Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam kuliah terbimbing mata kuliah hokum
pengangkutan niaga dengan Dosen terbimbing Ibu Ratna Syamsiar.
Fakultas Hukum
Universitas Lampung
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah yang berjudul Transportasi laut
disusun sebagai salah satu tugas Dalam Mata Kuliah Hukum Pengangkutan Niaga yang
diberikan oleh Ibu Ratna Syamsiar selaku dosen terbimbing.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu selayaknya penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
Semoga makalah yang telah disusun ini bermanfaat bagi pembaca. Makalah ini belum
sempurna. Untuk itu penyusun mohon kritik serta saran dari pembaca.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................ii
DAFTAR ISI.iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1LatarBelakang..............................1
1.2 Rumusan Masalah..................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........3
BAB II ISI/PEMBAHASAN
2.1 . Sejarah Transportasi Laut di Indonesia...
2.2 . Usaha angkutan jasa Transportasi Laut...........
2.3. Profil armada Transportasi Laut di Indonesia ..........
2.4 . Masalah Transportasi Laut...........
2.5. Hambatan dalam pendanaan kapal........
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.........
3.2 Saran...
DAFTAR PUSAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1.1
Pulau-pulau di Indonesia hanya bisa tersambung melalui laut-laut di antara pulaupulaunya. Laut bukan pemisah, tetapi pemersatu berbagai pulau, daerah dan kawasan Indonesia.
Hanya melalui perhubungan antar pulau , antar pantai, kesatuan Indonesia dapat terwujud.
Pelayaran yang menghubungkan pulau-pulau, adalah urat nadi kehidupan sekaligus pemersatu
bangsa dan Negara Indonesia. Sejarah kebesaran Sriwijaya atau Majapahit menjadi bukti nyata
bahwa kejayaan suatu Negara di nusantara hanya bisa dicapai melalui keunggulan Laut.
Karenanya, pembangunan industry pelayaran nasional sebagai sektor strategis, perlu
diprioritaskan agar dapat meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global. Karena nyaris
seluruh komoditi untuk perdagangan internasional diangkut dengan menggunakan sarana dan
prasarana transportasi Laut, dan menyeimbangkan pembangunan kawasan (antara kawasan timur
Indonesia dan barat) demi kesatuan Indonesia, karena daerah terpencil dan kurang berkembang
(yang mayoritas berada dikawasan Indonesia timur yang kaya sumber daya alam) membutuhkan
akses ke pasar dan mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa dilakukan dengan transportasi
Laut.
1.2 Rumusan Masalah .
Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang akan menjadi pembahasan Transportasi Laut adalah
sebagai berikut :
1.2.1. Jelaskan Transportasi Laut di Indonesia?
1.2.2. Apa usaha angkutan jasa Transportasi Laut?
1.2.3. Apa profil armada Transportasi Laut di Indonesia?
1.2.4. Apa masalah Transportasi Laut di Indonesia?
1.2.5. Apa hambatan dalam pendanaan kapal?
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Pendidikan lingkungan Sosial,Budaya dan Teknologi serta wawasan dab ilmu kami tentang Transportasi
Laut di Indonesia .
4
BAB II
PEMBAHASAN
kembali dikuasai Belanda dan baru diserahkan pada Indonesia pada tanggal 27 Desember 1949.
Sejak saat itu nama perusahaan kapal laut tersebut diubah menjadi Penataran Angkatan Laut
(PAL). Pada athun 1978, status PT. PAL diubah menjadi perusahaan umum (Perum) PAL. 3
tahun kemudian, yaitu pada tahun 1981 bentuk badan usaha Perum PAL diubah menjadi
perseroan dengan pimpinan Prof. Dr. Ing. B.J. Habibie (saat itu menjabat sebagai menristek). PT.
PAL memproduksi berbagai jenis kapal, mulai dari kapal ikan, kapal niaga, kapal perang,
tugboat, tanker, kapal penumpang dan kapal riset. Kapal riset buatan PT. PAL adalah kapal
Baruna Jaya VIII milik LIPI. Sementara itu upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam
bidang trasportasi laut antara lain merehabilitasi dan meningkatkan kapasitas infrastruktur yang
ada, seperti pengadaan kapal Feri dan kapal pengangkut barang, perbaikan pelabuhan-pelabuhan
laut, terminal peti kemas dan dermaga-dermaga. hal itu bertujuan untuk lebih memperlancar lalu
lintas antar pulau, meningkatkan perdagangan domestik dan internasional Indonesia.
Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi tersebut
telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang yaitu Palindo
jaya 500. kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut
dibuat untuk menunjang sarana trasportasi laut yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian,
kegiatan trasportasi laut akan berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara
2.2 Usaha Angkutan Jasa Transportasi Laut
Usaha jasa angkutan memiliki beberapa bidang usaha menunjang, yaitu kegiatan usaha yang
menunjang kelancaran proses kegiatan angkutan, seperti di uraikan di bawah ini:
1.
Usaha bongkar muat barang, yaitu kegiatan usaha pembongkaran dan barang dan atau hewan
dari dan ke kapal.
2.
Usaha jasa pengurusan transportasi (freight forwarding), yaitu kegiatan usaha untuk
pengiriman dan penerimaan barang dan hewan melalui angkutan darat, laut, dan udara.
3.
Usaha ekspedisi muatan kapal laut, yaitu kegiatan usaha pengurusan dokumen dan pekerjaan
yang berkaitan dengan penerimaan dan penyerahan muatan yang diangkut melalui laut.
4.
Usaha angkutan di perairan pelabuhan, yaitu kegiatan usaha pemindahan penumpang dan atau
barang atau hewan dari dermaga ke kapal atau sebaliknya dan dari kapal ke kapal, di perairan
pelabuhan.
6
5.
Usaha penyewaan peralatan angkutan laut atau alat apung, yaitu kegiatan usaha menyediakan
dan penyewaan peralatan penunjang angkutan laut dan atau alat apung untuk pelayanan kapal.
6.
Usaha tally, yaitu kegiatan usaha perhitungan, pengukuran, penimbangan, dan pencatatan
muatan kepentingan pemilik muatan atau pengangkut.
7.
Usaha depo peti kemas, yaitu kegiatan usaha penyimpanan, penumpukan, pembersihan,
perbaikan, dan kegiatan lain yang terkait dengan pengurusan peti kemas.
ekspor/
import
saja.
Alih-alih
memperoleh
manfaat
dari
penerapan
prinsip cabotage (yang tidak ketat) industri pelayaran Indonesia malah sangat bergantung pada
kapal sewa asing. Armada nasional pelayaran Indonesia menghadapi banyak masalah, seperti :
banyak kapal, terutama jenis konvensional, menganggur Karena waktu tunggu kargo yang
berkepanjangan; terjadi kelebihan kapasitas, yang kadang-kadang memicu perang harga yang
tidak sehat; terdapat cukup banyak kapal, tetapi hanya sedikit yang mampu memberikan
pelayanan memuaskan; tingkat produktivitas armada dry cargo sangat rendah, hanya 7,649 tonmiles/ DWT atau sekitar 39.7% dibandingkan armada sejenis di Jepang yang 19,230 ton-miles.
2.
Tingkat suku bunga pinjaman domestic 15-17% p.a untuk jangka waktu pinjaman 5 tahun.
3.
Jangka waktu pinjaman yang hanya 5 tahun terlalu singkat untuk industri pelayaran.
4.
Saat ini kapal yang dibeli tidak bisa dijadikan sebagai kolateral.
5.
Tidak ada program kredit untuk kapal feeder termasuk pelayaran rakyat, kecuali pinjaman
jangka pendek berjumlah sangat kecil dari bank nasional.
6.
7.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Industri pelayaran, bahkan transportasi Laut yang merupakan salah satu bagiannya
memiliki banyak aspek yang saling terkait. Karena itu, upaya peningkatan daya saing pada aspek
yang relevan perlu dilakukan secara simultan. Aspek relevan tersebut meliputi : Pembenahan
administrasi dan manajemen pemerintahan di laut, termasuk keselamatan dan keamanan Laut
serta perlindungan laut.
Industri transportasi laut menghadapai situasi pelik, yaitu timbulnya masalah
ketergantungan pada kapal sewa asing dan kelebihan kapasitas armada secara bersamaan.
Pangkal pelik situasi tersebut berasala dari lingkungan investasi perkapalan yang tidak kondusif.
Perusahaan pelayaran yang ingin meremajakan armadanya , sulit memperoleh dukungan dana.
Jika dibiarkan, kepelikan tersebut akan seperti spiral yang menyeret perusahaan pelayaran kearah
keterpurukan yang semakin dalam.
Hanya ada satu persyaratan yang dibutuhkan, agar perusahaan pelayaran nasional dapat
keluar dari keterpurukan tersebut, yaitu iklim investasi yang kondusif. Kondusivitas tersebut
diperlukan untuk memberdayakan perusahaan pelayaran, sehingga perusahaan pelayaran tersebut
memiliki beberapa karakteristik kemampuan dalam hal: mengakses sumber dana keuangan untuk
pengadaan kapal yang dibutuhkan menikmati laba bisnis yang stabil menghindari kemrosotan
asset kapal dalam jangka menengah dan panjang melakukan reinvestasi pada armada yang lebih
berdaya saing.
3.2 Saran
Transportasi sudah selayaknya ada untuk memberi kemudahan dalam kehidupan manusia.
Tranportasi adalah salah satu kebutuhan penting untuk kehidupan sehari hari dan sudah sepatut
nya kita sadar akan penting nya Transportasi .
10
DAFTAR PUSAKA
- Capt. HR Soebekti. Hukum Perkapalan dan Pengangkutan Laut (Untuk Mualim dan Ahli Mesin
Kapal Pelayaran Niaga). Yayasan Pendidikan Pelayaran Djadajat-1963. Jakarta.
- Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) 1935.
- Undang-Undang RI No. 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran.
11