Perjungan Kita
Perjungan Kita
Kita
Sutan Sjahrir
1945
Keadaan
setelah
dua
bulan
berdirinya Republik Indonesia dapat kita
gambarkan sebagai berikut. Harapan dan
keinginan untuk turut serta akan dapat
mempertahankan
kemerdekaan
kita,
umum ada pada segala lapisan bangsa
kita. Belum pernah ditahun-tahun yang
lalu gerakan kemerdekaan memuncak
seperti sekarang. Terutama pada pemuda
tampak,
bahwa
segenap
jiwanya
dipasangkan
pada
perjuangan
kemerdekaan kita. Akan tetapi lambat
laun rakyat banyak didesa dan dikota
yang memperhebat perjuangan kita.
Rakyat jelata turut tergolak kedalam
2
Demikian
keadaan
sebelum
pernyataan Indonesia Merdeka, demikian
pula bahan-bahan untuk mendirikan
perumahan Indonesia Merdeka. Merdeka
didirikan,
rata-rata
orang
yang
mengemudikannya adalah bekas pegawai
dan pembantu Jepang. Hal ini menjadi
halangan
untuk
membersihkan
masyarakat kita dari penyakit Jepang
yang berbahaya untuk jiwa pemuda kita
itu. Pendidikan politik yang diwaktu jaman
jajahan Belanda telah begitu tipis,
didalam jaman Jepang sama sekali tidak
ada, jiwa pemuda dibentuk untuk dapat
menerima perintah saja, untuk tunduk
dan mendewa-dewakan, seperti orang
Jepang
tunduk
kepada
Tenno
dan
mendewa-dewakannya. Demikian pula
hanya diajar tunduk pada pemimpin dan
mendewa-dewakannya, tidak diajar dan
tidak
cakap
bertindak
dengan
bertanggung jawab sendiri. Kesadaran
revolusioner yang harus berdasar pada
pengetahuan
kemasyarakatan,
tipis
benar. Oleh karena itu, kecakapannya
untuk menyusun dan mempergunakan
kemungkinan
yang
ada
dalam
masyarakat, sangat kecil. Oleh karena itu
7
10
Oleh
karena
ia
tidak
berpengetahuan lain, cara ia megadakan
propaganda dan agitasi pada rakyat
banyak
itu
seperti
dilihatnya
dan
diajarkannya dari Jepang, aitu fasistis.
Sangat
menyedihkan
keadaan
jiwa
pemuda kita. Mereka terus didalam
kebimbangan, meskipun semangatnya
meluap-luap, mereka belum mempunyai
pengertian tentang kemungkinan serta
kedudukan
perjuangan
yang
diperjuangkannya
sehingga
pandangannya
tak
dapat
jauh.
Pegangannya banyak kali tidak lain dari
semboyan merdeka atau mati. Tiap kali
kalau terasa, bahwa kemerdekaan belum
pasti serta ia belum pula menghadapi
mati, mereka berada terus didalam
kebimbangan.
Obat
untuk
kebimbangan
itu
umumnya dicari dengan perbuatan yang
terus-menerus,
sehingga
perbuatan
dijadikan madat untuk jiwa. Bagi bangsa
kita, mabuk perbuatan pemuda-pemuda
ini, sebenarnya suatu keuntungan yang
besar benar dan memang pula peruatanperbuatan merekalah yang menjadi
11
12
Indonesia
Didunia
yang
berdasarkan
keadilan
dan
kebenaran, tidak lagi terbatas oleh
perasaan-perasaan
sempit
yang
memecah manusia sesama manusia oleh
karena kulitnya berlainan warna, aau oleh
karena turunan darahnya berlainan.
Pada habisnya perasaan-perasaan sempit
ini sebagai pendorong tindakan dan
kelakuan kita, baru habis ikatan buta kita
pada sejarah kebiadaban kita. Bau kita
dapat melihat terang perbedaan antara
cinta pada tanah air dan perasaan
membenci orang asing atau membenci
golongan-golongan dalam negeri kita
yang sebagai perbuatan sejarah terasing
atau mengasingkan diri oleh karena
turunan darahnya, darah yang bodoh dan
darah yang biadab itu. Sikap kita terhadap
sekalian ini harus berdasar penglihatan
kemasyarakatan,
berdasar
atas
penyelidikan yang jujur dan perhitungan
didalam
berbakti
kepada
cita-cita
kemanusiaan dan keadilan sosial.
7. Kaum Buruh
28
meningkatkan
diri
seukur
dengan
perjuangan
kaum
buruh
didunia
seluruhnya. Bagi kaum buruh semangat
kebangsaan yang melupa-luap itu dapat
menjadi
halangan
untuk
melihat
perjuangan
internasionalnya
dan
penghargaan serta kesadaran tentang
kedudukan didalam masyarakat kapitalis,
sehingga membawanya kejurusan yang
salah
dan
memundurkan
dan
melemahkan
kedudukannya.
Untuk
menghindarkan bahaya, bahwa didalam
perjuangan kebangsaan ia melupakan dan
melepaskan
dasar-dasar
perjuangan
sendiri, sehingga mudah tertipu dan
diperkuda golongan masyarakat yang lain,
maka
juga
didalam
peruangan
kebangsaan kaum buruh harus tahu
memperjuangkan kedudukannya sebagai
orang Indonesia dengan caranya sendiri,
yaitu didalam susunan buruh dengan alatalat perjuangan kaum buruh. Semangat
yang perlu untuk dapat mengadakan
perjuangan secara itu, ialah semangat
kelasnya dan solidaritas kelasnya yang
tidak boleh dilemahkan oleh semangat
kebangsaan. Syarat-syarat untuk dapat
menjernihkan kedudukannya itu, adalah
30
34
40