Anda di halaman 1dari 4

Nama

NIM
Kelas
Fakultas
Mata Kuliah

:
:
:
:
:

Tribuana Restiwardani
14 / 362805 / FA / 09962
C 2014
Farmasi UGM
Pancasila

MASALAH PENDIDIKAN DI INDONESIA


Pendidikan adalah tonggak kemajuan bangsa, maju atau tidaknya suatu Negara sebagian
besar dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan yang baik dan berkualitas akan
menghasilkan generasi penerus yang berkualitas pula. Indonesia adalah salah satu Negara
berkembang yang masih memiliki masalah utama dalam pendidikan. Rendahnya mutu
pendidikan dan tidak meratanya proses pendidikan di daerah daerah tertentu, menyebabkan
Indonesia belum bisa memenuhi tujuan Negara yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.
AEC (Asean Economic Community) yang dilaksanakan tahun 2015 ini adalah suatu
perdagangan dengan membebaskan bea cukai atau tanpa pajak dimana semua partisipasi AEC
adalah anggota ASEAN sendiri. Hal ini dapat menyebabkan dampak negative pada Indonesia
dimana seperti yang diketahui bahwa Indonesia merupakan konsumtif bukan produktif. Oleh
karena itu untuk mengubah presepsi ini, tentu saja harus meningkatkan kualitas SDM (Sumber
Daya Manusia) agar Indonesia menjadi negara yang produktif sehingga tidak kalah saing dalam
persaingan pasar, pekerjaan, dan lain - lain. Untuk meningkatkan kualitas SDM adalah dengan
meningkatkan kulitas pendidikan pula.
Namun, kualitas pendidikan inilah yang menjadi permasalahan terbesar di Indonesia.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pendidikan di Indonesia belum merata. Ketimpangan mutu
pendidikan di kota dengan desa dapat terlihat dengan jelas perbedaanya, hal ini dapat dibuktikan
dengan kurangnya tenaga kerja guru yang berkompeten dan fasilitas pendidikan di desa yang
menyebabkan mutu pendidikan menjadi rendah. Padahal kita tahu bahwa anak desa memiliki
keinginan besar untuk sekolah walaupun harus menempuh beratus ratus meter dengan jalan
kaki dibanding dengan anak kota yang sudah terpenuhi segala kebutuhannya.
Menanggapi masalah itu, pemerintah telah mengalokasikan 20% APBN pada pendidikan,
agar pendidikan bisa menjangkau anak-anak di desa. Selain itu, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengatakan pemerintah akan memperketat kontrol
implementasi dana pendidikan daerah agar dana tersebut dialokasikan sesuai sasaran dan dana
pendidikan daerah yang besar harus benar-benar membawa perbaikan kualitas pendidikan daerah
agar ketimpangan kualitas pendidikan dapat berkurang.

Selain masalah belum meratanya pendidikan, masalah selanjutnya adalah rendahkan


kualitas pendidikan di Indonesia karena masih banyaknya orang yang beranggapan bahwa
pendidikan itu adalah beban yang berat. Baik dari segi biaya maupun intensitas belajar yang
berat.
Solusi untuk menanggapi masalah ini menurut saya pemerintah sebaiknya mendirikan
lembaga lembaga pendidikan disetiap daerah yang bertugas untuk mengawasi pendidikan di
daerah itu. Apabila terdapat suatu masalah seperti kekurangan guru, atau bangunan yang tidak
memenuhi syarat, lembaga tersebut wajib melaporkan kepada pemerintah dan menggalang dana
untuk memperbaiki sekolah tersebut.
Sedangkan untuk kualitas guru sendiri, sebaiknya diadakan pelatihan khusus bagi guru
setidaknya setahun sekali dan memberikan sanksi yang tegas berupa pencabutan tunjangan guru
bagi yang membolos kerja atau tidak mengajar sebagaimana mestinya.
Budaya membaca juga wajib ditegakkan. Disosialisasikan kepada setiap masyarakat
untuk menyediakan waktu membaca setiap harinya. Hal ini dapat didukung dengan penertiban
jam baca dan jam belajar di setiap RT dan RW dengan mengawasi setiap lingkungannya agar
pukul 19.00 21.00 tidak boleh ada anak sekolah yang keluar selama waktu tersebut.
Untuk pemerintah sendiri, biaya yang dialokasikan untuk pendidikan harus benar benar
dijaga penyebarannya. Bila perlu disediakan tim tim khusus yang akan menyalurkan bantuan
biaya tersebut langsung pada daerah yang dituju tanpa melalui tangan tangan yang lain agar
daerah daerah terpencil juga mendapatkan.

Daftar Pustaka
Alvin,
Silvanus.
2014.
JK:
Spirit
Belajar
Anak
Desa
Lebih
http://news.liputan6.com/read/2149874/jk-spirit-belajar-anak-desa-lebih-hebat.
pada 13 Maret 2015 pukul 10.05.

Hebat.
Diakses

Baswedan, Anies. 2015. Berita Satu | Mendikbud: Pemerintah Perketat Kontrol Implementasi
Dana Pendidikan Daerah. http://aniesbaswedan.com/berita/Mendikbud-PemerintahPerketat-Kontrol-Implementasi-Dana-Pendidikan-Daerah. Diakses pada 13 Maret 2015
pukul 10.40.
Virdayanti, Rina. 2015. Hadapi AEC 2015, Pembangunan SDM Indonesia Harus Diutamakan.
http://www.tribun-maluku.com/2015/01/hadapi-aec-2015-pembangunan-sdm.html. Diakses
pada 13 Maret 2015 pukul 09.47.

MASALAH SOSIAL DI INDONESIA


Narkoba atau narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, yaitu zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Pengertian narkoba oleh kementerian kesehatan
diartikan sebagai NAPZA yaitu Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif. Narkoba sendiri dalam
agama maupun hukum termasuk barang yang haram dan berbahaya. Oleh karena banyaknya
dampak negatif yang disebabkan oleh penggunaan narkoba ini, pemerintah menetapkan Undang
Undang yang mengatur tentang pemakaian narkoba. Namun karena lemahnya pengawasan dan
ketidakpedulian warga akan bahaya yang ditimbulkan, pemakaian Narkotika ini justru semakin
meningkat. Tidak hanya pada kalangan rakyat biasa, public figure seperti artis artis bahkan
anggota pemerintahan pun sudah menjadi konsumen. Ini merupakan masalah sosial besar yang
hingga saat ini masih menjadi bumerang bagi Indonesia. Masalah sosial inilah yang akan saya
bahas dalam tugas ini.
Presiden saat ini, Joko Widodo, menyatakan Indonesia saat ini berstatus darurat narkoba.
Penyelundupan narkoba yang dilakukan sudah sangat memprihatinkan dengan semakin pintarnya
oknum oknum untuk mengelabui berbagai pihak dalam menyembunyikan barang haram ini.
Hampir 80% narkoba yang beredar masuk melalui laut dengan modus sindikat sangat beragam
seperti menyembunyikannya melalui jenazah, rambut palsu, papan selancar dan lain-lain.
Maraknya kasus ini membuat pihak pemerintah, BNN (Badan Nrkotika Nasional dan
Polri menjadi kewalahan. Terlebih lagi diketahui bahwa terdapat ribuan pelabuhan tikus atau
ilegal yang ada di 17.000 pulau di Indonesia dan untuk menjangkau pelabuhan illegal tersebut
dibutuhkan SDM dan sarana yang besar serta dukungan dari berbagai pihak.
Masalah yang datang selanjutnya setelah proses distribusi yaitu konsumsi. Tentu kita
tahu, semua media informasi baik cetak, sosial, maupun lisan pun sudah banyak yang membahas
mengenai narkoba. Badan Narkotika Nasional (BNN) telah memetakan 10 daerah dengan tingkat
kerawanan narkotika tertinggi di Indonesia. Kepala Bagian Humas Badan Narkotika Nasional
(BNN) Kombes Pol Slamet Pribadi mengatakan, DKI Jakarta masih merupakan daerah yang
tingkat kerawanan narkobanya tertinggi di Indonesia, BNN mencatat sebesar 4,74% tingkat
pengguna yang ada di Indonesia. Kedua, Provinsi Kalimantan Timur dengan tingkat
penggunanya sebesar 3,07%. Ketiga, Sumatera Utara dengan tingkat pengguna sebesar 3,06%.
Kempat, Kepulauan Riau, BNN mencatat terdapat 2,94% pengguna narkotika di Kepri.
Selanjutnya Kota Gudeg, Yogyakarta, pun tercatat menduduki peringkat kelima dengan tingkat
pengguna narkotika terbesar di Indonesia. BNN mencatat sebanyak 2,37% pengguna narkotika
terdapat di Kota Gudeg ini. Kemudian, Jawa Barat sebesar 2,34% pengguna, diikuti Provinsi
Maluku dengan tingkat pengguna sebesar 2,32%. Kedelapan, Provinsi Bali dengan tingkat
pengguna sebesar 2,22%. Kemudian Provinsi Sulawesi Utara dengan tingkat pengguna 2,19

persen, dan Sulawesi Tenggara merupakan provinsi ke sepuluh dengan tingkat penggunaan
narkotika tertinggi di Indonesia, dengan persentasis sebesar 2,11%.
Beberapa upaya sudah dilakukan untuk memerangi bahaya ini, seperti yang dilakukan
Badan Narkotika Nasional (BNN) yang memusnahkan kapal nelayan di Dermaga Pantai Dadap,
Kosambi, Tangerang, yang digunakan sebagai kurir untuk menyelundupkan sabu jaringan Wong
Chi Ping. Selain itu terdapat pula Polres Jakarta Barat yang memusnahkan barang bukti narkoba
jenis 3,3 ton ganja, 1,8 kilogram sabu, dan 2.538 butir ekstasi seharga Rp16 miliar di lapangan
sepak bola Polsek Palmerah. Untuk mendukung upaya yang telah dilakukan BNN, Polri, dan
pemerintah, pihak masyarakat pun harus ikut memberikan perannya, setidaknya dengan tidak
mengkonsumsi barang haram tersebut.
Solusi yang harus dilakukan untuk memerangi bahaya ini menurut saya yaitu
1. Pemerintah memberikan sosialisasi lebih mengenai bahaya narkoba dan Undang Undang
yang akan dijatuhkan kepada pelaku narkoba. Sosialisasi ini dapat dilakukan mulai dari usia
dini, misalnya menyelipkannya melalui beberapa mata pelajaran di sekolah dasar.
2. Mengerahkan dan memperketat berbagai pihak terutama jalur laut untuk melakukan
pengawasan di dermaga dermaga.
3. Memperketat pelaksaan UU yang telah dibuat, seperti hukuman mati bagi para pelaku berat
dan ancaman penjara minimal 5 tahun agar pelaku jera.
4. Memperketat pengawasan di klub malam maupun pasar pasar.
5. Memberikan jasa psikologi dan rehabilitasi yang bersifat terbuka kepada para konsumen
maupun non-konsumen.
Daftar Pustaka
Anggriawan, Fiddy. 2015. BNN: 80% Narkoba Diseludupkan Lewat Laut ke Indonesia.
http://nasional.sindonews.com/read/975815/15/bnn-80-narkoba-diseludupkan-lewat-lautke-indonesia-1426183154. Diakses pada 13 Maret 2015 pukul 06.20
Fazli, Achmad Zulfikar. 2015. Ini 10 Besar Tingkat Pengguna Narkotika di Indonesia.
http://news.metrotvnews.com/read/2015/03/09/368451/ini-10-besar-tingkat-penggunanarkotika-di-indonesia. Diakses pada 13 Maret 2015 pukul 07.12.
Irawan,
Deny.
2015.
Penyelundupan
Narkoba
Lebih
Suka
Jalur
Laut.
http://metro.sindonews.com/read/974662/170/penyelundupan-narkoba-lebih-suka-jalurlaut-1425981729. Diakses pada 13 Maret 2015 pukul 06.02.
Yusuf,

Yan.
2015.
Polisi
Bakar
Ganja
3,3
Ton
di
Palmerah.
http://metro.sindonews.com/read/975111/170/polisi-bakar-ganja-3-3-ton-di-palmerah1426063409. Diakses pada 13 Mret 2015 pukul 07.30.

Anda mungkin juga menyukai