Anda di halaman 1dari 18

Perawatan Bayi Baru Lahir

http://srifuspentik.com/dunia-ibudan-anak/perawatan-bayi-barulahir/

Segera setelah bayi dilahirkan:

Letakkan kepala bayi lebih rendah dari badannya sehingga lendir dapat
mengalir ke luar dari mulut dan tenggorokan bayi. Pertahankan keadaan
ini sampai bayi mulai bernafas.
Letakkan bayi lebih rendah daripada ibu sampai tali pusat selesai diikat.
(Dengan cara ini bayi akan memperoleh lebih banyak darah dan menjadi
lebih kuat).
Jika bayi tidak segera mulai bernafas, gosoklah punggungnya dengan
handuk atau kain.
Jika ia tetap tidak bernafas, bersihkan lendir dari hidung dan mulutnya
dengan menggunakan balon pompa penghisap atau kain bersih yang
dililitkan di sekeliling jari tangan anda.
Jika bayi ini tetap belum bernafas dalam waktu satu menit setelah lahir,
lakukan segera pernafasan mulut ke mulut.
Balutlah bayi dengan sehelai kain yang bersih. Jangan membiarkan bayi
tersebut kedinginan, terutama bayi yang lahir terlalu awal (bayi
premature). Bungkuslah bayi agar hangat tetapi juga terhadap panas
yang sangat. Bungkus sebagaimana anda rasakan jika menyelimuti diri
sendiri

Cara memotong tali pusar:


Ketika bayi lahir, tali pusar tampak berdenyut, tebal dan
biru. Tunggulah beberapa saat!
Setelah beberapa saat talu pusar menjadi tipis dan putih.
Denyutan pada tali pusat berhenti. Sekarang ikatlah tali
pusar ini pada dua tempat dengan pita, benang atau
potongan kain yang bersih dan kering. Benang atau pita
ini harus baru saja di setrika atau dipanaskan di dalam
panggangan. Potonglah tali pusar di tengah, diantara
kedua simpul benang.
Memotong tali pusat harus dengan silet yang bersih dan
belum pernah digunakan. Sebelum melepakan
bungkusnya, basuhlah kedua tangan sampai benarbenar bersih. Atau bisa juga menggunakan gunting yang
telah direbus. Tali pusat harus selalu dipotong dekat
tubuh bayi. Tinggalkan puntungnya pada bayi sekitar 2
sentimeter.

Teknik Memotong Tali Pusat


Pengertian Tali Pusat
Tali pusat atau Umbilical Cord : saluran kehidupan bagi janin selama
dalam kandungan.
Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama 9 bulan
10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen kejanin. (www.Flickr.com)
Proses Pembentukan Tali Pusat Pada Janin
Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik,
kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting
stalk tersebut akan menjadi tali pusat.
Pada tahap awal perkembangan, rongga perut masih terlalu kecil untuk
usus yang berkembang, sehingga sebagian usus terdesak ke dalam
rongga selom ekstraembrional pada tali pusat.
Pada sekitar akhir bulan ketiga, penonjolan lengkung usus (intestional
loop) ini masuk kembali ke dalam rongga abdomen janin yang telah
membesar.Kandung kuning telur (yolk-sac) dan tangkai kandung kuning
telur (ductus vitellinus) yang terletak dalam rongga korion, yang juga
tercakup dalam connecting stalk, juga tertutup bersamaan dengan
proses semakin bersatunya amnion dengan korion.

Persiapan Alat yang Diperlukan


Arteri klem 2 buah
Gunting Steril 1 buah
Sarung Tangan Steril 1 pasang
Benang steril pengikat pusat 1 helai
Selimut Kering dan bersih 1 buah
Perlak pengalas 1 buah

Teknik Memotong Tali Pusat

Dengan menggunakan klem DTT, lakukan penjepitan tali pusat


dengan klem pada sekitar 3 cm dari dinding perut (pangkal pusat)
bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat dengan dua jari kemudian
dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar darah tidak terpancar pada
saat dilakukan pemotongan tali pusat). Lakukan penjepitan kedua
dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan pertama pada sisi atau
mengarah ke ibu. Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut,
satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi,
tangan yang lain memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut
dengan menggunakan gunting disinfeksi tingkat tinggi atau steril
(Gambar 3). Setelah selesai digunting segera ikat tali pusat bayi
dengan benang pusat, ikatan harus kecang dengan simpul
mati.Setelah memotong tali pusat, ganti handuk basah dan selimuti
bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan kering. Pastikan
bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik. (Sumber: Martin, 1996)

Perawatan puntung tali pusar.


Cara penting untuk melindungi tali pusat yang baru dipotong
terhadap infeksi ialah menjaga agar tali pusar tetap kering,
maka harus terkena udara. Apabila rumahnya bersih tidak ada
lalat, puntung tali pusat tidak usah ditutup, biarkan saja
terbuka kena udara. Bilamana rumah banyak terdapat debu
dan lalat bungkuslah puntung tali pusat tersebut tipis-tipis
(sebaiknya menggunakan kasa yang bebas kuman)
Membersihkan bayi Baru lahir:
Dengan memakai secarik kain yang hangat, lunak dan
lembab, bersihkan setiap darah dan cairan dengan hati-hati.
Sebaiknya bayi tidak dimandikan sampai puntung tali
pusatnya terlepas (biasanya sesudah 5-7 hari). Kemudian
mandikan bayi setiap hari dengan air hangat dan memakai
sabun bayi yang lunak.
Biarkan ibu segera menyusui Bayinya:
Segera setelah tali pusar dipotong, berikan bayi kepada
ibunya untuk disusui. Bayi yang segera disusui oleh ibunya
maka hal ini membantu mempercepat keluarnya uri dan dapat
mencegah atau mengendalikan pendarahan yang hebat.

Seputar Menyusui
Masalah Payudara Saat Menyusui
Masalah selalu ada. Demikian juga halnya dengan proses
menyusui. Apalagi jika ini adalah saat pertama Ibu punya bayi dan
menyusui. Tentu saja banyak kekhawatiran. Tapi percayalah, masamasa cemas ini akan segera berlalu begitu Ibu melakukannya.
Karena, begitu Ibu menyusui, saat itu pula Ibu akan merakan
nikmatnya mengalirkan ASI ke buah hati Ibu dengan penuh kasihsayang.
Agar semua proses itu berjalan lancar, selain dukungan keluarga,
tidak ada salahnya Ibu memiliki seorang pengasuh bayi untuk
membantu seusai persalinan. Apalagi bagi Ibu yang baru pertama
kali memiliki bayi. Carilah pengasuh bayi yang profesional dalam
merawat bayi dan memberikan dukungan dalam menyusui.
Kehadiran pengasuh bayi juga membantu memastikan ibu agar
tetap percaya diri selama proses menyusui dengan bayinya.
Ritual menyusui tidak selalu berjalan lancar. Ada kendala yang
kadang mengganggu kelancaran proses menyusui. Tapi para ibu
tak usah khawatir, kenali masalah yang muncul agar
penanganannya lebih gampang.

1. Payudara Bengkak
Pembengkakan terjadi sekitar 2-3 hari setelah melahirkan. Payudara
membengkak disebabkan meningkatnya aliran darah ke payudara dan
mulainya produksi ASI. Bengkak yang terjadi itu dapat membuat puting susu
jadi rata, sehingga mengakibatkan bayi sulit untuk menyusu. Karena itu,
sering-seringlah menyusui bayi untuk mengosongkan si parik ASI. Hindari
pemakaian bra yang ketat saat payudara bengkak. Untuk mengurangi rasa
kurang nyaman, kompreslah payudara dengan air dingin dan lakukan
pijatan lembut sebelum menyusui.
2. ASI Terlalu Deras
Karena payudara Ibu penuh susu, aliran ASI jadi tidak terkendali, karena
payudara sednag menyesuaikan produksi ASI-nya dengan kebutuhan si
kecil. Mengatasinya bisa dengan selalu memakai breast-pads,
mengeluarkan sebagian ASI sebelum menyusui, sering-sering menyusui,
dan sebagainya.
3. Puting Susu Datar
Kelainan bawaan ini terjadi karena perlekatan mengakibatkan saluran susu
lebih pendek dan menarik puting susu ke dalam. Tarik puting susu keluar
denan jari tangan, tahan selama beberapa waktu. Lakukan ini sebanyak 2
kali sehari. Atau, gunakan alat bantu, seperti nipple shields. Bisa juga,
puting susu direndam dulu ke dalam air hangat sebelum menyusui, lalu
tarik-tarik puting susu keluar.

4. Abses Payudara
Apabila radang cukup parah serta muncul abses maka perawatan
hamper sama dengan radang payudara. Tapi untuk bisa
mengeluarkan nanah yang ada pada payudara, biasanya akan
dilakukan pembedahan kecil, selanjutnya segera hubungi dokter
terdekat.
5. Puting Susu Nyeri
Ini karena tidak pasnya posisi mulut bayi saat menyusu. Umumnya
sih, terjadi pada hari-hari pertama menyusui. Bila tidak terlalu nyeri,
teruskan saja menyusui si kecil. Agar nyeri berkurang, oleskan
sedikit ASI pada puting susu dan sekitarnya atau kompres payudara
dengan air hangat sebelum menyusui. Selesai menyusui, oleskan
kembali ASI pada payudara, lalu biarkan kering sebagai pelindung.
6. Radang Payudara
Masalah ini biasa juga dikenal dengan istilah mastitis. Biasanya
payudara meradang terjadi 2-6 minggu setelah melahirkan. Hal itu
diakibatkan adanya infeksi bakteri serta pemakaian bra yang terlalu
ketat. Gejala yang muncul biasanya payudara membengkak, warna
agak kemerahan, demam, dan ibu merasa sangat lelah.
Penanganan gangguan ini denang mengompres payudara
menggunakan air hangat dan menyusui bayi sesering mungkin.

Mengeluarkan Uri (Placenta)


Secara normal uri akan leuar 5 menit sampai satu jam
setelah bayi dilahirkan, tetapi adakalanya selama berjamjam.
Memeriksa uri:
Setelah uri keluar, ambil dan periksalah apakah uri
tersebut lengkap. Apabila uri tampak robek dan
kelihatannya ada bagian-bagian yang hilang, mintalah
segera bantuan dokter. Sepotong kecil uri yang tertinggal
dalam rahim dapat menyebakan pendarahan yang terus
menerus atau infeksi.
Mata:
Untuk melindungi mata bayi yaru lahir terhadap radang
selaput mata (conjungtivitis) yang berbahaya, teteskan
satu tetes perak nitrat 1 % atau berikan sedikit salep mata
tetracycline pada setiap mata segera setelah bayi
dilahirkan. Tindakan ini terutama sangat penting jika
orangtuanya pernah memperlihatkan tanda-tanda
gonorhea.

Kebersihan
Perhatikan petunjuk-petujuk berikut ini:
Gantikan popok bayi setiap kail basah atau buang air.
Jika kulitnya tampak merah, tukarlah popoknya lebih
sering atau sebaliknya, jangan menggunakan popok
sama sekali.
Setelah tali pusar terlepas mandikan bayi setiap hari
dengan sabun bayi dan air hangat.
Jika ada lalat atau nyamuk, pasanglah kelambu bayi
atau kain tipis pada tempat tidur bayi.
Orang-orang yang menderita borok terbuka, demam,
influenza, sakit tenggorokan atau sakit leher, TBC atau
penyakit-penyakit infeksi lainnya tidak boleh menyentuh
atau mendekati bayi.
Letakkan bayi di tempat yang bersih, jauh dari asap dan
debu.

Ketelitian dalam meberikan obat kepada bayi


baru lahir
Banyak obat yang berbahaya bagi bayi yang
baru lahir. Pergunakanlah obat yang anda yakin
dianjurkan untuk bayi baru lahir dan berikan
obat hanya jika benar-benar diperlukan. Anda
harus yakin dan mengetahui takaran yang
bernar dan jangan memberikan terlalu banyak.
Chloram-phenicol terutama berbahaya bagi bayi
baru lahir dan lebih berbahaya lagi bagi bayi
yang lahir sebelum cukup bulan atau yang berat
badannya kurang dari 2 kilogram.

DAFTAR PUSTAKA
Martin. 2007. Asuhan Persalinan Normal.
Jakarta : EGC
Persis Mary Hamilton. Dasar-Dasar
Keperawatan Maternitas Edisi 6. 1995. Jakarta :
EGC
http://moveamura.wordpress.com/maternity/
Juniarti dkk. 1995. Asuhan Keperawatan
Perinatal. Jakarta : EGC
Apa yang Anda Kerjakan Bila tidak Ada Dokter,
karangan David Werner, Carol Thuman dan
Jane MAxwell.

Anda mungkin juga menyukai