PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Preeklampsia (PE) merupakan kumpulan gejala atau sindroma yang
mengenai wanita hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu dengan tanda
utama berupa adanya hipertensi dan proteinuria. Etiologi preeklampsia sampai
sekarang belum diketahui dengan pasti. Banyak teori dikemukakan, tetapi belum
ada yang mampu memberi jawaban yang memuaskan. Oleh karena itu,
preeklampsia sering disebut sebagai the disease of theory.
Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab preeklampsi adalah teori iskemia
plasenta
Insidens preeklampsia sebesar 45 kasus per 10.000 kelahiran hidup pada
negara maju.
per 10.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu akibat kasus preeklampsia
bervariasi antara 0-4%. 6 Angka kematian ibu meningkat karena komplikasi yang
dapat mengenai berbagai sistem tubuh. Penyebab kematian terbanyak wanita
hamil akibat preeklampsia adalah perdarahan intraserebral dan edema paru. Efek
preeklampsia pada kematian perinatal berkisar antara 10-28%. Penyebab
terbanyak kematian perinatal disebabkan prematuritas, pertumbuhan janin
terhambat, dan solutio plasenta.
tinjauan
teoritis,
temuan
klinis,
serta
penatalaksanaan
preeclampsia di Ruang Rawat Inap Terpadu (RINDU) B-1 RSUP H. Adam Malik
Medan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini diantaranya:
-
preeclampsia
Memaparkan pembahasan klinis kehamilan dengan preeclampsia dari segi
terminologis, etiologi, kriteria diagnostik, penatalaksaan serta prognosis
dan komplikasi
preclampsia
Menjadi media mengintegrasikan ilmu kedokteran yang telah didapat
mengenai preeclampsia
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Preeklampsia (PE) merupakan kumpulan gejala atau sindroma yang mengenai
wanita hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu dengan tanda utama
berupa adanya hipertensi dan proteinuria. Bila seorang wanita memenuhi kriteria
preeklampsia dan disertai kejang yang bukan disebabkan oleh penyakit neurologis
dan atau koma maka ia dikatakan mengalami eklampsia. Umumnya wanita hamil
tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskular atau hipertensi
sebelumnya.1,2
Kumpulan
gejala
itu
berhubungan
dengan
vasospasme,
kehamilan
perbaikan keadaan pasien dengan kematian janin dalam uterus
penurunan angka kejadian preeklampsia pada kehamilan-kehamilan
berikutnya
mekanisme terjadinya tanda-tanda preeklampsia, seperti hipertensi, edema,
proteinuria, kejang dan koma
Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab preeklampsi adalah teori iskemia
plasenta, namun teori ini masih belum bias menerangkan semua hal di atas.4
2.3 Klasifikasi
Preeklampsia dibagi menjadi preeklampsia ringan dan preeklampsia berat
(PEB):3,5
kuantitatif
o Bisa disertai dengan :
- Oliguria (urine 400 mL/24jam)
- Keluhan serebral, gangguan penglihatan
- Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerahepigastrium
- Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia
- Edema pulmonum, sianosis
- Gangguan perkembangan intrauterine
- Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia
Jika terjadi tanda-tanda preeklampsia yang lebih berat dan disertai dengan
adanya kejang, maka dapat digolongkan ke dalam eklampsia.
10.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu akibat kasus preeklampsia bervariasi
antara 0-4%.
primigravida
terutama
primigravida
pada
usia
muda
daripada
multigravida.1,2
Selain primigravida, faktor risiko preeklampsia lain di antaranya adalah3,4,:
nullipara
kehamilan ganda
obesitas
riwayat keluarga dengan preeklampsia atau eklampsia
riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
abnormalitas uterus yang diperoleh pada Doppler pada usia kandungan 18 dan
24 minggu
diabetes melitus gestasional
trombofilia
hipertensi atau penyakit ginjal
2.5 Patofisiologi4
Pada preeklampsi terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsy ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus. Pada
beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat
dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi jika semua arteriola dalam tubuh
mengalami spasme, maka tekanan darah akan naik, sebagai usaha untuk
mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema disebabkan oleh penimbunan air
yang berlebihan dalam ruangan interstisial belum diketahui sebabnya, mungkin
karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola
sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
Perubahan pada organ-organ:
Otak
Pada preeclampsia aliran darah dan pemakaian oksigen tetap dalam batas normal.
Pada eklamsi, resistensi pembuluh darah meninggi, ini terjadi pula pada pembuluh
darah otak. Edema yang terjadi pada otak dapat menimbulkan kelainan serebral
dan gangguan visus, bahkan pada keadaan lanjut dapat terjadi perdarahan
Plasenta dan Rahim
Aliran darah menurun ke plasenta dan menyebabkan gangguan plasenta, sehingga
terjadi gangguan pertumbuhan janin dank arena kekurangan oksigen terjadi gawat
janin. Pada preeklampsi dan eklampsi sering terjadi peningkatan tonus rahim dan
kepekaannya terhadap rangsang, sehingga terjadi partus prematurus.
Ginjal
Filtrasi glomerulus berkurang oleh karena aliran ke ginjal menurun. Hal ini
menyebabkan filtrasi natrium melalui glomerulus menurun, sebagai akibatnya
terjadilah retensi garam dan air. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari
normal sehingga pada keadaan lanjut dapat terjadi oliguria dan anuria.
Paru-paru
Kematian ibu pada preeklampsi dan eklampsi biasanya disebabkan oleh edema
paru yang menimbulkan dekompensasi kordis. Bias pula karena terjadinya
aspirasi pneumonia atau abses paru.
Mata
Dapat dijumpai adanya edema retina dan spasme pembuluh darah. Bila terdapat
hal-hal tersebut, maka harus dicurigai terjadinya preeklampsi berat. Pada eklampsi
dapat terjadi ablasio retina yang disebabkan edema intraokuler dan merupakan
salah satu indikasi untuk melakukan terminasi kehamilan. Gejala lain yang dapat
6
abnormal. 8,9
Kenaikan berat badan.
Peningkatan berat badan yang terjadi tiba-tiba dan kenaikan berat badan yang
berlebihan merupakan tanda pertama preeklampsia. Peningkatan berat badan
sekitar 0,45 kg per minggu adalah normal, tetapi bila lebih dari 1 kg dalam
seminggu atau 3 kg dalam sebulan maka kemungkinan terjadinya preeklampsia
7
10
o
o
o
o
o
o
11
Pembedahan sesar dapat dilakukan jika tidak ada indikasi untuk persalinan
pervaginam atau bila induksi persalinan gagal, terjadi maternal distress,
12
DAFTAR PUSTAKA
13
14