Anda di halaman 1dari 21

Laporan Resmi Praktikum Uji Bahan

HARDNESS TEST

Disusun Oleh :
Novita Ayu Wulandari

(6612040036)

Lazwar Irhami P.N.

(6612040037)

Indra Harwanto P.

(6612040049)

Darmo Maliki K.

(6612040057)
DM 5B

TEKNIK DESAIN DAN MANUFAKTUR


POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2012

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
I.1.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test)
terhadap suatu material dengan beberapa metode.
I.1.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness test)
terhadap suatu material dengan metoda pengujian kekerasan
Brinell.
2. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness
test) terhadap suatu material dengan metoda pengujian kekerasan
Rockwell.
3. Mahasiswa mampu melakukan pengujian kekerasan (hardness
test) terhadap suatu material dengan metoda pengujian kekerasan
Vickers..

I.2

Dasar Teori
Kekerasan adalah Ketahanan suatu benda terhadap desakan benda lain yang

lebih keras, atau ketahanan material terhadap goresan, aus, ataupun tahan terhadap
pengikisan (abrasi). Kekerasan suatu bahan merupakan sifat mekanik yang paling
penting, karena kekerasan dapat digunakan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik
yang lain, yaitu strenght (kekuatan). Bahkan nilai kekuatan tarik yang dimiliki
suatu material dapat dikonversi dari kekerasannya. Seperti pada gambar 1.1
Hardne
ss
Strengt
h

Brittles
s

Ductilit
y

Gambar 1.1 Sifat-sifat mekanik yang berhubungan dengan kekerasan


Ada beberapa metode pengujian kekerasan yang digunakan untuk menguji
kekerasan logam, yaitu :
1)

Metode Pengujian Kekerasan Brinell

2)

Metode Pengujian Kekerasan Vickers

3)

Metode Pengujian Kekerasan Rockwell

4)

Metode Pengujian Kekerasan Mayer

5)

Metode Pengujian Kekerasan Mikro Vickers

6)

Metode Pengujian Kekerasan Knoop


Dari keenam metode tersebut hanya tiga saja yang paling sering digunakan,

yaitu Brinell, Rockwell, dan Vickers.


Metode Pengujian Kekerasan Brinell
Pengujian Brinell dilakukan dengan penekanan Bola baja sebagai indentor
yang telah dikeraskan dengan diameter D dan beban P terhadap spesimen.
Diameter indentasi pada permukaan spesimen setelah dilakukan pengujian adalah
d. Pengujian Brinell dapat dilakukan untuk material lunak sampai 450 HB.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengujian kekerasan brinell
adalah sebagai berikut :
1.

Spesimen harus memenuhi persyaratan

2.

Rata dan Halus.


Ketebalan Minimal 6 mm.
Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horizontal.
Indentor yang digunakan adalah bola baja yang telah dikeraskan,

namun untuk bahan yang sangat keras (sampai 650 BHN) digunakan bola
dari karbida tungsten. Jarak antara titik pengujian minimal dua kali
diameter tapak identasi.
3.

Pemakaian beban (P) dan diameter indentor (D) harus memenuhi


persyaratan perbandingan P/D = 30 untuk baja, 10 untuk tembaga dan
paduannya, serta 5 untuk aluminium dan paduannya.

4.

Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan


menekan identor pada permukaaan specimen selama 15 detik.

5.

Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan BHN (Brinells


Hardness Number) yang dihitung berdasarkan diameter identasi dengan
persamaan sebagai berikut :
BHN

D
D
2

Dengan :
P = Gaya tekan (kgf)
D = Diameter identor bola baja (mm)
d = Diameter hasil identasi (mm)
Dimana persamaan diatas diperoleh dari :

Gambar 1.2 Penampang Pengujian Brinell


X2

= ( D)2 ( d)2
= (D2 d2)

= (D2 d2)1/2

= DX
= D (D2 d2)1/2
= {D (D2 d2)}

= .D.H
= (D) {D-(D2 d2)1/2}

BHN = P/A
= 2P / (D) {D-(D2 d2)1/2}

6.

Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut :


150 BH 2,5/150 - 10
Dimana : 150 = Nilai kekerasan
BH = Metode Pengujian Brinell
2,5 = Diameter Identor
150 = Gaya pembebanan (N)
10 = Waktu pembebanan (detik)

7.

Karena pengukuran dilakukan secara manual, maka terdapat peluang


untuk terjadinya kesalahan ukur. Kesalahan itu mungkin terjadi pada saat
pemfokusan objek pada layar, peletakan alat ukur pada objek dan
pembacaan pengukurannya.

Metode Pengujian Kekerasan Vickers


Metode vickers dapat digunakan untuk material lunak maupun keras, juga
untuk material tipis. Pada dasarnya metode pengujian kekerasan vickers hampir
sama dengan Brinell, hanya indentornya saja yang berbeda. Yaitu menggunakan
indentor berupa Piramida bersudut 1360.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode pengujian kekerasan
Vickers adalah sebagai berikut :
1.

Spesimen harus memenuhi persyaratan:

2.

Permukaan harus rata dan Halus


Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan horisontal
Identor yang digunakan adalah pyramid intan yang beralas bujur

sangkar dengan sudut puncak antara dua sisi yang berhadapan adalah 136o .
3.

Pada dasarnya semua beban bisa digunakan, kecuali untuk pelat yang
tipis harus digunakan beban yang ringan.

4.

Pada pelaksanaannya, pengujian kekerasan ini dilakukan dengan


menekan identor pada permukaan spesimen selama 15 detik.

5.

Nilai kekerasan pengujian ini dinyatakan dalam satuan DPH (Vickers


Diamond Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan diagonal identasi
dengan persamaan sebagai berikut :

HVN 1,854 .

P
d2

Dengan : P = Gaya tekan (kgf)


d = diagonal identasi (mm)
Dimana persamaan ini didapatkan dari :

Gambar 1.3. Hasil Tapak Tekan Pengujian Vickers


d1 d 2
2

= d Cos 45o
= d

= X / Cos 22o
= ( d

) / Cos 22o

L AOB = X.Y
= ( . d

.d

= (1/8 d2) / Cos 220


A

= 4 L AOB
= 4 (1/8 d2) / Cos 220
= ( d2) / Cos 22o

) / Cos 22o

HVN

= P/A
= 1,854 P/d2

6.

Penulisan nilai kekerasan seperti contoh berikut :


150 DPH 150/10
Dimana : 150

= Nilai Kekerasan

DPH = Metode Pengujian Vickers


150

= Gaya Pembebanan (kgf)

10

= Waktu Pembebanan (detik)

7. Sama dengan pengujian kekerasan dengan Brinells, karena pengukuran


dilakukan secara manual maka terdapat kemungkinan terjadinya kesalahan
ukur. Kesalahan itu mungkin terjadi pada saat pemfokusan objek pada
layar, peletakan alat ukur pada objek dan pembacaan pengukurannya.
Metode Pengujian Rockwell
Berbeda dengan metode Brinell yang masih menggunakan pengukuran
manual, dengan metode Rockwell nilai kekerasan langsung dapat dibaca pada
skala yang terdapat pada mesin. Metode rockwell menggunakan 2 indentor, yaitu
indentor Kerucut Intan dengan sudut 1200 dan Bola Baja 1/16.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada metode pengujian kekerasan
Rockwell adalah sebagai berikut :
1.

2.

Spesimen harus memenuhi persyaratan :

Rata dan halus

Dapat ditumpu dengan baik dan permukaan uji harus horisontal


Metode Rockwell mempunyai beberapa skala pengukuran, dimana

pemakaiannya tergantung pada kombinasi jenis indentor dan beban utama


yang digunakan. Ada dua jenis indentor dengan tiga jenis beban utama,
yaitu :
a) Rockwell A Beban 60 kg Sangat keras Indentor Kerucut Intan
b) Rockwell B Beban 10 kg Lunak Indentor Bola Baja 1/16
c) Rockwell C Beban 150 kg Keras Indentor Kerucut Intan
3.

Pada pelaksanaan metode ini, mula-mula spesimen diberi indentasi awal


dengan beban minor 10 kg, setelah itu baru diberi beban utama (60 kg, 100
kg atau 150 kg) selama 15 detik.

4.

Setelah spesimen dibebaskan dari kedua beban tersebut maka jarum


skala akan menunjuk beberapa nilai kekerasan dari spesimen tersebut.

5.

Penulisan nilai seperti contoh berikut : 73 R c, dimana 73 nilai


kekerasannya, sedangkan Rc adalah skala yang digunakan.

6.

Selain tergantung kombinasi jenis indentor dan jenis beban, maka


pemakaian skala dalam Rockwell juga tergantung pada jenis material yang
akan diuji. Sebagai contoh, Rockwell B untuk logam secara umum,
Rockwell C untuk logam yang keras, Rockwell A untuk logam yang sangat
keras. Kesalahan pemakaian kombinasi indentor dan beban dengan material
yang diuji akan menyebabkan tidak akuratnya hasil pengujian.

BAB II
METODOLOGI
II.1 Alat
1.

Mesin uji Kekerasan

2.

Identor Bola Baja

3.

Identor Piramid Intan

4.

Obeng

5.

Stop Watch

6.

Polishing Machine

7.

Indentor Kerucut Intan

Gambar 2.1. 1 set indentor, obeng stop watch dan polishing machine.
II.2 Bahan
1.

Spesimen Uji Kekerasan

2.

Kertas Gosok

3.

Tissue
Gambar 2.1 Spesimen uji

II.3 Langkah Kerja


Pada Uji Hardness ini dilakukan dengan 3 metode, yaitu Metode
Brinnel, Metode Vickers dan Metode Rockwell.

II.3.1 Metode Brinell


1. Persiapan material uji yang meliputi :
a. Material uji dihaluskan permukaannya yang akan diamati
dengan menggunakan Polishing Machine dengan grid 320.
b. Apabila material uji dirasa belum halus dapat dihaluskan
kembali dengan menggunakan grid 320 atau 400 dengan
arah yang berbeda 900 dari arah semula.
c. Jika

sudah

selesai,

material

dikeringkan

dengan

menggunakan tissue
2. Dibuat 5 titik dengan menggunakan pensil untuk tiap-tiap
daerah yang akan diamati.
3. Ditentukan beban indentor yang akan digunakan berdasarkan
jenis dan diameter indentor.
4. Atur handle Hardness Test Machine pada posisi Brinell.
5. Letakkan bola baja pada tempat indentasinya.
6. Letakkan indentor bola baja pada tempatnya di Hardness Test
Machine dengan menggunakan obeng.
7. Letakkan pen sesuai dengan beban indentasi yang telah
ditentukan berdasarkan jenis dan diameter indentor.
8. Letakkan spesimen dan atur dengan tepat pada titik penetrasi
yang telah ditentukan.
9. Geser handle beban dengan tangan kanan pada posisi siap untuk
penetrasi.
10. Putar hand whell dengan tangan kiri sehingga permukaan
specimen tepat menyentuh ujung indentor.
11. Setelah 15 detik tarik handle beban dan kunci pada tempatnya.
12. Nyalakan lampu dan atur posisi specimen serta focus lensa
sehingga bekas indentasi tampak pada layar.
13. Ukur diameter indentasi dan catat pada worksheet yang ada.
14. Dilakukan prosedur no.8 sampai dengan no.13 untuk masingmasing titik yang telah ditentukan.

II.3.2 Metode Vickers


15. Persiapan material uji yang meliputi :
a. Material uji dihaluskan permukaannya yang akan diamati
dengan menggunakan Polishing Machine dengan grid 320.
b. Apabila material uji dirasa belum halus dapat dihaluskan
kembali dengan menggunakan grid 320 atau 400 dengan
arah yang berbeda 900 dari arah semula.
c. Jika

sudah

selesai,

material

dikeringkan

dengan

menggunakan tissue
16. Dibuat 5 titik dengan menggunakan pensil untuk tiap-tiap
daerah yang akan diamati.
17. Ditentukan beban indentor yang akan digunakan berdasarkan
jenis dan diameter indentor.
18. Atur handle Hardness Test Machine pada posisi Vickers.
19. Letakkan Pyramid intan pada tempat indentasinya.
20. Letakkan indentor pyramid intan pada tempatnya di Hardness
Test Machine dengan menggunakan obeng.
21. Letakkan pen sesuai dengan beban indentasi yang telah
ditentukan berdasarkan jenis dan diameter indentor.
22. Letakkan spesimen dan atur dengan tepat pada titik penetrasi
yang telah ditentukan.
23. Geser handle beban dengan tangan kanan pada posisi siap untuk
penetrasi.
24. Putar hand whell dengan tangan kiri sehingga permukaan
specimen tepat menyentuh ujung indentor.
25. Setelah 15 detik tarik handle beban dan kunci pada tempatnya.
26. Nyalakan lampu dan atur posisi spesimen serta focus lensa
sehingga bekas indentasi tampak pada layar.
27. Ukur diameter indentasi dan catat pada worksheet yang ada.
28. Dilakukan prosedur no.8 sampai dengan no.13 untuk masingmasing titik yang telah ditentukan.

II.3.3 Metode Rockwell


1.

Atur handle pada posisi Rockwell.

2.

Ambil indentor untuk Rockwell dan pasang inventor pada


tempatnya dengan obeng.

3.

Tekan pen beban sesuai Rockwell C, catat pada lembar kerja.

4.

Letakkan spesimen pada anvil dan atur tepat pada titik


penetrasi.

5.

Putar handwheel sehingga permukaan spesimen menyentuh


ujung

indentor

dan

lanjutkan

putar

handwheel

untuk

pembebanan minor hingga jarum kecil menunjuk angka 3.


6.

Atur skala utama hingga jarum petunjuk tepat pada angka nol.

7.

Ambil stopwatch dengan tangan kiri dan nyalakan ketika


tangan kanan melepaskan handle beban.

8.

Setelah 15 detik, tarik handle dan kunci pada tempatnya.

9.

Catat pada lembar kerja nilai kekerasan yang ditunjukkan jarum


(secara otomatis).

10. Ulangi lagi untuk titik kedua, ketiga, ke empat dank e lima.
11. Bila sudah selesai lepas kembali indentor dan letakkan pada
tempatnya.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada pengujian hardness ini, dilakukan untuk mencari nilai kekerasan


dengan 3 metode, yaitu dengan metode Brinnell, Rockwell dan Vickers,
Nilai kekerasan pengujian Brinnell ini dinyatakan dalam satuan BHN
(Brinells Hardness Number) yang dihitung berdasarkan diameter identasi dengan
persamaan sebagai berikut :
BHN

D
D
2

Nilai kekerasan pengujian Vickers ini dinyatakan dalam satuan DPH


(Vickers Diamond Pyramid Hardness) yang dihitung berdasarkan diagonal
identasi dengan persamaan sebagai berikut :

HVN 1,854 .

P
d2

Nilai kekerasan pengujian Rockwell nilai kekerasan langsung dapat dibaca


pada skala yang terdapat pada mesin
III.1 Pembahasan
1.

Metode Pengujian Brinell


Tabel 3.1. Tabel data hasil pengujian Hardness metode Brinell

No

Brinell Hardness Test


Load (P) : 62.5
Indentor : Bola Baja
Time
: 15 s
Speciment : Kuningan
d

1
2
3
4

0,92
0,91
0,925
0,93

0,915

Perhitungan BHN
1.
Diketahui : D = 2.5 mm
d = 0,92 mm
F = 62.5 kg
Ditanya
: BHN
2F
2
2
D( D D d )
Jawab

: BHN =
2.62,5
2
2
3,14.2,5(2,5 2,5 0,92 )
=
= 90,57 HB

2.
Diketahui : D = 2.5 mm
d = 0,91 mm
F = 62.5 kg
Ditanya
: BHN
2F
2
2
D( D D d )
Jawab

: BHN =
2.62,5
2
2
3,14.2,5(2,5 2,5 0,91 )
=
= 92,57 HB

3.
Diketahui : D = 2.5 mm
d = 0,925 mm
F = 62.5 kg
Ditanya
: BHN
2F
2
2
D( D D d )
Jawab

: BHN =

2.62,5
2
2
3,14.2,5(2,5 2,5 0,925 )
=
= 89,7 HB
4.
Diketahui : D = 2.5 mm
d = 0,93 mm
F = 62.5 kg
Ditanya
: BHN
2F
2
2
D( D D d )
Jawab

: BHN =
2.62,5
2
2
3,14.2,5(2,5 2,5 0,93 )
=
= 88,7 HB

5.
Diketahui : D = 2.5 mm
d = 0,915 mm
F = 62.5 kg
Ditanya
: BHN
2F
2
2
D( D D d )
Jawab

: BHN =
2.62,5
2
2
3,14.2,5(2,5 2,5 0,915 )
=
= 91,7 HB

Setelah dihitung, di temukan range harga kekerasan spesimen


Kuningan menurut pengujian brinell adalah 88,7 HB 92,57
HB dengan nilai rata-rata 90,648.
2.

Metode Pengujian Vickers


Tabel 3.1. Tabel data hasil pengujian Hardness metode Vickers
No

Vickers Hardness Test

Load (P) : 20
Indentor : Piramida intan
Time
: 15 s
Speciment : stainless steel

1
2
3
4
5

d1

d2

0,43
0,415
0,423
0,423
0,43

0,435
0,44
0,423
0,423
0,413

Perhitungan HVN
1.
Diketahui : d1 = 0,43 mm
d2 = 0,435 mm
P = 20 kg
0,43 0,435
d1 d 2
2
2
d =
=
= 0,4325 mm
Ditanya
: HVN
20
P
1,854 .
1,854 . 2
0,4325 2 mm
d
Jawab
: HVN =
=
= 198.23 HV
2.
Diketahui : d1 = 0,415 mm
d2 = 0,44 mm
P = 20 kg
0,415 0,44
d1 d 2
2
2
d =
=
= 0,4275 mm
Ditanya
: HVN
20
P
1,854 .
1,854 . 2
0,4275 2 mm
d
Jawab
: HVN =
=
= 202.89 HV
3.
Diketahui : d1 = 0,423 mm
d2 = 0,423 mm
P = 20 kg
0,423 0,423
d1 d 2
2
2
d =
=
= 0,423 mm
Ditanya
: HVN

1,854 .

Jawab

: HVN =

P
d2

1,854 .

20
0,423 2 mm

=
= 207.23 HV

4.
Diketahui : d1 = 0,423 mm
d2 = 0,423 mm
P = 20 kg
0,423 0,423
d1 d 2
2
2
d =
=
= 0,423 mm
Ditanya
: HVN
20
P
1,854 .
1,854 . 2
0,423 2 mm
d
Jawab
: HVN =
=
= 207.23 HV
5.
Diketahui : d1 = 0,43 mm
d2 = 0,413 mm
P = 20 kg
0,43 0,413
d1 d 2
2
2
d =
=
= 0,4215 mm
Ditanya
: HVN
20
P
1,854 .
1,854 . 2
0,4215 2 mm
d
Jawab
: HVN =
=
= 208.71 HV
Setelah dihitung, di temukan range harga kekerasan spesimen Al
menurut pengujian brinell adalah 198.23 HV 208.71 HV
,dengan nilai rata-rata 204.857.
3.

Metode Pengujian Rockwell C


Dalam melakukan pengujian , hanya dilakukan pengamatan pada
daerah logam induk (Base Metal) dan di peroleh data kekerasan sebagai
berikut :
Tabel 3.1. Tabel data hasil pengujian Hardness metode Rockwell
No

Rockwell Hardness Test


Load (P) : 150
Indentor : Kerucut Intan
Time
: 15 s
Type
: Rockwell

Speciment : Baja
HRC
1
2
3
4
65

75,2
72
64
66
65,5

Rata-rata Rockwell C =

75,2 72 64 66 65,5
5

= 68,44 HR
25000
100 68,44
Konversi Rockwell C ke Brinell =
= 792,1 HB

Konversi Vikers ke Brinell dengan interpolasi

210 204 199 x


210 200 199 190
=

x = 193.6 HB

III.2 Pembahasan
Dilakukan uji Hardness dengan menggunakan tiga metode, yaitu
Brinell, Vickers dan Rockwell . Pada metode Brinell dan Vickers tersebut,
pengukurannya dilakukan secara manual sehingga terdapat peluang
terjadinya kesalahan pengukuan. Jika setting posisi material uji pada mesin
penguji terlalu ditekan, maka hasil tapak tekannya terlalu besar. Hal tersebut
menyebabkan nilai pengukuran diameter bekas indentasi atau diagonal
bekas desakan menjadi besar.

Di dapatkan tabel konversi dan perbandingan nilai kekerasan antar


bahan di bawah ini :

TABEL PERBANDINGAN NILAI KEKERASAN


900
800
700
600
500

BajaNilai ke kerasan
Kuningan
Rata - Rata

400

Stainless steel

300
200
100
0

Mate rial

BAB IV
PENUTUP
IV.1 Kesimpulan
Dari pengujian Hardness yang telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan. Adapun kesimpulan yang diperoleh sebagai berikut :

Pada pengujian metode Brinell , nilai kekerasan di setiap daerah


berbeda-beda, harga kekerasan spesimen menurut pengujian brinell

adalah antara 88,7 HB 92,57 HB, dengan nilai rata-rata 90,648.


Pada pengujian metode Vikers , nilai kekerasan di setiap daerah juga
berbeda-beda, harga kekerasan spesimen menurut pengujian vikers

adalah antara 198.23 HV 208.71HV. dengan nilai rata-rata 204.857.


Pada pengujian metode Rockwell, didapat nilai rata-rata kekerasannya
yaitu 68,44 HR.

Material yg paling tinggi nilai kekerasannya adalah baja, kemudian


stainless steel, kemudian kuningan.

DAFTAR PUSTAKA

Moh. M. Munir & Moh. Thoriq W (2000), Modul Praktek Uji Bahan,

Jurusan Teknik Bangunan Kapal, PPNS


Moh. M. Munir, (2000), Modul Praktek Uji Bahan, Vol 1, Jurusan Teknik
Bangunan Kapal, PPNS

Anda mungkin juga menyukai