Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN R LAB

Disipasi Kalor Hot Wire

Nama

: Marsha Widia Rahma

NPM

: 1306404525

Fakultas

: Teknik

Departemen

: Teknik Sipil

Program Studi

: Teknik Lingkungan

Kode Praktikum

: KR01

Tanggal praktikum : 20 September 2013

Unit Pelaksana Pendidikan Ilmu PengetahuanDasar


(UPP IPD)
Universitas Indonesia

Depok

KR01 Disipasi Kalor Hot Wire

I.

Tujuan Praktikum
Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara.

II.

Peralatan
1. Kawat pijar (hotwire)
2. Fan
3. Voltmeter dan Ampmeter
4. Adjustable power supply
5. Camcorder
6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III.

Landasan Teori
Single normal probe adalah suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan
sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja.
Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada
dua kawat baja. Masing-masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan.
Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi
energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus
listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir.
P = v i t .........( 1 )

Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga
merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka
perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah.
Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang
dirumuskan sebagai:
Overheat ratio =

Rw
Ra

Rw

= resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara).

Ra

= resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan
hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference
velocity, U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap
percobaan

dapat

dievaluasi

menggunakan

persamaan

tersebut.

Persamaan yang didapat berbentuk persamaan linear atau persamaan polinomial.


Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada
temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan
kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan
melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230
m/s.
IV.

Cara Kerja

1. Eksperimen rLab ini dapat dilakukan dengan meng-klik tombol rLab di bagian
bawah halaman jadwal praktikum.
2. Aktifkanlah Webcam!
3. Berikanlah aliran udara dengan kecepatan 0 m/s, dengan mengklik pilihan drop down
pada icon atur kecepatan aliran.
4. Hidupkanlah motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada ikon
menghidupkan power supply kipas.
5. Ukurlah Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik ikon
ukur.
6. Ulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70, 110, 150, 190, dan 230 m/s!
V.

Hasil dan Evaluasi


Data Hasil Percobaan
No

Waktu

Kec Angin

V-HW

I-HW

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7

0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
70
70
70
70
70
70
70

2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.112
2.05
2.052
2.049
2.052
2.053
2.053
2.051

53.9
54.1
54.4
54
53.9
54.4
54.2
53.9
54.1
54.5
54.4
54.5
54.6
54.7
54.9
55.1
55.2

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

70
70
70
110
110
110
110
110
110
110
110
110
110
150
150
150
150
150
150
150
150
150
150
190
190
190
190
190
190
190
190
190
190
230
230
230
230
230
230
230
230
230
230

2.051
2.054
2.052
2.033
2.033
2.032
2.034
2.034
2.035
2.034
2.034
2.034
2.034
2.027
2.027
2.027
2.027
2.027
2.027
2.027
2.026
2.026
2.027
2.022
2.022
2.022
2.022
2.022
2.021
2.021
2.022
2.022
2.022
2.02
2.02
2.019
2.02
2.02
2.02
2.019
2.019
2.019
2.019

55.4
55.5
55.7
55.2
55.1
54.9
54.8
54.7
54.7
54.8
54.9
55.2
55.5
56.4
56.2
55.8
55.3
54.9
54.8
55
55.5
56.1
56.4
55.5
56.5
56.1
55
55.1
56.3
56.3
55.1
55.1
56.2
56.6
55.4
55.2
56.5
55.6
55.1
56.4
56
55
55.9

Grafik Tegangan terhadap Waktu


2.12
2.1

Tegangan (V)

2.08

v= 0 m/s

2.06

v= 70 m/s
v= 110 m/s

2.04

v= 150 m/s

2.02

v= 190 m/s

v= 230 m/s

1.98
1.96
1

10

Waktu (s)

Grafik yang menggambarkan hubungan tegangan hotwire terhadap waktu untuk tiap
kecepatan udara.
Berdasarkan data yang didapat, kita dapat memperoleh tegangan rata-rata untuk
tiap kecepatan. Sehingga, kita dapat menggambarkan hubungan tegangan rata-rata
terhadap kecepatan udara. Dengan menganggap tegangan adalah suatu variabel bebas
dari pengukur kecepatan. Kita dapat mencari kecepatan berdasarkan tegangan.

Tegangan
2.12
2.1
f(x) = - 0x + 2.09
R = 0.81

2.08
2.06
Tegangan Rata-rata (V)

Tegangan

2.04

Linear (Tegangan)

2.02
2
1.98
1.96
0

50 100 150 200 250

Kecepatan Udara (m/s)

Fungsi tersebut dapat diperoleh menggunakan metode Least Square.

Sehingga gradiennya (m) = -0,0004

b = m = 0,000091

y = mx + a
Jadi persamaan fungsi kecepatan angin sebagai fungsi dari tegangan hotwire adalah
y= -0,0004x + 2,0198

Kesalahan relatif =

m
0,000091
x 100 =
x 100 =22,75
m
0,0004

Berdasarkan percobaan dan data yang kita dapat, kita dapat menggunakan kawat
hotwire sebagai pengukur kecepatan angin.

VI.

Analisis Data
I. Analisis Percobaan
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kecepatan angin dengan menggunakan
hotwire sebagai sensor. Tegangan yang ada pada hotwire berasal dari kedua ujung
probe yang dihubungkan ke suatu sumber tegangan, sedangkan arus yang mengalir
disebabkan karena adanya resistansi atau hambatan yang berasal dari kawat pijar.
Energi listrik yang mengalir pada single normal probe tersebut akan didisipasikan oleh
kawat pijar menjadi energi kalor. Energi listrik yang didisipasi besarnya sebanding
dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut, serta lamanya waktu
arus listrik mengalir.
Sebelum dialiri dengan udara atau saat kecepatan udara sebesar 0 m/s, tegangan
dan arus listrik yang dihasilkan bersifat konstan, namun ketika probe dialiri dengan
kecepatan udara tertentu maka arus dan tegangan yang bekerja akan mengalami
perubahan. Pada percobaan ini, kita menggunakan beberapa macam variasi kecepatan
udara, seperti 0 m/s, 70 m/s, 110 m/s, 150 m/s, 190 m/s, dan 230 m/s.

Perubahan tegangan yang terjadi pada hotwire kawat pijar ini disebabkan oleh
beberapa hal. Seperti kecepatan angin yang menerpa kawat pijar tersebut dengan gaya
(F) tertentu. Adanya angin yang menerpa kawat pijat juga akan menyebabkan
terjadinya perubahan resistansi pada hotwire. Semakin kencang aliran udara yang
mengalir pada probe maka tegangan yang terjadi pada sistem akan semakil kecil,
sedangankan arus yang mengalir akan semakin besar. Perubahan resistansi ini yang
akan menentukan besar kecilnya perpindahan kalor pada probe.

II. Analisis Hasil


Pada dasarnya percobaan telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang
diperintahkan. Hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan rumusan yang ada dimana
ketika kawat dialiri dengan udara dengan kecepatan tertentu akan menyebabkan
perubahan resistansi pada kawat pijar. Perubahan resistansi ini berbanding lurus
dengan tegangan pada probe dan berbanding terbalik dengan arus yang mengalir. Hal
ini sesuai dengan rumusan V= I.R.
Saat kecepatan udara 0 m/s, tidak ada terjadi perubahan tegangan dan kuat arus
tiap waktunya. Ketika kecepatan udara sebesar 70 m/s, terjadi perubahan tegangan
dengan rata-rata 2,112 V. Hal itu juga menyebabkan terjadinya perubahan kuat arus.
Saat kecepatan dinaikan menjadi 110 m/s, rata-rata tegangan yang dihasilkan sebesar
2,0517 V. Untuk kecepatan 150 m/s, rata-rata tegangan menunjukkan 2,0337 V. Ketika
angin menerpa kawat pijar dengan kecepatan 190 m/s, voltmeter menunjukan 2,0218
V. Dan untuk kecepatan 230 m/s, rata-rata tegangan menunjukkan sebesar 2,0195 V.
Setiap hasil dari percobaan ini cukup baik, namun tetap tidak akurat. Kesalahan
relatif yang terjadi saat melakukan percobaan ini sebersar 22,5%. Kesalahan relatif
tergolong kecil, karena tidak terjadi kesalahan sistematik. Hal itu terjadi karena
percobaan dilakukan tanpa menyentuk alat kerja dan juga alat pengukurnya. Sehingga
tidak terjadi kesalahan dalam pembacaan data.

Berdasarkan data percobaan, dapat dilihat jika semakin besar kecepatan angin
yang diberikan pada kawat pijar, maka semakin kecil tegangan yang akan dihasilkan,
sedangankan arus listrik yang dihasilkan semakin besar.

III. Analisis Grafik


Grafik yang diperoleh menunjukan adanya kesinambungan antara data yang
diperoleh dengan kondisi yang seharusnya terjadi, yaitu kecepatan angin yang
dialirkan pada probe akan berbanding terbalik dengan tegangan yang terjadi pada
kawat pijar. Dari sini dapat terlihat bahwa data yang diperoleh sudah cukup sesuai
dengan terlihatnya hubungan antara kecepatan aliran angin dengan tegangan yang
dihasilkan oleh kawat pijar.
Sementara pada grafik yang menunjukan hubungan antara tegangan hotwire
dengan waktu, terlihat adanya sedikit perubahan, baik naik maupun turun ketika
probe dialiri angin. Hal ini berbeda dengan keadaan dimana kawat pijar sebelum tidak
dialiri angin. Hal ini disebabkan karena ketika dialiri angin probe menjadi sedikit
tidak stabil, sehingga data yang dihasilkan juga sedikit mengalami fluktuasi. Namun,
secara keseluruhan range perubahan datanya sangat kecil.

VII.

Kesimpulan
Kawat pijar (hotwire) dapat digunakan sebagai sensor dalam mengukur

kecepatan udara.
Hubungan antar tegangan dengan kecepatan udara menunjukkan berbanding
terbalik. Semakin besar kecepatan udara yang diberikan, semakin kecil tegangan

yang dihasilkan.
Hubungan antar tegangan dengan waktu bersifat fluktuatif. Hal ini disebabkan

karena probe cukup tidak stabil.


Hubungan antar tegangan dan kuat arus berbanding terbalik. Semakin besar
tegangan, semakin kecil kuat arus yang terjadi.

VIII. Referensi

Giancoli, D.C.; Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition, Prentice Hall, NJ,
2000.
Halliday, Resnick, Walker; Fundamentals of Physics, 7th Edition, Extended Edition,
John Wiley & Sons, Inc., NJ, 2005.
http://sitrampil4.ui.ac.id/kr01

Anda mungkin juga menyukai