Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH PEMICU I

PERPINDAHAN KALOR KONDUKSI DAN APLIKASINYA

KELOMPOK 3

AFDHAL HANAFI / 1306370751


DIAN ANGELINA / 1306449284
HANIF IBRAHIM / 1306392973
MAKHDUM MUHARDIANAPUTRA / 1406643091
RISYA UTAVIANA PUTRI / 1306370423

PERPINDAHAN KALOR
( RABU SIANG )

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA
DEPOK, 09 MARET 2015

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

ii

KATA PENGANTAR
Pertama tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas kuasa-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat atas dasar pemicu pertama dari mata
kuliah Perpindahan Kalor dengan tema perpindahan kalor konduksi dan
apliksinya.
Dalam penulisan makalah ilmiah ini, banyak halangan dan rintangan yang
terjadi. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ilmiah ini, yaitu:
1. Dosen mata kuliah Perpindahan Kalor, Ibu Dianursanti dan ibu Tania
Surya Utami yang telah membimbing kami selama proses penulisan
makalah ini.
2. Asisten dosen mata kuliah Perpindahan Kalor yang ikut membimbing
kami selama proses penulisan makalah.
Tim penulis menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ilmiah ini. Oleh karena itu, kami meminta maaf atas semua kesalahan yang terjadi
pada makalah ini. Tim penulis juga mengharapkan saran, masukan, dan umpan
balik dari para pembaca untuk tulisan ini. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari berbagai pihak dan berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.

Depok, 09 Maret 2015

Tim Penulis

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... ii


Daftar Isi ............................................................................................................. iii
Daftar Gambar .................................................................................................... iv
Daftar grafik .......................................................................................................iv
Bab I Pendahuluan
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Teori Dasar .............................................................................................. 2

Bab II Jawaban Pemicu ..................................................................................... 12

Bab III Kesimpulan ............................................................................................. 27


Daftar Pustaka ..................................................................................................... 28

Lampiran
DAFD15

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

iv

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan dalam analisa numerik dimensi rangkap ................................ 4
Gambar 2. Nomenklatur Aliran Transien Benda Padat Semi Takberhingga ... 7
Gambar 3. Penyelesaian untuk mendapatkan suhu pada dimensi rangkap ......... 10
Gambar 4. Mekanisme Perpindahan Kalor pada Dinding Rumah

.12

Gambar 5. Ilustrasi gambar soal 1 ...................................................................... 14


Gambar 6. Ilustrasi gambar soal 2 ...................................................................... 15
Gambar 7. Ilustrasi gambar soal 3 ..................................................................... 16
Gambar 8. Ilustrasi gambar soal 4 ..................................................................... 19
Gambar 9. Ilustrasi gambar soal 5 ..................................................................... 20
Gambar 10. Ilustrasi gambar soal 6 ................................................................... 21
Gambar 11. Ilustrasi gambar soal 7 ................................................................... 23

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Grafik rugi kalor pada plat tak berhingga ............................................ 23
Grafik 2. Grafik suhu pada plat ........................................................................... 25

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dapat terjadi secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi yaitu proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel
penghantarnya. Fenomena sederhana dari konduksi misalnya adalah ketika kita
sedang bermain api dengan sebatang besi. Ketika kita bermain-main dengan
batang besi dengan memegang salah satu ujung besi, kemudian ujung yang lainya
kita masukan ke dalam api. Ketika kita melakukan hal tersebut, ternyata lamakelamaan besi yang kita pegang akan terasa panas, meski sebenarnya ujung
lainnya lah yang kita masukan ke dalam api.
Di dalam setiap benda terdapat bagian-bagian yang lebih kecil, yaitu partikel.
Ketika ujung besi dikenai panas, maka partikel-partikel di ujung besi ini akan
bergetar di sekitar tempatnya dan membentur partikel-partikel lain di sekitarnya.
Partikel yang terbentur tadi, akan ikut bergetar juga di sekitar tempatnya dan
membentur lagi partikel di sekitarnya. Begitu seterusnya, hingga getaran ini
merambat ke ujung yang lain.
Analogi sederhana dari bergetarnya partikel ini adalah sama seperti ketika
kamu sedang duduk di kursi paling belakang dan ingin memberikan buku kepada
temanmu yang duduk di kursi paling depan, apa yang akan kamu lakukan? Kamu
dapat memberikan buku itu kepada temanmu yang duduk di depanmu, lalu
temanmu itu memberikannya kepada temanmu yang duduk di depannya lagi.
Demikian seterusnya sampai buku itu itu diterima oleh teman yang kamu tuju.
Buku dapat sampai ke teman yang kamu tuju karena adanya perpindahan buku
dari tangan ke tangan yang lainnya. Pada perpindahan buku tersebut, kita maupun
teman kita yang pernah memegang buku tersebut tak harus berpindah
mengantarkan pada tujuan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih lanjut
dalam makalah ini.

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

2. TEORI DASAR
a. Perpindahan Panas Konduksi Tunak
Apabila benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan maka akan
ada perpindahan panas. Perpindahan panas secara konduksi artinya adalah proses
perpindahan panas tanpa disertai dengan perpindahan partikelnya. Konduksi
dalam keadaan tunak atau steady state berarti bahwa kondisi, temperatur,
densitas, dan semacamnya di semua titik dalam daerah konduksi tidak
bergantung pada waktu.

Hukum Fourier
Hukum Fourier menyatakan bahwa besar kecepatan perpindahan kalor melalui
sebuah material sebanding dengan gradien negatif suhu ke area sudut
kanannya.
..(1)

Konduktivitas Termal (k)


Konduktivitas termal adalah suatu besaran intensif bahan yang menunjukkan
kemampuannya untuk menghantarkan panas. Benda yang memiliki nilai k yang
besar merupakan penghantar kalor yang baik. Nilai k suatu benda berbeda
berdasarkan fasenya. Dimana nilai konduktivitas padatan > konduktivitas
cairan atau gas.
Sistem Insulasi
Insulasi termal adalah suatu metode yang digunakan untuk mengurangi laju
perpindahan panas. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan untuk sebuah
sistem insulasi adalah material bahan (harus tahan terhadap panas) ; densitas
(harus kecil agar insulator yang baik) ; difusivitas termal (nilainya harus kecil) ;
konduktivitas termal (nilainya harus kecil) ; nilai R atau R value (nilainya harus
besar R =

) ; permeabilitas udara (nilainya harus besar) ; suhu jangkauan

(nilainya harus besar).


Koefisien perpindahan kalor menyeluruh
Koefisien ini terdapat pada sistem hasil gabungan proses konduksi dan
konveksi pada suatu dinding datar yang mana pada bagian luar bersentuhan
dengan fluida panas dan bagian dalam bersentuhan dengan fluida yang lebih
Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

dingin.
.(2)
Tebal Kritis Isolasi
Adalah suatu faktor penting untuk mengetahui kebutuhan akan material insulasi
untuk sebuah pipa. Nilai tebal kritis isolasi didefinisikan dengan

. Jika

jari-jari luar kurang dari nilai yang diberikan oleh persamaan tersebut maka
perpindahan kalor akan meningkat dengan penambahan tebal isolasi.

Hukum Fourier dapat diaplikasikan pada bidang datar, bidang silinder atau radial,
atau bidang bola.
Bidang datar
Pada bidang datar berlaku hukum Fourier sebagai berikut :
.(3)
Jika konduktivitas berubah terhadap suhu dengan

, maka :

.(4)
Jika dalam sistem terdapat lebih dari satu macam bahan dengan suhu atau
gradient temperature, maka aliran kalor bisa diketahui melalui rumus :

.(5)
Persamaan distribusi suhu yang merupakan distribusi parabola dapat ditulis :
.(6)
Bidang Silinder
Hukum Fourier pada bidang ini menjadi

.(7)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

Dengan tahanan termal :

.(8)
Untuk dinding lapisan rangkap (tiga lapis) menggunakan :

.(9)
Persamaan distribusi suhu pada bidang ini menjadi :
.(10)
Bidang Bola
Sistem berbentuk bola dapat dianggap sebagai satu dimensi jika suhu
merupakan jari-jari saja sehingga aliran kalornya menjadi :

.(11)

Metode Analisis Numerik


Penyelesaian dengan metode ini merupakan pendekatan yang didasarkan
atas teknik beda berhingga karena apabila diselesaikan dalam bentuk analitis
maka sangat sulit dan kompleks sehingga evaluasi dengan angka angka sangat
sulit.

Gambar 1. Bagan dalam analisa numerik perpindahan kalor dimensi rangkap


(Sumber: J.P. Holman Heat Transfer)
Gambar diatas menunjukkan sebuah benda 2 dimensi yang dibagi atas jumlah
jenjang tambahan kecil yang sama pada arah x dan y. Titik node diberi tanda m
untuk sumbu x dan n untuk sumbu y. Kemudian digunakan persamaan laplace
Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

untuk menyelesaikan persamaannya. Semakin kecil nilai x dan y maka makin


baik pula pendekatan terhadap distribusi suhu sebenarnya. Berikut persamaan
untuk gradien temperaturenya.
Sumbu X

Sumbu Y

.(12)

.(13)
Dengan menggunakan persamaan laplace maka menjadi :

.(14)
Jika x = y maka persamaannya menjadi :
(15)
Pendekatan

menggunakan

persamaan

laplace

dapat

digunakan

dengan

memperhitungkan pembangkitan kalor sehingga persamaannya menjadi

(16)
Jika x = y maka persamaannya menjadi :

.(17)
Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

Metoda analisis grafik


Metoda analisis grafik digunakan untuk mengetahui arah aliran kalor dan suhu
pada system. Adapun persamaan yang digunakan adalah :
(18)

(19)
(20)
(21)
Setelah mengetahui arah aliran kalor dari system, faktor bentuk (S) system juga
mempengarhui besarnya kalor yang dialirkan dalam system.
(22)
(23)
(24)
(25)
b. Perpindahan Panas Konduksi Tak Tunak
Proses perpindahan panas konduksi yang dependen terhadap waktu disebut
perpindahan panas konduksi tak tunak. Proses ini didefinisikan dengan
persamaan
.(26)
Sistem Kapasitas-Kalor-Tergabung
Dalam sistem ini kita mengabaikan distribusi suhu di dalam suatu benda dan
hanya memperhitungkan gradient suhu pada lapisan fluida di permukaan benda
tersebut saja. Sistem ini juga sering dikatakan analisis sistem yang suhunya
dianggap seragam. Persamaan yang berlaku pada sistem ini adalah :

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

(27)
...(28)
Tetapi, persamaan diatas hanya berlaku jika angka biotnya kecil (Bi < 0,1).
Aliran Kalor Transien Tak Tunak Pada Benda Padat Semi Tak
berhingga

Gambar 2. Nomenklatur Untuk Aliran Transien Dalam Benda Padat Semi


Tak berhingga
(Sumber: J.P. Holman Heat Transfer)
Terdapat suhu awal Ti kemudian turunkan hingga T0. Kemudian untuk
distribusi suhu maka persamaan yang digunakan merupakan fungsi waktu
disetiap posisi x. Dengan menggunakan sifat dari benda tetap maka persamaan
differensial distribusi suhu T (x,) adalah :

(29)
Dengan menggunakan kondisi awal dan kondisi batas serta dipecahkan dengan
transform laplace maka formulanya adalah :

(30)
Dimana fungsi galat (kesalahan) Gauss didefinisikan sebagai :

(31)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

Aliran kalor pada setiap posisi x bisa didapatkan dari :

(32)
Dengan melakukan persamaan diferensial parsial diperoleh hasil :

(33)
Pada permukaan, diperoleh persamaan aliran kalornya adalah :

(34)
Fluks kalor tetap pada benda padat semi tak berhingga dengan kondisi awal
dan kondisi batas pada awal perhitungan maka persamaannya menjadi :

(35)
Penyelesaian untuk persamaan diatas adalah :
(36)
Sistem dimensi rangkap kondisi tak tunak
Sistem ini, berlaku pada kondisi dimana suatu bidang memiliki panjang
yang tidak terlalu jauh panjangnya, apabila dibandingkan dengan lebar dan
tingginya, begitu juga suatu silinder yang memiliki panjang yang tidak terlalu
jauh bedanya apabila dibandingkan dengan diameternya, oleh karena itu
dibutuhkan suatu variable ruang yang baru untuk menghitung distribusi suhu
pada jarak yang berhingga tersebut, yang mana persamaan differensial yang
mengaturnya adalah persamaan :

(37)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

Pada sistem dimensi rangkap juga dapat dibuktikan bahwa distribusi suhu takberdimensi dapat dinyatakan sebagai produk perkalian dari penyelesaian dua
soal plat yang masing-masing tebalnya 2L1 dan 2L2 , yang mana dapat
diketahui bahwa L1 dan L2 memiliki panjang yang tidak terlalu berbeda jauh,
sehingga tidak ada yang dapat diabaikan :

(38)
Dengan cara tersebut juga bias digunakan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan balok pada kondisi tiga dimensi, dimana dapat dinyatakan
dengan produk dari tiga buah plat yang saling dikali satu sama lain. Demikian
pula penyelesaian untuk silinder, kombinasi- kombinasi lain dapat diperoleh
pada gambar dibawah ini, dimana :
C() = penyelesaian untuk silinder tak berhingga
P(X) = Plat tak berhingga
S(X) = Benda padat semi tak berhingga
Dengan demikian :

(39)
Untuk menghitung rugi kalor, dapat digunakan rumus

(40)
Rumus diatas digunakan untuk sistem rangkap 2, sedangkan untuk sistem
rangkap 3 digunakan rumus :

(41)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

10

Gambar 3. Penyelesaian produk untuk mendapatkan suhu pada dimensi


rangkap
(Sumber: J.P. Holman Heat Transfer)
Kondisi Batas Konveksi
Dalam kebanyakan situasi praktis, konduksi kalor transien berhubungan dengan
kondisi batas konveksi pada permukaan benda padat. Untuk bendam padat
semi-tak berhingga, hal ini dinyatakan dengan
Kalor yang dikonversikan ke permukaan = kalor yang dikonduksikan ke
permukaan :

(42)
Persamaan ini telah diselesaikan oleh Schneider. Hasilnya adalah

(43)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

11

Angka Biot dan Angka Fourier


(44)

(45)
Dalam dua parameter diatas, s menunjukkan karakteristik dimensi benda itu;
yaitu detengah tebal untuk plat, dan jari-jari untuk silinder dan bola. Angka biot
merupakan rasio antara besaran mkonveksi-permukaan dan tahanan koveksidalam perpindahan kalor. Sedangkan angka Fourier membandingkan dimensi
karakteristik benda dengan kedalaman tembus (penetrasi) gelombang-suhu
(kira-kira) pada suatu waktu . Nilai modulus biot yang rendah berarti tahanan
konduksi-dalam dapat diabaikan terhadap tahanan konveksi-permukaan. Hal ini
berarti suhu akan mendekati seragam pada seluruh permukaan dan kondisi ini
dapat didekati dengan metode analisis kapasitas-tergabung.

(46)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

12

BAB II
ISI
Jawaban Pemicu
A. Contoh kasus: Desain dinding rumah
Beberapa fenomena kehidupan sehari-hari yang terkait dengan perpindahan kalor
secara konduksi telah dipaparkan di atas. Dapatkah anda menggambarkan dan
menjelaskan mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada dinding rumah, serta
persamaan-persamaan konduksi yang terlibat dalam penjelasan mekanisme
tersebut?
Jawab:

Gambar 4. Mekanisme Perpindahan Kalor pada Dinding Rumah


(Sumber: J.P. Holman Heat Transfer)
Perpindahan kalor pada dinding rumah melibatkan dua proses yaitu, konduksi
dan konveksi. Sisi kiri dinding pada gambar diatas terdapat fluida panas (fluid A)
dan sisi kanan terdapat fluida dingin (fluid B). Proses perpindahan panas dari sisi
kiri dinding terjadi secara konveksi dari fluida panas ke permukaan dinding bagian
kiri akibatnya permukaan dinding sebelah kiri lebih tinggi temperaturnya daripada
permukaan sebelah kanan. Perbedaan temperatur ini menyebabkan perpindahan
panas secara konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
Selanjutnya, karena terjadi proses konduksi tersebut menyebabkan permukaan
dinding sebelah kanan lebih tinggi daripada fluida di sebelah kanan (fluid B)
sehingga terjadi proses perpindahan panas secara konveksi dari permukaan
dinding sebelah kanan ke fluida yang lebih dingin tersebut.
Aliran proses perpindahan panas secara konveksi yang pertama didefinisikan
Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

13

dengan persamaan :
..(47)
Sedangkan untuk proses perpindahan secara konduksi didefinisikan dengan
persamaan berikut :
....(48)
Selanjutnya, proses perpindahan secara konveksi yang kedua didefinisikan dengan
persamaan :
....(49)
Nilai ketiga persamaan diatas adalah sama (q1=q2=q3=q). Seperti pada gambar
1 diatas terdapat tahanan termal pada dinding datar tersebut sehingga perpindahan
kalor menyeluruhnya menjadi :
..........(50)
Pada persamaan diatas terdapat suatu koefisien yang disebut koefisien
perpindahan kalor menyeluruh (U) :
...(51)
Sehingga, persamaan 4 dapat dirumuskan kembali menjadi :
.(52)
B. Perhitungan
1. Konduktivitas

termal

suatu

bahan

berubah-ubah

menurut

persamaan

dengan a,b,c = konstanta. Jabarkan rumus untuk menghitung


kehilangan panas per satuan panjang dari suatu silinder berongga yang dibuat dari
bahan tersebut. Jari-jari luar dan dalam silinder masing-masing adalah

dan

Ujung dan pangkal silinder disekat sempurna. Suatu silinder berongga dengan jarijari luar
suhu dari

dan jari-jari dalam


menjadi

mempunyai panjang L dan mengalami perubahan

. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan hukum Fourier

dengan rumus luas untuk silinder, yaitu :


Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

Gambar 5. Ilustrasi gambar soal 1


(53)
Sehingga Hukum Fourier menjadi :

(54)
Dengan kondisi batas :

Dengan :
= Laju perpindahan kalor
= konduktivitas termal
= Luas Penampang
= jari-jari
= panjang silinder
= suhu
Sehingga :

(55)
Karena rumus tahanan termal :

Kelompok 3

14

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

15

(56)
Rumus rugi kalor menjadi
(57)
Untuk rugi kalor per satuan panjang silinder per satuan panjang :

(58)
2. Suatu bola berdiameter 6 inci dipanaskan dari dalam. Permukaan bola itu ditutup
dengan penyekat yang tebalnya 2 inci dan mempunyai
Suhu Permukaan dalam dan luar penyekat berturut-turut adalah 600

dan 180

Hitung kehilangan panas yang terjadi.

Gambar 6. Ilustrasi gambar soal 2


3 inch = 0,25 ft
5 inch = 0,4167 ft

600
180
Untuk menghitung kehilangan panas atau rugi kalor untuk bola menggunakan
rumus

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

16

(59)

W
3. Hitunglah panas yang melalui dinding suatu dapur per-ft2 yang tebalnya 9 inci.
Suhu permukaan dalam dapur 1800oF , sedangkan suhu udara luar 70 oF. Daya
hantar panas secara konduksi

dapur adalah 0.667 BTU/j.ft2oF, koefisien

perpindahan panas secara konveksi dan radiasi dianggap 2 BTU/j.ft2oF. Bila


kemudian dinding itu diberi penyekat yang tebalnya 0.3 inci (k = 0,046
BTU/j.ft2oF). Hitunglah panas yang melalui dinding bila suhu permukaan luar
penyekat adalah 70oF juga.(Btu/ft2). Kalau harga penyekat Rp2250,- per ft2

hitunglah waktu yang diperlukan untuk membayar harga bahan penyekat itu jika
diketahui harga panas Rp675,- per satu juta BTU dan dapur bekerja selama 24 jam
seharu selama 175 hari dalam setahun.
Diketahui :
T0 = 1800oF

k dapur = 0.667 BTU/j.ft2oF

T = 70 o F

h = 2 BTU/j.ft2oF

Insulasi :

x dinding = 9 inci = 0.75 ft

x insulasi = 0.3 inci = 0.025 ft k =0.46 BTU/j.ft2oF

Ditanya : a) Heat loss tanpa penyekat (q/A)


b) Waktu yang diperlukan untuk membayar harga bahan penyekat
Jawab :

Gambar 7. Ilustrasi gambar soal 3

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya


a) Heat loss tanpa penyekat (q/A).

..(60)

Heat loss pada dinding dapur yang diberi penyekat (q/A).

(61)

Kelompok 3

17

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

18

Waktu yang diperlukan untuk membayar harga bahan penyekat :

b) Waktu yang diperlukan untuk membayar harga bahan penyekat


Asumsi : Panas yang hilang dihitung per jam

Besar panas dalam setahun


Tanpa Penyekat

Dengan Penyekat

Besar panas dalam setahun per Ft2


Tanpa Penyekat

Dengan Penyekat

Waktu yang dibutuhkan untuk membayar bahan penyekat

4. Oksigen cair yang hendak dikapalkan disimpan dalam sebuah tangki berbentuk
bola berdiameter luar

. Permukaan luar tangki diisolasi dengan bahan A

setebal 1 ft dan luarnya diisolasi dengan bahan isolasi B setebal 0,5 ft. Suhu
permukaan tangki -290

sedangkan suhu dipermukaan luar isolasi 50


Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya


diketahui

19

. Hitunglah perpindahan

panas yang terjadi dari udara ke tangki oksigen cair.

Gambar 8. Ilustrasi gambar 4


2,5 ft

3,5 ft

-290

50

4 ft

Jawab :

(62)

5. Enam pound daging sapi berbentuk silinder (sosis) dipanggang dalam suatu oven
yang suhunya dipertahankan tetap 300 oF. Suhu awal daging = 50 oF. Diameter
daging = panjang daging (D silinder = L silinder). Daging sapi akan masak bila
suhu pusatnya mencapai 150 oF. Hitunglah waktu yang diperlukan untuk memasak
daging tersebut.
Diketahui :

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya


o

20

Ti = 300 F

To = 50 F

D silinder = L silinder

T (x,) = 150 oF

m = 6 lb = 3 kg

Ditanya : Waktu yang diperlukan untuk memasak daging ()


Jawab :

D
L

Gambar 9. Ilustrasi gambar soal 5

Menggunakan persamaan :
(63)

(64)

Dari appendix A-1 diperoleh :

6. Sebuah bola tembaga diameter 5 cm pada mulanya berada pada suhu 250C. Bola
tersebut tiba-tiba ditempatkan pada lingkungan dengan suhu 30C dan h = 28
W/m2.C. Hitunglah waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu bola 90C.
Jawab:
Diketahui: d = 5 cm ; r = 0.025 m
Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya


= 250C ;

21

=30C ; T=90C

h = 28 W/m2.C
k = 386 W/m.C

c = 0.3831 kJ/kgC = 383.1 J//kgC

250C
CC

30C

Gambar 10. Ilustrasi gambar soal 6


Menghitung angka biot:

Hasil angka biot < 0,1 maka perhitungan menggunakan analisis system kapasitaskalor-tergabung.

=
.(65)

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

0.27 =

22

(kedua suku di-ln-kan)


-1.3 = -

7. Setumpuk bata bangunan tinggi 1 m, panjang 3 m, tebal 0,5 m dikeluarkan dari


tanur dimana batu tersebut telah dipanaskan hingga mencapai suhu seragam 300oC
. Tumpukan itu didinginkan di udara dengan suhu 35oC dengan koefisien konveksi
udara 15 W/m2.oC . Permukaan bagian bawah tumpukan diisolasi dengan pasir .
Berapa kalor yang dilepas hingga bata mencapai suhu kamar?Berapa lama waktu
yang diperlukan untuk melepaskan separuh dari jumlah kalor tersebut, dan
berapakah suhu di pusat geometri tumpukan pada saat itu
Diketahui :
k = 0,69 W/m2.oC

h =15 W/m2.oC

T = 35 oC

C = 0,84 kJ/kg oC

= 5,2 x 10-7 m2/s

T1 = 300 oC

= 1600 kg/m3
V = 1,5 m3
T =35 oC

Ditanya :
a ) Kalor yang dilepas sampai mencapai suhu kamar
b) Waktu yang diperlukan untuk mencapai waktu setengah kalor tersebut
c ) Suhu pada pusat geometri
Jawab :
Asumsi :

Suhu kamar adalah 35oC

Pasir mempengaruhi perpindahan kalor dengan sangat kecil efeknya, sehingga


dapat diabaikan

Q/Qo total pada plat memiliki nilai 0,5 ( sesuai soal B)

Plat disusun bertumpuk, sehingga panjang dan tingginya tak berhingga, hanya
ditinjau dari ketebalannya saja, yang memiliki L = 0,25 m

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

23

Gambar 11. Volum control soal nomor 7

(66)

a)

Qo =534240 kJ
b) Untuk mencari nilai pada kondisi ini, karena nilai Biot yang didapat pada kondisi
ini > 0.1 , sehingga tidak memenuhi untuk menggunakan sistem kapasitas kalor
tergabung, sehingga harus menggunakan sistem dimensi rangkap, karena sistem ini
juga merupakan sistem rangkap tiga dimensi. Untuk mencari waktu mencapai nilai 0,5
dari kalor yang dibutuhkan, didapatkan bahwa nilai (Q/Qo)total adalah 0,5 , sehingga
dapat dicari nilai dari grafik

Grafik 1. Grafik rugi kalor pada plat tak berhingga


Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

24

Dimana harus dicari nilai hL/k untuk plat

Panjang = 3 m

Tinggi = 1 m

Tebal = 0,5 m

Karena asumsi nilai (Q/Qo) dari tiap plat (panjang/tinggi/tebal) adalah 0,5 .
Dapat dilakukan interpolasi pada grafik gambar diatas untuk mendapatkan
nilai h2/k2.
Dari hasil interpolasi, didapat nilai

h2/k2 = 475 untuk hL/k = 32,6, sehingga mendapat nilai = 1932884,615 s

h2/k2 = 12,604 untuk hL/k = 5,434, sehingga mendapat nilai = 51288,58 s

h2/k2 = 45,214 untuk hL/k = 10,869, sehingga mendapat nilai = 183986,2 s


Dari hasil diatas, dapat dirata-ratakan nilai , sehingga didapat

c) Distribusi suhu pada pusat geometri plat


Asumsi :

Suhu kamar 35oC

pada saat melepas setengah kalor adalah pada saat di pusat geometri

x/L dari tiap sisi = 0 karena ditinjau dari pusat geometri, sehingga hanya
digunakan grafik 4-7 untuk mencari distribusi suhu
Mencari nilai /L2dan k/hL, dimana
Untuk L = 0,25

/L2 = 5,2 x 10-7 x

k/hL = 0,69 / 15 x 0,25 = 0,184

/ 0,252 = 5,88

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

25

Untuk L = 0,5

/L2 = 5,2 x 10-7 x

k/hL = 0,69 / 15 x 0,5 = 0,092

/ 0, 52 = 1,471

Untuk L = 1,5

/L2 = 5,2 x 10-7 x

k/hL = 0,69 / 15 x 1,5 = 0,03

/ 1, 52 = 0,1634

Dari hasil diatas, kemudian digunakan grafik dibawah ini untuk mencari nilai
suhu

Grafik 2. Grafik suhu pada plat


Dari grafik diatas, didapat nilai o/i , dimana nilai nya untuk tiap plat adalah

L = 0,25
Pada L 0,25 tidak didapatkan nilai pd grafik

L=0,5
o/i = 0,06

L=1.5
o/i = 0,925

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya


Dari nilai tersebut dikalikan untuk mendapatkan nilai o/i

total

26
yaitu sebesar

0,06 x 0,925 = 0,0555, sehingga

8. Sebuah lempeng besar terbuat dari tembaga berada pada suhu awal 300 oC. Suhu
permukaan tiba tiba diturunkan hingga 35 oC. Berapa suhu pada kedalaman 7,5
cm 4 menit setelah suhu permukaan diturunkan ?
Diketahui : Ti = 300 oC ; To = 35 oC
Ditanya : T (x,) pada x = 7,5 cm dan = 240 s
Jawab :
To = 35 oC

T = 300 oC

Dari appendix A-2 diperoleh :


Tembaga : = 11,234 x 10-5 m2/s
K = 369 W/m oC
Digunakan persamaan :

Dari appendix A-1 diperoleh :

T (x,) = To +
= 35 +[ (300 35) . 0,2533 ]
= 102,124 oC

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

27

BAB III
KESIMPULAN
Perpindahan kalor secara konduksi tunak adalah perpindahan kalor
dimanadistribusi suhunya tidak berubah terhadap waktu. Perpindahan kalor ini terjadi
bilaada gradien suhu. Hukum yang mendasari analisis untuk laju kalor dalam
konduksitunak adalah hukum Fourier. Selanjutnya, hukum Fourier dapat digunakan
untukmenghitung laju kalor pada luas penampang yang berbeda-beda dengan
caramensubstitusikan luas penampang sistem yang kita amati dan kondisi batas
padasistem tersebut.
Salah satu aplikasi perpindahan kalor konduksi tunak adalah sistem
insulasi pipa.

Insulasi

dilakukan

untuk mencegah

kalor

ditransfer.

Ada

tiga mekanisme sisteminsulasi, yaitu insulasi dari konduksi, konveksi dan radiasi.
Dalam merancang sisteminsulasi, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keefektifaninsulasi, seperti memilih bahan isolator yang tepat.

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya

28

DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York: McGraw-Hill
Incropera, F.P., and Dewitt, D.P. 2002. Fundamentals of Heat and Mass Transfer.
New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Anonym,

perpindahan kalor secara konduksi tak tunak [online] :

http://nptel.ac.in/courses/112108149/pdf/M5/Student_Slides_m5.pdf

(diakses

Minggu, 8 Maret 2015 pukul 16.50)


Anonym,

insulasi

[online]

http://dy2engineer.multiply.com/journal/item/?&show_interstitial=1&u=%2Fjo
urnal%2Fitem (diakses pada Minggu, 8 Maret 2015 pukul 16.58)
Pitts, Schaum. 1998. Theory and Problems of Heat Transfer. New York : Mc-Graw
Hill Company.

Kelompok 3

Makalah Pemicu 1 Perpindahan Kalor Konduksi dan Aplikasinya


LAMPIRAN

Kelompok 3

29

Anda mungkin juga menyukai