Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perhatian aktivis kesehatan sedunia dikejutkan oleh deklarasi kedaruratan
global (the global emergency) tuberkulosis (TBC) pada tahun 1993ndari WHO,
karena sebagian besar negara-negara didunia tidak berhasil mengendalikan
penyakit TBC. Hal ini disebabkan oleh rendahnya angka kesembuhan penderita
yang berdampak pada tingginya penularan. Penyakit ini kembali menjadi
perhatian dengan adanya fenomena ledakan kasus HIV/AIDS dan kejadian MDR
(multidrug resistance). Penyakit tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang
dapat menyerang berbagai organ atau jaringan tubuh. Tuberkulosis paru
merupakan bentuk yang paling banyak dan paling penting.
Penyakit tuberkulosis sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi. Menurut
hasil penelitian, penyakit tuberkulosis sudah ada sejak zaman Mesir kuno yang
dibuktikan dengan penemuan pada mumi, dan penyakit ini juga sudah ada pada
kitab pengobatan Cina pen tsao sekitar 5000 tahun yang lalu. Pada tahun 1882,
ilmuwan Robert Koch berhasil menemukan kuman tuberkulosis, yang merupakan
penyebab penyakit ini. Kuman ini berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan
nama Mycobacterium tuberculosis.
Dengan meningkatnya kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun, diperkirakan
kasus TBC menjadi bertambah (reemerging disease). Ronal Bayer, seorang ahli
kesehatan masyarakat dari Amerika Serikat, menyatakan bahwa kasus TBC
merupakan Bukti kegagalan para ahli kesehatan masyarakat, dengan adanya
fakta bahwa peningkatan status ekonomi mampu menurunkan kasus secara
signifikan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara penularan TBC ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara penularan TBC.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Tuberkulosis paru adalah penyakit yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup
terutama diparu atau diberbagai organ tubuh yang lainnya yang
mempunyai tekanan parsial oksigen yang tinggi. Kuman ini juga
mempunyai kandungan lemak yang tinggi pada membran selnya sehingga
menyebabkan bakteri ini menjadi tahan terhadap asam dan pertumbuhan
dari kumannya berlangsung dengan lambat. Bakteri ini tidak tahan
terhadap ultraviolet, karena itu penularannya terutama terjadi pada malam
hari.
Dibeberapa negara berkembang, 10-15% dari morbiditas berbagai
penyakit anak dibawah umur 6 tahun adalah penyakit tuberkulosis paru.
Faktor risiko tertinggi dari tuberkulosis paru adalah :
Berasal dari negara berkembang
Anak-anak dibawah umur 5 tahun atau orang tua
Pecandu alkohol atau narkotika
Infeksi HIV
Diabetes mellitus
Penghuni rumah beramai-ramai
Imunosupresi
Hubungan intim dengan pasien yang mempunyai sputum
positive
Kemiskinan dan malnutrisi
B. PENULARAN
Penyakit tuberkulosis yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui udara (droplet nuclei)
saat seorang pasien TBC batuk dan percikan ludah yang mengandung
bakteri tersebut terhirup oleh orang lain saat bernapas. Bila penderita
batuk, bersin, atau berbicara saat berhadapan dengan orang lain., basil
tuberkulosis tersembur dan terhisap ke dalam paru orang sehat. Masa
inkubasinya selama 3-6 bulan.
Risiko terinfeksi berhubungan dengan lama dan kualitas
paparan dengan sumber infeksi dan tidak berhubungan dengan faktor
genetik dan faktor penjamu lainnya. Risiko tertinggi berkembangnya
penyakit yaitu pada anak berusia dibawah 3 tahun, risiko rendah pada
masa kanak-kanak, dan meningkat lagi pada masa remaja, dewasa
muda, dan usia lanjut. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui
saluran pernapasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui
peredaran darah, pembuluh limfe, atau langsung ke organ terdekatnya.
Setiap satu BTA positif akan menularkan kepada 10-15 orang
lainnya, sehingga kemungkinan setiap kontak untuk tertular TBC
adalah 17%. Hasil studi lainnya melaporkan bahwa kontak terdekat

(misalnya keluarga serumah) akan dua kali lebih berisiko


dibandingkan kontak biasa (tidak serumah).
Seorang penderita dengan BTA (+) yang derajat positifnya
tinggi berpotensi menularkan penyakit ini. Sebaliknya, penderita
dengan BTA (-) dianggap tidak menularkan. Angka risiko penularan
infeksi TBC di Amerika Serikat adalah sekitar 10/100.000 populasi.
Di Indonesia angka ini sebesar 1-3% yang berarti diantara 100
penduduk terdapat 1-3 warga yang akan terinfeksi TBC. Setengah dari
mereka BTA-nya akan positif (0,5%).
Penularan kuman terjadi melalui udara dan diperlukan
hubungan yang intim untuk penularannya. Selain itu jumlah kuman
yang terdapat pada saat batuk adalah lebih banyak pada tuberkulosis
laring dibanding dengan tuberkulosis pada organ lainnya. Tuberkulosis
yang mempunyai kaverna dan tuberkulosis yang belum mendapat
pengobatan mempunyai angka penularan yang tinggi.
Berdasarkan penularannya maka tuberkulosis dapat dibagi
menjadi 3 bentuk, yakni :
1. Tuberkulosis primer
Terdapat pada anak-anak. Setelah tertular 6-8 minggu kemudian
mulai dibentuk mekanisme imunitas dalam tubuh, sehingga tes
tuberkulin menjadi positif. Diddalam alveoli yang kemasukan
kuman terjadi penghancuran (lisis) bakteri yang dilakukan oleh
makrofag dan dengan terdapatnya sel langhan, yakni makrofag
yang mempunyai inti di perifer, maka mulailah terjadi
pembentukan granulasi. Keadaa ini disertai pula dengan fibrosis
dan klasifikasi yang terjadi di lobus bawah paru. Proses infeksi
yang terjadi dilobus bawah paru yang disertai dengan permbesaran
dari kelenjar limfe yang terdapat dihilus disebut dengan kompleks
Ghon yang sebenarnya merupakan permulaan infeksi yang terjadi
di alveoli atau kelenjar limfe hilus. Kuman tuberkulosis akan
mengalami penyebaran secara hematogen ke apeks paru yang kaya
dengan oksigen dan kemudian berdiam diri (dorman) untuk
menunggu reaksi yang lebih lanjut.
2. Reaktifasi dari tuberkulosis primer
10% dari infeksi tuberkulosis primer akan mengalami reaktifasi,
terutama setelah 2 tahun dari infeksi primer. Reaktifasi ini disebut
juga dengan tuberkulosis postprimer. Kuman akan disebarkan
melalui hematogen kebagian segmen apikal posterior. Reaktifasi
dapat juga terjadi melalui metastasis hematogen ke berbagai
jaringan tubuh.
3. Tipe reinfeksi
Infeksi yang baru tejadi setelah infekasi primer adalah jarang
terjadi. Mungkin dapat terjadi apabila terdapat penurunan dari
imunitas tubuh atau terjadi penularan dari imunitas tubuh atau
terjadi penularan secara terus menerus oleh kuman tersebut dalam
suatu keluarga.

BAB III

Anda mungkin juga menyukai