Anda di halaman 1dari 20

STUDI KASUS PASIEN

OSTEOARTHRITIS PADA PASIEN USIA LANJUT DENGAN PENDEKATAN


KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN
PENJARINGAN DESEMBER 2012

Oleh :
Kelompok I
Andara Amidea Nursani
110.2007.027
Pembimbing
Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

MODUL KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA 2012

LEMBAR PERSETUJUAN
Laporan studi kasus Osteoarthritis pada Ny.O dengan pendekatan kedokteran keluarga
di puskesmas kecamatan Penjaringan pada periode 17 Desember 2012-19 Januari 2013 ini
telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi salah satu
tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
bagian Kedokteran Keluarga.
Jakarta, Januari 2013
Pembimbing
dr. Sugma Agung Purbowo, MARS

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas bimbingan dan
tuntunanNya sehingga kami dapat menyelesaikan hasil Studi Kasus Pasien dengan penerapan
Pendekatan Kedokteran Keluarga pada Ilmu Kedokteran Keluarga yang berjudul
Osteoarthritis pada Ny.O di Puskesmas Kecamatan Penjaringan Periode 17 Desember
2012-19 Januari 2013
Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan Pendekatan Kedokteran
Keluarga ini sebagai salah

satu tugas dalam menjalani kepaniteraan Ilmu Kedokteran

Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 17 Desember 2012-19


Januari 2013.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MD, MARS dosen pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan masukan yang bersifat membangun.
3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes sebagai Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
4. Rifda Wulansari, S.P, M.Kes sebagai Koordinator Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
5. dr. Citra Dewi, M.Kes sebagai Sekretaris Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran
Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, dr. Dian Mardhiyah M.KK, dr. Fathul Jannah, M.Si, Ibu
Rifqatussaadah, SKM, M.Kes, Ibu Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes, DR. Drg. Helwiah
Umniyati, MPH
7. Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Johar Baru Jakarta Pusat yang telah memberikan
bimbingan dan data kepada kami untuk kelancaran kegiatan Studi Kasus Pasien ini.
8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerjasama sehingga tersusun
laporan ini.
Kami menyadari sepenuhnya masih banyak kekurangan dalam penyusunan ini. Oleh
karena itu kami menerima kritik dan saran membangun sebagai perbaikan bagi kami.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, Januari 2013

Penulis

BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama

: Ny. O

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 56 tahun

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Jalan Bandengan Raya Gg.buntu

Tanggal Berobat : 23 Desember 2012


B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 23 Desember 2012 pukul 10.00 WIB
1. Keluhan Utama: Kontrol Osteoartritis
2. Keluhan Tambahan: Nyeri pada kedua lutut
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang untuk kontrol penyakit osteoartritis yang telah dua tahun dideritanya,
disertai keluhan nyeri pada kedua lutut. Pasien juga membawa hasil foto rontgen terakhir
tanggal 20 November 2011 dari Rumah Sakit Umum. Pasien mengatakan bahwa dua
tahun yang lalu pasien sering merasakan nyeri pada lututnya setelah berat badannya
bertambah sekitar lima kilogram. Pada awalnya nyeri terasa hilang timbul, dan menjadi
semakin mengganggu aktivitasnya. Akhirnya pasien melakukan pemeriksaan di rumah
sakit, setelah diperiksa dokter menyarankan untuk dilakukan pemeriksaan foto rontgen
pada lututnya. Dari hasil pembacaan foto rontgen pasien didiagnosa oleh dokter terkena
penyakit osteoarthritis.
Pasien mengatakan nyeri sendi pada kedua lututnya sudah berlangsung lama. Dan
beberapa bulan terakhir dirasakan semakin hebat, sehingga terkadang dalam menjalankan
pekerjaan sehari hari menjadi terbatas. Satu tahun terakhir, pasien mengatakan pernah
terjatuh saat mencuci dan mencederai kakinya namun pasien tidak melakukan perawatan
khusus pada kakinya. Pasien mengatakan nyeri paling hebat dirasakan pada malam hari,
dan pagi hari mulai terasa ringan dan membaik. Nyeri sendi biasanya juga dirasakan
bertambah saat pasien melakukan pekerjaan berat dan berkurang setelah beristirahat. Kaku
5

sendi lebih sering dirasakan setelah beristirahat, seperti di saat pasien duduk lama yang
menyebabkan kaku sendi biasa muncul sehingga sulit bangun dari kursi bahkan setelah
bangun tidur terutama di pagi hari. Untuk mengatasi kekakuan sendi tersebut biasanya
pasien perlu menggerakan lututnya agar tidak kaku untuk beberapa saat, kurang lebih
berlangsung lima sampai lima belas menit. Pasien juga sering merasa daerah disekitar
lutut terasa lemah dan beberapa kali pasien pernah mendengar suara gemeretak pada saat
menggerakan sendi lututnya.
Sebelum menjalani pengobatan rutin di puskesmas pasien hanya meminum obat
warung untuk penghilang rasa nyeri yang dirasakannya, namun tidak ada perubahan.
Sekarang pasien rutin berobat ke puskesmas dan terkadang ke rumah sakit umum untuk
menjalani pengobatan rawat jalan yang sudah dijalaninya selama hampir dua tahun
terakhir. Biasanya pasien mendapatkan obat minum berupa penghilang rasa nyeri dan
vitamin.
Dokter juga memberitahukan agar pasien menjaga pola makan dengan baik dan
dianjurkan untuk mengusahakan menurunkan berat badan serta melakukan olahraga
ringan seperti berjalan untuk mengurangi kekakuan sendi. Namun pasien mengatakan
jarang melaksanakannya karena merasa lelah. Pasien mengatakan masih dapat
menjalankan pekerjaan rumah tangga dan aktivitas sehari-hari. Namun saat penyakitnya
kambuh aktivitas pasien dibantu oleh anaknya dan terkadang rasa nyeri yang muncul
sering menganggu pola tidur pasien. Pasien mengatakan sudah mengalami menopause
lima tahun yang lalu. Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah mengkonsumsi obat
obatan dalam jangka panjang. Keluhan penurunan tinggi badan, demam, kemerahan,
pembengkakan dan rasa panas pada daerah lutut, disangkal.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
- Pasien mengatakan sebelumnya mengalami penyakit yang sama.
- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus disangkal.
5. Riwayat Penyakit Keluarga:
- Riwayat stroke dalam keluarga diakui.
- Riwayat hipertensi, asma dan diabetes melitus dalam keluarga disangkal.

6.

Riwayat Sosial Ekonomi:


Pasien tinggal bersama suami, anak kedua, menantu dan satu orang cucu.
Kebutuhan pasien dan keluarga dicukupi dari penghasilan anak dan menantu yang
tinggal satu rumah, sebesar kurang lebih Rp. 1.500.000,-/bulannya. Dan mendapat
tambahan sebesar kurang lebih Rp. 200.000,-/bulannya dari anak pertamanya.

7. Riwayat Kebiasaan:
Keluarga Ny.O mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan yang berlemak,
gorengan dan jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari
keluarga Ny.O sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan
sering makan dalam porsi banyak dan sering, selain itu pasien terkadang sulit
mengontrol pola makannya. Pasien menyangkal riwayat penggunaan obat-obatan
tertentu jangka panjang. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minumminuman beralkohol. Kebiasaan merokok di dalam maupun luar rumah dilakukan oleh
menantu pasien. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak
dikerjakan oleh pasien, karena anak dan menantunya harus bekerja. Terkadang Tn.
Saleh dan Ny. Onah harus membantu mengurus cucunya. Di saat waktu luang
biasanya keluarga ini berkumpul bersama.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Sedang
2. Vital sign:
Kesadaran

: Compos Mentis

Tek. Darah

: 110/80 mmHg

Frek. Nadi

: 82 x/menit

Frek Pernapasan : 20 x/menit


Suhu

: 36,7 C

3. Status Generalis:
Kepala
Mata
Leher
Thoraks
Abdomen

: Normal
: Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
: Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid
: Cor : BJ I BJ II reguler, murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Suara napas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
: Datar, simetris, bising usus (+) normal, hepar dan lien tidak
7

Ekstremitas

teraba membesar.
: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal.

BB

: 68 Kg

TB

: 152 cm

BB Ideal

: (152-100) (10 % x 52) = 46,8 kg

Status Gizi

: (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 68 : 46,8 x 100 %


= 145,2 % (BB berlebih)

IMT
4. Status lokalis

: (BB : TB (m2)) = 68 : 2,310 = 29,4


: (kedua lutut)

Inspeksi

: Tidak tampak tanda peradangan.

Palpasi

: Teraba krepitasi saat lutut fleksi dan ekstensi, gerakan terbatas,


nyeri tekan (-).

D. Pemeriksaan Penunjang
Foto roentgen (tanggal 20 November 2011) sendi lutut tampak pembentukan osteofit.
Kesan : osteoartritis
Hasil Laboratorium (tanggal 20 November 2012)
GDS : 130 mg/dl,
Kolesterol : 210 mg/dl

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Suami pasien bernama Tn. Saleh berusia 68 tahun
b. Identitas Pasangan: adalah pasien bernama Ny. Onah berusia 56 tahun
8

c. Struktur Komposisi Keluarga:

Tabel 1 Anggota keluarga yang tinggal serumah


Kedudukan
No
1.
2.
3.

Nama
Tn. Saleh
Ny. Onah
Ny. Nita

Keterangan

dalam Keluarga

Gender Umur

Pendi-

Kepala Keluarga
Istri

L
P

dikan
SMA
SMP

Pensiun
Ibu rumah

Pemilik rumah
Pasien

D3

tangga
Buruh

Anak yang

Anak Kedua

68 th
56 th
29 th

Pekerjaan

Tambahan

menumpang
4.

Tn. Hayat

Menantu

34 th

SMK

Wiraswasta

dirumah
Suami anak kedua
(menantu)

5.

An. Yopi

Cucu kedua

10 th

SD

Pelajar

kelas 4

Cucu dari anak


kedua

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 2 Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiri
Daerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Kesimpulan
Luas rumah: 6 x 6 m2
Keluarga Ny. Onah mempunyai rumah
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang
milik sendiri dengan lingkungan yang
Luas halaman rumah: (Tidak terdapat halaman)
9

Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: Semen
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 200 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada

kumuh. Namun ketersediaan air bersih


dan jamban keluarga cukup baik.

pasien

b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT)


- 2 buah sepeda motor
- 1 buah televisi
- 1 buah kipas angin
- 2 handphone
- 1 kompor gas ( tabung 3 kg)
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:
a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas dan Rumah Sakit Umum.
10

b. Balita: KMS (-)


c. Asuransi/Jaminan kesehatan: -

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3 Pelayanan Kesehatan
Faktor
Keterangan
Cara mencapai pusat pelayanan Angkot atau kendaraan

Kesimpulan
Pasien jika sakit berobat ke

kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan

puskesmas. Karena biaya yang

pribadi (motor)
Terjangkau dan murah
Cukup memuaskan

murah dan jarak yang tidak


terlalu jauh dari rumah, sehingga
dapat ditempuh dengan naik
angkot atau naik sepeda motor
menuju puskesmas. Dan pasien
juga merasa cukup puas dengan
pelayanan kesehatan yang ada di
puskesmas.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak menentu.
Menu makanan yang paling disukai adalah makanan yang berlemak, gorengan dan
jarang mengkonsumsi buah dan sayuran. Untuk makanan sehari-hari keluarga Tn.
Saleh sering membeli jajanan seperti bakso, gorengan. Pasien mengatakan sering
makan dalam porsi banyak dan sering. Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah jarang
mengkonsumsi ikan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah tidak memperhatikan pola gizi seimbang
dari yang mereka makan, karena pengetahuan yang kurang tentang makanan
dengan gizi seimbang.
11

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien

rutin

memeriksakan

kesehatannya

sehingga

memudahkan

menyelesaikan masalah kesehatan Ny. Onah (pasien).

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:


Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan peran serta yang
aktif dari seluruh anggota keluarga terutama anak-anak pasien yang sudah
dewasa dalam merawat dan memperhatikan pasien. Peran keluarga pada saat
ini kurang memperhatikan keadaan kesehatan pasien terutama dalam mengawasi
pola makan dan aktivitas yang dilakukan pasien dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari. Karena keduanya akan sangat membantu dalam meminimalkan kerja
sendi yang berlebihan sehingga dapat menghindari hal-hal yang dapat
memperburuk keadaan pasien. Selain itu keluarga pun dituntut untuk selalu
memberi dukungan dan selalu mengingatkan pasien agar meminum obat
secara teratur dan rajin kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh
terhadap anjuran dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan. Namun
pada saat ini peran keluarga sangat kurang. Selain itu pasien tidak memiliki kartu
asuransi kesehatan yang dapat meringankan biaya pengobatan.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 4 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn.
Saleh berusia 68 tahun yang merupakan suami pasien Ny. Onah berusia 56 tahun yang
menderita Osteoartritis. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family )
dengan pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.
2. Tahapan siklus keluarga:
Tahapan siklus keluarga Tn. Saleh dan Ny. Onah termasuk ke dalam beberapa
tahap diantaranya :
-

Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)

12

Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga (Launching


Family)

Tahap keluarga dengan anak-anak ( The Family with Young Children )


Tn Saleh adalah sebagai kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Onah

(pasien), mereka mempunyai 2 orang anak. Anak pertama bernama Tn. Tama menikah
dengan Ny. Ratna dan telah mempunyai Satu orang anak yang bernama An. Titin,
mereka telah memiliki rumah sendiri. Anak kedua bernama Ny. Nita menikah dengan
Tn. Hayat dan telah mempunyai satu orang anak bernama An. Yopi, mereka tinggal
bersama Tn. Saleh dan Ny. Onah.
3. Family map (gambar)

Sudah meninggal
saat berusia 70 th
karena stroke

Sudah meninggal saat Sudah meninggal saat


berusia 72 th
berusia 71th karena
Karena usia tua
usia tua

Tn. S
68 th

Tn. T
37 th

Ny.R
36 th

An.T
14 th

Sudah meninggal
saat berusia 62 th
karena usia tua

Ny.O
56 th

Tn.H
34 th

Ny.N
29 th

An.Y
10 th

Keterangan :
: Pasien / penderita
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
13
: Meninggal

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1. Masalah dalam organisasi keluarga : Dalam struktur keluarga kepala keluarga
adalah suami pasien yang berusia lansia yang sudah pensiun dan pasien sebagai
seorang ibu rumah tangga. Satu anak beserta menantu dan cucu yang tinggal
serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya masing-masing, untuk waktu
bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang pada sore harinya sehingga
komunikasi kurang terjalin dengan baik. Terkadang pasien beserta suaminya yang
harus mengasuh cucunya sedangkan jarang ada waktu untuk berkumpul dengan orang
tuanya. Namun hubungan keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita penyakit osteoarthritis,
Pasien

masih dapat beraktivitas meskipun terkadang terasa nyeri pada lututnya

sehingga terdapat keterbatasan lingkup gerak sendi pada lututnya. Pasien sudah
mengalami menopause lima tahun yamg lalu. Tidak ada riwayat penyakit yang sama
pada anggota keluarga lain.
3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang istri yang sibuk
mengurus keluarganya . Pasien juga seorang ibu rumah tangga. Walaupun masih ada
anak pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien, tapi anak-anak memiliki
kesibukan sendiri sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien juga
dinilai kurang akibat kurang adanya saling bantu dalam menjalankan pekerjaan
sehari-hari yang hanya terpusat pada pasien.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan
utama pada keluarga adalah dari anak kedua dan menantu, yang terkadang mendapat
14

uang tambahan dari anak pertama. Untuk biaya kesehatan, pasien tidak memiliki
kartu jaminan kesehatan sehingga pemenuhan kebutuhan pasien kurang terpenuhi
dengan baik sedangkan pasien harus rutin untuk berobat.
5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah kurang baik. Kebersihan lingkungan kurang
terjaga.
6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan
dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan
gaya hidup kurang diperhatikan.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dan biaya yg
murah serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien
rutin datang berobat dan meminum obat dengan harapan rasa sakit yang dirasakan
dapat berkurang dengan bantuan pengobatan dokter di puskesmas. Namun terkadang
pasien mengabaikan anjuran dokter. Pasien menyadari bahwa mempunyai keterbatasan
fisik karena penyakit yang diderita dan masih ada kekhawatiran dalam diri pasien
akan penyakitnya yang akan menghambat di masa tuanya akibat terbatasnya aktivitas
yang pasien lakukan.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : osteoarthritis.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Untuk kesehariannya pasien sering lupa mengontrol makanan yang
dikonsumsinya. Pasien juga masih sering mengkonsumsi makanan - makanan
berlemak, gorengan (tidak menjaga pola makan sesuai diet penderita Osteoartritis).
Pasien juga malas berolahraga ringan seperti berjalan pagi, yang sebenarnya
bermanfaat untuk melatih persendian pasien agar tetap berfungsi baik. Selain itu
15

pasien masih melakukan pekerjaan rumah tangga yang berat sehingga sering
menambah rasa sakit lututnya. Pasien rutin memeriksakan penyakitnya juga meminum
obat, namun pasien masih sering tidak mengikuti nasihat dokter yang berguna untuk
pemulihan penyakitnya.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah


kesehatan pasien)
Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang
mengingatkan untuk menjaga pola makan dan mendukung program penurunan berat
badan, serta kurang membatasi pekerjaan berat yang masih sering dilakukan pasien
seperti mengangkat ember air, gerakan dari berdiri ke jongkok, yang dapat
meningkatkan beban pada sendinya dan memperburuk penyakitnya. Selain itu
keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan.
Keluarga ini tidak memiliki kartu asuransi kesehatan.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri
oleh pasien. Namun ketika penyakitnya kambuh, pekerjaan rumah tangga dibantu oleh
anak dan menantunya yang tinggal satu rumah dengan pasien. Olahraga jalan santai
jarang dilakukan pasien.
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek
Aspek
personal

Kegiatan
-Menjelaskan kepada
pasien untuk tetap rajin
kontrol berobat dan
mengikuti saran dokter
untuk kesembuhan
penyakitnya.
- Menjelaskan bahwa
penyakit osteoartritis

Sasaran

Waktu

Hasil diharapkan

Pasien

Pada saat
kunjungan
ke
puskesmas

-Pasien menjaga
agar penyakitnya
tidak bertambah
parah.

Biaya

Keterangan

Rp. 3000,-

-Pasien
mengetahui

16

adalah penyakit yang


disebabkan adanya
gangguan fungsi sendi
yang berhubungan dengan
aktivitas, maupun proses
penuaan yang biasanya
menyerang sendi besar
seperti (panggul,tulang
belakang).

Aspek klinik

-Memberikan obat
osteoartritis golongan
OAINS Diclofenac Na,
dosis 75 mg/hr tablet
minum 2 x 1 setiap hari
diminum pagi dan malam
setelah makan. Dan
pemberian vitamin untuk
sendi 2x1 kapsul/hr
sesudah makan.
-Menjelaskan fungsi obat
yang bekerja menurunkan
kerusakan dan
memelihara kesehatan
sendi, mengurangi rasa
nyeri, serta pengawasan
terhadap kemungkinan
timbulnya efek samping
obat akibat pemakaian
jangka panjang.

-Menjelaskan pada pasien


selain dengan obat, dapat
dilakukan pengompresan
hangat untuk membantu
meredakan nyeri lutut.
-Menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan
foto rontgen sendi lutut
ulang, dan menjalani

tentang
penyakitnya, dan
pasien tidak
terlalu khawatir
akan penyakit
osteoartritisnya,
karena pasien
tetap dapat
beraktivitas
namun harus
menghindari
aktivitas yang
terlalu berat
seperti
mengangkat
ember, gerakan
dari berdiri ke
jongkok.
Pasien

Pada saat
kunjungan
ke
puskesmas
sesuai
jadwal
kontrol
berobat.

-Pasien
mengalami
perbaikan untuk
rasa sakit pada
sendi lutut .

Rp. 3000,-

- Pasien mengerti
akan pentingnya
obat, khasiat obat
dan cara
penggunaan obat
secara tepat untuk
proses
penyembuhan
serta mencegah
komplikasi.

-Mengurangi rasa
nyeri sendi lutut.
Rp. 50.000,-

-Pasien dapat
mengetahui
perkembangan

17

terapi rehabilitasi
(fisioterapi) dengan
teratur, kontrol kembali
ke dokter.
Aspek risiko
internal

-Memberi edukasi pada


pasien untuk merubah
pola makan, makan
dalam porsi kecil tapi
sering, makanan yang
berkalsium (susu, teri,
sayuran hijau, buahbuahan).

penyakitnya dan
mendapatkan
pemulihan.

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Mengurangi
resiko timbulnya
nyeri lutut.

-Menyarankan untuk
mengurangi melakukan
aktivitas berat seperti
mengangkat ember air
atau cucian, melakukan
gerakan dari berdiri ke
jongkok yang terlalu
sering dan mengikuti
saran dokter.
-Edukasi keluarga untuk
tetap memberi dukungan
kepada pasien seperti
mengingatkan untuk
meminum obat teratur,
mengantarkan berobat
agar dapat menjaga
kesehatannya dengan pola
makan yang baik dan
mendukung penurunan
berat badan pasien .
-Menganjurkan kepada
keluarga pasien untuk
meningkatkan komunikasi
yang baik dengan pasien.

Rp. 30.000,-

-Tercapainya
penurunan berat
badan ideal untuk
meminimalkan
beban pada sendi .

-Edukasi untuk
menurunkan berat badan
dengan berpuasa atau
membatasi asupan
lemak,menganjurkan
untuk berolahraga ringan
secara teratur seperti
jalan santai setiap hari
saat sendi lutut tidak nyeri
dan kaku .

Aspek
psikososial
keluarga

-Pasien
menghindari
makanan
berlemak.

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Keluarga
memahami
keadaan fisik
pasien untuk
pemulihan
kesehatan pasien.

Rp. 30.000,-

-Keluarga
memberi
perhatian lebih
kepada pasien.

18

-Pasien dan
keluarganya sadar
akan pentingnya
hidup sehat . dan
memiliki kartu
asuransi atau
jaminan kesehatan
agar mendapat
keringanan untuk
berobat.

-Memberi penyuluhan
akan pentingnya
kesehatan dan
menganjurkan mendaftar
untuk menggunakan kartu
asuransi kesehatan.

Aspek
fungsional

-Menyarankan pasien
untuk tidak melakukan
aktivitas berlebihan dan
menasehati keluarga
untuk ikut berperan dalam
menjalankan pekerjaan
rumah tangga sehari-hari
untuk membantu pasien
dan tidak
membebankannya pada
pasien.

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
kerumah

Kondisi tubuh
pasien lebih sehat
dan kuat,
meringankan
gejala penyakit,
serta melatih
persendian pasien
agar tetap dapat
menjalani hidup
aktif setiap hari .

Rp. 30.000,-

F. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad sanasionam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: dubia ad bonam

19

20

Anda mungkin juga menyukai