds in Rupiah and
Foreign Exchange by Regions,Type of Currency and Type
of Deposits Based on BanksOffice Funds Location
in Banten
2003

Tabel 9.4.2
Table

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Januari Februari
January February
(2)

(3)

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(4)

(5)

(6)

(7)

1. Pandeglang
A. Rupiah

- nominal

185.233

200.242

203.617

209.449

219.378

225.225

112.706

113.574

115.218

136.124

115.642

117.372

34.871

42.812

42.820

30.677

42.970

36.213

2.269

2.299

2.316

2.314

2.366

2.476

48.383

54.504

57.725

65.587

66.532

76.773

792

798

892

760

663

690

- nominal

101.979

102.926

103.072

113.185

109.876

112.239

- rekening (ribuan)

109.645

110.477

112.010

133.050

112.613

114.206

2.935

3.177

3.408

3.321

3.238

3.274

56

75

58

56

55

58

2.890

3.132

3.363

3.277

3.196

3.232

- rekening (ribuan)

55

74

57

55

54

57

- nominal

45

45

45

44

42

42

- bilyet (ribuan)

- nominal

- rekening (ribuan)

- rekening (ribuan)
a. Giro

- nominal
- rekening (ribuan)

b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

- nominal
- bilyet (ribuan)

B. Valuta Asing - nominal


- rekening (ribuan)
a. Giro

b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

- nominal

303

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Agustus September Oktober November Desember


August September October November December

Juli
July
(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1. Pandeglang
A. Rupiah

- nominal

218.686

227.190

225.377

225.441

207.407

231.330

118.884

103.746

121.995

112.846

123.196

124.370

39.239

46.137

43.896

41.593

52.683

60.292

2.548

2.655

2.656

2.790

2.820

2.836

74.232

73.668

70.666

64.779

36.978

30.558

713

666

673

627

596

595

- nominal

105.215

107.385

110.815

119.069

117.746

140.480

- rekening (ribuan)

115.623

100.425

118.666

109.429

119.780

120.939

3.555

3.305

3.018

2.888

3.161

2.920

59

57

56

58

58

58

3.410

3.160

2.874

2.743

3.015

2.766

56

54

53

55

55

55

145

145

144

145

146

144

- bilyet (ribuan)

- nominal

- rekening (ribuan)

- rekening (ribuan)
a. Giro

- nominal
- rekening (ribuan)

b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

B. Valuta Asing

- nominal
- bilyet (ribuan)

- nominal
- rekening (ribuan)

a. Giro

- nominal
- rekening (ribuan)

b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

- nominal

304

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

257.561

265.70

280.586

253.234

289.921

307.802

- rekening (ribuan)

87.873

52.413

88.791

46.520

77.549

90.578

- nominal

62.706

69.506

80.670

81.334

80.009

93.576

2.985

2.945

3.019

3.031

1.085

3.087

49.634

49.908

52.356

49.480

56.526

54.186

1.588

1.713

1.607

1.369

1.585

1.524

145.221

146.296

147.560

122.420

153.386

160.040

83.300

47.755

84.165

42.120

74.879

86.967

546

548

549

535

515

512

14

20

20

21

21

21

114

115

115

113

109

109

15

15

16

16

16

432

433

434

422

406

403

- bilyet (ribuan)

- nominal

- rekening (ribuan)

(1)

Januari Februari
January February
(2)

2. Lebak
A. Rupiah

a. Giro

- nominal

- rekening (ribuan)
b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

- nominal
- bilyet (ribuan)
- nominal
- rekening (ribuan)

B. Valuta Asing

- nominal
- rekening (ribuan)

a. Giro

- nominal
- rekening (ribuan)

b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

- nominal

305

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Juli
July

Agustus September Oktober November Desember


August September October November December

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

2. Lebak
A. Rupiah

a. Giro

- nominal

293.811

300.039

307.405

295.107

289.986

313.844

- rekening (ribuan)

89.897

95.143

97.837

98.746

99.479

100.175

- nominal

69.714

72.037

76.133

76.031

69.471

67.565

3.089

3.103

3.136

3.113

3.097

3.148

70.361

68.110

67.995

51.945

52.054

53.714

1.519

1.482

1.466

1.392

1.387

1.390

153.736

159.892

163.277

167.131

168.461

192.565

85.289

90.558

93.235

94.241

94.995

95.637

534

533

528

535

537

544

20

22

22

22

22

24

112

112

111

113

114

125

16

16

16

16

16

18

422

421

417

422

423

419

- bilyet (ribuan)

- nominal

- rekening (ribuan)

- rekening (ribuan)
b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

- nominal
- bilyet (ribuan)
- nominal
- rekening (ribuan)

B. Valuta Asing

- nominal
- rekening (ribuan)

a. Giro

- nominal
- rekening (ribuan)

b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

- nominal

306

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

3. Tangerang
A. Rupiah

a. Giro

- nominal

Berjangka
c. Tabungan

B. Valuta Asing

787.376

791.010 789.017

825.628

816.216

838.480

- nominal

4.37.183

394.324 390.066

416.151

429.651

447.703

9.278

9.020

9.025

- nominal
- bilyet (ribuan)
- nominal

Berjangka
c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

8.841

9.101

2.091.041 2.114.382 2.120.529


25.572

24.957

25.430

1.605.895 1.640.682 1.602.339

2.229.538 2.018.499 2.033.549


27.165

26.137

25.854

1.948.363 1.890.849 1.713.959

752.985

757.212 754.486

789.185

781.059

803.601

- nominal

768.352

731.440 687.876

695.871

727.851

742.955

5.786

5.804

5.666

5.750

329.416 332.994

333.561

351.680

386.612

4.721

4.740

4.600

4.627

402.024 354.882

362.310

376.171

356.343

- nominal
- rekening (ribuan)

b. Simpanan

8.819

- rekening (ribuan)

- rekening (ribuan
a. Giro

4.594.052 4.338.999 4.195.211

- rekening (ribuan)

- rekening (ribuan)
b. Simpanan

4.134.119 4.149.388 4.112.934

- nominal
- bilyet (ribuan)

5.840
374.498
4.771
393.854

5.861

4.783

1.069

1.078

1.065

1.064

1.066

1.123

- nominal

- rekening (ribuan)

307

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Agustus September Oktober November Desember


August September October November December

Juli
July
(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

3. Tangerang
A. Rupiah

a. Giro

- nominal
- rekening (ribuan)

830.869

852.790

626.129

854.999

873.101

604.540

- nominal

490.744

521.732

848.490

502.519

470.311

516.754

9.530

9.809

14.620

9.732

9.720

9.383

- rekening (ribuan)
b. Simpanan
Berjangka
c. Tabungan

B. Valuta Asing

- nominal
- bilyet (ribuan)
- nominal

Berjangka
c. Tabungan

26.408

28.292

23.393

23.543

22.101

1.814.434 1.888.065 2.224.380 1.939.923 2.071.528 2.070.941


816.573

583.217

821.874

839.838

573.056

- nominal

704.328

714.752

345.407

702.648

646.138

673.344

5.764

5.755

2.965

5.754

5.700

5.465

365.524

324.491

218.900

364.689

315.040

347.295

4.601

4.598

2.333

4.620

4.595

4.490

338.751

389.780

126.507

337.940

331.093

326.040

1.161

1.154

632

1.131

1.102

972

53

11

19

- nominal

- nominal
- bilyet (ribuan)
- nominal
- rekening (ribuan)

Banten Dalam Angka 2003

25.490

795.849

- rekening (ribuan)
b. Simpanan

2.119.982 2.028.271 2.433.241 1.919.602 2.115.623 1.919.221

- rekening (ribuan)

- rekening (ribuan
a. Giro

4.425.160 4.438.068 5.506.111 4.362.044 4.657.462 4.506.916

308

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(1)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

4. Serang
A. Rupiah

a. Giro

-nominal
-Rekening (Ribuan)

237.693

237.834

239.119

240.560

241.313

243.327

-nominal

313.919

372.871

440.863

478.857

450.421

477.941

4.966

4.957

5.008

5.181

5.231

5.324

322.315

325.665

327.234

339.047

344.209

356.031

4.313

4.346

4.268

4.020

4.139

3.990

425.754

419.200

419.718

437.887

446.221

453.638

228.414

228.531

229.843

231.359

231.943

234.013

26.748

26.051

25.684

26.450

25.804

27.395

451

450

444

453

447

458

12.192

12.211

11.535

12.289

12.198

13.221

320

320

311

317

313

322

14.556

13.840

14.149

14.161

13.606

14.174

131

130

133

136

134

136

- Nominal

- Rekening (Ribuan)

-Rekening (Ribuan)
b. Simpanan
Berjangka

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan - Nominal
- Rekening (Ribuan)
B. Valuta Asing

-nominal
-Rekening (Ribuan)

a. Giro

-nominal
-Rekening (Ribuan)

b. Simpanan
Berjangka

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

1.061.988 1.117.736 1.187.815 1.255.791 1.240.851 1.287.610

309

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Juli
July

(1)

(8)

Agustus September Oktober November Desember


August September October November December
(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

4. Serang
A. Rupiah

a. Giro

-nominal
-Rekening (Ribuan)

243.746

245.571

249.297

246.200

249.731

251.370

-nominal

469.627

516.899

494.999

452.949

380.603

372.819

5.455

5.514

5.594

5.582

5.612

5.608

351.171

342.783

335.157

349.319

362.139

371.135

3.917

3.859

3.783

3.714

3.728

3.773

- Nominal

453.719

454.388

472.806

491.609

517.553

564.678

- Rekening (Ribuan)

234.374

236.198

239.920

239.904

240.391

241.989

28.740

27.925

27.712

28.099

29.412

31.974

460

464

460

455

461

461

13.753

13.650

14.447

13.629

14.916

18.070

320

328

331

321

328

327

14.987

14.275

13.265

14.470

14.496

13.904

140

136

129

134

133

133

- Nominal

- Rekening (Ribuan)

-Rekening (Ribuan)
b. Simpanan
Berjangka

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan

B. Valuta Asing

-nominal
-Rekening (Ribuan)

a. Giro

-nominal
-Rekening (Ribuan)

b. Simpanan
Berjangka

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

1.274.517 1.314.070 1.302.962 1.293.877 1.260.295 1.308.632

310

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Januari Februari
January February
(8)

(9)

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(10)

(11)

(12)

(13)

5. Kota Tangerang
A. Rupiah

a. Giro

-nominal

B. Valuta Asing

622.158

115.218

630.298

627.556

633.030

-nominal

778.726

828.903

42.820

797.236

843.125

877.296

14.219

14.270

2.316

14.599

14.645

14.727

2.809.833 2.823.360

57.725

-Nominal

- Nominal

892

2.034.796 2.052.796

103.072

28.727

30.382

29.276

2.130.944 2.145.264 2.176.612

576.786

112.010

586.972

582.529

589.027

-nominal

309.170

336.112

3.408

320.990

326.094

329.774

3.062

3.046

58

3.054

3.068

3.058

171.480

172.789

3.363

178.155

196.156

199.925

2.374

2.364

57

2.363

2.352

2.376

137.690

163.323

45

142.835

129.934

129.797

688

682

691

715

679

-nominal

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan - Nominal
- Rekening (Ribuan)

Banten Dalam Angka 2003

31.102

576.892

-Rekening (Ribuan)
b. Simpanan
Berjangka

30.529

2.743.519 2.896.575 2.635.009

- Rekening (Ribuan)

-Rekening (Ribuan)
a. Giro

5.671.699 5.884.964 5.688.917

621.640

-Bilyet (Ribuan)
c. Tabungan

203.617

-Rekening (Ribuan)

-Rekening (Ribuan)
b. Simpanan
Berjangka

5.623.355 5.705.058

311

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Juli
July

Agustus
August

(1)

(8)

(9)

September Oktober November Desember


September October November December
(10)

(11)

(12)

(13)

5. Kota Tangerang
A. Rupiah

a. Giro

-nominal

5.540.072

5.533.455

-Rekening (Ribuan)

613.300

622.490

626.129

627.835

627.344

-nominal

834.614

825.179

848.490

893.496

746.652 2.327.534

14.356

14.541

14.620

14.683

2.539.662

2.489.090

29.232

28.397

2.165.796

2.219.186

56.712

579.552

583.217

585.210

584.934

586.189

335.215

306.818

345.407

333.182

348.400

344.462

3.033

2.976

2.965

2.947

2.983

2.940

197.170

187.291

218.900

213.113

217.302

177.303

2.367

2.349

2.333

2.324

2.346

2.322

138.045

119.527

126.507

120.069

131.098

167.159

666

627

632

623

637

618

- Nominal

- Rekening (Ribuan)

-Rekening (Ribuan)
b. Simpanan
Berjangka

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan

- Nominal
- Rekening (Ribuan)

B. Valuta Asing

-nominal
-Rekening (Ribuan)

a. Giro

-nominal
-Rekening (Ribuan)

b. Simpanan
Berjangka

-Nominal
-Bilyet (Ribuan)

c. Tabungan

Banten Dalam Angka 2003

5.506.111 5.789.826 5.660.912 7.284.351

14.664

627.510

14.299

2.433.241 2.599.755 2.448.440 2.456.260


28.292

27.942

27.746

27.022

2.224.380 2.296.575 2.465.820 2.500.557

312

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality
(1)

Januari Februari
January February
(8)

(9)

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(10)

(11)

(12)

(13)

6. Kota Cilegon
A. Rupiah

a. Giro

-nominal

307.203

308.283

313.760

314.070

313.961

315.090

-nominal

264.145

260.698

271.464

244.449

258.937

320.930

5.393

6.262

5.159

5.543

5.492

5.503

879.366

916.427

1.011.905

964.050

882.353

810.851

7.252

7.642

7.585

7.600

7.369

7.130

520.837

526.054

527.281

536.435

566.053

598.044

- Rekening (Ribuan)

294.558

294.379

301.016

300.927

301.100

302.457

-nominal

218.520

263.666

185.904

223.069

130.128

179.414

1.255

1.256

1.188

1.233

1.234

1.234

135.828

182.899

117.655

72.436

1.234

82.538

1.037

1.041

978

1.027

75.876

1.026

82.684

80.758

68.239

150.623

1.026

96.865

214

211

206

202

54.241

203

10

10

203

11

11

b. Simpanan
Berjangka -Nominal
-Bilyet (Ribuan)
c. Tabungan - Nominal

-Rekening (Ribuan)
a. Giro

-nominal
-Rekening (Ribuan)

b. Simpanan
Berjangka -Nominal
-Bilyet (Ribuan)
c. Tabungan - Nominal
- Rekening (Ribuan)

Banten Dalam Angka 2003

1.810.650 1.744.934 1.707.343 1.729.825

-Rekening (Ribuan

-Rekening (Ribuan)

B. Valuta Asing

1.664.348 1.703.179

313

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/ Kota
Regency/Municipality

Juli
July

(1)

(8)

Agustus September Oktober November Desember


August September October November December
(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

6. Kota Cilegon
A. Rupiah

a. Giro

-nominal

1.638.239 1.640.347

-Rekening (Ribuan)

315.604

316.746

322.262

316.240

316.462

299.773

-nominal

284.878

285.792

307.860

338.807

286.611

278.072

5.124

5.094

5.531

5.541

5.608

5.617

749.134

838.094

787.521

709.737

-Rekening (Ribuan)
b. Simpanan
Berjangka -Nominal
-Bilyet (Ribuan)

6.963

6.828

6.787

6.763

6.724

583.252

580.969

584.672

606.755

645.460

664.762

- Rekening (Ribuan)

303.443

304.689

309.903

303.912

304.091

287.432

-nominal

215.412

135.542

177.001

108.723

144.069

142.342

1.243

1.241

1.225

1.186

1.180

1.147

87.713

66.943

73.139

72.006

65.715

73.651

1.036

1.030

1.017

988

975

950

127.687

68.586

103.848

36.702

78.338

68.674

202

205

202

192

199

191

12

13

14

15

16

17

-Rekening (Ribuan)
a. Giro

770.109 773.586
7.037

c. Tabungan - Nominal

B. Valuta Asing

1.641.666 1.783.656 1.718.592 1.652.571

-nominal
-Rekening (Ribuan)

b. Simpanan
Berjangka -Nominal
-Bilyet (Ribuan)
c. Tabungan - Nominal
- Rekening (Ribuan)
Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung
Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

314

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.4.3
Table

Posisi Kredit Rupiah Dan Valuta Asing Bank Umum


Menurut Daerah Tingkat II, Jenis Valuta, Jenis
Penggunaan Dan Sektor Ekonomi Berdasarkan Lokasi
Proyek Di Banten
Commercials Banks Outstanding Credits in Rupiah and
Foreign Exchange by RegionsType of Currency, Type of
Credits and Economics Sectors Based on Projects Location
in Banten
2003
(Juta Rp/Millions of Rp)

Kabupaten/Kota
Reg/Mun

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1. Pandeglang
380.751

425.347

400.209

380.751

425.347

400.209

B. Jenis Peggunaan

380.751

425.347

400.209

1. Modal Kerja

159.025

200.655

167.025

1.430.511 1.343.990

1.342.880

A. Menurut Jenis Valuta


1. Rupiah
2. Valas

1.675.376 1.583.312

1.589.477

773.694

716.760

730.460

901.682

866.552

859.017

1.675.376 1.583.312

1.589.477

2. Investasi

20.185

20.466

20.237

23.255

20.239

21.066

3. Konsumsi

201.541

204.226

212.947

221.610

219.083

225.531

380.751

425.347

400.209

1.675.376 1.583.312

1.589.477

125.892

164.696

105.137

2. Pertambangan

176

176

176

3. Perindustrian

456

440

481

2.363

4.309

5.206

3.277

5.027

6.529

40.831

41.387

42.029

41.723

42.648

46.339

1.688

2.207

2.195

1.878

2.521

2.338

2.137

2.039

1.963

1.990

2.007

1.978

C. Menurut Sektor Ekonomi


1. Pertanian

104.928

105.178

106.221

176

176

176

1.233.197 1.198.055

1.190.498

4. Listrik, Gas dan Air


5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran dan
Hotel
7. Pengangkutan, Pergudangan
dan Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat
10. Lain-lain

Banten Dalam Angka 2003

269

751

734

715

684

675

206.939

209.342

242.298

287.492

227.016

234.723

315

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Reg/Mun

Juli
July

Agustus
August

September
September

Oktober
October

November Desember
November December

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

1.614.008

1.622.696

1.694.500

1.710.071

1.720.897

1.748.888

731.606

742.374

822.344

827.883

836.331

872.177

1. Pandeglang
A. Menurut Jenis Valuta
1. Rupiah

882.402

880.322

872.156

882.188

884.548

876.711

B. Jenis Peggunaan

2. Valas

1.614.008

1.622.696

1.694.500

1.710.071

1.720.879

1.748.888

1. Modal Kerja

1.368.513

1.367.630

1.422.696

1.439.774

1.443.302

1.421.014

2. Investasi

20.265

20.494

25.382

24.883

24.237

23.435

3. Konsumsi

225.230

234.572

246.422

245.414

253.340

304.439

1.614.008

1.622.696

1.694.500

1.710.071

1.720.879

1.748.888

106.080

106.228

114.237

96.156

96.603

96.336

1.213.585

1.215.923

1.208.004

C. Menurut Sektor Ekonomi


1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian

176
1.213.879

4. Listrik, Gas dan Air


5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran dan
Hotel
7. Pengangkutan, Pergudangan
dan Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha

8.085

8.101

6.964

5.531

8.774

6.495

39.702

50.463

58.154

82.572

60.649

57.647

2.258

2.239

1.962

2.957

2.991

2.638

2.048

2.052

3.198

4.005

22.764

3.732

9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat


10. Lain-lain

176

1.211.780 1.203.579

650

705

629

496

480

10.242

241.130

240.952

305.777

304.769

312.695

363.794

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

316

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Reg/Mun

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

2. Lebak
A. Menurut Jenis Valuta

331.268

346.229

343.402

343.343

361.967

373.473

331.268

346.229

343.402

343.343

361.967

373.473

B. Jenis Peggunaan

331.268

346.229

343.402

343.343

361.967

373.473

1. Modal Kerja

121.839

125.330

130.963

131.261

142.654

151.595

2. Investasi

48.342

50.707

49.970

49.966

49.834

50.778

3. Konsumsi

161.087

170.192

162.469

162.116

169.479

171.100

331.268

346.229

343.402

343.343

361.967

373.473

73.464

71.952

73.339

77.090

1. Rupiah
2. Valas

C. Menurut Sektor Ekonomi


1. Pertanian

73.256

73.129

2. Pertambangan

1.357

1.409

3. Perindustrian

41.618

41.793

41.455

41.283

41.297

41.294

19

11.812

11.274

10.999

11.401

11.140

11.937

36.461

39.792

45.600

45.594

48.912

53.024

927

987

960

964

922

984

714

727

711

696

696

718

1.781

1.830

3.415

3.351

3.245

3.463

163.340

175.282

165.418

166.585

180.890

183.608

4. Listrik, Gas dan Air


5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran dan
Hotel
7. Pengangkutan, Pergudangan
dan Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial Masyarakat
10. Lain-lain

1.374

1.516

1.507

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

317

1.349

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Reg/Mun
(1)

Juli
July

Agustus
August

September
September

Oktober
October

November
November

Desember
December

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

2. Lebak
A. Menurut Jenis Valuta

378.443

399.193

384.422

393.119

398.320

379.835

378.443

399.193

384.422

393.119

398.320

379.835

B. Jenis Peggunaan

378.443

399.193

348.422

393.119

398.320

379.835

1. Modal Kerja

153.429

157.640

140.539

136.706

138.539

119.830

2. Investasi

52.472

52.899

29.809

30.019

30.857

28.808

3. Konsumsi

172.542

188.654

214.074

226.394

228.924

231.197

378.443

399.193

384.422

393.119

398.320

379.835

74.157

74.128

74.445

74.443

74.216

72.893

1. Rupiah
2. Valas

C. Menurut Sektor Ekonomi


1. Pertanian
2. Pertambangan

1.030

974

1.103

1.177

1.677

2.182

3. Perindustrian

41.388

41.581

11.922

11.509

11.584

879

11.466

13.274

14.042

13.674

13.066

6.323

56.504

57.356

60.831

58.162

61.079

58.258

1.108

1.184

1.142

1.118

1.076

1.048

736

713

728

714

699

874

3.527

3.757

3.545

3.409

3.480

3.662

188.521

206.220

216.588

228.907

231.137

233.710

4. Listrik, Gas dan Air


5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat
10. Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

318

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Reg/Mun

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

3. Tangerang
A. Menurut Jenis Valuta

10.391.458 10.445.769 10.571.040 11.571.865 11.290.050 11.513.376

1. Rupiah

6.230.941

6.334.204

6.437.252

6.470.603

6.607.546

6.902.342

2. Valas

4.160.517

4.11.565

4.133.788

5.101.266

4.682.504

4.611.034

B. Jenis Peggunaan

10.391.458 10.445.769 10.571.040 11.571.865 11.290.050 11.513.376

1. Modal Kerja

5.922.720

5.934.513

6.135.566

6.134.935

5.784.660

5.913.120

2. Investasi

1.988.841

1.990.215

2.053.601

3.023.069

3.005.402

2.993.222

2.479.897

2.521.041

2.381.873

2.413.861

2.499.988

2.607.034

3. Konsumsi
C. Menurut Sektor Ekonomi
1. Pertanian

10.391.458 10.445.769 10.571.040 11.571.865 11.290.050 11.513.376


48.382

45.401

182.907

43.142

178.774

52.271

3.141

3.232

3.235

3.417

3.189

3.380

5.630.344

5.648.317

5.744.965

5.704.973

5.345.587

5.421.247

4. Listrik, Gas dan Air

159.453

159.737

22.802

144.844

9.823

137.559

5. Konstruksi

256.634

253.224

276.858

1.294.133

1.260.208

1.207.871

869.862

873.196

976.123

967.646

1.001.103

1.089.854

69.915

72.202

91.596

82.488

80.595

85.205

8. Jasa-jasa Dunia Usaha

621.585

608.585

639.159

631.558

619.130

620.527

9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat

142.706

154.278

144.842

149.360

150.521

152.684

2.589.436

2.627.597

2.488.553

2.550.304

2.641.120

2.742.778

2. Pertambangan
3. Perindustrian

6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi

10. Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

319

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality

Juli
July

Agustus
August

September
September

Oktober
October

November
November

Desember
December

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

3. Tangerang
A. Menurut Jenis Valuta

11.841.496 12.050.391 12.316.179 12.662.008 12.769.423 13.261.217

1. Rupiah

7.178.126

7.193.082

7.588.175

7.893.227

7.906.573

8.469.780

2. Valas

4.663.370

4.857.309

4.728.004

4.768.781

4.862.850

4.791.437

B. Jenis Peggunaan

11.841.496 12.050.391 12.316.179 12.662.008 12.769.423 13.261.217

1. Modal Kerja

5.916.706

6.221.357

6169.170

6.306.945

6.446.158

6.819.271

2. Investasi

3.057.565

3.128.887

3.377.517

3.520.190

3.505.036

3.544.118

3. Konsumsi

2.867.225

2.700.147

2.769.492

2.834.873

2.818.229

2.897.828

C. Menurut Sektor
Ekonomi
1. Pertanian

11.841.496 12.050.391 12.316.179 12.662.008 12.769.423 13.261.217


51.463

46.407

46.519

46.559

45.614

46.507

3.843

3.711

3.978

4.004

4.168

4.206

5.501.870

5.838.109

5.832.420

5.868.243

6.026.209

6.303.600

139.378

142.439

138.584

140.061

140.394

137.562

1.259.038

1.308.505

1.283.342

1.297.905

1.249.972

1.182.121

1.049.546

1.086.714

1.369.332

1.471.047

1.461.265

1.712.653

85.926

95.047

87.005

209.497

210.850

200.764

8. Jasa-jasa Dunia Usaha

609.512

549.808

559.729

500.340

571.811

200.764

9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat

148.637

151.123

178.666

240.839

197.376

196.006

2.992.283

2.828.528

2.816.604

2.883.513

2.861.764

2.939.335

2. Pertambangan
3. Perindustrian
4. Listrik, Gas dan Air
5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi

10. Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

320

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(1)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

4. Serang
A. Menurut Jenis Valuta
1. Rupiah
2. Valas

3.168.297

3.168.396

3.234.192

2.627.242

2.615.994

2.670.560

1.037.969

1.045.211

1.067.511

1.075.740

1.136.876

1.192.930

2.130.328

2.123.185 2.166.681

1.551.502

1.479.118

1.477.630

B. Jenis Peggunaan

3.168.297

3.168.396

3.234.192

2.627.242

2.615.994

2.670.560

1. Modal Kerja

1.712.471

1.701.471

1.752.004

1.178.726

1.195..282

1.249.417

998.259

999.682

999.441

967.157

919.083

895.543

457.567

467.243

492.747

481.359

501.629

525.600

3.168.297

3.168.396

3.234.192

2.627.242

2.615.994

2.670.560

113.584

113.691

113.883

113.758

113.603

120.201

1.838

1.834

2.404

2.978

3.074

3.052

2.423.589

1.813.120

1.774.067

1.790.458

2. Investasi
3. Konsumsi
C. Menurut Sektor
Ekonomi
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian
4. Listrik, Gas dan Air
5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat

2.391.095 2.380.711
287

252

254

179

152

210

6.681

6.345

6.797

10.028

11.162

11.988

105.061

108.457

108.897

110.323

114.384

122.097

35.580

34.714

34.324

34.474

33.008

32.113

47.343

47.234

48.385

46.454

47.266

46.995

5.571

4.691

4.566

4.400

4.273

5.920

10. Lain-lain
461.257
Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung
Source : Indonesia Bank of Bandung

470.467

491.093

491.528

515.005

537.526

Banten Dalam Angka 2003

321

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality

Juli
July

Agustus
August

September
September

Oktober
October

November
November

Desember
December

(1)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

4. Serang
A. Menurut Jenis Valuta

2.746.374

2.801.971

2.798.868

3.068.636

3.155.745

3.174.151

1. Rupiah

1.223.001

1.222.285

1.234.942

1.292.574

1.368.561

1.425.700

2. Valas

1.523.373

1.579.686

1.563.926

1.776.062

1.787.184

1.748.451

B. Jenis Peggunaan

2.746.374

2.801.971

2.798.868

3.068.636

3.155.745

3.174.151

1. Modal Kerja

1.281.477

1.327.061

1.329.058

1.553.887

1.573.345

1.556.230

2. Investasi

936.132

948.801

933.576

943.184

955.399

997.343

3. Konsumsi

528.765

526.109

536.234

571.565

627.001

620.578

2.746.374

2.801.971

2.798.868

3.068.636

3.155.745

3.174.151

137.857

147.864

148.489

146.556

148.383

158.802

3.155

3.131

148.174

3.769

4.083

4.102

1.826.793

1.860.462

1.855.178

2.076.059

2.112.529

2.113.928

152

159

152

177

152

244

15.314

16.929

24.073

25.837

30.757

43.173

129.196

134.736

131.071

141.728

129.082

131.695

32.241

37.699

34.297

33.918

35.985

35.547

50.876

52.566

58.254

59.041

58.065

56.332

5.095

4.054

5.629

7.773

8.397

8.475

545.695

544.371

537.551

573.778

628.312

621.853

C. Menurut Sektor
Ekonomi
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian
4. Listrik, Gas dan Air
5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan
dan Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat
10. Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

322

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality

Januari
January

Februari
February

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(1)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

5. Kota Tangerang
A. Menurut Jenis Valuta

1.697.606

1.728.549

2.106.769

2.014.377

2.041.853

2.085.154

1.132.777

1.135.062

1.321.681

1.279.911

1.340.231

1.403.675

564.829

593.487

785.088

734.466

701.622

681.479

B. Jenis Peggunaan

1.697.606

1.728.549

2.106.769

2.014.377

2.041.853

2.085.154

1. Modal Kerja

1.085.963

1.102.344

1.299.469

1.228.146

1.238.673

1.246.616

2. Investasi

333.982

338.049

332.932

309.938

305.728

316.019

3. Konsumsi

277.661

288.156

474.368

476.293

497.452

522.519

1.697.606

1.728.549

2.106.769

2.014.377

2.041.853

2.085.154

5.084

38.204

33.585

11.277

7.494

5.933

1. Rupiah
2. Valas

C. Menurut Sektor
Ekonomi
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian

162
786.756

206

60

59

96

59

798.201

818.539

977.472

949.214

949.945

4. Listrik, Gas dan Air

61.929

61.929

61.978

61.976

61.975

61.997

5. Konstruksi

43.858

43.863

43.914

43.977

44.389

33.891

346.930

372.673

365.188

308.874

342.433

365.469

29.041

30.633

30.941

36.722

40.027

46.868

63.554

10.611

11.136

12.188

13.142

12.103

1.842

3.392

186.137

4.578

4.767

5.091

358.450

368.837

555.291

557.254

578.316

603.798

6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat
10. Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

323

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality

Juli
July

Agustus
August

September
September

Oktober
October

(1)

(8)

(9)

(10)

(11)

November Desember
November December
(12)

(13)

5. Kota Tangerang
A. Menurut Jenis Valuta

1.970.401

2.076.817

2.113.910

2.128.839

2.215.043

2.239.722

1.257.025

1.392.509

1.423.368

1.44.340

1.537.938

1.596.741

713.376

684.308

690.542

684.499

677.105

642.981

B. Jenis Peggunaan

1.970.401

2.076.817

2.113.910

2.128.839

2.215.043

2.239.722

1. Modal Kerja

1.315.806

1.226.925

1.264.473

1.266.286

1.269.330

1.319.866

2. Investasi

320.881

301.755

295.041

293.622

294.470

253.965

3. Konsumsi

333.714

548.137

554.396

568.931

651.243

665.891

1.970.401

2.076.817

2.113.910

2.128.839

2.215.043

2.239.722

12.129

8.810

10.789

13.281

11.902

10.982

49

35

33

1.007.614

976.349

976.053

997.722

999.575

945.922

4. Listrik, Gas dan Air

61.908

61.907

61.905

61.904

61.740

61.738

5. Konstruksi

55.378

4.567

6.031

4.919

5.701

3.400

353.863

334.772

362.033

335.654

329.587

387.140

40.511

41.133

46.211

48.963

54.393

60.841

13.459

15.112

13.993

14.987

19.529

16.673

5.346

5.408

73.030

73.007

71.902

77.634

420.144

628.724

563.865

578.400

660.712

675.359

1. Rupiah
2. Valas

C. Menurut Sektor
Ekonomi
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian

6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan
dan Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat
10. Lain-lain

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

324

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality
(1)

Januari Februari
January February
(8)

(9)

Maret
March

April
April

Mei
May

Juni
June

(10)

(11)

(12)

(13)

6. Kota Cilegon
A. Menurut Jenis Valuta

2.067.087 2.142.982

2.312.522 2.535.106 2.478.871 2.520.223

1. Rupiah

1.040.605 1.025.791

1.183.355 1.454.225 1.442.099 1.456.410

2. Valas

1.026.482 1.117.191

1.129.167 1.080.881 1.036.772 1.063.813

2.067.087 2.142.982

2.312.522 2.535.106 2.478.871 2.520.223

B. Jenis Peggunaan
1. Modal Kerja
2. Investasi
3. Konsumsi
C. Menurut Sektor Ekonomi
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian
4. Listrik, Gas dan Air
5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat
10. Lain-lain

770.091

776.375

1.113.761 1.183.340
183.235

183.267

2.067.087 2.142.982

946.489

865.925

808.100

881.769

1.87.846 1.479.051 1.477.354 1.434.308


178.187

190.130

193.426

204.146

2.312.522 2.535.106 2.478.871 2.520.223

462

473

458

457

238

276

22.366

29.049

55.608

34.255

58.396

63.684

1.561.700 1.618.100

1.844.021 2.085.209 1.997.159 2.009.600

623

616

615

63

48

48

39.042

50.162

64.791

62.499

62.827

63.033

83.149

78.607

69.730

58.949

60.632

66.666

31.608

33.499

33.600

34.255

33.443

33.541

123.196

126.270

39.661

42.872

42.924

50.618

3.345

2.303

4.189

3.663

3.755

3.586

201.596

203.903

199.849

212.884

219.449

229.171

Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung


Source : Indonesia Bank of Bandung

Banten Dalam Angka 2003

325

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency / Municipality
(1)

Agustus September Oktober November Desember


August September October November December

Juli
July
(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

6. Kota Cilegon
A. Menurut Jenis Valuta

2.483.376 2.518.810 2.543.453 2.412.970 2.587.205 2.721.628

1. Rupiah

1.343.607 1.392.457 1.434.429 1.446.100 1.538.344 1.560.450

2. Valas

1.139.769 1.126.353 1.109.024

B. Jenis Peggunaan
1. Modal Kerja
2. Investasi
3. Konsumsi
C. Menurut Sektor Ekonomi
1. Pertanian
2. Pertambangan
3. Perindustrian
4. Listrik, Gas dan Air
5. Konstruksi
6. Pedagangan, Restoran
dan Hotel
7. Pengangkutan,
Pergudangan dan
Konsumsi
8. Jasa-jasa Dunia Usaha
9. Jasa-jasa Sosial
Masyarakat

966.870 1.048.861 1.161.178

2.483.376 2.518.810 2.543.453 2.412.970 2.587.205 2.721.628


822.848

853.942

858.780

733.252

889.000

951.105

1.450.163 1.431.213 1.464.254 1.459.901 1.466.966 1.469.582


210.365

233.655

220.419

219.817

213.239

300.941

2.483.376 2.518.810 2.543.453 2.412.970 2.587.205 2.721.628


378

566

613

2.325

833

621

65.700

59.574

71.069

122.509

75.279

74.119

1.967.192 1.983.155 1.976.030 1.795.921 1.9623555 2.079.909


62

75

62

62

53.033

68.249

71.985

69.350

70.361

69.501

79.558

73.052

77.932

81.017

86.949

85.566

32.540

32.485

37.955

35.982

35.848

36.164

49.325

51.760

83.452

81.977

119.729

69.274

2.865

2.644

3.166

3.240

3.636

4.760

10. Lain-lain
232.723
Sumber : Bank Indonesia Cabang Bandung
Source : Indonesia Bank of Bandung

247.250

221.189

220.587

232.006

301.707

Banten Dalam Angka 2003

326

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.4.4
Table

Kinerja Koperasi Menurut Indikator Produksi


Performance of Cooperation Activity by Indicator of
Production
2003

Indikator
Indicator

Satuan
Unit

Jumlah
Total

(1)

(2)

(3)

Koperasi / Cooperative
Aktif

Unit

3.274

Non Aktif

Unit

1.489

Anggota / Member

Orang / Person

655.932

Modal Sendiri / Capital Owned

Juta Rp / Million Rp

200.702,33

Modal Luar / Capital Aid

Juta Rp / Million Rp

419.305,50

Jumlah Asset / Asset

Juta Rp / Million Rp

674.819,816

Volume Usaha / Omzet

Juta Rp / Million Rp

1.101.052,34

Jumlah SHU / Capital Gain

Juta Rp / Million Rp

71.594,75

Jumlah Manajer / Total Manajer

Orang / Person

110

Jumlah Karyawan / Total Employee

Orang / Person

5.966

Sumber: Dinas Perindagkop Propinsi Banten


Source : Industrial Trade and Cooperative of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

327

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.4.5
Table

Jumlah SIUP yang diberikan Menurut Golongan Usaha


dan Kabupaten/ Kota
Number of Trade Business Permits Issued by Scale of
Establismhment and Municipality
2003

Kabupaten / Kota
Regency / Municipality

Perusahaan Besar
Large Scale
Establishment

Perusahaan Menengah
Medium Scale
Establishment

`Perusahaan Kecil
Smaall Scale
Establishment

(1)

(2)

(4)

(6)

1. Pandeglang

39

114

1014

2. Lebak

21

96

3. Tangerang

161

845

3949

4. Serang

178

858

4201

5. Tangerang

41

86

518

6. Cilegon

Banten

426

1.924

9.778

2002

141

1.424

9.358

Kab/Reg

Kota/Mun

Sumber: Dinas Perindagkop Propinsi Banten


Source : Industrial Trade and Cooperative of Banten Province

Catatan /Notes : =Data tidak tersedia/Not Available

Banten Dalam Angka 2003

328

Bab IX

Keuangan dan Harga-harga

Tabel 9.4.6
Table

Jumlah Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat,


dan Koperasi Menurut Kabupaten/Kota
Number of Bank and Cooperation by Municipality
2002

Kabupaten / Kota
Regency / Municipality

Bank Umum/
Public Bank

BPR

Koperasi Unit Desa (KUD)/


Village Unit Cooperative

(1)

(2)

(3)

(4)

Kab. Pandeglang

17

15

38

Kab. Lebak

14

36

Kab.Tangerang

78

48

40

Kab. Serang

16

20

39

Kota Tangerang

49

20

11

Kota Cilegon

178

121

173

Kab/Reg

Kota/Mun

Banten
Sumber : Podes 2003, BPS
Source: Villages Potential 2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

329

Regional Income

Bab X

Penjelasan Teknis

Pendapatan Regional

Technical Notes

Produk Domestik Regional


Bruto menggambarkan kemampuan
suatu wilayah dalam menciptakan
output (nilai tambah) pada suatu
waktu tertentu. PDRB dapat dilihat
dari 2 sisi pendekatan, yaitu
sektoral
dan
penggunaan.
Keduanya menyajikan komposisi
data nilai tambah dirinci menurut
sumber pendapatan dan menurut
komponen penggunaannya. PDRB
dari sisi sektoral merupakan
penjumlahan seluruh komponen
nilai tambah bruto yang mampu
diciptakan
oleh
sektor-sektor
ekonomi atas berbagai aktivitas
produksinya. Sedangkan dari sisi
penggunaan menjelaskan tentang
pengunaan dari nilai tambah
tersebut..

Gross Domestic Regional


Product described the ability of a
region in creating output (value
added) at a certain time. To
compile those, two approaches has
be
e
n us
e
d, i
.
e
. pr
oduc
t
i
on
appr
oac
h and e
x
pe
n
di
t
ur
e
appr
oac
h. Both
of
them,
presenting the composition of value
added according to source of
income and expenditure component
The first approach is to explain
output produced by various kind of
economic activity, which value
added generated by economic
sectors; while the second approach
is to explain the final uses of the
value added that had been created
by all economics sectors .

PDRB maupun agregat


turunannya disajikan dalam 2 (dua)
versi penilaian, yaitu atas dasar

h
a
r
g
abe
r
l
a
ku
a
t
a
sda
s
a
r
h
a
r
g
a
k
on
s
t
a
n

.Di
s
e
bu
ts
e
ba
g
a
ih
a
r
g
a
berlaku karena seluruh agregat
dinilai dengan menggunakan harga
pada tahun berjalan, sedangkan
harga
konstan
penilaiannya
didasarkan kepada harga satu tahun
dasar tertentu. Publikasi ini
menggunakan harga tahun 1993
sebagai dasar penilaian.

GDRP and its aggregations


are presented in two forms: 1) at
current market prices; and 2) at
constant base year market prices.
In presenting current market
prices, all aggregates are valued at
current market prices. On the other
hand, base year constant market
prices are shown by valuing all
aggregates at fixed base year
prices. Year of 1993 has been used
as the base year in this publication.

Laju Pertumbuhan Ekonomi


diperoleh dari perhitungan PDRB
atas dasar harga konstan. Diperoleh
dengan cara mengurangi nilai
PDRB pada tahun ke-n terhadap
nilai pada tahun ke n-1 (tahun
sebelumnya), dibagi dengan nilai

Economic growth derives


from GDRP at constant market
prices, by decreasing the value
GDRP year of n with the value
GDRP year of n-1 and divided with
the value GDRP year of n-1 than
multiplied with 100 percent.

Banten Dalam Angka 2003

332

Bab X

Pendapatan Regional

pada tahu ke n-1, kemudian


dikalikan dengan 100 persen. Laju
pertumbuhan
menunjukkan
perkembangan agregat pendapatan
dari satu waktu terhadap waktu
sebelumnya.

Growth
rate
of
GDRP
shows/explain income /production
progress of certain year to the
previous year

Produk Domestik Regional


Bruto (PDRB) Perkapita adalah
salah satu indikator makro yang
biasa digunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk di
suatu daerah dalam jangka waktu
tertentu.
PDRB
perkapita
merupakan PDRB adhb dibagi
jumlah penduduk pertengahan
tahun suatu daerah dalam jangka
waktu tertentu.

Per capita GDRP is one of


macro economic indicators that
use to measure the level of citizens
wealthy in a region at certain
time/year. Per capita GDRP is
GDRP at current market prices
divided by mid-year population of a
region at certain year.

Produk Domestik Regional Bruto


(PDRB)

Gross Domestic Regional Product


(GDRP)

Total Produksi barang dan


jasa yang dihasilkan para pelaku
ekonomi di Banten dicerminkan
oleh besaran angka PDRBnya.
Pada tahun 2003, nilai PDRB
Banten sekitar 64,669 triliun
rupiah. Nilai tersebut mengalami
peningkatan sebesar 10, 96 persen
dari tahun sebelumnya. Secara
k
on
s
t
a
nni
l
a
i
ku
e
pe
r
e
k
onomi
a
n
Banten mencapai 19,292 triliun
rupiah atau meningkat 5,73 persen
dari tahun sebelumnya.

The ammount of services


and goods that produced by
economic perpetrator in Banten
expressed by its GDRP value. In
the year 2003, GDRP Banten went
arround 64.669 billion rupiah. The
value increased about 10.96
percent than the value at previous
year. Constantly, "cake" of Banten
economics reached about 19,292
billion rupiah or increased 5.73
percent of previous year.

Peningkatan perekonomian
Banten ini disebabkan oleh
kenaikan produksi pada hampir
semua sektor ekonomi yang ada,
khususnya sektor-sektor unggulan
seperti
sektor
industri,
perdagangan,
pertanian dan
perbankan

The improvement of Banten


economics, mostly caused by the
increasing of production at most of
all existing economic sector,
specially pre-eminent sectors like
industrial
sector,
commerce,
banking and agriculture

Banten Dalam Angka 2003

333

Bab X

Pendapatan Regional

Pertumbuhan Ekonomi Sektoral

Economic Growth by Sector

Tiga tahun terakhir ini,


perekonomian Banten telah tumbuh
dengan cukup menggembirakan.
Pertumbuhan ekonomi yang positif
tiap tahunnya diharapkan dapat
memberikan dampak yang positif
terutama dalam hal penciptaan
lapangan
pekerjaan
dan
mengurangi tingkat kemiskinan.
Secara berturut-turut pertumbuhan
ekonomi Banten dari tahun 2001
2003 adalah, 4,9 persen, 5,16
persen dan 5,73 persen.

For the last three year,


economics of Banten Province had
growed enough exciting. Growth of
economics which are positive per
annum expected can give benefit,
especially in the case of work field
creation and lessen poorness level.
By successively, growth of Banten
economics from year 2001 to 2003
are, 4.9 percent, 5.16 percent and
5.73 percent..

Peningkatan pertumbuhan
ekonomi Banten di tahun 2003
terutama dikarenakan oleh adanya
sektor-sektor
ekonomi
yang
tumbuh lebih tinggi di bandingkan
dengan tahun sebelumnya. Sektor
dimaksud seperti sektor pertanian
yang tumbuh dari 3,03 persen
menjadi 4,24 persen, pertambangan
dan penggalian dari 2,34 persen
menjadi 5,50 persen, bangunan dari
5,45 persen menjadi 5,51 persen.
Demikian juga dengan sektor
keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan yang tumbuh pesat dari
12,66 persen menjadi
42,23
persen.

The increasing of Banten


economics growth in year 2003
especially caused by some of
economic sectors grows higher
than previous year. Such sector like
agricultural sector which grow
from 3.03 percent in 2002 become
4.24 percent in 2003, mining and
quarrying, from 2.34 percent
become 5.50 percent, building
construction, from 5.45 percent
become 5.51 percent. And so it was
with financial, company servics
and rental sector which growth fast
from 12.66 percent become 42.23
percent.

Pertumbuhan
disektor
pertanian dipacu oleh panen padi
yang melebihi tahun sebelumnya.
Banyaknya
perumahan
dan
konstruksi lainnya yang terjadi di
wilayah Banten menjadi pemicu
pertumbuhan sektor bangunan

Growth of agricultural
sector raced by paddy crop which
higher than previous year. The
great number of housing and other
construction that happened in
region of Banten pushed growth of
construction sector.

Sementara itu, pulihnya


sektor perbankan nasional berimbas

Meanwhile, the recovery of


national banking sector induce to

Banten Dalam Angka 2003

334

Bab X

Pendapatan Regional

pada membaiknya pertumbuhan


sektor
keuangan
di
Banten
Meningkatnya
kepercayaan
masyarakat pada bank ditandai
dengan tumbuhnya dana simpanan
rupiah dan valas bank umum yang
ada di Banten, dari sekitar 14
triliun rupiah pada 2002 menjadi
sekitar 16,5 triliun rupiah pada
akhir 2003. Sedangkan, maraknya
kegiatan
perbankan
ditandai
dengan meningkatnya kredit rupiah
dan valas yang disalurkan ke
masyarakat sebesar 27 persen
dibanding tahun lalu. Khusus untuk
kredit usaha kecil, tumbuh 88,7
persen
dibandingkan
tahun
sebelumnya.

the recovery of growth of financial


sector in Banten. The increasing of
trust of society at bank, marked
with growing of rupiah deposit
fund and foreign exchange at
public bank that exist in Banten,
from around 14.000 billion rupiah
at 2002 becoming around 16,500
billion rupiah by the end of 2003.
While, the hoisterous of banking
activity, marked with the increasing
of rupiah and foreign exchange
credit offered to society, which
about 27 percent higher compared
to last year. Special for the credit
of small scale business, grow 88.7
percent compared to previous year.

Sektor-sektor ekonomi yang


mengalami pertumbuhan lebih
kecil dibandingkan dengan tahun
sebelumnya adalah sektor industri
pengolahan, listrik, gas dan air
bersih, perdagangan, hotel dan
restoran, sektor angkutan dan
telekomunikasi, serta sektor jasajasa.

Economic sectors which grow


smaller than previous year are
manufacturing industrial sector,
electrics, gas and water supply,
trade, hotel and restaurant,
transportation
and
telecommunications sector, and also
government and private services
sector.

Meskipun
sektor-sektor
tersebut mengalami pertumbuhan
yang lebih kecil dibandingkan
tahun sebelumnya, tidak berarti hal
ini mengalami penurunan. Yang
terjadi adalah bahwa gerak
ekonomi sektor tersebut tidak
secepat tahun sebelumnya atau
sedikit mengalami perlambatan.
Hal ini perlu menjadi perhatian,
terutama oleh pemerintah daerah
untuk dicarikan solusi agar sektorsektor ini bisa bergerak lebih cepat
lagi pada tahun yang akan datang.

Though the sectors growth


smaller compared to previous year,
i
t doe
s
n
t me
a
n the sectors
experience of degradation. That
happened is, the economic motion
from the sector was not as quickly
as previous year or we can say that
the sectors having a little
deceleration. This matter require to
become attention, especially by
local government to be looked for
solution, so that this sectors can
runs faster again in the year to
come.

Banten Dalam Angka 2003

335

Bab X

Pendapatan Regional

PDRB Perkapita

GDRP per Capita

Angka PDRB perkapita


merupakan indikator kesejahteraan
masyarakat secara makro yang
dapat dijadikan cermin kesejah
teraan masyarakat. Semakin tinggi
PDRB perkapita yang di terima
oleh penduduk berarti semakin
tinggi kesejahteraannya. Sebalik
nya penurunan PDRB perkapita
pada suatu daerah, menggambarkan
penurunan tingkat kesejahteraan
masyarakatnya.

The number of GDRP per


Capita used to be the indicator of
prosperity to a society, which
macroly able to describe the
wealthy level among the society.
More higher, level of GDRP per
Capita which
accepting by
resident, more wealthy the society.
The opposite of that, degradation of
GDRP perkapita at one particular
area, depicting degradation of
prosperity level of society.

PDRB perkapita propinsi


Banten pada tahun 2003 sebesar
7,34 juta rupiah. Dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, PDRB
perkapita
ini
mengalami
peningkatan sebesar 6 persen.
Secara konstan, PDRB perkapita
sebesar 2,2 juta rupiah, atau
tumbuh
sebesar
1
persen
dibandingkan tahun sebelumnya.

GDRP per Capita Province


of Banten in the year 2003 equal to
7.34 million rupiah. Compared to
previous year, this GDRP Per
Capita growth about 6 percent.
Constantly, GDRP per Capita
equal to 2.2 million rupiah, or
growth about 1 percent, compared
to previous year

Perlu jadi catatan bahwa


PDRB perkapita tidak sama dengan
pendapatan
perkapita.
PDRB
perkapita hanya menggambarkan
NTB yang terbentuk di Banten
dibagi dengan seluruh penduduk.
Di sini tidak melihat apakah NTB
ini milik penduduk Banten atau
bukan. Sementara pendapatan
perkapita
benar-benar
menggambarkan
NTB
yang
dimiliki oleh penduduk Banten,
baik yang berada di Banten
maupun di luar Banten.

GDRP per Capita unlike


income per Capita. GDRP per
Capita only depicting value added
in Banten that formated divided
with entire/all resident, without see
if value added property belongs to
resident of Banten or not. Whereas,
earnings of GDRP per Capita is
describing the value of NTB that
had by resident of Banten, both for
residing in Banten and also outside
Banten.

Banten Dalam Angka 2003

336

Bab X

Pendapatan Regional

Grafik 10.1. Peranan Sektor Dalam PDRB Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2002

Perdag, Hotel &


Rest
17,90%

Angkutan & Kom


7,27% Jasa-Jasa
4,91%

Listrik, Gas & Air


4,87%
Bangunan
2,21%

Lainya
4,06%

Industri
52,16%

Pertanian
8,83%

Keuangan
1,74%

Pertambang &
Penggalian
0,11%

Grafik 10.2. Peranan Sektor Dalam PDRB Banten Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun 2003

Perdag, Hotel &


Rest
17,78%

Angkutan & Kom


7,22% Jasa-Jasa
4,96%

Listrik, Gas & Air


4,77%

Bangunan
2,20%
Lainnya
3,86%

Industri
51,45%

Banten Dalam Angka 2003

Pertanian
8,80%

Keuangan
2,71%

Pertambang &
Penggalian
0,11%

337

Bab X

Tabel
Table

Pendapatan Regional

Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Banten


Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
Gross Regional Domestic Product of Banten at
Current Market Price by Industrial Origin
( Juta / Millions Rp )
2001 - 2003

10.1

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
1. PERTANIAN / Agriculture
a. Tanaman Bahan Makanan/ Farm Food Crops
b. Tanaman Perkebunan/ Estate Crops
c. Peternakan dan hasil-hasilnya/ Livestock and
Product
d. Kehutanan/ Forestry
e. Perikanan/ Fishery
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN/
Mining and Quarrying
a. Minyak dan Gas Bumi/ Oil and nature Gas
b. Pertambangan Tanpa Migas/ Mining
Excluiding Oil/Gas
c. Penggalian/ Quarrying
3. INDUSTRI PENGOLAHAN/ Manufacturing
Industry
a. Industri Migas/ Oil and Gas Industry
b. Industri Tanpa Migas/ Industry Exluiding
Oil/Gas
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH/
Electricity, Gas, and Water Supply
a. Listrik/ Electricity

2001

2002 *)

(2)

2003 *)

(3)

(4)

4.551.194,70

5.143.747,33

2.952.948,84

3.326.792,16 3.750.575,41

371.666,95
890.034,55

440.047,99

c. Air bersih/ WaterSupply


6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN/ Trade, Hotel and Restaurant
a. Perdagangan besar dan eceran/ Wholesale and
Retail Trade
b. H o t e l/ Hotel
c. Restoran/ Restaurant
Banten Dalam Angka 2002

446.120,58

1.005.123,00 1.093.134,84

30.924,83

35.282,50

37.590,05

305.619,53

336.501,68

359.854,09

57.730,77

64.991,41

72.121,79

0,00

16.396

18.733,60

20.887,50

46.257,81

46.257,81

51.234,29

26.643.598,21 30.398.125,05 33.282.243,40


-

0,00

30.398.125,05 30.398.125,05 33.282.243,40


1.965.219,30

2.835.177,46 3.078.739,34

2.785.469,46

2.785.469,46 3.023.419,70

b. Gas kota/ Gas

5. B A N G U N A N/ Contruction

5.687.274,97

0,00
49.708,00
1.286.377,01

49.708,00

55.319,64

1.286.377,01 1.425.143,03

9.136.403,21 10.432.756,18 11.491.036,36


7.648.729,78
67.427,45
1.720.553,73

8.644.775,00 9.490.816,82
67.427,45

69.015,04

1.720.553,73 1.931.204,50

338

Bab X

Pendapatan Regional

Lanjutan
Continued
Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI/
Transport and Communication
a. Pengangkutan/ Transport
1) Angkutan Rel/ Railway Transport
2) Angkutan Jalan Raya/ Road Transport
3) Angkutan Laut/ Sea Transpot
4) Angkutan Sungai dan Penyeberangan/
River and Ferry Transport
5) Angkutan Udara/ Air Transport
6) Jasa Penunjang Angkutan/ Services Allied
toTransport
b. Komunikasi/ Communication
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN/ Finance, Dwelling and
Business Service
a. B a n k/ Bank
b. Lembaga keuangan lainnya/ Other Finacial
Intermediaries
c. Sewa bangunan/ Ownership of Dwellings
d. Jasa perusahaan/ Business Services
9. JASA-JASA/ Services
a. Pemerintahan umum/ Public Service
b. S w a s t a/ Private Services
1) Sosial kemasyarakatan/ Social and
Community Service
2) Hiburan dan rekreasi/ Entertainment and
Recreation
3) Perorangan dan rumah tangga/ Personal
and Household

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO/


Gross Regional Domestic Product

2001

2002 *)

2003 *)

(2)

(3)

(4)

3.617.869,67

4.238.740,68

4.666.951,38

3.441.860,16
20.202,47
1.603.672,78
372.286,16

3.978.640,26
22.637,50
1.870.551,62
432.853,18

4.380.498,68
24.431,22
2.089.884,08
431.109,80

86.049,73

98.102,18

108.180,59

772.683,00

893.971,00

1.007.174,69

586.966,02

660.524,78

719.718,30

176.009,51

260.100,42

286.452,70

767.602,65

1.016.309,70

1.750.259,19

(230.385,00)

-208.299,00

338.410,00

73.739,16

87.516,71

100.829,69

755.633,20

944.309,31

1.096.205,50

168.615,29

192.782,68

214.814,00

2.385.120,00

2.867.504,90

3.216.120,73

1.244.612,40
1.140.507,60

1.502.563,15
1.364.941,75

1.702.983,60
1.513.137,13

295.405,91

361.139,14

412.406,93

20.189,86

23.321,31

25.576,12

824.911,83

980.481,31

1.075.154,08

50.241.081,09 58.283.729,72

64.669.890,19

*) Angka perbaikan / Revised figures


**) Angka sementara/ Preliminary figure
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2002

339

Bab X

Tabel
Table

Pendapatan Regional

10.2

Produk Domestik Regional Bruto Propinsi Banten


Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan Usaha
Gross Regional Domestic Product of Banten
Constant Price1993 by Industrial Origin
( Juta / Millions Rp)
2001 - 2003

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
1. PERTANIAN / Agriculture
a. Tanaman Bahan Makanan/ Farm Food
Crops
b. Tanaman Perkebunan/ Estate Crops
c. Peternakan dan hasil-hasilnya/ Livestock
and Product
d. Kehutanan/ Forestry
e. Perikanan/ Fishery
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN/
Mining and Quarrying
a. Minyak dan Gas Bumi/ Oil and nature Gas
b. Pertambangan Tanpa Migas/ Mining
Excluiding Oil/Gas
c. Penggalian/ Quarrying
3. INDUSTRI PENGOLAHAN/
Manufacturing Industry
a. Industri Migas/ Oil and Gas Industry
b. Industri Tanpa Migas/ Industry Exluiding
Oil/Gas
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH/
Electricity, Gas, and Water Supply
a. Listrik/ Electricity
b. Gas kota/ Gas
c. Air bersih/ WaterSupply
5. B A N G U N A N/ Contruction
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN/ Trade, Hotel and Restaurant
a. Perdagangan besar dan eceran/ Wholesale
and Retail Trade
b. H o t e l/ Hotel
c. Restoran/ Restaurant

Banten Dalam Angka 2002

2001

2002 *)

2003*)

(2)
1.613.260,29

(3)
1.662.132,93

(4)
1.732.579,96

965.676,73

981.417,26

1.043.927,85

132.537,84

141.299,17

142.701,74

379.780,00

397.140,54

396.131,34

13.910,10
121.355,62

14.289,62
127.986,34

14.361,72
135.457,31

20.672,57

21.156,54

22.321,08

0,00

4.054

4.128,71

4.352,34

16.618,57

17.027,83

17.968,74

8.705.910,77

9.098.510,94

9.492.938,79

0,00

8.705.910,77

9.098.510,94

9.492.938,79

758.033,52

807.143,61

852.753,97

735.114,29
22.919,23
398.840,00

783.205,25
23.938,36
420.563,31

828.018,72
0,00
24.735,25
443.748,61

3.117.171,76

3.306.096,32

3.496.123,85

2.595.430,51

2.748.473,91

2.912.008,11

31.291,25
490.450,00

33.233,50
524.388,91

33.930,70
550.185,04

340

Bab X

Pendapatan Regional

Lanjutan
Continued
Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI/
Transport and Communication
a. Pengangkutan/ Transport
1) Angkutan Rel/ Railway Transport
2) Angkutan Jalan Raya/ Road Transport
3) Angkutan Laut/ Sea Transpot
4) Angkutan Sungai dan Penyeberangan/
River and Ferry Transport
5) Angkutan Udara/ Air Transport
6) Jasa Penunjang Angkutan/ Services Allied
toTransport
b. Komunikasi/ Communication
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN/ Finance, Dwelling and
Business Service
a. B a n k/ Bank
b. Lembaga keuangan lainnya/ Other Finacial
Intermediaries
c. Sewa bangunan/ Ownership of Dwellings
d. Jasa perusahaan/ Business Services
9. JASA-JASA/ Services

2001

2002 *)

2003*)

(2)

(3)

(4)

1.398.819,83

1.482.009,14

1.561.895,98

1.319.035,27
7.581,67
540.904,20
139.931,01

1.392.642,91
7.499,59
568.798,77
146.680,17

1.463.819,25
7.750,77
600.196,46
140.221,11

28.427,44

29.218,82

30.431,40

389.799,00

424.326,47

462.430,99

212.391,95

216.119,09

222.788,52

79.784,56

89.366,23

98.076,73

408.252,46

459.938,10

654.158,63

(79.561,07)

(64.117,65)

100.954,63

26.784,00

28.181,03

30.374,96

387.789,78

420.270,70

443.194,56

73.239,75

75.604,02

79.634,48

929.383,84

988.718,34

1.036.023,98

a. Pemerintahan umum/ Public Service

493.750,63

516.117,53

539.926,95

b. S w a s t a/ Private Services
1) Sosial kemasyarakatan/ Social and
Community Service
2) Hiburan dan rekreasi/ Entertainment and
Recreation
3) Perorangan dan rumah tangga/ Personal
and Household

435.633,21

472.600,81

496.097,03

108.167,67

117.520,06

125.729,99

7.843,77

8.620,92

9.201,37

319.621,77

346.459,83

361.165,67

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO/


Gross Regional Domestic Product

17.350.345,04 18.246.269,23 19.292.544,85

*) Angka perbaikan / Revised figures


**) Angka sementara/ Preliminary figure
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2002

341

Bab X

Tabel
Table

Pendapatan Regional

Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto


Propinsi Banten Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut
Lapangan Usaha
Growth
Rate
of Gross Regional Domestic
10.3
Product of Banten at Constant Price 1993 by Industrial Origin
(Persen/Percent)
2001 2003

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
1. PERTANIAN / Agriculture
a. Tanaman Bahan Makanan/ Farm Food
Crops
b. Tanaman Perkebunan/ Estate Crops
c. Peternakan dan hasil-hasilnya/ Livestock
and Product
d. Kehutanan/ Forestry
e. Perikanan/ Fishery
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN/
Mining and Quarrying
a. Minyak dan Gas Bumi/ Oil and nature Gas
b. Pertambangan Tanpa Migas/ Mining
Excluiding Oil/Gas
c. Penggalian/ Quarrying
3. INDUSTRI PENGOLAHAN/
Manufacturing Industry
a. Industri Migas/ Oil and Gas Industry
b. Industri Tanpa Migas/ Industry Exluiding
Oil/Gas
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH/
Electricity, Gas, and Water Supply
a. Listrik/ Electricity
b. Gas kota/ Gas
c. Air bersih/ WaterSupply
5. B A N G U N A N/ Contruction
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN/ Trade, Hotel and Restaurant
a. Perdagangan besar dan eceran/ Wholesale
and Retail Trade
b. H o t e l/ Hotel
c. Restoran/ Restaurant

Banten Dalam Angka 2002

2001

2002 *)

2003*)

(2)
2,75

(3)
3,03

(4)

-0,70

1,63

6,37

5,20

6,61

0,99

11,46

4,57

-0,25

13,57
2,30

2,73
5,46

0,50
5,84

11,76

2,34

5,50

51,61

1,84

5,42

5,03

2,46

5,53

4,42

4,51

4,34

4,42

4,51

4,34

8,50

6,48

5,65

8,65
3,83
0,26

6,54
4,45
5,45

5,72
3,33
5,51

8,55

6,06

5,75

9,63

5,90

5,95

5,94
3,32

6,21
6,92

2,10
4,92

4,24

342

Bab X

Pendapatan Regional

Lanjutan
Continued

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI/
Transport and Communication
a. Pengangkutan/ Transport
1) Angkutan Rel/ Railway Transport
2) Angkutan Jalan Raya/ Road Transport
3) Angkutan Laut/ Sea Transpot
4) Angkutan Sungai dan Penyeberangan/
River and Ferry Transport
5) Angkutan Udara/ Air Transport
6) Jasa Penunjang Angkutan/ Services Allied
toTransport
b. Komunikasi/ Communication
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN/ Finance, Dwelling and
Business Service

2001

2002 *)

2003*)

(2)

(3)

(4)

6,48

5,95

5,39

6,55
0,56
6,77
6,24

5,58
-1,08
5,16
4,82

5,11
3,35
5,52
-4,40

12,10

2,78

4,15

7,96

8,86

8,98

3,26

1,75

3,09

5,41

12,01

9,75

-6,67

12,66

42,23

-157,61

19,41

257,45

4,73

5,22

7,79

c. Sewa bangunan/ Ownership of Dwellings

4,15

8,38

5,45

d. Jasa perusahaan/ Business Services

4,00

3,23

5,33

3,81

6,38

4,78

a. Pemerintahan umum/ Public Service

2,64

4,53

4,61

b. S w a s t a/ Private Services
1) Sosial kemasyarakatan/ Social and
Community Service
2) Hiburan dan rekreasi/ Entertainment and
Recreation
3) Perorangan dan rumah tangga/ Personal
and Household

5,17

8,49

4,97

6,02

8,65

6,99

9,83

9,91

6,73

3,23

4,78

4,24

4,90

5,16

5,73

a. B a n k/ Bank
b. Lembaga keuangan lainnya/ Other Finacial
Intermediaries

9. JASA-JASA/ Services

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO/


Gross Regional Domestic Product
*) Angka perbaikan / Revised figures
**) Angka sementara/ Preliminary figure
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2002

343

Bab X

Tabel
Table

Pendapatan Regional

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Banten


Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha
10.4 Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of
Banten at Current Price by Industrial Origin
(Persen/Percent)
2001 2003

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
1. PERTANIAN / Agriculture
a. Tanaman Bahan Makanan/ Farm Food
Crops
b. Tanaman Perkebunan/ Estate Crops
c. Peternakan dan hasil-hasilnya/ Livestock and
Product
d. Kehutanan/ Forestry
e. Perikanan/ Fishery
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN/
Mining and Quarrying
a. Minyak dan Gas Bumi/ Oil and nature Gas
b. Pertambangan Tanpa Migas/ Mining
Excluiding Oil/Gas
c. Penggalian/ Quarrying
3. INDUSTRI PENGOLAHAN/
Manufacturing Industry
a. Industri Migas/ Oil and Gas Industry
b. Industri Tanpa Migas/ Industry Exluiding
Oil/Gas
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH/
Electricity, Gas, and Water Supply
a. Listrik/ Electricity
b. Gas kota/ Gas
c. Air bersih/ WaterSupply
5. B A N G U N A N/ Contruction
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN/ Trade, Hotel and Restaurant
a. Perdagangan besar dan eceran/ Wholesale
and Retail Trade
b. H o t e l/ Hotel
c. Restoran/ Restaurant

Banten Dalam Angka 2002

2001

2002 *)

2003*)

(2)
9,06

(3)
8,83

(4)

5,88

5,71

5,80

0,74

0,76

0,69

1,77

1,72

1,69

0,06
0,61

0,06
0,58

0,06
0,56

0,11

0,11

0,11

0,00

0,03

0,03

0,03

8,80

0,08

0,08

0,08

53,03

52,16

51,46

0,00

53,03

52,16

51,46

3,91

4,87

4,77

3,83
0,08
2,22

4,78
0,09
2,21

4,68
0,00
0,09
2,20

18,19

17,90

17,78

15,22

14,83

14,68

0,13
2,84

0,12
2,95

0,11
2,99

344

Bab X

Pendapatan Regional

Lanjutan
Continued

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI/
Transport and Communication
a. Pengangkutan/ Transport
1) Angkutan Rel/ Railway Transport
2) Angkutan Jalan Raya/ Road Transport
3) Angkutan Laut/ Sea Transpot
4) Angkutan Sungai dan Penyeberangan/
River and Ferry Transport
5) Angkutan Udara/ Air Transport
6) Jasa Penunjang Angkutan/ Services Allied
toTransport
b. Komunikasi/ Communication
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN/ Finance, Dwelling and
Business Service
a. B a n k/ Bank
b. Lembaga keuangan lainnya/ Other Finacial
Intermediaries
c. Sewa bangunan/ Ownership of Dwellings
d. Jasa perusahaan/ Business Services
9. JASA-JASA/ Services
a. Pemerintahan umum/ Public Service
b. S w a s t a/ Private Services
1) Sosial kemasyarakatan/ Social and
Community Service
2) Hiburan dan rekreasi/ Entertainment and
Recreation
3) Perorangan dan rumah tangga/ Personal
and Household
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO/
Gross Regional Domestic Product

2001

2002 *)

2003*)

(2)

(3)

(4)

7,20

7,27

7,22

6,85
0,04
3,19
0,74

6,82
0,04
3,21
0,74

6,78
0,04
3,23
0,67

0,17

0,17

0,17

1,54

1,53

1,56

1,17

1,13

1,11

0,35

0,45

0,44

1,53

1,74

2,71

(0,46)

(0,36)

0,52

0,15

0,15

0,16

1,50
0,34
4,75
2,48
2,27

1,62
0,33
4,91
2,57
2,34

1,70
0,33
4,96
2,62
2,34

0,59

0,62

0,64

0,04

0,04

0,04

1,64

1,68

1,66

100,00

100,00

100,00

*) Angka perbaikan / Revised figures


**) Angka sementara/ Preliminary figure
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2002

345

Bab X

Tabel
Table

Pendapatan Regional

Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto


Banten Atas Dasar Harga Konstan 1993 Menurut Lapangan
Usaha
10.5 Percentage Distribution of Gross Domestic Regional Product of
Banten at Constant Price 1993 by Industrial Origin
(Persen/Percent)
2001 2003

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
1. PERTANIAN / Agriculture
a. Tanaman Bahan Makanan/ Farm Food
Crops
b. Tanaman Perkebunan/ Estate Crops
c. Peternakan dan hasil-hasilnya/ Livestock and
Product
d. Kehutanan/ Forestry
e. Perikanan/ Fishery
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN/
Mining and Quarrying
a. Minyak dan Gas Bumi/ Oil and nature Gas
b. Pertambangan Tanpa Migas/ Mining
Excluiding Oil/Gas
c. Penggalian/ Quarrying
3. INDUSTRI PENGOLAHAN/
Manufacturing Industry
a. Industri Migas/ Oil and Gas Industry
b. Industri Tanpa Migas/ Industry Exluiding
Oil/Gas
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH/
Electricity, Gas, and Water Supply
a. Listrik/ Electricity
b. Gas kota/ Gas
c. Air bersih/ WaterSupply
5. B A N G U N A N/ Contruction
6. PERDAGANGAN, HOTEL DAN
RESTORAN/ Trade, Hotel and Restaurant
a. Perdagangan besar dan eceran/ Wholesale
and Retail Trade
b. H o t e l/ Hotel
c. Restoran/ Restaurant

Banten Dalam Angka 2002

2001

2002 *)

2003*)

(2)
9,30

(3)
9,11

(4)
8,97

5,57

5,38

5,41

0,76

0,77

0,74

2,19

2,18

2,05

0,08
0,70

0,08
0,70

0,07
0,70

0,12

0,11

0,11

0,00

0,02

0,02

0,02

0,10

0,09

0,09

50,18

49,87

49,21

0,00

50,18

49,87

49,21

4,37

4,42

4,42

4,24
0,13
2,30

4,29
0,13
2,30

4,29
0,00
0,13
2,30

17,97

18,11

18,12

14,96

15,06

15,09

0,18
2,83

0,18
2,87

0,18
2,85

346

Bab X

Pendapatan Regional

Lanjutan
Continued

Lapangan Usaha
Industrial Origin
(1)
7. PENGANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI/ Transport and
Communication
a. Pengangkutan/ Transport
1) Angkutan Rel/ Railway Transport
2) Angkutan Jalan Raya/ Road Transport
3) Angkutan Laut/ Sea Transpot
4) Angkutan Sungai dan Penyeberangan/
River and Ferry Transport
5) Angkutan Udara/ Air Transport
6) Jasa Penunjang Angkutan/ Services
Allied toTransport
b. Komunikasi/ Communication
8. KEUANGAN, PERSEWAAN & JASA
PERUSAHAAN/ Finance, Dwelling and
Business Service
a. B a n k/ Bank
b. Lembaga keuangan lainnya/ Other
Finacial Intermediaries
c. Sewa bangunan/ Ownership of Dwellings
d. Jasa perusahaan/ Business Services
9. JASA-JASA/ Services
a. Pemerintahan umum/ Public Service
b. S w a s t a/ Private Services
1) Sosial kemasyarakatan/ Social and
Community Service
2) Hiburan dan rekreasi/ Entertainment
and Recreation
3) Perorangan dan rumah tangga/
Personal and Household
PRODUK DOMESTIK
REGIONAL BRUTO/
Gross Regional Domestic Product
*) Angka perbaikan / Revised figures
**) Angka sementara/ Preliminary figure
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2002

2001

2002 *)

2003*)

(2)

(3)

(4)

8,06

8,12

8,10

7,60
0,04
3,12
0,81

7,63
0,04
3,12
0,80

7,59
0,04
3,11
0,73

0,16

0,16

0,16

2,25

2,33

2,40

1,22

1,18

1,15

0,46

0,49

0,51

2,35

2,51

3,39

(0,46)

(0,35)

0,52

0,15

0,15

0,16

2,24
0,42
5,35
2,84
2,51

2,30
0,41
5,45
2,86
2,59

2,30
0,41
5,40
2,83
2,57

0,62

0,64

0,65

0,05

0,05

0,05

1,84

1,90

1,87

100,00

100,00

100,00

347

Bab X

Pendapatan Regional

Angka Agregatif PDRB, Penduduk Pertengahan Tahun dan


PDRB Perkapita Banten
Agregate Figures of GRDP, Population at Mid Year and GRDP
Per Capita in Banten
2001 - 2003

Tabel 10.6
Table

Uraian
Description

2001

2002 *)

2003*)

(1)

(2)

(3)

(4)

50.241.081,09

58.283.729,72

64.669.890,19

17.350.345,04

18.246.269,23

19.292.544,85

8.172.933,00

8.389.429,00

8.743.016,00

6.147.252,00

6.947.282,00

7.396.748,00

2.122.903,00

2.174.912,00

2.206.624,00

1. NILAI ABSOLUT
a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta
Rp)/ GRDP at Current Market Prices
(millionRp)
b. PDRB atas dasar harga konstan 1993
(Juta Rp)/ GRDP at Constans 1993
Prices (millionRp)
c. Jumlah penduduk pertengahan tahun
(Jiwa)/ Total Population at Mid Year
(Person)
d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
(Rp)/ GRDP Per Capita at Current
Market Prices
e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan
1993 (Rp)/ GRDP Per Capita at
Constans 1993 Price(Rp)
2. INDEKS PERKEMBANGAN (1993 =
100,00)/ Growth Index
a. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta
Rp)/ GRDP at Current Market Prices
(millionRp)
b. PDRB atas dasar harga konstan 1993
(Juta Rp)/ GRDP at Constans 1993
Prices (millionRp)
c. Jumlah penduduk pertengahan tahun
(Jiwa)/ Total Population at Mid Year
(Person)
d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
(Rp)/ GRDP Per Capita at Current
Market Prices
e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan
1993 (Rp)/ GRDP Per Capita at
Constans 1993 Price(Rp)

Banten Dalam Angka 2002

401,37

465,62

516,63

138,61

145,77

154,12

124,71

128,01

133,41

321,85

363,73

387,26

111,15

113,87

115,53

348

Bab X

Pendapatan Regional

Lanjutan
Continued

Uraian
Description

2001

2002 *)

2003*)

(1)

(2)

(3)

(4)

3. INDEKS BERANTAI/ Chain Index


b. PDRB atas dasar harga berlaku (Juta
Rp)/ GRDP at Current Market Prices
(millionRp)

116,34

116,01

110,96

b. PDRB atas dasar harga konstan 1993


(Juta Rp)/ GRDP at Constans 1993
Prices (millionRp)

104,90

105,16

105,73

c. Jumlah penduduk pertengahan tahun


(Jiwa)/ Total Population at Mid Year
(Person)

101,48

102,65

104,22

d. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku


(Rp)/ GRDP Per Capita at Current
Market Prices

114,65

113,01

106,47

e. PDRB per kapita atas dasar harga konstan


1993 (Rp)/ GRDP Per Capita at
Constans 1993 Price(Rp)

103,38

102,45

101,46

289,57

319,43

335,21

INDEKS HARGA IMPLISIT PDRB/


Implicit Price Index of GRDP
*) Angka perbaikan / Revised figures
**) Angka sementara/ Preliminary figure
Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten
Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2002

349

Food Available and


Population Expenditure

Bab XI

11.1 Ketersediaan Pangan


Perkembangan persediaan pa
ngan di propinsi Banten dapat
dilihat pada tabel 11.1.1. Sampai
dengan akhir bulan desember 2003
propinsi Banten memiliki sekitar
148,95 juta ton persediaan beras,
naik sebesar 31,60 persen dari
tahun 2002 yang besarnya 101,88
juta ton.
Jika dilihat dari rinciannya,
pada bulan April terjadi pemasukan
yang terbanyak sebesar 69,94 juta
ton dan pada bulan Januari terjadi
pemasukan yang terkecil yaitu
sebesar 21.196 ton.Sedangkan
untuk
pengeluaran
terbanyak
terjadi pada bulan Juli dan Agustus
sekitar 38 juta ton dan pengeluaran
terkecil terjadi pada bulan Mei
yaitu sebesar 7 juta ton.
11.2 Pengeluaran Penduduk
Pengelompokkan
pengelu
aran perkapita sebulan menurut
kabupaten/kota dapat dilihat pada
tabel 11.2.1.Pengeluaran perkapita
sebulan terbesar adalah pada
kelompok pengeluaran 200 s/d
299,9 ribu rupiah yaitu sebesar
2.491.757 atau sekitar 27,82 persen
sedangkan pengeluaran perkapita
terkecil yaitu pada kelompok 40 s/d
59,.9 ribu rupiah sebesar 9.894
orang (hanya pada kab. Lebak dan
kab. Tangerang).
Distribusi pengeluaran ma
sing-masing
komoditi
baik
makanan dan non makanan dapat
dilihat pada tabel 11.2.2. Perban
dingan persentase antara kelompok
makanan dan non makanan adalah
57,78 persen berbanding 42,22
persen.
Banten Dalam Angka 2003

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

11.1 The Availability of Food


We can see the growth of
ourpr
ov
i
nc
e

sf
o
od
sav
ai
l
i
bi
l
i
t
yat
table 11.1.1. At the end of
December 2003, Banten had
148.95 million ton stock of rice
increase 31.60 % than 2002 had
101.88 million ton.

If we observe it further,
there was inputs the biggest in
April (69.94 million ton) and the
smallest in January (21,196 ton).
The biggest expenditure / output
occurred in July and August (38
million ton) and the smallest output
occurred in May (7 million ton).

11.2. The expenditure / Output of


Inhabitant
Thegr
oupofpe
r
c
api
t
a
s
expenditure per month in region /
city at table 11.2.1. The biggest
expenditure per capita was in
range of rp. 200.000,- - Rp
299.900, there was 2.491.757
people in it (27.82 %). The smallest
expenditure per capita in range of
Rp 40,000,- - Rp 59,999,- there was
in
9,894 people (only Lebak
regency and Tangerang regency).
Thee
x
pe
ndi
t
ur
e

sdi
s
t
r
i
but
i
on
of each comodity food or non
food at table 11.2.2. The ratio
between group of food (57.78 %)
and non food was 42.22%.

352

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Tahun 2003 pada kelompok


makanan yaitu kelompok padipadian
merupakan
persentase
terbesar yaitu mencapai 10,81
persen
dari
total
konsumsi
perkapita. Sedangkan untuk kelom
pok non makanan jenis pengeluaran
terbesarnya adalah sektor peru
mahan mencapai 23,16 persen.

In 2003, a group of food


was food rice the biggest
percentation, it was 10.81 % of
consumtion per capita. While in a
group of non food, housing sector
made the biggest output (23.16 %).

11.3 Lainnya
Salah satu indikator yang
memperlihatkan ketimpangan pen
dapatan
adalah
Gini
Ratio.
Semakin besar angka Gini Ratio
pada suatu daerah menunjukan
terjadi ketimpangan pendapatan di
daerah tersebut. Dalam pendataan
untuk
mendapatkan
besaran
pendapatan sering kali mengalami
kegagalan,
karena
responden
keberatan jika ditanyakan rincian
pendapatannya.
Sebagai jalan
keluar maka digunakan proxy
variable untuk melihat besarnya
pendapatan penduduk yakni dengan
menggunakan data pengeluaran.
Dengan
adanya
informasi
pengeluaran penduduk maka dapat
dihitung angka Gini Ratio.
Tabel 11.3.1 menampilkan
angka Gini Ratio per kabupa
ten/kota tahun 2000 2003.
Terlihat
bahwa
distribusi
pendapatan yang terjadi di Banten
secara umum merata. Angka gini
ratio terbesar terdapat pada
kabupaten Tangerang yaitu 0,352.

11.3 The Others

Banten Dalam Angka 2003

Gini ratio is one of


indicators that show us the balance
of income. A big gini ratio show us
an imbalance income in an area.
We often fail in collecting the data
of i
nc
ome

ss
c
al
e be
c
ause the
r
e
s
ponde
ntdon

twantt
oi
nf
or
m
their objective income. We use
pr
ox
yv
ar
i
abl
e
t
ok
nowpe
opl
e

s
income by using the data of out put
as a goos way out. With an
i
nf
or
mat
i
on of pe
opl
e

so
ut
put
,
Gini ratio is calculated easily.

Table 11.3.1 show us gini


ratio per regency / city in 2000
2003. The distribution imbalance
income in Banten and the biggest
gini ratio in Tangerang regency
(0.352).

353

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Perkembangan Persediaan Pangan di Banten


Tabel 11.1.1
Table

Bulan/
Month
(1)
Januari /
January

Rice Stock in Banten


2003
(Ton)

Stok
Awal/ Pre
Stock

Pemasukan
/In

(2)

(3)

Stok
Dikuasai/
Stock
Controlled
(4)

Pengeluaran/
Out

Stok
Akhir/ Final
Stock

(5)

(6)

Stok
Operasional/
Operation
Stock
(8)

95.787.015

21.196

95.808.211

18.026.122

77.782.089

77.782.089

Pebruari/
February

77.782.089

32.105.325

105.887.414

11.420.877

94.466.537

94.466.537

Maret /
March

98.466.537

51.315.000

149.781.537

23.668.804

126.112.733

126.112.733

April /
April

126.112.733

69.939.413

196.052.146

13.645.900

182.406.246

182.406.246

Mei / May

182.406.246

11.028.887

193.435.133

7.183.760

186.251.373

186.251.373

Juni / June

186.251.373

8.503.850

194.755.233

9.723.081

185.032.142

185.032.142

Juli / July

185.032.142

13.133.740

198.165.882

37.650.351

160.515.531

160.515.531

160.515.531

12.511.430

173.026.961

38.529.307

134.497.654

134.497.654

134.497.654

17.991.425

152.489.079

20.316.426

132.172.653

132.172.653

132.172.653

25.712.887

157.885.540

19.199.750

138.685.790

138.685.790

Nopember
/ November

138.685.790

20.741.150

159.426.940

15.093.180

144.333.760

144.333.760

Desember /
December

144.333.760

30.430.170

174.763.930

25.813.262

148.950.668

148.950.668

Banten

95.787.015

293.434.473

389.221.488

240.270.820

148.950.668

148.950.668

2002

152.565.241

5.702.646

158.267.887

56.384.448

101.883.439

101.883.439

2001

143.403.166

95.527.230

241.036.389

62.069.515

366.966.873

366.966.873

Agustus /
August
September
/
September
Oktober /
October

Sumber: Sub Dolog Banten


Source : Logistic Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

354

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Tabel 11.1.2
Table

Laporan Realisasi Pengadaan Gabah Beras Dolog


Wilayah I Banten
Stock Realization Report of Rice by Dolog Banten
2003
Kontrak/ Contract

Yang Lalu/ Last

Kontraktor/ Contractor
(1)

Unit

Kg

Karung

Bruto

Netto

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Kab.Serang
Kontraktor Ada DN 2001

25

43.360.000

Satgas

Jumlah

25

43.360.000

11

10.640.000

11

10.640.000

10.000.000

Kab Pandeglang
Kontraktor Ada DN 2001
Satgas
Jumlah/ Total
Kab. Lebak
Kontraktor Ada DN 2001
Satgas

Jumlah/ Total

10.000.000

Kontraktor Ada DN 2001

Satgas

Jumlah/ Total

45

64.000.000

45

64.000.000

Kab. Tangerang

Kontraktor
Ada DN 2001
Satgas
Jumlah/ Total

Sumber: Sub Dolog Banten


Source : Logistic Official of Banten
Catatan/Notes:

Banten Dalam Angka 2003

355

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Lanjutan
Continued

Realisasi/ Realization
Kontraktor

(1)

Hari Ini/ Today

Sampai Dengan Hari Ini/ Commulatif at Today

Karung

Bruto

Netto

Karung

Bruto

Netto

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

Kab.Serang
Kontraktor Ada
DN 2001
Satgas

DN 2001

Satgas

Jumlah

Jumlah
Kab Pandeglang
Kontraktor Ada
DN 2001
Satgas
Jumlah
Kab. Lebak
Kontraktor Ada
DN 2001
Satgas
Jumlah
Kab. Tangerang
Kontraktor Ada
DN 2001
Satgas
Jumlah
Kontraktor

Sumber: Sub Dolog Banten


Source : Logistic Official of Banten

Banten Dalam Angka 2003

356

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Tabel 11.2.1
Table

Penduduk Menurut Kabupaten/Kota dan Golongan


Pengeluaran Per Kapita Sebulan di Banten
Population by Regency/Municipality and Monthly Per
Capita Expenditure Class in Banten
2003

Pengeluaran Perkapita Sebulan/ Monthly Per Capita Expenditure


Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

<40.000

40.000
59.999

60.000
79.999

80.000
99.999

100.000
149.000

150.000
199.999

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

Kab/Reg
1. Pandeglang

14.412

37.502

321.913

323.386

2. Lebak

742

23.002

58.618

459.991

356.033

3. Tangerang

9.152

21.939

119.221

482.020

600.101

4. Serang

16.448

146.239

718.051

440.395

5. Tangerang

2.652

65.300

195.939

6. Cilegon

1.576

32.424

57.358

9.894

75.801

365.808

2.079.699

1.973.212

540.465

2.086.545

1.732.687

Kota/Mun

Banten
2002

Banten Dalam Angka 2003

3.465

40.166

213.339

357

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Lanjutan
Continued

Kabupaten/Kota
Regency/Municipality
(1)

Pengeluaran Perkapita Sebulan/Monthly Per Capita


Expenditure
200.000 299.999

300.000 499.999

500.000 dan lebih

(8)

(9)

(10)

Jumlah
Total
(11)

Kab/Reg
1. Pandeglang

300.481

69.310

15.008

1.082.012

2. Lebak

180.520

40.363

2.959

1.122.228

1.003.163

612.560

337.788

3.185.944

301.526

120.342

33.994

1.776.995

5. Tangerang

556.166

496.563

146.106

1.462.726

6. Cilegon

149.901

62.700

22.365

326.324

2.491.757

1.401.838

558.220

8.956.229

3. Tangerang
4. Serang
Kota/Mun

Banten
2002

2.117.247

1.225.793

570.092

8.529.799

Sumber : Susenas 2003, BPS


Source : Social Economy Survey 2003, BPS

Banten Dalam Angka 2003

358

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Rata-rata Pengeluaran Perkapita Menurut Jenis Pengeluaran


dan Golongan Pengeluaran Perkapita Sebulan
di Banten
Average of Per Capita Monthly Expenditure by Kind of
Expenditure and Monthly Per Capita Expenditure Class in Banten
2003
(Rupiah)

Tabel 11.2.2
Table

Jenis Pengeluaran
Kind of Expenditure
(1)

Rata-rata Pengeluaran Per kapita Sebulan (Rp)


Average of Per Capita Monthly Expenditure (Rp)
<40.000
(2)

40.000
59.999
(3)
19.386

60.000 79.999
(4)
21.373

80.000 99.999
(5)
21.602

100.000 149.999
(6)

Padi-padian

Ubia-ubian

482

754

569

855

Ikan

5.608

4.913

5.909

9.224

Daging

250

1.185

1.770

Telur dan susu

1.442

1.569

2.005

3.253

24.697

Sayur-sayuran

3.765

2.919

4.560

5.044

Kacang-kacangan

1.442

1.945

3.302

4.004

Buah-buahan

80

1.212

1.622

2.928

Minyak dan lemak

2.756

2.541

3.129

4.030

Bahan minuman

3.276

3.040

4.120

Bumbu-bumbuan

3.864

1.636

1.971

2.849

Konsumsi lainnya

142

950

1.150

Makanan & Minuman

3.027

3.189

5.793

8.315

Minuman alkohol

41

Tembakau dan Sirih

7.459

8.962

Total Makanan

41.851

53.178

64.599

15.079
87.359
24.017

Perumahan

7.155

11.452

14.905

Aneka barang &jasa

1.514

1.572

3.408

4.240

Biaya pendidikan

1.731

1.929

1.850

2.567

Biaya kesehatan

425

664

820

1.064

Pakaian dan alas kaki

4.042

2.733

4.195

6.259

Barang tahan lama

275

274

778

Pajak dan asuransi

60

204

304

Keperluan pesta

246

548

Total Bukan Makanan

14.868

18.931

26.204

1.008
40.237

Rata-rata Pengeluaran Sebulan

56.719

72.109

90.803

127.596

Banten Dalam Angka 2003

359

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Lanjutan
Continued

Jenis Pengeluaran
Kind of Expenditure

Rata-rata Pengeluaran Per kapita Sebulan


Average of Per Capita Monthly Expenditure
150.000 199.999
(8)

200.000 299.999
(9)

300.000 499.999
(10)

500.000 dan
lebih
(11)

Rata-rata
Average
(12)

Padi-padian

26.139

26.710

29.744

39.576

27.131

Ubia-ubian

1.214

1.677

1.799

5.830

1.608

12.535

15.882

19.728

31.238

14.646

Daging

4.049

9.310

18.059

40.648

9.304

Telur dan susu

5.138

8.419

14.413

29.992

8.452

Sayur-sayuran

7.189

9.605

13.140

18.465

8.850

Kacang-kacangan

5.519

6.379

7.855

11.412

6.014

Buah-buahan

4.692

7.609

14.415

34.760

8.330

Minyak dan lemak

5.101

6.379

8.144

13.498

6.103

Bahan minuman

4.837

6.104

8.206

13.534

6.000

Bumbu-bumbuan

3.403

4.195

4.973

7.529

3.925

Konsumsi lainnya

2.065

3.409

6.043

11.415

3.368

10.574

17.889

31.461

74.457

19.069

80

86

1.019

110

19.899

25.627

30.306

30.804

112.434

149.194

208.372

364.177

22.108
145.018

36.952

56.665

91.637

217.781

58.113

Aneka barang &jasa

7.127

10.985

18.951

69.148

13.041

Biaya pendidikan

4.359

8.315

18.144

78.522

11.698

Biaya kesehatan

1.591

2.827

5.601

15.789

3.285

Pakaian dan alas kaki

7.942

11.086

16.039

31.213

10.942

Barang tahan lama

1.315

2.309

5.989

37.240

4.385

Pajak dan asuransi

586

1.035

2.618

12.500

1.685

1.058

1.484

3.055

22.696

2.797

Total Bukan Makanan


60.930
Total Makanan
173.364
dan Bukan Makanan
Sumber : Susenas 2003, BPS
Source : Social Economy Survey 2003, BPS

94.706

162.034

484.889

105.946

243.900

370.406

849.066

250.964

(7)

Ikan

Makanan & Minuman


Minuman alkohol
Tembakau dan Sirih
Total Makanan
Perumahan

Keperluan pesta

Banten Dalam Angka 2003

360

Bab XI

Ketersediaan Pangan dan Pengeluaran Penduduk

Tabel 11.3.1
Table

Gini Ratio Menurut Kabupaten/Kota di Banten


Gini Ratio by Regency/Municipality in Banten
2000 - 2003

Gini Ratio
Kabupaten/Kota
Regency/Municipality

2000

2001

2002

2003

(2)

(3)

(4)

(5)

1. Pandeglang

0,226

0,216

0,288

0,217

2. Lebak

0,211

0,205

0,286

0,189

3. Tangerang

0,222

0,257

0,339

0,352

4. Serang

0,252

0,275

0,328

0,258

5. Tangerang

0,190

0,202

0,349

0,229

6. Cilegon

0,244

0,266

0,346

0,226

0,264

0,279

0,330

0,315

(1)
Kab/Reg

Kota/Mun

Banten

Sumber : Badan Pusat Statistik Propinsi Banten


Source : BPS Statistics of Banten Province

Banten Dalam Angka 2003

361

Anda mungkin juga menyukai