Oleh :
Ni Made Inki Arianti
(P07134013004)
(P07134013018)
(P07134013035)
(P07134013043)
(P07134013048)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2014/2015
Pada Undang-Undang no 18 tahun 2012 tentang pangan pada bagian kesatu pasal 67
ayat 1 dan ayat 2 yang berisi tentang keamanan pangan. Pada pasal 68 yang terdiri dari 5
pasal yang beirisi tentang Peraturan Pemerintah atau aturan tentang pengawasan pangan.
Pada pasal 69 tentang Penyelenggaraan Keamanan Pangan dilakukan melalui:
a. Sanitasi Pangan;
b. pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;
c. pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa Genetik;
d. pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;
e. penetapan standar Kemasan Pangan;
f. pemberian jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan; dan
g. jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.
Bagian Kedua
Sanitasi Pangan
Pada Undang-Undang no 18 tahun 2012 tentang pangan pada bagian kedua tentang
sanitasi pangan pada pasal 70 yang berisi 3 ayat dimana sanitasi pangan harus memenuhi
persyaratan standar Keamanan Pangan. Pada pasal 71 yang terdiri dari 3 ayat yang mengatur
tentang Persyaratan Sanitasi dan jaminan Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia
diatur dalam Peraturan Pemerintah. Pada pasal 72 yang terdiri dari 3 ayat yang mengatur
tentang sanksi jaminan Keamanan Pangan dan/atau keselamatan manusia diatur dalam
Peraturan Pemerintah. Sanksi administratif sebagaimana dimaksud berupa:
a. denda;
b. penghentian sementara dari kegiatan, produksi, dan/atau peredaran;
c. penarikan Pangan dari peredaran oleh produsen;
Bagian ke enam belas pasal 109 -112 tentang Pengamanan Makanan dan
minuman
Pasal 3
Setiap Orang yang memproduksi Pangan Olahan yang mengandung Gula, Garam,
dan/atau Lemak untuk diperdagangkan wajib memuat informasi kandungan Gula,
Garam, dan Lemak, serta pesan kesehatan pada Label Pangan
Peraturan Menteri Kesehatan
1168/Menkes/PER/X/1999
RI
No.
772/Menkes/Per/IX/88
No.
Kesehatan
Republik
Indonesia
Nomor
Di Indonesia telah disusun peraturan tentang Bahan Tambahan Pangan yang diizinkan
ditambahkan dan yang dilarang (disebut Bahan Tambahan Kimia) oleh Departemen
digunakan, serta ambang batas maksimalnya (Pasal 10). BTP yang belum diketahui
dampaknya bagi kesehatan manusia wajib terlebih dahulu diperiksa keamanannya,
dan penggunaannya dalam pangan untuk diedarkan dapat dilakukan setelah mendapat
persetujuan Pemerintah(Pasal 11).
Bagian ketiga terdiri dari pasal 13, 14 dan 15 tentang rekayasa genetika dan
iradasi pangan. Bagian keempat terdiri dari pasal 16,17,18 dan 19 tentang kemasan
pangan. Bagian kelima terdiri dari pasal 20 yang membahas mengenai jaminan mutu
pangan dan pemeriksaan laboratorium. Bagian keenam terdiri dari pasal 21,22 dan 23
yang membahas tentang pangan tercemar.
PP No.28 Tahun 2004 tentang keamanan, mutu dan gizi pangan.
Peraturan Pemerintah ini menjelaskan tentang keamanan, mutu dan gizi
pangan. Dalam UU ini dijelaskan ketentuan umum pangan. Penetapan mengenai
keamanan pangan yang meliputi sanitasi, Bahan Tambahan Pangan, pangan produk
rekayasa genetika, Iradiasi pangan, kemasan pangan, jaminan mutu pangan dan
pemeriksaan laboratorium, pangan tercemar. Mutu dan gizi pangan meliputi mutu
pangan, sertifikasi mutu pangan, gizi pangan. Pemasukan dan pengeluaran pangan ke
dalam dan dari wilayah Indonesia, pengawasan dan pembinaan, peran serta
masyarakat.
Permenkes Nomor 239/Menkes/ Per/V/1985
Menetapkan 30 zat pewarna tertentu yang dinyatakan berbahaya. Zat pewarna
yang dilarang adalah auramine, alkanet, butter yellow, black 7984, burn umber,
chrysbidine, chrysoine S, citrus red no. 2, chocolate brown FB, fast red E, fast yellow
AB, guinea green B, indanthrene blue RS, magenta, metanil yellow, oil orange SS, oil
orange XO, oil yellow AB, oil yellow OB, orange G, orange GGN, orange RN, orchil
and orcein, ponceau 3R, ponceau SX, ponceau 6R, rhodamin B,sudan I, scarlet GN,
violet 6B.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label
dan Iklan Pangan
Pada Peraturan Pemerintah ini menjelaskan tentang pelabelan pada makanan
yang dapat berupa label penambahan bahan tambahan pangan, komposisi ataupun
tanggal kadaluarsa bahan pangan tersebut sehingga bahan pangan ataupun makanan
layak untuk dikonsumsi.
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan
Tambahan Pangan (BTP)
Keamanan pangan atau makanan merupakan hal yang sangat penting dalam
suatu industri pangan, bahkan juga untuk industri rumah tangga pangan (IRTP).
Sebagaimana industri kecil pada umumnya. IRTP pun masih terbelit aneka
permasalahan baik yang menyangkut teknis maupun manajerial.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2013 Tentang Batas Maksimum Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan Pengawet
Pada peraturan ini pada BAB III mengatur tentang jenis dan batas maksimun
BTP yang diperbolehkan dan BAB IV penggunaan BTP pengawet dan pada BAB V
beisi tentang larangan penggunaan BTP yang berlebihan.
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/MENKES/PER/V/1985
Pada Peraturan ini diatur tentang penggunaan zat pewarna, tentang pemanis
buatan dan batas penambahan bahan makanan tersebut.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor : HK 00.05.55.6497
Pada Peraturan ini yaitu pada BAB III yang berisi pasal 5 sampai pasal 9 yang
berisi tentang bahan dasar digunakan sesuai tipe pangan dan kondisi penggunaan
tertentu diperiksa keamanannya dan mendapat persetujuan dari Kepala Badan.
DAFTAR PUSTAKA
Prof. Dr. Ir. Wisnu Cahyadi, M.Si. 2012. Bahan Tambahan Pangan Edisi II. Jakarta: Bumi
Aksara
Pipimm.2004. UU No 18 th 2012 tentang Pangan ,Keamanan Pangan, sanitasi pangan, BTM.
Online.http://www.pipimm.or.id/admin/file/peraturan/UU%20Nomor
Peraturan
Pemerintah
Republik
Indonesia
Nomor
69
Tahun
1999.Online.http://bkp.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/PP_69_tahun_1999.
pdf. Diakses pada 5 Maret 2015.
Firmansya,Erwin.2013.Batas
Maksimun
Penggunaan
BTP
Pengawet.
Online.https://www.academia.edu/5630270/BPOM_No_36_Tahun_2013_Tentang_
Batas_Maksimum_Penggunaan_BTP_Pengawet. Diakses pada 5 Maret 2015.
Rachmadi.2013.
Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
033
Tahun
2012.Online.http://www.kebumenkab.go.id/index.php/public/article/detail/44.
Diakses pada 5 Maret 2015.