KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan karuniaNya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Hematologi II yang berjudul Anemia Megaloblastik
tepat pada waktunya.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pengrjaan makalah ini.
Penulis juga menyadari banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik yang membangun agar penulis dapat berbuat lebih
banyak di kemudian hari. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
3.1
3.2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit
dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal
tetapi inti besar dengan susun kromosom yang longgar.
Biasanya
berbentuk
makrositik
atau
pernisiosa.Penyebabnya
anemia
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis dat membuat rumusan masalah
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang terjadi karena terhambatnya dan
eritrosit yang tidak berfungsi
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang.Sel megaloblas adalah sel precursor eritrosit
dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimN maturasi sitoplasma normal
tetapi inti besar dengan susuna kromosomyang longgar.
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B 12 selama
kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin
B12karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang
sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita
hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial
atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri
berlebihan di usus halus.
Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan,
kadar
nonhamil
karena
berkurangnya
konsentrasi
protein
pengangkut
2.2
Etiologi
Penyebab anemia megaloblas adalah sebagai berikut :
1.
b.
Malabsopsi
Dewasa
anemia pernisiosa,gastrektomi total/parsial,penyakit Chorns,parasit,limfoma ususu
halus,obat-obatan (naomisin,etanol,KCL)
Anak-anak : anemia pernisiosa,gangguan sekresi,factor intrinsic lambung dan
gangguan reseptor kobalamin di ileum
c.
enzim,abnormallitas
protein
pembawa
kobalamin
(defisiensi
asupan kurang
Gangguan nutrisi
Alkoholoisme, bayi premature, orang tua hemodialisis dan anoreksia nervosa.
Malabsopsi
Gastrektomi parsial,reseksi usus halus,penyakit Crohns, scleroderma dan obat
antikonvulsan.
b.
Peningkatan kebutuhan
Kehamilan,anemka hemolitik,keganasan,hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak
efektif (anemia pernisiosa,anemia sideroblastik,leukemia dan anemia hemolitik).
c.
d.
3.
4.
Gangguan sintesisi DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini :
a.
b.
2.3
Klasifikasi
Menurut penyebabnya anemia megaloblastik di bagi beberapa Jenis :
1.
Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan,telur serta susu yang
mengandung vitamin B12.
b.
disebabkan oleh makanan yang kurang gizi asam folat,terutama pada orang
tua,fakir miskin,gastrektomi parsial dan anemia akibat hanya minum susu kambing.
b.
c.
d.
Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat usus biasanya terjadi pada penyakit hati
yang aktif atau kegagalan faal jantung.
e.
3.
2.4
Patofisiologi
Timbulnya mebaloblas adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadi
gangguan sintesis DNA sel-sel eritroblast akibat defisiensi asam folat dan vitamin
B12, diman vitamin B12 dan asam folat berfungsi dalam pembentukan DNA onti sel
dan secara khusus untuk vitamin B12 penting dalam pembentukan mielin. Akibat
gangguan sintesis DNA pada inti eritoblas ini, maka meturasi ini lebih lambat
sehingga kromatin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar Karena pembelahan sel
yang lambat. Sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta susunan kromatin
yang lebih longgar di sebut sebagai sel megaloblast. sel megaloblast ini fungsinya
tidak normal,dihancurkan saat masih dalam sumsum tulang sehhingga terjadi
eritropoesis inefektif dan masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada
terjadinya anemia.
2.5
Manifestasi Klinis
Semua pasien ini memiliki temuan khas anemia megaloblastik bersama dengan
nyeri lidah. Gejala defisiensi asam folat dan vitamin B12 hampir mirip, dan kedua
anemia ini dapat terjadi bersama. Tetapi manifestasi neurologist defisiensi asam folat
dan akan menetap bila tidak diberikan tambahan vitamin B12. maka harus dibedakan
dengan teliti antara kedua bentuk anemia tersebut. Kadar serum kedua vitamin
tersebut dapat di ukur.
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut
:
1.
2.
3.
4.
Glositis dengan lidah berwarna merah, halus, seperti daging (buff tongue),
stomatitis angularis,dan nyeri.
5.
Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:
7.
Neuropati perifer
Mati rasa,terbakar pada jari.
Kerusakan kolumna Posterior
Gangguan posisi,vibrasi
Kerusakan kolumna lateralis.
Spastisitas dengan deep reflex hiperaktif dan gangguan serebrasi.
Gejala lainnya adalah:
buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
penurunan berat badan
warna kulit menjadi lebih gelap
penurunan fungsi intelektual.
2.6
Pemeriksaan Penunjang
1.
Darah Tepi :
Gambar 1.sediaan apus darah tepi menunjukkan netrofil yang hipersegmentasi dan
ukuran sel eritrosit yang besar
2. Sumsum Tulang:
Eritropoesis: sel besar-besar, pertumbuhan sitoplasma lebih cepat dari pada inti, banyak
ditemukan sel primitif (promegaloblas dan megaloblas basofil).
Lekopoesis: sel besar-besar, banyak ditemukan granulosit atifikal, giant netrofil batang,
terjadi
disosiasi
inti
dan
sitoplasma
(misalnya
mielosit
granula
jarang),
megakariosit
biasanya
menurun,
atifikal,
agranulasi,
terjadi
hipersegmentasi nukleus.
2.7
Penatalaksanaan
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12. vegetarian
dapat di cegah atau di tangani dengan penambahan vitamin per oral atau melalui susu
kedelai yang diperkaya. Apabila defisiensi disebabkan oleh defek absorbsi atau tidak
tersedianya faktor intrinsik,dapat diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Pada awalnya, B12 diberikan tiap hari, namun kemudian kebanyakan pasien
dapat ditangani dengan pemberian vitamin b12 100 gram IM tiap bulan, cara ini dapat
menimbulkan penyembuhan dramatis pada pasien yang sakit berat. Hitung retikulasi
meningkat dalam beberapa hari. Manifestasi neurorologis memerlukan waktu lebih
lama untuk sembuh,apabila terdapat neuropati berat, paralisis dan inkontinensia,
pasien mungkin tidak dapat sembuh secara penuh.
Untuk mencegah kekambuhan anemia,terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak
dapat dikoreksi.
Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah sebai berikut :
1.
Terapi suportif
Transfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia mengancam
jiwa.
2.
Terapi yang biasa digunakan untuk mengatasi terapi defisiensi vitamin B12 adalah
sebagai berikut:
a.
100-1000
Ug
IM
setia
bulan.
Bila
ada
kelainan
Transfuse darah sebaiknya di hindari,kecuali bila ada dugaan kegagaln faal jantung,
hipotensi postural,renjatan atau infeksi berat. Bila diperlukan transfuse darah
sebaiknya diberi eritrosit yang di endapkan.
3.
Diberikan asam folat 1-5 mg/hari per oral selama empat bulan, asal tidak terdapat
gangguan absopsi.
4.
Pengkajian
a. Identitas Klien
b.Riwayat Kesehatan
-
a.
b.
c.
1.
Aktivitas / Istirahat
a.
b.
c.
d.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
e.
f.
Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda tanda lain yang
menunjukkan keletihan
2.
Sirkulasi
a.
B.
b.
c.
3.
Integritas Ego
a.
b.
Depresi
4.
Eliminasi
a.
Sindrom malabsorpsi
b.
Diare
c.
5.
Makanan / cairan
a.
b.
c.
Anoreksia
d.
e.
f.
g.
Stomatitis
6.
Neurosensori
a.
b.
c.
d.
e.
f.
7.
Pernapasan
a.
b.
Diagnosa Keperawatan
1.
Perubahan perfusi jaringan b.d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk
pengiriman oksigen/nutrient ke sel.
2.
3.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk mencerna atau
ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah
4.
5.
6.
P
N
Diagnosa
O
1.
Keperawatan
Perubahan perfusi Peningkatan
jaringan
Tujuan
komponen seluler
diperlukan
untuk pengiriman
oksigen/nutrient
ke sel.
perfusi -
b.d jaringan
penurunan
yang
Intervensi
perfusi
kaji
tentang
warna derajat/keadekuata
menunjukkan
adekuat,
Memberikan
pengisian informasi
kapiler,
KH :
Klien
Rasional
dasar kuku.
-
Tinggikan
tempat
stabil.
tidur
dan
membantu
kepala menetukan
sesuai kebutuhan
toleransi.
intervensi.
-
Meningkatkan
ekspansi paru dan
memaksimalkan
oksigenasi
untuk
kebutuhan seluler.
-
Awasi
upaya Catatan
Gemericik
menununjukkan
gangguan jajntung
karena
regangan
dada/palpitasi.
Hindari
lama/peningkatan
Iskemia
seluler
jaringan
pemeriksaan potensial
laboraturium.
sel
darah
lengkap/packed
risiko
Berikan infark.
merah
produk
Berikan
oksigen
tambahan
sesuai
indikasi.
Termoreseptor
jaringan
dermal
dangkal
karena
gangguan oksigen
Kaji
untuk
respon
memori
binggung.
dan -
Mengidentifikasi
defisiensi
dan
kebutuhan
pengobatan
/respons
terapi.
terhadap
Memaksimalkan
transport
oksigen
ke jaringan.
-
Dapat
mengindikasikan
gangguan serebral
karena
2.
Intoleransi
aktivitas
Dapat
b.d mempertahankan
ketidakseimbanga
n
antara
pasien.
-
pilihan
gaya
melaporkan
peningkatan toleransi
aktivitas
KH :
-
dan perubahan
kelemahan otot
neurology
penurunan
B12
mempengaruhi
tanda
intolerasi
fisiologis,
misalnya
nadi,
pernapasan,
karena
defisiensi vitamin
(termasuk
menunjukkan
Menunjukkan
jalan
aktivitas sehari-hari)
-
suplai ambulasi/aktivitas.
(pengiriman) dan
/meningkatkan
oksigen
kebutuhan.
hipoksia
sebelum
sesudah aktivitas.
dan
dan pasien/risiko
cedera
-
Berikan
Manifestasi
lingkungan kardiopulmonal
tenang,
paru
untuk
Gunakan
menghemat
jaringan
teknik -
Meningkatkan
energi, istirahat
untuk
anjurkan tubuh
dan
pasien
melakukan menurunkan
aktivitas
semampunya regangan
(tanpa
jantung
diri).
-
Meningkatkan
aktivitas
secara
bertahap
sampai
normal
dan
memperbaiki tonus
otot/stamina tanpa
kelemahan.
Meingkatkan harga
diri
dan
rasa
terkontrol.
3.
dari terpenuhi
kebutuhan tubuh
b.d
untuk
nutrisi
kegagalan
mencerna
atau
ketidak
mampuan
mencerna
makanan
/absorpsi nutrient
yang diperlukan
untuk
pembentukan sel
darah merah
KH :
asi
yang di sukai.
defisiensi,mendug
Obswerpasi dan
Menunujukkan
peningkatan
pasien
/mempertahankan
laboratorium
normal.
Tidak
mengalami
perubahan
hidup
meningkatkan
untuk
dan
atau mempertahankan
berat
badan
Mengawasi
Timbang BB setiap
hari.
kekurangan
konsumsi
makanan.
Mengawasi
Menununjukkan
pola
intervensi.
atau kualitas
a kemungkinan
masukan kalori
Mengidentifik
yang
Berikan makanan
penurunan
BB,efektivitas
sering
intervensi nutrrisi
Makanan
sedikit dapat
menurunkan
sesuai.
kelemahan dan
meningkatkan
muntah,flatus dan
pemasukan juga
mencegah
berhubungan.
distensi gaster.
gejala GI dapat
menunjukan efek
anemia (hipoksia)
sesudah
pada organ.
makan,gunakan sikat
gigi halus untuk
penyikatan yang
lembut.berikan pencuci
meningkatkan
pemasukan
oral,menurunkan
pertumbuhan
bakteri,meminima
lkan
kemungkinan
Pantau
infeksi.teknik
pemerikasaan
perawatan mulut
laboratorium misalnya
khusus mungkin
Hb / Ht,albumin
di perlukan bila
,protein,besi serum,
jringan
rapuh,luka,
elektrolit serum.
pendarahan dan
nyeri berat.
Membantu
dalam membuat
rencana diet
folat(flovite), asam
untuk memenuhi
askorbat(vitC),besi
kebutuhan
dextran (IM/IV)).
individu.
meningkatkan
efektivitas
program
pengobatan
termasuk sumber
diet nutrisi yang
dibutuhkan.
Asam hidroklorida
(HCI)
Berikan diet halus,
kebutuhan
penggantian
tergantung pada
indikasi.
adanya masukan
Berikan suplemen
dan defisiensi
isokal.
yang di
identifikasi.di
berikan sampai
deficit
diperkrakan
teratasi dan di
simpan untuk
yang tak dapat di
absorpsi atau
terapi besi oral,
atau bila kehilang
darah terlalu
cepat untuk
penggantian oral
secara efektif.
mempunyai
sifat absorpsi
vitamin B12
selama minggu
pertama terapi.
bila ada lesi
oral, nyeri dapat
membatasi tipe
makanan yang
dapat di toleransi
pasien.
menigkatkan
masukan protein
dan kalori.
4.
Risiko
terhadap
b.d tidak
adekuatnya
perilaku
pertahanan
mencegah/menurunka
sekunder
(penurunan
hemoglobin
penyembuhan
leucopenia,
risiko
untuk
bacterial. Catatan :
pasien
infeksi. - Pertahankan
meningkatkan aseptic
atau bebas
silang/kolonisasi
dengan
teknik anemia
ketat
berisiko
akibat
penurunan
granulosit
dan demam.
cermat
kolonisasi/infeksi
(respons inflamasi
tertekan).
bakteri
- Motivasi
perubahan
posisi/ambulasi
kulit/jaringan
infeksi
- meningkatkan
dan
- Tingkatkan
masukkan ventilasi
cairan adekuat
semua
untuk
mencegah
pneumonia
- Pantau/batasi
- membantu
pengunjung.
isolasi
dalam
bila pernapasan
memungkinkan
untuk
mempermudah
pengeluaran
dan
mencegah
stasis
cairan
tubuh
dan
- membatasi
eritema/cairan pemajanan
luka
pada
bakteri/infeksi.
Perlindungan
isolasi dibutuhkan
pada
anemia
bila
imun
indikasi
sangat terganggu.
- adanya
proses
inflamasi/infeksi
- Berikan
topical
sistemik
antiseptic membutuhkan
;
antibiotic evaluasi/pengobata
n.
- indikator
infeksi
lokal.
Catatan
pembentukan
:
pus
granulosit
tertekan.
- membedakan
adanya
infeksi,
mengidentifikasi
pathogen
khusus
dan mempengaruhi
pilihan pengobatan
- mungkin
digunakan
secara
propilaktik
untuk
menurunkan
kolonisasi
atau
untuk pengobatan
5.
Konstipasi
atau Membuat/kembali
Diare
pola
berhubungan
fungsi
normal
Observasi
dari feses,
Auskultasi
/factor
pemberat
dan
bunyi intervensi
yang
hidup, usus
diperlukan
samping
penyebab,
obat.
penyebab
Menunjukkan
factor pemberat.
konsistensi, mengidentifikasi
diet; perubahan
terapi sebagai
warna-
tepat.
-
Awasi
output
intake
(makanan
dan pada
meningkat
diare
dan menurun
cairan).
dan
pada
konstipasi
-
dapat
mengidentifikasi
dehidrasi,
Dorong
cairan
masukkan kehilangan
2500-3000 berlebihan atau alat
mengidentifikasi
defisiensi diet
-
membantu dalam
memperbaiki
Hindari
makanan konsistensi
kondisi
bila
kulit Akan
feses
konstipasi.
membantu
atau
mulai diare
kerusakan.
Lakukan-
perawatan
setiap
defekasi
menurunkan
terjadi diare.
mencegah
diet
siembang kerusakan
Berikan
pelembek-
serat
menahan
enema
indikasi.
keefektifan. (kolaborasi)
Berikan
antidiare,
intestinal
obat dengan
traktus
dan
demikian
bekerja
(Lomotil)
dan
mengabsorpsi
misalnya
air,-
mempermudah
Metamucil. defekasi
(kolaborasi).
bila
konstipasi terjadi.
menurunkan
motilitas usus bila
6.
Kurang
pengetahuan
memahami
sehubungan
penyakit,
dengan
at
interpretasi
kurang diagnostic
terpajan/menging
Berikan
diare terjadi.
informasi
memberikan
kenyataan sehingga
pasien
membuat
salah KH :
-
anemia.
Menurunkan
Pasien menyatakan
meningkatkan
Tinjau
tujuan
dan kerjasama
penatalaksanaan
persiapan
penyakit.
pemeriksaan diagnostic
Mengidentifikasi
dalam
tentang
factor penyebab.
ketidaktahuan
Melakukan
meningkatkan
tiindakan
yang
stress, selanjutnya
perlu/perubahan pola
meningkatkan
hidup.
beban
Kaji
jantung.
tingkat Pengetahuan
tentang ansietas.
penyakitnya
megetahui
Berikan
pada
penjelasan seberapa
klien
tentang pengalaman
penyakitnya
Anjurkan
klien
keluarga
dan
keluarga
dan tentang
untuk penyakitnya
memperhatikan
makanan nya
keluarga
dan
kondisinya sekarang.
Minta
jauh
diet
dengan
mengetahui
klien
dan penyakit
dan
mengulangi kondisinya
klien
rasa
cemas
diet
dan
pola
proses
penyembuhan.
mengetahui
seberapa
jauh
pemahaman
klien
dari
yang
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megaloblas dalam sumsum tulang. Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh
kekurangan vitamin B12 selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh
kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsik. Ini adalah
suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.
Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai pada mereka yang
menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit Crohn,
reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus.
2.
a.
b.
Malabsopsi
c.
a.
Asupan kurang
b.
Peningkatan kebutuhan
c.
d.
b.
3.2
Saran
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini,
agar penulis dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Doengoes, Mariliynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta : EGC
Price, Sylvia. 2005. Patofisiologis : Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC
Handayani Wiwik dan Andi Sulistyo. 2008. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika
http://poetriezhuzter.blogspot.com/2008/11/asuhan-keperawatan-anemia.html