Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ulfa Nur Rahmadani

Nim

: A31113010
Resume Materi Ekonomi Internasional:
Restriksi Perdagangan Internasional

Secara teoritis, perdagangan bebas mengarah pada produktivitas dan pendapatan yang tinggi bagi
produsen dan social utility yang lebih tinggi para konsumen. Perdagangan bebas mengoptimalkan
sumberdaya untuk memproduksi barang melalui spesialisasi. Utilitas konsumen maksimum karena harga
barang dalam perdagangan bebas lebih rendah. Perdagangan bebas mendorong adanya persaingan antara
negara sehingga menjadi lebih efisien daripada perdagangan yang terisolasi.
Banyak Negara besar yang mendukung perdagangan bebas didasari pada keuntungan koomperatif
akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara bebas. Konsep dan dukungan ini diungkapkan dalam
kesepakatan perdagangan multirateral. Semangat perdagangan bebas dibayang-bayangi pemberlakuan
restriksi perdagangan. Banyak negara-negara yang telah mengidentifikasi sector-sektor ekonomi yang
perlu dilindungi. Proteksi untuk komuditas pertanian lebih banyak daripada terhadap komuditas industri.
Adapun akbat psitif maupun negative dari restriksi atau hambatan perdagangan internasional, antara
lain:
1. Dengan mengurangi atau membatasi impor, devisa dihemat (keeping money at home) barang dan
uang dinikmati negara sendiri
2. Melindungi pasar sendiri, hanya bagi produsen domestic, bisa berakibat pemanfaatan sumber
daya domestik yang tidak efisien
3. Dengan menyamakan harga domestic dengan harga impro (scientific tariff) memungkinkan
produsen domestic bersaing dengan luar negeri (dalam pasar dalam negeri) tetapi akan
tereliminasi di persaingan internasional.
4. Menciptakan kesempatan kerja pada industry domestic
5. Mengurangi defisit neraca perdagangan (balance of payment) BOP

Ada beberapa instrument umum restreksi perdagangan internasional, antara lain:

Tarif
Tarif adalah kebijakan perdagangan sejenis pajak yang dikenakan pada barang-barang impor.
Tarif menimbulkan dampak berupa kenaikan harga atau biaya pengiriman barang (produk impor) ke suatu
negara. Adapun maksud pengenaan tariff yaitu untuk memperoleh pendapatan pengisi kas pemerintah
(fungsi budgeter) dan suatu metode untuk melindungi sector-sektor barang tertentu di dalam negeridari
tekanan persaingan produk impor (fungsi regulend).
Nontarif Barriers
Hambatan masuk dan atau keluarnya barang dan jasa dari dan ke dalam suatu negara tanpa
menggunakan tafir atau pajak tertentu, biasanya lebih bertujuan untuk melindungi (protectism) karena
tidak memberikan pemasukan bagi negara. Kebijakan nontarif dapat berupa Kuota.
Kuota merupakan hambatan nontariff yang banyak digunakan untuk membatasi masuknya impor
barang dan jasa. Pemberian kuota atas ekspor maupun impor pada umumnya dilandasi alasan:
1. Sebagai jaminan kemungkinan kenaikan pengeluaran ekspor dan atau impor akibat persaingan
perdagangan luar negeri yang makin buruk.
2. Penerapan kuota memberikan kekuatan dan fleksibilitas admnistrasi kepada pemerintah.

Instrumen Kebijakan Subsidi Ekspor dan Impor


Selain kebijakan yang bersifat protektif, dalam perdagangan internasional dikenal juga kebijakan
promotif, yaitu untuk mendorong pertumubuhan dalam negeri. Subsidi Ekspor adalah pembayaran oleh
pemerintah dalam jumlah tertentu kepada suatu perusahaan atau perseorangan yang giat melakukan
penjualan barang atau jasa ke luar negeri. Subsidi Impor adalah pembayaran oleh pemerintah dalam
jumlah tertentu terhadap suatu produk yang masuk ke dalam negeri.
Instrumen Kebijakan-kebijakan Lain
Kebijakan lain yang dimaksudkan adalah kebijakan unik dari suatu negara untuk melindungi dan
memajukan industry dalam negeri. Contoh di Indonesia adalah instrument yang disebut Kebijakan
harga dasar untuk penyeragaman harga beras, minyak tanah dan lain-lain. Contoh di negara lain seperti
tariff rate quota, program re-ekspor dan kebijakan pembayaran dalam bentuk natura.

Anda mungkin juga menyukai