Anda di halaman 1dari 4

REFLEKSI KASUS

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Diajukan Kepada :
dr. H. Rikyanto, Sp.KK, M.Kes

Disusun Oleh :
Agung Dwi Nugroho
20090310078

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015

A. RANGKUMAN KASUS
Seorang laki-laki 24 tahun datang ke Poliklinik kulit dan kelamin RSUD Kota
Yogyakarta dengan keluhan gatal di daerah punggung dan dada. Keluhan muncul sejak
1 bulan yang lalu. Keluhan panas (-). Pasien mengaku keluhan muncul terutama ketika
berkeringat banyak. Pasien pernah mengalami keluhan serupa 1 tahun yang lalu, sudah
diobati dan membaik.pada pemeriksaan didapatkan patch hiperpigmentasi, bentuk bulat,
ukuran lentikular, multiple, distribusi di punggung dan dada. Oleh dokter didiagnosis
pitiriasis versikolor.
B. PEMERIKSAAN

UKK : patch hiperpigmentasi, bentuk bulat, ukuran lentikular, multiple, distribusi di


punggung dan dada.
C. MASALAH YANG DIKAJI
1. Bagaimana penegakan diagnosis pitiriasis versikolor?
2. Bagaimana penatalaksanaan pitiriasis versikolor?

D. ANALISIS KASUS
1. Penegakan Diagnosis

Gambaran klinis
- Sering ditemukan di bagian atas dada dan meluas ke lengan atas, leher,
punggung dan tungkai atas atau bawah.
- Keluhan umumnya gatal ringan saat berkeringat
- Bercak-bercak hipopigmentasi atau hiperpigmentasi
- Bentuk teratur hingga tidak teratur
- Batas tegas hingga difus
Pemeriksaan tambahan
- Pemeriksaan dengan lampu wood
Kulit yang terkena pitiriasis versikolor akan berfluoresensi menjadi kuning
-

keemasan
Pemeriksaan langsung dengan mikroskop cahaya
Pemeriksaan dengan KOH 10-20% ditemukan hifa

2. Penatalaksanaan
Pengobatan topical
- Ketokonazol shampoo
- Selenium sulfat
- Larutan natrium tiosulfit
- Imdzole krim
- Bedak kocok sulfur presipitatum
Pengobatan sistemik
- Ketoconazole 200 mg 1x1 selama 10 hari
- Itraconazole 200 mg 1x1 selama 7 hari
- Fluconazole 200 mg 1x1 selama 7 hari

Hubungan pitisiasis versikolor dan system imun :


Malassezia adalah flora normal, tetapi bisa menjadi pathogen oportunistik bila imun
tubuh menurun. Kulit penderita pitiriasis versikolor dapat mengalami hipopigmentasi atau
hiperpigmentasi. Pada kasus hipopigmentasi, inhibitor tyrosinase secara kompetitif
menghambat enzim yang diperlukan dari pembentukan pigmen melanosit. Pada kasus
hiperpigmentasi, organism memicu pembesaran melanosom yang dibuat oleh melanosit
di lapisan basal epidermis.
E. DAFTAR PUSTAKA
1. Brown G, Robin. 2005. Dermatologi. Jakarta : Erlangga
2. Siregar. 2002. Penyakit Jamur Kulit. Jakarta : EGC

3. Mansjoer A, dkk. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculaplus

Anda mungkin juga menyukai