KELOMPOK 3
PERPINDAHAN KALOR
( RABU SIANG )
ii
KATA PENGANTAR
Pertama tama kami mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena atas kuasa-Nya kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat atas dasar pemicu pertama dari mata
kuliah Perpindahan Kalor dengan tema perpindahan kalor konduksi dan
apliksinya.
Dalam penulisan makalah ilmiah ini, banyak halangan dan rintangan yang
terjadi. Kami juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah ilmiah ini, yaitu:
1. Dosen mata kuliah Perpindahan Kalor, Ibu Dianursanti dan ibu Tania
Surya Utami yang telah membimbing kami selama proses penulisan
makalah ini.
2. Asisten dosen mata kuliah Perpindahan Kalor yang ikut membimbing
kami selama proses penulisan makalah.
Tim penulis menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat dalam makalah
ilmiah ini. Oleh karena itu, kami meminta maaf atas semua kesalahan yang terjadi
pada makalah ini. Tim penulis juga mengharapkan saran, masukan, dan umpan
balik dari para pembaca untuk tulisan ini. Akhir kata kami mengucapkan terima
kasih atas bantuan dari berbagai pihak dan berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca.
Tim Penulis
Kelompok 3
iii
DAFTAR ISI
Lampiran
DAFD15
Kelompok 3
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan dalam analisa numerik dimensi rangkap ................................ 4
Gambar 2. Nomenklatur Aliran Transien Benda Padat Semi Takberhingga ... 7
Gambar 3. Penyelesaian untuk mendapatkan suhu pada dimensi rangkap ......... 10
Gambar 4. Mekanisme Perpindahan Kalor pada Dinding Rumah
.12
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1. Grafik rugi kalor pada plat tak berhingga ............................................ 23
Grafik 2. Grafik suhu pada plat ........................................................................... 25
Kelompok 3
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Perpindahan kalor dapat terjadi secara konduksi, konveksi dan radiasi.
Konduksi yaitu proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan partikel
penghantarnya. Fenomena sederhana dari konduksi misalnya adalah ketika kita
sedang bermain api dengan sebatang besi. Ketika kita bermain-main dengan
batang besi dengan memegang salah satu ujung besi, kemudian ujung yang lainya
kita masukan ke dalam api. Ketika kita melakukan hal tersebut, ternyata lamakelamaan besi yang kita pegang akan terasa panas, meski sebenarnya ujung
lainnya lah yang kita masukan ke dalam api.
Di dalam setiap benda terdapat bagian-bagian yang lebih kecil, yaitu partikel.
Ketika ujung besi dikenai panas, maka partikel-partikel di ujung besi ini akan
bergetar di sekitar tempatnya dan membentur partikel-partikel lain di sekitarnya.
Partikel yang terbentur tadi, akan ikut bergetar juga di sekitar tempatnya dan
membentur lagi partikel di sekitarnya. Begitu seterusnya, hingga getaran ini
merambat ke ujung yang lain.
Analogi sederhana dari bergetarnya partikel ini adalah sama seperti ketika
kamu sedang duduk di kursi paling belakang dan ingin memberikan buku kepada
temanmu yang duduk di kursi paling depan, apa yang akan kamu lakukan? Kamu
dapat memberikan buku itu kepada temanmu yang duduk di depanmu, lalu
temanmu itu memberikannya kepada temanmu yang duduk di depannya lagi.
Demikian seterusnya sampai buku itu itu diterima oleh teman yang kamu tuju.
Buku dapat sampai ke teman yang kamu tuju karena adanya perpindahan buku
dari tangan ke tangan yang lainnya. Pada perpindahan buku tersebut, kita maupun
teman kita yang pernah memegang buku tersebut tak harus berpindah
mengantarkan pada tujuan. Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan lebih lanjut
dalam makalah ini.
Kelompok 3
2. TEORI DASAR
a. Perpindahan Panas Konduksi Tunak
Apabila benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan maka akan
ada perpindahan panas. Perpindahan panas secara konduksi artinya adalah proses
perpindahan panas tanpa disertai dengan perpindahan partikelnya. Konduksi
dalam keadaan tunak atau steady state berarti bahwa kondisi, temperatur,
densitas, dan semacamnya di semua titik dalam daerah konduksi tidak
bergantung pada waktu.
Hukum Fourier
Hukum Fourier menyatakan bahwa besar kecepatan perpindahan kalor melalui
sebuah material sebanding dengan gradien negatif suhu ke area sudut
kanannya.
..(1)
dingin.
.(2)
Tebal Kritis Isolasi
Adalah suatu faktor penting untuk mengetahui kebutuhan akan material insulasi
untuk sebuah pipa. Nilai tebal kritis isolasi didefinisikan dengan
. Jika
jari-jari luar kurang dari nilai yang diberikan oleh persamaan tersebut maka
perpindahan kalor akan meningkat dengan penambahan tebal isolasi.
Hukum Fourier dapat diaplikasikan pada bidang datar, bidang silinder atau radial,
atau bidang bola.
Bidang datar
Pada bidang datar berlaku hukum Fourier sebagai berikut :
.(3)
Jika konduktivitas berubah terhadap suhu dengan
, maka :
.(4)
Jika dalam sistem terdapat lebih dari satu macam bahan dengan suhu atau
gradient temperature, maka aliran kalor bisa diketahui melalui rumus :
.(5)
Persamaan distribusi suhu yang merupakan distribusi parabola dapat ditulis :
.(6)
Bidang Silinder
Hukum Fourier pada bidang ini menjadi
.(7)
Kelompok 3
.(8)
Untuk dinding lapisan rangkap (tiga lapis) menggunakan :
.(9)
Persamaan distribusi suhu pada bidang ini menjadi :
.(10)
Bidang Bola
Sistem berbentuk bola dapat dianggap sebagai satu dimensi jika suhu
merupakan jari-jari saja sehingga aliran kalornya menjadi :
.(11)
Sumbu Y
.(12)
.(13)
Dengan menggunakan persamaan laplace maka menjadi :
.(14)
Jika x = y maka persamaannya menjadi :
(15)
Pendekatan
menggunakan
persamaan
laplace
dapat
digunakan
dengan
(16)
Jika x = y maka persamaannya menjadi :
.(17)
Kelompok 3
(19)
(20)
(21)
Setelah mengetahui arah aliran kalor dari system, faktor bentuk (S) system juga
mempengarhui besarnya kalor yang dialirkan dalam system.
(22)
(23)
(24)
(25)
b. Perpindahan Panas Konduksi Tak Tunak
Proses perpindahan panas konduksi yang dependen terhadap waktu disebut
perpindahan panas konduksi tak tunak. Proses ini didefinisikan dengan
persamaan
.(26)
Sistem Kapasitas-Kalor-Tergabung
Dalam sistem ini kita mengabaikan distribusi suhu di dalam suatu benda dan
hanya memperhitungkan gradient suhu pada lapisan fluida di permukaan benda
tersebut saja. Sistem ini juga sering dikatakan analisis sistem yang suhunya
dianggap seragam. Persamaan yang berlaku pada sistem ini adalah :
Kelompok 3
(27)
...(28)
Tetapi, persamaan diatas hanya berlaku jika angka biotnya kecil (Bi < 0,1).
Aliran Kalor Transien Tak Tunak Pada Benda Padat Semi Tak
berhingga
(29)
Dengan menggunakan kondisi awal dan kondisi batas serta dipecahkan dengan
transform laplace maka formulanya adalah :
(30)
Dimana fungsi galat (kesalahan) Gauss didefinisikan sebagai :
(31)
Kelompok 3
(32)
Dengan melakukan persamaan diferensial parsial diperoleh hasil :
(33)
Pada permukaan, diperoleh persamaan aliran kalornya adalah :
(34)
Fluks kalor tetap pada benda padat semi tak berhingga dengan kondisi awal
dan kondisi batas pada awal perhitungan maka persamaannya menjadi :
(35)
Penyelesaian untuk persamaan diatas adalah :
(36)
Sistem dimensi rangkap kondisi tak tunak
Sistem ini, berlaku pada kondisi dimana suatu bidang memiliki panjang
yang tidak terlalu jauh panjangnya, apabila dibandingkan dengan lebar dan
tingginya, begitu juga suatu silinder yang memiliki panjang yang tidak terlalu
jauh bedanya apabila dibandingkan dengan diameternya, oleh karena itu
dibutuhkan suatu variable ruang yang baru untuk menghitung distribusi suhu
pada jarak yang berhingga tersebut, yang mana persamaan differensial yang
mengaturnya adalah persamaan :
(37)
Kelompok 3
Pada sistem dimensi rangkap juga dapat dibuktikan bahwa distribusi suhu takberdimensi dapat dinyatakan sebagai produk perkalian dari penyelesaian dua
soal plat yang masing-masing tebalnya 2L1 dan 2L2 , yang mana dapat
diketahui bahwa L1 dan L2 memiliki panjang yang tidak terlalu berbeda jauh,
sehingga tidak ada yang dapat diabaikan :
(38)
Dengan cara tersebut juga bias digunakan untuk menyelesaikan suatu
permasalahan balok pada kondisi tiga dimensi, dimana dapat dinyatakan
dengan produk dari tiga buah plat yang saling dikali satu sama lain. Demikian
pula penyelesaian untuk silinder, kombinasi- kombinasi lain dapat diperoleh
pada gambar dibawah ini, dimana :
C() = penyelesaian untuk silinder tak berhingga
P(X) = Plat tak berhingga
S(X) = Benda padat semi tak berhingga
Dengan demikian :
(39)
Untuk menghitung rugi kalor, dapat digunakan rumus
(40)
Rumus diatas digunakan untuk sistem rangkap 2, sedangkan untuk sistem
rangkap 3 digunakan rumus :
(41)
Kelompok 3
10
(42)
Persamaan ini telah diselesaikan oleh Schneider. Hasilnya adalah
(43)
Kelompok 3
11
(45)
Dalam dua parameter diatas, s menunjukkan karakteristik dimensi benda itu;
yaitu detengah tebal untuk plat, dan jari-jari untuk silinder dan bola. Angka biot
merupakan rasio antara besaran mkonveksi-permukaan dan tahanan koveksidalam perpindahan kalor. Sedangkan angka Fourier membandingkan dimensi
karakteristik benda dengan kedalaman tembus (penetrasi) gelombang-suhu
(kira-kira) pada suatu waktu . Nilai modulus biot yang rendah berarti tahanan
konduksi-dalam dapat diabaikan terhadap tahanan konveksi-permukaan. Hal ini
berarti suhu akan mendekati seragam pada seluruh permukaan dan kondisi ini
dapat didekati dengan metode analisis kapasitas-tergabung.
(46)
Kelompok 3
12
BAB II
ISI
Jawaban Pemicu
A. Contoh kasus: Desain dinding rumah
Beberapa fenomena kehidupan sehari-hari yang terkait dengan perpindahan kalor
secara konduksi telah dipaparkan di atas. Dapatkah anda menggambarkan dan
menjelaskan mekanisme perpindahan kalor yang terjadi pada dinding rumah, serta
persamaan-persamaan konduksi yang terlibat dalam penjelasan mekanisme
tersebut?
Jawab:
13
dengan persamaan :
..(47)
Sedangkan untuk proses perpindahan secara konduksi didefinisikan dengan
persamaan berikut :
....(48)
Selanjutnya, proses perpindahan secara konveksi yang kedua didefinisikan dengan
persamaan :
....(49)
Nilai ketiga persamaan diatas adalah sama (q1=q2=q3=q). Seperti pada gambar
1 diatas terdapat tahanan termal pada dinding datar tersebut sehingga perpindahan
kalor menyeluruhnya menjadi :
..........(50)
Pada persamaan diatas terdapat suatu koefisien yang disebut koefisien
perpindahan kalor menyeluruh (U) :
...(51)
Sehingga, persamaan 4 dapat dirumuskan kembali menjadi :
.(52)
B. Perhitungan
1. Konduktivitas
termal
suatu
bahan
berubah-ubah
menurut
persamaan
dan
Ujung dan pangkal silinder disekat sempurna. Suatu silinder berongga dengan jarijari luar
suhu dari
(54)
Dengan kondisi batas :
Dengan :
= Laju perpindahan kalor
= konduktivitas termal
= Luas Penampang
= jari-jari
= panjang silinder
= suhu
Sehingga :
(55)
Karena rumus tahanan termal :
Kelompok 3
14
15
(56)
Rumus rugi kalor menjadi
(57)
Untuk rugi kalor per satuan panjang silinder per satuan panjang :
(58)
2. Suatu bola berdiameter 6 inci dipanaskan dari dalam. Permukaan bola itu ditutup
dengan penyekat yang tebalnya 2 inci dan mempunyai
Suhu Permukaan dalam dan luar penyekat berturut-turut adalah 600
dan 180
600
180
Untuk menghitung kehilangan panas atau rugi kalor untuk bola menggunakan
rumus
Kelompok 3
16
(59)
W
3. Hitunglah panas yang melalui dinding suatu dapur per-ft2 yang tebalnya 9 inci.
Suhu permukaan dalam dapur 1800oF , sedangkan suhu udara luar 70 oF. Daya
hantar panas secara konduksi
hitunglah waktu yang diperlukan untuk membayar harga bahan penyekat itu jika
diketahui harga panas Rp675,- per satu juta BTU dan dapur bekerja selama 24 jam
seharu selama 175 hari dalam setahun.
Diketahui :
T0 = 1800oF
T = 70 o F
h = 2 BTU/j.ft2oF
Insulasi :
Kelompok 3
..(60)
(61)
Kelompok 3
17
18
Dengan Penyekat
Dengan Penyekat
4. Oksigen cair yang hendak dikapalkan disimpan dalam sebuah tangki berbentuk
bola berdiameter luar
setebal 1 ft dan luarnya diisolasi dengan bahan isolasi B setebal 0,5 ft. Suhu
permukaan tangki -290
19
. Hitunglah perpindahan
3,5 ft
-290
50
4 ft
Jawab :
(62)
5. Enam pound daging sapi berbentuk silinder (sosis) dipanggang dalam suatu oven
yang suhunya dipertahankan tetap 300 oF. Suhu awal daging = 50 oF. Diameter
daging = panjang daging (D silinder = L silinder). Daging sapi akan masak bila
suhu pusatnya mencapai 150 oF. Hitunglah waktu yang diperlukan untuk memasak
daging tersebut.
Diketahui :
Kelompok 3
20
Ti = 300 F
To = 50 F
D silinder = L silinder
T (x,) = 150 oF
m = 6 lb = 3 kg
D
L
Menggunakan persamaan :
(63)
(64)
6. Sebuah bola tembaga diameter 5 cm pada mulanya berada pada suhu 250C. Bola
tersebut tiba-tiba ditempatkan pada lingkungan dengan suhu 30C dan h = 28
W/m2.C. Hitunglah waktu yang diperlukan untuk mencapai suhu bola 90C.
Jawab:
Diketahui: d = 5 cm ; r = 0.025 m
Kelompok 3
21
=30C ; T=90C
h = 28 W/m2.C
k = 386 W/m.C
250C
CC
30C
Hasil angka biot < 0,1 maka perhitungan menggunakan analisis system kapasitaskalor-tergabung.
=
.(65)
Kelompok 3
0.27 =
22
h =15 W/m2.oC
T = 35 oC
C = 0,84 kJ/kg oC
T1 = 300 oC
= 1600 kg/m3
V = 1,5 m3
T =35 oC
Ditanya :
a ) Kalor yang dilepas sampai mencapai suhu kamar
b) Waktu yang diperlukan untuk mencapai waktu setengah kalor tersebut
c ) Suhu pada pusat geometri
Jawab :
Asumsi :
Plat disusun bertumpuk, sehingga panjang dan tingginya tak berhingga, hanya
ditinjau dari ketebalannya saja, yang memiliki L = 0,25 m
Kelompok 3
23
(66)
a)
Qo =534240 kJ
b) Untuk mencari nilai pada kondisi ini, karena nilai Biot yang didapat pada kondisi
ini > 0.1 , sehingga tidak memenuhi untuk menggunakan sistem kapasitas kalor
tergabung, sehingga harus menggunakan sistem dimensi rangkap, karena sistem ini
juga merupakan sistem rangkap tiga dimensi. Untuk mencari waktu mencapai nilai 0,5
dari kalor yang dibutuhkan, didapatkan bahwa nilai (Q/Qo)total adalah 0,5 , sehingga
dapat dicari nilai dari grafik
24
Panjang = 3 m
Tinggi = 1 m
Tebal = 0,5 m
Karena asumsi nilai (Q/Qo) dari tiap plat (panjang/tinggi/tebal) adalah 0,5 .
Dapat dilakukan interpolasi pada grafik gambar diatas untuk mendapatkan
nilai h2/k2.
Dari hasil interpolasi, didapat nilai
pada saat melepas setengah kalor adalah pada saat di pusat geometri
x/L dari tiap sisi = 0 karena ditinjau dari pusat geometri, sehingga hanya
digunakan grafik 4-7 untuk mencari distribusi suhu
Mencari nilai /L2dan k/hL, dimana
Untuk L = 0,25
/ 0,252 = 5,88
Kelompok 3
25
Untuk L = 0,5
/ 0, 52 = 1,471
Untuk L = 1,5
/ 1, 52 = 0,1634
Dari hasil diatas, kemudian digunakan grafik dibawah ini untuk mencari nilai
suhu
L = 0,25
Pada L 0,25 tidak didapatkan nilai pd grafik
L=0,5
o/i = 0,06
L=1.5
o/i = 0,925
Kelompok 3
total
26
yaitu sebesar
8. Sebuah lempeng besar terbuat dari tembaga berada pada suhu awal 300 oC. Suhu
permukaan tiba tiba diturunkan hingga 35 oC. Berapa suhu pada kedalaman 7,5
cm 4 menit setelah suhu permukaan diturunkan ?
Diketahui : Ti = 300 oC ; To = 35 oC
Ditanya : T (x,) pada x = 7,5 cm dan = 240 s
Jawab :
To = 35 oC
T = 300 oC
T (x,) = To +
= 35 +[ (300 35) . 0,2533 ]
= 102,124 oC
Kelompok 3
27
BAB III
KESIMPULAN
Perpindahan kalor secara konduksi tunak adalah perpindahan kalor
dimanadistribusi suhunya tidak berubah terhadap waktu. Perpindahan kalor ini terjadi
bilaada gradien suhu. Hukum yang mendasari analisis untuk laju kalor dalam
konduksitunak adalah hukum Fourier. Selanjutnya, hukum Fourier dapat digunakan
untukmenghitung laju kalor pada luas penampang yang berbeda-beda dengan
caramensubstitusikan luas penampang sistem yang kita amati dan kondisi batas
padasistem tersebut.
Salah satu aplikasi perpindahan kalor konduksi tunak adalah sistem
insulasi pipa.
Insulasi
dilakukan
untuk mencegah
kalor
ditransfer.
Ada
tiga mekanisme sisteminsulasi, yaitu insulasi dari konduksi, konveksi dan radiasi.
Dalam merancang sisteminsulasi, perlu diperhatikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi keefektifaninsulasi, seperti memilih bahan isolator yang tepat.
Kelompok 3
28
DAFTAR PUSTAKA
Holman, J.P. 1987. Heat Transfer. New York: McGraw-Hill
Incropera, F.P., and Dewitt, D.P. 2002. Fundamentals of Heat and Mass Transfer.
New Jersey : John Wiley & Sons, Inc.
Anonym,
http://nptel.ac.in/courses/112108149/pdf/M5/Student_Slides_m5.pdf
(diakses
insulasi
[online]
http://dy2engineer.multiply.com/journal/item/?&show_interstitial=1&u=%2Fjo
urnal%2Fitem (diakses pada Minggu, 8 Maret 2015 pukul 16.58)
Pitts, Schaum. 1998. Theory and Problems of Heat Transfer. New York : Mc-Graw
Hill Company.
Kelompok 3
Kelompok 3
29