Anda di halaman 1dari 13

Haunted House

Pada hari minggu, Budi, seorang remaja 20 tahun pindah kerumah barunya
didaerah Jakarta. Bersama adik perempuannya yang bernama Ani yang masih
berusia 9 tahun. Semenjak kedua ornag tuanya sudah tiada, Budi dan Ani sering
berpindah-pindah tempat tinggal. Sekarang, Budi diberikan rumah cukup megah
oleh Pamannya. Rumah mewah itu sangat murah, jadi beliau langsung membelikan
rumah tersebut untuk keponakannya ini agar memiliki tempat tinggal sendiri. Budi
dianggap sudah mampu mengurus urusan rumah tangga.
Rumah ini begitu murah. BElum lagi, rumah yang dibeli ini sudah termasuk
funitur lengkap. Awalnya Budi berpikri optimis dan beruntung bahwa dirinya
diberikan rumah sebagus ini. Tidak ada kecurigaan terutama kepada pemilik
sebelumnya yang ingin menjual rumah ini. Tetangga-tetangga sekitar juga tidak ada
yang buka mulut mengenai sesuatu tentag rumah itu. Rahasia umum dipeurmahan
tersebut yaitu rumah berhantu yang akan ditinggali oleh Budi dan Ani. Asal-usul
angkenrya tempat itu juga belum dikatahui secara pasti. Budi dan Ani baru saja
sampai dirumah barunya bersama agen penjualannya.
"KAk! Ini rumahnya!?" Tanya Ani sambil menempelkan wajahnya dikaca
mobil.
"Hummm iya. Pagarnya sudah tidak dikunci kan?" Budi mengonfirmasi
kepada agen penjualannya yang sedang memarkir mobilnya.
"Masuk saja! Didalamnya sudah bersih dan siap ditinggali. Pembayarannya
juga sudah lunas. Terima kasih ya." Ujar agen itu sambil bersalaman dnegan Budi.
"Horeee rumah baru!"
Ani keluar dari mobil dan berlari masuk kerumah dnegan girang. Wajar saja, sebagai
anak kecil, ia begitu sensitif akan tempat tinggalnya. Kebetulan selama tinggal
bersama pamannya, Ani tidak merasa nyaman. Sang agen penjualan terlihat gelisah
menjelang detik-detik rumah itu akan dihuni. Budi merasa ada yang tidak beres.
"Ada masalah pak?" Tanya Budi sopan.
"Oh! Tidak-tidak! Kalian berdua bisa kan langsung masuk snedirian tanpa
saya. Keliahatannya saya ada janji ketemu klien dan saya sudah hampir telat" jawab
agen sambil melihat jam tangannya.
"Hmm oke. Terimakasih ya. Hati-hati dijalan" Budi keluar dari mobil sambil
membawa tas-tas miliknya.
Setelah Budi dan Ani sudah masuk, sang agen penjualan rumah tersebut meliriklirik kedalam melalui jendela. Ia ingin tahu apa yang akan terjadi pada mereka. Rasa
khawatir dan bersalah sangat begitu menyiksa batinnya yang telah menjebloskan 2

anak tak berdosa itu ketempat iblis. Masalah uang dan komisi bagidirinya adalah
yang terpenting sehingga ia rela menghalalkan segala cara. Termausk
mengorbankan nyawa orang lain.
Ketika agen masih berusaha memperhatikan, tiba-tiba sesosok wanita
berambut panjang dengan pakaian putih panjang disertai banyak darah
menyeringai dijendela kamar lantai 2. Wajahnya begitu seram, matanya hitam, kulit
wajahnya biru kehitam-hitaman serta rambut yang panjang persis kuntilanak.
HAntu itu berani skeali menampakan diri dipagi hari. Agen tersebut langsung
membuang muka dan memacu mobilnya dnegan kencnang pergi meninggalkan
rumah berhantu tersebut.
Budi masih sibuk merapihkan rumah barunya itu. Begitu juga dengan adik
perempuannya yangs edang asyik belarian mengelilingi lantai 2. Beberapa jam
kemudian, Budi merasa lapar dan adiknya sama sekali belum turun semenjak 3 jam
yang lalu. Budi naik kelantai 2 untuk mengajak adiknya pergi makan. Dilantai 2
terdapat 2 kamar. 1 kamar Budi, 1 kamar Ani. Budi membuka pintu kamar Ani, ya
disitu Ani sedang duduk dilantai menghadap kearah jendela luar seakan ada
sesuatu yang menarik bagi dirinya.
"Ani!? NGapain kamu bengong disitu? Mau makan ndak?"
"Oh! Kak, ada yang mampir dirumah baru kita nih kak!" Kata Ani bersemagat.
Tentu saja, Budi tidak mengetti apa yang dikatakan adiknya itu. Tidak ada siapapun
dikamar tersebut selain Budi dan Ani. Namun, Budi curiga. Ia menghampiri jendela
dan melihat keluar siapa tahu ada seseorang disana. Kemudian ia mengecek setiap
sudut kamar.
"Mampir?Ngarang aja kamu."
"Loh!? Ini cewek lagi duduk didepanku masa gak liat!?" Ujar Ani agak kesal
smabil menunjuk kearah persis didepannya namun tidak ada apa-apa disitu.
Rasa seikit takut dan waswas langsung irasakan Budi. Adiknya itu sama sekali tidak
pernah bohong selama hidupnya. KAli ini, Budi berpikir bahwa Ani hanya bercanda
dan berusaha untuk tetap berpikir logis.
"Ah mana ada! Yuk kita makan! Aku udah lapar!" Kata Budi sambil menarik
tangan Ani keluar dari kamarnya itu.
--Malam harinya, terjadi sesuatu yang sangat aneh dan menakutkan. Ketika
Budi sedang sikat gigi lalu ia kumur-kumur. Air yang dikumur dimulut berubah
menjadi darah saat ia mengeluarkannya lagi diwastafel. Budi langsung membuka
mulutnya lebar-ebar didepan cermin. NAmun tidak ada luka ataupun penyakit.

Darah yang begitu banyak keluar dari mulutnya tanpa alasan jelas memang
merupakan suatu pertanda yang aneh, namun Budi tetap berusaha tidak ketakutan.
Jam menunjukan pukul 10 malam. Budi dan Ani sudah terlelap dikamarnya
masing-masing. Saat ini tidak aneh sampai pada akhirnya Budi merasakan sesuatu
yang mistik. Tiba-tiba dadanya terasa snagat sesak. Lalu sekujur tubuhnya
kepanasan seakan-akan demam tinggi. Budi masih terlelap namun dirinya setengah
sadar. Ini gejala Sleep Paralysys yang umum terjadi. Budi bangun dnegan nafas
yang sangat berat. Dilihatnya jam dinding masih menunjukan pukul 3 dini hari.
Karena masih shock, Budi memutuskan untuk terjaga sejenak. Ia kedapur untuk
minum dan kembalilagi kekamarnya. Namun, terdengar sayup-sayup seperti ada
orang yang membacakan mantra didalam kamar Ani. Budi mendekatkan telinganya
dipintu untuk lebih jelas mendengarnya. Tidak hanya semakin jelas, namun suara
mantra tersebut tiba-tiba langsung mengeras hingga membuat telinga Budi agak
tuli. Budi langsung membuka pintu dan alangkah terkejutnya ia bahwa tidak ada
seorangpun atau apapun yang mencurigakan dikamar adiknya. Padahal Budi yakin
bahwa ia mendengar sekelompok orang membacakan mantra yang seram didalam
kamar tersebut. Terlihat dimata Budi, Ani masih tertidur lelap tanpa ada ditraksi.
Budi memgang kepalanya dan menggosok-gosokan kepalanya untuk menenangkan
diri karena hal-hal yang aneh ini.
Esok paginya, sebelum Budi berangkat kerja, ia menyempatkan diri untuk
berpamitan dengan adiknya. Budi masuk kekamar Ani. IDsitu Ani sedang asyik
menggambar.
"Ani, Kakak mau kerja dulu ya. Nanti teman kakak akan jaga kamu sampai
kakak pulang. Yaah sekitar jam 9 - 10 malam deh. KAmu jangan nakal ya sama kak
Andi."
"Oke deh berarti nanti ada 2 orang yang jagain aku ya? Kak andi sama Kak
Lili yang ini" Kata Ani dnegan polos.
JEDERR!!! Budi merasa shock mendengar kata-kata itu lagi.
"Lili? Siapa itu? Gak ada disini yang namanya Lili! Kamujangan nakut-nakutin
kakak ah! Jangan ngomong gitu lagi yah! Kakak paling gasuka sama anak yang suka
bohong1" Bentak Budi sudah agak stress menghadapi adik kecilnya ini.
Budi meninggalkan kamar Ani dengan tergesa-gesa. Pikirannya sudah menjadi yang
tidak-tidak setelah Ani bilang begitu. Sebenarnya Budi agak khawatir mningglakna
adiknya dirumah yang tidak beres itu. Namun, Budi mencoba berpikir positif apalagi
tmannya Andi bersedia menjaga adiknya selama dirinya bekerja.
Saat Budi sedang ingin bersiap-siap pergi, ia melihat sesuatu. Budi terpaku
dan tubuhnya gemetar saat melihat seorang wanita misterius sedang mengobrol
bersama adiknya dikajuahan melalui jendela kamarnya. Dnegan buru-buru, Budi

kembali masuk kerumah dan mengecek keadaan Ani. Namun sia-sia. Tidak ada
siapapun dikamar Ani selain Ani snediri.
"Kak ada apa?"
"Haah! Haah!! Kamu tadi ngobrol sama siapa hah!?"
Ani terlihat gugup ketika disodorkan pertanyaan seperti itu.
"Cepat jawab! Ngobrol sama siapa tadi!" Bentak Budi
"Ngaak ada kok.." JAwab Ani lirih.
Budi sadar bahwa bentakannya tadi mungkin cukup membuat Ani ketakutan. Ia
memeluk adiknya itu sebnetar dan kemudian pergi.
--Andi datang kerumah Budi sekitar 1 jam setelah Budi pergi. Sesampainya
disana, Andi langsung mengecek Ani yang dari tadi asik menggambar di kamarnya.
Terlihat Ani sudah menggambar beberapa lembar. Tidak jelas terlihat apa yang ia
gambar, maka dari itu, Andi mencoba mengakrabkan diri dnegan Ana.
"halo,sedang gambar apa kamu?" Tanya Andi ramah.
"Oh hai kak Andi. Rahasia, ini belum jadi!" Kata Ani.
"Lah ini udahbanyak tuh"
"YAng itumah jelek jangan dilihat malu. Nanti deh setelah yang ini selesai,
aku kasih liatkakak"
Karena hal itu hanya sebatas basa-basi, Andi tidak terlalu peduli dengan smeua itu.
Ia turun dan langsung menyalakan TV untuk bermalas-malasan. Beberapa saat
kemudian, Ani menepati janjinya. Ia datang kepada Andi untuk menunjukan hasil
karyanya.
"Kak udah jadinih!"
"udah jadi!? SIni kakak lihat!" Kata Andi langsung mangambil kertas gambar
itu.
Ada 2 lembar yang diberikan Ani kepada Andi. Sebuah gambar yang cukup unik.
DIsitu ada gambar seorang anak peremuan yang sedang tidur lalu ada sekumpulan
orang yang diwarnai hitam disekujur tubuhnya sedang mengelilingi tempat
tidurnya. Andi kebingungan melihat gambar seperti ini. Kemudian lembar kedua
bergambar sesosok wanita dewasa berpakaian seba putih disertai bercak darah
sedang berbincang-bincang kepada seornag anak kecil dikamar. Andi berasumsi

cepat bahwa anak kecil digambar tersebut adalah Anisendiri. Bulu kuduk Andi
merinding tiba-tiba hanya karena gambaran Ani.
"Ini siapa?"
"Itu aku sama kak Lili. Kalau yang gambar aku tidur itu kemarin malam, dia
undang teman-temannya untuk ketemu aku."
"HAh!? Kakakmu gak pernah bilang kalau disini ada cewek." Kata Andi
penasaran.
Ani terlihat murung setelah diajukan pertanyaan seperti itu.
"Hummm.. KAk Budi kelihatannya tak suka sama Kak Lili."
'Hahaha! Lagipula kok sadis sih sampai berdarah-darah gini. Mana ada cewek
seseram ini?" KAta Andi sambil tertawa kecil.
Namun anggapan lucu itu berubah seketika saat Andi melihat sesosok wanita
berambut panjang hitam dengan wajahnya yang sangat seram. Persis yang
digambar oleh Ani. Hantu wanita itu sedang beridri dibelakang Ani dan
menampakan kehadirannya kepada Andi yang sempat menertawakannya. Andi tak
bisa berkata apa-apa. Tubuhnya kaku dan matanya terus melotot menatap sosok
yangbegitu mengerikan tersebut.
Waktu baru menunjukan pukul 4 sore dan sebuah panggilan telpon masuk ke
hp Budi yang masih bekerja. Ternyata Andi yang menelponnya. Andi menerima
panggilan itu.
"Halo? Ada apa Andi aku masih kerja!"Kata Budi malas
"Budi! Gue mau pulang! Gue gak mau jaga lagi, cukup gausah dibayar gak
apa-apa! Pokoknya gue pulang! Pulaang!!!!" TEriak Andi seperti trauma.
Budi langsung memfokuskan diri. Jangan-jangan terjadi sesutu kepada adiknya
dirumah.
"Kenapa bro? Ani gak apa-apa? RUmah gak apa-apa kan?" Tanya Budi mulai
panik.
"Gak ada apa-apa bro. Ani baik-baik aja, cuman gue mau pulang Bud, tologn
lu cepet kesini. Tolong pleasee" Pinta Andi begitu mengenaskan.
Budi tak punya pilihan. Mungkin sesuatu yang aneh sedang dialami oleh Andi. Rasa
takut dan cemas langsung menyerang pikiran. Budi meminta izin pulang kepada
bosnya dan langsung memacu motornya mrnuju rumah.
Setelah sampai, ia disambut oleh Andi yang langsung keluar dari rumah
tersebut sambil memasang wajah yang ketakutan. Sekujur tubuhnya basah oleh

ekringat dingin dan mulutnya tak berhenti bergetar. BAru saja Budi memarkir
motornya digarasi, Andi langsung berpamitan pulang.
"Woi kenapa sih kok lu jadi stress gini?" Tanya Budi.
"Gak apa-apa. Gue pulang dulu ya" PAmit Andi dengan tergesa-gesa.
Andi tdak bisa mengatakan apa yang terjadi sebenarnya ia alami. Karena adanya
rasa takut yang begitu mendalam.
"Apa semua baik-baik aja?" Tanya Ani mengangetkan kakaknya yang sedang
berpikir keras itu.
"Haahh. tenang aja Ani. Yuk masuk"
--Malam hari tiba. Entah mengapa ketika malam, rumah baru yang ditempati
itu semakin mencekam suasananya. Budi merasakan sesuatu yang aneh selama ini.
Sekana ada seseornag yang mengikutinya serta melihatnya ketika beraktifitas
dirumah. Jadinya Budi merasa paranoid sendiri. Beda dengan adiknya, Ani yang
terlihat begitu enjoy. Sekarang, Budi menemukan bercak-bercak darah yang berada
dibeberapa perabotan rumahnya.
Disaat Budi sedang tidur lelap. Ia merasakan gejala yang sama dirasakannya
kemarin malam. Badannya panas dan sesak. Sangat sulit untuk bangun dari
'Jebakan Mimpi' yang dikenal dnegan Sleep Parlysis. Entah mengapa ini bisa terjadi
beturut-turut karena Budi sama seklai belum pernah merasakan Sleep Paralisys ini.
Budi berhasil terjaga dari tidurnya yang tidak enak itu. Ia melirik jam dan alangkah
terkejutnya bahwa jam menunjukan pukul 3 dini hari. Bisa-bisanya, ia terjaga di
waktu yang persis sama. Ada sesuatu yangmencurigakan mengani jam 3 subuh ini.
Budi memutuskan untuk pergi ke wc sebentar untuk mencuci mukanya. Kali ini ia
memutuskan untuk begadang sampai pagi alias tidak tidur lagi.
Namun keanehan tetap terjadi. Budi mencuci mukanya diwastafel kemudian
mengelap wajahnya sambil keluar dari mandi tanpa melihat sesuatu yang mistik di
cermin wastafelnya karena wajahnya sudah terlanjur tertutup handuk. Bayangan
Budi di kaca tidak mengikuti Budi aslinya. Ketika Budi sudah meninggalkan kamar
mandi, bayangan Budi dicermin itu belum pergi, ia malah melirik perlahan-lahan
kearah Budi. Untuk menemani sisa waktunya, Budi mampir kedapur untuk
mengambil minuman. Cukup ekstrim mengingat angkernya rumah ini.
Didapur, Budi melihat sesosok wanita yang persis ia lihat kemarin pagi
sebelum berangkat kerja. Seorang wanita berambut panjang yang terlihat sedang
emngobrol bersama adiknya dnegan akrab melalui jendela kamar dilantai 2. Wanita
itu sedang duduk disofa ruang tamu. Budi hanya bisa melihat wanita itu dari
belakang. Dengan perlahan, Budi membarnikan diri untuk mendekati wanita itu.

Kemudian wanita tersebut berdiri. Terlihat jelas dimata Budi pakaian putih yang
dikenakannya itu banyak bercak darahnya. Mulut Budi komat-kamit membacakan
doa sebelum hantu itu menampakan wajahnya kepada Budi. Hantu itu membalikan
badan dan akhrinya Budi bisa melihat wajah hantu penghuni rumahnya itu. Wajah
wanita itu snagat mengerikan. Matanya hitam seperti tak punya mata dan wajahnya
bekerak disertai darah. Budi menelanludah aat bertatapan langsung dengan
mahkluk itu. Budi ingin kabur tetapi badannya tiba-tiba kaku tak bisa bergerak.
Mulutnya tak bisa berkata-kata. Jantungnya berdegup kencang. Wajah wanita itu
terus mendekati Budi. KArena tidak bisa lakukan apa-apa, Budi berpasrah dan
menutup matanya. Setelah beberapa saat tidak terjadi apa-apa, Budi membuka
matanya dan hantu itu sudah tidak ada didepannya lagi.
--Esok pagi harinya, Budi masih tidak menyangka bahwa pertemuannya
dnegan sosok mahkluk halus itu begitu nyata terjadi. Kali ini, Budi mencoba
menggali informasi elbih lanjut dnegan adiknya sendiri yang dari ekmarin mengaku
ada seorang wanita bernama Lili ada disini. Oleh karena itu, Budi datang kekamar
Ani untuk membicarakan hal ini. Saat ditemui, Ani sedang asyik menggambar lagi.
Entah sejak kapan Ani suka mengggambar. Dengan tidak sabaran, Budi langsung
duduk diranjangnya sambil membuka pertanyaan pertama.
"Ani, kamu bilang disini ada seorang wanita bernama Lili ya? Bisa tolong
ceritakan kepada kakak siapa dia?" Tanya Budi dengan serius.
Ani diam sambil terus menggambar. Pertnayaan dari sang kaka seolah tidak
didengarnya.
"Ani? Ceritakan siapa Lili itu!" Pinta Budi sekali lagi namun tetap tidak
digubris.
Karena kesal, Budi langsung meerbut gambar yang sedang dikerjakan oleh adiknya
itu.
"KAkak! Jangan itu belum selesai!" TEriak Ani kepada kakaknya.
Budi melihat apa yang selama ini Ani gambar tanpa sepengatahuannya. Alngkah
terkejutnya ia ketika tahu bahwa sosok penampakan yang iatemui dimalam hari
kemarin terpampang jelas digambar Ani. Ya, wanita berdarah itu sedang merangkul
anak permepuan yang melambangkan Ani sendiri.
"Ini siapa!? Jawab! Apakah benar dia melakukan ini kepadamu!?" TAnya Budi.
"Jawab Ani Jawab!"
"Kak Lili sering nemenin aku dikamar ini. Tapikadang-kadang ia muncul
kadang-kadang engga. Malahan aku juga perneah negliat dia diruang tamu atau

duduk ditangga. Tiap malam sekitar jam 3 dia selalu duduk disamping ranjang aku
sambil ngomong ga jelas kak." JAwab Ani dengan wajah menunduk.
Pengakuan adiknya begitu real. Budi tahu bahwa Ani mengatakan yang sejujurnya.
Namun sepertinya ada yang berbeda karena dirinya tak segirang yang dulu.
"LAlu apa lagi? Bukannya kemarin kamu sneang main sama Lili itu?" tanya
Budi penuh selidik.
"Aku kira tadinya dia orang yang baik tapi setelah dia bilang dia mau.." kata
Ani sambil ragu-ragu.
Budi menunjukan ekspresi fokus untuk mendengar lanjutan cerita Ani.
"Dia mau kakak mati." JAwab Ani mantap.
--Kesaksian Ani begitu membuat pejelasan yang cukup utnuk mengetahui
kebenaran atas angkernya rumah ini. Budi prihatin kenapa tidak ada satupun
tetangga yangmemperingatkan mereka. Dengan penuh geram, Budi menghubungi
agen rumahnya tetapi entah kenapa handphonenya tidak bisa menghbuugi orang
yang menaruh mereka berdua ditempat ini. Budi lalu memutuskan untuk pergi
menemuinya, namun motornya tiba-tiba mogok. Budi menduga bahwa ini ulah roh
mahkluk halus itu.
Budi juga mesearch di internet tentang misteri jam 3 pagi yang berturut-turut
ia terjaga. Ternyata dari berbagai sumber yang ia temukan, mitos jam 3 adalah
jamnya roh jahat. Jadi pada jam 3 pagi itulah para roh jahat, penyihir, hantu, ibis
sedang bebas berkeliaran dialam manusia. Budi yakin bahwa dirumah ini
berssemayam roh jahat. Tetapi, Budi tidak mau kabur dari maslaah ini, ia ingin
menuntaskan dengan cara mengusir hantu ini dari rumah. Ia menelpon seorang
penjual senjata api untuk membeli sebuah pistol untuk berjaga-jaga. PAda hari
selanjutnya, sang pedagang itu mengirimkan pistol pesanan Budi. Kemudian ia juga
memasang beberapa kamera disetiap sudut rumahnya. Ia menaburkan tepung
rilantai agar ia dapat emndeteksi jejak kaki. KEmudian, termometer uga dipasang
ditiap ruangan yang dilengkapi sensor yang disambungkan di laptop serta
smartphone miliknya agar ia dapat memantau perubahan suhu. Menurut ahli,
kehadiran roh halus itu ditandai dengan turunnya suhu.
Setelah semuanya selesai, Budi bersikeras untuk tetap terjaga alias
bergadang semalaman. Sebenarnya ia merasa takut, namun demi keamanannya
dan sang adik, ia harus berani menghadapi fenomena aneh ini. Dilaptopnya
terpampang citra kamera yang dipasang dikamar Ani. Sejauh ini tak ada yang aneh.
Beberap saat kemudian, dilaptopnya memberitahu bahwa salah satu termometer
mengalami penurunan suhu drastis diruang tamu bawah. Budi langsung mengambil
pistol yang baru saja ia beli dan memberanikan diri keruang tamu. Ia berharap

dapat brtemu dnegan sosok hantu wanita bernama Lili. Namun ketika Budi diruang
tamu, Lili tidak ada disana. Termometer kembali kesuhu normalnya. Memang,
pertama kali Budi kesana, suhu jadi agak dingin. Tak lama terdengar bunyi sensor
yang skerang di handphonenya yang juga memiliki aplikasi termometer. Sosok
hantu sedang beradda didapur dekat ruang tamu. Tetapi semenjak Budi kesana, Ia
tetp tidak menemukan Lili. Hanya ada beberapa jejak kaki yang tercetak ditepung
yang ia tumpahkan. Menurut sumber yang Budi baca, jika hantu tidak menapak kaki
adalah roh gentayangan namun jika ini menapak, bisa jadi dia adalah roh jahat
poltergeist atau iblis karena masih ada kontak dengan dunia manusia. hantu yang
berada disnin layaknya seperti di film Paranormal Activity. KEcirian tersebut masih
belum bisa diambil kesimpulan jenis apa hantu ini. Budi kembali kekamarnya lagi.
Namun sebelum itu ia sempat memeriksa kamar adiknya. Just fine so far. Waktu
juga maish menunjukan pukul 10 malam. Budi yang tadi ingin bergadang, pada
akhirnya ia terlelap juga.
Saat Budi sedang tidur, terdengar suara jeritan Ani dikamarnya. Kemudian
suara pintu kamar yang terbuka dengan cepat. Budi langsung bangun dari tidurnya
untuk memeriksa adiknya. Pintu kamar Ani sudah terbuka menandakan seseorang
baru saja keluar dari kamarnya. Ain masih berda didalam sambil menarik selimut
ketakutan saat Budi sudah masuk kekamar.
"Ani!! Kenapa kamu!? Ada apa!?" Tanya Budi panik.
"Huuhh!!! Ada hantu barusan disini! Dia baru saja keluar." Lapor Anis ambil
gemetaran.
TErdnegar suara perabotan dapur saling beradu dan berjatuhan dilantai bawah.
Budi menduga hantu tersebut sednag berada didapur sekarang.
"Tunggu disini Ani,aku akan usir dia!" kata Budi dnegan berani. "Jangan
kemana-mana tidur saja!"
Sebelum itu, Budi mengambil pistolnya dan langsung menuju kedapur. Lampu dapur
dan ruang tamu tak bisa dinyalakan, ini pasti ulah roh hlus itu. Budi melihat sebuah
bayangan seorng anak kecil perempuan yang duduk dipojokan dapur sambil
mnangis. Suara tangisan itu begitu seram terdengar. Budi mengambil langkah
perlahan mendekati sosok misterius itu. Tak lupa ia juga menodongkan pistolnya
kearahnya. Budi mengulurkan tanganya ke bahu anak kecil tersebut untuk melihat
parasnya. Namun siapa snagka bahwa sosok itu adalah ANI. Ya, Ani yang sedang
memangis karena ketakutan. Budi reflek mundur dengan cepat.
"Kakak!!!" KAta Ani sambil berlari memeluk Budi.
"HEi!!! Lepaskan! Atau kutembak kau!!" Ancam Budi.
Namun, "Ani" tetap memeluk kakaknya dnegan erat. Aneh, kelakuan ANi memang
persis seperti ini.

"KAkak! ada hantu dikamarku! Aku takut kembali ke kamar! " Adu Ani sambil
menangis.
PErnyataan itu membuat buu kuduk Budi merinding setengah mati. Jika Ani didapur
ini adalah yang asli maka Ani yang barusan ia temui dikamar itu siapa? Budi
merasakan hawa dingin muncul dari belakangnya. Ya, seorang "Ani" yang satu lagi
muncul dari belakang dengan menunjukan wajah hantu seperti yang Lili miliki. Budi
dan Ani menatap hantu dihadapannya itu.
"Apakah kau yang namanya Lili?" Tanya Budi sambil gemetar.
"Aku buakn siapa-siapa..." JAwab mahkluk itu sambil menyeringai.
Kemudian HAntu tersebut membuka mulutnya sangat lebar dan seperti ada lubang
hitam dimulutnya. Suaranya sangat nyaring. Tanpa basa-basi lagi, Budi menembaki
makhluk tersebut dan PETT!!!! Budi bangun dari mimpi buruknya itu.
"Haaahh!!! ternyata cuma mimpi!!"
Budi terbangun dari mimpinya itu di Jam 3 pagi lagi. Akibat mimpinya tadi,
Budi cemas kalau-kalau adiknya kearsukan lagi. Oleh karena itu Budi keluar dan
mengecek keadaan adiknya itu. Memang benar, termometer didepan pintu adiknya
itu langsung turun drastis. Layaknya seperti diruangan AC dingin. Budi juga
mendnegar suara mantra yang persis bberpa hari lalu ia dengar. MAlahan kali ini,
suara mantra itu sangat keras. Budi mencoba untuk membuka pintu namun engsel
pintu bahkan tak bisa digerakan sama sekali.
"ANI!!!! Buka pintunya!!!" TEriak Budi sambil menggedor-gedor pintu.
Tiba-tiba tangan kanan Budi dicakar oleh sesuatu yang tak terlihat. Budi terungkur
kebelakang sambil memgang tangannya yang berdarah. Tak lama pintu itu terbuka
sendiri, dan terlihat Ani sedang tidur berjalan. Tapi matanya tidak menutup dan
lebih anehnya lagi kedua matanya mulai hitam seperti hantu Lili. Budi mencob
untuk emnggapai tangannya namun ia kesulitan bergerak. Seperti da energi negatif
membanjiri rumah itu. Ani kemudian pingsan dan jatuh kepangkuan Budi.
--Budi meminta tolong kepada seorang paranormal setempat untuk
memabntunya mengatasi masalah ini. Paranormal itu bernama Tono. Ia datang
kerumah Budi esok paginya. Dengan bertmu paranormal, Budi merasa agak lega
karena ada yang bisa membantunya mengatasi masalah ini. Budi juga
mempertemukan Tono kepada Ani yang ampai skearnag belum sadar dari
pingsnnya.
"Kumohon tolong adikku yang malang pak!" Mhon budi.

"BAiklah! Kita akan mulai jam 3 pagi. Karena dijam itulah akan leih mudah
berhubungan dengan iblis yang ada didalamnya."
Mereka berdua pun sepakat untuk memulai ritual pada jam 3 pagi. HAsil peelitian
dan pengamatan dari kamera Budi entah kenapa tiba-tiba tidak bisa diditect oleh
perngkat komputernya. Jadi tidak ada bukti otentik yang dapat ditelusuri.
JAm 3 pagi pun datang, Budi dan Tono menempatkan Ani yang masih pingsan
disebuah kursi di ruang tamu. Lalu suasana mulai menjadi dingin. Malah sangat
dingin sampai-sampai mereka berdua bernafas mengeluarkan asap dan geas berisi
air sudah mulai membeku. Detik-detik inilah sang iblis mulai bisa dipanggil. Tono
mengeluarkan alkitab dan salib yang ia arahkan ke dahi Ani. Ia mulai membacakan
ayat-ayat suci untuk mengeluarkan iblis didalam gadis malang tersebut. Tak lama,
reaksi Ani muali menjadi-jadi. Tubuhnya muali gemetar dan ia menjerit sekaan tidak
bisa menahan sakit yang sangat. Budi tidak tega melihat adiknya tercinta
mengalami hal seperti ini. Ditangannya terdapat pistol yang siap kapan saja
menembak targetya. Semua lampu dan peralatan elktronik dirumah itu menjadi
error dan konslet. Energi roh tersebut sangat kuat dan ayat-ayat kitab suci itu
memaksanya keluar dari tubuh yang ia rasuki. Setelah selesai membacakan ayat,
Tono berteriak.
"Tunjukan dirimu setan! BEritahu aku siapa kamu!!"
Hantu wanita berdarah itu muncul menggantikan posisi Ani. Ia sudah menampakan
dirinya meski belum sepenuhnya keluar dari tubuh Ani. Tono merasakan ada yang
menyayat-nyayat tangan kanannya. Ia melihat tangannya dan sebuah sayatan
berdarah tu membentuk tulisan yahudi. Tono membacanya dan ia akhirnya tahu
nama iblis tersebut.
"Lilith..." Kata Tono lemas.
Lilith adalah iblis yang suka merasuki anak-anak dalam kepercayaan Yahudi.
Parasnya seperti wanita cantik namun sangat menakutkan. Isunya, Lilith adalah istri
pertama Adam sebelum HAwa yang taka da dikitabsuci. Tono sempat kaget bahwa
iblis sekuat ini bisa-bisanya ia temukan disebuah rumah. Rumah ini benar-benar
seperti neraka.
Lilith langsung mencekik Tono. Budi tentu tak tinggal diam, ia juga bersiap
menembakan pistolnya kearah hantu tersebut. Namun, Lilith langsung mengelurkan
tangannya dan Budi terlempar kebelakang oelh kekuatan mistiknya. Tidak hanya
itu, kelima indra Budi dilemahkan sehingga ia menjadi lumpuh sejenak. Matanya
hanya bsia melihat samar-samar Tono sedang dicekik oleh Lilith. Tangan Budi masih
mengengga pistol dan berniat untuk menembak Lilith. Tono melihat niat Budi untuk
menembak Lilith, tetapi Tono memberikan isyaat untuk tidak menembak. Tapi
percuma, Budi terus membidik dan akhirnya DOORR!!!

Tono terselamatkan dari cekikan itu. Namun ia tidak merasa lega dan
bersyukur. Darah menetes dipakaian dan wajahnya. Ia begitu terliat terkejut. Budi
tersenyum kecil saat ia berhasil menembak Lilith. Namun, rasa senang itu sirna
ketika pandangannya mulai jelas, jelas dan jelas. Ya ternyata, Lilith belum
sepenuhnya keluar dari tubuh Ani yang berarti tembakan Budi tadi mengenai
adiknya sendiri, Ani. Terlihat Ani tumbang dengan luka tembakan dibahu kirinya lalu
ia tak sadarkan diri.
"Ani?" Budi merangkak mendekati adiknya yang tertembak
Budi memegang kepala Ani dan terus memanggil namanya. NAmun Ani tidak
merespon. KEdua matanya menutup rapat dengan darah yang bercucuran diluka
tembaknya. Tangan Budi juga menekan luka tersebut. Budi kemudian emnangis
karena ia membunuh adiknya sendiri. Tono terlihat begitu menyesalkan kejadian ini.
Memang, Lilith merupakan iblis yang licik dan jahat. Ia menggoda Budi untuk
menarik pelatuknya padahal dirinya masih dalam keadaan marasuki tubuh Ani.
Namun akibat dari tembakan tersebut, Lilith berhasil keluar dnegan selamat dari
tubuh Ani.
"Budi kau tak bisa menyalahkan dirimu sendiri akan perbuatan ini!" Kata Tono
"Diam! KAlau saja aku tidak membeli senjata ini pasti Ani akan masih hidup!"
Teriak Budi penuh kesedihan.
Budi mengambil langkah mundur menjauhi adiknya yang tergeletak dilantai.
Tono bergantian menahan tubuh Ani. Sebuah pistol ditangan kanannya sudah siap
untuk menembakan pelurunya lagi. Tentu saja Tono curiga akan suatu hal yang mau
dilakukan Budi.
"Budi, letakan pistol itu!" perintah Tono
Namun Budi tidak peduli omongan Tono. Dnegan cepat dan sigap, Budi mengangkat
pistolnya dan menembak kepalanya sendiri. Budi bunnuh dari karena rasa
bersalahnya terhadap penembakan adiknya. Usaha Tono untuk mencegah itu sudha
terlambat. Budi sudah tak tertolong lagi.
Tak lama setelah Budi meninggal, kedua mata Ani terbuka perlahan. TErnyata
Ani belum mati. Luka tembakan itu hanya mengenai bahunya itu tidak
membahayakan nyawanya. Tono melihat bahwa Ani masih hidup setelah kejadian
itu.
"Ani!? Ani!?"
"Mana kakak..?" Tanya Ani lemas.
MEndengar pertanyaan itu, Tono meneteskan air mata. Sungguh ironis bahwa sang
kaka bunuh diri begitu cepate sebelum mengetahui bahwa adiknya masih hidup.

"Kakakmu..kakakmu sudah tiada. Ayo kita eprgi dari sini." Kata Tono sambil
menggendong Ani keluar dari rumah tersebut.
Ani melihat kakaknya sudah terbaring dengan darah yang mengucur deras dari
kepalanya. Kemudian Lilith menamapakan dirilagi. Namun ia tidak emngejar Ani dan
Tono melainkan mendekatkan wajahnya kepada mayat Budi dan mengelus-elus
wajah Budi dengan tangan mengerikannya. Tono tidak mau melihat kebelakang lagi,
namun Ani meliaht semuanya. Detik-detik jiwa Budi yang diinginkan oleh Lilith
akhirnya tersampaikan meski jiwa murni sang anak kecil, Ani gagal didapatkan.
PAda akhirnya, Ani selamat dari rumah terkutuk itu.
Jiwa iblis Lilith tetap bersemayam dirumah mewah yang dijual kepada
masyarakat dnegan harga murah. Selidik punya selidik, ternyata agen penjualan itu
membuat kontrak dengan setan. JAdi ia mendapatkan uang dari tangan setan
dengan tumbal yang dipersembahkan. Caranya membuat orang tertarik membeli
rumah dan tinggal disitu sementara iblis didalam rumah tersebut akan
membunuhnya dnegan segala cara. Tidak hanya itu, uang hasil dari setan itu akan
dibagikan oleh Agen kepada penduduk yang tinggal dirumah angker sebagai upah
kerjasama. Pantas saja tak ada tetangga yang peduli bahkan memberi tahu bahwa
rumah tesebut snagat berbahaya.
Budi sungguh malang nasibmu.
-The End-

Anda mungkin juga menyukai