Anda di halaman 1dari 19

6thAugust2013 KESTABILANLERENGTAMBANG(SLOPESTABILITYOF

MINING)

[http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=2196285015933069646]

KESTABILANLERENGPADATAMBANGPERMUKAAN
(SLOPESTABILITYOFSURFACEMINING)

A.PengantarUmum
Kestabilan dari suatu lereng pada kegiatan penambangan dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah
setempat,bentukkeseluruhanlerengpadalokasitersebut,kondisiairtanahsetempat,faktorluarsepertigetaran
akibatpeledakanataupunalatmekanisyangberoperasidanjugadariteknikpenggalianyangdigunakandalam
pembuatan lereng. Faktor pengontrol ini jelas sangat berbeda untuk situasi penambangan yang berbeda dan
sangat penting untuk memberikan aturan yang umum untuk menentukan seberapa tinggi atau seberapa landai
suatulerenguntukmemastikanlerengituakantetapstabil.
Apabila kestabilan dari suatu lereng dalam operasi penambangan meragukan, maka analisa terhadap
kestabilannya harus dinilai berdasarkan dari struktur geologi, kondisi air tanah dan faktor pengontrol lainnya
yangterdapatpadasuatulereng.
Kestabilan lereng penambangan dipengaruhi oleh geometri lereng, struktur batuan, sifat fisik dan
mekanik batuan serta gaya luar yang bekerja pada lereng tersebut.Suatu cara yang umum untuk menyatakan
kestabilan suatu lereng penambangan adalah dengan faktor keamanan. Faktor ini merupakan perbandingan
antaragayapenahanyangmembuatlerengtetapstabil,dengangayapenggerakyangmenyebabkanterjadinya

longsor.
Faktorkeamanan(FK)lerengtanahdapatdihitungdenganberbagaimetode.Longsorandenganbidang
gelincir(slipSurface),Fdapatdihitungdenganmetodesayatan(slicemethod)menurutFelliniusatauBishop.
Untuksuatulerengdenganpenampangyangsama,caraFelliniusdapatdibandingkannilaifaktorkeamanannya
dengancaraBishop.
Data yang diperlukan dalam suatu perhitungan sederhana untuk mencari nilai FK (Faktor keamanan
lereng)adalahsebagaiberikut:
a.Datalerengataugeometrilereng(terutamadiperlukanuntukmembuatpenampanglereng).Meliputi:
sudutKemiringanlereng,tinggilerengdanlebarjalanangkutataubermpadalerengtersebut.
b.Datamekanikatanah
Sudutgeserdalam()
Bobotisitanahataubatuan()
Kohesi(c)
Kadarairtanah()
c.FaktorLuar
Getaranakibatkegiatanpeledakan,
Bebanalatmekanisyangberoperasi,dll.
Datamekanikatanahyangdiambilsebaiknyadarisampeltanahyangtidakterganggu(Undisturbsoil).
Kadar air tanah () diperlukan terutama dalam perhitungan yang menggunakan computer (terutama bila
memerlukandatadryataubobotsatuanisitanahkering,yaitu:dry=wet/(1+).

UmumnyaformulauntukmenentukanFaktorKeamanan(FK)suatulerengtambang,padalerengyang
dipengaruhiolehmukaairtanahnilaiFadalahsbb:

Padalerengyangtidakdipengaruhiolehmukaairtanah,nilaiFadalahsbb.:

Dimana:
c=kohesi(kN/m2)
=sudutgeserdalam(derajat)
=sudutbidanggelincirpadatiapsayatan(derajat)
=tekananairpori(kN/m2)
l=panjangbidanggelincirpadatiapsayatan(m)
L=jumlahpanjangbidanggelincir
ixli=tekananporidisetiapsayatan(kN/m)
W=luastiapbidangsayatan(M2)xbobotsatuanisitanah(,kN/m3)
B.FaktorYangMempengaruhiKestabilanLereng
Faktorfaktoryangperludiperhatikandalammenganalisakestabilanlerengpenambanganadalahsebagai
berikut:(Ir.KaryonoM.T,DiklatPerencanaanTambangTerbuka,Unisba).

B.1.KuatGeserTanahatauBatuan
Kekuatanyang sangat berperan dalam analisa kestabilan lereng terdiri dari sifat fisik dan sifat
mekanikdaribatuantersebut.Sifatfisikbatuanyangdigunakandalammenganalisakemantapanlereng
adalahbobotisitanah(),sedangkansifatmekaniknyaadalahkuatgeserbatuanyangdinyatakandengan
parameter kohesi (c) dan sudut geser dalam (). Kekuatan geser batuan ini adalah kekuatan yang
berfungsisebagaigayauntukmelawanataumenahangayapenyebabkelongsoran.
a.Bobotisitanahataubatuan
Nilai bobot isi tanah atau batuan akan menentukan besarnya beban yang diterima pada
permukaan bidang longsor, dinyatakan dalam satuan berat per volume. Bobot isi batuan juga
dipengaruhi oleh jumlah kandungan air dalam batuan tersebut. Semakin besar bobot isi pada suatu
lerengtambangmakagayageserpenyebabkelongsoranakansemakinbesar.Bobotisidiketahuidari
pengujianlaboratorium.Nilaibobotisibatuanuntukanalisakestabilanlerengterdiridari3parameter
yaitu nilai Bobot isi batuan pada kondisi asli (n), kondisi kering (d) dan Bobot isi pada kondisi
basah(w).
b.Kohesi
Kohesiadalahgayatarikmenarikantarapartikeldalambatuan,dinyatakandalamsatuanberat
persatuanluas.Kohesibatuanakansemakinbesarjikakekuatangesernyamakinbesar.Nilaikohesi
(c)diperolehdaripengujianlaboratoriumyaitupengujiankuat geser langsung (directshearstrength
test)danpengujiantriaxial(triaxialtest).
c.Sudutgeserdalam()

Sudutgeserdalammerupakansudutyangdibentukdarihubunganantarategangannormaldan
tegangan geser di dalam material tanah atau batuan. Sudut geser dalam adalah sudut rekahan yang
dibentuk jika suatu material dikenai tegangan atau gaya terhadapnya yang melebihi tegangan
gesernya. Semakin besar sudut geser dalam suatu material maka material tersebut akan lebih tahan
menerimateganganluaryangdikenakanterhadapnya.
Untukmengetahuinilaikohesidansudutgeserdalam,dinyatakandalampersamaanberikut:
nt=ntan+c
Dimana:
nt=tegangangeser
n=tegangannormal
=sudutgeserdalam
c=kohesi
Prinsip pengujian direct shear strength test atau juga dikenal dengan shear box test adalah
menggeser langsung contoh tanah atau batuan di bawah kondisi beban normal tertentu. Pergeseran
diberikan terhadap bidang pecahnya, sementara untuk tanah dapat dilakukan pergeseran secara
langsung pada conto tanah tersebut. Beban normal yang diberikan diupayakan mendekati kondisi
sebenarnyadilapangan.
Untuk perhitungan dalam pengujian di laboratorium digunakan rumusrumus perhitungan sebagai
berikut:
Tegangangeser:
Tegangannormal(normalstress):

Dimana:

nt=TeganganGeser
n=TeganganNormal
P=Bebannormal
A=Luassilindersampeldirectsheartest
H=KalibrasiDirectian=0,45.x
X=PembacaanDial
Dari perhitunganperhitungan tersebut diperoleh harga tegangan geser (nt) dan tegangan
normal (n) yang kemudian diplotkan pada grafik dengan kuat geser sebagai ordinat dan tegangan
normalsebagaiabsis.Darigrafiktersebutdiperolehkurvakekuatangesermassabatuanyaituharga
kohesi(c)danhargasudutgeserdalamnya().
Hubungan tegangan geser (nt) dan tegangan normal (n) dapat dilihat pada gambar 3.1.
berikut.

Gambara.
Hubungantegangangeser(nt)dantegangannormal(n)
B.2.Strukturgeologi
Keadaan struktur geologi yang harus diperhatikan pada analisa kestabilan lereng penambangan
adalahbidangbidanglemahdalamhalinibidangketidakselarasan(discontinuity).
Adaduamacambidangketidakselarasanyaitu:
1.Mayordiscontinuity,sepertikekardanpatahan.
2.Minordiscontinuity,sepertikekardanbidangbidangperlapisan.
Struktur geologi ini merupakan hal yang penting di dalam analisa kemantapan lereng karena
struktur geologi merupakan bidang lemah di dalam suatu masa batuan dan dapat menurunkan atau
memperkecilkestabilanlereng.

B.3.Geometrilereng
Geometrilerengyangdapatmempengaruhikestabilanlerengmeliputitinggilereng,kemiringan
lereng dan lebar berm (b), baik itu lereng tunggal (Single slope) maupun lereng keseluruhan (overall
slope).Suatulerengdisebutlerengtunggal(Singleslope)jikadibentukolehsatujenjangsajadandisebut
keseluruhan(overallslope)jikadibentukolehbeberapajenjang.

Gambarb.
Geometrilerengtambang
Lereng yang terlalu tinggi akan cenderung untuk lebih mudah longsor dibanding dengan lereng
yang tidak terlalu tinggi dan dengan jenis batuan penyusun yang sama atau homogen. Demikian pula
dengan sudut lereng, semakin besar sudut kemiringan lereng, makalerengtersebut akan semakin tidak
stabil.Sedangkansemakinbesarlebarbermmakalerengtersebutakansemakinstabil.
B.4.Tinggimukaairtanah
Mukaairtanahyangdangkalmenjadikanlerengsebagianbesarbasahdanbatuannyamempunyai
kandunganairyangtinggi,kondisiinimenjadikankekuatanbatuanmenjadirendahdanbatuanjugaakan
menerimatambahanbebanairyangdikandung,sehinggamenjadikanlerenglebihmudahlongsor.
B5.Iklim
Iklimberpengaruhterhadapkestabilanlerengkarenaiklimmempengaruhiperubahantemperatur.

Temperatur yang cepat sekali berubah dalam waktu yang singkat akan mempercepat proses pelapukan
batuan.Untukdaerahtropispelapukanlebihcepatdibandingkandengandaerahdingin,olehkarenaitu
singkapanbatuanpadalerengdidaerahtropisakanlebihcepatlapukdaniniakanmengakibatkanlereng
mudahtererosidanterjadikelongsoran.
B.6.Gayaluar
Gayaluaryang mempengaruhi kestabilan lereng penambangan adalah beban alat mekanis yang
beroperasidiataslereng,getaranyangdiakibatkanolehkegiatanpeledakan,dll.
C.KlasifikasiKelongsoran
Jenisataubentuklongsorantergantungpadajenismaterialpenyusundarisuatulerengdanjugastruktur
geologi yang berkembang di daerah tersebut. Karena batuan mempunyai sifat yang berbeda, maka jenis
longsorannyapunakanberbedapula.
Longsoran pada kegiatan pertambangan secara umum diklasifikasikan menjadi empat bagian, yaitu :
longsoran bidang (plane failure), longsoran baji (wedge failure), longsoran guling (toppling failure) dan
longsoran busur (circular failure). Made Astawa Rai, Dr. Ir, (1998) Laboratorium Geoteknik, Pusat Ilmu
RekayasaAntarUniversitasITBBandung.
C.1.LongsoranBidang(planefailure)
Longsoranbidangmerupakansuatulongsoranbatuanyangterjadidisepanjangbidangluncuryang
dianggaprata.Bidangluncurtersebutdapatberuparekahan,sesarmaupunbidangperlapisanbatuan.
Syaratsyaratterjadinyalongsoranbidangadalah(Gambar3.4)berikut:
Bidangluncurmempunyaiarahyangtidakberbentuklingkaran.

Jejakbagianbawahbidanglemahyangmenjadibidangluncurdapatdilihatdimukalereng,
dengankatalainkemiringanbidanggelincirlebihkecildarikemiringanlereng.
Kemiringanbidangluncurlebihbesardaripadasudutgeserdalamnya.
Terdapatbidangbebaspadakeduasisilongsoran.

Gambarc.
Longsoranbidang
C.2.LongsoranBaji(wedgefailure)
Sama halnya dengan longsoran bidang, longsoran baji juga diakibatkan oleh adanya struktur
geologi yang berkembang. Perbedaannya adalah adanya dua struktur geologi (dapat sama jenis atau

berbedajenis)yangberkembangdansalingberpotongan.
Syaratterjadinyalongsoranbajiadalahsebagaiberikut:
Longsoranbajiiniterjadibiladuabuahjurusbidangdiskontinyusalingberpotonganpada
mukalereng
Sudutgarispotongkeduabidangtersebutterhadaphorizontal(i)lebihbesardaripadasudut
geserdalam()danlebihkecildaripadasudutkemiringanlereng(i).
Longsoranterjadimenurutgarispotongkeduabidangtersebut.

Gambard.
LongsoranBaji

C.3.LongsoranGuling(topplingfailure)
Longsoran guling terjadi pada lereng terjal untuk batuan yang keras dengan bidangbidang

lemahtegakatauhampirtegakdanarahnyaberlawanandenganarahkemiringanlereng.Kondisiuntuk
menggelincir atau mengguling ditentukan oleh sudut geser dalam dan kemiringan sudut bidang
gelincirnya. Kelongsoran guling pada suatu lereng diasumsikan sebagai berikut, suatu balok dengan
tinggihdanlebardasarbalokbterletakpadabidangmiringdengansudutkemiringansebesar yang
gambarkandibawahini.

Gambare.
Kriteriaterjadinyalongsoranguling
Darigambardiatasterdapatempatkondisiyaitu:
Jika<danb/h>tan,balokdalamkondisistabil, artinya lereng tersebut dalam kondisi
Aman.
Jika>danb/h>tan,balokakanmenggelincir,artinyamaterialpadalerengtersebutakan
menggelincir(TidakAman)
Jika>danb/h<tan,balokakan menggelincir dan mengguling, artinya material pada
lerengtersebutakanmenggelincirdanmengguling(TidakAman)
Jika< dan b/h < tan , balok akan langsung mengguling, artinya material pada lereng
tersebutakanlangsungmenggulingatauterjadilongsoranguling(TidakAman).
C.4.LongsoranBusur(circularfailure)
Longsoranbusurmerupakanlongsoranyangpalingumumterjadidialam,terutamapadatanah
dan batuan yang telah mengalami pelapukan sehingga hampir menyerupai tanah. Pada batuan yang
keras longsoran busur hanya dapat terjadi jika batuan tersebut sudah mengalami pelapukan dan
mempunyaibidanbidanglemah(rekahan)denganjarakyangsangatrapatkedudukannya.
Dengandemikianlongsoranbusurjugaterjadipadabatuanyangrapuhataulunaksertabanyak
mengandungbidanglemah,maupunpadatumpukanbatuanyanghancur.

Gambarf.
LongsoranBusur

D.MetodeAnalisisKestabilanLereng
Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk melakukan analisis kestabilan lereng, baik untuk lereng
batuanmaupunlerengtanah.
MetodeyangdibahaspadatulisaniniyaitumetodeBishop(Bishopmethod),aplikasiprogramGeoStudio
2004 Slope/W. Pemilihan metode bishop ini dikarenakan lapisan tanah dilokasi adalah lapisan tanah yang
tidak terlalu keras atau lunak dan berpotensi membentuk longsoran berbentuk busur lingkaran atau circular
failureslope.Berikutdijelaskanaplikasimetodebishopdalammenganalisakestabilanlerengtambang.
D.1.MetodeBishop
Metodeinidigunakandalammenganalisakestabilanlerengdenganmemperhitungkangayagaya
antar irisan yang ada dan memperhitungkan komponen gayagaya (horizontal dan vertikal) dengan
memperhatikan keseimbangan momen dari masingmasing potongan. Metode Bishop mengasumsikan
bidanglongsorberbentukbusurlingkaranataucircular.
Pertama yang harus diketahui adalah geometri dari lereng dan juga titik pusat busur lingkaran
bidang luncur. Tahap selanjutnya dalam proses analisis adalah membagi massa material di atas bidang

longsormenjadibeberapaelemenataupotongan.
Pada umumnya jumlah potongan minimum yang digunakan adalah lima potongan untuk
menganalisis kasus yang sederhana. Untuk profil lereng yang kompleks atau yang terdiri dari banyak
materialyangberbeda,jumlahelemenharuslebihbesar.

Gambarg.
ElemenGayayangbekerjamenurutMetodeBishop
FaktorkeamananuntukmetodeBishopdapatdirumuskansebagaiberikut:

dimana:

W=beratsegmentanah
C=kohesitanah
=sudutantarabidanghorizontaldengansegmenbidanglongsor

=sudutgeserdalam
b=lebarhorizontalsegmen

Parameteryangmutlakdimilikiuntuktiaptiapelemenadalahkemiringandaridasarelemenyaitu
sebesar,teganganvertikalyangmerupakanperkalianantaratinggihdanberatjenistanahataubatuan
(),tekananairyangdihasilkandariperkalianantaratinggimukaairtanahdaridasarelemen(hw)dan
beratjenisair(w)dankemudianlebarelemen(b).Disampingparametertersebutkuatgeserdankohesi
jugadiperlukandidalamperhitungan.
Proses selanjutnya adalah interasi faktor keamanan. Masukkan asumsi faktor keamanan = 1.00
untuk memecahkan persamaan faktor keamanan. Seandainya nilai faktor keamanan yang didapat dari
perhitunganmempunyaiselisihlebihbesardari0,001terhadapfaktorkeamananyangdiasumsikan,maka
perhitungan diulang dengan memakai faktor keamanan hasil perhitungan sebagai asumsi kedua dari F.
DemikianseterusnyahinggaperbedaanantarakeduaFkurangdari0,001,danFyangterakhirtersebut
adalahfaktorkeamananyangpalingtepatdaribidanglongsoryangtelahdibuat.
E.ProgramGeoStudio2004Slope/W
GeoStudio2004Slope/Wmerupakansuatuprogram(software)yangmenggunakanteorikeseimbangan
batas untuk menghitung faktor keamanan dari lereng suatu lereng. Formulasi yang komprenhensif dari
GeoStudio2004Slope/Wmembuatnyamampumenganalisisdenganmudahkasusstabilitaslerengbaikyang
sederhana maupun yang kompleks dengan menggunakan metode variasi dalam perhitungan faktor
keamanannya.

GeoStudio2004Slope/Wdapatditerapkanpadaanalisadanperancangandalambidanggeoteknik,sipil
danpertambangan.Dibidangpertambanganprograminisangatcocokdigunakanuntukmenganalisakestabilan
lereng baik pada rencana desain lereng penambangan, lereng produksi penambangan maupun untuk lereng
penimbunanmaterialhasilpenambangan.
F.FaktorKeamanan(FK)LerengMinimum
Kelongsoran suatu lereng penambangan umumnya terjadi melalui suatu bidang tertentu yang disebut
denganbidanggelincir(slipsurface).
kestabilanlerengtergantungpadagayapenggerakdangayapenahanyangbekerjapadabidanggelincir
tersebut.Gayapenahan(resistingforce)adalahgayayangmenahanagartidakterjadikelongsoran,sedangkan
gayapenggerak(drivingforce)adalahgayayangmenyebabkanterjadinyakelongsoran.Perbandinganantara
gayagayapenahanterhadapgayagayayangmenggerakkantanahinilahyangdisebutdenganfaktorkeamanan
(FK)lerengpenambangan.
Secarasistematisfaktorkeamanansuatulerengdapatditulisdenganrumussebagaiberikut:

Denganketentuan,jika:
FK>1,0:Lerengdalamkondisistabil.
FK<1,0:Lerengtidakstabil.
FK=1,0:Lerengdalamkondisikritis.
Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi tingkat kestabilan lereng penambangan maka hasil

analisa dengan FK = 1.00 belum dapat menjamin bahwa lereng tersebut dalam keadaan stabil. Hal ini
disebabkan karena ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan dalam analisa faktor keamanan lereng
penambangan, seperti kekurangan dalam pengujian conto di laboratorium serta conto batuan yang diambil
belum mewakili keadaan sebenarnya di lapangan,tinggimukaairtanahpadalerengtersebut,getaranakibat
kegiatanpeledakandilokasipenambangan,bebanalatmekanisyangberoperasi,dll.
Dengandemikian, diperlukan suatu nilai faktor keamanan minimum dengan suatu nilai tertentu yang
disarankansebagaibatasfaktorkeamananterendahyangmasihamansehinggalerengdapatdinyatakanstabil
atau tidak. Sehingga pada penelitian ini, faktor keamanan minimum yang digunakan adalah FK (sama
denganataulebihbesar)dari1.25,sesuaiprosedurdariJosephE.Bowles(2000),Denganketentuan:
FK1,25:LerengdalamkondisiAman.
FK<1,07:LerengdalamkondisiTidakAman.
FK>1,07<1,25:Lerengdalamkondisikritis.
Diposkan6thAugust2013olehbonaventuraalvesmangubali
0 Tambahkankomentar

MasukkankomentarAnda...

Berikomentarsebagai:

Publikasikan

Pratinjau

adhypaulus(Google)

Keluar

Beritahusaya

Anda mungkin juga menyukai