Tuti - Embrio PDF
Tuti - Embrio PDF
Rizki nugraheni
Rika masfufah
Sartika burhan
Sindia fitri
Siti aisyah
Siti nurbaini
Sofiatun
Sudian deswi natira
Vevi rahmawati
Wenny rizki Amelia
yeni
FISIOLOGI JANIN
dr.Bambang Widjanarko, SpOG
Usia konsepsi dalam minggu lazim digunakan untuk menyatakan status perkembangan embrio.
Usia konsepsi dapat ditentukan dengan mengukur janin dan umumnya ditentukan berdasarkan
pengukuran crown-rump length melalui pemeriksaan ultrasonografi.
PERTUMBUHAN dan PERKEMBANGAN
Selama 8 minggu pertama, terminologi embrio digunakan terhadap perkembangan organisme
oleh karena pada masa ini semua organ besar sedang dibentuk
Setelah 8 minggu, terminologi janin digunakan oleh karena sebagian besar organ sudah dibentuk
dan telah masuk kedalam tahap pertumbuhan dan perkembangan lanjut.
Janin dengan berat 500 1000 gram (22-23 minggu) disebut imature. Dari minggu 28 36
disebut preterm dan janin aterm adalah bila usia kehamilan lebih dari 37 minggu.
Kehamilan 8 minggu
Kehamilan 12 minggu
Panjang 7 9 cm
Berat 12 15 gram
Jari-jari memiliki kuku
Genitalia eksterna sudah dapat dibedakan antara laki dan perempuan
Volume cairan amnion 30 ml
Peristaltik usus sudah terjadi dan memilki kemampuan menyerap glukosa
Kehamilan 16 minggu
Panjang 14 17 cm
Berat 100 gram
Terdapat HbF
Pembentukan HbA mulai terjadi
Kehamilan 20 minggu
Kehamilan 24 minggu
Kehamilan 28 minggu
Kehamilan 32 minggu
Kehamilan 36 minggu
Kehamilan 40 minggu
NUTRISI INTRAUTERIN
Pertumbuhan janin ditentukan sejumlah faktor genetik dan lingkungan. Faktor lingkungan yang
penting adalah perfusi plasenta dan fungsi plasenta. Faktor gizi ibu bukan faktor terpenting,
kecuali pada keadaan starvasi hebat. Gangguan gizi menahun dapat menyebabkan terjadinya
anemia dan BBLR berat badan lahir rendah
Energi yang diperoleh janin dipergunakan untuk pertumbuhan dan terutama berasal dari glukosa.
Kelebihan pasokan karbohidrat di konversi menjadi lemak dan konversi ini terus meningkat
sampai aterm.
Sejak kehamilan 30 minggu, hepar menjadi lebih efisien dan mampu melakukan konversi
glukosa menjadi glikogen yang ditimbun di otot jantung otot gerak dan plasenta. Bila terjadi
hipoksia, janin memperoleh energi melalui glikolisis anerobik yang berasal dari dari cadangan
dalam otot jantung dan plasenta.
Cadangan lemak janin dengan berat 800 gram (kehamilan 24 26 minggu) kira 1% dari BB ;
pada kehamilan 35 minggu cadangan tersebut sekitar 15% dari BB.
Plasenta memiliki kemampuan untuk clears bilirubin dan produk metabolit lain melalui
aktivitas dari enzym transferase.
Janin menghasilkan protein spesifik yang disebut sebagai alfafetoprotein - AFP dari hepar.
Puncak kadar AFP tercapai pada kehamilan 12 16 minggu dan setelah itu terus menurun
sampai aterm. Protein tersebut disekresi melalui ginjal janin dan ditelan kembali untuk
mengalami degradasi dalam usus. Bila janin mengalami gangguan menelan (misalnya pada janin
anensepalus atau kelainan NTDs lain) maka kadar serum AFP tersebut meningkat.
CAIRAN AMNION
Volume cairan amnion saat aterm kira-kira 800 ml dan pH 7.2
Gambar dibawah menunjukkan jalur pertukaran dalam cairan amnion:
Janin kecil
Agenesis renal
Displasia traktus urinarius
HbF memiliki kemampuan mengikat oksogen lebih besar dibanding HbA. HbF lebih resisten
terhadap hemolisis namun lebih rentan terhadap trauma.
minggu jumlah surfactan masih belum mencukupi dan dapat menyebabkan terjadinya hyalin
membrane disease.
Janin melakukan gerakan nafas intrauterin yang menjadi semakin sering dengan bertambahnya
usia kehamilan
Pertukaran gas pada janin berlangsung di plasenta. Pertukaran gas sebanding dengan perbedaan
tekanan partial masing-masing gas dan luas permukaan dan berbanding terbalik dengan
ketebalan membran. Jadi plasenta dapat dilihat sebagai paru janin intrauterin.
Tekanan parsial O2 (PO2) darah janin lebih rendah dibandingkan darah ibu, namun oleh karena
darah janin mengandung banyak HbF maka saturasi oksigen janin yang ada sudah dapat
mencukupi kebutuhan.
PCO2 dan CO2 pada darah janin lebih tinggi dibandingkan darah ibu sehingga CO2 akan
mengalami difusi dari janin ke ibu.
Aktivitas pernafasan janin intrauterin menyebabkan adanya aspirasi cairan amnion kedalam
bronchiolus, untuk dapat masuk jauh kedalam alveolus diperlukan tekanan yang lebih besar.
Episode hipoksia berat pada kehamilan lanjut atau selama persalinan dapat menyebabkan
gasping sehingga cairan amnion yang kadang bercampur dengan mekonium masuk keparu
bagian dalam.
FUNGSI GASTROINTESTINAL
Sebelum dilahirkan, traktus gastrointestinal tidak pernah menjalankan fungsi yang sebenarnya.
Sebagian cairan amnion yang ditelan berikut materi seluler yang terkandung didalamnya melalui
aktivitas enzymatik dan bakteri dirubah menjadi mekonium. Mekonium tetap berada didalam
usus kecuali bila terjadi hipoksia hebat yang menyebabkan kontraksi otot usus sehingga
mekonium keluar dan bercampur dengan cairan ketuban. Dalam beberapa kadaan keberadaaan
mekonium dalam cairan amnion merupakan bentuk kematangan traktus digestivus dan bukan
merupakan indikasi adanya hipoksia akut.
Pada janin, hepar berperan sebagai tempat penyimpanan glikogen dan zat besi
Vitamin K dalam hepar pada neonatus sangat minimal oelh karena pembentukannya tergantung
pada aktivitas bakteri. Defisiensi vitamin K dapat menyebabkan perdarahan neonatus pada
beberapa hari pertama pasca persalinan.
Proses glukoneogenesis dari asam amino dan timbunan glukosa yang memadai dalam hepar
belum terjadi saat kehidupan neonatus. Lebih lanjut, aktivitas kadar hormon pengatur
karbohidrat seperti cortisol, epinefrin dan glukagon juga masih belum efisien. Dengan demikian,
hipoglikemia neonatal adalah merupakan keadaan yang sering terjadi bila janin berada pada suhu
yang dingin atau malnutrisi.
Proses glukoronidasi pada kehidupan awal neonatus sangat terbatas sehingga bilirubin tak dapat
langsung dikonjugasi menjadi empedu. Setelah hemolisis fisiologis pada awal neonatus atau
adanya hemolisis patologis pada isoimunisasi nenoatus dapat terjadi kern icterus.
FUNGSI GINJAL
Ginjal terbentuk dari mesonefros, glomerulus terbentuk sampai kehamilan minggu ke 36. Ginjal
tidak terlampau diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan janin.
Plasenta, paru dan ginjal maternal dalam keadaan normal akan mengatur keseimbangan air dan
elektrolit pada janin. Pembentukan urine dimulai pada minggu 9 12. Pada kehamilan 32
minggu, produksi urine mencapai 12 ml/jam, saat aterm 28 ml/jam. Urine janin adalah
komponen utama dari cairan amnion.
SISTEM IMUNOLOGI
Pada awal kehamilan kapasitas janin untuk menghasilkan antibodi terhadap antigen maternal
atau invasi bakteri sangat buruk. Respon imunologi pada janin diperkirakan mulai terjadi sejak
minggu ke 20
Respon janin dibantu dengan transfer antibodi maternal dalam bentuk perlindungan pasif yang
menetap sampai beberapa saat pasca persalinan.
Terdapat 3 jenis leukosit yang berada dalam darah: granulosit monosit dan limfosit
Granulosit : granulosit eosinofilik basofilik dan neutrofilik
Limfosit : T-cells [derivat dari thymus] dan B-cells [derivat dari Bone Marrow]
Immunoglobulin (Ig) adalah serum globulin yang terdiri dari IgG IgM IgA - IgD dan IgE
Pada neonatus, limpa janin mulai menghasilkan IgG dan IgM. Pembentukan IgG semakin
meningkat 3 4 minggu pasca persalinan.
Perbandingan antara IgG dan IgM penting untuk menentukan ada tidaknya infeksi intra uterin.
Kadar serum IgG janin aterm sama dengan kadar maternal oleh karena dapat melewati plasenta.
IgG merupakan 90% dari antibodi serum jain yang berasal dari ibu. IgM terutama berasal dari
janin sehingga dapat digunakan untuk menentukan adanya infeksi intrauterin.
ENDOKRIN
Thyroid adalah kelenjar endokrin pertama yang terbentuk pada tubuh janin.
Pancreas terbentuk pada minggu ke 12 dan insulin dihasilkan oleh sel B pankreas. Insulin
maternal tidak dapat melewati plasenta sehingga janin harus membentuk insulin sendiri untuk
kepentingan metabolisme glukosa.
Semua hormon pertumbuhan yang disintesa kelenjar hipofise anterior terdapat pada janin, namun
peranan sebenarnya dari hormon protein pada kehidupan janin belum diketahui dengan pasti.
Kortek adrenal janin adalah organ endokrin aktif yang memproduksi hormon steroid dalam
jumlah besar. Atrofi kelenjar adrenal seperti yang terjadi pada janin anensepali dapat
menyebabkan kehamilan postmatur.
Janin memproduksi TSH thyroid stimulating hormon sejak minggu ke 14 yang menyebabkan
pelepasan T3 dan T4 .
Referensi:
http://obfkumj.blogspot.com/2009/07/fisiologi-janin.html
http:www//google.com