Anda di halaman 1dari 3

Gastrointestinal Disease

1. Peptic Ulcer Disease (PUD)


Peptic ulcer disease atau ulser peptikum adalah penyakit tukak
atau lambung pada lapisan saluran cerna bagian atas (gastric = lambung
dan duodenal = usus 12 jari) yang terjadi akibar asam lambung / pepsin.
Penyebabnya adalah bakteri helicobacter pylori, dan obat NSAID yang
dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung melalui iritasi
terhadap epitel lambung.
Gejala Klinis :
Ulcer cenderung sembuh dan kambuh kembali, gejala tergantung
lokasi dan usia pasien. Kadang ada yang tanpa gejala. Hanya separuh dari
penderita penyakit ini yang memiliki gejala khas ulkus duodenum, yaitu
nyeri lambung perih, panas, sakit perut, dan lapar.
Dental management :
Secara umum tidak ada kontraindikasi dalam melakukan anestesi
pada pasien ini. Dokter gigi tidak boleh memberikan aspirin / NSAID pada
pasien dengan riwayat peptic ulcer, karena obat ini memberi efek iritatif
pada epitel gastrointestinal. Dokter gigi disarankan untuk memberi
acetaminophen dan compound acetaminophen. Jika ingin memberi
analgesic sebaiknya dibatasi dengan dosis kecil dan hanya dalam periode
waktu yang singkat. Dalam pemberian antibiotic sebaiknya menghindari
antibiotic jangka panjang. Perawatan dental rutin dapat melengkapi terapi
selama dilakukan perawatan medis umum.
Modifikasi rencana perawatan :
Helicobacter pylori ternyata ditemukan pada dental plak dan dapat
menyebabkan sumber infeksi / reinfeksi melalui saluran pencernaan.
Sehingga disarankan bagi dokter gigi untuk menjelaskan kepada pasien
akan pentingnya menjaga OH, dokter gigi dapat melakukan scalling secara
periodeik dan prophylaksis.
2. Inflammatory bowel disease (IBD)

Inflammatory bowel disease (IBD) terdiri dari Crohns disease


(CD), Ulcerative colitis (UC) dan penyakit yang termasuk ke dalam
kondisi medis yang dikenal sebagai Indeterminate colitis. Ada beberapa
ciri-ciri yang berbeda dari inflamasi kronis dan rekuren yang berbeda pada
traktus gastrointestinal.
Pada penderita CD, inflamasi kronis cenderung menyerang
beberapa bagian dari traktus gastrointestinal, sedangkan pada UC, mukosa
yang terinflamasi dapat mempengaruhi kerja kolon. Indeterminate colitis
hanya dikhususkan pada beberapa kasus yang menunjukkan colectomy dan
dokter spesialis tidak dapat mengidentifikasi apakah penyakit tersebut
termasuk ke dalam CD maupun UC setelah pemeriksaan secara
menyeluruh, IBD type unclassified ini terjadi pada pasien dengan gejala
klinis dan endocospic dengan IBD kronis yang menyerang kolon, tanpa
menyerang usus kecil, dan secara histologi tidak terklasifikasikan ke
dalam CD maupun UC.
Etiologi dari IBD belum diketahui secara pasti, dengan onset yang
sering terjadi biasanya pada dekade kedua atau ketiga dari kehidupan
pasien tanpa ada perbedaan gender. Prevalensinya 1:10.000 orang.
Ulcerative Colitis (UC)
UC adalah penyakit yang diakibatkan adanya inflamasi pada usus
yang meyerang mukosa superfisial dari rektum dan sebagain besar
intestinal. Penyakit tipe ini dimulai dari rektum dan menjalar ke sebagian
besar usus pada lapisan terdalam dari dinding intestinal. Hanya sebagain
kecil intestinal yang terinfeksi.
Pemeriksaan endocospic menunjukkan adanya eritema, ulser dan
pseudopolip pada mukosa intestinal. Pada pemeriksaan histologi, terjadi
infiltrasi limfotik yang signifikan pada lamina propia, granulasi, cryptic
inflammation dan abses.
Tanda dan gejala yang sering terjadi adalah pasien selalu merasa
lapar, sakit perut, diare kronis yang bercampur dengan mukus atau darah
dan berat badan menurun.
Crohns Disease (CD)

CD termasuk inflamasi kronis, yang menyerang beberapa bagian


dari

usus

termasuk

menunjukkan

rongga

terjadinya

mulut.

edema

Padapemeriksaan

pada

mukosa,

endocospic

tebal,

ulserasi,

cobblestoning, pseudopolip. Pemeriksaan histologis, terjadi infiltrasi


neutrofil, limfosit, dan mononuklear sel pada mukosa intestinal.
Tanda dan gejala yang terjadi sangat bervariasi termasuk keram
abdominal, diare, perdarahan rektal, mual dan berat badan turun.
Manifestasi Oral pada Pasien dengan IBD :
Spesifik
Orofacial granulomatosis
Cobblestoning
Mucosal tags
Deep, linear ulcer with hyperplastic folds
Pyostomatitis vegetans
Nonspesifik
Apthous ulcers
Angular cheilitis
Labial/facial edema
Gingivitis
Gingival erythema/edema

o
o
o
o

Manajemen Medis :
Antidiare/antispasmodic (diphenoxylate dan atropin)
Anti-inflamasi (sulfasalazine atau 5-amino-salisilat)
Antibiotik (metronidazol)
Kortikosteroid (topikal maupun sistemik), imunosupresan (azothiaprine, 6mercaptopurin)

Dental Management :
o Pasien harus melakukan kontrol secara rutin dan berkala untuk mencegah
terjadinya kerusakan dari jaringan keras dan lunak.
o Melakukan evaluasi pada fungsi hipotalamus/pituitari/adrenal untuk
mengetahui kesiapan pasien dalam menerima prosedur perawatan gigi.
o Hindari pemberian dari NSAID
o Sebelum prosedur perawatan gigi dijalankan, manifestasi dan komplikasi
dari IBD harus dirawat terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai