Menurut Meneg KLH (1991) beberapa aktivitas manusia yang dapat menurunkan kualitas
tanah adalah:
(1) Usaha tani tanaman semusim terutama di daerah miring, yang tidak dibarengi dengan
usaha konservasi tanah dan air akan berdampak pada terjadinya erosi dan
pengangkutan bahan organik, sehingga mengakibatkan terjadinya lahan kritis,
(2) Perladangan berpindah, yang mengubah hutan menjadi lahan pertanian, jika lahan
tersebut berubah menjadi alang-alang akan menurunkan kualitas lingkungan,
(3) Penggembalaan berlebihan, yang melampaui kapasitas lahannya mengakibatkan
rumput tidak sempat tumbuh sehingga menimbulkan tanah gundul (penggurunan),
(4) Penempatan permukiman transmigrasi, yang tidak tidak memiliki kesesuaian lahan
akan berkembang menjadi lingkungan yang berkualitas buruk, tidak produktif, dan
menyengsarakan transmigran,
(5) Pembukaan lahan secara serampangan, dapat menyebabkan pemadatan tanah sehingga
menurunkan infiltrasi, meningkatkan limpasan, dan memicu terjadinya erosi,
(6) Cara pengelolaan bahan organik, pengangkutan dan pembakaran limbah pertanian
dapat menurunkan kadar bahan organik. Hal ini dapat menyebabkan memburuknya
sifat fisik dan erodibilitas tanah,
(7) Perubahan tata guna lahan, dapat merubah kualitas tanah dan lingkungan, misalnya
peningkatan erosi dan menurunnya kesuburan/produktivitas tanah, dan
(8) Penambangan bahan galian yang dilakukan secara besar-besaran yang berbenturan
dengan kepentingan permukiman, pertanian, dan kehutanan dapat menimbulkan
masalah lingkungan