Lapsus Adenotonsilis
Lapsus Adenotonsilis
Lapsus Adenotonsilis
CATATAN MEDIS
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
A. Nama
: An. J
B. Umur
: 6 tahun
C. Jenis kelamin
: Laki-laki
D. Alamat
: Semarang
E. Pekerjaan
: Pelajar SD
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis
pada tanggal 3 September 2014, pukul 08.45 WIB.
A. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri telan sering kambuh.
B. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengeluh nyeri telan sering kambuh sejak 6 bulan yang lalu.
Nyeri telan dirasakan kambuh saat batuk pilek. Setiap bulan pasien sering
mengeluh hal yang sama. Saat tidur pasien selalu ngorok.
1 minggu yang lalu pasien mengeluh nyeri telan. Nyeri dirasakan
saat menelan makanan saja. Keluhan disertai batuk, pilek dan hidung
buntu. Batuk berdahak dengan dahak sedikit berwarna putih kental. Pilek
dengan ingus putih bening. Keluhan dirasakan setelah pasien minum es
bubur kacang ijo yang dibeli di warung. Tidak ada keluhan demam, serak
dan nyeri telinga.
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
E. Riwayat pribadi :
1
Riwayat minum es
: diakui, jarang
2 Riwayat mengkonsumsi
gorengan
: diakui, jarang
2
III.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 3 September 2014, pukul
09.00 WIB.
A. Keadaan umum
: baik
B. Kesadaran
C. Status gizi
: BB : 26 kg
TB : - cm
IMT : - kg/m2
Status gizi
: Kesan Normal
D. Vital sign
1. Tekanan Darah
:-
2. Nadi
3. RR
: 20 x/menit
4. Suhu
: 34,8C (aksiler)
a. Status Generalis
Kulit
Konjungtiva
Jantung
Paru
Limfe
Ekstremitas
Inspeksi
Pre aurikula
Dektra
Fistula (-), Hiperemis (-),
Sinistra
Fistula (-), Hiperemis (-),
Massa (-)
Bentuk (normal dan simetris),
Massa (-)
Bentuk (normal dan simetris),
retroaurikula (normal)
Hiperemis (-), serumen (-),
edema (-), corpus alienum (-),
retroaurikula (normal)
Hiperemis (-), serumen (-),
edema (-), corpus alienum (-),
massa (-)
massa (-)
(-)
(-)
Dektra
Sinistra
Retro Aurikula
Mastoid
Aurikula
Membran
Dektra
Sinistra
Aurikula
Retro Aurikula
Canalis
Auditus
Externus
Discharge
Palpasi/Perkus
i
Pre aurikula
Timpani
Warna
Refleks cahaya
Bentuk
Perforasi
Sekret
mutiara
(+)
Normal
(-)
(-)
mutiara
(+)
Normal
(-)
(-)
Inspeksi
Warna seperti sekitar, Simetris,
Palpasi/Perkusi
Nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Paranasal
Rinoskopi
Anterior
Fotore ex nasi
Sekret
Discharge
Mukosa
Konka
Adenoid
Tumor/massa
Septum
Dektra
Sinistra
(-)
(-)
(+) minimal, jernih
(+) minimal, jernih
(-)
(-)
Basah (+), Warna merah muda Basah (+), Warna merah muda
hiperemis (-),
hiperemis (-),
permukaan licin(+)
permukaan licin (+)
Edem (-), hipertrofi (-)
Edem (-), hipertrofi (-)
Sulit dinilai
(-)
(-)
Septum deviasi (-)
Sinistra
Kepala
Wajah
Leher
Kesan Mesosefal
Simetris
Pembesaran KGB (-),
Pembesaran KGB (-),
anterior
Leher
massa (-)
Pembesaran KGB (-),
massa (-)
Pembesaran KGB (-),
massa (-)
massa (-)
lateral
massa (-)
: Karies (-)
: Papil atrofi (-), simetris
: Hiperemis (-), jejas (-), massa (-)
Arcus faring
Faring
PEMERIKSAAN PENUNJANG : -
V.
RESUME
Pasien mengeluh odinofagia sering kambuh setiap bulan saat batuk
pilek sejak 6 bulan yang lalu. Saat tidur pasien selalu ngorok.
1 minggu yang lalu odinofagi kambuh. Nyeri dirasakan saat menelan
makanan saja. Keluhan disertai batuk, pilek dan hidung buntu. Batuk
dahak (+) purulen,. Rinorea (+) serous. Keluhan dirasakan setelah pasien
minum es bubur kacang ijo yang dibeli di warung.
2 hari yang lalu pasien berobat ke dokter dan keluhan dirasakan
membaik. Saat ini pasien datang dengan program operasi amandel.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tonsil berukuran T3/T3, permukaan
tidak rata, kripte melebar.
VI.
DAFTAR MASALAH
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
3. Tonsil berukuran T3/T3,
melebar
VII. PROBLEM
- Adenotonsilitis kronik (1,2,3)
- Tonsilitis kronik (1,2,3)
- Adenoid hipertrofi (1,2,3)
X.
DIAGNOSIS KERJA
Adenotonsilitis kronik
INISIAL PLAN
1. Ip.Dx
S :O :
a. Pemeriksaan fenomena palatum mole pada rinoskopi anterior
b. Pemeriksaan radiologik : x-foto rasio adenoid
c. Pemeriksaan laboratorium : darah lengkap
2. Ip. Terapi
Adenotonsilektomi
3. Ip. Monitoring : 4. Ip. Edukasi
a. Jelaskan pada pasien untuk persiapan operasi amandel
(adenotonsilektomi)
b. Pasien harus rawat inap terlebih dahulu
c. Hindari minum es dan makan makanan berminyak
d. Selalu menjaga kebersihan mulut
e. Puasa selama 6-8 jam sebelum operasi
XI.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: dubia ad bonam
7
Quo ad Sanam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ADENOTONSILITIS KRONIK
I.
Definisi
Adenotonsilitis kronik adalah infeksi yang menetap atau berulang
dari tonsil dan adenoid. Definisi adenotonsilitis kronis yang berulang
terdapat pada pasien dengan infeksi 6x atau lebih per tahun. Ciri khas dari
adenotonsilitis kronik adalah kegagalan dari terapi dengan antibiotic.1,2
II.
Etiologi
Penyebab yang tersering pada adenotonsilitis kronik adalah bakteri
Streptococcus hemoliticus grup A, Streptococcus viridans, Streptococcus
Pyogenes, selain karena bakteri tonsillitis dapat disebabkan oleh virus.
Kadang-kadang tonsillitis dapat disebabkan oleh bakteri seperti
Spirochaeta, Corynebacterium diphteriae, dan Treponema Vincent.2,3,4
Hiperplasia tonsil dan adenoid mulai pada usia muda dan akan
berlanjut sampai usia 10-12 tahun, dimana biasanya tidak akan
berkembang lagi dan akan mengecil (involusi). Hal ini terjadi terutama
8
adenoid, dimana biasanya secaraklinis tidak penting pada usia di atas 1012 tahun. Dengan terbebasnya dari infeksi saluran napas atas dapat
menciutkan ogan tersebut. Adenoid dan tonsil biasanya terserang secara
bersamaan.5
Faktor predisposisi timbulnya tonsilitis kronik ialah faktor usia
terutama pada anak, penurunan daya tahan tubuh, rangsangan yang
menahun dari rokok, beberapa jenis makanan, higiene mulut yang buruk,
pengaruh cuaca, kelelahan fisik dan pengobatan tonsilitis akut yang tidak
adekuat. Kuman penyebabnya sama dengan tonsilitis akut tetapi kadangkadang kuman berubah menjadi kuman golongan Gram negatif.1,6
III.
10
Pemeriksaan Penunjang1,2,5
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Usap tonsil untuk pemeriksaan mikroskop dengan pewarnaan gram
3. Pemeriksaan radiologi x-foto soft tissue nasofaring radio adenoid,
untuk melihat adanya pembesaran pada adenotonsilitis kronis.
VI.
Diagnosa
11
Terapi
Terapi pasti untuk tonsilitis kronik adalah pembedahan
pengangkatan tonsil. Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana
penatalaksanaan medis atau yang lebih konservatif gagal untuk
meringankan gejala-gejala. Penatalaksanaan medis termasuk pemberian
penisilin yang lama, irigasi tenggorokan sehari-hari, dan usaha untuk
membersihkan kripta tonsilaris dengan alat irigasi gigi atau oral. Ukuran
jaringan tonsil tidak mempunyai hubungan dengan infeksi kronik atau
berulang. Terapi lokal ditujukan pada higiene mulut dengan berkumur atau
obat isap.1,2
Pada hipertrofi adenoid dilakukan terapi bedah adenoidektomi
dengan cara kuretase memakai adenotom. Pada keadaan dimana terdapat
adenotonsilitis kronis berulang lebih dari 6 kali per tahun selama dua
tahun berturut-turut, maka sangat dianjurkan melakukan operasi
adenotonsilektomi dengan cara kuretase.2,3
Indikasi adenotonsilektomi :
- Fokal infeksi
- Keberadaan adenoid dan tonsil sudah mengganggu fungsi-fungsi yang
lain, contoh : sakit menelan.
A. Indikasi tonsilektomi :
12
tidur.
Nasofaringitis purulen kronis walaupun penatalaksanaan
medik adekuat.
Adenoiditis kronis atau hipertrofi adenoid berhubungan
dengan produksi dan persistensi cairan telinga tengah (otitis
media serosa atau otitis media mukosa)
14
profilaksis.
Kasus-kasus otitis media supuratifa kronis tertentu pada
anak-anak dengan hipertrofi adenoid penyerta.
9.
10.
tumbuh
Tonus otot yang lemah
Sinusitis
VIII. Komplikasi
Komplikasi adenoiditis kronik adalah : faringitis, bronkitis, sinusitis
kronik, otitis media akut berulang, otitis media kronik, dan akhirnya
terjadi otitis media supuratif kronik. Sedangkan komplikasi Tonilitis
kronik : Rinitis kronis, sinusitis, otitis media secara perkotinuitatum, dan
komplikasi secara hematogen atau limfogen (endokarditis, miositis,
nefritis, uveitis, iridosiklitis, dermatitis, furunkulosis).1
Tonsilektomi dilakukan bila terjadi infeksi yang berulang atau kronik,
gejala sumbatan serta kecurigaan neoplasma.1
Komplikasi dibedakan menjadi
- Komplikasi lokal : Abses peritonsil (Quinsy), Abses
-
15
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam jika pengobatan adekuat dan
kebersihan mulut baik.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Adam, Gl. Boies LR. Higler. Boies Buku Ajar Penyakit THT. Ed 6
Jakarta: EGC. 1997.
3.
16
4.
Bull D. Blackwell science. Lecture Note. Disease of the ear, nose and
throart. Ed.9. Blackwell science. 2002.
5.
6.
7.
17