Anda di halaman 1dari 19

Makalah Toxoplasma Gondii Menyebabkan Terjadinya Penyakit Toxoplasmosis

BAB I PENDAHULLUAN

A.Latar Belakang

Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang


disebabkan oleh toxoplasma gondii . toxoplasma adalah parasit protozoa dengan
sifat alami dengan perjalanan dapat akut atau menahun , simtomatik maupun
asimtomatik. Di Indonesia prevalensi zat anti T . gondii yang positif pada manusia
berkisar antara 2% dan 63% . Pada umumya prevalensi zat anti yang positif
meningkat dengan umur, tidak ada perbedaan antara wanita dan pria .Didataran
tinggi prevalensi lebih rendah, sedangkan didaerah tropik prevalensinya lebih tinggi.
Keadaan toxoplasmosis disuatu daerah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti
kebiasaan makan daging yang kurang matang. Toxoplasmosis yang tidak dideteksi
secara dini dan tidak ditangani serius dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut
yang lebih berbahaya seperti meningitis , abortus pada janin bahkan sampai
menyebabkan kebutaan. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang
hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya
penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon
imun). Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma maka akibat yang dapat terjadi
adalah abortus spontan atau keguguran (4%), lahir mati (3%) atau bayi menderita
Toxoplasmosis bawaan. pada Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat muncul setelah
dewasa, misalnya kelinan mata dan atelinga, retardasi mental, kejang-kejang dn
ensefalitis. Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar ditentukan karena gejalagejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh
karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan
diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-Toxoplasma
IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG. Pemeriksaan tersebut perlu
dilakukan pada orang yang diduga terinfeksi Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau
selama masa hamil (bila hasilnya negatif pelu diulang sebulan sekali khususnya
pada trimester pertma, selanjutnya tiap trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu yang
terinfeksi Toxoplasma. Selain itu Penyebab utama abortus spontan pada kehamilan
trimester pertama adalah blighted ovum, terhitung sebesar 50% dari semua kejadian
abortus pada kehamilan trimester pertama. Diperkirakan kejadian blighted ovum
salah satunya diakibatkan oleh adanya infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Citomegalovirus, Herpes Simpleks). Pada kasus blighted ovum yang disebabkan
oleh infeksi TORCH, khususnya toxoplasmosis sebagian besar orang yang terinfeksi

tidak memperlihatkan gejala klinis yang nyata. Infeksi T. gondii merupakan penyebab
utama kematian janin karena T. gondii dapat ditularkan ke janin melalui plasenta
(transplasenta) dari ibu yang terinfeksi atau saat melahirkan pervaginam.
Selanjutnya, toksoplasmosis terlibat dalam aborsi, prematur, kelahiran mati dan
kematian postnatal awal. T. gondii juga dapat menyebabkan kerusakan serius pada
organ jaringan yang berbeda dari inang terinfeksi yang tergantung pada tempat di
mana bentuk kista nya. Mekanisme imunitas toxoplasmosis yang seperti apa yang
dapat mempengaruhi terjadinya blighted ovum sampai sekarang belum diketahui
secara pasti. Hal ini kemungkinan dikarenakan oleh sulitnya memperoleh bahan
biopsi yang cocok, penyelidikan gagal untuk memberikan data informatif pada tahap
infeksi dan pengaruh perlakuan yang diberikan. Faktor biaya juga tidak dipungkiri
menjadi kendala karena biasanya membutuhkan dana yang tidak sedikit baik dari
segi pegumpulan sampel maupun pada proses penelitiannya sendiri. Oleh karena itu
sebagai mahasiswa kesmas unsoed mempunyai peran yang penting dalam
memberikan informasi dan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sehingga
berkontribusi dalam meminimalkan kemungkinan timbulnya komplikasi Berdasarkan
fenomena tersebut penulis merasa tertarik untuk memberikan informasi dan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat terutama ibu hamil demi pencegahan
penyakit toxoplasmosis.

B. Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan Toxoplasma gondii serta siklus hidupnya


b) Toxoplasma gondii menyebapkan terjadinya penyakit Toxoplasmosis
c) Bagaimana Bahaya Toxoplasmosis d) Pengaruh Toxoplasmosis Terhadap Ibu
Hamil

C. Tujuan

1) Tujuan Umum Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas


Parasitologi dari dosen pembimbing, selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan

untuk membuka wawasan dan cara berpikir kita agar dapat memahami berapa
pentingnya menjaga kesehatan terutama pada penyakit malaria

2) Tujuan Khusus

a) Memberi informasi kepada pembaca Untuk mengetahui Toxsoplasma gondii serta


siklus hidupnya
b) Memberikan informasi terhadap pembaca
menyebapkan terjadinya penyakit Toxsoplasmosis

tentang

Toxsoplasma

gondii

c) . Memberikan informasi kepada pembaca tentang Bahaya Toxoplasmosis.


d) Memberikan informasi tentang Pengaruh Toxoplasmosis Terhadap Ibu Hamil serta
Blighted ovum

BAB II LANDASAN TEORI

A Kesehatan Secara Umum Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa,
dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Pemeliharaan kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan
gangguan kesehatan yang memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau
perawatan termasuk kehamilan dan persalinan. Pendidikan kesehatan adalah
proses membantu sesorang, dengan bertindak secara sendiri-sendiri ataupun
secara kolektif, untuk membuat keputusan berdasarkan pengetahuan mengenai halhal yang memengaruhi kesehatan pribadinya dan orang lain. Definisi yang bahkan
lebih sederhana diajukan oleh Larry Green dan para koleganya yang menulis bahwa
pendidikan kesehatan adalah kombinasi pengalaman belajar yang dirancang untuk
mempermudah adaptasi sukarela terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan.
Data terakhir menunjukkan bahwa saat ini lebih dari 80 persen rakyat Indonesia
tidak mampu mendapat jaminan kesehatan dari lembaga atau perusahaan di bidang
pemeliharaan kesehatan, seperti Akses, Taspen, dan Jamsostek. Golongan
masyarakat yang dianggap 'teranaktirikan' dalam hal jaminan kesehatan adalah

mereka dari golongan masyarakat kecil dan pedagang.Dalam pelayanan kesehatan,


masalah ini menjadi lebih pelik, berhubung dalam manajemen pelayanan kesehatan
tidak saja terkait beberapa kelompok manusia, tetapi juga sifat yang khusus dari
pelayanan kesehatan itu sendiri.

A. Kesehatan Menurut Undang-Undang Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud


dengan:

1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau
masyarakat.
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan. 5. Kesehatan adalah sesuatu yang sangat berguna

B. Tujuan Kesehatan Dalam Segala Aspek Salah satu tujuan nasional adalah
memajukan kesejahteraan bangssa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar
manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, lapangan kerja
dan ketenteraman hidup. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk
terwujudnya derajat kesehatan yang optimal berada di tangan seluruh masyarakat
Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-sama.

C. Tujuan dan Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan Tujuan dan ruang lingkup
kesehatan lingkungan dapat dibagi menjadi dua, secara umum dan secara khusus.
Tujuan dan ruang lingkup secara umum, antara lain:
1. Melakukan koreksi atau perbaikan terhadap segala bahaya dan ancaman
pada kesehatan dan kesejahteraan hidup manusia.
2. Melakukan usaha pencegahan dengan cara mengatur sumber-sumber
lingkungan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan
hidup manusia.
3. Melakukan kerja sama dan menerapkan program terpadu di antara
masyarakat dan institusi pemerintah serta lembaga nonpemerintah dalam
menghadapi bencana alam atau wabah penyakit menular. Adapun tujuan dan
ruang lingkup secara khusus meliputi usaha-usaha perbaikan atau
pengendalian terhadap lingkungan hidup manusia, yang di antaranya
berupa:.
1. Menyediakan air bersih yang cukup dan memenuhi persyaratan
kesehatan.
2. Makanan dan minuman yang diproduksi dalam skala besar dan
dikonsumsi secara luas oleh masyarakat.
3. Pencemaran udara akibat sisa pembakaran BBM, batubara, kebakaran
hutan, dan gas beracun yang berbahaya bagi kesehatan dan makhluk
hidup lain dan menjadi penyebab terjadinya perubahan ekosistem.
4. Limbah cair dan padat yang berasal dari rumah tangga, pertanian,
peternakan, industri, rumah sakit, dan lain-lain.
5. Kontrol terhadap arthropoda dan rodent yang menjadi vektor penyakit dan
cara memutuskan rantai penularan penyakitnya.
6. Perumahan dan bangunan yang layak huni dan memenuhi syarat
kesehatan.
7. Kebisingan, radiasi, dan kesehatan kerja.
8. Survei sanitasi untuk perencanaan, pemantauan, dan evaluasi program
kesehatan lingkungan
D. Tujuan Pembangunan Kesehatan Untuk jangka panjang pembangunan bidang
kesehatan diarahkan untuk tercapainya tujuan utama sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri dalam


bidang kesehatan.
2. Perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan.
3. Peningkatan status gizi masyarakat.
4. Pengurangan kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas).
5. Pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya norma
keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera.
E. Dasar-Dasar Pembangunan Kesehatan Dasar-dasar pembangunan nasional di
bidang kesehatan adalah sebagai berikut:
1. Semua warga negara berhak memperoleh derajat kesehatan yang optimal
agar dapat bekerja dan hidup layak sesuai dengan martabat manusia.
2. Pemerintah dan masyarakat bertanggung jawab dalam memelihara dan
mempertinggi derajat kesehatan rakyat.
3. Penyelenggaraan upaya kesehatan diatur oleh pemerintah dan dilakukan
secara serasi dan seimbang oleh pemerintah dan masyarakat.
B. Konsep Sehat Dan Sakit
1) Pengertian konsep Sehat dan sakit Sejak dahulu sekitar abad 1 bahwa konsep
sehat sakit telah dipergunakan walaupun pengertian masih sangat terbatas. Pada
saat ini sehat banyak diartikan dalam kadar yang normal atau lazim yang terjadi
pada individu dalam arti bahwa individu tersebut tidak merasakan keluhan
sebaliknya sakit diartikan suatu keadaan yang tidak normal atau lazim pada diri
seseorang, misalnya adanya keluhan pusing yang tidak tertahankan, panas, dan
sebagainya, sehingga pada saat itu dapat disimpulkan bahwa sehat itu bukan dari
suatu penyakit.
a) Sehat menurut WHO. Sehat: a state of complete physical, mental, and social well
being and not merely the absence of illness or indemnity. (sesuatu keadaan yang
sejahtera menyeluruh baik fisik, mental, dan social dan tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan).
b) Sakit adalah suatu kondisi dimana kesehatan tubuh lemah. (Websters New
Collegiate Dictionary).
c) Sakit adalah keadaan yang disebabkan oleh bermacam-macam hal, bisa suatu
kejadian, kelainan yang dapat menimbulkan gangguan terhadap susunan jaringan
tubuh, dari fungsi jaringan itu sendiri maupun fungsi keseluruhan. Fase-fase sakit:

1. Fase Latent. Seseorang sudah terinfeksi suatu microorganisme, karena badan


seseorang baik maka gejala-gejala dan tanda-tanda serta keluhan belum ada,
sehingga aktivitas sehari-hari dapat dilakukan / dilaksanakan.
2. Prodromal. Pada fase ini seseorang sudah terdapat peningkatan, bahwa dirinya
sakit, seperti tak enak badan atau kadang-kadang lemas.
3. Akut Tanda dan gejala akan bertambah dan semakin lengkap, bentuknya disini
klien baru sadar bahwa dirinya sakit, kadang-kadang emosinya tidak stabil dan lekas
marah, dan ia hanya mampu memikirkan dirinya sendiri dan penyakitnya.
4. Resolusi. Klien perlu tindakan yang sifatnya mengembalikan fungsi secara
normal.
2) Rentang Sehat Sakit.
1. Status sehat sakit tidak bersifat mutlak karena sehat-sakit merupakan rentang
(jarak)
2. Skala akur secara hipotesis dengan mengukur kesehatan seseorang. Uraian
diatas menyebutkan bahwa tidak ada standar / ukuran yang pasti untuk mengatakan
keadaan seseorang itu sehat sakit.
3. Dinamis dan Individual. Status kesehatan seseorang sifatnya berubah-ubah dan
sifatnya individual. Intensitasnya dan mekanisme koping yang dipergunakan.
4. Jarak sehat optimal Kematian. Sehat Menurut Dunn (1959). Sehat adalah sesuatu
kejadian dimana tidak adanya tanda-tanda dan gejala dari penyakit.
1. Sehat Menurut Perkin,s. Sehat adalah suatu keadaan keseimbangan yang
dinamis setara bentuk tubuh dan fungsinya yang dapat mengadakan penyesuaian,
sehingga tubuh dapat mengatasi gangguan dari luar.
2. Sehat Menurut UU No.23 tahun 1992 Tentang Kesehatan. Sehat adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Ada 4 unsur pendatang tentang sehat:
1. Biologis : bebas dari penyakit.
2. Psikologis : sejahtera dan aktualisasi diri.
3. Sosial : mampu mangadaptasi tanggung jawab sosial, dan fungsi peran.
4. Adaptasi : mampu beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan.

B. Pengertian Sakit. Pengertian sakit dalam bahasa inggris diartikan illness dan
disease perbedaan kedua istilah ini sebagai berikut;
1. Illness:

Konsepnya abstrak.

Sifatnya subyektif.

Akibat mekanisme koping (pertahanan) tak adekuat.

2. Disease:

Suatu kondisi yang patologis

Terdapat sign dan symptom

4. Kriteria sehat-sakit jiwa menurut America Psychiatriy Association. Menilai


kesehatan jiwa terdiri dati 6 dimensi:

Ketidak bahagian.

Kehilangan kegembiraan.

Ketegangan.

Perasaan muda tersinggung.

Kurang percaya diri.

Keragu-raguan.

5. Kriteria sehat-sakit mental A. Maslow:

Memiliki persepsi realitas yang efektif.

Menerima diri, orang lain, lingkungan.

Spontan.

Sederhana dan wajar.

C. Sakit. Sakit merupakan ketidak seimbangan dari kondisi normal tubuh manusia
diantaranya sistem biologik dan kondisi penyesuaian. Sakit menurut Bauman, 1985.
mengemukakan tiga kriteria dari keadaan sakit:

Adanya gejala

Persepsi tentang keadaan yang dirasakan.

Kemampuan dalam aktivitas sehari-hari.

D. Konsep Sehat-Sakit Mental (Jiwa) a. beberapa definisi kesehatan mental:


1. Menurut Jinis kemampuan individu untuk mengatasi sterss secara fungsional
dengan baik.
2. Definisi kesehatan jiwa menurut WHO. Suatu keadaan yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional seseorang individu secara
optimal dan sejauh ini cocok dengan perkembangan optimal individu-individu
yang lain.
3. Definisi kesehatan jiwa berdasarkan UU No.23 tahun 1992. tentang
kesehatan Jiwa Pasal 24 ayat 1 Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk
mewujudkan jiwa yang sehat secara optimal baik intelektual maupun
emosional.
E. Kondisi sehat jiwa dan kriteria-kriterianya.
1. Kondisi sehat jiwa menurut, Maria Johada:

Sehat jiwa tak dapat dijelaskan dengan konsep sederhana dan item tunggal
dari perilaku tidak adekuat

Kriteria untuk menilai sehat jiwa harus dalam bentuk yang operasional
dengan sekala dan utama. Masing-masing kriteria dengan rentang.

Kriteria sehat jiwa menunjukan kecenderungan kearah sehat atau sakit.

Kriteria ini memuat atribut individu.

Kriteria sehat jiwa di katakan optimal bukan absolut.

2. Kriteria sehat jiwa menurut, Maria Johanda:

Sikap positif pada diri sendiri, menerima diri sendiri identitas diri yang
memadai, penilaian yang realistik terhadap kemampuan dan kekurangannya.

Serapan terhadap kenyataan.

Integrasi kesatuan kepribadian.

Kemampuan pengembangan kemampuan dasar secara fisik, intelegtual,


emosional dan sosial.

C. Dasar Teori Toxoplasma gondii adalah suatu parasit/protozoa berbentuk kokus


yang berkaitan dengan Plasmodium, Isospora, dan anggota lainnya dari phylum
Apicomplexa. Penjamu (host) definitif yang berkaitan erat dengan parasit ini adalah
dari keluarga kucing/felidae. Selain itu, banyak hewan mamalia dan burung yang
merupakan penjamu menengah (intermediate host)3,4. Manifestasi klinis
toksoplasmosis sangat beragam, mulai dari asimtomatik, demam, limfadenopati,
nyeri otot, sakit kepala, hingga cacat kongenital yang bersifat permanen seperti
retardasi mental, hidrosefalus, hingga kematian, khususnya pada penderita AIDS4.
Bentuk Toxoplasma Gondii Toxoplasma gondii memiliki tiga tahap infeksi yakni tahap
sporozoite di ookista dalam tinja, secara cepat membagi diri menjadi takizoite yang
ditemukan selama infeksi akut dan secara perlahan membagi diri menjadi bradyzoite
yang ditemukan dalam kista selama infeksi laten. Takizoite berbentuk bulan sabit,
panjang sekitar 6 pM dan lebar 2 pM, dilapisi oleh tiga unit membran, yaitu sebuah
plasmalemma dan membran dalam yang terdiri dari dua membran yang terletak
berdekatan, yang semuanya membentuk pellicle. Berbagai organel menyusun
takizoite termasuk cincin apikal dan kutub, rhoptries, micronemes, conoid,
subpellicular mikrotubulus, mitokondria, micropores, reticula endoplasma halus dan
kasar, kompleks golgi, ribosom dan inti yang terdiri dari kromatin massal dan
nucleolus. Takizoite menyebar melalui sistem darah di limfosit, makrofag dan berada
bebas dalam plasma dan dapat menginfeksi hampir semua jenis jaringan, terutama
di mata, sistem saraf pusat, jantung, plasenta dan otot rangka. Takizoite mampu
melintasi batas-batas jaringan, seperti barier darah-otak dan plasenta. Mereka
mampu berkembang biak dengan cepat oleh endodyogeny dan replikasi sel
tersebut, menyebabkan nekrosis sel ketika menyerang sel yang tidak dapat lagi
menahan parasit ini. Replikasi takizoit terjadi selama 8-12 hari pertama dan
bertambah untuk fase akut infeks. Tahap ini bertanggung jawab atas manifestasi
klinis penyakit karena menghasilkan respon inflamasi yang kuat. T. gondii
menginduksi respon kekebalan tubuh tipe 1 yang kuat yakni T-cell-mediated, yang
membatasi infeksi. Saat respon imun berlangsung, interferon- yang disekresikan
oleh antigen-spesifik T-sel, membatasi replikasi takizoite. Takizoite sensitif terhadap
enzim proteolitik sehingga bisa hancur selama proses pencernaan lambung.
Tekanan dari sistem kekebalan inang pada parasit merangsang pembentukan kista
dan menyebabkan takizoite berubah menjadi bradyzoite, menandai awal dari fase
kronis. Bradyzoite membagi parasit secara perlahan, lebih tahan terhadap enzim
proteolitik dan karena itu dapat menyebabkan infeksi jika tertelan sebagai kista
jaringan dengan host. Mereka ditemukan di kista jaringan, biasanya di otak dimana
kista dalam bentuk bulat, dan pada jaringan otot di mana mereka memanjang.
Jaringan kista dapat bertahan selama masa kehidupan inang dan bradyzoite bisa
dilepaskan dari kista ini untuk membentuk takizoite lagi, menyebabkan infeksi
kembali pada host immunocompromised. Ookista berukuran 10 pM sampai 12 pM
dan diproduksi dalam usus host definitif. Sporozoit ditemukan dalam ookista ini,

yang biasanya ditemukan dalam tinja di tanah, tumbuhan dan sayuran. Definisi
Penyakit Toxsoplasmosis Toksoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
infeksi vertebrata obligat intraselular, parasit protozoa yakni Toxoplasma gondii.
Biasanya menyerang binatang menyusui, burung, dan manusia. Pola transmisinya
adalah transpalsenta pada wanita hamil. Mempunyai masa inkubasi 10 23 hari bila
penularan melalui makanan (daging yang kurang matang) dan 5 20 hari bila
penularanya melalui kucing. Toksoplasmosis adalah penyakit parasit yang
disebabkan oleh protozoa Toxoplasma gondii. Parasit ini menginfeksi hewan
berdarah panas, termasuk manusia, tetapi tuan rumah (host) utamanya adalah
kucing. Hewan atau manusia terinfeksi melalui makanan daging yang terinfeksi, atau
tanpa sengaja mengkonsumsi kotoran kucing yang terdapat toxoplasma, atau
penularan bisa juga penularan secara vertikal dari ibu ke janin. Sampai dengan
sepertiga dari populasi manusia di dunia diperkirakan membawa infeksi Toxoplasma.
Catatan Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan bahwa seroprevalensi
secara keseluruhan di Amerika Serikat sebagaimana ditetapkan dengan spesimen
yang dikumpulkan oleh Kesehatan Nasional dan Pemeriksaan Gizi Survey
(NHANES) antara tahun 1999 dan 2004 ditemukan 10,8% manusia terinfeksi
toxoplasma, dengan prevalensi pada wanita usia subur (15 sampai 44 tahun)
sebesar 11%. Penelitian lain mangatakan bahwa prevalensi di AS sebesar 22,5%.
Penelitian yang sama mengklaim seroprevalensi dari 75% di El Salvador.
Sedangkan sebuah sampel dari 273 orang di pedesaan Prancis diukur pada
prevalensi 47%. Perjalanan Penyakit Toxoplasma Selama beberapa minggu pertama
setelah terpapar, infeksi biasanya menyebabkan gejala penyakit yang ringan seperti
flu atau malah gejala penyakit tidak nampak. Pada manusia dengan sistem
kekebalan yang lemah, seperti pasien AIDS atau wanita hamil, bisa menjadi sakit
parah, dan kadang-kadang bisa berakibat fatal. Parasit ini dapat menyebabkan
ensefalitis (radang otak) dan penyakit neurologis, dan dapat mempengaruhi jantung,
hati, telinga bagian dalam, dan mata (korioretinitis). Penelitian terbaru juga
mengaitkan antara toksoplasmosis dengan kanker otak, gangguan perhatian defisit
hiperaktif, gangguan obsesif kompulsif, dan skizofrenia.

BAB III PEMBAHASAN

a) Toxoplasma gondii adalah suatu parasit/protozoa berbentuk kokus yang berkaitan


dengan Plasmodium, Isospora, dan anggota lainnya dari phylum Apicomplexa.
Penjamu (host) definitif yang berkaitan erat dengan parasit ini adalah dari keluarga
kucing/felidae. Selain itu, banyak hewan mamalia dan burung yang merupakan
penjamu menengah (intermediate host)3,4. Manifestasi klinis toksoplasmosis sangat
beragam, mulai dari asimtomatik, demam, limfadenopati, nyeri otot, sakit kepala,

hingga cacat kongenital yang bersifat permanen seperti retardasi mental,


hidrosefalus, hingga kematian, khususnya pada penderita AIDS4. Siklus Hidup
Toxoplasma T. gondii adalah parasit intraseluler obligat dan siklus hidupnya
mencakup proliferasi dan transmisi baik secara seksual dan aseksual. Siklus seksual
terjadi secara eksklusif dalam enterosit usus anggota keluarga kucing (Felidae).
Setelah kista jaringan tertelan, parasit menyerang enterosit, menjalani beberapa
putaran
divisi
serta
berdiferensiasi
menjadi
microgametocytes
dan
macrogametocytes. Pengabungan gametosit-gametosit membentuk zigot atau
ookista yang berpindah ke lingkungan dalam bentuk kotoran kucing. Ookista
kemudian mengalami meiosis, menghasilkan oktet yakni sporozoit yang sangat
menular, yang tahan terhadap kerusakan lingkungan dan dapat bertahan selama
bertahun-tahun dalam lingkungan lembab. Setelah tertelan (oleh host sekunder
seperti tikus), sporozoit dengan cepat berdifferensiasi dan membagi diri menjadi
tachyzoite, yang menyebabkan terjadinya infeksi akut. Selama infeksi akut, transmisi
congenital pada perkembangan janin dapat terjadi. Dalam banyak host, fase kronis
dari penyakit terjadi kemudian, karena perubahan dan pembagian diri tachyzoite
menjadi bentuk lain terjadi secara perlahan yang dikenal sebagai bradyzoite.
Bradyzoite laten dalam kista jaringan bertahan selama kehidupan host, kadangkadang muncul kembali, tapi tidak menimbulkan gejala klinis pada individu sehat.
Carnivora yang menelan kista jaringan dapat menyebabkan infeksi host naif, yang
memungkinkan untuk propagasi non-seksual T. Gondii tak terbatas. Pada kucing, hal
ini akan memunculkan siklus seksual.
b) Pengertian Toxoplasmosis. Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi oleh parasit
yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii yang dapat menimbulkan radang pada
kulit, kelenjar getah bening, jantung, paru, ,mata, otak, dan selaput otak.
Toxoplasmosissendiri merupakan penyakit zoonosis yang tersebar luas di seluruh
dunia dengan prevalensi yang tinggi pada burung dan mamalia termasuk manusia.
Kucing merupakan sumber infeksi bagi manusia. Parasit ini termasuk subfilum
Sporozoa, kelas Toxoplasma dan merupakan salah satu genus dari ordo
Toxoplasmida. Toxoplasma gondii terdpat di dalam sel-sel dari system retikuloendotel dan juga di dalam sel-sel parenkim. Terdapat 2 macam bentuk dari
Toxoplasma yaitu bentuk intraseluler dan bentuk ekstraseluler bulat atau lonnjong,
sedang bentuk ekstraseluler seperti bulan sabit yang langsing, dengan ujung yang
satu runcing sedang lainnya tumpul. Ukuran parasit micron x 4-6 mikron, dengan inti
terletak di ujung yang tumpul. Jumlah parasit dalam darah akan menurun dengan
terbentukya antibodi namun kista Toxoplasma yang ada dalam jaringan tetap msih
hidup. Kista jaringan ini akan reaktif jika terjadi penurunan kekebalan. Infeksi yang
terjadi pada orang dengan kekebalan rendah baik infeksi primer maupun infeksi
reaktivasi akan menyebabkan terjadinya Cerebritis, Chorioretinitis, pneumonia,
terserangnya seluruh jaringan otot, myocarditis, ruam makulopapuler dan atau
dengan kematian. Toxoplasmosis yang menyerang otak sering terjadi pada
penderita AIDS. Infeksi primer yang terjadi pada awal kehamilan dapat
menyebabkab terjadinya infeksi pada bayi yang dapat menyebabkan kematian bayi

atau dapat menyebabkab Chorioretinis, kerusakan otak disertai dengan klasifikasi


intraserebral,
hidrosefalus,
mikrosefalus,
demam,
ikterus,
ruam,
hepatosplenomegasli, Xanthochromic CSF, kejang beberapa saat setelah lahir.
B. Kejadian Toxoplasmosis. Toxoplasmosis merupakan penyakit zoonosis yang
secara alam dapat menyerang manusia, ternak, hewan peliharaan yang lain seperti
hewan liar, unggas dan lain-lain. Kejadian toxoplasmosis telah dilaporkan dari
beberapa daerah di dunia ini yang geografiknya sangat luas. Survei terhadap
kejadian ini memberi gambaran bahwa toxoplasmosis pada suatu daerah bisa
sedemikian hebatnya hingga setiap hewan memperlihatkan gejala toxoplasmosis.
Survei yang telah diadakan di Amerika Serikat Pada manusia penyakit
toxoplasmosis ini sering terinfeksi melalui saluran pencernaan, biasanya melalui
perantaraan makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan agent penyebab
penyakit toxoplasmosis ini, misalnya karena minum susu sapi segar atau makan
daging yang belum sempurna matangnya dari hewan yang terinfeksi dengan
penyakit toxoplasmosis. Penyakit ini juga sering terjadi pada sejenis ras kucing yang
berbulu lebat dan warnanya indah yang biasanya disebut dengan mink, pada kucing
ras mink penyakit toxoplasmosis sering terjadi karena makanan yang diberikan
biasanya berasal dari daging segar (mentah) dan sisa-sisa daging dari rumah
potong hewan.
C. Etiologi Toxoplasmosis. Toxoplasmosis sendiri ditemukan oleh Nicelle dan
Manceaux pada tahun 1909 yang menyerang hewan pengerat di Tunisia, Afrika
Utara. Selanjutnya setelah diselidiki maka penyakit yang disebabkan oleh
toxoplasmosis dianggap suatu genus termasuk famili babesiidae. Toxoplasma gondii
adalah parasit intraseluler pada momocyte dan sel-sel endothelial pada berbagai
organ tubuh. Toxoplasma ini biasanya berbentuk bulat atau oval, jarang ditemukan
dalam darah perifer, tetapi sering ditemukan dalam jumlah besar pada organ-organ
tubuh seperti pada jaringan hati, limpa, sumsum tulang, pam-pam, otak, ginjal, urat
daging, jantung dan urat daging licin lainnya. Perkembangbiakan toxoplasma terjadi
dengan membelah diri menjadi 2, 4 dan seterusnya, belum ada bukti yang jelas
mengenai perkembangbiakan dengan jalan schizogoni. Pada preparat ulas dan
sentuh dapat dilihat dibawah mikroskop, bentuk oval agak panjang dengan kedua
Ujung lancip, hampir menyerupai bentuk merozoit dari coccidium. Jika ditemukan
diantara sel-sel jaringan tubuh berbentuk bulat dengan ukuran 4 sampai 7 mikron.
Inti selnya terletak dibagian ujung yang berbentuk bulat. Pada preparat segar,
sporozoa ini bergerak, tetapi peneliti-peneliti belum ada yang berhasil
memperlihatkan flagellanya. Toxoplasma baik dalam sel monocyte, dalam sel-sel
sistem reticulo endoteleal, sel alat tubuh viceral maupun dalam sel-sel syaraf
membelah dengan cara membelah diri 2,4 dan seterusnya. Setelah sel yang
ditempatinya penuh lalu pecah parasit-parasit menyebar melalui peredaran darah
dan hinggap di sel-sel baru dan demikian seterusnya. Toxoplasma gondii mudah
mati karena suhu panas, kekeringan dan pembekuan. Cepat mati karena
pembekuan darah induk semangnya dan bila induk semangnya mati jasad inipun

ikut mati. Toxoplasma membentuk pseudocyste dalam jaringan tubuh atau jaringanjaringan tubuh hewan yang diserangnya secara khronis. Bentuk pseudocyste ini
lebih tahan dan dapat bertindak sebagai penyebar toxoplasmosis.
D. Siklus Hidup dan Morfologi Toxoplasmosis. Toxoplasma gondii terdapat dalam 3
bentuk yaitu bentuk trofozoit, kista, clan Ookista. Trofozoit berbentuk oval dengan
ukuran 3-7 um, dapat menginvasi semua sel mamalia yang memiliki inti sel. Dapat
ditemukan dalam jaringan selama masa akut dari infeksi. Bila infeksi menjadi kronis
trofozoit dalam jaringan akan membelah secara lambat dan disebut bradizoit. Bentuk
kedua adalah kista yang terdapat dalam jaringan dengan jumlah ribuan berukuran
10-100 um. Kista penting untuk transmisi aan paling banyak terdapat dalam otot
rangka, otot jantung dan susunan syaraf pusat. Bentuk yang ke tiga adalah bentuk
Ookista yang berukuran 10-12 um. Ookista terbentuk di sel mukosa usus kucing dan
dikeluarkan bersamaan dengan feces kucing. Dalam epitel usus kucing berlangsung
siklus aseksual atau schizogoni dan siklus atau gametogeni dan sporogoni. Yang
menghasilkan ookista dan clikeluarkan bersama feces kucing. Kucing yang
mengandung toxoplasma gondii dalam sekali exkresi akan mengeluarkan jutaan
ookista. Bila ookista ini tertelan oleh hospes perantara seperti manusia, sapi,
kambing atau kucing maka pada berbagai jaringan hospes perantara akan dibentuk
kelompok-kelompok trofozoit yang membelah secara aktif. Pada hospes perantara
tidak dibentuk stadium seksual tetapi dibentuk stadium istirahat yaitu kista. Bila
kucing makan tikus yang mengandung kista maka terbentuk kembali stadium
seksual di dalam usus halos kucing tersebut.
E. Cara Penularan Toxoplasmosis Infeksi dapat terjadi bila manusia makan daging
mentah atau kurang matang yang mengandung kista. Infeksi ookista dapat
ditularkan dengan vektor lalat, kecoa, tikus, dan melalui tangan yang tidak bersih.
Transmisi toxoplasma ke janin terjadi utero melalui placenta ibu hamil yang terinfeksi
penyakit ini. Infeksi juga terjadi di laboratorium, pada peneliti yang bekerja dengan
menggunakan hewan percobaan yang terinfeksi dengan toxoplasmosis atau melalui
jarum suntik dan alat laboratorium lainnya yang terkontaminasi dengan toxoplasma
gondii. Melihat cara penularan diatas maka kemungkinan paling besar untuk terkena
infeksi toxoplamosis gondii melalui makanan daging yang mengandung ookista dan
yang dimasak kurang matang. Kemungkinan ke dua adalah melalui hewan
peliharaan. Hal ini terbutki bahwa di negara Eropa yang banyak memelihara hewan
peliharaan yang suka makan daging mentah mempunyai frekuensi toxoplasmosis
lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain.
F. Patologi dan Gambaran klinik Pada manusia dewasa dengan daya tahan tubuh
yang baik biasanya hanya memberikan gejala minimal dan bahkan sering tidak
menimbulkan gejala. Apabila menimbulkan gejala, maka gejalanya tidak khas seperti
: demam, nyeri otot, sakit tenggorokan,kadang-kadang nyeri dan ada pembesaran
kelenjar limfe servikalis posterior, supraklavikula dan suboksiput. Pada infeksi berat,
meskipun jarang, dapat terjadi sakit kepala, muntah, depresi, nyeri otot, pnemonia,
hepatitis, miokarditis, ensefalitis, delirium dan dapat terjadi kejang. Sesudah terjadi

penularan, parasit dengan perantara aliran darah akan dapat mencapai berbagai
macam organ misalnya otak, sumsum tulang belakang, mata, paru-paru, hati, limpa,
sumsum ulang, kelenjar limfe dan otot jantung. Gejala-gejala klinik pada
toksoplasmosis pada umumnya sesuai dengan kelainan patologi yang terjadi yang
dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu gejala-gejala klinik pada
toksoplasmosis congenital dan toksoplasmosis didapat.

Gejala klinik toksoplasmosis congenital. Kelainan yang terjadi pada janin


pada umumnya sangat berat dan bahkan bias fatal oleh karena parasi
tersebar di berbagai organ-organ terutama pada system susunan sarafnya.
Kelainan yang terjadi sangat jelas terlihat dan yang patognomonik dan
indikatif adalah kalsifikasi serebral, korioretinitis, hidrosefalus atau
mikrosefalus dan psikomotor. Kalsifikasi serebral dan korioretinitis merupakan
gejala yang paling penting untuk menentukan diagnosis toksoplasmosis
congenital.

Gejala klinik toksoplasmosis di dapat. Pada toksoplasmosis didapat,


berbagai kelainan organ dan jaringan dapat terjadi yaitu pada jaringan
serebrospinal yang mengakibatkan ensefalomielopati, hidrosefalus, kalsifikasi
serebral dan korioretinitis, kelainan limfatik berupa limfadenitis disertai
dengan demam, kelainan pada kulit yang berupa ruam kulit makulopapuler
yang mirip ruam kulit pada demam tifus, kelainan pada paru-paru yang
berupa pneumonia interstisial, pada jantung terjadi miokarditid dan terjadi
pula pembesaran hati dan limpa. Kelainan-kelainan pada jaringan
serebrospinal umumnya menyerang bayi dan anak-anak sedangkan kelainan
limfatik menyerang anak berumur antara 5-15 tahun.

G. Diagnosis Diagnosis untuk Toxoplasmosis sendiri dibagi menjadi 2 yaitu :

Diagnosis Klinik Toksoplasmosis hendaknya wajib dicurigai bila didapatkan


klasifikasi serebral pada ventikulogram dan korioretinitis ditemukan pada
pemeriksaan mata. Apalagi jika didapatkan kelainan-kelainan yang berupa
hidrosefalus,
mikrosefalus,
mikroptalmus,
pneumonitis,
miokarditid,
adenopati, hepatomegali atau splenomegali.

Diagnosis Spesifik Diagnosis spesifik ditegakkan dengan mengadakan


pemeriksaan laboratorium untuk menemukan Toxoplasma gondii yang
berasal dari hasil biopsy aau pengambilan cairan dari organ dan jaringan
penderita. Inokulasi hewan-hewan percobaan (tikus, mamot atau hamster)
dengan hasil biopsy organ dan jaringan dapat meningkatkan hasil
pemeriksaan. H.Pencegahan Toxoplasmosis Tindakan yang perlu dilakukan
dalam mencegah penyakit toxoplasmosis adalah sebagai berikut :
1. Daging yang akan dikonsumsi hendaknya daging yang sudah diradiasi
atau yang sudah dimasak pada suhu 150F (66C),sedangkan pada

daging yang dibekukan mengurangi infektivitas parasit tetapi tidak


membunuh parasit.
2. Ibu hamil yang belum diketahui telah mempunya antibodi terhadap
toxoplasma gondi, dianjurkan untuk tidak kontak dengan kucing dan tidak
membersihkan tempat sampah. Pakailah sarung tangan karet dan cucilah
tangan selallu setelah bekerja dan sebelum makan.
3. Apabila memelihara kucing, maka sebaiknya kucing diberikan makanan
kering, makanan kaleng atau makanan yang telah dimasak dengan baik
dan jangan biarkan membru makanan sendiri.
4. Cucilah tangan baik-bai sebelum makan dan sesudah menjamah dagin
mentah atau setelah memegang tanah yang terkontaminasi kotoran
kucing.
5. Awasi kucing liar, jangan biarkan kucing tersebut membuang kotoran
ditempat bermain anak-anak I.Pengobatan Toxoplasmosis Sampai saat ini
pengobatan yang terbaik adalah kombinasi pyrimethamine dengan
trisulfapyrimidine. Kombinasi ke dua obat ini secara sinergis akan
menghambat siklus p-amino asam benzoat dan siklus asam foist. Dosis
yang dianjurkan untuk pyrimethamine ialah 25-50 mg per hari selama
sebulan dan trisulfapyrimidine dengan dosis 2.000-6.000 mg sehari
selama sebulan. Karena efek samping obat tadi ialah leukopenia dan
trombositopenia, maka dianjurkan untuk menambahkan asam folat dan
yeast selama pengobatan. Trimetoprimn juga temyata efektif untuk
pengobatan toxoplasmosis tetapi bila dibandingkan dengan kombinasi
antara pyrimethamine dan trisulfapyrimidine, ternyata trimetoprim masih
kalah efektifitasnya. Spiramycin merupakan obat pilihan lain walaupun
kurang efektif tetapi efek sampingnya kurang bila dibandingkan dengan
obat-obat sebelumnya. Dosis spiramycin yang dianjurkan ialah 2-4 gram
sehari yang di bagi dalam 2 atau 4 kali pemberian. Beberapa peneliti
menganjurkan pengobatan wanita hamil trimester pertama dengan
spiramycin 2-3 gram sehari selama seminggu atau 3 minggu kemudian
disusul 2 minggu tanpa obat. Demikian berselang seling sampai sembuh.
Pengobatan juga ditujukan pada penderita dengan gejala klinis jelas dan
terhadap bayi yang lahir dari ibu penderita toxoplasmosis.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Dari hasil pembhasan dapat disimpulkan bahwa Penyakit


toxoplasmosis merupakan penyakit kosmopolitan dengan frekuensi tinggi di
berbagai negara juga di Indonesia karena gejala klinisnya ringan maka sering kali
Input dari pengamatan dokter. Padahal akibat yang ditimbulkannya memberikan
beban berat bagi masyarakat seperti abortus, lahir mati maupun cacat kongenital.
Diagnosis secara laboratoris cukup mudah yaitu dengan memeriksa antibodi kelas
IgG dan IgM terhadap toxoplasmagondii akan dapat diketahui status penyakit
penderita. Dianjurkan untuk memeriksakan diri secara berkala pada wanita hamil
trimester pertama akan kemungkinan terinfeksi dengan toxoplasmosis. B Saran
Disarankan agar pemerintah dapat memperhatikan kondisi rakyat kecil terutama ibu
hamail yang sangat rentan terkena penyakit Toxoplasmosis sebelum terjadi kejadian
luar biasa (KLB).
D ip o ska n ol e h Th a t y Ca ya n g di 20 :0 4
1 K O M E N T AR :
Frilly Ika Wardani mengatakan...
hei. boleh nanya gak gimana caranya bikin kursornya bisa ada tulisan yang
ngikut2 gitu? hehe bagi dong caranya :)
1 0 JUN I 2 01 3 0 5 .2 4
P O S K A N K O M E N T AR

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)


TENTANG DIRIKU

GIRSCIEMO THATY CAYANG


Dibilang cantik
dibilang jelek itu
karnah
saya
zederhana..... dan

itu berlebihan,
penghinaan......,,
hanya
wanita
apa adanya.....

THATY ^^

ARTIKEL KU

2013 (6)

Mei (2)

April (4)

pendahuluan,pembhasan gagal ginjal dan Transpalant...

Jual Aksesoris Bros Wanita

Makalah Toxoplasma Gondii Menyebabkan Terjadinya P...

Penyakit jantung koroner

g
n
a
y
a
C
y

t
a
h
T

Anda mungkin juga menyukai