Anda di halaman 1dari 65

Nyeri Kepala

Nyeri Kepala
Nyeri kepala adalah nyeri atau
sakit sekitar kepala, termasuk nyeri
di belakang mata serta perbatasan
antara leher dan kepala bagian
belakang (Oleson & Bonica, 1990).

Klasifikasi
Migrain

Patfis belum jelas (primer)


Lebih ringan

Cluster headache
(neuralgia migrenosa)
Tension headache

Nyeri kepala

Neuralgia trigeminal
(nyeri wajah)

Patfis jelas
(sekunder)

Dapat mengancam
nyawa,penglihatan,fs
.neurologis pasien

Hipertensi intrakranial idiopati


Iritasi meningeal
Arteritis kranial/temporalis

Migraine

DEFINISI
Migren: nyeri kepala berulang yang
idiopatik, dengan serangan nyeri yang
berlangsung 4-72 jam, biasanya sesisi,
sifatnya berdenyut, intensitas nyeri
sedang-berat, diperhebat oleh aktivitas
fisik rutin, dapat disertai nausea, fotofobia
dan fonofobia.
Migren dapat terjadi pada anak-anak
dengan lokasi nyeri lebih sering bifrontal.

Migrain
Tipe

Tempat

Usia & jenis


kelamin

Manfes

Pola diurnal

Migrain
tanpa aura

Frontotempor
al
Bisa
uni/bilateral

Remaja
Orang tua
Anak2
> Wanita

Berdenyut
Sakit di
belakang mata
atau telinga
Tumpul & difus
Scalp sensitive

Setelah
bangun atau
kemudian
harinya
4-24 jam

Migrain
dengan
aura

=
Ada riwayat
keluarga

Tipe

Life profile

Faktor
pencetus

Gejala
lainnya

Penatalaksan
aan

Migrain
tanpa aura

Interval tidak
teratur
Minggu-bulan
Cenderung
menurun pada
usia
pertengahan
dan kehamilan

Cahaya
Kebisingan
Ketegangan
Alkohol
Berkurang
dalam gelap
dan tidur

Mual dan
muntah

Ergotamine
sumatriptan,
AINS,
Propranolol
atau
amitriptyline
untuk
pencegahan

Migrain
dengan
aura
(migrain
neurologik)

Kilatan
cahaya
Gangguan
penglihatan
Skotoma
Parestesia
unilateral
Kelemahan
Disfagia
Vertigo
Konfusi

MANIFESTASI KLINIS
Hampir 70% memiliki riwayat migren dlm
keluarga
Sebagian besar wanita
Serangan I migren biasanya dimulai saat
remaja & dewasa muda
Cenderung berkurang pada usia dekade ke-5
dan 6
Terdapat faktor pemicu
Umumnya pasien memiliki kepribadian yg
perfeksionis, kaku, & impulsif
Nyeri kepala berdenyut yg bersifat unilateral
tetapi dpt bilateral atau ganti sisi.
Serangan umumnya 2-8 kali per bulan
Lama sekali serangan antara 4-24 jam atau bisa
lbh lama

MANIFESTASI KLINIS

Gejala penyerta antara lain:

Mual
Muntah
Fotofobia
Fonofobia
Wajah pucat
Vertigo
Tinitus
Iritabel

Migren dengan aura (Migren Klasik), gejala prodormalnya:


Fotopsia (kilatan cahaya)
Parestesia
Halusinasi visual & audiotorik

Migren tanpa aura, gejala prodormalnya:

Rasa kehabisan tenaga


Rasa lelah
Sangat lapar
Rasa gugup/gelisah

PATOFISIOLOGI

Teori Vaskular
Teori penyebaran depresi kortikal
Teori neurotransmiter
Hipotesis sentral
Teori unifikasi
Teori disfungsi sistem
trigeminovaskular

TEORI VASKULAR
Serangan disebabkan oleh vasokonstriksi
pembuluh darah intrakranial sehingga aliran
darah ke otak menurun, yang dimulai di
bagian oksipital & meluas ke anterior
perlahan-lahan (oligemia) melintasi korteks
serebri kec. Aliran 2-3 mm per menit,
berlangsung beberapa jam (fase aura) &
diikuti oleh vasodilatasi pembuluh darah
ekstrakranial yang menimbulkan nyeri
kepala

TEORI PENYEBARAN DEPRESI


KORTIKAL
Terjadi depresi gelombang listrik yang
menyebar lambat ke anterior setelah
peningkatan mendadak aktivitas listrik
pada bagian posterior otak.

TEORI SENTRAL
Serangan berkaitan dengan penurunan aliran darah
& aktivitas listrik kortikal yang dimulai pada korteks
visual lobus oksipital.
Gejala prodromal migren yg terjadi beberapa jam
atau 1 hari sebelum nyeri kepala berupa perasaan
berubah, pusing, haus, menguap yang
menunjukkan gangguan fungsi hipotalamus.
Stimulasi lokus seruleus menimbulkan penurunan
aliran darah otak ipsilateral & peningkatan aliran
darah sistem karotis eksterna seperti pada migren.

FAKTOR PENCETUS

Mudah tidaknya seseorang terkena penyakit migren ditentukan oleh adanya defek
biologis herediter pada SSP.
Berbagai faktor dapat memicu serangan migren pada orang yang berbakat
tsb antara lain:
Hormonal
Wanita (60%) fluktuasi hormon; 14% pada haid
Dipicu turunnya kadar 17-b estradiol plasma saat akan haid
Kehamilan migren berkurang estrogen relatif tinggi & konstan
Mgg I Postpartum 40% mengalami serangan hebat estradiol turun.
Pemakaian pil kontraseptif frekuensi migren
Menopause
Makanan
Pemicu tersering alkohol berdasarkan efek vasodilatsinya anggur
merah & bir (pemicu terkuat)
Makanan yg mengandung tiramin asal dari as. Amino tirosin, cth: keju,
hati, yogurt, makanan yag diawetkan (diragi)
Coklat mengandung feniletilamin
Coca cola yg berlebihan
Monosodium glutamat pemicu migren yg sering & penyebab dari sindrom
restoran chinese food yaitu nyeri kepala yg disertai kecemasan, pusing,
parestesia leher & tangan, serta nyeri perut & dada.

FAKTOR PENCETUS
Obat-obatan

Nitrogliserin
Nifedipin sublingual
Isosorbid-dinitrat
Tetrasiklin
Vitamin A dosis tinggi
Fluoksetin

Aspartam komponen utama pemanis buatan


Kafein berlebihan (> 350 mg/hari) atau penghentian
mendadak minum kafein.
Lingkungan
Perubahan lingkungan dlm tubuh, meliputi fluktuasi hormon pada siklus haid
Perubahan irama bangun-tidur
Perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca, musim, & terlambat makan.

Rangsang sensorik

Cahaya yg berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yg terang


Bau parfum
Zat kimia pembersih
Rokok
Suara bising
Suhu yg ekstrim

Stres fisik & mental


Faktor pemicu lain: trauma kepala, kurang atau kelebihan tidur.

Diagnosis

Treatment non
farmakologi
There is no specific cure for migraine
headaches. The goal is to prevent
symptoms by avoiding or changing your
triggers.
When migraine symptoms begin:
Drink water to avoid dehydration,
especially if you have vomited
Rest in a quiet, darkened room
Place a cool cloth on your head

Treatment farmakologi

Acute attacks

NSAIDs
Triptans (vasokonstriksi kranial; inhibisi neuronal perifer; inhibisi terhadap
transmisi yang melewati second-order neurons dari kompleks
trigeminoservikal)
Ergot (vasokonstriktor; triptans and ergots cannot be used concomitantly or
within 24 hours of each other)
Analgesics
Opioid analgesics
Corticosteroids
Isometheptene (vasokonstrikotr; do not use when other vasocnstrictor
deemed inapropriate)

Prolonged attacks
Preventive therapies
Pharmacotherapy
Selective serotonin reuptake inhibitor
Beta blocker
Ca channel blocker
Botulinum nurotixin IV

Alternative and complementary therapies


Supplementary estrogen

TENSION
HEADACHE

Definisi Tension
Headache :
Merupakan sensasi nyeri pada
daerah kepala akibat kontraksi terus
menerus otot- otot kepala dan
tengkuk
( M.splenius kapitis, M.temporalis,
M.maseter,M.sternokleidomastoid,
M.trapezius, M.servikalis posterior,
dan M.levator skapula).

Etiologi dan Faktor


Resiko
stress,depresi, bekerja dalam posisi
yang menetap dalam waktu lama,
kelelahan mata,kontraksi otot yang
berlebihan, berkurangnya aliran
darah, dan ketidakseimbangan
neurotransmitter seperti dopamin,
serotonin, noerpinefrin, dan
enkephalin.

Episodik
< 1 hari/bulan, 12 hari dalam 1
tahun

Tension
Headache

Short duration
serangan < 4 jam

Kronik
Min. 15 hari/bulan
selama paling sedikit 3
bulan (180 hari dalam 1
tahun

Long duration
serangan > 4 jam

Epidemiologi
Tipe Episodik terjadi 63
%danTension Type Headachekronik
terjadi 3 %.
Tension Type Headacheepisodik
lebih banyak mengenai pasien
wanita yaitu sebesar 71%
sedangkan pada pria sebanyak 56
%

Gejala
Nyeri kepala : kepala berat, pegal, rasa kencang atau
seperti diikat sekeliling kepala.
Pada dahi, pelipis, belakang kepala atau leher
Lama daerah membenjol keras berbatas tegas dan
nyeri tekan
Nyeri dapat menjalar sampai bahu.
Pada yang episodik pasien jarang berobat ke dokter
karena sebagian besar sembuh dengan obat-obat
analgetik bebas yang beredar dipasaran.
Pada yang kronis biasanya merupakan manifestasi
konflik psikologis yang mendasarinya seperti
kecemasan dan depresi. Oleh sebab itu, perlu
dievaluasi adanyastres kehidupan, pekerjaan,
kebiasaan, sifat kepribadian tipe perfeksionis,
kehidupan perkawinan, kehidupan sosial,
seksual, dan cara pasien mengatasinya

Prognosis
menyebabkan nyeri yang menyakitkan
tetapi tidak membahayakan
Nyeri ini dapat sembuh dengan perawatan
ataupun dengan menyelesaikan masalah
yang menjadi latar belakangnya jika
penyebab TH berupa pengaruh psikis
Nyeri kepala ini dapat sembuh dengan
terapi obat berupa analgesia
Progonis penyakit ini baik, dan
denganpenatalaksanaan yang baik maka
> 90 % pasien dapat disembuhkan

Tata laksana terapi


Terapi Non-farmakologi
melakukan latihan peregangan leher atau otot
bahunsedikitnya 20 sampai 30 menit
perubahan posisi tidur
pernafasan dengan diafragma atau metode
relaksasi otot yang lain
Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :
Pencahayaan yang tepat untuk membaca,
bekerja, menggunakan komputer, atau saat
menonton televisi
Hindari eksposur terus-menerus pada suara
keras dan bising

Terapi farmakologi
Menggunakan analgesik atau analgesik
plus ajuvan sesuai tingkat nyeri
Contoh : aspirin, acetaminophen,
ibuprofen atau naproxen sodium. Produk
kombinasi dengan kafein dapat
meningkatkan efek analgesik
Untuk sakit kepala kronis, perlu
assesment yang lebih teliti mengenai
penyebabnya, misalnya karena anxietas
atau depresi
pilihan obatnya adalah antidepresan,
seperti amitriptilin atau antidepresan
lainnya. Hindari penggunaan analgesik
secara kronis memicu rebound

CLUSTER HEADACHE

Cluster headache
Sakit kepala yang tanpa disertai aura ,
lokasi disekitar dan dibelakang salah
satu mata . Sakitnya sangat berat ,
lamanya sekitar 20-60 menit . Sakit
kepala ini kadang dapat disertai hidung
mampet , hidung seperti flu dan salah
satu mata merah, sakit sampai kepala .
Sakit kepala ini biasa terjadi dalam
waktu yang singkat dan berulang secara
periodic . Tipe cluster dalam 4-8 minggu
terjadi sakit kepala 1-2 kali perhari
selama sakit .

Pasien biasanya laki-laki, onset


usia 20-60 thn.
Nyeri kepala disertai oleh gejala
otonom yg meliputi injeksi
kongjutiva, lakrimasi, dan sekresi/
kongesti nasal.

kemungkinan penyakit dari


sakit kepala tipe cluster
Neuralgia trigeminal
Migrain siklik
Infeksi sinus
Neuralgia paratrigeminal
Readers

Gejala
Suatu serangan hampir selalu dimulai
secara tiba-tiba dan berakhir dalam waktu
1 jam.
Serangan seringkali dimulai dengan rasa
gatal atau meler pada salah satu sisi
hidung, yang mendahului nyeri hebat pada
sisi kepala yang sama dan menjalar ke
sekitar mata.
Setelah serangan, kelopak mata pada sisi
yang sama bisa menutup dan pupil
seringkali mengecil. Serangan datang
dalam kelompok, berkisar dari 2
serangan/minggu sampai beberapa
serangan/hari. Sebagian besar episode
sakit kepala cluster berlangsung selama

Patofisiologi
Fokus di arteri karotis intrakavernosus yang
merangsang pleksus perikarotis
Pleksus ini mendapat rangsangan dari
cabang 1 dan 2 nervus trigeminus, ganglia
servikalis superior dan ganglia
sfenopalatinum
Diperkirakan focus iritatif di dan sekitar
pleksus membawa impuls ke batang otak
dan mengakibatkanrasa nyeri di daerah
periorbital, retroorbital dan dahi

Patofisiologi
Hubungan polisinaptik dalam batang
otak merangsang neuron-neuron
dalam kolumna intermediolateral
sumsum tulang belakang dan nukleus
salivatorius superior
Serat preganglion dari nukleus ini
membawa impuls merangsang
SCG(sekresi keringat di dahi dan
SPG(sekresi air mata)

PENCEGAHAN
Untuk mencegah serangan bisa
diberikan ergotamin,
kortikosteroid atau metisergid.
Hindari akohol

Penatalaksanaan
Ergotamin 2 x 1 mg atau 2 mg sblm tidur.
Metisergid, 4-8 mg sehari dlm dosis terbagi. Max
pemberian selama 3 bln dgn memperhatikan ESO.
Siproheptadin, 8-16 mg sehari dlm dosis terbagi
(bila resisten metisergid, KI a/ tdk tersedia).
Propanolol 40-160 mg sehari dlm dosis terbagi.
Prednison 20-40 mg sehari, diikuti o/ penurunan
dosis bertahap utk nyeri kepala klaster yg resisten
thdp pengobatan.

Litium karbonat, 300 mg, 3-4x sehari bila metisergid

tdk efektif, ESO toksik.


Inhalasi O2, 7 L/menit selama 10 menit, dpt

menghilangkan serangan akut (80%).


Dihidroergotamin IV utk serangan akut.
Indometasin, 25-50 mg, 3x sehari.
Kodein, 30-60 mg, 3-4x sehari utk menghilangkan

gejala.
Verapamil (Ca-bloker) 80 mg, 3x sehari per oral.

NYERI KEPALA SEKUNDER

Perdarahan subaraknoid
Disebabkan bukan karena trauma
Etiologi : ruptur aneurisme atau perdarahan
dari malformasi arterovena (MAV)
Cephalgia bersifat tiba2, hebat dan sering
Disertai dengan gejala lainnya : gangguan
kesadaran, muntah, kaku kuduk
Diagnosis dengan CT scan dan LP
Penanganan :
Stabilisasi tekanan darah perfusi adekuat ke otak
Monitor vasospasme dan hidrosefalus obstruktif
akut
Bedah reseksi
Bedah saraf untuk klip aneurisme

Acute headache
Subarachnoid hemorrhage
Etiologi tersering:
- Hipertensiruptur aneurisma arteri
cerebral 75% kasus
- AVM 10% kasus, lebih sering terjadi
pada laki-laki dekade 2-4, insidens
meningkat pada usia 60an
- Trauma

Tanda dan gejala


Sakit kepala tiba-tiba
Hilangnya kesadaran
Muntah, kaku leher
Lesi fokal pada aneurisma tidak
ditemukan kecuali aneurisma pada
arteri cerebri media
Pada ruptur Avm sering terdapat lesi
fokal

Laboratorium
CT scan mendeteksi perdarahan
MRI mendeteksi AVM
Pungsi lumbal: eritrosit 100000-1000000/mm3
Angiografi

DD
Hipertensi
Meningitis

Komplikasi dan sekuel


Rekurensi
Perdarahan ekstensi intraparenkimal
Vasospasme arteri
Hidrocephalus
Kejang

Penatalaksanaan
Medikal: analgesik, obat-obatan hipertensi
Bedah

Prognosis
Mortalitas tinggi:
20% pasien meninggal sebelum sampai RS
25% meninggal karena perdarahan dan komplikasinya
20% meninggal saat relaps

Kemungkinan selamat pasien bergantung pada


tingkat kesadarannya

Penyakit vaskular lain


- stroke, perdarahan intrakranial, TIA

Meningitis/ encephalitis
Penyebab lain: kejang, pungsi
lumbal, hipertensi ensefalopati(,
coitus, penyakit mata (acute iritis,
closure glaukoma)

Giant Cell Arteritis (Arteritis Temporal)

Suatu penyakit sistemik pada


orang lanjut usia, ditandai oleh
infiltrat inflamasi limfosit dan selsel raksasa pada arteri kranial.
(Giant Cell Arteritis)
Arteri yang umumnya terkena
adalah arteri di daerah sekitar
kepala dan area leher.
Salah satu arteri yang umumnya
terkena adalah arteri temporal.

Epidemiologi
GCA ini umumnya jarang dan
terutama mengenai orang-orang
yang berusia di atas 55 tahun
kebanyakan diatas 65 tahun.
Wanita lebih sering terkena daripada
laki-laki.

Temporal Arteritis
Patofisiologi
Pencetus proses inflamasi pada Temporal Arteritis belum sepenuhnya
diketahui, namun diduga
Infeksi patogen (Parvovirus B19 dan Klamidia)

Respons Maladaptive pada kerusakan endothelial

Sel mengeluarkan antigen imatur

Aktivasi reaksi immunitas sel

Menarik makrofag, sel giant dan sel-T

Berikatan dengan antigen pada lamina elastik

Kerusakan pembuluh darah,hiperplasia intima dan oklusi stenosis

Mengenai :
Arteri temporal Sakit kepala pada lobus temporal
Arteri oftalmik, arteri siliar posterior dan arteri retinal sentral
gangguan visual irreversible dan neuritis optik iskemik

Temporal Arteritis
Proses inflamasi seperti ini juga
terjadi pada polimyalgia rheumatica.
Gejala polymialgia rheumatica lebih
sistemik seperti : nyeri & kaku pada
otot bahu dan pelvik,
demam,malaise dan penurunan
berat badan.
Kira-kira setengah pasien yang
mengalami temporal arteritis juga
mengalami polymialgia rheumatica.

Tanda dan Gejala


Timbul mendadak
Berdenyut di daerah temporo-parietal unilateral atau bilateral.
Nyeri hebat pada arteri temporalis di pelipis nyeri tekan
menjadi jelas ketika pasien menyisir rambut.
Nyeri otot bahu/gelang panggul
Teraba nodul
Demam ringan (subfebris)
Kurang tidur
Berkeringat malam
BB turun
Anoreksia
Kelemahan umum
Kehilangan berat badan.
Demam ringan dan anemia.

Pemeriksaan Lab.
LED naik (> 100mm/jam)

CRP dan sedimentasi eritrosit naik


Pada biopsi a.temporal sel PMN
dengan infiltrasi dan perubahan
granulomatosus.

Diagnosis
Adanya klaudikasio rahang nyeri saat
mengunyah karena gangguan perdarahan pada
otot pengunyah
International Headache Society, 1 dari berikut ini:
Arteri temporalis superficialis yang bengkak dan nyeri
tekan
LED naik
Nyeri kepala menghilang dalam 48 jam sejak terapi
steroid diberikan

Diagnosis pasti harus dengan biopsi arteri


temporalis.

Pengobatan
Pemberian prednison, 45 sampai 60 mg / hari
dalam dosis tunggal atau terbagi selama beberapa
minggu, ditunjukkan dalam semua kasus, dengan
pengurangan bertahap 10 sampai 20 mg / hari
dan pemeliharaan dosis ini selama beberapa bulan
atau tahun,
untuk mencegah kambuh.
Sakit kepala ini diharapkan membaik setelah 1-2hari
setelah terapi dimulai;
Diagnosa diragukan jika terapi gagal.
Bila LED atau CRP yang tinggi, kembali normal dapat
diartikan bahwa terapi berhasil.

DIAGNOSIS BANDING

Polimialgia reumatika artritis sel


raksasa pada biopsi

Komplikasi
Penurunan visus sementara pada salah 1 mata (amaurosis
fugax) kebutaan pada sisi lesi yang berhubungan dengan
trombosis a.sentralis retina

TRIGEMINA
L
NEURALGIA
(Tic
douloureux
)
Serangan nyeri paroksismal yang tajam, menyengat atau
menyetrum
Berlangsung singkat (detik atau menit)
Unilateral pada daerah distribusi nervus Trigeminus

Neuralgia trigerminal
Neuralgia Trigeminal (tic douloureux)
merupakan kelainan fungsi dari saraf
trigeminal (saraf kranial V), yang
membawa sensasi dari wajah ke otak.
Kelainan fungsi saraf trigeminal
menyebabkan serangan nyeri tajam yang
hebat selama beberapa detik sampai
beberapa menit.
Neuralgia trigeminal terjadi pada dewasa,
tetapi lebih sering ditemukan pada usia
lanjut.

Gejala
Nyeri bisa terjadi secara spontan, tetapi
lebih sering timbul karena tersentuhnya
titik tertentu (titik pemicu) atau karena
aktivitas tertentu (misalnya menggosok
gigi atau mengunyah).
Serangan ulang dari nyeri yang luar biasa
bisa dirasakan di setiap bagian pada wajah
bagian bawah.
Nyeri paling sering dirasakan di pipi dekat
hidung atau di daerah rahang.
Nyeri bisa terjadi sampai 100 kali/hari dan
yerinya dapat melumpuhkan

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan
nyerinya yang khas.
Juga dilakukan pemeriksaan untuk
menemukan penyebab lain dari nyeri
di wajah (misalnya kelainan pada
rahang, gigi atau sinus, atau
penekanan saraf trigeminal oleh
tumor atau suatu aneurisma).

Tanda dan gejala


Nyeri wajah unilateral pada distribusi
satu atau lebih divisi nervus
trigeminus (sering divisi mandibularis
dan maksilaris).
Sifat nyeri: cepat, berat, tajam,
menusuk seperti sengatan listrik.
Kadang nyeri terus menerus.
Penurunan berat badan

Pemeriksaan penunjang:
MRI
Penatalaksanaan:
Obat yg sering digunakan :
Anticonvulsants
Obat lini pertama : Carbamazepine
Obat lini kedua : Baclofen, lamotrigine,
oxcarbazepine, phenytoin, gabapentin,
dan sodium valproate.
Terapi bedah

Hipertensi idiopatik intracranial


(pseudotumor cerebri)
Epidemiologi : dekade ke 2 s/d ke 4 lebih sering
pada wanita, berhubungan dengan obesitas
Gejala :
Cephalgia
Gangguan penglihatan cendrung bilateral : diplopia,
kecepatan dalam ketajaman penglihatan, scotoma

Pemeriksaan
neurologis : funduscopy papiledema
LP : ada peningkatan tekanan >250mm H2O

Terapi
farmako : acetazolamide, carbonic anhydrase inhibitor,
diuretik, furosemide, oral steroid
penglihatan : bedah n.opticus meredakan papiledema

Neuralgia post terapi


Rasa nyeri dan terbakar yang menetap
sepanjang distribusi saraf kulit yang terkait
herpes zoster dapat terjadinya setelah
serangan herpes zoster
Dapat terjadi scar pada daerah yang sakit
Nervus V1 paling sering terkena. Komplikasi
kesulitan mengedipkan mata abrasi kornea,
scarring, penurunan daya lihat
Dapat tejadi beberapa minggu-berbulan-bulan
Pengobatan:
Acyclovir, famciclovir, valacyclovir
Corticosteroid
Antidepressant: amitriptyline

Anda mungkin juga menyukai