Anda di halaman 1dari 16

Model Dispersi Gauss

Rheza Budi A. / 12809033


Ahmad Izzah Lamela / 12809038
Yovita W. / 12810005
Rakhmi Dewi Nurissa / 12810009
Kevin Julio Furryadi / 12810013

Pendahuluan
Model dispersi Gauss menggambarkan

penyebaran polutan dengan


memperhitungkan faktor-faktor
meteorologi.
Berdasarkan distribusi normal Gauss dari
vektor angin dan fluktuasi konsentrasi
polutan.

Keadaan
Pembakaran 2000 ton batu bara menghasilkan 1%

sulfur
Ketinggian cerobong 70 m
Diameter cerobong 1.8 m
Kecepatan gas buang 20 m/s
Temperatur cerobong 82 oC
Asumsi waktu 24 jam
Situasi 1 :Kecepatan permukaan 4 m/s arah 135,
suhu permukaan 23.8 oC, hujan ringan 1.1 mm, SS
8%
Situasi 2 : kecepatan permukaan 1 m/s arah 90,
suhu permukaan 25.6 oC.

Peta

PT Pan Asia Power Plant


daerah yang dekat dengan pemukiman penduduk

Keadaan saat hujan

Nilai maksimum konsentrasi = 431.9785


Angin permukaan yang cepat mempengaruhi penyebaran polutan yang tidak
terlalu jauh secara horizontal dan penyebaran konsentrasinya lebih merata.
Keadaan hujan yang mempengaruhi kecepatan angin mengakibatkan gradien
penurunan konsentrasi polutannya tidak terlalu tajam.
Kecepatan angin juga mempengaruhi pusat konsentrasi.

Keadaan saat cerah

Nilai maksimum konsentrasi = 1854.1


Angin yang tidak terlalu cepat membuat polutan lebih terkonsentrasi di
satu titik, sehingga penyebaran secara horizontalnya yang tidak jauh dan
gradien penurunan konsentrasi polutannya cukup besar.
Angin yang tidak terlalu cepat juga mempengaruhi luasan jangkauan dari
polutan tersebut.

Pengaturan skala hitung Gauss


Dengan mengatur skala x, y, dan z, kita dapat

mempersingkat waktu penghasilan gambar


dengan mengambil jarak kajian yang kita inginkan.
Dengan mengatur skala x, y, z, kita dapat
mengetahui jangkauan dari polutan tersebut

Perbandingan kedua situasi


Pada saat hujan, penyebaran polutan lebih merata

karena dinamika atmosfer yang terjadi. Sehingga


konsentrasi polutan tidak setinggi konsentrasi polutan
pada saat cuaca cerah. Sehingga pada saat cuaca
cerah lebih berbahaya dibandingkan pada cuaca hujan.
Pada saat hujan, arah anginnya 1350, sehingga
konsentrasi polutan mengarah pada daerah di sekitar
barat laut dari pusat. Sedangkan pada saat cerah, arah
anginnya 900, sehingga konsentrasi polutan mengarah
pada daerah barat. Konsentrasi polutan di hari cerah
sangat tinggi di jangkauan 80 m, sehingga udara di
daerah barat cerobong sangat berbahaya bagi
penduduk.

Analisis

Perbandingan kedua situasi


Kondisi hujan
Pusat konsentrasi polutan tersebar tidak hanya terkumpul di dekat mulut cerobong
kecepatan angin di ketinggian cerobong lebih besar dibanding kecepatan angin di
permukaan perbedaan temperatur akibat adanya gas buangan dari cerobong.
Kestabilan atmosfer C berarti sedikit tidak stabil kecepatan angin berkisar di
angka 4 m/s.
Nilai konsentrasi polutan di kondisi real lebih rendah dibanding nilai konsentrasi
yang dihasilkan Matlab Matlab tidak memasukkan parameter hujan.
Kondisi cerah
Pusat konsentrasi lebih berkumpul di pusat cerobong kecepatan angin di
ketinggian cerobong lebih besar dibanding kecepatan angin di permukaan
perbedaan temperatur akibat adanya gas buangan dari cerobong.
Kestabilan atmosfer A berarti sangat tidak stabil. Hal ini disebabkan tingginya
penyinaran matahari yang meningkatkan turbulensi dan gradien temperatur vertikal
serta kecepatan angin horizontal yang rendah.
Kecepatan gas buangan sebesar 20 m/s (cukup tinggi) ketinggian plume cukup
tinggi juga.
Nilai ambang batas SO2 adalah 0,01 ppm sampai 0,4 ppm udara atau 125 g/m3. Maka
kandungan konsentrasi saat hari cerah sangat berbahaya bagi kawasan pemukiman dalam
jangkauan 80 m.

Kasus 1:
Konsentrasi ambien Sulfur di udara sekitar 125 gr/m3. Dari gambar
terlihat bahwa wilayah berbahaya terletak pada zona berwarna biru
muda - cyan hingga merah. Seharusnya zona berbahaya tersebut
tidak di tempati oleh penduduk.

Kasus 2:
Konsentrasi ambien Sulfur di udara sekitar 125 gr/m3. Dari gambar
terlihat bahwa wilayah berbahaya terletak pada zona berwarna biru
muda - cyan hingga merah. Seharusnya zona berbahaya tersebut
tidak di tempati oleh penduduk.

Analisis
Dispersi polutan pada kasus 2 lebih luas di

banding kasus 1 dikarenakan turbulensi


yang lebih besar
Turbulensi ini mengakibatkan pencampuran
udara polusi dengan udara bersih lebih
besar sehingga luas penyebarannya besar.
Turbulensi juga menyebabkan konsentrasi
polutan pada jarak yang sama antara kasus
1 dan 2 lebih kecil seiring kestabilannya.

Kesimpulan
Kecepatan angin mempengaruhi pusat konsentrasi polutan,

gradien penurunan polutan, dan wilayah yang terkena polutan.


Stabilitas atmosphere memengaruhi penyebaran konsentrasi
polutan.
PT Pan Asia Power Plant perlu mengurangi nilai emisi yang
dikeluarkan dengan pengolahan emisi lebih lanjut, misal dengan
pembangunan spray tower hingga Electron Beam Flue Gas
Treatment karena terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk
atau bisa juga dengan menambah ketinggian cerobongnya.

Referensi
http://www.depkes.go.id/downloads/Udara.PDF
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/1234

56789/15250/BAB%20II%20Tinajaun%20Pustaka
%20G08jan-4.pdf?sequence=6
http://alipanca5.blogspot.com/2012/07/analisadan-penentuan-partikulat.html
http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate7085-3303201004-bab1.pdf
Dokumen Analisis aspek teknis dan ekonomis

pengolahan gas buang dengan berkas elektron

Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan


BATAN

Sekian dan Terima Kasih

Kenapa stabilitas a pas cerah yg mestinya

lebih tidak stabil, malah punya konsentrasi


yang lebih besar

Anda mungkin juga menyukai