Batuan Beku
Batuan Beku
a)
b)
c)
d)
a)
Berdasarkan
kedudukannya
terhadap
perlapisan
batuan
yang
diterobosnya, struktur tubuh batuan beku intrusif terbagi menjadi dua yaitu
konkordan dan diskordan.
Struktur tubuh batuan beku yang memotong lapisan batuan di
sekitarnya disebut diskordan. yaitu:
Batholit, merupakan tubuh batuan beku dalam yang paling besar
dimensinya. Bentuknya tidak beraturan, memotong lapisan-lapisan batuan
yang diterobosnya. Kebanyakan batolit merupakan kumpulan massa dari
sejumlah tubuh-tubuh intrusi yang berkomposisi agak berbeda. Perbedaan
ini mencerminkan bervariasinya magma pembentuk batholit. Beberapa
batholit mencapai lebih dari 1000 km panjangnya dan 250 km lebarnya. Dari
penelitian geofisika dan penelitian singkapan di lapangan didapatkan bahwa
tebal batholit antara 20-30 km. Batholite tidak terbentuk oleh magma yang
menyusup dalam rekahan, karena tidak ada rekahan yang sebesar dimensi
batolit. Karena besarnya, batholit dapat mendorong batuan yang di1atasnya.
Meskipun batuan yang diterobos dapat tertekan ke atas oleh magma yang
bergerak ke atas secara perlahan, tentunya ada proses lain yang bekerja.
Magma yang naik melepaskan fragmen-fragmen batuan yang menutupinya.
Proses ini dinamakan stopping. Blok-blok hasil stopping lebih padat
dibandingkna magma yang naik, sehingga mengendap. Saat mengendap
fragmen-fragmen ini bereaksi dan sebagian terlarut dalam magma. Tidak
semua magma terlarut dan mengendap di dasar dapur magma. Setiap
frgamen batuan yang berada dalam tubuh magma yang sudah membeku
dinamakan Xenolith.
Stock, seperti batolit, bentuknya tidak beraturan dan dimensinya lebih
kecil dibandingkan dengan batholit, tidak lebih dari 10 km. Stock merupakan
penyerta suatu tubuh batholit atau bagian atas batholit.
Dyke, disebut juga gang, merupakan salah satu badan intrusi yang
dibandingkan dengan batholit, berdimensi kecil. Bentuknya tabular, sebagai
lembaran yang kedua sisinya sejajar, memotong struktur (perlapisan) batuan
yang diterobosnya.
Jenjang Volkanik, adalah pipa gunung api di bawah kawah yang
mengalirkan magma ke kepundan. Kemudian setelah batuan yang menutupi
di sekitarnya tererosi, maka batuan beku yang bentuknya kurang lebih
silindris dan menonjol dari topografi disekitarnya.
Bentuk-bentuk yang sejajar dengan struktur batuan di sekitarnya disebut
konkordan diantaranya adalah :
Sill, adalah intrusi batuan beku yang konkordan atau sejajar terhadap
perlapisan batuan yang diterobosnya. Berbentuk tabular dan sisi-sisinya
sejajar.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
jarang dilakukan. Hal ini disebabkan disamping prosesnya lama dan mahal,
karena harus dilakukan melalui analisa kimiawi.
Pembagian Kimia Batuan Beku (asam & basa) Berdasarkan kandungan
kimia oksida
Contohnya pada tabel berikut ini :
OKSIDA
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
GRANIT
72,08
0,37
13,86
0,86
1,72
0,06
0,52
1,33
3,08
0,46
0,53
0,18
DIORIT
51,86
1,50
16,40
2,73
6,97
0,18
6,21
3,40
3,36
1,33
0,80
0,35
GABRO
48,36
1,32
16,84
2,55
7,92
0,18
8,06
11,07
2,26
0,56
0,64
0,24
PERIDOTIT
43,54
0,81
3,99
2,51
9,8
0,21
34,02
3,46
0,56
0,25
0,76
0,05
Komposisi kimia dari beberapa jenis batuan beku yang terdapat pada
tabel di atas, hanya batuan intrusi saja. Dari sini terlihat perbedaan
presentase dari setiap senyawa oksida, salah satu contoh ialah dari oksida
SiO2 jumlah terbanyak dimiliki oleh batuan granit dan semakin menurun ke
batuan peridotit (batuan ultra basa). Sedangkan MgO dari batuan granit
(batuan asam) semakin bertambah kandungannya kearah batuan peridotit
(ultra basa).
Kandungan senyawa kimia batuan ekstrusi identik dengan batuan
intrusinya, asalkan dalam satu kelompok. Hal ini hanya berbeda tempat
terbentuknya saja, sehingga menimbulkan pula perbedaan didalam besar
butir dari setiap jenis mineral.
Batuan Intrusi
Granit
Syenit
Diorit
Tonalit
Monsonit
Gabro
Batuan Ekstrusi
Riolit
Trahkit
Andesit
Dasit
Latit
Basal
Nama Batuan
Batuan Asam
Batuan Menengah
Batuan basa
Batuan Ultra basa
Kandungan Silika
Lebih besar 66 %
52 66 %
45 52 %
Lebih kecil 15 %
Kandungan Silika
0 33 %
34 66 %
67 100 %
keluarga diorite andesit: intermediet, sedikit kuarsa, sedikit KFelspar, plagioklas melimpah
Warna
batuan
berkaitan
erat
dengan
komposisi
mineral
penyusunnya.mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh
komposisi magma asalnya sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma
pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur
gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku
asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik,misalnya kuarsa, potash
feldsfar dan muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam
umumnya batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan
mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan
umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan
adalah mineral-mineral mafik.
F. STRUKTUR BATUAN
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian-bagian batuan yang
berbeda.pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada
pengamatan dalam skala besar atau singkapan dilapangan.pada batuan beku
struktur yang sering ditemukan adalah:
1. Masif
: Bila batuan pejal,tanpa retakan ataupun lubanglubang gas
2. Jointing
: Bila batuan tampak seperti mempunyai retakanretakan. Kenapakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
3. Vesikular
: Dicirikandengan adanya lubang-lubang gas,sturktur ini
dibagi lagi menjadi 3 yaitu:
Skoriaan
: Bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan
: Bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran
: Bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun
lubang gas.
4. Amigdaloidal
: Bila lubang-lubang gas terisi oleh mineral-mineral
sekunder.
G. TEKSTUR BATUAN BEKU
Pengertian tekstur batuan mengacu pada kenampakan butir-butir
mineral yang ada di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran
butir, bentuk butir, granularitas, dan hubungan antar butir (fabric). Jika
warna batuan berhubungan erat dengan komposisi kimia dan mineralogi,
maka
tekstur berhubungan
dengan
sejarah
pembentukan
dan
keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses sebelum,
dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi :
Tingkat kristalisasi
Tingkat kristalisasi batuan beku dibagi menjadi :
~
Holokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan semua
berbentuk kristal-kristal.
~ Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal dan sebagian lagi
berupa mineral gelas.
~ Holohialin, jika seluruhnya terdiri dari gelas.
Ukuran kristal.
Ukuran kristal adalah sifat tekstural
dikenali.ukuran kristal dapat menunjukan
batuan.
~
~
~
~
Granularitas
Pada batuan beku non fragmental tingkat granularitas dapat dibagi
menjadi beberapa
macam yaitu:
a) Equigranulritas Disebut equigranularitas apabila memiliki ukuran kristal
yang seragam. Tekstur ini dibagi menjadi 2 :
Fenerik Granular bila ukuran kristal masih bisa dibedakan dengan mata
telanjang.
Afinitik apabila ukuran kristal tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang
atau ukuran kristalnya sangat halus.
b) Inequigranular Apabila ukuran kristal tidak seragam. Tekstur ini dapat
dibagi lagi menjadi :
Faneroporfiritik bila kristal yang besar dikelilingi oleh kristal-kristal yang
kecil dan dapat dikenali dengan mata telanjang.
Porfiroafinitik,bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang tidak dapat
dikenali dengan mata telanjang.
c)
Gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memilimki tekstur gelasan
apabila semuanya tersusun atas gelas.
Bentuk Butir
a) Euhedral, bentuk kristal dari butiran mineral mempunyai bidang kristal
yang sempurna.
b) Subhedral,bentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh sebagian
bidang kristal yang sempurna.
c) Anhedral, berbentuk kristal dari butiran mineral dibatasi oleh bidang
kristal yang tidak sempurna.
Sifat Batuan Beku dibagi menjadi 3 antara lain :
1. Asam (Felsik)
Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku
asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik.
2. Intermediet
Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya batuan
beku intermediet diman jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama
banyak.
3. Basa (Mafik)
Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan umumnya adalah batuan
beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.
4. Ultrabasa (Ultramafik )
Batuan beku yang berwarna kehijauan dan berwarna hitam pekat dimna
tersusun oleh mineral mineral mafic seperti olivin.
H. KOMPOSISI MINERAL
Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4
yaitu:
a) Kelompok Granit Riolit Berasal dari magma yang bersifat
asam,terutama tersusun oleh mineral-mineral kuarsa ortoklas, plaglioklas
Na, kadang terdapat hornblende,biotit,muskovit dalam jumlah yang kecil.
b) Kelompok Diorit Andesit Berasal dari magma yang bersifat
intermediet,terutama
tersusun
atas
mineral-mineral
plaglioklas,
Hornblande, piroksen dan kuarsa biotit,orthoklas dalam jumlah kecil.
c) Kelompok Gabro Basalt Tersusun dari magma yang bersifat basa
dan terdiri dari mineral-mineral olivine,plaglioklas Ca,piroksen dan
hornblende.
d) Kelompok Ultra Basa Tersusun oleh olivin dan piroksen.mineral lain
yang mungkin adalah plagliokals Ca dalam jumlah kecil.
I. DISKRIPSI BATUAN BEKU
1. Kelompok Granit
a) Phanertik
Granit dikelompok ini terdiri dari batuan pluton yang biasa biasa disebut
batolit, kenampakan di permukaan bumi sangat besar sedangkan kedalaman
dari batuan ini tidak diketahui besarnya. Granit ini berbutir sangat kasar
dengan kombinasi warna antara putih dengan abu-abu dengan butiran
mineral sangat besar.
Tekstur batuan pada dasarnya adalah holokristalin, hipidiomorpik dan
equiganular. Penokris yang besar dari ortoklas, kadang-kadang granit
kelompok ini memiliki tekstur porpiri. Dalam jumlah yang sangat kecil kita
akan mendapatkan xenolit di dalam tubuh granit.
Struktur yang biasa terdapat dibatuan granit ialah struktur foln yang
terbagi dalam tiga kelompok, pertama struktur blok yang berbentuk kubus,
kedua diakibatkan oleh proses konsolidasi dan ketiga akibat proses
pelapukan. Struktur miarolitik ialah rongga berbentuk tidak beraturan yang
bisaanya ditumbuhi oleh kristal-kristal yang berbentuk sempurna. Struktur
lain yang basa adalah struktur orbikular dan rapakular.
Komposisi mineral dan kimia di dalam batuan granit dibagi menjadi tiga,
yaitu:
Mineral Utama (essential mineral)
Mineral utama ini terdiri dari kuarsa, potasium feldspar dari jenis petoklas
dan mikraklian, plagioklas dari jenis albit-oligoklas dan sedikit sekali
andesin, biotit.
Mineral pengiring ( accessor/mineral)
Dengan bentuk dan jumlah yang sangat kecil,mineral pengiring ini terdiri
dari zirkon, apatit, rutil sphen dan oksida besi.
Mineral skunder (Secondary mineral)
Mineral Skunder terbentuk karena mineral utam, kebanyakan tidak
berpindah tempat, didalam tingkat terakhir dari konsolidasi magma yang
kemudian diikuti oleh proses pelapukan .
Kandungan mineralogi dan presentase tiap mineral
Mineral
Kuarea
Potasium
Soda plaglokirs
Hombende
Blotit
Magnetit
Limenit
1
10 40%
80 60%
0 359%
10 35%
2
25%
40%
26%
1%
6%
2%
1%
1
73,86
0,20
13,75
0,78
1,13
0,05
0,26
0,72
3,51
5,13
0,47
0,14
2
70,18
0,39
14,47
1,57
1,78
0,12
0,88
1,99
3,48
4,11
0,84
0,19
3
72,70
0,26
13,39
1,25
0,20
0,09
0,30
1,89
2,00
3,94
0,01
b) Aphantik
Kelompok batuan ini terdiri dari batuan ekstrusi yang berupa lava dan
batuan instrusi yang berupa dike kenampakan di lapangan batuan lava ini
berupa aliran dengan ketebalan yang bervariasi dan penyebaran yang luas.
Sedangkan dike terlihat bertekstur porfiritik atau kacaan, karena peralihan
antara tipe plutonik dengan vulkanik.
Tekstur kelompok ini bertekstur porfiritik yaitu percampuran antara yang
kasar (penokris) seperti dari kuarsa feldspar dan homblende dengan masa
dasar yang berbentuk halus dari mikrokristalin sampai kacaan. Tekstur aliran
dikarenakan perjalanan magma asal ke permukaan bumi dan kemudian
menyebar kesegala arah. Tekstursperulitik biasanya diobsidian yang
berbentuk sciatut yang melingkar.
Komposisi mineralogy dari penyusun mineral utama terdiri dari kuarsa,
potassium feldafar dari jenis ortoklasdan sanidin, plagioklas dari jenis
oligloklas sedangkan mineral feromagnesia dari biotit dan horiblende.
Mineral pengiringnya terdiri dari magnetit dan apatit. Sedangkan mineral
sekunder terdiri dari hasil alterasi dari feldspar dan mineral/eromagnesia.
Komposisi kimia batuan riolit
Senyawa kimia
biO2
TiO2
Al2O2
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
73,66
0,22
13,46
1,26
0,75
0,03
0,32
1,13
NaO
K2O
H2O
P2O5
2,09
5,35
0,78
0,07
1
30 80%
6 25%
10 40%
2
72%
12%
2%
7%
4%
2%
1%
Variasi kimia pada batuan syenit diperlihatkan pada table 4.10. Dimana
kandungan alkali (Na2O dan J2O) sangat tinggi, hal ini disebabkan terlampau
banyaknya kandungan mineral potassium feldspar.
Komposisi kimia batuan syenit
Senayawa kimia
SiO2
TiO2
Al2O3
Fe2O4
FeO
MnC
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
1
61,86
0,68
6,91
2,32
2,63
0,11
0,96
2,34
5,46
5,91
0,62
0,19
59,41
0,83
17,18
2,19
2,83
0,08
2,02
4,06
3,92
6,53
0,63
0,38
b) Aphantit
Batuan kelompok ini biasanya disebut trukit, terjadi sebagai aliranlava
yang meliputi daerah yang luas, juga terdapat sebagai korok vulkanik yang
berteksrur poroiritik. Tekstur batuan seperti tekstur porpiritik dengan
fenokris berjumlah lebih banyak daripada masa dasar. Sebagai masa dasar
dari mikrokristalinyang sulit untuk didentifikasi. Tekstur lain yang biasa
terdapat adalah tekstur aliran. Struktur lain banyak terdapat di batuan
kelompok ini, sedangkan struktur vesikuler biasanya terdapat di atas
permukaan dari suatu aliran. Komposisi mineral dari mineral utama terdiri
dari potassium feldspar dari jenis sanidin, ortoklas dan mikrolin, plagloklas,
biotit, homblende dan mineral sugit biasa sebagai variasi dan bila jumlahnya
banyak, maka akan mempengarihi panamaan dari batuan dan biasanya
diletakkan di depan dari trakit sebagai cimtoh augit trakit.
Kandungan mineral pada batuan syenit ialah plagioklas dari jenis
albithormblende, biotit, K-feldspar dari jenis ortoklas dan mikrokiin, nefelin
dan mineral bijihnyamagnetit. Bila batuan tersusun mengandung nefelin,
nya menjadi nefelin syenit. Ukuran Kristal dari mineral itu berukuran kasar
feneritik atau dapat disebut holokristalin. Batuan terakhir porpirl dalam
sayatan tipis ini terlihat kandungan mineralnya ialah K feldspar dari jenis
ortoklas berbentuk subhedral sampai euhadral. Kalsit dapat berbentuk
butiran ataupun hasil ubahan, kuarsa berbentuk ahhedral. Sebagai mineral
pengiringnya adalah magnetit berbentuk kubur dan hematite yang pada
umumnya berbentuk anhedral, dalam sayatan ini berwarna nitara (opak).
Sebagai mineral ubahan ialah seririt dan kalsit yang berasal dari ortoklas
atau plagioklas. Variasi senyawa kimia dari batuan traki dapat dilihat pada
tabel dibawah yaitu terdiri dari alkali trakit dan calcalkali crakit.
Komposisi kimia dari batuan kelompok trakit
Senyawa kimia
SiO2
MO2
Al2O3
Fo2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O
P2O5
1
61,95
0,73
18,03
2,33
1,61
0,13
0,63
1,89
6,55
6,53
0,54
0,18
2
58,31
0,66
18,06
2,54
2,02
0,14
2,07
4,26
3,85
7,38
0,53
0,20
3. Kelompok Diorit
a) Phanertilik.
Kelompok diorite ini, bila bertekstur phaneritik disebut diorite dan bila
aphanitik disebut andesit kelompok ini berada di tengah antara kelompok
batuan asam dan kelompk batuan basa. Sehingga komposisi kimia ataupun
mineralogy berada di tengah dari kedua kelompok itu. Diorit terdapat
sebagai stok, dike ataupun sill juga sebagian kecil berasosiasi dengan yang
besar dari batuan asam atau basal.
Tekstur dari diorite adalah holokistallin, equigrabulur dan phanentik dan
banyak pula yang bertekstur porpiritik dengan penokris berbentuk euhedral.
Komposisi mineralogy dimana penyusunmineral utama adalah plagioklas dari
jenis oligloklas andesine dan homblende. Bia terdapat mineral augit
memberikan arah bahwa batuan itu sedikit bersifat basa, sedangan mineral
ortoklas mencerminkan batuan tersebut bersifat asam. Mineral pengiringnya
yaitu kuarsa bisa terdapat apuk banyak dan bisa tidak terdapat sama sekali.
Tabel dibawah ini memperlihatkan posisi mineral dari batuan kelompok
diorite
Komposisi mineralogy dari batuan kelompok diorite
Mineral
Kuarsa
Andesine
Potassium feldspar
Biotit
Amphibi
Pirokam
magnetit
Dient kuarsa
20%%
56%
6%
4%
8%
2%
2
Dorit
2%
64%
3%
5%
12%
11%
2%
Komposisi kimia dari kelompok diorite ini tidak ada yang menonjol
seperti pada table 4.14. Hanya sebagian kecil saja perbedaan halini
disebabkan pengaruh dari magma yang bersifat anam atau basa.
Komposisi kimia dari batuan diorite dan andesit
Senyawa kimia
Sio2
TiO2
Al2O3
Fe2O3
FeO
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O+
P2O5
1
1,86
1,60
16,40
2,73
6,97
0,18
6,12
8,40
3,36
1,33
0,80
0,35
2
56,77
0,84
16,67
3,16
4,40
0,13
4,17
6,74
3,39
2,12
1,36
0,25
3
55,49
0,91
18,46
1,39
7,07
0,16
8,10
7,47
4,09
1,60
2,13
0,28
b) Aphantik
Andesit banyakterdapat sebagai lava, tetapi juga terjadi sebagai
instrusi sekunder, seoerti sebagai dike Gunung api di jawa pada umumnya
bersifat andesit. Tekstur dari batuan andesit biasanya porpiritik dengan
penokris yang euhedral, sedangkan massa dasar biasanya mjkrolaristalin
sampai kacaan. Tekstur aliran terjadi dari partikel di dalam porpiritik
dimana plagioklas dikelilingi oleh barisan paralel. Komposisi mineralogy dari
batuan andesit sama dengan batuan diorite, dimana pada andesit lebih
banyak kuarsa dan plagioklas dari jenis andesine Penokris dari plagioklas dan
masa dasar dari biotit homblende, piroksen dan mikrolit plagioklas.
Komposisi kimia dari batuan andesit tidak banyak berbeda dengan batuan
diorite, seperti terlihat pada table diatas Hanya beberapa senyawa terlihat
tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh dari magma asal.
Pengamatan secara mikroskopik pada batuan kelompok phaneritik
terlihat pada foto 6 halaman 115 yaitu foto mikrograp tenalit. Sedangkan
foto 7 halaman 116 dari batuan diorite, mineral penyusunnya ialah
plagioklus dari andesine, sedikit kuarsa, homblende, biotit dan magnetit.
Batuan aphanitiknya terdiri dari homblende andesit.
Sama besarnya ada yang halus dan ada yang besar. Tekstur demikian
disebut porpiritik. Mineral yang berukuran kasar atau , dari plagioklas dari
jenis andesin, dan homblende. Sedangkan sebagai matrik ialah mikrolit
plagioklas, homblende, bijih dan perisit. Dalam foto ini terlihat adanya
struktur aliran yang dibentuk oleh mikrolit plagioklas yang mengelilingi
Piroksin
Augit
Augit
ortopiroksen
Ortopiroksen
Tanpa piroksen
Labradorit
Plagioklas
Bytownit-Anortit
Orto gabro
dan Hipersten
gabro
Norit
Olivin gabro
Eukrit
Olivin eukrit
Olivin hipersten
gabro
Olivin norit
Hipersten Olivin hipersten
eukrit
eukrit
(anorthosit)
troksolit
(anorthosit)
Allivalit
1
43,36
1,32
2
48,24
0,97
AL2 O3
Fe O3
FeO
MnO
MgO
CO
Na2O
K3O
Fl2O
P2 O5
6,84
2,55
7,92
0,18
3,06
11,07
2,26
0,56
0,04
0,24
17,88
3,16
5,90
0,13
7,51
10,90
2,55
0,89
1,54
0,28
1
50,33
2,03
14,01
2
49,43
1,00
18,85
Fe2O3
FeO
2,88
9,00
1,58
8,08
MnO
MgO
CaO
Na2O
K2O
H2O
P2O5
0,18
6,84
10,42
2,23
0,84
0,91
0,23
0,18
5,93
10,14
3,60
0,99
0,58
0,20
Granit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Indonesia, granit terdapat
di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya (Papua), dan lain-lain. Granit dapat
digunakan sebagai bahan pengeras jalan, pondasi, galangan kapal, dan bahan pemoles
lantai, serta pelapis dinding.
2)
Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga
sedang, berwarna terang, menyerupai granit. Granodiorit dapat digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, dan lain-lain. Granodiorit banyak terdapat di
alam dalam bentuk batolit, stock, sill dan retas yang tersebar di Bukit
Barisan,
Sumatera.
3)
Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang, warnanya
agak gelap. Diorit merupakan batuan yang banyak terdapat di alam. Di Jawa Tengah
banyak terdapat di kota Pemalang dan Banjarnegara. Diorit dapat digunakan untuk
pengeras
jalan,
pondasi,
dan
lain-lain.
4) Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam,
mineralnya berbutir kasar hingga sedang. Dapat digunakan untuk pengeras
jalan, pondasi, dan yang dipoles sangat disukai karena warnanya hitam,
sehingga baik untuk lantai atau pelapis dinding. Di Pulau Jawa, batuan ini
terdapat di Selatan Ciletuh, Pegunungan Jiwo, Serayu, dan Pemalang.
5)
Andesit
Andesit adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari diorit,
mineralnya berbutir halus, komposisi mineralnya sama dengan diorit,
warnanya kelabu. Gunung api di Indonesia umumnya menghasilkan batuan
andesit dalam bentuk lava maupun piroklastika. Batuan andesit yang banyak
mengandung hornblenda disebut andesit hornblenda, sedangkan yang banyak
mengandung piroksin disebut andesit piroksin. Batuan ini banyak digunakan
untuk pengeras jalan, pondasi, bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain.
Adapun yang berstruktur lembaran banyak digunakan sebagai batu tempel.
6)
Basal
Basal adalah batuan beku permukaan. Batuan lelehan dari gabro,
mineralnya berbutir halus, berwarna hitam. Gunungapi di Indonesia
umumnya menghasilkan batuan basal dalam bentuk lava maupun
piroklastika. Batuan ini banyak digunakan untuk pengeras jalan, pondasi,
bendungan, konstruksi beton, dan lain-lain. Basal yang berstruktur lembaran
banyak digunakan sebagai batu tempel. Basal umumnya berlubang-lubang
akibat bekas gas, terutama pada bagian permukaannya.
7) Batukaca (Obsidian)
Batukaca adalah batuan yang tidak mempunyai susunan dan bangun kristal
(metamorf). Batukaca terbentuk dari lava yang membeku tiba-tiba, dan
banyak terdapat di sekitar gunungapi. Pada umumnya berwarna coklat,
kelabu, kehitaman atau tidak berwarna (putih seperti kaca). Batukaca yang
dihancurkan dengan ukuran kecil dan dicampur dengan semen, dapat dibuat
granit buatan. Di zaman purba, batuan ini banyak digunakan untuk membuat
mata
lembing,
mata
panah,
dan
lain-lain.
8)
Batu
Apung
Batu Apung dibentuk dari cairan lava yang banyak mengandung gas. Dengan
keluarnya gas dari cairan lava akan menimbulkan lubang-lubang atau
gelembung-gelembung pada lava yang telah membeku. Lubang-lubang ini
berbentuk bola, ellips, silinder atau tak teratur bentuknya. Dengan adanya