Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI


ASKEP ANEMIA MEGALOBLASTIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA


FAKULTAS ILMU KESEHATANS
ANALIS KESEHATAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Hematologi II yang berjudul Anemia Megaloblastik
tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih
banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.

Palangkaraya, 07 Oktober 2014

Penulis

DAFTAR ISI

2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
3.1
3.2

HALAMAN JUDUL ..................................................................................


LAMPIRAN ................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................... ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 1
BAB II KONSEP DASAR TEORI
Pengertian Anemia Megaloblastik.................................................. 3
Etiologi........................................................................................... 4
Klasifikasi ...................................................................................... 5
Patofisiologi.................................................................................... 6
Manifestasi klinis............................................................................ 8
Pemeriksaan Penunjang ................................................................. 9
Penatalaksanaan.............................................................................. 10
Asuhan Keperawatan...................................................................... 11
BAB III PENUTUP
Kesimpulan .................................................................................... 25
Saran .............................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit
dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal
tetapi inti besar dengan susun kromosom yang longgar.
Biasanya

berbentuk

makrositik

atau

pernisiosa.Penyebabnya

anemia

megaloblastik adalah defisiensi vitamin B12, defisiensi asam folat, gangguan


metabolisme vitamin B12 dan asam folat dan Gangguan sintesisi DNA.
Pengobatan :
Asam tolik 15 30 / hari.
Vitamin B12 3 x 1 tablet perhari.
Sulfas ferosus 3 x 1 tablet per hari.
Pada kasus berat dan pengobatan oral, hasilnya lamban sehingga dapat diberikan
transfusi darah.
Dalam makalah ini penulis membahasa tentang konsep teori serta Asuhan
keperawatan pada anemia megaloblastik.
1.2

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah

yaitu sebagai berikut :


1.

Apa Pengertian dari Anemia Megaloblastik?

2.

Apa Etiologi dari anemia Megaloblastik?

3.

Apa saja klasifikasi dari Anemia Megaloblastik ?

4.

Bagaimanakah patofisiologis pada anemia Megaloblastik?

5.

Apa saja manifestasi dari anemia Megaloblastik?

6.

Pemeriksaan penunjang apa saja yang dilakukan ?

7.

Bagaimankah penatalaksanaan nya ?

8.

Bagaimnakah Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Anemia Megaloblastik ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Pengertian
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan
eritrosit yang tidak berfungsi
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit
dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi sitoplasma normal
tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar.
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B 12 selama
kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin
B12karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang
sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita
hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial
atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri
berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan,
kadar

nonhamil

karena

berkurangnya

konsentrasi

protein

pengangkut

B12transkobalamin (zamorano dkk, 1985). Wanita yang telah menjalani gastrektomi


total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12) intramuscular setiap bulan.
Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak memerlukan terapi ini,
tetapi selama kehamilan kadar vitamin B 12 perlu dipantau. Tidak ada alasan untuk
menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran bahwa
akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara
bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga
tidak diobati).

2.2

Etiologi
Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :

1.

Defisiensi Vit B12


a.

Asupan kurang ; pada vegetarian

b.

Malabsopsi

Dewasa
anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial,penyakit Chorns,parasit,limfoma ususu
halus,obat-obatan (naomisin,etanol,KCL)
Anak-anak : anemia pernisiosa,gangguan sekresi,factor intrinsic lambung dan
gangguan reseptor kobalamin di ileum
c.

Gangguan metabolisme seluler


Defisiensi

enzim,abnormallitas

protein

pembawa

kobalamin

(defisiensi

transkobalamin), dan paparan nitrit oksida yang berlangsung lama.


d. Infeksi cacing pita.
2.

Defisiensi Asam Folat


a.

asupan kurang

Gangguan nutrisi
Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa.
Malabsopsi
Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohns, scleroderma dan obat
antikonvulsan.
b.

Peningkatan kebutuhan
Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak
efektif (anemia pernisiosa,anemia sideroblastik,leukemia dan anemia hemolitik).

c.

Gangguan metabolisme folat


Alkoholisme,defisiensi enzim

d.

Penurunan cadangan folat di hati


Alkoholisme,sirosis non alkoholik dan hepatoma.

3.

Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.

4.

Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :
a.

defisiensi enzim congenital

b.

didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

2.3

Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :

1.

Anemia megaloblastik karena defisiensi Vitamin B12


a.

Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang
mengandung vitamin B12.

b.

Adanya malabsorpsi akibat kelaianan pada irgan berikut ini,

Kelainan lambung (anemia pernisiosa, kelainan congenital,factor intrinsic, serta


gastrektomi total atau parsial)
Kelainan usus (intestinal loop syndrome, tropical sprue dan post reseksi ileum)
2.

Anemia megaloblastik karenma defisiensi asam folat


a.

disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang
tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing.

b.

Malabsorpsi asam folat karena penyakit usus

c.

Kebutuhan yang meningkat akibat keadaan fisiologis (hamil,laktasi prematuritas)


dan keadaan fatologis (anemia hemolitik, keganasan serta penyakit kolagen).

d.

Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi pada penyakit hati
yang aktif atau kegagalan faal jantung.

e.
3.

Obat-obatan antikonvulsan dan sitostatik tertentu.


Anemia megaloblastik karena kombinasi defisiensi vitamin B12 dan asam folat
Merupakan anemia megaloblastik akibat defisiensi enzim congenital atau pada
eritroleukemia.

2.4

Patofisiologi
Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi
gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin
B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel
dan secara khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat
gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat
sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel
yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin
yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya
tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi
eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada
terjadinya anemia.

2.5

Manifestasi Klinis
Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan
nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua
anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist defisiensi asam folat
dan akan menetap bila tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan
dengan teliti antara kedua bentuk anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin
tersebut dapat di ukur.
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut
:
1.

Tubuh lemah,tidak bertenaga dan pucat

2.

Anemia karena eritropoesis yang efektif

3.

Ikterus ringan akibat pemecahan globin

4.

Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue),
stomatitis angularis,dan nyeri.

5.

Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:

kesemutan di tangan dan kaki


hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
pergerakan yang kaku.
6.

purpura trombositopeni karena maturasi megakariosit terganggu.

7.

Pada defisiensi vitamin B12 dijumpai gejala neoropati sebagai berikut:

Neuropati perifer
Mati rasa,terbakar pada jari.
Kerusakan kolumna Posterior
Gangguan posisi,vibrasi
Kerusakan kolumna lateralis.
Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi.
Gejala lainnya adalah:
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
penurunan berat badan
warna kulit menjadi lebih gelap
penurunan fungsi intelektual.

2.6

Pemeriksaan Penunjang
1.

Darah Tepi :

anemia makrositer dimana sel-sel eritrosit membesar


anisositosis (ukuran eritrosit abnormal bervariasi)
poikilositosis (bentuk eritrosit yang tidak beraturan)
lekopenia, netropenia hipersegmentasi
trombositopenia
ditemukannya normoblas di dalam darah tepi.

Gambar 1.sediaan apus darah tepi menunjukkan netrofil yang hipersegmentasi dan
ukuran sel eritrosit yang besar

2. Sumsum Tulang:
Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak
ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil).
Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang,
terjadi

disosiasi

inti

dan

sitoplasma

(misalnya

mielosit

granula

jarang),

hipersegmentasi sel netrofil.


Trombopoesis:

megakariosit

biasanya

menurun,

atifikal,

agranulasi,

terjadi

hipersegmentasi nukleus.

2.7

Penatalaksanaan
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian
dapat di cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu
kedelai yang diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak
tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien
dapat ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat
menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi
meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih
lama untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia,
pasien mungkin tidak dapat sembuh secara penuh.
Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak
dapat dikoreksi.
Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :
1.

Terapi suportif

Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam
jiwa.
2.

Terapi untuk defisiensi vitamin B12

Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah
sebagai berikut:
a.

diberikan vitamin B12 100-1000 Ug intramuskular sehari selama dua


minggu,selanjutnya

100-1000

Ug

IM

setia

bulan.

Bila

ada

kelainan

neurologist,terlebih dahulu diberikan setiap dua minggu selama enam bulan,baru

kemudian diberikan sebulan sekali. Bila penderita sensitive terhadap pemberian


suntikan dapat diberikan seara oral 1000 Ug sekali sehari,asal tidak terdapat
gangguan absopsi.
b.

Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung,
hipotensi postural,renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah
sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan.
3.

Terapi untuk defisiensi asam folat

Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat
gangguan absopsi.
4.

Terapi penyakit dasar

Menghentikan obat-obatan penyebab anemia megaloblastik.


2.8

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Anemia Megaloblastik


A.

Pengkajian

a. Identitas Klien
b.Riwayat Kesehatan
-

RKD (Riwayat Kesehatan Dahulu)


Kemungkinan klien kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat, Fe
dan vitamin B12

RKK (Riwayat Kesehatan Keluarga)

RKS (Riwayat Kesehatan Sekarang):

a.

Klien terlihat keletihan dan lemah.

b.

Muka klien pucat.

c.

Mengeliuh nyeri mulut dan lidah.


c. Kebutuhan dasar

1.

Aktivitas / Istirahat

a.

Keletihan, kelemahan otot, malaise umum

b.

Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak

c.

Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat

d.

Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya

e.

Ataksia, tubuh tidak tegak

f.

Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda tanda lain yang
menunjukkan keletihan

2.

Sirkulasi

a.

Mulut dan membran mukosa (konjungtiva, faring dan bibir) pucat

B.

b.

Pengisian kapiler melambat.

c.

Rambut kering, mudah putus

3.

Integritas Ego

a.

Keyakinan agama / budaya mempengaruhi pilihan pengobatan mis transfusi darah

b.

Depresi

4.

Eliminasi

a.

Sindrom malabsorpsi

b.

Diare

c.

Penurunan haluaran urine

5.

Makanan / cairan

a.

Penurunan masukan diet

b.

Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)

c.

Anoreksia

d.

Adanya penurunan berat badan

e.

Membrane mukusa kering,pucat

f.

Turgor kulit buruk, kering, tidak elastis

g.

Stomatitis

6.

Neurosensori

a.

Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi

b.

Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata

c.

Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki

d.

Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis

e.

Tidak mampu berespon lambat dan dangkal

f.

Gangguan koordinasi, ataksia

7.

Pernapasan

a.

Napas pendek pada istirahat dan aktivitas

b.

Takipnea, ortopnea dan dispnea

Diagnosa Keperawatan
1.

Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

2.

Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan


kebutuhan.

3.

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau
ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah

4.

Risiko tinggi terhadap infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan sekunder


(penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi
tertekan).

5.

Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan


proses pencernaan; efek samping terapi obat.

6.

Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah


interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

P
N

Diagnosa

O
1.

Keperawatan
Perubahan perfusi Peningkatan
jaringan

Tujuan

komponen seluler
diperlukan

untuk pengiriman
oksigen/nutrient
ke sel.

perfusi -

b.d jaringan

penurunan
yang

Intervensi

perfusi

Awasi tanda - tanda vital

kaji

misalnya tanda vital

tentang

warna derajat/keadekuata

kulit/membrane mukosa, n perfusi jaringan

menunjukkan
adekuat,

Memberikan

pengisian informasi

kapiler,

KH :
Klien

Rasional

dasar kuku.
-

Tinggikan
tempat

stabil.

tidur

dan

membantu

kepala menetukan
sesuai kebutuhan

toleransi.

intervensi.
-

Meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi

untuk

kebutuhan seluler.
-

Awasi

upaya Catatan

pernapasan ; auskultasi kontraindikasi bila


bunyi napas perhatikan ada hipotensi.
bunyi adventisius.

Gemericik
menununjukkan
gangguan jajntung
karena

Selidiki keluhan nyeri jantung

regangan

dada/palpitasi.
Hindari

lama/peningkatan

penggunaan kompensasi curah

botol penghangat atau jantung.


botol air panas. Ukur -

Iskemia

seluler

suhu air mandi dengan mempengaruhi


thermometer.
-

jaringan

Kolaborasi pengawasan miokardial/


hasil

pemeriksaan potensial

laboraturium.
sel

darah

lengkap/packed

risiko

Berikan infark.
merah
produk

darah sesuai indikasi.


-

Berikan

oksigen

tambahan

sesuai

indikasi.

Termoreseptor
jaringan

dermal

dangkal

karena

gangguan oksigen

Kaji

untuk

respon

verbal melambat, mudah


terangsang,agitasi,gangg
uan

memori

binggung.

dan -

Mengidentifikasi
defisiensi

dan

kebutuhan
pengobatan
/respons
terapi.

terhadap

Memaksimalkan
transport

oksigen

ke jaringan.
-

Dapat
mengindikasikan
gangguan serebral
karena

2.

Intoleransi
aktivitas

Dapat
b.d mempertahankan

ketidakseimbanga
n

antara

pasien.
-

pilihan

gaya

melaporkan
peningkatan toleransi
aktivitas

Kaji kehilangan atau


gangguan keseimbangan, -

KH :
-

dan perubahan

kelemahan otot

neurology

penurunan

B12
mempengaruhi

tanda

intolerasi

fisiologis,

misalnya

nadi,

pernapasan,

karena

defisiensi vitamin

(termasuk

menunjukkan

Menunjukkan

jalan

aktivitas sehari-hari)
-

atau difisiensi B12.


Mempengaruhi
intervensi/bantuan

suplai ambulasi/aktivitas.

(pengiriman) dan

Kaji kemampuan ADL -

/meningkatkan

oksigen
kebutuhan.

hipoksia

Observasi tanda-tanda keamanan


vital

sebelum

sesudah aktivitas.

dan

tekanan darah masih


dalam rentang normal

dan pasien/risiko
cedera
-

Berikan

Manifestasi

lingkungan kardiopulmonal

tenang,

batasi dari upaya jantung

pengunjung, dan kurangi dan


suara

paru

untuk

bising, membawa jumlah

pertahankan tirah baring oksigen adekuat ke


bila di indikasikan
-

Gunakan
menghemat

jaringan
teknik -

Meningkatkan

energi, istirahat

untuk

anjurkan pasien istirahat menurunkan


bila terjadi kelelahan dan kebutuhan oksigen
kelemahan,

anjurkan tubuh

dan

pasien

melakukan menurunkan

aktivitas

semampunya regangan

(tanpa

memaksakan dan paru

jantung

diri).
-

Meningkatkan
aktivitas

secara

bertahap

sampai

normal

dan

memperbaiki tonus
otot/stamina tanpa
kelemahan.
Meingkatkan harga
diri

dan

rasa

terkontrol.

3.

Perubahan nutrisi Kebutuhan


kurang

dari terpenuhi

kebutuhan tubuh
b.d
untuk

nutrisi

kegagalan
mencerna

atau

ketidak

mampuan
mencerna
makanan
/absorpsi nutrient
yang diperlukan
untuk

pembentukan sel
darah merah

KH :

kaji riwayat nutrisi


termasuk makanan

asi

yang di sukai.

defisiensi,mendug

Obswerpasi dan

Menunujukkan

catat masukan makanan

peningkatan

pasien

/mempertahankan
laboratorium

normal.
Tidak

mengalami

perubahan

hidup

meningkatkan

untuk
dan

atau mempertahankan
berat

badan

Mengawasi

Timbang BB setiap
hari.

kekurangan
konsumsi
makanan.
Mengawasi

Menununjukkan
pola

intervensi.

atau kualitas

tanda mal nutrisi.


perilaku,

a kemungkinan

masukan kalori

berat badan dengan


nilai

Mengidentifik

yang

Berikan makanan

penurunan

sedikit dan prekuensi

BB,efektivitas

sering

intervensi nutrrisi
Makanan
sedikit dapat
menurunkan

sesuai.

Observasi dan catat

kelemahan dan

kejadian mual atau

meningkatkan

muntah,flatus dan

pemasukan juga

gejala lain yang

mencegah

berhubungan.

distensi gaster.

Berikan dan Bantu

gejala GI dapat

hygiene mulut yang

menunjukan efek

baik sebelum dan

anemia (hipoksia)

sesudah

pada organ.

makan,gunakan sikat
gigi halus untuk
penyikatan yang
lembut.berikan pencuci

meningkatkan

mulut yang di encerkan

nafsu makan dan

bila mukosa oral luka.

pemasukan

Konsul pada ahli


gizi

oral,menurunkan
pertumbuhan
bakteri,meminima
lkan
kemungkinan

Pantau

infeksi.teknik

pemerikasaan

perawatan mulut

laboratorium misalnya

khusus mungkin

Hb / Ht,albumin

di perlukan bila

,protein,besi serum,

jringan

B12, asam folat,

rapuh,luka,

elektrolit serum.

pendarahan dan

Berika obat sesuai


indikasi misalnya

nyeri berat.
Membantu

vitamin dan suplemen

dalam membuat

mineral (vit B12, asam

rencana diet

folat(flovite), asam

untuk memenuhi

askorbat(vitC),besi

kebutuhan

dextran (IM/IV)).

individu.
meningkatkan
efektivitas
program
pengobatan
termasuk sumber
diet nutrisi yang
dibutuhkan.

Asam hidroklorida
(HCI)
Berikan diet halus,

kebutuhan

jumlah serat, hindari

penggantian

makanan panas, pedas

tergantung pada

atau terlalu asam sesuai

tipe anemia atau

indikasi.

adanya masukan

Berikan suplemen

oral yang buruk

nutrisi misalnya ensure,

dan defisiensi

isokal.

yang di
identifikasi.di
berikan sampai
deficit
diperkrakan
teratasi dan di
simpan untuk
yang tak dapat di
absorpsi atau
terapi besi oral,
atau bila kehilang
darah terlalu
cepat untuk
penggantian oral
secara efektif.

mempunyai
sifat absorpsi
vitamin B12
selama minggu
pertama terapi.
bila ada lesi
oral, nyeri dapat
membatasi tipe
makanan yang
dapat di toleransi
pasien.
menigkatkan
masukan protein
dan kalori.
4.

Risiko
terhadap

tinggi Infeksi tidak terjadi. - Tingkatkan cuci tangan - mencegah


infeksi KH :

yang baik ; oleh pemberi kontaminasi

b.d tidak

adekuatnya

perilaku

pertahanan

mencegah/menurunka

sekunder

(penurunan

hemoglobin

penyembuhan

leucopenia,

mengidentifikasi perawatan dan pasien

risiko

untuk

bacterial. Catatan :
pasien

infeksi. - Pertahankan

meningkatkan aseptic

atau bebas

silang/kolonisasi
dengan

teknik anemia

ketat

pada berat/aplastik dapat

luka, prosedur/perawatan luka

berisiko

akibat

drainase - Berikan perawatan kulit, flora normal kulit.

penurunan

purulen atau eritema, perianal dan oral dengan - menurunkan risiko

granulosit

dan demam.

cermat

kolonisasi/infeksi

(respons inflamasi
tertekan).

bakteri
- Motivasi

perubahan

posisi/ambulasi

yang - menurunkan risiko

sering, latihan batuk dan kerusakan


napas dalam

kulit/jaringan
infeksi
- meningkatkan

dan

- Tingkatkan

masukkan ventilasi

cairan adekuat

semua

segmen paru dan


membantu
memobilisasi
sekresi

untuk

mencegah
pneumonia
- Pantau/batasi

- membantu

pengunjung.

Berikan pengenceran secret

isolasi

dalam

bila pernapasan

memungkinkan

untuk

mempermudah
pengeluaran

dan

mencegah

stasis

cairan

tubuh

- Pantau suhu tubuh. Catat misalnya


adanya menggigil dan pernapasan

dan

takikardia dengan atau ginjal.


tanpa demam
- Amati

- membatasi

eritema/cairan pemajanan

luka

pada

bakteri/infeksi.
Perlindungan
isolasi dibutuhkan
pada

anemia

- Ambil specimen untuk aplastik,

bila

kultur/sensitivitas sesuai respons

imun

indikasi

sangat terganggu.
- adanya

proses

inflamasi/infeksi
- Berikan
topical
sistemik

antiseptic membutuhkan
;

antibiotic evaluasi/pengobata
n.
- indikator

infeksi

lokal.

Catatan

pembentukan

:
pus

mungkin tidak ada


bila

granulosit

tertekan.
- membedakan
adanya

infeksi,

mengidentifikasi
pathogen

khusus

dan mempengaruhi
pilihan pengobatan
- mungkin
digunakan

secara

propilaktik

untuk

menurunkan
kolonisasi

atau

untuk pengobatan
5.

Konstipasi

atau Membuat/kembali

Diare

pola

berhubungan

fungsi

dengan penurunan KH:


masukan

normal

Observasi
dari feses,

Auskultasi

/factor

pemberat

dan

bunyi intervensi

yang

hidup, usus

pencernaan; efek yang

diperlukan

samping

penyebab,

obat.

penyebab

Menunjukkan

perubahan proses perilaku/pola

factor pemberat.

proses infeksi local


Membantu

konsistensi, mengidentifikasi

usus. frekuensi dan jumlah

diet; perubahan

terapi sebagai

warna-

tepat.
-

bunyi usus secara


umum

Awasi
output

intake

(makanan

dan pada

meningkat
diare

dan menurun

cairan).

dan
pada

konstipasi
-

dapat
mengidentifikasi
dehidrasi,

Dorong
cairan

masukkan kehilangan
2500-3000 berlebihan atau alat

ml/hari dalam toleransi dalam


jantung

mengidentifikasi
defisiensi diet
-

membantu dalam
memperbaiki

Hindari

makanan konsistensi

yang membentuk gas


Kaji

kondisi

bila

kulit Akan

feses

konstipasi.
membantu

perianal dengan sering, memperthankan


catat perubahan kondisi status hidrasi pada
kulit

atau

mulai diare

kerusakan.

Lakukan-

perawatan

perianal distress gastric dan

setiap

defekasi

menurunkan

bila distensi abdomen

terjadi diare.

mencegah

Kolaborasi ahli gizi ekskoriasi kulit dan


untuk

diet

siembang kerusakan

dengan tinggi serat dan


bulk.

Berikan

pelembek-

serat

menahan

feses, stimulant ringan, enzim pencernaan


laksatif pembentuk bulk dan mengabsorpsi
atau

enema

indikasi.

sesuai air dalam alirannya


Pantau sepanjang

keefektifan. (kolaborasi)
Berikan
antidiare,

intestinal

obat dengan

traktus
dan
demikian

misalnya menghasilkan bulk,

Defenoxilat Hidroklorida yang


dengan

bekerja

atropine sebagai perangsang

(Lomotil)

dan

obat untuk defekasi.

mengabsorpsi
misalnya

air,-

mempermudah

Metamucil. defekasi

(kolaborasi).

bila

konstipasi terjadi.

menurunkan
motilitas usus bila

6.

Kurang

Pasien mengerti dan

pengetahuan

memahami

sehubungan

penyakit,

dengan
at

interpretasi

tentang tentang anemia spesifik. dasar pengetahuan


prosedur Diskusikan

kurang diagnostic

terpajan/menging

Berikan

diare terjadi.
informasi
memberikan
kenyataan sehingga

dan bahwa terapi tergantung dapat

pasien
membuat

rencana pengobatan. pada tipe dan beratnya pilihan yang tepat.

salah KH :
-

anemia.

Menurunkan

Pasien menyatakan

ansietas dan dapat

informasi ; tidak pemahamannya

meningkatkan

mengenal sumber proses penyakit dan


informasi.
-

Tinjau

tujuan

dan kerjasama

penatalaksanaan

persiapan

penyakit.

pemeriksaan diagnostic

Mengidentifikasi

dalam

untuk program terapi


ansietas/ketakuta
n

tentang

factor penyebab.

ketidaktahuan

Melakukan

meningkatkan

tiindakan

yang

stress, selanjutnya

perlu/perubahan pola

meningkatkan

hidup.

beban
Kaji

jantung.

tingkat Pengetahuan

pengetahuan klien dan menurunkan


keluarga

tentang ansietas.

penyakitnya

megetahui

Berikan
pada

penjelasan seberapa

klien

tentang pengalaman

penyakitnya
Anjurkan

klien

keluarga

dan

keluarga

dan tentang
untuk penyakitnya

memperhatikan
makanan nya
keluarga

dan

dan pengetahuan klien

kondisinya sekarang.

Minta

jauh

diet

dengan
mengetahui

klien

dan penyakit

dan

mengulangi kondisinya

kembali tentang materi sekarang,


yang telah diberikan

klien

akan tenang dan


mengurangi

rasa

cemas
diet

dan

pola

makan yang tepat


membantu

proses

penyembuhan.
mengetahui
seberapa

jauh

pemahaman

klien

dan keluarga serta


menilai
keberhasilan
tindakan
dilakukan

dari
yang

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh
kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah
suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.
Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang
menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn,
reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.

2.

Defisiensi Vit B12

a.

Asupan kurang ; pada vegetarian

b.

Malabsopsi

c.

Gangguan metabolisme seluler


Defisiensi Asam Folat

a.

Asupan kurang

b.

Peningkatan kebutuhan

c.

Gangguan metabolisme folat

d.

Penurunan cadangan folat di hati


a.

defisiensi enzim congenital

b.

didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

3.2

Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html

Anda mungkin juga menyukai