Anda di halaman 1dari 12

+

AUTISME MASA KANAK

Autis berasal dari kata auto, yg berarti sendiri.

Istilah autisme diperkenalkan oleh Leo Kanner, 1943

Pandangan lama: autisme merupakan kelainan seumur


hidup.

Fakta baru: autisme masa kanak-kanak dapat dikoreksi

Onset usia < 3 tahun

Usia ideal utk koreksi: 2-3 thn karena pada usia ini
perkembangan otak anak berada pada tahap paling
cepat.Proses koreksi intensif thdp anak autisme murni
di bawah usia 5 thn memiliki tingkat keberhasilan yang
cukup tinggi

+
AUTISME MASA KANAK

Perilaku autistik digolongkan mjd 2 jenis:


1. Perilaku eksesif (berlebihan): hiperaktif dan tantrum
(mengamuk) berupa menjerit, menyepak, menggigit,
mencakar, memukul, dll.

2. Perilaku defisit (berkekurangan):


gangguan bicara, perilaku sosial kurang sesuai, defisit
sensoris sehingga dikira tuli, emosi tidak tepat
(menangis tanpa sebab dan melamun).

PENYEBAB (1)

Kelainan neuro-anatomis:
faktor genetik (keturunan), infeksi jamur dan
virus, kekuranganjamur dan virus,
kekurangan nutrisi, oksigenasi, polusi udara,
polusi air dan makanan.
Hasil penelitian: ditemukan kelainan anatomis
pada lobus parietalis, cerebellum dan sistem
limbik. Kelainan lobus parietalis menyebabkan
anak cuek terhadap lingkungan.
Kelainan cerebellum: daerah yg berkaitan
dengan kegiatan motorik, sensasi dr kulit,
berbicara, pendengaran, penglihatan, prosesproses mental yg lebih tinggi.Cerebellum:
pusat koordinasi motorik.

1.

PENYEBAB (2)

Kelainan

sistem limbik: berperan penting dalam


reaksi emosi. Kelainan sistem limbik
mengakibatkan fungsi kontrol terhadap agresi
dan emosi terganggu: anak kurang mampu
mengendalikan emosinya (terlalu agresif atau
sangat pasif). Daerah sistem limbik mencakup
hippocampus dan amygdala. Hippocampus
bertanggung jawab thdp fungsi belajar dan
daya ingat. Gangguan hippocampus membuat
anak sulit menyimpan info baru.

+
2.

PENYEBAB (4)
Kelainan Kromosom:
diperkirakan adanya kelainan kromosom pd anak
autisme, namun kelainan itu tdk berada pd kromosom
yg selalu sama.

1.

Faktor pemicu lain yg menimbulkan gejala autisme:


Kehamilan trisemester I (0-4 bln): infeksi, zat aditif,
obat-obatan, pendarahan berat, muntah-muntah
hebat.
Proses kelahiran yang lama:pemakaian forsep.
Sesudah lahir: infeksi ringan-berat pada bayi,
imunisasi, hepatisis B, zat pewarna, zat pengawet,
protein susu sapi, protein tepung terigu.

+
4.

PENYEBAB (5)
Sensory Interpretation Errors:
rangsangan sensoris dari reseptor visual, auditori
dan taktil mengalami proses yg kacau di otak anak.
Akibatnya, timbul persepsi yang kacau, yg pada
menimbulkan kebingungan dan ketakutan pada
anak. Anak menarik diri dari lingkungan yang
menakutkan.

GEJALA (1)
Hendaya kualitatif dalam interaksi sosial yang
timbal balik

Hendaya nyata dalam perilaku nonverbal seperti kontak


mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan bahasa isyarat
untuk mengadakan interaksi sosial
Gagal membangun relasi dengan sebaya yang sesuai
dengan taraf perkembangan. Contoh : tidak tertarik
untuk bergabung atau bermain dengan anak lain,
cenderung asik untuk bermain sendiri dan tidak
mempedulikan anak lain
Tidak ada keinginan untuk berbagi kesenangan dengan
anak lain. Contoh : apabila mempunyai mainan baru
anak tidak memperlihatkannya pada orang lain
Tidak ingin mengadakan hubungan sosial dan
emosional timbal balik. Contoh : tidak memberikan
respon emosi ketika diajak bercanda, main ciluba.

GEJALA (2)
Hendaya dalam berkomunikasi :

Keterlambatan dalam perkembangan berbicara (tetapi


tidak disertai dengan usaha untuk menkompensasi
lewat bahasa isyarat atau mimik)
Hendaya untuk memulai atau memepertahankan
percakapan dengan orang lain
Penggunaan bahasa yang stereotipik dan adanya
pengulangan atau bahasa yang aneh. Contoh:
mengulang kata-kata orang lain (acholali), mengulang
kata-kata iklan tanpa tujuan, mengulang kata-kata
tanpa makna, contoh : pecep-pecep-pecep, petekapeteka-peteke, klek-klek-klek dsb.
Kurangnya variasi dan spontanitas dalam bermain purapura atau permainan imitasi sosial yang sesuai taraf
perkembangannya. Contoh : berpura-pura memasak,
menjadi ayah-ibu dsb.

GEJALA (3)
Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas,
repetitif dan stereotipi :

Preokupasi dengan satu atau lebih pola perilaku/minat


yang stereotipik. Contoh berjalan mondar-mandir,
menyenangi satu benda tertentu dan selalu dibawa-bawa
kemanapun.
Keterikatan yang kaku terhadap rutinitas dan ritual khusus
yang tidak bermanfaat. Contoh : harus melewati rute jalan
yang sama, harus menjalani jadwal kegiatan yang teratur
sesuai urutan dan waktu yang sama.
Manerisme motorik yang stereotipik dan repetitif. Contoh :
mengepakkan tangan, memainkan jari tangan, atau
menggerak-gerakkan tubuh tanpa tujuan

GEJALA (4)
Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas,
repetitif dan stereotipi :

Preokupasi yang persisten dengan bagian tertentu suatu


benda. Contoh : tertarik dengan lubang kunci dan
mengamatinya dengan seksama, menyukai benda yang
dapat berputar (memutar roda mobil-mobilan,
memandangi kipas angin yang berputar) sampai berjamjam.

Semua tingkat IQ dapat ditemukan dalam hubungannya


dengan autisme, tetapi pada kasus secara signifikan
terdapat retardasi mental

PENATALAKSANAAN
AUTISME
Tujuan terapi :

Mengurangi masalah perilaku

Meningkatkan kemampuan belajar dan perkembangannya,


terutama dalam penguasaan bahasa

Anak bisa mandiri dan bersosialisasi dilingkungan


sosialnya.

Cara :

Deteksi dini dan tepat waktu

Program terapi yang komprehensif dan terpadu


berdasarkan evidence based medicine (EBM)

TERAPI
Berbagai jenis terapi telah dikembangkan :

Applied Behavioral Analysis (ABA), Treatment and Education


of Autistic and Related Communication Handicapped
Children (TEACCH) dan Sensory Integration

Terapi khusus terapi wicara, terapi okupasi dan


fisioterapi

Medikamentosa untuk mengobati kondisi yang terkait


depresi, cemas, hiperaktif, perilaku obsesif kompulsif

Butuh tim terpadu tim medis, psikolog, ahli terapi


wicara, ahli terapi okupasi, social worker

Sembuh keluar dari dunianya & bisa membaur serta


mandiri dalam masyarakat

Anda mungkin juga menyukai