BIDANG KEGIATAN:
PKM GT
Diusulkan Oleh :
FAUZAN AMARIANDA
ULIN NUHA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2014
ii
iii
Daftar Isi
HALAMAN MUKA...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... iii
RINGKASAN.............................................................................................. iv
PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
Latar Belakang .......................................................................................... 1
Tujuan dan Manfaat................................................................................... 2
GAGASAN .................................................................................................. 3
Kondisi Kekinian Pencetus........................................................................ 3
Solusi yang Pernah Ditawarkan ................................................................. 3
Perbaikan Gagasan yang Diajukan............................................................. 4
Pihak-pihak Terkait Realisasi Gagasan ...................................................... 6
Langkah-langkah Strategis Realisasi Program ........................................... 6
KESIMPULAN ............................................................................................ 7
Inti Gagasan yang Diajukan....................................................................... 7
Teknik Implementasi Gagasan................................................................... 8
Prediksi Keberhasilan Asap Cair Tempurung Kelapa (ACT-COCO) ......... 8
Daftar Pustaka ........................................................................................... 9
LAMPIRAN ............................................................................................... 10
Biodata Ketua dan Anggota..................................................................... 10
Susunan Organisasi Tim dan Pembagian Tugas ....................................... 14
Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ........................................................... 15
iv
Pendahuluan
Latar Belakang
Listrik merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat di dunia terutama di
Indonesia. Semua perlengkapan dan teknologi yang menunjang era modern saat
ini menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Namun, Indonesia
membutuhkan listrik sekitar 20.354,41 MW (Mega Watt) untuk menyalakan
peralatan elektronik di setiap harinya dan hanya sekitar 15.399, 84 MW
diperuntukkan untuk listrik di Pulau Jawa. Sementara Perusahaan Listrik Negara
(PLN) mampu menghasilkan 53.317,53 MW. Biaya operasional untuk
menjalankan pembangkit listrik cukup tinggi terutama PLTD (pembangkit listrik
tenaga diesel) dan memaksa PLN mengoperasikan PLTD tersebut hanya
beroperasi selama 6-8 jam. Hal tersebut mengakibatkan terjadinya pemadaman
bergilir pada beberapa tempat untuk menghemat energi listrik(Kompas. 7
September,2012).
Pembangkit listrik tenaga Diesel (PLTD) dioperasikan dengan bahan bakar
minyak. Maka, dibutuhkan supply bahan bakar minyak yang cukup banyak untuk
mengoperasikan PLTD. Berdasarkan data dari IEA (International Energi Agency),
cadangan untuk minyak bumi akan bertahan sampai sekitar 41 tahun. Apabila data
tersebut dipecah lagi berdasarkan kontribusi per negara, Indonesia khususnya,
termasuk dalam peringkat 27 dunia untuk minyak bumi dengan nilai kontribusi
sebesar 0,29 persen cadangan dunia. Walaupun Indonesia memiliki cadangan
minyak bumi yang cukup banyak, perlu diketahui juga bahwa Indonesia hanya
bisa menikmasti hasilnya tidak sampai 10% dikarenakan hak pengelolaan minyak
bumi dipegang oleh pihak asing. Perlu diketahui juga bahwa pembangunan PLTD
saat ini sudah dihentikan pemerintah karena mahalnya biaya operasi PLTD
tersebut. Sebab, PLN diperlakukan sebagai industri dan untuk membeli BBM
harus mengikuti harga pasar dunia yang masih fluktuatif. Kondisi tersebut akan
menyebabkan PLN terus mengalami defisit.
Solusi untuk menangani masalah tersebut ialah dengan pemanfaatan asap
cair sebagai bahan bakar alternatif PLTD. Dengan mengganti BBM menjadi asap
cair pada PLTD akan menghemat subsidi pemerintah untuk PLN dan membantu
PLN dalam memenuhi konsumsi energi untuk PLTD. Kebijakan pemerintah akan
pemberhentian pembangunan PLTD juga dapat dihentikan karena investasi awal
pembangunan PLTD lebih murah dibandingkan dengan pembangkit tenaga listrik
lainnya, dan dengan memanfaatkan asap cair biaya operasional menjadi lebih
murah dan tidak menyebabkan PLN mengalami defisit. Selain itu, Asap cair
sebagai bahan alternatif tidak mencemari lingkungan seperti pembangkit
tenaga listrik lainnya yang mengakibatkan polusi dan pemanasan global.
Sangatlah rugi apabila asap cair tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya,
sebab asap cair dibuat oleh limbah organik berupa tempurung kelapa. Indonesia
merupakan salah satu negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Luas areal
tanaman kelapa pada tahun 2000 mencapai 3,76 juta ha, dengan total produksi
diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95%)
merupakan perkebunan rakyat Akan tetapi Tidak sampai 10% dari masyarakat
indonesia yang sadar dan memanfaatkan batok kelapa tersebut untuk didaur ulang
(Suharto dan Dwi Retno,2010:8). Bobot tempurung mencapai 12% dari bobot
buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per
tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 672 ribu ton
tempurung yang dihasilkan. Potensi produksi tempurung yang sedemikian besar
belum dimanfaatkan sepenuhnya
GAGASAN
Kelapa
(ACT-COCO).
ACT-COCO
merupakan
hasil
dari
pembakaran batok kelapa hijau yang kemudian asap dari pembakaran tersebut
dikondensasi menjadi cair. Proses pembakaran yang kami gunakan adalah
pirolisis. Dari hasil pirolisis tersebut akan dihasilkan asap cair yang memiliki
energi sebesar separuh dari energi minyak diesel (Darmadjie, dkk. 2009). Yang
kemudian untuk meningkatkan mutunya kami menggunakan teknologi catalytic
cracking dengan menggunakan zeolit sebagai pengkatalisnya.
dkk. 2009). Selain menghasilkan asap cair atau bio-oil, sisa dari pembuatan asap
cair tersebut yang berupa arang dapat dimanfaatkan lagi sebagai bahan baku
alternatif Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang sekarang ini menggunakkan bahan
baku batu bara. Dengan menggunakan arang batok kelapa sebagai pengganti batu
bara, dapat menjadikan PLTU sebagai pembangkit yang ramah lingkungan karena
arang batok kelapa memiliki emisi asap yang rendah.
Gambar 5.1 Proses Pembuatan Asap Cair atau bio-oil berbasis Pirolisis
(Sumber: www. analisa. com)
Alur pembuatan asap cair batok kelapa yang mermutu tinggi:
1. Batok kelapa akan dimasukkan kedalam mesin pirolisis. kemudian dipanaskan
pada suhu optimummnya, yaitu 4000C.
2. Hasil pembakaran yang berupa asap akan dialirkan ke distilator. Namun
sebelumnya asap akan dimurnikan terlebih dahulu dengan cara memisahkan
tar dari gas tersebut.
3. Dan kemudian asap akan dikondensasi didalam distilator, yaitu dengan
mengendapkan asap tersebut dengan air yang dipompakan dari bak air.
4. Kemudian akan dihasilkan asap cair, yang akan ditampung dalam
penampungan yang kemudian akan dimasukkan kedalam mesin catalytic
cracking untuk meningkatkan daya guna asap cair tersebut menjadi bahan
bahan bakar yang lebih tepat guna. Katalis yang digunakan untuk
meningkatkan daya guna tersebut adalah zeolit atau alumino silikat.
5. Setelah proses tersebut, barulah asap cair akan dibawa ke Pembangkit Listrik
Tenaga Diesel untuk dijadikan bahan bakar. Sedangkan, sisa dari pembakaran
tersebut yang berupa arang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar alternatif
batu bara pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang terkait (Darmadjie, dkk,
2009).
Pihak-pihak terkait untuk penerapan gagasan
a) Pemerintah Pusat
Mengadakan kebijakan-kebijakan dan pendanaan terkait dengan pembangunan
PLTD.
b) Kementerian Riset dan Teknologi
Pusat pengadaan riset dalam mencapai kesuksesan PLTD asap cair.
c) PLN
Mendukung instalasi PLTD asap cair sebagai salah satu pembangkit tenaga listrik.
d) Kementerian Perkebunan dan Pertanian
Mengadakan program pengadaan bahan baku PLTD berbahan baku asap cair,
yaitu tempurung kelapa.
e) BPPT
Bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi, mengembangkan
teknologi penggunaan PLTD berbahan baku asap cair kelapa.
f) APEI (Asosiasi Profesionalis Elektrikal Indonesia)
Memberikan gagasan-gagasan terkait dengan instalasi PLTD asap cair.
g) Investor
Pemberi modal selain dari pemerintah pusat.
Kesimpulan
murah
dan
terjangkau.
Selain
itu,
kebijakan
pemerintah
akan
Daftar Pustaka
Laboratories,
Inc.,
1999.
Catalytic
Cracking.
http://www.setlaboratories.com/Cat cracking.htm
Maharani, Rohmadona dan Sigit Bintoro. 2009. Optimasi Proses Dealuminasi
Modernite Sebagai Katalis Perengkahan Minyak Goreng Bekas Menjadi Biofuel.
Semarang: Universitas Diponegoro
Edinov Sanny, dkk. 2013. Pemnafaatan Asap Cair Tempurung Kelapa pada
Pemubuatan Ikan Kering dan Penentuan Kadar Air, Abu serta Proteinnya.
Padang: Universitas Andalas
Darmanto Seno dan Ireng Sigit. 2006. Analisa Biodiesel Minyak Kelapa Sebagai
Bahan Bakar Alternatif Minyak Diesel. Semarang: Universitas Diponegoro
en.wikipedia.org/FluidCatalyticCracking (Diakses pada 15 Maret 2014)
www.kompas.com (Diakses 7 Maret,2014)
www.analisa.com (Diakses 7 Maret 2014)
10
11
12
13
No
Program
Bidang
Studi
Ilmu
Fauzan Amarianda
Teknik
Sains dan
/ 21060113060022
Elektro
Teknologi
Teknik
Sains dan
Mesin
Teknologi
Ressy Prayogi /
Teknik
Sains dan
21050113130140
Mesin
Teknologi
Nama / NIM
Rigo Muhammad
2
Herriza /
21050113120005
Alokasi
waktu
(jam/minggu)
Uraian
Tugas
Sebagai
pencetus
gagasan
Sebagai
penyusun
karya tulis
Sebagai
penyunting
karya tulis
Sebagai
Ulin Nuha /
Teknik
Sains dan
21050113140127
Mesin
Teknologi
pengurus
8
administrasi
dan
pengevaluasi
14
15