Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

Di tengah masyarakat sering dijumpai keluhan nyeri bahu, yang merupakan


keluhan yang sering dijumpai sehari-hari yang disebabkan oleh nyeri local atau nyeri saat
menggerakkan lengan, misalnya pada waktu memakai baju, menyisir rambut, mengambil
dompet di saku belakang. Keluhan diatas sering menimbulkan masalah diagnostic karena
dapat melibatksn berbagai macam jaringan seperti persendian, bursa, otot, saraf bahkan
organ yang jauh dari tempat nyeri. Nyeri bahu yang terjadi dapat disebabkan oleh karena
kapsulitis adhesive.1 2
Pada kapsulitis adhesive keadaan yang disebabkan adanya suatu reaksi peradangan
kronik dan kekakuan bahu yang didahului dengan bursitis, tendonitis dan kapsulitis pada
daerah persendian glenohumeral sehingga pergerakkannya terganggu dan timbul nyeri
(sakit). Suatu kondisi yang erat hubungannya dengan gerak sendi bahu dan sekitarnya.
Sejak pertama kali diterangkan oleh Duplay (1872), dengan prevalensi 2 5% dari
populasi, biasanya mengenai orang dewasa setengah baya penyakit ini merupakan suatu
proses autoimun, disfungsi imunitas, yang selanjutnya akan mengakibatkan suatu proses
kapsulitis yang sulit untuk di obati hanya dengan obat-obatan NSAID, karena adanya
kekakuan pada ruang sendi yang menghambat gerak sendi dan rasa nyeri yang makin
meningkat intensitasnya dari hari ke hari sehingga sampai saat ini diperlukan suatu terapi
fisik dengan menggunakan modalitas exercise therapy yang tepat.1
Exercise therapy ada di dalam ruang lingkup rehabilitasi medik, yang merupakan
pelayanan kesehatan terhadap gangguan fisik dan fungsional yang diakibatkan oleh
keadaan atau suatu kondisi sakit, penyakit atau cedera melalui panduan intervensi medic,
ketrampilan fisik dan atau raehabilitatif untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal.
Tujuan diberikan rehabilitas medic pada penderita ini adalah untuk mengurangi nyeri,
meningkatkan lingkup gerak sendi, mencegah kekakuan lebih lanjut dan mengembalikan
kekuatan otot serta meningkatkan aktifitas fungsional penderita.1 2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1

Definisi
Kapsulitis adhesiva merupakan kumpulan dari semua gangguan dari pada sendi

bahu yang menimbulkan nyeri dan keterbatasan pada lingkup gerak sendi. Mempunyai
beberapa nama lain frozen shoulder, periatritis humeroskapularis, penyakit duplay,
perikapsularis, dan bursitis obliterative. Keadaan dikenali pertama kali oleh Putman
(1882) dan kemudian Codman. Kondisi ini biasanya mengenai unilateral bila mengenai
kedua bahu dapat terjadi bersamaan ataupun berurutan. Banyak di jumpai pada umur 40
60 tahun, dan lebih sering mengenai perempuan daripada laki-laki.2
II.2

Anatomi Fungsional
Gerak bahu secara normal merupakan hasil gerak yang kompleks dari 7 sendi yang

terpisah ; sendi costosternal, sendi sternoclavikular, sendi acromioclavikular, sendi


glenohumeral, sendi suprahumeral, sendi scapulocostal, sendi costovertebral. Dengan
lingkup gerak sendi yang sangat luas, berperan penting pada aktivitas sehari-hari ; fleksi
1800, ekstensi 600, abduksi 1800, adduksi 750, endorotasi 900, dan eksorotasi 900.2 3
II.3

Etiologi
Kapsulitis Adhesiva merupakan penyakit kronis dengan gejala khas berupa

keterbatasan lingkup gerak sendi ( LGS) pada bahu kesegala arah baik secara aktif
maupun pasif oleh karena rasa nyeri yang dapat mengakibatkan gangguan aktifitas seharihari. Penyebabnya tidak diketahui secara pasti, kemungkinan disebabkan oleh Trauma dan
immobilisasi yang lama sehingga terbentuk jaringan fibrous yang menyebabkan terjadinya
perlengketan pada daerah bahu. Faktor kemungkinan lain adalah rupture rotator cuff,
tendinitis, bursitis, DM, infark miokard dan peradangan sendi bahu kronis. Dapat
disebabkan oleh trauma langsung pada bahu, immobilisasi atau disuse dalam jangka waktu
lama misalnya terjadi fraktur disekitar bahu yang pada fase penyembuhannya tidak diikuti
dengan gerak aktif yang dilakukan secara teratur pada bahu, disamping itu juga karena
2

faktor immunologi serta hubungannya dengan penyakit lain misalnya : TB paru,


Hemiparase, bronchitis kronis, dan DM. Diduga ini merupakan respon autoimun karena
rusaknya jaringan local.2 3
II. 4

Patofisiologi
Patofisiologi frozen shoulder masih belum jelas, tetapi beberapa penulis

menyatakan bahwa dasar terjadinya kelainan adalah imobilisasi yang lama. Setiap nyeri
yang timbul pada bahu dapat merupakan awal kekakuan sendi bahu. Hal ini sering timbul
bila sendi tidak digunakan terutama pada pasien yang apatis dan pasif atau dengan nilai
ambang nyeri yang rendah, di mana tidak tahan dengan nyeri yang ringan akan membidai
lengannya pada posisi tergantung. Lengan yang imobil akan menyebabkan stasis vena dan
kongesti sekunder dan bersama-sama dengan vasospastik, anoksia akan menimbulkan
reaksi timbunan protein, edema, eksudasi, dan akhirnya reaksi fibrosis. Fibrosis akan
menyebabkan adhesi antara lapisan bursa subdeltoid, adhesi ekstraartikuler dan
intraartikuler, kontraktur tendon subskapularis dan bisep, perlekatan kapsul sendi.
Pendapat lain mengatakan inflamasi pada sendi menyebabkan thrombine dan fibrinogen
membentuk protein yang disebut fibrin. Protein tersebut menyebabkan penjedalan dalam
darah dan membentuk suatu substansi yang melekat pada sendi. Perlekatan pada sekitar
sendi inilah yang menyebabkan perlekatan satu sama lain sehingga menghambat full
ROM. Kapsulitis adhesiva pada bahu inilah yang disebut frozen shoulder.3 4
II.5

Manifestasi klinis
Penderita datang dengan keluhan nyeri dan ngilu pada sendi serta gerakan sendi

bahu yang terbatas ke segala arah, terutama gerakan abduksi dan elevasi, sehingga
mengganggu lingkup gerak sendi bahu. Rasa nyeri akan meningkat intensitasnya dari hari
ke hari. Bersamaan dengan hal ini terjadi gangguan lingkup gerak sendi bahu. Menurut
Kisner (1996) kapsulitis adhesive dibagi dalam 3 tahapan, yaitu :4
1. Pain (Freezing)
Nyeri hebat saat istirahat, gerak sendi terbatas selama 2-3 minggu dan masa
akut ini berakhir 10-36 minggu.
2. Stiffness (Frozen)

Nyeri saat bergerak, kekakuan atau perlengketan yang nyata dan keterbatasan
gerak glenohumeral yang diikuti oleh keterbatasan gerak scapula dan fase
gerak ini berakhir 4 12 bulan.
3. Recovery (Thawing)
Pada fase ini tidak ditemukan adanya nyeri dan tidak ada synovitis tetapi
terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata. Fase ini berakhir
6-24 bulan atau lebih.
II.6

Diagnosis

Anamnesis :
Hal-hal yang perlu ditanyakan kepada pasien adalah sebagai berikut :

Lokasi dari nyeri bahu yang dirasakan


Sudah berapa lama nyeri dirasakan
Faktor-faktor yang menjadi pencetus
Ada tidaknya aktifitas yang berlebihan, terkilir, trauma pada bahu sebelumnya
Ada tidaknya penyakit di bahu yang pernah diderita sebelumnya.
Perlu ditanyakan pekerjaan, hobi atau kegiatan diwaktu senggang yang sering
dilakukan.

Pemeriksaan fisik :
Inspeksi

Postur dan cara berjalan


Setelah membuka pakaian atasan, perhatikan gerakannya normal atau ada gerakan

canggung ataupun dipaksakan.


Posisi leher dan kepala, apa ada kifosis berlebihan pada vertebra torakal.
Posisi scapula relative terhadap vertebra.
Posisi humerus terhadap scapula dan vertebra torakal.

Palpasi (dibelakang penderita)

Lakukan palpasi mulai dari sendi sternoklavikular, kemudian bergerak ke lateral

sepanjang klavikula menuju sendi akromioklavikula dan sendi glenohumeral.


Rasakan apakah terdapat edema, krepitasi, tanyakan ada tidaknya nyeri tekan.

Perubahan kontur tulang jaringan lunak dan peningkatan rasa nyeri.


Oleh karena rotator cuff terletak tepat di bawah akromion, untuk dapat dipalpasi
terlebih dahulu harus dirotasikan keluar dengan cara mengekstensikan lengan
pasien secara pasif, sehingga kaput humeri berotasi ke anterior. Untuk mengetahui
4

ada tidaknya nyeri tekan pada rotator cuff palpasi daerah di bawah anterior

akromion.
Palpasi di bawah bagian lateral akromion dapat menimbulkan nyeri tekan pada
bursitis subakromial.
Gangguan pada kapsul sendi, maka gerakan aktif maupun pasif terbatas dan nyeri.

Nyeri dapat menjalar ke leher, lengan atas dan punggung, perlu dilihat faktor pencetus
timbulnya nyeri. Gerakan pasif dan aktif terbatas. Pertama-tama pada gerakan elevasi dan
rotasi

interna

lengan,

tetapi

kemudian

untuk

semua

gerakan

sendibahu.

Tes Appley scratch merupakan tes tercepat untuk mengeveluasi lingkup gerak
sendi aktif pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan tangan sisi
kontra lateral melewati belakang kepala. Penderita tidak dapat melakukan gerakan ini.
Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang geraknya secara pasif, tetapi terbatas pada
gerak aktif, maka kemungkinan kelemahan otot bahu sebagai penyebab keterbatasan.
Nyeri akan bertanbah pada penekanan dari tendon yang membentuk
muskulotendineus rotator cuff. Bila gangguan berkelanjutan akan terlihat bahu yang
terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena atrofi otot deltoid, supraspinatus dan
otot rotator cuff lainnya.2 3 4
Pemeriksaan penunjang :
-

II.7

Radiologi polos
Arthrografi
Bonescan
MRI
EMG
Arthroscopi
Laboratorium

Penatalaksanaan

a. Medikamentosa
Pemberian analgesic dan obat anti inflamasi nonsteroidpada kasulitis adhesive.
Pemakaian relaksan otot oyang bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri
dengan menghilangkan spasme otot.5

b. Fisioterapi
1. Terapi dingin untuk frozen shoulder
Kompres dingin
Masase es
2. Terapi panas untuk frozen shoulder
Diatermi gelombang pendek (SWD)
Diatermi gelombang mikro (MWD)
Diatermi suara ultra (US)
3. Elektrostimulasi : TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
4. Latihan
Codman (pendulum)
Finger ladder
Latihan dengan katrol (over head pulley)
Shoulder whell 5

BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas penderita:
Nama

: Ny. M. L

Umur

: 76 tahun

Jenis kelamin

: Perempuan
6

Agama

: Kristen

Suku

: Minahasa

Bangsa

: Indonesia

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Alamat

: Sario kota baru

Tanggal Periksa

: 24 September 2012

ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri pada Bahu kanan.
Riwayat penyakit sekarang:
Nyeri pada bahu kanan dialami penderita sejak 1 bulan yang lalu, nyeri yang
pertama kali dirasakan sifatnya terus- menerus, awalnya penderita mengeluh gerak bahu
kanan menjadi terbatas kemudian nyeri lebih terasa bila tangan kanan di gerakkan dan
pada posisi berbaring miring ke kanan sehingga kesulitan untuk tidur. Rasa nyeri
dirasakan menjalar dari tulang belikat kanan sampai pada siku sebelah kanan, sehingga
pasien sulit untuk menggerakan tangannya ke arah belakang atau apabila memakai
pakaian dalam, Nyeri berkurang pada saat tidak beraktifitas. Riwayat trauma tidak ada,
kesemutan tidak ada, kekakuan dipagi hari tidak ada, sakit dibagian leher tidak ada.
Penderita sebelumnya pernah berobat di Puskesmas Sario tetapi belum ada perbaikan
sampai saat ini.
Riwayat penyakit dahulu:

Riwayat DM, Hipertensi, penyakit jantung, penyakit hati, dan penyakit ginjal
disangkal.

Riwayat penyakit keluarga:

Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga.

Riwayat kebiasaan :
7

Penderita sering ke kebun terakhir kali 2011, aktifitas saat ini penderita hanya

memasak, duduk santai, dan mencuci baju sendiri di rumah.


Pasien menggunakan tangan kanan dalam beraktifitas sehari-hari (right handed).

Riwayat social ekonomi :


Penderita sebagai ibu rumah tangga dan sudah menikah. Suami pensiunan tentara
sudah meninggal dan tinggal bersama 1 orang anak kandung, 1 orang menantu dan 2
orang cucu, penderita memiliki 9 orang anak. Penderita tinggal di rumah permanen 1
lantai, berdinding beton, WC/kamar mandi dalam rumah (WC jongkok). Biaya
pengobatan ditanggung Askes.
Riwayat psikologi :
Penderita tidak terlalu cemas dengan sakitnya ini.

Pemeriksaan Fisik :
Status Generalis
Keadaan umum

: Cukup

Kesadaran

: Kompos mentis

GCS

: E4 V5 M6

Tanda vital

: Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 68 x/menit

Respirasi

: 24 x/menit

Suhu

: 36,5 C

Kepala

: Bentuk mesocephal.

Mata

: Pupil bulat isokor diameter 3mm/3mm, reflex cahaya +/+, reflex


cahaya tidak langsung +/+, conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-.

Leher

: Trakea letak di tengah. Tidak ada pembesaran KGB.

Thoraks

:
8

Jantung

Paru-paru

Abdomen

- Inspeksi

: Pulsasi iktus cordis tidak tampak.

- Palpasi

: Pulsasi iktus cordis tidak teraba.

- Perkusi

: Batas jantung normal.

- Auskultasi

: Bunyi jantung normal, bising (-).

- Inspeksi

: Simetris kanan = kiri.

- Palpasi

: Stem fremitus kanan = kiri.

- Perkusi

: Sonor kanan = kiri.

- Auskultasi

: Suara pernapasan vesikuler, ronkhi (-),wheezing (-)

Ekstremitas

- Inspeksi

: Datar.

- Palpasi

: Lemas, hepar/lien tidak teraba.

- Perkusi

: Timpani.

- Auskultasi

: Bising usus (+) normal.

: Akral hangat, edema (-)

Visual Analogue Scale (VAS)


x
0

10

Status motorik dan sensorik :


STATUS

Ekstremitas Superior

Ekstremitas Inferior

Dextra
Menurun

Sinistra
Normal

Dextra
Normal

sinistra
Normal

Kekuatan otot

5/5/5/5

5/5/5/5

5/5/5/5

5/5/5/5

Tonus otot

Normal

Normal

Normal

Normal

Reflex fisiologis

Normal

Normal

Normal

Normal

Reflex patologis

(-)

(-)

(-)

(-)

Gerakan

Sensibilitas:
(+)

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Protopatik
(nyeri, raba, suhu)
Proprioseptif
(gerak, getar, posisi)

Pemeriksaan ROM Cevical


ROM Cervical
Fleksi Ekstensi
Lateral fleksi sinistra Lateral fleksi dekstra
Rotasi sinistra Rotasi dekstra

Aktif
0-450
0-450
0-600

Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi (LGS) Bahu :


LGS
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Eksternal rotasi
Internal rotasi
Horizontal abduksi
Horizintal adduksi

Dextra (derajat)
0 1100
0 600
0 900
0 400
1- 700
1- 400
1- 400
0-1300

Tes Provokasi:

Dekstra

Sinistra

Tes Spurling

Tes Distraksi

Tes Yergasson

Tes Apley Scratch

Tes Apley Scraf

Tes Lift off

Tes Empty can

Tes Moseley

10

Sinistra(derajat)
0 1700
0 600
0 1700
0 - 400
0-900
0-700
0-400
0-1300

Resume :
Perempuan, 76 tahun, Nyeri pada bahu kanan dialami penderita sejak 1
bulan yang lalu, nyeri yang dirasakan sifatnya terus- menerus, awalnya penderita
mengeluh gerak bahu kanan menjadi terbatas kemudian nyeri lebih terasa bila tangan
kanan di gerakkan dan pada posisi berbaring miring ke kanan sehingga kesulitan untuk
tidur. Rasa nyeri dirasakan menjalar dari tulang belikat kanan sampai pada siku sebelah
kanan, sehingga pasien sulit untuk menggerakan tangannya ke arah belakang atau apabila
memakai pakaian dalam, Nyeri berkurang pada saat tidak beraktifitas. Riwayat trauma
tidak ada, penderita sebelumnya pernah berobat di Puskesmas Sario tetapi belum ada
perbaikan sampai saat ini. Riwayat DM, Hipertensi, penyakit jantung, penyakit hati, dan
penyakit ginjal disangkal.

11

Pemeriksaan fisik :
GCS

: E4 V5 M6
T : 110/70 mmHg, N : 68 x/menit, R : 24 x/menit, S : 36,5 C

Kekuatan otot : Dekstra 5/5/5/5


Sensorik

: Protopatik ektremitas atas kanan meningkat

LGSA bahu D : Keterbatasan pada semua gerakan (fleksi, abduksi, rotasi internal,
dan rotasi eksternal)
Tes Provokasi : Tes Lift off

Tes Apley Scratch

Tes Empty can

Diagnosis :

Diagnosis klinis

dextra.
Diagnosis Topis
:
Diagnosis fungsional

Regio shoulder dextra.


:
keterbatasan

dalam melakukan AKS.


Diagnosis etiologi :

Inflamasi.

Kapsulitis

PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Analgetik
2. Rehabilitasi
- Fisio Terapi
Evaluasi:
a) Nyeri sendi bahu kanan VAS=6
b) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kanan.
Program:
a) Stimulasi listrik dengan TENS pada region shoulder dekstra
b) IR shoulder dextra
c) Latihan LGS aktif pada ekstremitas superior dekstra :
Pendulum codman exercise
Wall climbing
Latihan menggunakan tongkat
12

Adhesiva

- Okupasi Terapi
Evaluasi :
a) Keterbatasan lingkup gerak sendi bahu kanan
b) Nyeri sendi bahu kanan.
c) Gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari ( AKS) seperti menyisir rambut,
memakai pakaian, sikat gigi, makan/minum, disabilitas ringan dalam
aktifitas sehari-hari.
Program :
a) Latihan peningkatan LGS dengan aktivitas keterampilan
b) Latihan peningkatan AKS dengan aktivitas keterampilan
- Ortotis Prostetis
Evaluasi:
a) Kontak dan pengertian baik, mengikuti perintah.
b) Nyeri bahu kanan, (VAS = 6)
c) Keterbatasan LGS sendi bahu kanan.
Program :
a) Saat ini belum diperlukan.
- Psikologi
Evaluasi:
a) Motivasi untuk berobat dan latihan baik.
Program :
a) Memberi semangat mental kepada penderita dan keluarga
b) Memberi bimbingan konseling kepada keluarga.
- Terapi Wicara
Evaluasi :
a) Tidak ada gangguan bicara dan bahasa.
Program :
a) Saat ini belum diperlukan
- Sosial Medik
Evaluasi :
a) Tidak ada gangguan
Program :
a) Saat ini tidak diperlukan.
3. Home Program
Mengedukasi penderita untuk menggunakan tangan kanan secara tepat,
tidak menggunakan secara berlebihan pada posisi tertentu dalam waktu
lama.
13

KEPUSTAKAAN
1. Anonymus,

keseimbangan

(Balance)

pada

tubuh

manusia

(http://dhaenkpedro.wordpress.com/keseimbangan-balance/). Diunduh pada 25


september 2012
2. Hidayat, S N. Nyeri bahu/Frozen shoulder
(http://id.shovoong.com/medicine-and-health/pathology/1991481-nyeri-bahufrozen-shoulder/) .Diunduh pada 25 september 2012.
3. Anonymus. Frozen shoulder
(http://m.medicalera.com/?t=19044) .Diunduh pada 25 september 2012
4. American
Academy
of
Orthopaedic
Surgeons.
Frozen

shoulder

(http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=A00071). Diunduh pada 25 september


2012
5. Prabandari.

Frozen

Shoulder

(kapsulitis

adhesive).

(http://fisioterapi-

yunitaprabandari.blogspot.com/). Diunduh pada 25 september 2012


6. Nusdwinuringtyas
N,
Nyeri
padda
bahuBicipital

Tendinitis

(http://www.wikimu.com/News/DisplayNews.aspx?id=16439). Diunduh pada 25


september 2012
7. Angliadi S, dkk. Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. FK UNSRAT. Manado
2006.
8. Setiadi H N, Frozen Shoulder Nyeri bahu.
http://harrys-frozenshoulder.blogspot.com/2011/04/frozen-shoulder-nyeribahu.html). Diunduh pada 25 september 2012

14

15

Anda mungkin juga menyukai