Anda di halaman 1dari 2

Kritik Kebijakan UNS Tahun 2014

Hari ini tanggal 29 Agustus 2014 BEM FKIP UNS bersama BEM se-UNS mengadakan
audiensi dengan pimpinan universitas Sebelas Maret Surakarta. BEM se UNS mewakili seluruh
mahasiswa datang ke gedung rektorat UNS untuk meminta kejelasan tentang beberapa hal yang
mulai tahun ajaran baru ini menimbulkan banyak pertanyaan.
Pertama, kejelasan tentang keterlambatan jas almamater UNS tahun 2014 yang seharusnya
diberikan saat mahasiswa baru melakukan daftar ulang. Tahun ini sangat berbeda jauh dengan
tahun-tahun sebelumnya yang seahrusnya mahasiswa baru ketika pulang dari daftar ulang sudah
menenteng jas warna biru telur bebek. Tahun ini pengambilan jas almamater itupun harus
ditunda beberapa kali dengan informasi yang sangat mendadak dan tidak tersebar masiv ke
semua mahasiswa baru, sehingga banyak mahasiswa baru yang sudah terlanjur datang ke kampus
tetapi belum bisa mengambil jas alamater .
Kedua, para mahasiswa baru dalam kegiatan upacara, kuliah perdana, OSMARU (Orientasi
Studi Mahasiswa Baru) belum juga memakai jas almamater UNS, padahal moment itu sangat
bermakna bagi mahasiswa baru itu sendiri karena hanya dilakukan seumur hidup sekali. Bahkan
sampai detik ini pakaian kebesaran UNS itupun belum ada kabarnya lagi. Bisa jadi ini
merupakan pertama kalinya di dalam sejarah kampus negeri di Indonesia.
Ketiga, tahun 2014 UNS baru pertama kalinya menerapkan sistem UKT dengan pembagian
golongan berdasarkan gaji orang tua mahasiswa. Sampai saat ini tidak ada kejelasan tentang
mekanisme penggolongannya seperti apa, apakah hanya berdasarkan gaji kotor orang tua saja,
atau memperhatikan aspek yang lain seperti jumlah tanggungan keluarga, status kepemilikan
rumah, dll. Walaupun mahasiswa baru diminta untuk mengumpulkan KK (Kartu Keluarga) dan
slip pembayaran rekening listrik saat registrasi ulang tetapi yang menjadi pertanyaan adalah
bahwa Sebelum mahasiswa baru melakukan registrasi ulang, mereka sudah masuk dalam
golongan-golongan UKT lengkap dengan nominal rupiah yang harus mereka bayar berdasarkan
gaji orang tua yang mereka isikan di formulir online. Berkas-berkas yang dikumpulkan saat
registrasi ulang apakah benar-benar dijadikan bahan pertimbangan atau hanya formalitas belaka.
Keempat, pada kenyataan di lapangan banyak sekali mahasiswa baru dan orang tua yang
mengajukan permohonan keringanan biaya UKT. Khususnya pada mahasiswa FKIP UNS yang
cukup banyak ditemui, lebih dari 50 orang. Hal ini menjadi pertanyaan tersendiri bahwa biaya
kuliah tahun ini memang sangat mahal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bahkan naik
100% jika dibandingkan dengan biaya UKT pertama kali yaitu tahun 2012 (di FKIP). Saat ini
ada yang mencapai 8 juta per semester di beberapa prodi di FKIP UNS. Bagaimana dengan
Proses keringanan, penundaan, atau penghapusan UKT untuk tahun 2014 ini. Karena banyak
sekali mahasiswa baru yang merasa dirinya salah masuk dalam golongan. Mereka tergolong
kurang mampu tetapi masuk di golongannya anak-anak pejabat.

Kelima, selama ini kampus UNS sendiri hanya mengarahkan kepada mahasiswa baru yang
keberatan dengan biaya UKT untuk mengajukan permohonan keringanan atau penundaan saja.
Itupun keringanan berapa persen kami pun tidak ada yang tahu, berapa orang yang diterima kami
juga tidak tahu. Yang jadi pertanyaan, mengapa UNS tidak menyediakan sisterm audit yang
mengizinkan mahasiswa benar-benar terbukti tidak mampu untuk pindah golongan UKT saja.
Selain itu, mahasiswa yang mampu tapi salah masuk ke golongan rendah juga bisa saja terjadi.
Sehingga sistem pindah golongan ini perlu digagas dan dibuat supaya mahasiswa mendapatkan
yang seadil-adilnya.
Demikian beberapa hal yang harus diperjelas kembali dan dipahamkan kepada seluruh
warga civitas academica UNS, supaya kampus UNS tercinta ini tidak menjadi kampus tirani
yang berdiri di tanah yang menjunjung tinggi demokrasi. Apabila setelah audiensi ini masih
terdapat ketidakjelasan tentang 5 hal tersebut diatas maka mahasiswa akan terus menuntut
sampai tidak ada lagi kejahatan yang disembunyikan.
Kebenaran dan keadilan pasti menang!
Eko Pujianto
Presiden BEM FKIP UNS

Anda mungkin juga menyukai