Makalah Radiokimia
Makalah Radiokimia
OLEH:
KELOMPOK 7
ANNA MAULINA (16064)
ELVIA MAWARNI (
KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
A. PENGERTIAN RADIOISOTOP
Radioisotop (zat radioaktif) selalu memancarkan sinar (partikel) radioaktif (,
,, . . .) secara spontan dan terus menerus sampai habis. Partikel yang dipancarkan
itu mempunyai energy dan dapat dideteksi dengan detector (pencacah). Energinya
dapat sebagai sumber energy dan partikel tersebut dapat dipakai sebagai penelusuri
jejak (tracer) suatu proses.
X
Partikel
Punya energy
Sumber energy
aktif (radioisotop)
Stabil (tidak aktif)
Sifat-sifat partikel , ,.
a) Sinar alfa ( )
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang bermuatan positif. Partikel sinar
alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan +2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa
adalah partikel terberat yang dihasilkan oleh zat radioaktif. Karena memiliki massa
yang besar, daya tembus sinar alfa paling lemah diantara diantara sinar-sinar
radioaktif.
b) Sinar beta ( )
Sinar beta merupakan radiasi partikel bermuatan negatif. Sinar beta
merupakan berkas elektron yang berasal dari inti atom. Sinar beta paling energetik
dapat menempuh sampai 300 cm dalam uadara kering dan dapat menembus kulit.
Karena sangat kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan
dengan notasi
c) Sinar gamma ( )
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetek berenergi tinggi, tidak
bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan dengan notasi
. Sinar
bidang
terbesar
yang
menggunakan senyawa bertanda radioaktif. Hampir dari 80% dari penggunaan zat
radioaktif terletak di bidang ini. Dengan isotop radioaktif telah dapat diselidiki dan
dipelajari proses fisiologi, biokimia, patologi dan farmakologi berbagai macam obat.
Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran, sebetulnya telah dimulai
semenjak tahun 1936 pada waktu John Lawrence et al. Menggunakan fosfor-32 untuk
terapi. Walaupun dimulai untuk terapi, tetapi penggunaan radioisotop selanjutnya
hampir 90% ditujukan untuk diagnosis, dan sebagian besar telah dalam bentuk
senyawa bertanda.
Cabang ilmu kedokteran yang memanfaatkan
gelombang elektromagnetik
tersebut
dirunut
dengan
menggunakan
pencacah
Geiger.
Letak
ini
dikenal
sebagai
radiolog. Salah
satu
contoh
radiodiagnostik
bandara, industri dengan berbeda radiasi pengion yang dihasilkan. Hasil pencitraan
pada saat ini mengikuti perkembangan teknologi sehingga dapat direkam dalam film,
kertas printer maupun dalam bentuk CD maupun DVD.
2. Mekanisme kerja Radiodiagnostik
I-131 digunakan sebagai terapi pengobatan untuk kondisi tiroid yang over aktif
atau kita sebut hipertiroid. I-131 ini sendiri adalah suatu isotop yang terbuat dari iodin
yang selalu memancarkan sinar radiasi. Jika I-131 ini dimasukkan kedalam tubuh
dalam dosis yang kecil, maka I-131 ini akan masuk ke dalam pembuluh darah traktus
gastrointestinalis. I-131 dan akan melewati kelenjar tiroid yang kemudian akan
menghancurkan sel-sel glandula tersebut. Hal ini akan memperlambat aktifitas dari
kelenjar tiroid dan dalam beberapa kasus dapat merubah kondisi tiroid.
3. Radioterapi
Radioterapi adalah tindakan medis menggunakan radiasi pengion untuk
mematikan sel kanker sebanyak mungkin, dengan kerusakan pada sel normal sekecil
mungkin. Tindakan terapi ini menggunakan sumber radiasi tertutup pemancar radiasi
gamma atau pesawat sinar-x dan berkas elektron.
Baik sel-sel normal maupun sel-sel kanker bisa dipengaruhi oleh radiasi ini.
Radiasi akan merusak sel-sel kanker sehingga proses multiplikasi ataupun
pembelahan sel-sel kanker akan terhambat. Sekitar 50 60% penderita kanker
memerlukan radioterapi. Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal,
yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau tidak nyaman akibat
kanker, selain itu juga bertujuan untuk mengurangi resiko kekambuhan dari kanker.
Dosis dari radiasi ditentukan dari ukuran, luasnya, tipe, dan stadium tumor
bersamaan.
Sumber radiasi terbuka yang umum digunakan antara lain I-125, Ra-226, yang
dikemas dalam bentuk jarum, biji sebesar beras, atau kawat dan dapat diletakkan
dalam rongga tubuh (intracavitary) seperti kanker serviks, kanker paru, dan kanker
esopagus, dalam organ/jaringan (interstisial) seperti kanker prostat, kanker kepala
dan leher, kanker payudara, atau dalam lumen (intraluminal).
Kegunaan radioterapi adalah sebagai berikut:
Mengobati : banyak kanker yang dapat disembuhkan dengan radioterapi, baik
dengan atau tanpa dikombinasikan dengan pengobatan lain seperti
pembedahan dan kemoterapi.
Mengontrol :
Jika
tidak
memungkinkan
lagi
adanya
lebih besar dari sel di sekelilingnya.Secara umum, kecepatan pertumbuhan sel kanker
yang mencerminkan tingkat keganasannya sebanding dengan tingkat konsumsi
glukosa. Bentuk metabolisme glukosa di dalam tubuh ini dapat dideteksi
menggunakan bahan radiofarmaka 18FDG (18 F-2-fluoro-2-deoxy-D-glucose).
Keberadaan radioisotop fluor-18 yang ada di dalam senyawa tersebut dapat dideteksi
dengan mudah dari luar tubuh melalui radiasi yang dipancarkannya.
Perangkat PET secara garis besar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian
produksi fluor-18, bagian sintesa 18FDG, dan bagian kamera PET. Penggunaan PET
Karena kandungan oksigen-18 di alam sangat kecil, maka untuk keperluan ini
diperlukan oksigen yang telah ditingkatkan kandungan isotop oksigen-18 di
dalamnya. Peningkatan kandungan isotop oksigen-18 ini dapat dilakukan sampai
lebih dari 90 persen. Pada proses produksi fluor-18 ini, oksigen-18 digunakan dalam
bentuk air(H2O).
untuk meluruh sehingga radioaktivitas tinggal separuhnya, yang pendek kurang dari 2
jam (110 menit). Jadi, reaksi penandaan ini berpacu dengan waktu. Jika proses ini
terlalu lama, sebagian besar fluor-18 telah meluruh sehingga radioaktivitasnya akan
berkurang jauh dari radioaktivitas awal.
Kamera PET memiliki kejernihan citra yang lebih baik dibandingkan dengan
kamera gamma yang secara umum digunakan pada kedokteran nuklir. Hal ini
dikarenakan pendeteksiannya didasarkan pada coincidence detection. Ketika positron
dilepaskan dari fluor-18, partikel ini akan segera bergabung dengan elektron dan
terjadilah anihilasi.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
a.
perubahan akibat radiasi. Efek pada jaringan ini berupa penurunan jumlah sel.
KompOnen seluler darah yang lain ( butir pembeku dan darah merah ) menyusun
setelah sel darah putih. Sumsum tulang merah yang mendapat dosis tidak terlalu
tinggi masih dapat memproduksi sel-sel darah merah, sedang pada dosis yang cukup
tinggi akan terjadi kerusakan permanen yang berakhir dengan kematian ( dosis lethal
3 5 sv). Akibat penekanan aktivitas sumsum tulang maka orang yang terkena radiasi
akan menderita kecenderungan pendarahan dan infeksi, anemia dan kekurangan
hemoglobinefek stokastik pada penyinaran sumsum tulang adalah leukemia dan
kanker sel darah merah.
b.
gangguan pencernaan dan penyerapan makanan serta diare. kemudian dapat timbul
karena dehidrasi akibat muntah dan diare yang parah. Efek stokastik yang dapat
timbul berupa kanker pada epithel saluran pencernaan.
c.
Organ Reproduksi
Efek somatik non stokastok pada organ reproduksi adalah sterilitas, sedangkan
efek genetik (pewarisan) terjadi karena mutasi gen atau kromosom pada sel kelamin.
d.
Sistem Syaraf
Sistem syaraf termasuk tahan radiasi. Kematian karena kerusakan sistem syaraf
Mata
Lensa mata peka terhadap radiasi. Katarak merupakan efek somatik non
Kulit
Efek somatik non stokastik pada kulit bervariasi dengan besarnya dosis, mulai
dengan kemerahan sampai luka bakar dan kematian jaringan. efek somatik stokastik
pada kulit adalah kanker kulit.
g.
Tulang
Bagian tulang yang peka terhadap radiasi adalah sumsum tulang dan selaput
dalam serta luar pada tulang. kerusakan pada tulang biasanya terjadi karena
penimbunan stontium-90 atau radium-226 dalam tulang. Efek somatik stokastik
berupa kanker pada sel epithel selaput tulang.
h.
Kelenjar Gondok
Paru-paru
Paru-paru pada umumnya menderita kerusakan akibat penyinaran dari gas, uap
atau partikel dalam bentuk aerosol yang bersifat radioaktif yang terhirup melalui
pernafasan.
C. BIDANG PERTANIAN
Dalam bidang pertanian Radioisotop yang digunakan dalam :
a. Pemupukan
Pupuk fosfat yang berlabel (P-32) dapat dipakai untuk mengetahui tentang
pemupukan :
Tempat pemupukan, contohnya jarak yang terbaik dari batang
Lama perjalanan pupuk dari saat pemupukan sampai diserap akar,
dibatang, dan daun.
Kapan pemupukan yang efektif, beberapa hari sebelum atau sesudah
penanaman
Jumlah pemupukan.
Dari penelitian ternyata, pemupukan fosfor baik diberikan pada tahap awal,
karena terjadi kurang lebih 60% pengambilan pada awal, sedangkan pada akhir
hanya kurang lebih 35%.
b. Irridiasi bibit
Bibit yang diradiasi dengan sinar x atau memberikan sifat positif, yaitu
pertumbuhannya menjadi lebih baik. Radiasi dapatdiberikan dengan Co-60
berkekuatan 1-2 kCi. Jika berlebih dapat menimbulkan kematian.
c. Mengontrol predator insekta (serangga)
P-32 atau Co-60 (dalam CoCl2) dapat dipakai untuk meneliti migrasi dan
pembiakan serangga. Larutan CoCl2 yang disuntikkan pada serangga dalam
dosis tertentu, membuat serangga masih dapat hidup 6-8 bulan. Pengamatan
dengan detector, ternyata serangga bergerak lebih kurang 1 km tiap hari dan
sekitar 10 km dalam semusim.
Lalat hijau dapat menularkan suatu virus tertentu pada tanaman. Untuk
mengetahui penyebaran lalat itu digunakan P-32. Ternyata P-32 dapat
bertahan dalam lalat hijau dan mencari cara mengatasinyayang efektif.
Beberapa serangga setelah diberi radiasi menjadi steril sehingga
populasinya berkurang.
DAFTAR PUSTAKA