Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN KASUS (PROSES KEPERAWATAN)

Nama Mahasiswa

: Subhan, S.Kep

NIM

: 010030170 B

Ruang

: THT Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo.

Pengkajian diambil tanggal


1.

: 22 April 2002. Jam 08.00 BBWI

IDENTITAS PASIEN
Nama

: Tn A. B. Tanjung

Umur

: 64 Tahun/Bulan

Jenis Kelamin

: Laki-laki.

Suku/Bangsa

: Dayak/Indonesia

Agama

: Kristen

Status Marieta

: Kawin

Pekerjaan

: Swasta

Pendidikan

: SLTA

Bahasa yang digunakan

No. Regester :

: Indonesia

Alamat

: Jl. Sethaji 4/54 Kab.Kuala Kapuas Kalimantan Tengah

Kiriman dari

: dokter praktek

Tanggal MRS

: 12 April 2002 Jam... WIB.

Cara Masuk
Diagnosa Medis

: Lewat Instalasi Rawat Darurat/Poliklinik RSUD Dr.


Soetomo Surabaya
: Ca Nasofaring + Diabetes Melitus + Hipertensi

Alasan Dirawat

: Ingin menjalani kemoterapi

Keluhan Utama

: Telinga kiri terasa buntu/hingga peradangan. Timbul


benjolan di leher kanan dan kiri sejak 3 bulan yang lalu.

Upaya yang telah dilakukan : Berobat ke dokter praktek.


Terapi/operasi yang pernah dilakukan :...
2.

RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


1) Riwayat Penyakit Dahulu
Pada tahun 1999 klien pernah mengalami stroke
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Telinga kiri terasa buntu/hingga peradangan. Timbul benjolan di leher
kanan dan kiri sejak 3 bulan yang lalu.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga


Riwayat kesehatan keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit
seperti yang diderita klien saat ini.
4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup
bersih.
5) Riwayat Kesehatan Lainnya
Alat bantu yang dipakai : ..
3.

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1) Keadaan Umum : baik
2) Tanda-tanda vital
Suhu

: 36,8 0C

Nadi

: 90 X/menit. Kuat dan teratur

Tekanan darah : 140/90 mmHg.


Respirasi

: 20 x/menit

3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Pernafasan melalui hidung. Frekuensi 20 x/menit, Irama teratur,
tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak
terlihat keringat pada dahi, tidak terdengar suara nafas tambahan,
dentuk dada simetris, hasil foto Thorax PA
Cor / pulmo tidak ada kelainan.
(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Nadi 90 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 140/90 mmHg,
Suhu 36,8 0C, perfusi hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra
sistole/murmur tidak ada.
(3) Persyarafan (B 3 : Brain)
Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Orientasi baik (5)
Motorik : Menurut perintah (6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik.
Persepsi Sensori :
Pendengaran

Penciuman

Pengecapan

Penglihatan

Peradaan

(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)


Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning.
(5) Pencernaan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)
Mulut dan tenggorokan normal, Abdomen normal, Peristaltik
normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare,
Rectum normal, klien buang air besar 1 X/hari.
(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Kemampuan pergerakan sendi

bebas/terbatas

Parese ada/tidak, Paralise ada/tidak, Hemiparese ada/tidak,


Ekstrimitas
Atas

: Tidak ada kelainan


: Tidak ada kelainan

Bawah : Tidak ada kelainan


Tulang Belakang : Tidak ada kelainan
Warna kulit

: Tidak ada kelainan

Akral

: Tidak ada kelainan

Turgor

: Tidak ada kelainan

Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitus.


(7) Sistem Endokrin
Terapi hormon

Karakteristik sex sekunder

Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik :


Hipoglikemia

Polidipsi

Poliphagi

Poliuri

Postural hipotensi :
Kelemahan

Pola aktivitas sehari-hari

(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan


Pada pasien diabetik terjadi perubahan persepsi dan tata laksana
hidup sehat karena kurangnya pengetahuan tentang dampak
diabetuk sehingga menimbulkan persepsi yang negatif terhadap
dirinya dan kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur
pengobatan dan perawatan yang lama, oleh karena itu perlu adanya
penjelasan yang benar dan mudah dimengerti pasien.
(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
maka kadar gula darah tidak dapat dipertahankan sehingga
menimbulkan keluhan sering kencing, banyak makan, banyak
minum, berat badan menurun dan mudah lelah. Keadaan tersebut
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan nutrisi dan metabolisme
yang dapat mempengaruhi status kesehatan penderita.
(3) Pola Eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik
yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan lancar,
Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning. Pada eliminasi
alvi relatif tidak ada gangguan. Klien buang air besar 1 X/hari.
(4) Pola tidur.dan Istirahat
Adanya poliuri dan situasi rumah sakit yang ramai akan
mempengaruhi waktu tidur dan istirahat penderita, sehingga pola
tidur dan waktu tidur penderita mengalami perubahan. Klien
kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari. Klien
tampak terganggu dengan kondisi ruang perawatan yang ramai.
(5) Pola Aktivitas dan latihan
Adanya diabetik dan Ca. nasofaring menyebabkan penderita tidak
mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara maksimal,
penderita mudah mengalami kelelahan. Klien biasanya bekerja
diluar rumah, tapi saat ini klien hanya beristirahat di Rumah Sakit
sambil menunggu rencana operasi.
(6) Pola Hubungan dan Peran
Ca nasofaring yang sukar sembuh menyebabkan penderita malu dan
menarik diri dari pergaulan.
(7) Pola Sensori dan Kognitif
Pasien dengan diabetes cenderung mengalami neuropati / mati rasa

pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya trauma. Klien


mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak
mengalami disorientasi.
(8) Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan menyebabkan
penderita mengalami gangguan pada gambaran diri. Lamanya
perawatan,

banyaknya

biaya

perawatan

dan

pengobatan

menyebabkan pasien mengalami kecemasan dan gangguan peran


pada keluarga (self esteem). Klien mengalami cemas karena
Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan
diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
(9) Pola Seksual dan Reproduksi
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di organ
reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi seksual,
gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada
proses ejakulasi serta orgasme. Selama dirawat di rumah sakir
klien tidak dapat melakukan hubungan seksual seperti biasanya.
(10) Pola mekanisme/Penanggulangan Stress dan koping
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang kronik,
perasaan tidak berdaya karena ketergantungan menyebabkan reaksi
psikologis yang negatif berupa marah, kecemasan, mudah
tersinggung dan lain lain, dapat menyebabkan penderita tidak
mampu menggunakan mekanisme koping yang konstruktif /
adaptif. Klien merasa sedikit stress menghadapi tindakan
kemoterapi/sitostatika. karena kurangnya pengetahuan.
(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh
serta ca nasofaring tidak menghambat penderita dalam
melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah penderita.
Personal Higiene
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan
cuci rambut 1 X/minggu.

Ketergantungan
Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung
alkohol.
Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit
stress menghadapi tindakan operasi.
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar
tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus
dengan dunia luar, kehilangan pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya
mahal.
Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama Kristen, ajaran
agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah dan
aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh gereja di
sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.
Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya
DIAGNOSTIC TEST/PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 9 April 2002
-

Hb

: 15,8 mg/dl (13,4 mg/dl)

Leukosit

: 11,3

Albumin

: 4,1

SGOT

: 10,2

SGPT

: 13,5 U/L

Bilirubin Direk

: 0,31

( 0,25)

Bilirubin Total

: 1,01

( 1,00)

Alkali Phospatase

: 148

Cholesterol Total

: 148,8

( 200)

Trigliserida

: 81,4

( 200)

HDL Cholesterol

: 30

( 35

LDL Cholesterol

: 101

( 130)

Ureum/BUN

: 13,8 mg/dl (10 20)

Serum Creatinin

: 1,16 mg/dl (L : 0,9 1,5 P : 0,7 1,3)

gr/dl

(3,2 3,5 gr/dl)


( kurang 29 )U/L

Uric Acid

: 4,1

(L : 3,4 7,0 P : 2,4 5,7)

Glukosa puasa

: 300 mg/dl ( 126 mg/dl)

Glukosa 2 jam pp

: 463 mg/dl ( 140 mg/dl)

Hasil pemeriksaan Laboratorium tanggal 22 April 2002


-

Gula darah acak

: 178 mg/dl ( 140 mg/dl)

Hasil pemeriksaan Patologi tanggal 10 April 2002


Mikroskopik
-

Jaringan nasofaring hiperplastik, tidak tampak tanda-tanda keganasan

Jaringan nasofaring dengan infiltrat luas undiff. Epidermoid carcinoma,


WHO type 3.

Kesimpulan : Nasofaring kiri, biopsi undiff. Epidermoid carcinoma, WHO


type 3.
Hasil pemeriksaan CT Scan tanggal 9 April 2002
Terliha gambaran massa daerah nasopharynx mengenai atap serta dinding kanan
kiri. Batas anterior mencapai cavum nasi bagian posterior. Sisi kanan juga
terlihat ada cairan dalam sinus maxillaris kanan suspect merupakan perluasan
tumor tersebut. Belum terlihat ada invasi tumor ke intracranial. Perluasan ke
lateral, kanan kiri sampai di musculus pterygoideus tetapi belum mengadakan
infiltrasi pada musculus tsb. Pada infiltrasi intracranial.
Kesimpulan : Gambaran tumor nasopharynx
Hasil pemeriksaan Radiologi tanggal 9 April 2002
Thorax PA
Cor / pulmo tidak ada kelainan.

TERAPI :
-

.
Tanda tangan mahasiswa

ANALISA DAN SINTESA DATA

NO

D ATA
Klien

ETIOLOGI

kurang Rasa

nyeri

MASALAH

pada Ganguan pola tidur

tidur baik pada kepala.


waktu

siang

maupun

malam

hari.

Klien

tampak terganggu
dengan

kondisi

ruang perawatan
yang ramai.
O:

Kurangnya

S:

pengetahuan

Klien

tentang

mengatalakn

penyakitnya.

cemas

karena

Kurangnya
pengetahuan
tentang

sifat

penyakit,
pemeriksaan
diagnostik
tujuan

dan

tindakan

yang
diprogramkan.
Lamanya
perawatan,
banyaknya biaya
perawatan

dan

pengobatan

dan

gangguan
pada

peran
keluarga

(self esteem).
Klien mengatakan
sedikit
menghadapi
tindakan

stress

Cemas

PARAF

kemoterapi/
sitostatika. karena
kurangnya
pengetahuan.
O:

Kurangnya

Kurangnya

S:

informasi.

pengetahuan

Klien mengatakan

tentang

kurang

penyakit,

diet,

mengetahui

perawatan

dan

tentang

proses

proses

pengobatan

penyakit,
perawatan
maupun
pengobatan serta
kurangnya
pengetahuan
tentang

dampak

diabetuk dan diet.


O:

Intake

makanan Gangguan

Klien mengalami yang kurang.

pemenuhan nutrisi

muntah 2 X

kurang

S:

kebutuhan tubuh

Klien

dari

mengeluh

selalu mual dan


selalu

ingin

muntah
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.

Ganguan pola tidur berhubungan dengan rasa nyeri pada kepala.

2.

Cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya.

3.

Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya informasi.

4.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake makanan yang kurang.

RENCANA TINDAKAN
NO

DIAGNOSA

TUJUAN

RENCANA TINDAKAN

RASIONAL

KEPERAWATAN
1.

Gangguan pola tidur berhubungan


dengan rasa nyeri pada kepala.

Tujuan : Gangguan pola tidur


pasien akan teratasi.
Kriteria hasil :
1. Pasien mudah tidur dalam
waktu 30 40 menit.
2. Pasien tenang dan wajah
segar.
3. Pasien mengungkapkan
dapat beristirahat dengan
cukup.

1.
2.
3.
4.

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan 1.


tenang.
Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di
rumah.
2.
Kaji adanya faktor penyebab gangguan
pola tidur yang lain seperti cemas, efek
obat-obatan dan suasana ramai.
3.
Anjurkan pasien untuk menggunakan
pengantar tidur dan teknik relaksasi.

Lingkungan yang nyaman dapat membantu


meningkatkan tidur/istirahat.
Mengetahui perubahan dari hal-hal yang
merupakan kebiasaan pasien ketika tidur
akan mempengaruhi pola tidur pasien.
Mengetahui faktor penyebab gangguan pola
tidur yang lain dialami dan dirasakan
pasien.

5.

Kaji tanda-tanda kurangnya


kebutuhan tidur pasien.

pemenuhan 4.

Pengantar tidur akan memudahkan pasien


dalam jatuh dalam tidur, teknik relaksasi
akan mengurangi ketegangan dan rasa
nyeri.

5.

Untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya


kebutuhan tidur pasien akibat gangguan
pola tidur sehingga dapat diambil tindakan
yang tepat

2.

Cemas
berhubungan
kurangnya
pengetahuan
penyakitnya.

dengan Tujuan : rasa cemas


tentang berkurang/hilang.
Kriteria Hasil :
1. Pasien dapat
mengidentifikasikan sebab
kecemasan.
2. Emosi stabil., pasien tenang.
3. Istirahat cukup.

1.

Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh 1


pasien.

2.

Beri kesempatan pada pasien


mengungkapkan rasa cemasnya.
Gunakan komunikasi terapeutik.

3.

Beri informasi yang akurat tentang proses 4


penyakit dan anjurkan pasien untuk ikut
serta dalam tindakan keperawatan.

5.

Berikan keyakinan pada pasien bahwa 5


perawat, dokter, dan tim kesehatan lain
selalu berusaha memberikan pertolongan
yang terbaik dan seoptimal mungkin.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk 6
mendampingi pasien secara bergantian.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan 7
nyaman.

7.
Kurangnya pengetahuan tentang
proses penyakit, diet, perawatan, dan
pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi.

4.

6.

3.

untuk 2

Tujuan : Pasien memperoleh 1.


informasi yang jelas dan benar
tentang penyakitnya.
Kriteria Hasil :
1. Pasien mengetahui tentang 2.
proses
penyakit,
diet,
perawatan
dan
pengobatannya dan dapat
menjelaskan kembali bila 3.

Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga 1.


tentang penyakit DM dan Ca. Nasofaring.
Kaji latar belakang pendidikan pasien.

2.

Jelaskan tentang proses penyakit, diet, 3.

Untuk menentukan tingkat kecemasan yang


dialami pasien sehingga perawat bisa
memberikan intervensi yang cepat dan
tepat.
Dapat meringankan beban pikiran pasien.
Agar terbina rasa saling percaya antar
perawat-pasien sehingga pasien kooperatif
dalam tindakan keperawatan.
Informasi yang akurat tentang penyakitnya
dan keikutsertaan pasien dalam melakukan
tindakan dapat mengurangi beban pikiran
pasien.
Sikap positif dari timkesehatan akan
membantu menurunkan kecemasan yang
dirasakan pasien.
Pasien akan merasa lebih tenang bila ada
anggota keluarga yang menunggu.
Lingkung yang tenang dan nyaman dapat
membantu mengurangi rasa cemas pasien.
Untuk memberikan informasi pada
pasien/keluarga, perawat perlu mengetahui
sejauh mana informasi atau pengetahuan
yang diketahui pasien/keluarga.
Agar perawat dapat memberikan penjelasan
dengan menggunakan kata-kata dan kalimat
yang dapat dimengerti pasien sesuai tingkat
pendidikan pasien.
Agar informasi dapat diterima dengan

2.

ditanya.
Pasien dapat melakukan
perawatan
diri
sendiri
berdasarkan
pengetahuan 4.
yang diperoleh.
5.

4.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang Tujuan : Kebutuhan nutrisi 1.


dapat terpenuhi
dari kebutuhan tubuh berhubungan
Kriteria hasil :
dengan intake makanan yang kurang. 1. Berat badan dan tinggi badan
ideal.
2.
2. Pasien mematuhi dietnya.
3. Kadar gula darah dalam batas
normal.
3.
4. Tidak ada tanda-tanda
hiperglikemia/hipoglikemia.
4.
5.

perawatan dan pengobatan pada pasien


dengan bahasa dan kata-kata yang mudah
dimengerti.
Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, 4.
manfaatnya bagi pasien dan libatkan
pasien didalamnya.
Gunakan
gambar-gambar
memberikan penjelasan (jika
memungkinkan).

dalam 5.
ada /

Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.

1.

Anjurkan pasien untuk mematuhi diet 2.


yang telah diprogramkan.
Timbang berat badan setiap seminggu 3.
sekali.
Identifikasi perubahan pola makan.

4.

Kerja sama dengan tim kesehatan lain 5.


untuk pemberian insulin dan diet diabetik.

mudah
dan
tepat
sehingga
menimbulkan kesalahpahaman.

tidak

Dengan penjelasdan yang ada dan ikut


secra langsung dalam tindakan yang
dilakukan, pasien akan lebih kooperatif dan
cemasnya berkurang.
Gambar-gambar
dapat
membantu
mengingat penjelasan yang telah diberikan.
Untuk mengetahui tentang keadaan dan
kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat
diberikan tindakan dan pengaturan diet
yang adekuat.
Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah
komplikasi
terjadinya
hipoglikemia/hiperglikemia.
Mengetahui perkembangan berat badan
pasien (berat badan merupakan salah satu
indikasi untuk menentukan diet).
Mengetahui
apakah
pasien
telah
melaksanakan
program
diet
yang
ditetapkan.
Pemberian insulin akan meningkatkan
pemasukan glukosa ke dalam jaringan
sehingga gula darah menurun,pemberian
diet yang sesuai dapat mempercepat
penurunan gula darah dan mencegah
komplikasi.

TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI (SOAP)


NO
DIAGNOSA

TANGGAL

1. Gangguan pola tidur 22 April 2002


berhubungan
dengan rasa nyeri
pada kepala.

JA

TINDAKAN KEPERAWATAN

M
08.00
08.10

1.
2.
3.

08.20
4.
08.30

5.

Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang.


Kaji tentang kebiasaan tidur pasien di rumah.
Kaji adanya faktor penyebab gangguan pola tidur yang
lain seperti cemas, efek obat-obatan dan suasana ramai.
Anjurkan pasien untuk menggunakan pengantar tidur dan
teknik relaksasi.
Kaji tanda-tanda kurangnya pemenuhan kebutuhan tidur
pasien.

23 April 2002

08.00
08.10
08.20

1.
2.
3.
4.

08.30
5.

08.40

S:
Pasien mengungkapkan dapat beristirahat
dengan cukup.
O:
1. Pasien mudah tidur dalam waktu 30 40
menit.
2. Pasien tenang dan wajah segar.
A : Tujuan Berhasil
P : Intervensi dihentikan

08.40
2. Cemas berhubungan
dengan kurangnya
pengetahuan
tentang
penyakitnya.

EVALUASI (SOAP)

6.
7.

Kaji tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien.


Beri kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa
cemasnya.
Gunakan komunikasi terapeutik.
Beri informasi yang akurat tentang proses penyakit dan
anjurkan pasien untuk ikut serta dalam tindakan
keperawatan.
Berikan keyakinan pada pasien bahwa perawat, dokter,
dan tim kesehatan lain selalu berusaha memberikan
pertolongan yang terbaik dan seoptimal mungkin.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk mendampingi
pasien secara bergantian.
Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman

S:
O:
1. Pasien dapat mengidentifikasikan sebab
kecemasan.
2. Emosi stabil., pasien tenang.
3. Istirahat cukup.
A : Tujuan Berhasil
P : Intervensi dihentikan

Tanda
tangan

08.50
09.00
3. Kurangnya
pengetahuan
tentang proses
penyakit, diet,
perawatan, dan
pengobatan
berhubungan
dengan kurangnya
informasi.

24 April 2002

08.00

1.

08.10

2.
3.

08.20
4.
5.
08.30

Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakit


DM dan Ca. Nasofaring.
Kaji latar belakang pendidikan pasien.
Jelaskan tentang proses penyakit, diet, perawatan dan
pengobatan pada pasien dengan bahasa dan kata-kata yang
mudah dimengerti.
Jelasakan prosedur yang kan dilakukan, manfaatnya bagi
pasien dan libatkan pasien didalamnya.
Gunakan gambar-gambar dalam memberikan penjelasan
(jika ada / memungkinkan).

Gangguan 25 April 2002


pemenuhan
kurang
kebutuhan

nutrisi

makanan

08.10

dari
tubuh

berhubungan
dengan

08.00

08.20
08.30

intake
yang

08.40

O:
1. Pasien mengetahui tentang proses
penyakit, diet, perawatan dan
pengobatannya dan dapat menjelaskan
kembali bila ditanya.
2. Pasien dapat melakukan perawatan diri
sendiri berdasarkan pengetahuan yang
diperoleh.
A : Tujuan Berhasil
P : Intervensi dihentikan

08.40
4.

S:

1.
2.
3.
4.
5.

Kaji status nutrisi dan kebiasaan makan.


Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah
diprogramkan.
Timbang berat badan setiap seminggu sekali.
Identifikasi perubahan pola makan.
Kerja sama dengan tim kesehatan lain untuk pemberian
insulin dan diet diabetik.

S:
O:
1. Pasien mematuhi dietnya.
2. Kadar gula darah dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-tanda
hiperglikemia/hipoglikemia.
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Intervensi terus dilakukan.

kurang.

Anda mungkin juga menyukai